PENDAFTARAN DAN PENDATAAN WAJIB PAJAK

angka, yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan alat pembangkit listrik. Jam Nyala = Jam nyala per bulan berdasarkan hasil pendataan. tingkat penggunaan listrik Rp.Kwh = Harga Satuan Listrik per Kwh. Pasal 4 1 Masa pajak penerangan jalan ditetapkan selama 1 satu bulan kalender. 2 Masa pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetorkan, dan melaporkan besarnya pajak terutang.

BAB III PENDAFTARAN DAN PENDATAAN WAJIB PAJAK

Bagian Pertama Pendaftaran Pasal 5 1 Setiap Wajib Pajak yang menghasilkan tenaga listrik sendiri bukan dari sumber lain wajib mendaftarkan penggunaan tenaga listriknya sebagai objek Pajak Penerangan Jalan dengan menggunakan SPOPD kepada Dinas Pendapatan melalui Bidang Pendaftaran dan Pendataan, paling lambat 30 tiga puluh hari sebelum kegiatan penggunaan listrik dimulai kecuali ditentukan lain. 2 SPOPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diambil sendiri oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak di Bidang Pendaftaran dan Pendataan. 3 SPOPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib diisi dengan benar, jelas, lengkap dan ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dengan melampirkan: a. Fotocopy identitas diri penanggung jawab penerima kuasa KTP, SIM, paspor; b. Fotocopy akte pendirian untuk badan usaha; c. Domisili usaha; d. Surat izin usaha dari instansi yang berwenang; e. Surat Kuasa apabila pemilikpengelola usahapenanggung jawab berhalangan dengan disertai fotocopy KTP, SIM, paspor dari pemberi kuasa. 1 SPOPD sebagaimana dimaksud pada ayat 3 harus disampaikan ke Bidang Pendaftaran dan Pendataan, paling lambat 7 tujuh hari sejak tanggal diterima. 2 Kepada Wajib Pajak yang telah mendaftarkan objek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Kepala Dinas Pendapatan menerbitkan: a. Surat Pengukuhan sebagai Wajib Pungut; b. Kartu NPWPD; 3 Apabila Wajib Pajak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana 8 dimaksud pada ayat 1, Kepala Dinas Pendapatan menerbitkan NPWPD secara jabatan. Bagian Kedua Pelaporan Pasal 6 1 Setiap Wajib Pajak, wajib mengisi SPTPD dengan benar, jelas, lengkap dan ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak serta menyampaikannya ke Bidang Pendaftaran dan Pendataan. 2 SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diambil sendiri oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak di Bidang Pendaftaran dan Pendataan. 3 SPTPD berisikan pelaporan atas Kapasitas listrik tersedia, tingkat penggunaan, jangka waktu pemakaian, dan harga satuan listrik yang digunakan. 4 Penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dilakukan paling lama 15 lima belas hari setelah berakhirnya masa pajak. 5 Apabila batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari libur, maka batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada satu hari kerja berikutnya. 6 Penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus disertai lampiran dokumen berupa: a. rekapitulasi daya listrik yang dihasilkan selama bulan yang bersangkutan; b. bukti setoran pajak yang telah dilakukan tindasan SSPD. 7 SPTPD dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani oleh Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dan tidak dilampirkan keterangan atau dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat 6. Pasal 7 1 Kepala Dinas Pendapatan atau pejabat yang ditunjuk atas permohonan Wajib Pajak dapat memberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPTPD paling lama 7 tujuh hari kerja. 2 Permohonan perpanjangan penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diajukan secara tertulis disertai alasan yang jelas sebelum berakhirnya batas waktu penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 4. Pasal 8 Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPTPD yang telah disampaikan, dengan menyampaikan surat pernyataan tertulis kepada Kepala Dinas Pendapatan atau pejabat yang ditunjuk, dalam jangka waktu 7 tujuh hari sesudah berakhirnya masa pajak atau tahun pajak, sepanjang belum dilakukan tindakan pemeriksaan. 9

BAB IV TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK