TA : Rancang Bangun Aplikasi Panduan Informasi dan Lokasi Perguruan Tinggi di Surabaya Berbasis Android.
TUGAS AKHIR
Nama : Arista Yogie Prananda NIM : 07.41010.0148
Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
(2)
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer
Oleh:
Nama : Arista Yogie Prananda NIM : 07.41010.0148
Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
(3)
Perguruan Tinggi di Surabaya menempati urutan pertama dalam hal jumlah terbanyak di banding dengan kota-kota yang ada di Jawa Timur. Surabaya memiliki 83 Perguruan Tinggi yang terdiri dari 78 Perguruan Tinggi Swasta dan 5 Perguruan Tinggi Negeri. Keadaan inilah yang menarik minat para pelajar baik dari dalam kota maupun luar kota untuk menjadi mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi yang ada di Surabaya. Dan beberapa Perguruan Tinggi di Surabaya juga banyak yang sudah menyediakan situs resmi mengenai profilnya. Permasalahannya, banyak pelajar kesulitan untuk mencari informasi tentang Perguruan Tingginya di karenakan masih kebingungan dalam mencari situs-situs resmi dikarenakan tidak mengetahui Perguruan Tinggi dan program studi yang diinginkan.
Aplikasi pemandu perguruan tinggi ini dapat menampilkan informasi perguruan tinggi yang meliputi profil perguruan tinggi, detail jurusan mengenai gambaran umum jurusannya, rute bemo dan juga kos. Kemudian dengan menggunakan Mobile GIS dalam sistem operasi Android, dapat mempermudah para pelajar dalam hal navigasi yang berkaitan dengan pengaksesan lokasi perguruan tinggi dan kos yang ada di Surabaya.
Dari hasil uji coba yang telah dilakukan serta hasil angket yang telah disebar, maka aplikasi ini dinyatakan dapat memandu memperoleh informasi dan lokasi perguruan tinggi di Surabaya yang dilengkapi dengan informasi tambahan tentang salah satu jenis angkutan umum yaitu Bemo dan tempat tinggal sementara yaitu Kos yang prosentasenya adalah sebesar 80,57%.
(4)
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Pembatasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 5
1.5 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Perguruan Tinggi ... 7
2.1.1 Jenjang Pendidikan dan Syarat Belajar... 8
2.1.2 Metode Pembelajaran dan Jadwal Akademik... 8
2.1.3 Jaringan Kerja... ... 9
2.2 Platform Google Android ... 11
2.2.1 The Dalvik Virtual Machine (DVM)... ... 11
2.2.2 Android SDK (Software Development Kit)... ... 12
2.2.3 Arsitektur Android... ... 13
2.3 Google Maps ... 15
2.3.1 Google Maps API... ... 16
(5)
2.4.1 Pengertian UML... ... 18
2.4.2 Artifact UML... ... 18
2.4.3 Faktor yang Mendorong Dibuatnya UML... ... 21
2.4.4 Tujuan UML... ... 23
2.5 GPS ... 23
2.5.1 Pengertian GPS (Global Positioning System)... 23
2.5.2 Arsitektur GPS... ... 23
2.5.3 Cara Penentuan Lokasi pada GPS... ... 25
2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan GPS... ... 26
2.5.5 GPS Tracking... ... 27
2.5.6 Akurasi GPS... ... 27
2.5.7 Assisted GPS (A-GPS)... ... 28
2.6 Test Case ... 30
2.6.1 Black Box Testing... ... 30
2.7 Angket ... 31
2.7.1 Skala Likert... ... 31
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 34
3.1 Analisis Permasalahan ... 34
3.1.1 Identifikasi Masalah. ... 34
3.1.2 Identifikasi Kebutuhan. ... 36
3.2 Rancangan Sistem ... 38
3.3 Use Case Diagram ... 49
(6)
3.5 Sequence Diagram ... 47
3.6 Collaboration Diagram ... 52
3.7 Class Diagram ... 56
3.8 Class Diagram pada Mobile Application ... 57
3.9 Component Diagram ... 63
3.9.1 Package Spesification pada Mobile Application ... 64
3.9.2 Package Spesification pada Web Application ... 64
3.10 Deployment Diagram ... 65
3.11 Struktur Tabel ... 66
3.12 Desain Interface Aplikasi ... 69
3.12.1 Desain Mobile Application. ... 69
3.12.2 Desain Web Application. ... 75
3.13 Desain Uji Coba ... 69
3.13.1 Uji Coba Fungsi Aplikasi Web. ... 69
3.13.2 Desain Uji Coba Aplikasi Mobile. ... 75
3.14 Perancangan Angket ... 88
3.15 Konsep Pengambilan Data dari Google Maps ... 89
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 91
4.1 Implementasi Sistem ... 91
4.1.1 KebutuhanPerangkat Keras ... 91
4.1.2 KebutuhanPerangkat Lunak ... 92
4.2 Implementasi Program ... 92
(7)
4.3 Evaluasi Sistem ... 117
4.3.1 Evaluasi Aplikasi Web ... 117
4.3.2 Evaluasi Aplikasi Mobile ... 120
4.4 Analisis Program ... 125
4.4.1 Uji Coba Angket... 125
BAB V PENUTUP ... 129
5.1 Kesimpulan ... 129
5.2 Saran ... 129
DAFTAR PUSTAKA ... 131
(8)
1.1 Latar Belakang Masalah
Surabaya merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Selain sebagai ibukota Jawa Timur, Surabaya menjadi pusat perkembangan politik, ekonomi, pendidikan, budaya maupun industri khususnya di Indonesia bagian timur. Sebagai pusat perkembangan pendidikan, Surabaya memiliki sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ternama.
Buktinya pada tahun 2012, Surabaya menyumbangkan 3 pada 20 besar peringkat Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia. Diantaranya adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang berada di peringkat ke 3, Universitas Airlangga berada di peringkat ke 11 dan Universitas Kristen Petra berada di peringkat 20 (Webometrics Ranking of World Universities, 2012).
