pendekatan ketidakseimbangan informasi. Pendekatan keagenan menganggap struktur kepemilikan manajerial sebagai sebuah instrument atau alat utnuk
mengurangi konflik keagenan diantara beberapa klaim terhadap perusahaan. Pendekatan ketidakseimbangan informasi memandang mekanisme struktur
kepemilikan manajerial sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insider dan outsider melalui pengungkapan informasi di dalam
pasar modal Itturiaga dan Sanz, 1998. c. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh institusi keuangan, institusi berbadan hukum, dana perwalian serta institusi lainnya Soliman et al.,
2012. Kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan kepemilikan saham oleh
investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen serta pengawasan dalam pengambilan
keputusan yang bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam penelitian ini, institusional dibagi menjadi dua, yaitu institusional BUMN dan institusional
Non-BUMN. Pada institusi BUMN, program CSR diwujudkan dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL sesuai dengan SK No. 236MBU2003.
PKBL merupakan kewajiban perusahaan milik Negara dalam bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat sekitarnya untuk bidang sosial, keagamaan, dan
ekonomi masyarakat baik kegiatan pengembangan masyarakat community development maupun program kemitraan di bidang ekonomi Rakhmawati dan
Syafruddin, 2011.
2.4 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan saham terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Soliman et al., 2012 pada perusahaan di Mesir mengindikasikan bahwa kepemilikan saham oleh institusional dan pihak asing
berpengaruh positif terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mahoney et al., 2007 tentang tanggung jawab sosial
perusahaan dan kepemilikan saham institusional perusahaan di Indonesia, menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu kepemilikan institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Investor institusional tidak menjadikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai tujuan
investasi, mereka lebih fokus pada keuntungan yang dihasilkan dalam jangka pendek.
Rustiani 2011 melakukan penelitian yang sama pada perusahaan manufaktur di Indonesia dengan hasil kepemilikan manajerial dan institusional tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan namun kepemilikan asing berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Eriandani 2013 mengindikasikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan. Politon dan Rustiyaningsih 2013
melakukan penelitian pada perusahan manufaktur go publik di Indonesia dan mendapatkan hasil bahwa size, profil, dan kepemilikan institusional berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sementara
itu, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, leverage, dan kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhmawati dan Syafruddin 2011
mengindikasikan bahwa tipe industri, ukuran perusahaan dan perusahaan BUMN berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Namun hasil lain yang juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Eriandani 2013 yaitu kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
2.5 Model Penelitian
Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, memiliki kaitan erat dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan manusia
sebagai makhluk hidup tidak akan pernah lepas dari kebutuhan akan sumber daya alam. Sehingga sumber daya alam, khususnya yang terbatas, harus tetap dijaga
kelestariannya agar tetap dapat memberikan manfaat untuk generasi yang akan datang. Peraturan pemerintah untuk Perseroan Terbatas yang mewajibkan
perusahaan melakukan pertanggungjawaban sosial yaitu Nomor 47 Tahun 2012. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu bagian penting di dalam
perusahaan. Program ini membantu perusahaan untuk dapat terus berkembang secara berkelanjutan. Jika perusahaan memiliki image baik, maka akan
mempermudah perusahaan untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari stakeholder agar dapar terus eksis dalam menjalankan perusahaan. Selain itu,
program ini juga membantu pemerintah untuk mengawasi dan membatasi