Faktor-faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Metode RGEC

f. Risiko Stratejik Strategic Risk; Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan bank dalam mengambil keputusan danatau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Risiko Strategik tergolong sebagai risiko bisnis bussiness risk yang berbeda dengan jenis risiko keuangan financial risk misalnya risiko pasar, atau risiko kredit. Kegagalan bank mengelola risiko strategik dapat berdampak signifikan terhadap perubahan profil risiko lainnya. Sebagai contoh, bank yang menerapkan strategi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga DPK dengan pemberian suku bunga tinggi, berdampak signifikan pada perubahan profilrisiko likuiditas maupun risiko suku bunga. g. Risiko Kepatuhan Compliance Risk; Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank tidak mematuhi danatau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Pada prakteknya risiko kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. h. Risiko Reputasi Reputation Risk. Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. Dalam Basel II, Risiko Reputasi dikelompokkan dalam other risk yang dicakup dalam Pilar 2 Basel II. Reputasi lebih bersifat intangible dan tidak mudah dianalisis atau diukur. Tabel 2.3 : Matrik Penetapan Tingkat Resiko Inheren Resiko Inheren Matrik Penetapan Tingkat Resiko Inheren Low Low to Moderate Moderate Moderate to High High Resiko Kredit Resiko kredit tergolong Sangat Rendah Resiko kredit tergolong Rendah Resiko kredit tergolong cukup Tinggi Resiko kredit tergolong Tinggi Resiko kredit tergolong Sangat Tinggi Resiko Pasar Resiko pasar tergolong Sangat Rendah Resiko Pasar tergolong Rendah Resiko pasar tergolong cukup Tinggi Resiko pasar tergolong Tinggi Resiko pasartergolong Sangat Tinggi Resiko Likuiditas Resiko Likuiditas tergolong Sangat Rendah Resiko Likuiditas tergolong Rendah Resiko Likuiditas tergolong cukup Tinggi Resiko Likuiditas tergolong Tinggi Resiko Likuiditas tergolong Sangat Tinggi Resiko Operasional Resiko Operasional tergolong Sangat Rendah Resiko Operasional tergolong Rendah Resiko Operasional tergolong cukup Tinggi Resiko Operasional tergolong Tinggi Resiko Operasional tergolong Sangat Tinggi Resiko Hukum Resiko Hukum tergolong Sangat Rendah Resiko Hukum tergolong Rendah Resiko Hukum tergolong cukup Tinggi Resiko Hukum tergolong Tinggi Resiko Hukum tergolong Sangat Tinggi Resiko Statejik Resiko Statejik tergolong Sangat Rendah Resiko Stratejik tergolong Rendah Resiko Stratejik tergolong cukup Tinggi Resiko Stratejik tergolong Tinggi Resiko Stratejik tergolong Sangat Tinggi Resiko Kepatuhan Resiko Kepatuhan tergolong Sangat Rendah Resiko Kepatuhan tergolong Rendah Resiko Kepatuhan tergolong cukup Tinggi Resiko Kepatuhan tergolong Tinggi Resiko Kepatuhan tergolong Sangat Tinggi Resiko Reputasi Resiko Reputasi tergolong Sangat Rendah Resiko Reputasi tergolong Rendah Resiko Reputasi tergolong cukup Tinggi Resiko Reputasi tergolong Tinggi Resiko Reputasi tergolong Sangat Tinggi Sumber : Lampiran Surat Edaran BI No.1324DPNP 2011 Tabel2.4 : Kualitas Penerapan Manajemen Resiko Resiko Inheren Kualitas Penerapan Manajemen Resiko Stong Satisfactory Fair Marginal Unsastifactory Resiko Kredit Manajemen resiko kredit Sangat memadai Manajemen resiko kredit memadai Manajemen resiko kredit cukup memadai Manajemen resiko kredit kurang memadai Manajemen resiko kredit tidak memadai Resiko Pasar Manajemen pasar kredit Sangat memadai Manajemen resiko pasar memadai Manajemen resiko pasar cukup memadai Manajemen pasar kredit kurang memadai Manajemen pasar kredit tidak memadai Resiko Likuiditas Manajemen Likuiditas kredit Sangat memadai Manajemen resiko Likuiditas memadai Manajemen resiko Likuiditas cukup memadai Manajemen resiko Likuiditas kurang memadai Manajemen resiko Likuiditas tidak memadai Resiko Operasional Manajemen resiko Operasional Sangat memadai Manajemen resiko Operasional memadai Manajemen resiko Operasional cukup memadai Manajemen resiko Operasional kurang memadai Manajemen resiko Operasional tidak memadai Resiko Hukum Manajemen resiko Hukum Sangat memadai Manajemen resiko Hukum memadai Manajemen resiko Hukum cukup memadai Manajemen resiko Hukum kurang