Di Jawa Timur sendiri, Perguruan Tinggi di Surabaya menempati urutan pertama dalam hal jumlah terbanyak di banding dengan kota-kota lainnya. Surabaya, total memiliki 83 Perguruan Tinggi yang terdiri dari 78 Perguruan Tinggi Swasta dan 5 Perguruan Tinggi Negeri. (DIKTI, 2011)
Keadaan inilah yang menarik minat para pelajar baik dari dalam kota maupun luar kota untuk menjadi mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi yang ada di Surabaya. Akan tetapi masih banyak pelajar yang kesulitan untuk mengetahui informasi mengenai data dan lokasi Perguruan Tinggi di Surabaya. Memang beberapa Perguruan Tinggi baik negeri ataupun swasta di kota Surabaya sebagian sudah memiliki situs resmi akan tetapi masih banyak juga yang belum
(9)
memiliki situs resmi (DIKTI, 2011). Pelajar juga kebingungan untuk mencari situs-situs resmi tersebut dikarenakan tidak mengetahui Perguruan Tinggi mana saja yang menyediakan program studi yang diinginkan. Kemudian, didalam situs-situs tersebut hanya berisi informasi dari segi profil saja seperti alamat, daftar program studi ataupun prestasi yang telah di capai tanpa adanya informasi secara visual yang dapat membantu para pelajar mengetahui posisi kampus dari perguruan tinggi yang ada.
Kondisi tersebut membuat para pelajar yang memilih institusi pendidikan di Surabaya membutuhkan media komunikasi yang lengkap dalam mencari informasi yang di butuhkan. Memang terdapat teknologi Search Engine Google yang dapat mencari dan menampilkan informasi yang berhubungan atau mendekati sesuai kata kunci yang di berikan pengguna. Akan tetapi di butuhkan kata kunci yang tepat untuk menampilkan secara spesifik informasi sesuai yang diinginkan. Salah satu media komunikasi yang dapat digunakan adalah Mobile phone. Perkembangan teknologi mobile phone saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, berbagai fasilitas yang diberikan sehingga mempermudah penggunanya untuk melakukan berbagai aktifitas itulah maka disebut sebagai Smartphone.
Salah satu smartphone yang saat ini sangat berkembang pesat di Indonesia adalah yang berbasis Android. Berkembangnya sistem operasi Android pada ponsel telah menjadi kekuatan yang luar biasa pada era teknologi saat ini. Selain itu, pangsa pasar platform Android yang tumbuh cukup pesat daripada platform lainnya di AS (Wahono, 2011). Hasil survei yang dilakukan Canalys (Analyst Canalys, 2011) menunjukkan bahwa Android berhasil melampaui Symbian
(10)
sebagai platform smartphone terbesar di dunia. Distribusi produk smartphone berbasis Android selama kuartal IV-2010 mencapai 33,3 juta unit dan menempatkannya sebagai pemegang pangsa pasar terbesar 32,9 persen. Hal ini dikarenakan ponsel berbasis Android dari segi relatif murah dan mudah dikembangkan.
Berdasarkan permasalahannya seperti sulitnya mengetahui Perguruan Tinggi mana saja yang menyediakan program studi yang diinginkan, serta informasi secara visual yang dapat membantu para pelajar mengetahui lokasi perguruan tinggi dapat di selesaikan dengan merancang sebuah Mobile GIS yang dapat menampilkan data spasial seperti profil kemudian data tabular seperti lokasi dari Perguruan Tinggi tersebut di Surabaya. Smartphone Android sendiri di dalamnya sudah tertanam mobile GIS yang merupakan sebuah integrasi cara kerja perangkat lunak/keras untuk pengaksesan data dan layanan geospasial melalu perangkat bergerak via jaringan kabel atau nirkabel.
Aplikasi akan menampilkan secara spesifik apa yang dibutuhkan para pelajar, karena terdapat pilihan yang menu yang disesuaikan terhadap kebutuhan pencarian informasi tentang perguruan tinggi. Kemudian dengan menggunakan Mobile GIS dalam sistem operasi Android, dapat mempermudah para pelajar dalam hal navigasi yang berkaitan dengan pengaksesan informasi dan lokasi perguruan tinggi yang ada di Surabaya. Dengan memanfaatkan Android sebagai sistem operasi yang open source serta tersedianya layanan peta berbasis Google Maps yang dapat digunakan secara gratis dan juga tidak perlu membuat server khusus untuk mengelola data yang berkaitan dengan sebuah peta virtual.
(11)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakangnya, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah bagaimana membangun aplikasi pemandu informasi serta lokasi Perguruan Tinggi di Surabaya yang dilengkapi dengan informasi tambahan tentang rute salah satu jenis angkutan umum yaitu Bemo serta tempat tinggal sementara yaitu Kos.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penyusunan tugas akhir ini memiliki batasan masalah sebagai berikut:
1. Terdapat search engine untuk mencari perguruan tinggi berdasarkan kriteria program studi.
2. Panduan yang di berikan hanya informasi tentang perguruan tinggi tetapi bukan mengenai proses pendaftarannya .
3. Lokasi Perguruan Tinggi di tampilkan secara visual berupa Peta dari Google Maps yang di beri data (marker) pada lokasi-lokasi tertentu. 4. Hanya bisa digunakan pada android versi 2.2 (Froyo) dan yang lebih
baru.
