Pembelajaran Matematika Belajar Matematika

b. Belajar merupakan proses jangka panjang yang bergerak dari konkret menuju abstrak dan mengajar memfasilitasi siswa dari pengetahuan matematika tidak formal menuju matematika formal. c. Belajar difasilitasi oleh refleksi terhadap pola pikir mandiri dan pola pikir orang lain, dan mengajar meliputi pendorongan siswa untuk melihat kembali dan merefleksikannya dalam proses belajar. d. Belajar melibatkan konteks sosial-budaya, jadi mengajar meliputi pemberian kesempatan berkomunikasi dan bekerjasama dalam kelompok kecil atau diskusi kelas. e. Belajar merupakan pengkonstruksian pengetahuan dan keterampilan menuju bentuk yang terstruktur, dan mengajar melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, kita sedikit mempunyai gambaran tentang definisi belajar, dengan menggabungkan definisi-definisi tersebut secara sederhana dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan-latihan.

b. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika hakikatnya adalah suatu proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan peserta didik melaksanakan pembelajaran, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada peserta didik untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Siswa sering kali mengalami kesulitan dengan aktivitas belajarnya dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru perlu memberikan bantuan atau dorongan kepada siswa dalam pembelajaran matematika. Seperti diungkapkan oleh Susento, pemberian dorongan memungkinkan siswa memecahkan masalah, melaksanakan tugas, atau mencapai sasaran yang tidak mungkin diusahakan siswa sendiri. 15 Secara detail dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006, dijelaskan bahwa tujuan pelajaran matematika di sekolah adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; b Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan pernyataan matematika; c Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; d Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 15 Moch. Masykur Ag dan Abdul Halim Fathani, Mathematica l Intelligence ..., hal. 61 e Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Cara dan pendekatan dalam pembelajaran matematika sangat dipengaruhi oleh pandangan guru terhadap matematika dan siswa dalam pembelajaran. 16 Menurut Sanjaya, pembelajaran merupakan istilah lain dari mengajar. Selanjutnya, dalam kegiatan pembelajaran siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Ruseffendi menyatakan, matematika itu penting baik sebagai alat bantu, sebagai ilmu bagi ilmiawan, sebagai pembimbing pola berpikir, maupun sebagai pembentuk sikap. Berdasarkan hal tersebut maka kita harus mendorong siswa untuk belajar matematika dengan baik. Menurut Dienes, pembelajaran matematika dibuat untuk meningkatkan pengajaran matematika yang lebih mengutamakan kepada pengertian, sehingga matematika itu lebih mudah dipelajari dan lebih menarik. 17 Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika adalah usaha sadar guru untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik serta membantu siswa dalam belajar matematika agar tercipta komunikasi matematika yang baik sehingga matematika itu lebih mudah dipelajari dan lebih menarik. Selama proses pembelajaran matematika berlangsung guru dituntut untuk dapat mengaktifkan siswanya. 16 Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika , Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hal. 5 17 Evi Soviawati, Pendekatan Matematika Realistik PMR untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa di Tingkat Sekolah Dasar , hal. 84, dalam http:jurnal.upi.edufile9-Evi_Soviawati- edit.pdf diakses 23 April 2014

B. Pengertian Diagnosis

Dokumen yang terkait

Hubungan Pemahaman Sudut Dan Garis Dengan Penyelesaian Soal Segiempat Pada Siswa Kelas VII UPTD SMPN 2 Sumbergempol Tahun Ajaran 2010/2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 16

Hubungan Pemahaman Sudut Dan Garis Dengan Penyelesaian Soal Segiempat Pada Siswa Kelas VII UPTD SMPN 2 Sumbergempol Tahun Ajaran 2010/2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 13

Hubungan Pemahaman Sudut Dan Garis Dengan Penyelesaian Soal Segiempat Pada Siswa Kelas VII UPTD SMPN 2 Sumbergempol Tahun Ajaran 2010/2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

Hubungan Pemahaman Sudut Dan Garis Dengan Penyelesaian Soal Segiempat Pada Siswa Kelas VII UPTD SMPN 2 Sumbergempol Tahun Ajaran 2010/2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

DIAGNOSIS KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII-E UPTD SMPN 2 SUMBERGEMPOL - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

DIAGNOSIS KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII-E UPTD SMPN 2 SUMBERGEMPOL - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 11

DIAGNOSIS KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII-E UPTD SMPN 2 SUMBERGEMPOL - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

DIAGNOSIS KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII-E UPTD SMPN 2 SUMBERGEMPOL - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 5 44

DIAGNOSIS KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII-E UPTD SMPN 2 SUMBERGEMPOL - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 5

DIAGNOSIS KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII-E UPTD SMPN 2 SUMBERGEMPOL - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 5