memadai Manajemen resiko Hukum tidak memadai Resiko Statejik Manajemen resiko Stratejik Sangat Manajemen resiko Stratejik memadai Manajemen resiko Stratejik cukup Manajemen resiko Stratejik kurang Manajemen resiko Stratejik tidak memadai memadai memadai memadai Resiko Kepatuhan Manajemen resiko Kepatuhan Sangat memadai Manajemen resiko Kepatuhan memadai Manajemen resiko Kepatuhan cukup memadai Manajemen resiko Kepatuhan kurang memadai Manajemen resiko Kepatuhan tidak memadai Resiko Reputasi Manajemen resiko Reputasi Sangat memadai Manajemen resiko Reputasi memadai Manajemen resiko Reputasi cukup memadai Manajemen resiko Reputasi kurang memadai Manajemen resiko Reputasi tidak memadai Sumber : Lampiran Surat Edaran BI No.1324DPNP 2011 2. Good Corporate Governance GCG Penilaian terhadap faktor GCG merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi termasuk pada saat penyusunan visi, misi, rencana strategis, pelaksanaan kebijakan dan langkah-langkah pengawasan internal. Cakupan penerapan prinsip-prinsip GCG dimaksud menurut SE No. 1515DPNP tahun 2013 Bank Indonesia paling kurang harus diwujudkan dalam: 1. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris; 2. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi; 3. kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite; 4. penanganan benturan kepentingan; 5. penerapan fungsi kepatuhan; 6. penerapan fungsi audit intern; 7. penerapan fungsi audit ekstern; 8. penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern; 9. penyediaan dana kepada pihak terkait related party dan penyediaan dana besar large exposures. 10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan pelaksanaan Good Corporate Governance serta pelaporan internal. 11. Penanganan benturan kepentingan; Pelaksanaan GCG pada industri perbankan harus senantiasa berlandaskan pada 5 lima prinsip dasar sebagai berikut: 1. transparansi transparency yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan; 2. akuntabilitas accountability yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organisasi bank sehingga pengelolaannya berjalan. 3. pertanggungjawaban responsibility yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat; 4. independensi independency yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruhtekanan dari pihak manapun; dan 5. kewajaran fairness yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 3. Rentabilitas Earning Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap komponen- komponen : Kasmir, 2007 a. Pencapaian return on assets ROA, return on equity ROE, net interest margin NIM, dan tingkat efisiensi bank; b. Perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan prospek laba operasional. Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan sustainability rentabilitas, dan manajemen rentabilitas. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas rentabilitas bank. 4. Permodalan Capital Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut: a. Kecukupan, komposisi, dan proyeksi trend kedepan permodalan serta kemampuan permodalan bank dalam mengcover aset bermasalah; b. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank. Penilaian atas faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan. Dalam melakukan perhitungan permodalan, bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi bank umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan permodalan, bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan profil risiko bank. Semakin tinggi risiko bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi risiko tersebut. Bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil risiko, baik secara individual maupun secara konsolidasi. Penyediaan modal minimum ditetapkan paling rendah sebagai berikut: 1. 8 delapan persen dari ATMR, untuk Bank dengan profil risiko peringkat 1 satu; 2. 9 sembilan persen sampai dengan kurang dari 10 sepuluh persen dari ATMR, untuk Bank dengan profil risiko peringkat 2 dua; 3. 10 sepuluh persen sampai dengan kurang dari 11 sebelas persen dari ATMR, untuk Bank dengan profil risiko peringkat 3 tiga; 4. 11 sebelas persen sampai dengan 14 empat belas persen dari ATMR, untuk Bank dengan profil risiko peringkat 4 empat atau peringkat 5 lima.