5. Terdapat GPS Tracking untuk menampilkan rute dari lokasi User ke Perguruan Tinggi yang di tuju.
6. Terdapat informasi tentang angkutan atau bemo dan kos-kosan beserta lokasinya juga.
(12)
1.4 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah “Menghasilkan aplikasi pemandu informasi serta lokasi perguruan tinggi di Surabaya yang dilengkapi dengan informasi tambahan tentang rute salah satu jenis angkutan umum yaitu Bemo serta tempat tinggal sementara yaitu Kos”.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini dibedakan dengan pembagian bab – bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang permasalahan dari aplikasi panduan informasi dan lokasi perguruan tinggi di Surabaya berbasis android, sedangkan inti dari permasalahan digambarkan dalam perumusan masalah, pembatasan masalah menjelaskan batasan-batasan dari sistem yang dibuat sehingga tidak keluar dari ketentuan yang telah ditetapkan, tujuan penelitian berupa harapan dari hasil yang akan dicapai dari sistem informasi tersebut.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan landasan teori yang berbentuk uraian kualitatif dan model sistematik yang langsung berkaitan dengan permasalahan yang
dikerjakan. Dalam hal ini, teori yang digunakan dalam penyelesaian Tugas
(13)
Language) sebagai dasar perancangan sistem, Platform Android sebagai
operasi sistem aplikasi, dan Google Maps sebagai peta digital yang
digunakan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian Tugas Akhir mulai dari observasi pendahuluan, identifikasi masalah dan tujuan, analisis sistem, perancangan system menggunakan UML (Unified Modeling Language) berupa use case diagram, activity diagram, sequence diagram, component diagram, deployment diagram, class diagram, desain struktur tabel dan desain antar muka
BAB IV : EVALUASI DAN IMPLEMENTASI
Dalam bab ini berisi penjelasan tentang proses evaluasi dari sistem yang telah dibuat serta proses implementasi dari sistem dengan cara melakukan pengujian sesuai dengan tabel uji coba yang telah dibuat. Selain pengujian aplikasi juga dilakukan pemeriksaan data yang tersimpan dengan data kenyataan dilapangan.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah saran terhadap kekurangan dari aplikasi yang ada kepada pihak lain yang ingin meneruskan topik Tugas Akhir ini. Tujuannya adalah agar pihak lain tersebut dapat menyempurnakan aplikasi sehingga bisa menjadi lebih baik dan berguna.
(14)
2.1 Perguruan Tinggi
Pendidikan tinggi terdiri dari (1) pendidikan akademik yang memiliki fokus dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan (2) pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada persiapan lulusan untuk mengaplikasikan keahliannya. Institusi Pendidikan Tinggi yang menawarkan pendidikan akademik dan vokasi dapat dibedakan berdasarkan jenjang dan program studi yang ditawarkan seperti akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.
Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan vokasi dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu. Sedangkan Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Kedua bentuk pendidikan tinggi ini menyediakan pendidikan pada level diploma. Contoh pendidikan tinggi seperti ini adalah Akademi Bahasa dan Politeknik Pertanian. Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu. Oleh karena itu, sekolah Tinggi ini menawarkan pendidikan baik pada level diploma maupun sarjana. Namun, ketika sebuah sekolah tinggi memenuhi persyaratan mereka dapat menawarkan pendidikan tingkat lanjut setelah level sarjana. Sekolah Tinggi ilmu Komputer merupakan salah satu contoh dari jenis pendidikan tinggi ini. Institut dan Universitas adalah institusi perguruan tinggi yang menyediakan pendidikan tinggi yang mengarah kepada level sarjana. Institut menawarkan pendidikan
(15)
akademik dan/atau vokasi dalam kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni tertentu. Disisi lain, Universitas menawarkan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam berbagai kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni. Institusi pendidikan tinggi ini dapat juga melayani pendidikan pada level profesional. Institut Seni adalah salah satu contohnya. (DIKTI, 2011)
2.1.1 Jenjang Pendidikan dan Syarat Belajar
Institusi pendidikan tinggi menawarkan berbagai jenjang pendidikan baik berupa pendidikan akademis maupun pendidikan vokasi. Perguruan tinggi yang memberikan pendidikan akademis dapat menawarkan jenjang pendidikan Sarjana, Program Profesi, Magister (S2), Program Spesialis (SP) dan Program Doktoral. Sedangkan pendidikan vokasi menawarkan program Diploma I, II, II dan IV. Untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1), seorang mahasiswa diwajibkan untuk mengambil 144-160 Satuan Kredit Semester (SKS) yang diambil selama delapan sampai dua belas semester. Pada jenjang S2 atau program Pasca Sarjana, seorang mahasiswa harus menyelesaikan 39 sampai 50 SKS selama kurun waktu empat sampai sepuluh semester dan 79 samapi 88 SKS harus diselesaikan dalam jangka waktu delapan samapi empat belas semester bagi program doktoral.
2.1.2 Metode Pembelajaran dan Jadwal Akademik
Pendidikan tinggi dapat diterapkan dalam beberapa bentuk: reguler atau tatap muka dan pendidikan jarak jauh. Pendidikan reguler diterapkan dengan menggunakan komunikasi langsung diantara dosen dan mahasiswa, sedangkan pendidikan jarak jauh dilaksanakan dengan menggunakan berbagai jenis media komunikasi seperti surat menyurat, radio, audio/video, televisi, dan jaringan
(16)
computer. Baik pendidikan reguler maupun pendidikan jarak jauh memulai aktivitas akademis atau jadwal akademikpada bulan September setiap tahunnya. Satu tahun akademik terbagi atas minimal dua semester yang terdiri dari setidak-tidaknya 16 minggu. Institusi pendidikan tinggi juga dapat melangsungkan semester pendek diantara dua semester reguler. Penerimaan mahasiswa pada perguruan tinggi didasarkan atas beberapa persyaratan dan prosedur serta objek penyeleksian yang tidak diskriminatif. Hal tersebut diatur oleh Senat masing-masing institusi pendidikan tinggi. Penerimaan mahasiswa merupakan tanggung jawab dari masing-masing perguruan tinggi. Calon mahasiswa D1,D2,D3,D4 dan S1 harus menamatkan pendidikan menengah atas atau yang sederajat dan lulus pada ujian masuk masing-masing perguruan tinggi. Kandidat mahasiswa S2 harus memiliki ijazah Sarjana (S1) atau yang sederajat dan lulus ujian seleksi masuk perguruan tinggi. Untuk S3, Mahasiswa harus memiliki Ijazah S2 atau yang sederajat dan lulus seleksi masuk.
