Kulit dapat mengontrol kehilangan air dari dalam tubuh, karena jika tubuh kehilangan air secara berlebihan maka akan membahayakan tubuh. Kadang-kadang
ditemukan seseorang mengalami pingsan setelah mengikuti upacara bendera di terik panas matahari. Hal ini disebabkan karena pengeluaran keringat yang berlebihan
sehingga mengakibatkan kondisi yang disebut “lapar garam”.
c. Paru-paru
Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida CO2
dan uap air H2O yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh
tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun.
Paru-paru d. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Pada orang dewasa normal beratnya
kurang lebih 2 kg dan berwarna merah.
Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu,
dan zat warna empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Zat warna empedu yang berwarna
hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang berwarna kuning
coklat yang memberikan warna feses dan urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan
selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan urin.
Selain sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai fungsi lain yang sangat penting bagi tubuh, yaitu:
Sebagai tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.
Sebagai tempat pembentukan dan pembongkaran protein. Hati membentuk
protein akbumin, protrombin, fibrinogen, dan urea.
Sebagai tempat membongkar sel darah merah eritrosit yang telah tua atau rusak. Hemoglobin dalam eritrosit dibongkar menjadi zat besi, globin, dan
hemin. Hemin diurai menjadi bilirubin dan biliverdin.
Pembentukan dan pengeluaran cairan empedu.
Hati
Menetralkan obat dan racun.
Tempat untuk membuat vitamin A dari provitamin A.
KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI
Anuria
Glikosuria
Albuminaria
Hematuria
Bilirubinaria
Batu Ginjal
Nefritis Glomerulus
Pielonefritis
Kistitis
Polisistik
Gagal Ginjal
Albino bule
2. Sistem ekskresi pada hewan Sistem ekskresi pada hewan invertebrata berbeda dengan vertebrata.
Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan
sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya. Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api.
Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipihPlanaria, cacing gilig
Annellida, dan belalang.
a. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih