Kuat Suara Kelas10 perekayasaan sistem audio 1590
18
Manusia tidak merasakan tekanan suara,yang sebenarnya secara fisika dapat diukur, tetapi kuat suara. Hubungan antara kepekaan telinga terhadap kuat suara
dengan intensitas suara dengan pendekatan hubungan logaritmis hukum Weber-Fechne. Oleh karena itu, seperti telah ditetapkan level bunyi absolut,
yang karena ukurannya yang lagaritmis maka digunakan juga sebagai ukuran kuat suara.
Yang juga harus diperhatikan, sensitifitas kuat suara telinga manusia sangat tergantung dengan frekuensi suara Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Ketergantungan tekanan suara dan frekuensi
Oleh karena
itu, transisi
dari level
suara bergantung
frekuensi pada kuat suara
didasarkan pada
frekuensi tertentu
yang ditetapkan.
Secara internasional,
ditetapkan frekuensi 1.000Hz.
LdB = Phon
o
p p
log 20
. L = level suara absolut dalam dB
= kuat suara dalam phon .
p = tekanan suara .
p
o
= tekanan bunyi pada ambang dengar 210
-4
µbar Kuat suara merupakan logaritma dari faktor perbandingan terhadap tekanan
suara pada ambang dengar. Satuan dari kuat suara adalah Phon merupakan huruf besar yunani untuk lamda
19
Catatan : Kuat suara dalam Phon sesuai dengan level suara absolut dalam
dB pada frekuensi 1.000Hz
Dari Gambar 2.2 terlihat bahwa pada kuat suara yang rendah 60Phon kebawah, untuk dapat mendengar sama kerasnya, maka suara dengan
frekuensi rendah dan tinggi harus dikuatkan lebih tinggi dari frekuensi tengahnya. Pada kuat suara yang tinggi 70 Phon keatas, kuat suara merata pada semua
daerah frekuensi. Berdasarkan sifat tersebut,maka pada penguat suara untuk mengatur kuat suara
dikenal dengan pengaturan kuat suara dengan loudness. Pengaturan kuat suara sesuai psikologis
2.4.Pengaturan kuat suara sesuai pendengaran Kuat suara dalam mendengarkan konser, pembicaraan dan sebagainya dalam
hall atau dalam ruangan bebas berkisar 70 Phon. Perasaan terhadap kuat suara hampir datar, Lihat gambar kurva pada gambar 2.2. Semua suara dalam daerah
frekuensi dir paya timbul tekanan pendengaran yang sama, suara berfrekuensi tinggi dan rendah asakan sama kuatnya.
Kita dengarkan sebuah konser atau pembicaraan dalam kamar melalui radio atau penguat, kuat suara akan berkisar sekitar 40 phon. Pada 40 phon pendengaran
sangat bergantung pada frekuensi, maksudanya frekuensi tinggi dan rendah akan sedikit lemah didengar.
Su pada kuat suara yang rendah harus direproduksi lebih kuat, dengan ini dicapai pengaturan kuat suara sesuai pendengaran pada radio atau penguat.
Phon 70
40
1kHz f
kurva koreksi
40Phon kurva yang
telah dikoreksi untuk 40Phon
Gambar 2.3 Skematis “ Pengaturan kuat suara sesuai pendengaran”
20
Tinggi nada, warna bunyi Frekuensi dari sebuah getaran bunyi dirasakan oleh pendengaran sebagai tinggi nada. Frekuensi terendah yang terdengar terletak
pada 16 Hz, sedang yang tertinggi pada 10 sampai 20 KHz, ditengah pada 16 KHz.
Batas dengar atas menurun dengan bertambahnya umur, karena kendang telinga, sambungan palu, amboss dan sebagainya telah mengeras.
100 80
60 40
20 20
30 40
50 60
70 Tahun Usia
f=8kHz
f=12kHz f=16kHz
Gambar 2.4 Penurunan perasaan mendengar untuk frekuensi tinggi dengan bertambahnya usia.
Antara perasaan terhadap tinggi suara dan frekuensi bunyi terdapat hubungan logaritmis, sesuai seperti antara kepekaan kuat suara dan tekanan bunyi.
Dalam akustik dan dalam musik daerah pendengaran seluruhnya dari 16Hz sampai dengan 16kHz dibagi dalam bagian-bagian. Frekuensi tertinggi dan
terendah berbanding 2 : 1 , yang dinamakan oktav.
Frekuensi atas Frekuensi bawah
1oktav f
Hz 16
32
64 128
512
1024 2048
4096 8192
16384 256
Gambar 2.5. Perbandingan frekuensi 2 : 1.
21
Banyaknya oktav
2 log
fu fo
log
= Eta Banyaknya oktav fo = Frekuensi atas
fu = frekuensi bawah
Pada musik atau reproduksi pembicaraan hanya dalam kejadian khusus direproduksi frekuensi murni. Lebih banyak reproduksi dari campuran suara
dimana terdapat nada dasar dan perbanyakan nada dasar yang disebut dengan hamonisa.
Nada dasar dan hamonisa menimbulkan bunyi. Bagaimana bunyi berbunyi warna bunyi ditentukan oleh hitungan dan amplitudo harmonisa.
Harmonis adalah, yang memungkinkan instrumen, pembicaraan dsb berbunyi berlainan.
Panjang garis menunjukan kuat suara dari harmonis Biola
Biola Flote
Oboe Saxsopone
Tuba Naviri
Piano Harpa
Trompet
Trompet kayu
f = 300Hz 600Hz
300Hz 400Hz
300Hz 250Hz
400Hz 250Hz
500Hz 250Hz
500Hz 1000
2000 3000
4000 5000
6000 7000
8000 Hz
a
Gambar 2.6. Harmonisa instrumen musik