2.1.3 Jaringan kerja
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menjalankan fungsi koordinasi terhadap perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Jaringan kerja Ditjen Dikti secara garis besar terbagi atas dua yaitu terhadap perguruan tinggi negeri dan terhadap perguruan tinggi swasta. Saat ini Ditjen Dikti melakukan pengawasan langsung terhadap 88 perguruan tinggi negeri yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Adapun koordinasi dengan perguruan tinggi swasta dilakukan Ditjen Dikti melalui Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta). Kopertis adalah unit pelaksana teknis Ditjen Dikti yang berada di 12 wilayah, yaitu:
(17)
1) Kopertis Wilayah I di Medan yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darusalam. 2) Kopertis Wilayah II di Palembang yang mengkoordinasikan Perguruan
Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung.
3) Kopertis Wilayah III di Jakarta yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi DKI Jakarta.
4) Kopertis Wilayah IV di Bandung yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Jawa Barat dan Banten.
5) Kopertis Wilayah V di Yogyakarta yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi D.I. Jogjakarta.
6) Kopertis Wilayah VI di Semarang yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Jawa Tengah.
7) Kopertis Wilayah VII di Surabaya yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Jawa Timur dan Madura.
8) Kopertis Wilayah VIII di Denpasar yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Bali, NTB, dan NTT.
9) Kopertis Wilayah IX di Makassar yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat.
10)Kopertis Wilayah X di Padang yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Riau, Kepulauan Riau.
(18)
11)Kopertis Wilayah XI di Banjarmasin yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Kalimatan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat.
12)Kopertis Wilayah XII di Ambon yang mengkoordinasikan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat.
2.2 Platform Google Android
2.2.1 The Dalvik Virtual Machine (DVM)
Salah satu elemen kunci dari Android adalah Dalvik Virtual Machine (Harahap, 2011). Android berjalan di dalam Dalvik Virtual Machine (DVM) bukan di Java Virtual Machine (JVM), sebenarnya banyak persamaannya dengan Java Virtual Machine (JVM) seperti Java ME (Java mobile Edition), tetapi Android menggunakan Virtual Machine sendiri yang menurut saya dikustomisasi dan dirancang untuk memastikan bahwa beberapa feature-feature berjalan lebih efisien pada perangkat mobile.
Dalvik Virtual Machine (DVM) adalah ”register bases” sementara Java Virtual Machine (JVM) adalah ”stack based”, DVM didesain oleh Dan Bornsten dan beberapa engineers Google lainnya. DVM menggunakan kernel Linux untuk menangani fungsionalitas tingkat rendah termasuk keamanan, threading, dan proses serta manajemen memori. Ini memungkinkan kita untuk menulis aplikasi C / C + sama halnya seperti pada OS Linux kebanyakan. Meskipun dalam kenyataannya kita harus banyak memahami Arsitektur dan proses sistem dari kernel Linux yang digunakan dalam Android tersebut.
(19)
Semua hardware yang berbasis Android dijalankan dengan menggunakan Virtual machine untuk eksekusi aplikasi, pengembang tidak perlu khawatir tentang implementasi perangkat keras tertentu. Dalvik Virtual Machine mengeksekusi executable file, sebuah format yang dioptimalkan untuk memastikan memori yang digunakan sangat kecil. The executable file diciptakan dengan mengubah kelas bahasa java dan dikompilasi menggunakan tools yang disediakan dalam SDK Android.
2.2.2 Android SDK (Software Development Kit)
Android SDK adalah tools API (Application Programming Interface) yang diperlukan untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java (Harahap, 2011). Android merupakan subset perangkat lunak untuk smartphone yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang direlease oleh Google.
Saat ini disediakan Android SDK sebagai alat bantu dan API untuk mulai mengembangkan aplikasi pada platform Android menggunakan bahasa pemrograman Java. Sebagai platform aplikasi netral, Android memberi Anda kesempatan untuk membuat aplikasi yang bukan merupakan aplikasi bawaan Smartphone.
Beberapa fitur-fitur Android yang paling penting adalah:
1. Framework Aplikasi yang mendukung penggantian komponen dan reusable. 2. Mesin Virtual Dalvik dioptimalkan untuk perangkat mobile.
3. Integrated browser berdasarkan engine open sourceWebKit.
4. Grafis yang dioptimalkan dan didukung oleh libraries grafis 2D, grafis 3D berdasarkan spesifikasi OpenGL ES 1.0 (Opsional akselerasi hardware).
(20)
5. SQLite untuk menyimpan data.
6. Media Support yang mendukung audio, video, dan gambar. 7. Bluetooth, EDGE, dan WiFi (tergantung hardware).
8. Kamera, GPS, kompas, dan accelerometer (tergantung hardware)
9. Lingkungan Development yang lengkap dan kaya termasuk perangkat emulator, tool untuk debugging, profil dan kinerja memori, dan plugin untuk IDE Eclipse.
2.2.3 Arsitektur Android
Arsistektur sistem terdiri atas 5 layer, pemisahan layer bertujuan untuk memberikan abstraksi sehingga memudahkan pengembangan aplikasi. Layer-layer tersebut adalah Layer-layer aplikasi, Layer-layer framework aplikasi, layer libraries, layer runtime, dan layer kernel. Gambar 6 memberikan gambaran umum komponen-komponen dalam arsitektur sistem operasi Android.
(21)
Secara garis besar Arsitektur Android dapat dijelaskan dan digambarkan sebagai berikut:
1. Applications dan Widgets
Applications dan Widgets ini adalah layar dimana berhubungan dengan aplikasi saja, dimana biasanya kita download aplikasi kemudian kita lakukan instalasi dan jalankan aplikasi tersebut, di layer inilah terdapat seperti aplikasi inti termasuk klien email, program sms, kalender, peta, browser, kontak, dan lain-lain. Semua aplikasi ditulis menggunakan bahasa pemrograman java. 2. Aplikasi Frameworks
Android adalah ”Open Development Platform” yaitu Android menawarkan kepada pengembang atau memberi kemampuan kepada penembang untuk membangun aplikasi yang bagus dan inovatif. Pengembang bebas untuk mengakses perangkat keras, akses informasi resource, menjalankan servicebackground, mengatur alarm, dan menambahkan tambahan seperti status notificaations, dan masih banyak lagi. Pengembang memiliki akses penuh menuju API framework seperti yang dilakukan oleh apikasi yang berkategori inti. Arsitekturaplikasi dirancang supaya kita dengan mudah dapat menggunakan komponen yang sudah digunakan (reuse).
