files77034Summary EMTs

(1)

Ringkasan penting Hasil Kesepakatan penyusunan

Kerangka Kerja Emergency Medical Team di Indonesia,

Balikpapan 23-26 November 2016.

1. Hasil Kesepakatan sudah mempertimbangkan paparan para

narasumber antara lain :

a. Kepala Pusat Krisis Kesehatan b. BNPB

c. WHO d. BPPSDM

e. Direktorat Yankes Rujukan f. PMI

g. Diskusi kelompok dan Pleno tentang level EMTs Indonesia tingkat Kabupaten/ Kota, Propinsi dan Nasional.

2. Penanggung Jawab Bencana dan Krisis Kesehatan .

Penanggung jawab Bencana dan Krisis Kesehatan di Indonesia.

a. Penanggung jawab Bencana di Indonesia.

Penanggung jawab Bencana di Indonesiadiatur atau berdasarkan Peraturan Pemerintah RI nomor 21 tahun 2008, tentang Penyelenggaraan Penanggungulangan Bencana.

Pasal 23 butir (1)

Penentuan status keadadan Darurat Bencana oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan tingkat Bencana.

Pasal 23 butir (2)

Tingkat Bencana Penentuan status keadaan Darurat Bencana

Nasional Presiden

Propinsi Gubernur

Kabupaten/ Kota Bupati/ Walikota

Catatan :

Pada tingkat Bencana di Propinsi dan Kabupaten/ Kota,BNPB hanya membuka Pos Pendampingan Nasional.


(2)

b. Penanggung jawab Krisis Kesehatan

Penanggulangan Krisis Kesehatan di Indonesia diatur atau berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 64 tahun 2013, tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan

Pasal 4 sampai Pasal 9.

Menteri bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penangulangan Krisis Kesehatan tingkat Nasional berkoordinasi dengan BNPB.

Tingkat Bencana

Penanggungjawab/ Ketua Koordinasi dengan Lintas Sektor

Nasional Menteri Kesehatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Propinsi/ Regional

Kadinkes Propinsi Badan Penanggunggulangan Bencana Daerah (BPBD) tingkat Propinsi

Kabupaten/ Kota/ Sub Regional

Kadinkes Kabupaten/ Kota Badan Penanggunggulangan Bencana Daerah (BPBD) tingkat Kabupaten/ Kota.

Pasal 6 butir (3)

Dalam menyelenggarakan penangulangan krisis Kesehatan Ketua Pusat Penaggulangan Krisis kesehatan Regional dan Sub Regional harus berkoordinasi dengan Kepala Pusat Penanggulagan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Pasal 9.

Kadinkes Kabupaten/ kota wajib membentuk satuan tugas kesehatan.

3. Sistem KlasterBencana dan Sub Sistem klaster Kesehatan

a. Sistem Klaster Bencana

Dalam Penanggulangan Bencana di Indonesia koordinatornya adalah BNPB yang dibantu oleh 8 Klaster.


(3)

Catatan :

Dalam Kondisi Kega BNPB.


(4)

b. Sub Sistem Klaster K Sub Klaster Kesehata

r Kesehatan


(5)

4. Pengertian/ Batasan

a. Pengertian EMTs me

Catatan:

Pengertian EMTs terkandun 1. Kelompok Profesional bi 2. Tidak harus kondisi benca 3. Mendukung sistem kese 4. Para kontribusi yang me semua unsur nasional da

atasan Emergency Medical Teams(EM

menurut WHO

ung inti di dalamnya ; l bidang Kesehatan

encana, tetapi Kejadian Luar biasa/ Wabah sehatan di daerah, bukan menggantikan ya

embuat EMTs bisa dari Pemerintah (Sipil l dan international (Swasta,LSM, Organisasi

MTs)

ah

yang ada di daerah. pil dan TNI), dan sasi Profesi, dll)


(6)

b. Type EMTs menurut

Catatan :

1. EMTs berasal dari Profesi, Masyarakat d 2. Penamaan EMTs b

sebaiknya di carikan ut WHO

ri atau dibentuk oleh Pemerintah, Swast at dan kapasitas Nasional lainnya.

Ts bila akan di jadikan sebagai rujukan E kan nama yang lebih cocok untuk sistem di I

sta, LSM, Organisasi EMTs di Indonesia,


(7)

3. Jenis dan level Type EMTs bila akan di jadikan sebagai rujukan EMTs di Indonesia.

Kabupaten/ Kota Propinsi Nasional

Type-1 Mobile

1. Yankes dasar 2. Ambulance keliling 3. Nakes bisa hanya

perawat. Tidak harus dokter.

4. Puskesmas di Indonesia

sebagaian besar bisa masuk katagori ini

1. Type-1 Mobile Propinsi pasti bisa memenuhi

1. Type-1 Mobile Nasional pasti bisa memenuhi

Type -1 Fixed

1. Yankes Dasar 2. Harus ada dokter 3. Harus ada tempat

menetap bias Puskesmas,

Gedung / bangunan yang bias dimanfaatkan. 4. Puskemas di

Indonesia

sebagaian besar bisa masuk katagori ini.

