Bahasa Indonesia
Fungsi dan Kedudukan BI
- Tercantum dalam Ikrar ketiga Sumpah Pemuda, 1928)
“Kami putra dan putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia” - UUD 1945, Bab XV, Pasal 36
Bahasa Indonesia
1. Bahasa Nasional (ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928)
2. Bahasa Negara (UUD 1945, BAB xv, Pasal 36)
Bahasa Negara
- Bahasa Resmi • Bahasa Pengantar Pendidikan • Bahasa Ilmu dan Pengetahuan • Bahasa Kebudayaan
Bahasa Nasional
- Lambang Identitas Nasinal • Lambang Kebanggaan Nasional • Alat Pemersatu Bangsa • Alat Komunikasi AntarBudaya
Bahasa Indonesia
- Ragam Bahasa Indonesia
a. Bahasa Baku (Resmi) Sifat: Kemantapan dinamis
Cendekia Seragam
b. Bahasa Takbaku (Takresmi)
Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Kaidah Pembentukan Kata
Pengimbuhan (Afiksasi)
Pengulangan (Reduplikasi)
Penggabungan/pemajemukan (Komposisi)
Analogi
Kaidah Pemilihan Kata
ketepatan
kehematan
kebenaran
kelayakan
kelaziman
Aspek semantik kata
Aspek semantik kata
Sinonim (kemiripan makna)
Polisem (kegandaan makna)
Homonim (kesamaan bentuk)
Denotasi dan konotasi (acuan dan nilai rasa)
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Ejaan Soewandi/Ejaan Republik 1947 3. Ejaan yang Disempurnakan 1975
Ejaan
Ejaan merupakan pelambangan bunyi dengan huruf.
Ejaan yang berlaku sekarang adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)
EYD diresmikan pemakaiannya oleh Presiden, 31 Agustus 1975
Permasalahan Ejaan
Penulisan Huruf Kapital
Penulisan Singkatan
Penulisan Tanda Baca Pemakaian Huruf Kapital
Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
“Kapan engkau datang?” “Bukan aku yang mengundangnya.”
Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar.
“Mau ke mana Tuan Guru?” “Selamat pagi, Dokter.”
Penulisan Huruf Kapital
Huruf kapital digunakan untuk menuliskan nama jabatan yang diikuti nama diri.
- Kolonel Simbolon • Kopral Parmin • Kepala Balai Bahasa Yogyakarta • Gubernur Semarang • Walikota Surakarta • Presiden Habibi
Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang penuh yang terdapat pada nama badan, lembaga, dan dokumen resmi.
Undang-Undang Hak Kekayaan Intelektual
Digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan.
Mau ke mana, Paman? Tolong ambilakn kue itu, Dik.
Kata depan tidak ditulis dengan huruf kapital kecuali pada posisi awal dalam judul karangan, buku, majalah, atau surat kabar.
Huruf kapital digunakan untuk menuliskan singkatan.
Jika yang disingkat itu hanya terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis kapital dan huruf yang lain ditulis kecil disertai tanda titik. jalan → Jln. nomor → No. saudara → Sdr.
Jika yang disingkat itu terdiri atas dua kata atau lebih, singkatannya ditulis dengan huruf kapital tanpa disertai tanda titik.
sekolah dasar SD rukun tetangga RT hari ulang tahun HUT
Jika yang disingkat itu terdiri atas dua kata atau lebih, tetapi yang disingkat berupa gelar, singkatannya ditulis dengan huruf kapital disertai tanda titik.
raden mas R.M. bendara raden mas B.R.M.
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti tanda titik.
Prof. Dr. G.B.P.H. Poeger, M.H. Mohammad M.A., M.A.
Singkatan nama resmi lembaga, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
DPR MPR DPD
Pemakaian Huruf Miring
Dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, atau surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Dikutip dari Kompas , 2 Juli 2007 Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa ....
Dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Yang dimaksud dengan hak milik dalam ketentuan ini adalah ….