3. Libraries
Libraries ini adalah layer dimana feature-feature Android berada, biasanya para pembuat aplikasi kebanyakan mengakses libraries untuk menjalankan aplikasinya. Berjalan di atas kernel, layer ini meliputi berbagai library C / C++ inti seperti Libc dan SSL.
(22)
Layer yang membuat aplikasi Android dapat dijalankan dimana dalam prosesnya menggunakan implementasi Linux. Dalvik Virtual Machine (DVM) merupakan mesin yang membentuk dasar kerangka aplikasi Android.
5. Linux Kernel
Linux kernel adalah layer dimana inti dari operating sistem dari Android itu sendiri, berisi file-file system yang mengatur sistem processing, memory, resource, drivers, dan sistem-sistem operating Android lainnya. Linux Kernel yang digunakan Android adalah Linux Kernel release 2.6.
2.3 Google Maps
Google Maps adalah sebuah layanan gratis peta digital dari Google berbasis web yang dapat digunakan dan ditempatkan pada website tertentu dengan menggunakkan Google Maps API (Google Inc, 2011).
Google Maps sendiri mempunyai fitur-fitur antara lain navigasi peta dengan dragging mouse, zoom-indanzoom-ou tuntuk menunjukkan informasi peta secara detil memberi penanda pada peta dan memberi informasi tambahan. Mode viewing pada Google Maps berupa “Map” (peta topografi dan jalan), “satelite” (peta berupa foto satelit dan foto resolusi tinggi dari udara), “Hybrid” (peta berupa foto satelit dan peta jalan berada diatasnya) dan “Street View”, fasilitas ini secara resmi diperkenalkan oleh Google pada Mei 2007.
Seperti layanan aplikasi Google lainnya. Google Maps dibangun dengan menggunakan javascript, seperti ketika user menggeser pada peta, sepetak peta akan didownload dari server dan ditampilkan pada user tanpa harus refresh seluruh halaman web. Sebuah lokasi yang ditunjukkan dengan sebuah pin sebenarnya adalah berupa file PNG transparan yang diletakkan diatas peta. Teknik
(23)
yang digunakan untuk memberikan interaktifitas yang tinggi dengan cara melakukan request secara asynchronous dengan Javascript dan XML yang juga dikenal dengan AJAX.
2.3.1 Google Maps API
Google telah membuat Google Maps API untuk memfasilitasi para developer untuk mengintegrasikan Google Maps pada websitenya. Ini merupakan layanan gratis yang sementara tidak mengandung iklan, tetapi Google menyatakan pada perjanjian menggunakan layanan bahwa mereka berhak untuk menampilkan iklan dimasa yang akan datang (Google Inc, 2011). Dengan menggunakan Google Maps API kita dapat menampilkan seluruh fasilitas Google Maps pada website kita. Dimulai dengan membuat API key (API Key ini berfungsi sebagai kunci akses untuk website kita ) dan kita sudah dapat menggunakan fungsi-fungsiyang ada pada Google Maps API untuk website kita.
2.3.2 Google Maps API pada Android
Location Based Service (LBS) atau layanan berbasis lokasi adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan teknologi yang digunakan untuk menemukan lokasi perangkat yang kita gunakan. Dua unsur utama LBS adalah :
1. Location Manager (API Maps)
Meneyediakan tool/ source untuk LBS, Application Programming Interface (API) Maps menyediakan fasilitas untuk menampilkan, memanipulasi maps/ peta beserta feature-feature lainnya seperti tampilan satelit, street (jalan), maupun gabungannya. Paket ini berada pada com.google.android.maps. 2. Location Providers (API Locations)
(24)
Menyediakan teknologi pencarian lokasi yang digunakan oleh device/ perangkat. API Location berhubungan dengan data GPS dan data lokasi real-time. Dengan Location Providers kita dapat menentukan lokasi kita saat ini, Track gerakan/ perpindahan, serta kedekatan dengan lokasi tertentu dengan mendeteksi perpindahan.
Android memberikan akses aplikasi ke layanan lokasi yang didukung oleh perangkat melalui kelas-kelas dalam package android.location. komponen utama dari kerangka lokasi adalah sistem layanan LocationManager, yang menangani akses ke layanan lokasi. LocationManager tidak secara langsung dibuat objeknya, akan tetapi digunakan permintaan ke sistem dengan memanggil getSystemService (Context.LOCATION_SERRVICE) sehingga akan didapatkan handler untuk objek LocationManager. Ketika telah didapatkan objek LocationManager maka dapat melakukan query ke semua daftar LocationProviders yang dikenal oleh LocationManagersebagai lokasi terakhir.
Ketika bekerja dengan emulator maka fungsi untuk lokasi tidak dapat digunakan karena tidak tersedia GPS nyata pada emulator sehingga diperlukan data lokasi tiruan menggunakan ddms pada eclipse maupun melalui adb. Melalui ddms dapat dilakukan secara manual pengiriman koordinat bujur/ lintang ke perangkat, menggunakan file GPX menjelaskan rute untuk pemutaran ke perangkat, menggunakan file KML menjelaskan letak individu untuk pemutaran sequencing ke perangkat.
Geocoding memungkinkan menerjemahkan antara alamat jalan dengan bujur/ lintang koordinat peta. Hal ini dapat memberikan konteks dikenali untuk lokasi dan koordinat yang digunakan dalam layanan berbasis lokasi dan peta
(25)
berbasis Activity. Pencarian geocodingdilakukan di server, sehingga aplikasi akan meminta untuk memasukkan sebuah izin penggunaan internet. Kelas geocoder menyediakan akses untuk dua fungsi geocoding :
1. Forward Geocoding : mencari lintang dan bujur alamat.
2. Reverse Geocoding : Mencari alamat dan jalan untuk sesuai lintang dan bujur.
2.4 UML (Unified Modeling Language) 2.4.1 Pengertian UML
UML (Unified Modelling Language) adalah sebuah bahasa untuk menentukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan artifacts dari sistem software, untuk memodelkan bisnis, dan sistem nonsoftware lainnya. UML merupakan suatu kumpulan teknik terbaik yang telah terbukti sukses dalam memodelkan sistem yang besar dan kompleks (Suhender & Gunadi, 2002) .
