Kesipan Sekolah Dalam Implementasi Kirukulum Berbasis Kompentensi : (Studi Pada SLTP Negeri Jakarta Barat)

KESIAPAN SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
(STUDI PADA SLTP NEGERI JAKARTA BARAT)

Oleh

MASFUPAH

NIM: 0018218301

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1425 HI 2004 M

KESIAPAN SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM
BERBASIS KOMPETENSI
(STUDI PADA SLTP NEGERI JAKARTA BARAT)
Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan untuk
Memenubi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

MASFUPAH
NIM: 0018218301

Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I,

Pembimbing II,

Drs. SyafriL M. Pd
NIP. 150 097 592

Drs. Abdul RozaR!
NIP. 150 277 689


PROGRAM STUDI MANA.JEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
1425 H / 2004 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul KESIAPAN SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (STUDI PADA SLTP NEGERI
JAKARTA BARAT) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Kuguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 September
2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Program Strata 1 (SI) pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi
Manajemen Pendidikan.
Jakarta, 8 September 2004
Sidang Munaqasyah
Dekan


Pembantu Dekan I

Ketua l',i nasional serta
pengelolaan museum nasional, galeri nasional,
pemanfaatan naskah sumber arsif dan monumen yang
diakui secara intemasional.
h. Penetapan kalender pendidikan danjumlahjam belajar
efektif setiap tahun bagi pendidikan dasar menengah dan
luar sekolah.
L
Pengaturan dan pengembangan pendidikan tinggi,
pendidikan jarak jauh serta pengaturan sekolah
internasional.
J. Pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastar
Indonesia. 23
Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada: (I) basil dan
dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
23

hl1J:_,_ __ \\·_,\\' Pc_1:_n,:r?n Pen1erintah/l1ukum/PP No. 25 Tahun 2000. html


26

serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman
yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya.

Rumusan kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, di sikapi,
atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah dan
sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai bertahap dan
berkelanjutan untuk menjadi kompeten.

Dalam kurikulum berbasis kompetensi dibutuhkan pola pengajaran
yang lebih interaktif dengan peran yang lebih besar pada siswa. Guru
berperan sebagai fasilitator, dan bukan sebagai penceramah atau pengajar.
Sebagai fasilitator, guru harus kreatif mengelola proses mengajar di kelas
dengan menciptakan kondisi kelas yang hidup dan menarik, menciptakan
suasana belajar yang rileks, bervariasi, dan menggelitik rasa ingin tahu
siswa, mengoptimalkan daya pikir siswa melalui dengar, lihat dan rasakan,
serta mengembangkan nalar kritis dan mampu secara kreatif menemukan


problem solving.

Kurikulum berbasis kompetensi menerapkan 4 pilar pendidikan yang
telah dicanangkan oleh UNESCO yaitu: Learning to know, learning to do,

/earning to be, dan learning lo live logether. Johanna Soewono dalam

27

tulisannya Pendidikan Berbasis Kompetensi (2002),24 memaparkan
bahwa,: dalam proses belajar, siswa perlu mengetahui landasan ilmu
pengetahuan yang terus berkembang pesat (learning to know), siswa tidak
hanya mengenal dan memahami ilmu yang dipelajarinya (cognitive
domain terbawah) seperti yang terjadi pada dunia pendidikan kita saat ini,
akan tetapi diupayakan lebih ditingkatkan pada domain yang lebih tinggi
yaitu dapat mengaplikasikan (learning to do), dapat menganalisis
peristiwa yang ada (to know why), mengkaitkan peristiwa tersebut dengan
hal-hal


lain

untuk

mengambil

kesimpulan

sebagai

landasan

pengembangan pengertian yang lebih tinggi serta mengeveluasinya
Learning to be menekankan pada penggalian potensi diri siswa untuk

membentuk eksistensinya sebagai intellectual human beings. Sebagai
mahluk sosial, siswa juga hams belajar untuk hidup bersama (learning to
live together), bekerja dalam team work, saling membantu dan peduli

terhadap sesama.


b.

