Pengujian Hipotesis. 1 Pengumuman 2004 HASIL DAN TEMUAN PENELITIAN 1 Deskripsi Statistik

Tabel 4. Nilai AAR dan CAAR Perioda Tahun 2006. Hari Labanya Naik Labanya Turun AAR CAAR AAR CAAR -5 -0,005156036 -0,005156036 -0,002410033 -0,002410033 -4 0,004871898 -0,000284138 -5,70886E-05 -0,002467122 -3 -0,004312399 -0,004596537 0,000976711 -0,001490411 -2 0,000693416 -0,003903121 -0,000556484 -0,002046896 -1 -0,005036477 -0,008939598 -0,002510573 -0,004557469 -0,000408712 -0,00934831 0,009186592 0,004629123 1 0,003287211 -0,006061099 -0,004010335 0,000618788 2 -0,006873705 -0,012934804 0,000404876 0,001023664 3 0,00246637 -0,010468434 0,004588277 0,005611941 4 -0,002705128 -0,013173562 -0,004161787 0,001450155 5 0,000785864 -0,012387698 -0,004873226 -0,003423071 Keterangan: AAR: Average abnormal returns; CAAR: Cummulative average abnormal returns Gambar 5: Pergerakan Nilai CAAR Perusahaan yang Labanya Naik Perioda tahun 2006 Gambar 6: Pergerakan Nilai CAAR Perusahaan yang Labanya Turun Perioda tahun 2006

4.6 Pengujian Hipotesis. 1 Pengumuman 2004

Hasil di tabel 5 menunjukkan nilai rata-rata tidak normal AAR untuk 18 perusahaan yang labanya naik perioda tahun 2004 dan pengujian t t-hitung di hari-hari perioda peristiwa. AAR yang positif 17 pada perioda peristiwa hanya terjadi pada hari ke -5, -3, +1, dan +4. AAR secara statistik tidak signifikan pada seluruh hari perioda peristiwa. Sedangkan untuk 11 perusahaan yang labanya turun pada perioda tahun 2004 menunjukkan bahwa selama perioda peristiwa, AAR positif hanya terjadi pada hari -5, -3, -1, +1, +3, +5. AAR yang secara statistik signifikan hanya terjadi di hari +5 signifikan pada tingkat 10. Hal ini menunjukkan adanya reaksi pasar yang lambat dalam merespon adanya pengumuman laba tersebut. Hal ini menunjukkan pasar belum efisien bentuk setengah kuat secara informasi Jogiyanto: 2003, 411. Tabel 5. Nilai AAR dan t-hitung Perusahaan Perioda Tahun 2004. Hari Labanya Naik Labanya Turun AAR t-hitung AAR t-hitung -5 0,003933538 0,644317248 0,000507815 0,428789439 -4 -0,000649304 0,243194121 -0,00383248 0,023555168 -3 0,00154401 0,179502757 0,00943579 0,94522116 -2 -0,014410166 -0,974372766 -0,019789887 -0,943803267 -1 -4,92177E-05 0,128571359 0,003617297 0,227116967 -0,014887178 -1,287452847 -0,014322189 -1,204874633 1 0,011601995 1,264951907 0,016386548 0,276311654 2 -0,001579938 -0,148772216 -0,000181521 0,039592623 3 -0,000978815 0,057503297 0,00743942 0,341333227 4 0,006195532 0,590012701 -0,005269431 -0,7399038 5 -0,005028696 -0,55679645 0,020566189 1,33504921 Keterangan: AAR: Average abnormal returns; Signifikan pada level 10; Signifikan pada level 5; Signifikan pada level 1 2 Pengumuman 2005 Dari tabel 6 terlihat bahwa untuk perusahaan yang labanya naik pada perioda tahun 2005 menunjukkan bahwa selama perioda peristiwa, mulai dari hari -5 sampai dengan +5 cenderung memiliki nilai AAR yang negatif. Hanya di hari ke -4, +3, dan +4 yang memiliki AAR yang positif. AAR yang secara statistik signifikan hanya terjadi di hari +4 signifikan pada tingkat 10. Hal ini menunjukkan adanya reaksi pasar yang lambat dalam merespon adanya pengumuman laba tersebut. 18 Hal ini menunjukkan pasar belum efisien bentuk setengah kuat secara informasi Jogiyanto: 2003, 411. Sedangkan untuk perusahaan yang labanya turun pada perioda tahun 2005 menunjukkan bahwa selama perioda peristiwa hanya di hari -5,-4, 0, +5 yang memiliki AAR positif. AAR yang secara statistik signifikan hanya terjadi di hari +5 signifikan pada tingkat 1. Hal ini menunjukkan adanya reaksi pasar yang lambat dalam merespon adanya pengumuman laba tersebut. Hal ini menunjukkan pasar belum efisien bentuk setengah kuat secara informasi Jogiyanto: 2003, 411. Tabel 6 Nilai AAR dan t-hitung Perusahaan Perioda Tahun 2005 Hari Labanya Naik Labanya Turun AAR t-hitung AAR t-hitung -5 -0,001379591 -0,253633322 0,005526637 0,253043928 -4 0,014872362 0,914029779 0,007787623 0,63217228 -3 -0,009658632 -0,817525856 -0,001551196 -0,211604529 -2 -0,013060311 -1,215213037 -0,000779902 0,56079403 -1 -0,004034951 -0,750223323 -0,008897507 -1,135724943 -0,013598455 -0,830980237 0,001608059 0,794918939 1 -0,01847172 -1,560808811 -0,003257988 -0,508579921 2 -0,010707518 -0,254458468 -0,018214305 -2,552876784 3 0,012260976 1,247998992 -0,005235253 -0,429727015 4 0,0053747 1,594542046 -0,011674471 -1,792580543 5 -0,012335231 -1,062984765 0,020069742 2,513531853 Keterangan: AAR: Average abnormal returns; Signifikan pada level 10; Signifikan pada level 5; Signifikan pada level 1 3 Pengumuman 2006 Hasil di tabel 7 menunjukkan bahwa selama perioda peristiwa, mulai hari -5 sampai dengan +5 terjadi rata-rata return tidak normal AAR yang cenderung negatif. Pada perusahaaan yang labanya naik, rata-rata return tidak normal secara statistik tidak signifikan. Hal ini berarti kondisi pasar sangat efisien karena informasi yang ada diterima secara merata oleh investor. Hal ini menunjukkan kalau kondisi pasar sudah mengarah ke bentuk setengah kuat secara informasi. Sedangkan pada perusahaan yang labanya turun, rata-rata tidak normal secara statistik signifikan hanya terjadi pada saat diumumkannya peristiwa tersebut yaitu pada hari ke-0. Hal ini 19 menunjukkan bahwa peristiwa tersebut mengandung informasi dan pasar bereaksi cepat untuk menyerap informasi. Tabel 7 Nilai AAR dan CAAR Perusahaan Naik Perioda Tahun 2006 Hari Labanya Naik Labanya Turun AAR t-hitung AAR t-hitung -5 -0,005156036 -0,155219416 -0,002410033 -0,40833352775 -4 0,004871898 0,176724063 -0,000057089 0,12471485681 -3 -0,004312399 -0,169359337 0,000976711 -0,08827416149 -2 0,000693416 0,111820817 -0,000556484 -0,28827086938 -1 -0,005036477 -0,298217396 -0,002510573 -0,55060764890 -0,000408712 -0,077911454 0,009186592 1,54567543504 1 0,003287211 0,127225592 -0,004010335 -0,46342946520 2 -0,006873705 -0,264440081 0,000404876 0,37294300966 3 0,00246637 0,166052605 0,004588277 0,45729941042 4 -0,001481917 0,099771935 -0,004161787 -0,67815665080 5 0,000785864 0,003508751 -0,004873226 -0,94433558842 Keterangan: AAR: Average abnormal returns; Signifikan pada level 10; Signifikan pada level 5; Signifikan pada level 1 Dengan demikian penelitian ini memberikan hasil bahwa pasar modal Indonesia belumlah efisien secara informasi dalam bentuk semi kuat Semi Strong Form untuk perioda tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Hal ini tidak jauh berbeda dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nursiam dan Puteranto 1998-2000. Walaupun demikian, kondisi pasar modal Indonesia sudah mulai mengarah ke bentuk semi kuat Semi Strong Form. Hal ini bisa dilihat pada Perioda 2006 Tabel 6 pasar bereaksi pada saat terjadi peristiwa pengumuman laba perusahaan.