2.4.2 Artifact UML
Artifact adalah sepotong informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa software. Artifact dapat berupa model, deskripsi, atau software. Untuk membuat suatu model, UML memiliki diagram grafis sebagai berikut:
A. Use-case diagram
Use-case diagram menjelaskan manfaat sistem jika dilihat menurut pandangan orang yang berada diluar sistem (actor). Diagram ini menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem berinteraksi dengan dunia luar.
(26)
B. Class diagram
Class diagram membantu untuk visualisasi struktur kelas-kelas dari suatu sistem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai. Class diagram memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas didalam model desain (dalam logical view) dari suatu sistem.
C. Behavior diagram i. Statechart diagram
Statechart diagram memperlihatkan urutan keadaan sesaat (state) yang dilalui sebuah objek, kejadian yang menyebabkan sebuah transisi dari satu state atau aktivitas kepada yang lainnya dan aksi yang menyebabkan perubahan satu state atau aktivitas. Statechart diagram khususnya digunakan untuk memodelkan taraf-taraf diskrit dari sebuah siklus hidup objek sedangkan activity diagram paling cocok digunakan untuk memodelkan urutan aktivitas dalam suatu proses.
ii. Activity diagram
Activity diagram memodelkan alur kerja (workflow) sebuah proses bisnis dan urutan aktivitas dalam suatu proses. Diagram ini sangat mirip dengan sebuah flowchart karena dapat memodelkan sebuah alur kerja dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya atau dari satu aktivitas kedalam keadaan sesaat (state). Activity diagram juga sangat berguna ketika ingin menggambarkan perilaku paralel atau menjelaskan bagaimana perilaku dalam berbagai use-case berinteraksi.
(27)
1. Sequence diagram
Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu. Diagram ini secara khusus berasosiasi dengan use-case. Sequence diagram memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu didalam use-case. Tipe diagram ini sebaiknya digunakan diawal tahap desain atau analisis karena kesederhanaannya dan mudah untuk dimengerti.
2. Collaboration diagram
Collaboration diagram melihat pada interaksi dan hubungan terstruktur antar objek. Tipe diagram ini menekankan pada hubungan (relationship) antar objek, sedangkan sequence diagram menekankan pada urutan kejadian. Dalam satu collaboration diagram terdapat beberapa object, link, dan message. Collaboration diagram digunakan sebagai alat untuk menggambarkan interaksi yang mengungkapkan keputusan mengenai perilaku sistem.
D. Implementation diagram:
i. Component diagram
Componen diagram menggambarkan alokasi semua kelas dan objek kedalam komponen-komponen dalam desain fisik sistem software. Diagram ini memperlihatkan pengaturan dan kebergantungan antara komponen-komponen software, seperti sourcecode, binarycode dan komponen tereksekusi (executable components).
(28)
ii. Deployment diagram
Setiap model hanya memiliki satu deployment diagram. Diagram ini memperlihatkan pemetaan software kepada hardware.
Diagram-diagram tersebut diberi nama berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda terhadap sistem dalam proses analisis atau rekayasa. Dibuatnya berbagai jenis diagram diatas karena:
a) Setiap sistem yang kompleks selalu paling baik jika didekati melalui himpunan berbagai sudut pandang yang kecil yang satu sama lain hampir saling bebas (independent). Sudut pandang tunggal senantiasa tidak mencakupi untuk melihat sistem yang besar dan kompleks.
b) Diagram yang berbeda-beda tersebut dapat menyatakan tingkatan yang berbeda-beda dalam proses rekayasa.
Diagram-diagram tersebut dibuat agar model yang dibuat semakin mendekati realitas.
2.4.3 Faktor yang Mendorong Dibuatnya UML 1) Pentingnya Model
a)Membangun model untuk suatu sistem software (terlebih software untuk suatu organisasi bisnis) sangat bergantung pada kosntruksinya atau kemudahan dalam memperbaikiinya. Oleh karena itu, membuat model sangatlah penting sebagaimana pentingnya kita memiliki cetak biru untuk suatu bangunan yang besar.
(29)
b)Model yang bagus sangat penting untuk menghasilkan komunikasi yang baik antar anggota tim dan untuk meyakinkan sempurnanya arsitektur sistem yang dibangun.
c)Jika kita membangun suatu model dari suatu sistem yang kompleks, tidak mungkin kita dapat memahaminya secara keseluruhan. Dengan meningkatnya komplektisitas sistem, visualisasi dan pemodelan menjadi sangat penting. UML dibuat untuk merespon kebutuhan tersebut.
2) Kecenderungan Dunia Industri terhadap Software
a)Sebagai suatu nilai yang strategis bagi pasar software adalah dengan meningkatnya kebutuhan dunia industri untuk memiliki teknik otomatisasi dengan software. Oleh karena itu, penting sekali adanya teknik rekayasa software yang dapat meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dan waktu. Termasuk dalam teknik rekayasa software adalah teknik visual programming, juga pembuatan framework dan pola.
b)Komplektisitas dunia industri semakin meningkat karena bertambah luasnya runag lingkup dan tahapan proses. Satu motivasi kunci bagi para pembangun UML adalah untuk membuat suatu himpunan semantik dan notasi yang mampu menangani kerumitan arsitektural dalam semua ruang lingkup.
3) Terjadinya Konvergensi Metode dan Tool Pemodelan
Sebelum adanya UML, terdapat ketidakjelasan bahasa pemodelan apa yang paling unggul. Para user harus memilih diantara bahasa pemodelan dan tool (software) pemodelan yang banyak dan mirip UML dibuat untuk membuat integrasi baru dalam bahasa pemodelan antar tool dan “proses”.
