5 Sekretaris II
6 Bendahara I
7 Bendahara II
8 Sie Pengembangan
Anggota Anggota
9 Sie Humas Citraan
Anggota Anggota
10 Sie Sarpras
Anggota Anggota
: :
: :
: :
: :
:
: :
5 Soepriyadi, SE
6 Ida Mardianawati
7 Drs. H. Daelami
8 Drs. H. Bunyamin, MA
Drs. H. Fachruddin Fatah Muh. Hidayat, S.Pd.
9 Drs. Lanjar Muji Susanto
Drs. H. Imran Rasyid NB. Jauhar Arifin, S.Pd.
10 Drs. H. Bunyamin, MA
Drs. H. Fachruddin Fatah Muh. Hidayat, S.Pd.
2. Identitas Kepala Madrasah
1 Nama Kepala Madrasah
: Drs. H. In Amullah, MA.
2 NIP
: 19660119 199603 1 001
3 Pangkat Golongan
: Guru Pembina Madya IVa
4 Tempat Tgl Lahir
: Tegal, 19 januari 1966
5 Jenis Kelamin
: Laki-Laki
6 Pendidikan
: S2
Alamat Rumah :
Melikan Kidul, Bantul Warung, Bantul
Analisis yang dilakukan merupakan upaya untuk menggali potensi dan kendala yang ada sebagai acuan dalam merumuskan konsep awal untuk melakukan kegiatan PPL berupa
kegiatan observasi. Berdasarkan analisis situasi dari hasil observasi, maka didapat beberapa informasi tentang MAN Yogyakarta II. Berdasarkan informasi tersebut, dapat
dirumuskan konsep awal bagi pengembangan MAN Yogyakarta II sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat khususnya di lembaga pendidikan, berdasarkan disiplin
ilmu atau keterampilan yang dikuasai oleh mahasiswa selama menimba ilmu di kampus.
a. Letak Geografis
MAN Yogyakarta II merupakan salah satu Madrasah Aliyah di Yogyakarta yang terletak di jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 130 dan berada di tengah kota sehingga dapat
dijangkau oleh transportasi umum. Madrasah ini berdiri di tanah seluas 3.685 m2. Sebelah selatan Madrasah dibatasi oleh jalan raya. Sebelah timur terdapat komplek
pertokoan. Sebelah barat dan utara dibatasi oleh perumahan penduduk.
Meskipun berada di tengah kota, MAN Yogyakarta II adalah tempat yang nyaman untuk belajar siswa dikarenakan penataan gedung yang baik dengan mempertimbangkan
kenyamanan belajar siswa dan kenyamanan bagi guru dan karyawan. Madrasah ini dibangun dengan mempertimbangkan tata letak ruang belajar siswa yang berada agak
jauh dari jalan raya sehingga kebisingan kendaraan bermotor cepat diminimalisir agar siswa dapat belajar dengan nyaman. Bangunan yang dekat dengan jalan raya digunakan
sebagai kantor TU, kantor bendahara atau keuangan, kantor kepala madrasah, dan
kantor wakil kepala madrasah, ruang piket dan ruang UKS. b.
Sejarah Singkat
Pada tahun 1950, di Yogyakarta berdiri suatu lembaga pendidikan yang bernama Sekolah Guru Agama Islam Puteri SGAI Puteri. Sekolah ini didirikan oleh seorang
tokoh wanita bernama Sri Aminah Alm. Pada mulanya SGAI Puteri ini menempati gedung SD Netral di jalan Ahmad Yani Yogyakarta dengan mengambil waktu pada
sore. Pada tahun 1950 juga, atas prakarsa Prof. A. Sigit Dosen Fakultas Ilmu
Pendidikan UGM, Sri Antinah, Siti Wasilah Barisi, Waris Sutrisno, A. Wasil Azis SH., Sakirn Dawan Marzuki semua adalah pemuka-pemuka Islam di Yogyakarta
menyampaikan permohonan status negeri kepada Departemen Agama RI. Setelah melalui proses dan prosedur yang cukup panjang maka turunlah Surat Keputusan No.
62AC.9 tertanggal 25 Agustus 1950 dan pada tanggal 1 September 1950 SGAI Puteri tersebut ditetapkan sebagai sekolah negeri dan Sri Antinah dikukuhkan sebagai kepala
Sekolah yang pertama. Pada tahun pertama SGAI Puteri menerima siswa sebanyak 150 siswa, yang terdiri
dari lulusan MISD masuk kelas satu dan lulusan MTsSMPmasuk kelas IV. Pada tahun 1954 diselenggarakan ujian akhir PGA pertama kali untuk 4 dan 6 tahun
akademik. Pada tahun ini pula PGAIN berubah menjadi PGAA II dan menerima siswa puteri untuk 2 dan 4 tahun akademik dari seluruh Indonesia, sedangkan untuk siswa
putera ditempatkan di PGAA I. Adapun PGAA II kemudian pindah di Jl. Ngabean No. 76 sekarang Jl. KH. Ahmad Dahlan No.130 Yogyakarta, yang sebelumnya digunakan
sebagai gedung kementrian RI sebelum pindah ke Jakarta. Pada tahun 1974, PGAA II lengkap menjadi enam kelas yang kemudian ditetapkan menjadi PGAN 6 Tahun Puteri
Yogyakarta dan khususnya menerima siswa puteri dari Yogyakarta dan sekitarnya. Pada tahun ini pula diselenggarakan ujian akhir untuk 4 tahun dan 6 tahun.
Menanggapi Keppres. No.44 dan 54 tahun 1978 munculnya SKB Meteri No.0361975, SKB Menteri No.1371975 serta SKB Menteri No. 171978 yang
mengatur susunan kerja MAN bekas PGAN 6 tahun puteri berubah status atas pecahnya untuk kelas I, II, dan III menjadi MTsN Yogyakarta dan kelas IV, V, dan VI menjadi
MAN Yogyakarta II. Tahun ajaran 1979-1980 adalah sebagai periode terakhir dari PGAN 6 Tahun Puteri Yogyakarta karena sejak bulan Agustus 1979 tingkat MTsN
sudah di serah terimakan kepada kepala MTsN Bapak Iskandar diangkat dengan SK Kakanwil Dep. Agama Propinsi DIY Nomor W.II.b6.a1979, tanggal 16 Agustus
1979, sehingga Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta II terdiri atas : a.
Kelas I terdiri dari 3 lokal dengan 103 siswa b.
Kelas II terdiri dari 2 lokal dengan 87 siswa c.
Kelas III terdiri dari 4 lokal dengan 140 siswa Pada tahun 1979-1980 MAN Yogyakarta II mulai menerima siswa putra putri untuk
jurusan IPS. Tahun ajaran 1980-1981, kelas 1,5 lokal terdiri dari 3 IPS dan 2 IPA, kelas II 3 lokal, dan kelas III 2 lokal. Akhir tahun 1980-1981, ujian kelas III MAN
Yogyakarta II periode I: 100 lulus, dan ujian kelas II periode II juga lulus. Sampai sekarang ini, MAN Yogyakarta II memiliki siswa yang berasal dari berbagai wilayah di
Indonesia, tidak hanya dari lingkungan wilayah DIY saja seperti waktu masih bernama PGAN 6 Puteri.
c. Kondisi fisik sekolah MAN Yogyakarta II