20
Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari informan, melalui wawancara mendalam kepada narasumber. Narasumber pada penelitian ini
diantaranya : a.
Buku tentang semiotika dan interpretan b.
Skripsi tentang incling dan jathilan makna simbolik dan koreografi
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tujuan utama dalam mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi kepustakaan.
1. Wawancara mendalam In Dept Interview
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data tentang hal-hal yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kesenian Incling Krumpyung “Langen
Bekso Wiromo” yaitu tentang sejarah penciptaan, bentuk penyajian, dan makna semiotika yang terkandung dalam kesenian Incling Krumpyung “Langen Bekso
Wiromo” . Wawancara dengan informan dilakukan selama observasi berlangsung. Wawancara yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam.
Wawancara yang dilakukan untuk menggali data dan penjelasan tentang kesenian Incling Krumpyung “Langen Bekso Wiromo” . Hasil observasi pertama ditindak
lanjuti dengan wawancara dan observasi kedua. Hasil observasi kedua ditindak lanjuti
21
dengan wawancara dan observasi ketiga begitu seterusnya sampai didapat data sesuai dengan masalah penelitian.
Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara berstruktur yaitu peneliti telah mengertahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Oleh
karena itu, dalam melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber. Di
dalam wawancara mendalam akan diperoleh penjelasan dari para pelaku seni mengenai makna yang terkandung dalam kesenian Incling Krumpyung “Langen
Bekso Wiromo” . Untuk memperkuat dalam penelitian, maka peneliti membuat kisi-kisi
pertanyaan yang diajukan kepada informan yang lebih tahu tehadap objek yang diteliti. Adapun kisi-kisi yang diajukan adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah bentuk penyajian Kesenian Incling Krumpyung “Langen Bekso
Wiromo” di gunung Rego, Hargorejo, Kokap Kabupaten Kulon Progo, DIY? b.
Sejak kapan Kesenian Incling Krumpyung “Langen Bekso Wiromo di gunung Rego, Hargorejo, Kokap Kabupaten Kulon Progo, DIY mulai berkembang dan
siapa sajakah tokoh masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam mengembangkan kesenian tersebut?
c. Bagaimana struktur organisasi dan system yang berlaku pada grup
kesenianIncling Krumpyung Langen Bekso Wiromo di gunung Rego, Hargorejo, Kokap Kabupaten Kulon Progo, DIY?
22
d. Tradisi yang seperti apakah yang terdapat dalam grup Kesenian Krumpyung
Langen Bekso Wiromo di gunung Rego, Hargorejo, Kokap Kabupaten Kulon Progo, DIY?
e. Bagaimanakah eksistensi Kesenian Incling Krumpyung Langen Bekso Wiromo di
gunung Rego, Hargorejo, Kokap Kabupaten Kulon Progo, DIY? f.
Bagaimanakah kepercayaan dan keyakinan masyarakat sekitar terhadap Kesenian Incling Krumpyung Langen Bekso Wiromo di gunung Rego, Hargorejo, Kokap
Kabupaten Kulon Progo, DIY? 2.
Dokumentasi Metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan sumber tertulis yang
relevan secara langsung maupun tidak langsung dari buku catatan pribadi manuskrip, jurnal, dan majalah. Informasi diperoleh dari foto, dokumen audio
visual, dan catatan iringan tari. Studi dokumentasi dilakukan dengan pengambilan video dan foto, dokumen tertulis sebagai pengumpulan data.
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan. Maksud dari penggunaan teknik ini adalah memperoleh informasi kongkret sesuai kenyataan di
lapangan. Melalui observasi tersebut peneliti dapat memperoleh data-data tentang bentuk penyajian kesenian Incling Krumpyung “Langen Bekso Wiromo” .
E. Instrumen Penelitian