BAHASA INDONESIA NIA.

Bagi orang sasak amaq dan inaq yang dalam bahasa Indonesianya
berarti ibu dan ayah memiliki sebuah sejarah dan nilai religius kenapa
sampai kata amaq dan inaq bisa menjadi sebuah sebutan dan nama
paggilan dalam bahasa sasak untuk ibu dan ayah.
Asal kata Inaq
Menurut Lalu Sahak seorang budayawan sasak (Ayahanda Lalu
Satriawan) di Selong. Beliau mengatakan bahwa hirarki kebangsaan sasak
yang tertiggi adalah inak dan amak. Seputar inaq terkait langsung dengan
sejarah yang sangat kuno yaitu dari bangsa Sumeria yang hidup antara
2500 - 3500 bangsa ini mewariskan kebudayaannya kepada bangsabangsa yang sekarang hidup di timur tengah.Bangsa Sumeria adalah
bangsa yang sangat maju budaya dan bahasanya.Mereka memiliki
seorang dewi yang disebut Inanna. Dewi kesuburan ini adalah dewi yang
banyak disembah di zaman purba dengan nama-nama berlainan seperti
Ishtar,Asshtoreth,Isis,Apeharodeit dan Venus.Di nusantara dewi ini disebut
Dewi Sri.
Bagaimana bangsa sasak dapat mengambil nama Dewi Sumeria itu
tentu sebuah perjalanan sangat panjang. Bangsa nusantara diketahui
berasal dari anak benua India dan Yunan di India belakang sekarang
wilayah China. Melalui bangsa greek dan romawi kemudian Persia dan
India lagi mereka menyerap atau mearisi dan membuat akulturasi dari
sebuah bangsa di dunia.


Asal kata Amaq
Asal kata amaq berasal dari bahasa sansekerta,kama yang berarti
sperma. Dari kata kama ini lahirlah berbagai kata turunan seperti amaq,
amiq, kemudian menjadi mamiq. Kedua sebutan inaq dan amaq adalah
warisan paling kuno yang dimiliki bangsa sasak maka itulah sebabnya
oleh Lalu Sahak dikatakan sebagai hierarki tertinggi. Nama itu adalah

simbol dewi dan dewa yang dihormati bangsa sasak kuno ketika mereka
masih menyembah roh.

Asal gelar Tuan dan Raden
Dizaman veudal sebelum berdirinya kerajaan hindu di nusantara
masyarakat hidup berkelompok dengan pemimpin mereka yang mengatur
sebagai tuan tanah. Dalam bahasa sansekerta rahadian berarti tuan.Kata
tuan belakangan muncul karena berasal dari bahasa nusantara dengan
berbagai varian bunyi seperti Tun,Teuku,Tengku dan Tuang. Orang sasak
sangat aneh dalam mengambil sebutan itu. Mereka dengan mudah
menempelkan tuan sebagai maksud seseorang telah menunaikan ibadah
haji. Maksudnya adalah karena mereka ingin disejajarkan dengan tuan

tanah atau rahadian yang dihormati itu.
Asal gelar Lalu
Setelah berakhirnya kerajaan- kerajaan kecil Lombok yang kental
akan pengaruh Jawa dan terutama Bali, maka orang sasak mulai membuat
sebutan sendiri. Tentu tidak dapat menggunakan tuan karena mereka
bukan tuan tanah tetapi sebagai keturunan orang terhormat yang sudah
hilang kesaktiannya perlu menggelarkan sebutan tertentu. Dapat
dipastikan ide itu datang dari para rahadian itu. Rahadian bukan
keturunan raja. Maka proses kreatif mereka melahirkan sebutan lalu yang
mencerminkan sebutan La dari Ibu karena sebutan perempuan adalah La
atau Le dan Lu dari sebutan ayah karena laki-laki disebut Lu atau
kemuadian Loq.
Asal gelar Baiq
Sebutan untuk seorang perempuan yang mengalir darah keturunan
ditubuhnya tidak diambil dari bahasa sansekerta umpamanya mpu atau

dari bahasa melayu tuan. Karena orang sasak juga memiliki warisan dari
bagian lain Asia yaitu Persia ( Asia Barat ). Di negara asia barat dan
tengah ada satu sebutan yang populer yaitu bay atau beg ( bek ) artinya
tuan. Dapat dilihat pada nama orang India dan Pakistan dan Uzbekistan

serta Asia Tengah lain, menggunakan bay atau beg di akhir nama mereka.