4.7 Analisis dan Temuan

Dokumen yang terkait

Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Peledakan Bom Bali 12 Oktober 2002 (Event Study)

0 23 3

PENGARUH PEROMBAKAN (RESHUFFLE) KABINET KERJA TERHADAP REAKSI PASAR MODAL INDONESIA (EVENT STUDY PADA SAHAM LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

0 10 54

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL INDONESIA DILIHAT DARI ANALISIS REAKSI PASAR MODAL INDONESIA DILIHAT DARI ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY TERHADAP PENGUMUMAN PENURUNAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK 16 JANUARI 2015 (Pendekatan Event Study).

0 4 20

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA POLITIK DALAM NEGERI (EVENT STUDY PADA PERISTIWA REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA POLITIK DALAM NEGERI (EVENT STUDY PADA PERISTIWA LENGSERNYA PRESIDEN SOEHARTO PADA TANGGAL 27 MEI 1998).

0 0 12

PENDAHULUAN REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA POLITIK DALAM NEGERI (EVENT STUDY PADA PERISTIWA LENGSERNYA PRESIDEN SOEHARTO PADA TANGGAL 27 MEI 1998).

0 0 8

Literature Review Mengenai Reaksi Pasar Modal terhadap Komponen Akrual pada Laba.

0 2 13

REAKSI PASAR MODAL INDONESIA TERHADAP PERISTIWA POLITIK DALAM NEGERI (Event Study : Pada Peristiwa Mundurnya Sri Mulyani Indrawati Sebagai Menteri Keuangan).

1 3 106

Reaksi Pasar Modal terhadap Peristiwa Teror Bom di Kawasan Bisnis Sarinah Januari 2016 (Event Study pada Indeks Saham LQ-45).

0 0 17

Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Pen

0 0 8

REAKSI PASAR MODAL INDONESIA TERHADAP PERISTIWA POLITIK DALAM NEGERI (Event Study : Pada Peristiwa Mundurnya Sri Mulyani Indrawati Sebagai Menteri Keuangan)

0 2 17