Kata babu terasa lebih kasar daripada
Dipakai untuk menuliskan kata atau istilah asing atau daerah yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Kata ambles tidak dapat diganti dengan amblas.
Kata monitoring telah diindonesiakan menjadi pemantauan.
Penulisan Kata
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Istilah khusus dan gabungan kata atau kata
Akronim dan Singkatan
Singkatan adalah hasil menyingkat
- (memendekkan) berupa huruf atau gabungan huruf Akronim adalah singkatan yang
- diperlakukan sama
a. Akronim Nama Diri
b. Akronim Bukan Nama Diri
Singkatan
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
KKN (Kuliah Kerja Nyata)
KKN (Korupsi Kolusi, dan Nepotisme)
yth. dsb. hlm.
Akronim
Akronim merupakan singkatan yang diperlakukan sebagai kata.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital (IKIP, SIM, LAN).
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata
atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
ditulis dengan huruf awal kapital (Iwapi, Kowani, Bappenas) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabunganhuruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil (pemilu, rapim, rudal)Pola-Pola Singkatan dan Akronim
1. Pola 1 (suku kata awal dengan suku kata awal)
2. Pola 2 (suku kata akhir dengan suku kata akhir)
3. Pola 3 (suku kata awal dengan suku kata akhir)
4. Pola 4 (suku kata akhir dengan suku kata awal)
5. Pola 5 (suku kata tengah dengan suku kata awal)
6. Pola 6 (suku kata tengah dengan suku kata akhir)
7. Pola 7 (suku kata tengah dengan suku kata tengah)
8. Pola 8 (suku kata awal dengan suku kata tengah)
9. Pola 9 (pola yang sulit dirunut dan telah dimodifikasi) contohnya, modif + jablay, pendekatan jadi Pede (Kacau)
10. Pola singkatan yg dibaca akronim (ASI, ABRI)
11. Pola singkatan kata (akronim 2 suku kata/lebih yg tidak
ada di )Data Singkatan dan Akronim
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Misalnya :
Muh. Yamin Suman Hs.
M.B.A. (master of business administration)
M.Sc. (master of science)
S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
Bpk. (bapak)
Data Akronim
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) KTP (Kartu Tanda Penduduk) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik. Mislnya : dsb. (dan sebagainya) hlm. (halaman) sda. (sama dengan atas) Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf, setiap huruf diikuti titik. Mislnya : a.n. (atas nama) d.a. (dengan alamat) u.b. (untuk beliau) u.p. (untuk perhatian) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya : Cu (kuprum) cm (sentimeter) l (liter) kg (kilogram) Rp (rupiah)
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Ejaan Soewandi/Ejaan Republik 1947 3. Ejaan yang Disempurnakan 1975
Ejaan
Ejaan merupakan pelambangan bunyi dengan huruf.
Ejaan yang berlaku sekarang adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)
EYD diresmikan pemakaiannya oleh Presiden, 31 Agustus 1975
Tanda Baca
Tanda Petik (“…”)
Tanda Kurung (…)
Tanda Pisah (--)
Tanda Hubung (-)
Tanda Titik (.)
Tanda Titik Dua (:)
Tanda Titik Koma (;)
Tanda Koma (,)
Tanda petik Tunggal („…‟) Bentuk Kata
Apa itu bentuk
kata? Untuk apa membentuk kata?
Bagaimana cara membentuk kata?
Bentuk Kata
Kata Asal
Kata Dasar
Kata Jadian
Kata Jadian
Kata jadian dapat dibentuk melalui: a. pengimbuhan (afiksasi), b. pengulangan (reduplikasi), atau c. penggabungan
(kompositum).