2. Type-1 Fixed Propinsi pasti bisa memenuhi

1. Type-1 Fixed Nasional pasti bisa memenuhi

Type - 2

1. Minimal ada satu Spesialis, yaitu bedah. 2. Harus Rumah

Sakit. Type c dan atau B. 3. Tempat rujukan

Propinsi

1. Type-2 Fixed Nasional pasti bisa memenuhi

Type – 3

1. dokter Spesialis, harus banyak.

2. Harus Rumah Sakit.Type A 3. Tempat rujukan Nasional

Specialist Cell

1. Group Spesialis

2. Lengkap Yankes spesialis untuk Bayi, Anak, Remaja, Dewasa, Usila.


(8)

5. Dasar Konsep EMTs

Ti

Ts di Indonesia.


(9)

Jalur permintaan

berdasarkan level.


(10)

Pada Level Kabupaten

Bencana

yaitu :

1.

Pengurangan Resiko

2.

Sistem Penanggulagan

PRB harus mengidenti

a. Jenis dan besarny

b. Kerentanan (Vuln

Ibu Hamil, Ibu men

c. Kapasitas (Capac

Fasyankes yang m

SPGDT ada 3 tahap an

a. Pre Hospital bis

masyarakat terlatih

b. Ambulance Servic

c. Hospital atau Rum

aten ada 2 konsep Utama dalam Pen

iko Bencana

(PRB)

anggulagan Gawat Terpadu

(SPGDT)

ntifikasi/ Mendata Variabel-variabel

arnyabahaya (Hazard)

Vulnerability) misalnya jumlah pendudu

enyusui dan Usila. dsb

apacity), misalnya EMTs ada at

ang memadai, dll

antara lain :

bisa dilakukan oleh EMTs Type

atih

vices adalah EMTs Type-1 Mobile

umah Sakit EMTs Type 2 di Rumah Sa

am Penanggulangan

abel :

enduduk Bayi, Balita,

atau tidak,jumlah

pe-1 Mobile, atu


(11)

EMTs dalam Sub Klas

Cukup Jelas


(12)

(13)

Cukup Jelas

EMTs harus selalu

Fasyankes, SDM Nak

Kota.

elalu di Standarisasi karena dispari

Nakes dan Geografis baik di Propinsi

sparitas kapasitas

Propinsi dan Kabupaten/


(14)

Mobilisasi EMTs pada

Fixed, Type 2 dan

Pemerintah dan Swas

Sakit.

pada saat bencana, EMTs Type-1

n Type-3. Dari Puskesmas dan Rum

wasta EMTs Type-1, Type 2 dan Ty

-1 mobile, Type-1

Rumah Sakit baik

dan Type3 dari Rumah


(15)

Cukup jelas


(16)

Cukup Jelas

6. Strategi Utama PRB

Penanganan Pra Benc

bencana.

PRB


(17)

Strategi Utama yang

menurunkan PRB adalah

yang sangat efektif yang memung

B adalah memperkuat Kapasitas.


(18)

Prinsip Dasar alur berf

1. Jauhkan masyarakat

2. Mendekatkan Layan

3. Akses Komunikasi

4. dll

Langkah-langkah PRB

1. Asistensi

2. Penyusunan Peta R

3. Penyusunan Rencan

4. Table Top Exercise

5. Gladi/ Simulasi

erfikir Tanggap Darurat untuk Yankes

kat dari Hazard.

anan Kesehatan

kasi

PRB :

Respon

cana Kontigency (Renkon)

se (TTX) Simulasi untuk Penentu K

nkes


(1)

Cukup Jelas

EMTs harus selalu Fasyankes, SDM Nak Kota.

elalu di Standarisasi karena dispari Nakes dan Geografis baik di Propinsi

sparitas kapasitas Propinsi dan Kabupaten/


(2)

Mobilisasi EMTs pada Fixed, Type 2 dan Pemerintah dan Swas Sakit.

pada saat bencana, EMTs Type-1 n Type-3. Dari Puskesmas dan Rum wasta EMTs Type-1, Type 2 dan Ty

-1 mobile, Type-1 Rumah Sakit baik dan Type3 dari Rumah


(3)

Cukup jelas


(4)

Cukup Jelas

6. Strategi Utama PRB

Penanganan Pra Benc bencana.

PRB


(5)

Strategi Utama yang menurunkan PRB adalah

yang sangat efektif yang memung B adalah memperkuat Kapasitas.


(6)

Prinsip Dasar alur berf 1. Jauhkan masyarakat 2. Mendekatkan Layan 3. Akses Komunikasi 4. dll

Langkah-langkah PRB 1. Asistensi

2. Penyusunan Peta R 3. Penyusunan Rencan 4. Table Top Exercise 5. Gladi/ Simulasi

erfikir Tanggap Darurat untuk Yankes kat dari Hazard.

anan Kesehatan kasi

PRB : Respon

cana Kontigency (Renkon)

se (TTX) Simulasi untuk Penentu K nkes