Karakteristik Kurikulum Berbasis kompetensi
Harapan orang tua menyekolahkan anaknya agar anak mempunyai
kemampuan yang dimiliki dan menjadi mandiri serta dapat memecahkan
permasalahan kehidupan yang dihadapi dan lingkungan sekitarnya. Tugas
24

Alexander Jatmiko Wibowo & Fandi Tjiptono. (ed), Pendidikan Berbasis Kompetensi.
(Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002), cet. Pertama, h. 5 l

28

sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut untuk memenuhi kebutuhan
siswa, masyarakat dan memenuhi kebutuhannya sendiri dalam arti sekolah
bersikap proporsional dan professional dalam menjalankan tugasnya
sebagai lembaga pendidikan. Sekolah dalam menerapkan kurikulum
berbasis kompetensi perlu mengetahui karakteristik kurikulum berbasis
kompetensi agar tidak terjadi rancu dalam pelaksanaannya.

Depdiknas mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi
memiliki karakteristik sebagai berikut:
l) Menekankan pada tercapainya kompetensi siswa baik
secara individual maupun klasikal.
2) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.
dalam
pembelajaran
menggunakan
3) Penyampaian
pendekatan metode yang bervariasi.
4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber
belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. 25
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi mencakup seleksi
kompetensi yang sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk
menentukan kesuksesan pencapaian kompetensi, dan pengembangan
sistem pembelajaran. Salah satu tujuan kurikulum berbasis kompetensi
adalah bagaimana mengekspresikan keluaran dari proses pendidikan

secara eksplisit, berupa kinerja nyata yang dapat diobservasi dalam
pekerjaannya.
25

Depdiknas, Puskur, KBK, Op. cit., h. 4

29

Karekteristik

pertama

dari

kurikulum

berbasis

kompetensi


berdasarkan pada spesifikasi dan penilaian keluaran (sebagai acuan
kompetensi). Berorientasi pada hasil belajar, dimana dalam pembelajaran
siswa mempunyai beberapa pengalaman yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Dalam KBK dituntut guru yang mempunyai kompetensi dan
kreativitas sehingga dapat merangsang gairah belajar siswa, guru
menerapkan metode belajar inquiry dan konstruktivisme dan metode lain
yang bervariatif dan menantang. Memanfaatkan sumber belajar yang
beragam sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan dari pengalaman
siswa yang beragam akan menghasilkan suatu wawasan baru bagi siswa.
Penekanan KBK tidak hanya pada kompetensi akademik akan tetapi
kompetensi emosional dimana siswa dapat bekerja sama dengan orang
lain dan dapat bersosialisasi dengan baik.

c.

Komponen-komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulwn Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti yang
memiliki empat komponen, yaitu Kurikulum dan Hasil Belajar, Penilaian
Berbasis Kelas, Kegiatan Belajar Mengajar, dan Pengelolaan Kurikulum

Berbasis Sekolah.
Berikut penjelasan Depdiknas (2002), tentang komponen kurikulum
berbasis kompetensi:

30

I). Kurikulwn dan Hasil Belajar memuat perencanaan
pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai
secara keseluruhan sejak lahir sampai 18 tahun. Kurikulum
dan Hasil Belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan
indikator dari TK dan RA sampai dengan Kelas XII (TK
danRA-12).
2). Penilaian Berbasis Kelas memuat prinsip, sasaran dan
pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan
konsisten sebagai akuntabilitas publik melalui identifikasi
kompetensi/hasil belajar yang telah dicapai, pernyataan
yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai
serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.
3). Kegiatan Belajar Mengajar memuat gagasan-gagasan pokok
tentang pembelajaran dan pengajaran yang untuk mencapai
kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan
pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran
agar tidak mekanistik.
4). Pengelolaan Kurikulwn Berbasis Sekolah memuat berbagai
pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan swnber daya
lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini
dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan jaringan
kurikul wn (curriculum council), pengembangan perangkat
kurikulum (a.I. silabus), pembinaan profesional tenaga
kependidikan, dan pengembangan sistem infonnasi
kurikulum. 26
Dari keempat komponen KBK diatas terdapat pembahasan tersendiri
dan mempunyai konsep tersendiri. Penulis akan merincikan satu persatu
pembahasan dari empat komponen KBK.
l ). Kurikulum dan Hasil Belajar
Kurikulum dan Hasil Belajar menuntut setiap siswa di Indoneia - di
sekolah dan madrasah negeri atau swasta - dapat menggali, memahami,
menghargai