Pengimbuhan (Afiksasi)
- Awalan (Prefiks)
- Sisipan (Infiks)
- Akhiran (Sufiks)
- meng- + kawal → mengawal kenal → mengenal kirim → mengirim kosong → mengosongkan kuras → menguras korban → mengorbankan *mengkorbankan koordinasi → mengoordinasi *
mengkoordinasi kubur → mengubur *mengkubur kultus → mengultuskan * mengkultuskan kelola → mengelola *mengkelola
- meng- + kristal → mengkristal kritik → mengkritik klasifikasi → mengklasifikasi
- meng- + pasang → memasang pasok → memasok peras → memeras pesan → memesan pijat → memijat pinjam → meminjam porot → memoroti poranda → memorandakan pukul → memukul pulih → memulihkan porak poranda → memorak porandakan
- meng- + produksi → memproduksi proklamasi → memproklamasikan proses → memproses prioritas → memprioritaskan
- meng- + tawar → menawari tahan → menahan tindas → menindas tikung → menikung tusuk → menusuk tulis → menulis toreh → menorehkan toleh → menoleh taat → menaati *mentaati telaah → menelaah * mentelaah terjemah →
menerjemahkan * menterjemahkan
- meng- + tranfer → mentransfer transfusi → mentransfusi transkripsi → mentranskripsikan transliterasi → mentransliterasi
- meng- + sadap → menyadap saran → menyarankan sihir
→ menyihir
siram → menyiram sulap→ menyulap
suruh → menyuruh sorong → menyorongkan sukses → menyukseskan *mensukseskan simpul → menyimpulkan *
mensimpulkan
- meng- + struktur → menstrukturkan stimulasi → menstimulasikan
- meng- + kawal → mengawal kenal → mengenal kirim → mengirim kosong → mengosongkan kuras → menguras korban → mengorbankan *mengkorbankan koordinasi → mengoordinasi * mengkoordinasi kubur → mengubur
- mengkubur
kultus → mengultuskan * mengkultuskan kelola → mengelola *mengkelola
- meng- + kristal → mengkristal kritik → mengkritik klasifikasi → mengklasifikasi
- meng-+ calon → mencalonkan * menyalonkan cangkul → mencangkul *
menyangkul cinta → mencintai *menyintai cibir → mencibir * menyibir curang
→ mencurangi * menyurangi cukup → mencukupi *menyukupi coba → mencoba * menyoba cuci → mencuci * menyuci cium → mencium * menyium
Proses Pembentukan Kata
Kata Asal Kata Turunan kegiatan/ proses/cara/ pelaku hasil tindakan perbuatan tulis menulis penulisan penulis tulisan lukis melukis pelukisan pelukis lukisan salin menyalin penyalinan penyalin salinan catat mencatat pencatatan pencatat catatan ajar mengajar pengajaran pengajar ajaran simpul menyimpilkan penyimpulan penyimpul simpulanpimpin memimpin pemimpinan pemimpin pimpinan
waris mewariskan pewarisan pewaris warisantimbang menimbang penimbangan penimbang timbangan
tetap menetapkan penetapan penetap tetapanKata Jadian
Kata jadian dapat dibentuk melalui: a. pengimbuhan (afiksasi), b. pengulangan (reduplikasi), atau c. penggabungan
(kompositum).
Pengimbuhan (Afiksasi)
- Awalan (Prefiks)
- Sisipan (Infiks)
- Akhiran (Sufiks)
Kata Ulang
a. Kata Ulang
Penggabungan (Kompositum)
Dapat berupa
kelompok kata (frasa)
kata majemuk (frasa idiomatis)
Struktur Frasa Bahasa Indonesia
Frasa Kata Benda (Frasa Nomina) DM (diterangkan- Permata Biru menerangkan)
Frasa Kata Kerja (Frasa Verba) MD (menerangkan- diterangkan)
Frasa Kata Sifat (Frasa Adjektiva)
Pilihan Kata
Apa itu pilihankata
Untuk apa kita
memilih kata
Bagaimana cara memilih kata
Pengertian
Pilihan kata atau diksi adalah pemakaian kata
yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu.
Kambing Hitam
Setiap adapersoalan dia selalu
dijadikan kambing . hitam Kakek Mardi menjual kambing di pasar hitamnya
‘Kehilangan Nyawa’
mati meninggal meninggal dunia modar tewas
gugur mangkat mampus koit mampus pulang ke rahmatullah
lampu mati: matikan! tikus mati: bunuh!
Petinju dan Peninju
Tinju
Petinju
Meninju
Peninju
Bertinju
Penanda Jamak
Diulang
Dilekati kata penanda banyak
Kata penanda banyak
semua, sekalian, seluruh, para, sejumlah, segolongan, kami, kita
Pemakaian Kata yang Layak
Beda dengan negara-negara maju, negara berkembang pada umumnya belum mampu untuk menciptakan teknologi baru.
Sumber daya kehutanan menipis karena penebangan hutan yang kurang tanggung jawab.
Penerbit itu belum targetkan jumlah buku yang akan diterbitkan dalam tahun ini.
PERISTILAHAN
Peristilahan merupakan hal tata istilah, yaitu perangkat peraturan pembentukan istilah.
Istilah khusus ialah istilah yang maknanya terbatas pada bidang ilmu tertentu.
Istilah umum ialah istilah yang berasal dari bidang ilmu tertentu, tetapi dipakai secara luas dalam kehidupan sehari-hari sehingga
Sumber Istilah
Kosakata Bahasa Indonesia dan Melayu
kedai kopi coffeeshop tambatan retention acak random pajak tax petinju boxer tenggat deadline Persyaratan Istilah yang Baik
dipilih yang paling cocok
agung-besar-raya area-daerah-kawasan-wilayah asli-tulen-murni bea-cukai-pajak got-lungkang-parit-selokan gadis-perawan
dipilih yang paling ringkas
gambut
‘tanah berlumut’
kosakata
‘perbendaharaan kata’
suaka politik
‘perlindungan politik’
jelaga soot atau carbon black )
‘hitam arang’ (
timbel lead )
‘timah hitam’ (
pakan feed )
‘makanan ternak’ (
dipilih yang berkonotasi atau bernilai
rasa baik
panti werda
‘rumah jompo’
waria
‘banci’
wisma tunanetra
‘rumah orang buta’
malagizi
‘gizi buruk’
malapraktek
‘praktek yang buruk’
pramusiwi
‘penjaga anak’
pramuwisma
‘PRT’
tunanetra
‘buta’
tunarungu
‘tuli’
tunawisma
‘gelandangan’
tunagrahita
Kata Bersinonim
agar supaya
adalah merupakan
lalu kemudian
bagi untuk
diperuntukkan bagi
tersebut di atas
sebab karena
Kata Depan (Preposisi)
di, ke, dari, pada, kepada, bagi, untuk, demi, oleh, tentang, mengenai, secara, buat, guna, dengan, sejak, hingga, sampai, akan, seperti
Penghubung Kalimat Majemuk Setara (Konjungtor Koordinatif)
dan, atau, tetapi, serta, lalu, kemudian, namun, maka, sedangkan
Melihat situasi mulai memanas, petugas dari
Depnaker mengambil alih kendali dialog.Ketika melihat situasi mulai memanas, petugas dari Depnaker mengambil alih kendali dialog.
Tatkala melihat situasi mulai memanas, petugas dari Depnaker mengambil alih kendali dialog.
Saat melihat situasi mulai memanas, petugas
dari Depnaker mengambil alih kendali dialog.
Ditemani pengacaranya, Fuad mengadukan
Tempo kepada Polri.- Dengan ditemani pengacaranya, Fuad mengadukan Tempo kepada Polri.
Fuad mengadukan Tempo kepada Polri
dengan ditemani pengacaranya.- Bersama pengacaranya, Fuad mengadukan Tempo kepada Polri.
