Pengantar T B.IND 1404628 Chapter5

135 Siti Hijiriah, 2016 KAJIAN STRUKTUR, FUNGSI, DAN NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT DI KABUPATEN ACEH SELATAN SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS CERITA RAKYAT SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMP

A. Pengantar

Berdasarkan hasil analisis terhadap struktur teks, konteks penuturan, proses penciptaan dan pewarisan, fungsi serta nilai moral dalam cerita rakyat di Kabupaten Aceh Selatan, cerita rakyat di Kabupaten Aceh Selatan dapat dikembangkan sebagai bahan ajar khususnya pada pelajaran apresiasi sastra di SMP. Pada penelitian ini peneliti akan membuat sebuah alternatif bahan ajar yang nantinya akan dipakai dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah khususnya pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Adapun cerita rakyat yang akan digunakan dalam bahan ajar tersebut yakni cerita legenda Tapaktuan. Hal tersebut disebabkan karena pada dasarnya cerita legenda Tapaktuan berisi tentang cerita fabellegenda daerah yakni kisah tentang seorang petapa dengan dua ekor naga yang memelihara bayi manusia. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dan sesuai juga dengan kurikulum 2013 yang berbasis teks. Di samping itu cerita legenda Tapaktuan juga sarat dengan nilai-nilai moral yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar media pembelajaran di sekolah khususnya terhadap peserta didik yang masih duduk di bangku SMP. Cerita legenda Tapaktuan setelah dianalisis menggunakan metode deskriptif analisis menggunakan teori struktural Stanton untuk mendapatkan gambaran struktur cerita dan nilai moral yang ada pada cerita tersebut. Selain itu cerita legenda Tapaktuan juga memberikan pemahaman kepada kita bahwa setiap cerita legenda yang berkembang dimasyarakat memiliki fungsi bagi masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itulah hasil analisis dari cerita legenda Tapaktuan yang merupakan bagian dari cerita rakyat di Kabupaten Aceh Selatan perlu ditindaklanjuti sebagai bahan ajar apresiasi sastra di SMP. Sebagai sebuah cerita rakyat, legenda Tapaktuan merupakan salah satu bentuk sastra lisan dalam bidang folklor khususnya folklor lisan. Dari hasil Siti Hijiriah, 2016 KAJIAN STRUKTUR, FUNGSI, DAN NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT DI KABUPATEN ACEH SELATAN SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa narasumber yang terdapat pada wilayah Kabupaten Aceh Selatan, kebanyakan di antara mereka yang tidak mengetahui bagaimana alur cerita dari legenda Tapaktuan tersebut. Apabila hal ini dibiarkan dapat dipastikan cerita rakyat tersebut akan punah meskipun peninggalannya masih tetap dilestarikan. Untuk itu melalui pembelajaran di sekolah, peserta didik diharapkan bukan hanya mengetahui bahwa di daerahnya ada cerita rakyat, namun mereka juga diharapkan mengetahui bagaimana jalan cerita atau alur dari cerita rakyat tersebut. Di samping itu, peserta didik juga diharapkan untuk dapat memaknai apa yang terkandung dalam cerita tersebut. Adapun tujuannya adalah agar peserta didik dapat mengaplikasikan nilai-nilai moral yang terkandung pada legenda Tapaktuan dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan adanya buku bahan ajar ini penulis berharap agar sastra daerah dapat bertahan di tengah-tengah kecanggihan teknologi pada saat ini. Di samping itu juga penulis berupaya agar buku bahan ajar ini dapat di manfaatkan oleh guru di sekolah dalam kegiatan belajar. Dengan adanya buku bahan ajar tersebut dapat menjadi salah satu usaha untuk mempertahankan cerita rakyat yang semakin lama semakin punah. Adapun bentuk bahan ajar yang dirancang adalah berupa modul pembelajaran. Tujuan pembuatan modul pembelajaran yakni untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Modul tersebut berisi cerita legenda Tapaktuan beserta pembelajarannya. Untuk mempermudah siswa dalam memahami isi modul tersebut penulis merancangnya sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang yaitu kurikulum 2013 edisi revisi 2016.

B. Penyusunan Bahan Ajar