Ringkasan penting Hasil Kesepakatan penyusunan Kerangka Kerja Emergency Medical Team di Indonesia,
Balikpapan 23-26 November 2016.
1. Hasil Kesepakatan sudah mempertimbangkan paparan para narasumber antara lain :
a. Kepala Pusat Krisis Kesehatan b. BNPB
c. WHO d. BPPSDM
e. Direktorat Yankes Rujukan f. PMI
g. Diskusi kelompok dan Pleno tentang level EMTs Indonesia tingkat Kabupaten
Kota, Propinsi dan Nasional.
2. Penanggung Jawab Bencana dan Krisis Kesehatan .
Penanggung jawab Bencana dan Krisis Kesehatan di Indonesia.
a. Penanggung jawab Bencana di Indonesia.
Penanggung jawab Bencana di Indonesiadiatur atau berdasarkan Peraturan Pemerintah
RI nomor
21 tahun
2008, tentang
Penyelenggaraan Penanggungulangan Bencana.
Pasal 23 butir 1 Penentuan status keadadan Darurat Bencana oleh Pemerintah atau Pemerintah
Daerah sesuai dengan tingkat Bencana.
Pasal 23 butir 2
Tingkat Bencana Penentuan status keadaan Darurat Bencana
Nasional Presiden
Propinsi Gubernur
Kabupaten Kota Bupati Walikota
Catatan : Pada tingkat Bencana di Propinsi dan Kabupaten Kota, BNPB hanya membuka
Pos Pendampingan Nasional.
b. Penanggung jawab Krisis Kesehatan
Penanggulangan Krisis Kesehatan di Indonesia diatur atau berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 64 tahun 2013, tentang Penanggulangan
Krisis Kesehatan
Pasal 4 sampai Pasal 9. Menteri bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penangulangan Krisis
Kesehatan tingkat Nasional berkoordinasi dengan BNPB.
Tingkat Bencana
Penanggungjawab Ketua Koordinasi dengan Lintas Sektor
Nasional Menteri Kesehatan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB
Propinsi Regional
Kadinkes Propinsi Badan
Penanggunggulangan Bencana Daerah BPBD tingkat
Propinsi Kabupaten
Kota Sub
Regional Kadinkes Kabupaten Kota
Badan Penanggunggulangan
Bencana Daerah BPBD tingkat Kabupaten Kota.
Pasal 6 butir 3 Dalam menyelenggarakan penangulangan krisis Kesehatan Ketua Pusat
Penaggulangan Krisis kesehatan Regional dan Sub Regional harus berkoordinasi dengan Kepala Pusat Penanggulagan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan.
Pasal 9. Kadinkes Kabupaten kota wajib membentuk satuan tugas kesehatan.
3. Sistem KlasterBencana dan Sub Sistem klaster Kesehatan