Perkembangan Pemanfaatan
Imbuhan Lama dalam Menerjemahkan Istilah Asing
- Awalan: ada 33
- Sisipan: ada 2
- Akhiran: ada 1
Ada 33 Awalan, 2 Sisipan, dan
Awalan
adi- ‘agung’
alih- ‘pindah’
antar- ‘di antara’
awa- ‘menghilangkan’
bahu- ‘banyak’
6. bak- ‘seperti’
7. bawah- ‘di bawah’
8. bentuk- ‘berbentuk’
9. dalam- ‘di dalam’
10. dur- ‘jahat’
11. dwi- ‘dua’
12. lewat
‘melewati’
13. maha-
‘besar, sangat’ Terjemahan dr B. Inggris
15. mala-, menerjemahkan ill-, mal-, mis- 16. mondong-, menerjemahkan -prone 17. nara-, berarti
‘orang’
18. nir-, menerjemahkan a-, an-, e-, ill, in-,
un-, dan non-, serta akhiran
- –less
berarti ‘tanpa’
19. peri-, menerjemahkan wise
‘secara = way of’
20. pra-, menerjemahkan ante-; pre-;
‘di muka’
22. rupa-, akhiran [
- –old], -form ‘menyerupai’
23. se-, [co-
] ‘bersama’
24. salah-, [mis-
] ‘tidak betul’
25. saling-, [inter-
] ‘timbal-balik’
26. serba- atau sarwa [omni-, all-, multi-]
‘semua’
27. su-, [good-, well-
] ‘baik’
28. swa, [self-; auto]
‘sendiri’
29. tak-, a- [a-, ab-, in-, il-, im-, ir-, un-, non-,
dis-
30. tan-, [-an, in-, non]
‘bukan’
31. tata-
, [order] ‘susunan, tatanan’
32. tri-, [tri-
] ‘three’
33. tuna-, [a, under, less] 34. -in-, [end, ent, -
and] ‘di—kan’
35. -em- katasifat (ks); katakerja (kk) 36. -ulang [re-
] ‘kkembali lagi’
Kalimat
- Ungkapan pikiran yang utuh, baik disampaikan secara sederhana atau kompleks.
1. Ini Budi.
2. Siswa SD sudah mengenal narkoba.
3. Siswa mengenal narkoba melalui para pengedar yang dengan lihainya memengaruhi mereka agar mau mencicipi barang haram itu.
Keutuhan Kalimat
- Subjek: siapa/apa
- Predikat: mengapa
- (Objek): apa
- (Pelengkap)
- (Keterangan): kapan/di mana/dengan apa/bagaimana
Penanda Subjek
- Jawaban atas pertanyaan siapa (kalimat aktif) atau apa (kalimat pasif).
- Kata/frasa nominal
- …. Itu Perusahaan itu memproduksi alat musik berkualitas.
- Yang … Yang ingin memeriksakan silakan datang ke klinik pada jam istirahat.
- … yang …
Kevariasian
- Variasi dalam pembukaan kalimat: dengan keterangan, dengan, Bahwa mereka hobi jalan-jalan, kita tahu. adalah, bahwa, atau syahdan. terhormat. Adalah kenyataan bahwa studi banding menjadi wajib bagi anggota dewan Syahdan, mobilnya pun berganti dengan merek yang terbaru.
- Variasi kalimat tanya atau perintah; aktif-pasif. dengan yang mereka janjikan dulu waktu kampanye? Yang kelihatan, Coba Anda cermati perilaku para elite politik! Sesuaikah perbuatan mereka Perusahaan itu menerbitkan sebuah buletin yang berisi informasi tentang mengeruk kekayaan negara untuk kepentingan pribadi. mereka dengan mengatasnamakan konstituen, kemaruk berlomba-lomba kreatif karyawan berupa cerita pendek. Bahkan dalam buletin itu, selain dimuat berita keluarga, juga dimuat karya berbagai aktivitas manajemen dan karyawan dalam waktu-waktu tertentu.
Fungsi Pragmatik Kalimat
Afirmatif: pemberitahuan, penegasan, penolakan, pembenaran, pembandingan, argumentasi, konfirmasi
Imperatif: suruhan, instruksi, permintaan, permohonan Interogatif: pertanyaan Persuasif: bujukan, rayuan, imbauan, ajakan Negosiatif: tawar-menawar Eksesif: menyatakan keadaan yang di luar kebiasaan
(Walaupun…., ….; …walaupun ….)
Kalimat
- Ungkapan pikiran yang utuh, baik disampaikan secara sederhana atau kompleks.