(30)
2.4.4 Tujuan UML
Tujuan utama UML diantaranya adalah:
1)Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
2)Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
3)Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.
2.5 GPS
2.5.1 Pengertian GPS (Global Positioning System)
GPS adalah satu-satunya sistem satelit navigasi global untuk penentuan lokasi, kecepatan, arah, dan waktu yang telah beroperasi secara penuh di dunia saat ini (Cellular Telecommunications Industry Association, 2011). GPS menggunakan konstelasi 27 buah satelit yang mengorbit bumi, dimana sebuah GPS receiver menerima informasi dari tiga atau lebih satelit tersebut untuk menentukan posisi. GPS receiver harus berada dalam line-of-sight (LoS) terhadap keempat satelit tersebut untuk menentukan posisi, sehingga GPS hanya ideal untuk digunakan dalam outdoor positioning.
2.5.2 Arsitektur GPS
Arsitektur GPS terdiri atas 3 segmen, yaitu: space segment, control segment, dan user segment. Space segment adalah berupa 27 satelit-satelit yang terus mengorbit bumi. Sebanyak 24 satelit digunakan untuk operasional
(31)
sedangkan 3 sisanya digunakan sebagai cadangan. Dua puluh empat satelit tersebut dibagi atas kumpulan 4 satelit yang mengorbit pada 6 jalur lintasan. Orbit lintasan ini telah diatur sedemikian rupa sehingga setiap titik di bumi pasti tercakup dalam LoS dari sedikitnya 6 satelit. Deskripsi space segment di GPS dapat dilihat pada Gambar 2.1. Setiap satelit GPS mengorbit pada ketinggian 20.200 kilometer dari permukaan bumi dengan periode evolusi 12 jam (El-Rabbany, 2002). Sejak September 2007 kini GPS memiliki 31 satelit dimana satelit tambahan digunakan untuk meningkatkan ketelitian GPS receiver.
Control segment berupa stasiun di bumi yang memonitor satelit-satelit GPS. Stasiun ini mengontak setiap satelit GPS secara berkala untuk memberikan update navigasi. Update ini berupa sinkronisasi jam atomik satelit dengan satelit lainnya dan mengkoreksi lintasan orbit setiap satelit.
Gambar 2.2. Space Segment pada GPS
User segment adalah berupa GPS receiver. Secara umum, GPS receiver terdiri sebuah antena yang dapat menangkap frekuensi yang ditransmisikan satelit
(32)
GPS, sebuah prosesor, dan sebuah jam yang sangat stabil. GPS receiver memiliki atribut channel yaitu jumlah satelit yang dapat dimonitornya dalam suatu waktu (sekarang umumnya jumlah channel berkisar antara 12 -20). Kebanyakan GPS receiver dapat meneruskan datanya ke perangkat lain melalui koneksi serial, USB atau Bluetooth menggunakan protokol NMEA.
2.5.3 Cara Penentuan Lokasi pada GPS
Satelit GPS mengorbit bumi dua kali dalam sehari dengan lintasan yang sangat presisi dan mentrasmisikan sinyal informasi secara kontinu ke bumi. GPS receiver memanfaatkan informasi ini dengan berperan sebagai sebuah alat pengukur yang menghitung jarak antara antenna receiver dengan berbagai satelit GPS. Kemudian GPS receiver mendeduksi posisi melalui proses trilaterasi dengan mencari perpotongan tiap vector satelit-satelit tersebut. Jarak antara antenna receiver dan satelit diukur dengan membandingkan waktu yang terdapat pada sinyal dengan waktu ketika sinyal diterima.
Sebuah GPS receiver setidaknya harus menangkap sinyal dari 3 buah satelit untuk menghitung posisi 2 dimensi (latitude dan longitude) dan pergerakannya. Dengan 4 buah satelit atau lebih, receiver dapat menghitung posisi 3 dimensi (latitude, longitude, dan altitude).
(33)
Gambar 2.3. Trilaterasi dalam GPS
Gambar 3. memberikan gambaran sederhana yang memodelkan proses trilaterasi dalam GPS untuk menentukan lokasi. Lingkaran melambangkan ruang wilayah cakupan sebuah satelit dan titik di tengahnya adalah satelit itu sendiri.
2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan GPS
Teknologi GPS sangat fenomenal dalam bidang penentuan posisi karena mampu memberikan informasi mengenai posisi secara real-timedancontinue, di mana saja dan kapan saja. Selain itu ada beberapa hal yang membuat GPS sangat baik dalam sistem pelacakan:
1. Tidak bergantung waktu dan cuaca, 2. Meliputi wilayah yang luas,
3. Tidak terpengaruh topografis,
4. Memberikan ketelitian akurasi yang cukup, 5. Pengunaan tidak dikenakan biaya, alias gratis.
Kekurangan GPS adalah mengharuskan GPS receiver berada dalam Line-of-Sight dengan setidaknya 3 buah satelit GPS untuk menentukan lokasi.
(34)
2.5.5 GPS Tracking
Istilah GPS tracking digunakan dalam konteks Tugas Akhir ini sebagai pengiriman informasi lokasi perangkat mobile saat pengguna melakukan query terhadap aplikasiyang kemudiandilanjutkandengan pengiriman informasi lokasi perangkat mobile per setiap periode waktu tertentuuntukdisimpan di web server. Berdasarkan lingkup wilayah pantauannya, system penelusuran dan pelacakan terbagi atas wide-area dan local-area. Sistem penelusuran dan pelacakan wide-area pada umumnya menggunakan GPS receiver dikarenakan wilayah pantauannya yang sangat luas. Penggunaan GPS juga memungkinkan pengguna dapat meminta informasi posisi setiap saat, namun GPS memiliki keterbatasan pada ruang tertutup dikarenakan factor Line-of-Sight tadi.