2.2.5 Peringkat Komposit

Berdasarkan hasil penetapan PBI No. 131PBI2011 peringkat setiap faktor yang ditetapkan Peringkat Komposit composite rating, sebagai berikut : 1. Peringkat Komposit 1 PK-1, mencerminkan kondisi bank yang secara umum sangat sehat , sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. 2. Peringkat Komposit 2 PK-2, mencerminkan kondisi bank yang secara umum sehat, sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. 3. Peringkat Komposit 3 PK-3, mencerminkan kondisi bank yang secara umum cukup sehat , sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. 4. Peringkat Komposit 4 PK-4, mencerminkan kondisi bank yang secara umum kurang sehat , sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. 5. Peringkat Komposit 5 PK-5, mencerminkan kondisi bank yang secara umum tidak sehat, sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

2.2.6 Menetapkan Bobot Peringkat Komposit

Menurut Rini Rachmaningsih 2009 yang mengacu pada pedoman Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Peraturan Bank Indonesia, penetapan peringkat komposit dilakukan dengan melakukan pembobotan atas penilaian peringkat faktor risk profile, Good corporate governance, Earnings dan capital terhadap resiko dilakukan dengan memberikan nilai pada peringkat komponen dan bobot berpedoman pada kriteria berikut: Bobot peringkat komponen: Bobot peringkat komposit: Peringkat 1 = nilai 5 Peringkat 5 nilai 1 = 90-100 : 100 Peringkat 2 = nilai 4 Peringkat 4 nilai 2 = 74-90 : 80 Peringkat 3 = nilai 3 Peringkat 3 nilai 3 = 55-74 : 60 Peringkat 4 = nilai 2 Peringkat 2 nilai 4 = 35-54 : 40 Peringkat 5 = nilai 1 Peringkat 1 nilai 5 = 35 : 20

2.2.7 Peringkat Kesehatan Bank

Predikat Tingkat kesehatan Bank disesuaikan dengan ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 1324DPNP sebagai berikut : 1. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit 1 PK-1 atau Peringkat Komposit 2 PK-2; 2. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Cukup Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit 3 PK-3; 3. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Kurang Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit 4 PK-4; 4. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Tidak Sehat” dipersamakan dengan Peringkat Komposit 5 PK-5

2.3 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu tentang analisi tingkat kesehatan bank syariah dan bank konvensional dengan berbagai metode, Sebagai berikut: AlFajar, 2014 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kinerja keuangan bank syariah dan non devisa dengan menggunakan metode penilaian Risk Profile, Good corporate governance, Earnings dan Capital RGEC. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja bank syariah devisa yang dibandingkan dengan kinerja bank syariah non devisa. Dalam menganalisis kinerja bank syariah, Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data tahunan yang diambil dari berbagai sumber. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik Mann-Whitney dengan menggunakan program computer SPSS versi 17. Kesimpulan dari hasil penelitian ini diketahui bahwa ada perbedaan tingkat kesehatan bank syariah devisa dan bank syariah non devisa dilihat dari variabel earnings karena signifikan. Sedangkan dilihat dari variabel risk profil, good corporate governance, dan capital tidak terdapat perbedaan karena tidak signifikan. Permana 2011 meneliti tentang Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode CAMELS dan Metode RGEC, Hasil dari penelitian tersebut adalah Metode CAMELS sebenarnya telah memberikan gambaran tingkat kesehatan bank yang efektif akan tetapi metode CAMELS tidak memberikan suatu kesimpulan yang mengarahkan ke satu penilaian. Antar faktor memberikan penilaian yang sifatnya bisa berbeda. Sedangkan metode RGEC lebih menekankan akan pentingya kualitas manajemen. Manajemen yang berkualitas tentunya akan mengangkat faktor pendapatan dan juga faktor permodalan secara langsung maupun tidak langsung. Putri 2012 meneliti tentang Analisis Perbedaan tingkat kesehatan Bank Berdasarkan RGEC pada perusahaan Perbankan besar dan kecil. Hasil dari penelitian tersebut adalah Teknik analisis data yang digunakan adalah uji Mann- Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kesehatan antara bank besar dan bank kecil. Secara parsial faktor profil risiko dan GCG menunjukkan adanya signifikansi antara bank besar dan kecil. Sedangkan faktor rentabilitas dan permodalan menunjukkan hasil yang sebaliknya. Proksi yang beragam dan jangka waktu yang diperpanjang berpotensi akan memberikan hasil yang lebih baik dalam penelitian. Widianingrum 2014 meneliti tentang “Analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode Risk Based Bank Rating RBBR Studi pada bank yang teraftar di Bursa Efek Indonesia subsektor perbankan tahun 2012. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian desktiptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yang diperoleh dari Return On Asset

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN PERINGKAT BANK BERDASARKAN UKURAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DAN BERDASARKAN RGEC (RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, CAPITAL).

0 4 6

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings Dan Capital (Rgec)Pada Bank Bumn dan Swasta (S

0 3 15

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC (RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, CAPITAL) PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH,TBK TAHUN 2014-2015.

0 6 145

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, CAPITAL (RGEC).

1 3 163

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN EARNINGS, CAPITAL

0 0 13

ANALISIS PENGGUNAAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNING, AND CAPITAL (RGEC) DALAM MENGUKUR KESEHATAN BANK PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2014

0 1 16

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH MANDIRI: PENDEKATAN METODE RGEC (RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNING DAN CAPITAL)

0 0 12

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE,EARNING DAN CAPITAL (RGEC) PADA BANK SUMSEL BABEL PALEMBANG -

0 0 106

1 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC (RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, CAPITAL) PADA BNI SYARIAH TAHUN 2014-2017 SKRIPSI

0 0 100

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PEMERINTAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, CAPITAL (RGEC) PADA TAHUN 2012-2016

0 0 16