21
(

!hicl.,h. VセW@

dan

melakukan

sesuatu

sebagai

hasil

belajar yang

31

qilaksanakan di sekolah dan diluar sekolah. "Kurikulum dan Hasil Belajar
mempunyai dua keistimewaan yaitu berbasis kompetensi dan pendekatan
menyeluruh dari Taman Kanak-kanan (TK) dan Raudbatul athfal (RA)
sampai dengan kelas 12 (TK dan RA 12)."27
Komponen ini memuat perencanaan pengembangan kompetensi
peserta didik sejak lahir lahir hingga kelas XJI. Pendekatan menyeluruh
dari Taman Kanak-kanak sampai kelas Xll yang berfokus pada hasil
belajar memberikan peluang bagi para guru untuk memilih dan menetukan
sendiri pendekatan yang paling tepat dan menantang bagi peserta didik
untuk mencapai hasil belajar setinggi mungkin. Dengan basis kompetensi
maka program pengajaran diselaraskan dengan kebutuhan siswa menurut
kompetensinya masing-masing, keadaan sekolah, dan tuntutan hidup.
Kurikulum dan Hasil Belajar setiap mata pelajaran memuat tiga
komponen utama, yaitu kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator
pencapaian hasil belajar.
Pengembangan

Kurikulum

dan

Has ii

Belajar

(KHB)

mempertimbangkan 9 prinsip berikut ini:
I.
2.
3.
4.
5.
27

Keimanan, Nilai, dan Budi Pekerti Luhur
Penguatan Inte1,>ritas Nasional
Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika
Kesamaan Memperoleh Kesempatan
Abad Pengetahuan dan Teknologi Informasi

Puskur, Balitbang Depdiknas. Ringkasan Kegiatan Hasil Belajar, (Jakarta: Balitbang
Depdiknas, 2002), h. I

32

6. Mengembangkan Keterampilan Hidup
7. Belajar Sepanjang Hayat
8. Berpusat pada Anak dengan Penilaian yang Berkelanjutan
dan Komperehensi
9. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan 28
Menurut Kepala Balitbang Depdiknas Boediono di depan peserta rapat
Kerja Depdiknas mengatakan:
Dalam komponen kurikulum dan hasil belajar, siswa, orang
tua, dan guru dapat memperoleh kejelasan tentang hasil belajar
apa yang diharapkan dapat dicapai siswa di sekolah.
Pendekatan yang berfokus pada hasil belajar ini dapat
memberikan kelonggaran guru untuk menentukan pedekatan
yang paling tepat dan mendorong para siswa untuk mencapai
hasil belajar setinggi mungkin. Sekolah dan guru akan
menggunkan kurikulum dan hasil belajar mi untuk
mengembangkan pembelajaran dan program pengajaran sesuai
dengan kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan tuntutan
kehidupan. 29

Secara umum kompetensi yang harus dimiliki dan atau dapat
dikembangkan untuk para peserta didik bisa diklasifikasikan menjadi
empat, yakni kompetensi tamatan, kompetensi mata pelajaran, kompetensi
rumpun mata pelajaran, dan kompetensi lintas kurikulum. "Kompetensi
tamatan adalah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpildr dan bertindak setelah siswa
menyelesaikan belajar pada suatu jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi
28

1Md. h. 2

29

Harian Kompas 4 Jili 2002 khususnya mengenai Rencana llmplementasi Kurikulum
Berbasis Sekolah. Sejumlah sekolah ternyata telah menjadi pilot projects untuk kurikulum ini,
l1t__l jI⦅LO{|^ケMセyN@
Pen1belajar. con1

33

mata pelajaran adalah rumusan kompetensi siswa dalam berpikir, bersikap
dan bertindak

setelah menyelesaikan mata pelajaran tertentu." 30

Kompetensi-kompetensi yang dihasilkan dari setiap mata pelajaran itu
akan menghasilkan kompetensi rumpun mata pelajaran, dan kompetensi
rumpun mata pelajaran, akan menghasilkan kompetensi lulusan, dan
kompetensi yang dapa