1. Ini Budi.
2. Siswa SD sudah mengenal narkoba.
3. Siswa mengenal narkoba melalui para pengedar yang dengan lihainya memengaruhi mereka agar mau mencicipi barang haram itu.
Keutuhan Kalimat
- Subjek: siapa/apa
- Predikat: mengapa
- (Objek): apa
- (Pelengkap)
- (Keterangan): kapan/di mana/dengan apa/bagaimana
Penanda Subjek
- Jawaban atas pertanyaan siapa (kalimat aktif) atau apa (kalimat pasif).
- Kata/frasa nominal
- …. Itu Perusahaan itu memproduksi alat musik berkualitas.
- Yang … Yang ingin memeriksakan silakan datang ke klinik pada jam istirahat.
- … yang …
Penanda Predikat • Kata kerja (tidak didahului kata yang).
- Dalam bahasa Indonesia predikat dapat berupa kata benda, kata sifat, atau kata bilangan.
Penanda Objek
- Kata benda (Jawaban atas pertanyaan apa)
Keterangan
- Didahului kata: bagi, untuk, demi, dengan, jika, maka, di, ke, dari, pada, kepada, terhadap, daripada, agar, supaya.
- Posisi: di belakang, di tengah, atau di depan kalimat.
Efektivitas kalimat
- Penggunaan ejaan
- Penggunaan diksi atau pilihan kata
- Kesesuaian bentuk dengan isi (kelayakan gramatikal dan semantik)
Kalimat Efektif
1. Kesepadanan
2. Keparalelan
3. Kehematan
4. Ketegasan 5. kevariasian
Kesepadanan • Kemaksimalan struktur bahasa mendukung gagasan yang dikandung. 1. Kalimat mayor harus mengandung subjek dan predikat. Di dalam perda baru menunjukkan kebijakan yang meringankan wajib Perda baru itu menunjukkan kebijakan yang meringankan wajib pajak. pajak.
2. Ide pokok terdapat dalam induk kalimat Saya masih kuliah ketika ia diangkat menjadi pegawai BKN. Ia sudah menjadi pegawai ketika saya masih kuliah.
3. Penggunaan kata penghubung yang tepat sesuai dengan sifat
gabungan itu.5. Kekhususan menjadi subjek dan yang umum menjadi predikat dalam
4. Hindari penumpukan gagasan dengan banyak anak kalimat dalam satu kalimat. kalimat ekuatif.
Kami sependapat dan terima kasih atas saran-sarannya untuk memberikan honor yang lebih
•Contoh 4
lain termasuk Akademi Ilmu Pelayaran RI sehingga harus berkonfrontasi dengan bapak-bapak
dosen KUTIP adalah yang tertinggi dibandingkan dengan Pendidikan Maritim Pemerintah yangoptimal yang dapat kami usahakan dikaitkan dengan kemampuan pemerintah karena honor
banyak kepada para dosen KUTIP. Namun, tampaknya honornya saat ini sudah yang paling
agar supaya honor pendidikan Maritim tersebut honornya dinaikkan supaya seragam. KUTIP diturunkan supaya seragam dengan Pendidikan Maritim Lain, sedangkan kami mendesak yang berwajib mengatur honor tersebut, karena beliau-beliau mendesak kami agar honor dosen- Terdakwa I, II, dan III dituduh secara bersama-sama atau sendiri-sendiri pendirian apotik S dari Walikota dan merubah ruangan-ruangan dari rumah
sehingga oleh perbuatan mereka terdakwa II telah mendapat izin untuk
berturut-turut 2 kali telah membikin surat palsu atau memalsukan surat,
perbuatan mereka merugikan pemilik tanah ialah saksi pelapor Ny. D. yang mereka memalsukan surat permintaan yang bersangkutan sehinggayang mereka tinggali menjadi apotik dengan izin walikota juga, sesudah
tanpa izin saksi pelapor.itu adalah sebuah rumah yang sekarang dijadikan apotik, segala sesuatu
mempunyai sertifikat tanah itu, dan dengan jelas disebut juga diatas tanah
Kalimat Efektif
Kalimat Efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan- gagasan
Kalimat Efektif
1. Kesepadanan
2. Kesejajaran/Keparalelan
3. Kehematan
4. Ketegasan 5. kevariasian
Kesepadanan • Kemaksimalan struktur bahasa mendukung gagasan yang dikandung. 1. Kalimat mayor harus mengandung subjek dan predikat. Di dalam perda baru menunjukkan kebijakan yang meringankan wajib Perda baru itu menunjukkan kebijakan yang meringankan wajib pajak. pajak.
2. Ide pokok terdapat dalam induk kalimat Saya masih kuliah ketika ia diangkat menjadi pegawai BKN. Ia sudah menjadi pegawai ketika saya masih kuliah.
3. Penggunaan kata penghubung yang tepat sesuai dengan sifat
gabungan itu.5. Kekhususan menjadi subjek dan yang umum menjadi predikat dalam
4. Hindari penumpukan gagasan dengan banyak anak kalimat dalam satu kalimat. kalimat ekuatif.
Kami sependapat dan terima kasih atas saran-sarannya untuk memberikan honor yang lebih
•Contoh 4
lain termasuk Akademi Ilmu Pelayaran RI sehingga harus berkonfrontasi dengan bapak-bapak
dosen KUTIP adalah yang tertinggi dibandingkan dengan Pendidikan Maritim Pemerintah yangoptimal yang dapat kami usahakan dikaitkan dengan kemampuan pemerintah karena honor
banyak kepada para dosen KUTIP. Namun, tampaknya honornya saat ini sudah yang paling
agar supaya honor pendidikan Maritim tersebut honornya dinaikkan supaya seragam. KUTIP diturunkan supaya seragam dengan Pendidikan Maritim Lain, sedangkan kami mendesak yang berwajib mengatur honor tersebut, karena beliau-beliau mendesak kami agar honor dosen- Terdakwa I, II, dan III dituduh secara bersama-sama atau sendiri-sendiri pendirian apotik S dari Walikota dan merubah ruangan-ruangan dari rumah
sehingga oleh perbuatan mereka terdakwa II telah mendapat izin untuk
berturut-turut 2 kali telah membikin surat palsu atau memalsukan surat,
perbuatan mereka merugikan pemilik tanah ialah saksi pelapor Ny. D. yang mereka memalsukan surat permintaan yang bersangkutan sehinggayang mereka tinggali menjadi apotik dengan izin walikota juga, sesudah
tanpa izin saksi pelapor.itu adalah sebuah rumah yang sekarang dijadikan apotik, segala sesuatu
mempunyai sertifikat tanah itu, dan dengan jelas disebut juga diatas tanah
Kesejajaran (Keparalelan)
- Kesamaan bentuk dalam susunan beruntun (serial)
Apabila pelaksanaan pembangunan lima tahun kita jadikan titik tolak
maka menonjollah beberapa masalah pokok yang minta perhatian
dan pemecahan. Reorganisasi departemen-departemen adalah yang pertama. Masalah pokok yang kedua yang menonjol ialah kebiasaan hidup boros dan suka menyeleweng. Ketiga karena masalah pembangunan ekonomi yang menjadi titik tolak, maka kita juga ingin mengemukakan faktor lain. Yaitu bagaimanamemobilisasi potensi nasional secara maksimal dalam partisipasi
pembangunan ini.Masalah pokok yang meminta perhatian dan pemecahan dalam pelaksanaan pembangunan, yaitu reorganisasi administrasi departemen-departemen, penghenitian pemborosan dan pnyelewengan, serta mobilisasi potensi nasional secara maksimal.
Kehematan 1. Hindari pengulangan subjek atau bagian kalimat yang tidak perlu. Tenaga ahli sangat kurang untuk proyek ini. Tenaga ahli sangat kurang jumlahnya untuk proyek ini
2. Hindari kemungkinan hiponimi. Ia mengenakan baju merah. Ia mengenakan baju berwarna merah.
3. Hindari penggunaan sinonimi secara berurutan. ia bekerja keras demi kesejahteraan keluarganya. Ia bekerja keras demi untuk kesejahteraan keluarganya.
4. Gunakan kata penghubung secara cermat.
Gubernur menyatakan bahwa wabah demam berdarah di DKI memasuki tahap KLB.
Gubernur menyatakan wabah demam berdarah di DKI memasuki KLB.5. Hindari penjelasan secara berulang-ulang. yang diduga bersalah. ditinjau dan diberikan batasan tertentu dan jelas tentang batas waktu penahanan seseorang Batas waktu penahanan seperti yang digariskan hukum pidana formal sebaiknya segera
Cara Penulisan Daftar Pustaka/Referensi Ilmiah
1. Urutannya Nama Penulis Tahun Penerbitan/penulisan Judul (Buku, Artikel, dsb.) Nama Tempat/Kota Penerbitan Penerbit
Penulisnya 1 orang
- DAFTAR PUSTAKA
• Chomsky, Noam. 1972. Language and Mind. New York: Harcourt Brace.
• Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: RinekaCipta.
- Dardjowidjojo, Soenjono. 2000. Echa Kisah Pemerolehan Bahasa Anak Indonesia. Jakarta: Grasindo.
- Esti W.D., Sri. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
- Jacobson, Roman. 1971. Studies on Child Language and Aphasia. The Hague: Mouton Publishers.
- Lauder, Multamia RMT. 1997. Pedoman Pengenalan dan Penulisan
Bunyi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
• Marat, Samsunuwiyati. 2005. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Bandung:
Refika Aditama.• Pranowo. 1971. Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.- Steinberg, Danny D. 1990. Psikolinguistik: Bahasa, Akal, dan Dunia.
Penerjemah Azhar M. Simin. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Referensi Artikel
- Andriany, Liesna. 2007. “Pengaruh Stimulus terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Prasekolah” dalam Makalah MLI. Surakarta: Masyarakat Linguistik Indonesia.
• Dardjowidjojo, Soenjono. 1991. “Pemerolehan Fonologi
dan Semantik pada Anak: Kaitannya dengan Penderita Afasia”, PELLBA 4, ed. Soenjono Dardjowidjojo, hlm. 64- -72. Yogyakarta: Kanisius.- Purwo, Bambang Kaswanti. “Perkembangan Bahasa
Anak: Pragmatik dan Tata Bahasa”, PELLBA 4, ed.
Soenjono Dardjowidjojo, hlm 165 —171. Yogyakarta: Kanisius.
Menentukan Referensi Contoh 1
- Abdul Gaffar Seno, Tukiman Kolor Maut, dan Cicilia Wewe Gombel menulis buku yang berjudul “Sifat Masif Petinggi Negara”. Buku itu rencananya akan diterbitkan di Medan pada tahun 2008 oleh penerbit Sidabutar Marangin-Angin. Namun, karena sesuatu hal, buku itu ternyata diterbitkan oleh PT Komoreing Press di Palembang pada bulan Maret
- Prof. Dr. Sutarjo, M.E. menulis artikel
“Perekonomian Rakyat Perdesaan” di
Kedaulatan Rakyat Yogyakarta pada
bulan April —Agustus tahun 2006 secara berkala. Oleh penerbit Gama Pres
Yogyakarta tulisan tersebut dikumpulkan dan diterbitkan dengan judul “Geliat Ekonomi Perdesaan” pada tahun 2009.
Perbaikan Referensi 1 dan 2
• Seno, Abdul Gaffar, Tukimin Kolor Maut, dan Cicilia Wewe
Gombel. 2009. Sifat Masif Petinggi Negara. Palembang:
PT Komering Press.- Sutarjo. “Perekonomian Rakyat Perdesaan” Dalam
Kedaulatan Rakyat, Aprill —Agustus, 2006.
- . 2009. Geliat Ekonomi Presiden. Yogyakarta: Gama Press.