1
1. Pendahuluan
Pemerintah pusat memfasilitasi hampir seluruh Dinas kesehatan di Indonesia yang menggunakan Sistem Informasi Kesehatan Daerah SIKDA untuk
mendukung kelancaran kegiatan pelayanan kesehatan didaerah-daerah seluruh indonesia. Dinas Kesehatan adalah institusi pemerintahan yang menangani
masalah kesehatan di masyarakat. Dinas kesehatan pun telah menggunakan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Saat ini SIKDA telah implementasikan di beberapa pos-pos SIKDA seperti Rumah Sakit, Laboratorium dan Puskesmas.
Dinas Kesehatan
dan Sosial
DinKeSos Kota
Tomohon telah
mengimplementasikan SIKDA dalam pelayanan di masyarakat. Untuk
mendukung tujuan dari DinKeSos dalam meningkatkan cakupan pelayanan dibidang kesehatan Kota Tomohon dari 22 puskesmas yang ada di Kota
Tomohon, empat puskesmas telah menggunakan SIKDA yaitu Puskesmas Pangolombian, Puskesmas Malani II, Puskesmas Kakaskasen, dan Puskesmas
Lansot.
Meskipun pengimplementasian SIKDA masih baru kepala DinKeSos menjelaskan, penggunaan sistem informasi di DinKeSos Kota Tomohon sejauh
ini telah diimplementasikan dengan baik di 4 puskesmas yang telah menggunakan SIKDA. Mengingat Tujuan dari SIKDA yaitu meningkatkan keamanan pasien,
meningkatkan akurasi dan efisiensi peresepan, pelayanan pasien dan memudahkan pelaporan data pasien. Oleh karena itu setiap puskesmas
mempunyai peran yang penting dan strategis, mengingat program-program terkait layanan kesehatan yang di kelola dari pusat akan di teruskan langsung ke tingkat
DinKeSos Kota Tomohon. Terdapat dua aplikasi SIKDA di Puskesmas, yaitu InfoKes Managemen Program yaitu aplikasi yang digunakan untuk mengolah data
program-program kesehatan yang berhubungan dengan pihak eksternal Puskesmas seperti program kesehatan lingkungan dan survey kecamatan.
Aplikasi yang kedua adalah InfoKes Manajemen Pasien yaitu aplikasi yang digunakan untuk mengolah data setiap unit dalam puskesmas seperti Loket, Poli,
Apotik, dan unit penunjang lainnya. Adapun aplikasi ini telah diimplementasikan di beberapa puskesmas, namun pemanfaatannya belum dilakukan sepenuhnya.
Masih adanya data-data yang masih dicatat secara manual tanpa menggunakan sistem yang tersedia itu dikarenakan kurangnya pengetahuan user untuk
menggunakan SIKDA. Kurangnya pengetahuan pengguna ini kemungkinan dapat dikarenakan oleh sosialisasi penggunaan sistem yang kurang merata ataupun
individu yang belum mengerti akan pentingnya pemanfaatan sistem. Selain itu penanganan masalah perangkat lunak maupun perangkat keras pada SIKDA
belum ditangani dengan cepat karena sumber daya yang ada belum memahami cara mengatasi permasalahan tersebut. Pengimplementasian sistem juga ini belum
pernah diaudit, baik dari pihak internal maupun eksternal DinKeSos Kota Tomohon. Oleh karena itu dalam penelitian ini berfokus pada Audit SIKDA
khususnya pada aplikasi InfoKes Manajemen Pasien.
Audit memiliki peran besar dalam hal : input, proses, dan output serta dampak dari tujuan suatu perusahaan dalam hal ini DinKeSos Kota Tomohon: hal tersebut
dapat dilihat dari peran serta audit dalam hal pengawasan dan pemeriksaan secara
2
analisis, ini disebabkan audit memiliki tujuan yang jelas untuk lembaga yang sedang diperiksa agar lebih baik dimasa yang akan datang continous
improvement, sehingga akan terlihat dari berbagai aspek, baik kekurangan maupun kelebihan suatu perusahaan.
Dalam melakukan audit tersebut perlu adanya framework sebagai acuan standar pengelolaan TI. Beberapa diantaranya yang sudah umum digunakan
adalah COBIT, COSO, ITIL, ISO, dan lain-lain. Dalam penelitian ini menggunakan framework COBIT 4.1 yang merupakan sebuah model framework
tata kelola yang representatif dan menyeluruh, yang mencakup masalah perencanaan, implementasi, operasional dan pengawasan terhadap seluruh proses
TI [1]. Ada empat Domain COBIT 4.1 yaitu Plan and Organise, Aquire and Implement, Deliver and Support, Monitor and Evaluate.
Berdasarkan permasalahan yang sudah dikemukakan sebelumnya tentang pemanfaatan SIKDA yang belum efektif oleh karena itu penelitian ini
berhubungan dengan penyampaian kebutuhan layanan, yang terdiri dari operasi pada security pengamanan data dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan
pengadaan training serta penggunaan TI pada SIKDA Kota Tomohon. Dalam tahapan pengimplementasian sistem telah diupayakan oleh pihak yang
berkewajiban dari DinKesSos Kota Tomohon, akan tetapi pemeliharaan perangkat keras maupun perangkat lunaknya belum dilakukan dengan intensif. Dimana saat
terjadi kerusakan atau masalah pada SIKDA belum ada pihak yang paham untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi, sehingga langkah selanjutnya yang perlu
ditinjau kembali adalah keberlanjutan SIKDA berdasarkan standar COBIT 4.1 domain Deliver and Support melihat belum adanya pelatihan yang dilakukan oleh
penyedia sistem informasi maupun dari DinKeSos untuk bekal dalam pengoprasian SIKDA . Dan masih membutuhkan pemeliharaan dan tindakan
berkesinambungan melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung keberlangsungan SIKDA hingga akhirnya dapat dimanfaatkan dengan sempurna di setiap
Puskesmas di seluruh Kota Tomohon.
2. Tinjauan Pustaka