2.5.6 Akurasi GPS
GPS menyediakan posisi dengan ketepatan akurasi hingga 15 meter, yang berarti jika GPS receiver memberikan koordinat terhadap suatu lokasi tertentu, maka boleh diharapkan lokasi sebenarnya berada dalam radius 15 meter dari koordinat tersebut (El-Rabbany, 2002). Ketepatan GPS bergantung daripada lokasi GPS receiver-nya dan halangan terhadap sinyal satelit GPS.Meski secara umum, GPS menawarkan tingkat ketelitian 15 meter, namun akurasi ini dapat ditingkatkan dengan berbagai teknik, seperti Assisted GPS (A-GPS), Differential GPS (D-GPS), atau Wide Area Augmentation System (WAAS). Pada kenyataan di lapangan, akurasi dapat bervariasi sesuai keadaan.
(35)
2.5.7 Assisted GPS (A-GPS)
Pada Smartphone & Tablet generasi terbaru kita bisa menemukan fitur GPS (Global Positioning System), yaitu fitur untuk menentukan lokasi kita melalui koneksi satelit. Selain itu ada perangkat GPS original yang hanya berfungsi tunggal GPS saja. GPS sendiri memiliki beberapa perbedaan teknologi & cara kerja. Pada Smartphone & Tablet dikenal dua tipe GPS, yaitu GPS Satellite & Assisted-GPS (A-GPS). Secara sederhana, GPS satellite adalah GPS orisinal yang menggunakan controller & mekanisme GPS murni dan langsung terhubung satelit. Sedangkan A-GPS, selain satelit juga harus menggunakan teknologi GSM (atau menara BTS) untuk menentukan lokasi.
Assisted Global Positioning System (A-GPS) akan membantu perangkat Anda menemukan satelit. Saat menggunakan A-GPS, perangkat Anda akan menerima informasi satelit dari server data melalui jaringan seluler. Apabila perangkat Anda tidak menerima data tersebut, perangkat akan mencoba mendeteksi satelit lain. Dengan bantuan data tersebut, perangkat Anda akan mendeteksi satelit yang tepat.A-GPS mempercepat penandaan kalkulasi lokasi.A-GPS merupakan layanan jaringan, yang digunakan pada perangkat smartphone ataupun tablet yang mendukung A-GPS.A-GPS tersedia di seluruh negara dan tidak tergantung pada layanan operator terkait. A-GPS didesain agar perangkat dapat terhubung dengan satelit dengan lebih cepat dan lebih dapat diandalkan daripada menggunakan GPS tunggal. Sebagai contoh, penentuan posisi dapat lebih cepat diperoleh meskipun pada musim dingin, atau saat koneksi GPS dimatikan dalam waktu lama, atau apabila pengguna melakukan perjalanan ke negara yang berbeda.Dengan A-GPS, perkiraan waktu untuk membangun koneksi
(36)
GPS dapat ditingkatkan secara signifikan.Perangkat akan membutuhkan waktu beberapa menit untuk membangun koneksi GPS pada situasi dingin, A-GPS akan mengurangi waktu yang dibutuhkan sampai 10 detik.Sebagai tambahan, A-GPS mengurangi waktu yang dibutuhkan oleh perangkat untuk menemukan posisinya, yang dikenal sebagai ‘Time To First Fix’ (TTFF), untuk sebagian besar lokasi geografis di seluruh dunia.GPS memiliki beberapa keterbatasan yang juga dimiliki oleh A-GPS. Sebagai contoh, ketersediaan dan kualitas sinyal yang dapat dipengaruhi oleh halangan dari gedung-gedung yang tinggi, kondisi cuaca, dan lokasi pengguna. Apabila Anda berada di dalam ruangan, sebaiknya Anda keluar dan berada di halaman terbuka. Pastikan bahwa tangan Anda tidak menghalangi GPS receiver, yang berada pada bagian bawah perangkat Anda. A-GPS menggunakan jaringan sesluler 3G dan 2G serta koneksi paket data GPRS dan EGPRS. Anda juga harus memiliki titik akses internet yang didefinisikan oleh perangkat Anda.Titik akses Wireless LAN (WLAN) tidak didukung apabila Anda sedang menggunakan A-GPS.Di mana saya dapat menggunakan A-GPS?A-GPS dapat digunakan di seluruh dunia, selama Anda memiliki akses ke jaringan seluler dan koneksi data. Anda juga dapat menggunakan layanan ini di luar jaringan lokal Anda(roaming). A-GPS tidak tergantung pada layanan operator yang spesifik.Berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggunakan A-GPS?Proses mendownload data memerlukan transmisi melalui provider layanan jaringan Anda. Pada umumnya, untuk mendapatkan koneksi GPS dengan A-GPS memerlukan minimum 10kB data yang ditransfer.Seluruh biaya transmisi data akan dibebankan kepada pengguna.
(37)
2.6 Test Case
Test case merupakan suatu tes yang dilakukan dengan berdasar pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi atau pun hasil yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun kegunaan test case adalah sebagai berikut (Romeo, 2003):
1. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi produk. Test case yang digunakan untuk testing ini adalah black box testing. 2. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap desain. Test
case yang digunakan untuk testing ini adalah white boxtesting.
2.6.1 Black Box Testing
Black box testing merupakan testing yang dilakukan tanpa pengetahuan detail struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. Black box testing juga disebut sebagai behavioral testing, specification-based testing, input output testing atau functional testing. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional software, yang berdasar pada spesifikasi kebutuhan software. Kategori error yang akan diketahui menggunakan blackboxtesting adalah (Romeo, 2003):
1. Fungsi yang hilang atau tidak benar. 2. Error dari interface.
3. Error dari struktur data atau akses eksternal database. 4. Error dari kinerja atau tingkah laku sistem.
(38)
2.7 Angket
Angket atau disebut juga questionnaire adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon, sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi dari responden tanpa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan keyataan (Riduwan, 2005). Dalam penelitian ini, angket dibutuhkan untuk mengukur tingkat kelayakan penggunaan aplikasi.
Menurut Riduwan (2005), para ahli membedakan dua tipe skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu:
1. Skala pengukuran untuk mengukur perilaku susila dan kepribadian, antara lain skala sikap, skala moral, tes karakter, dan skala partisipasi sosial.
2. Skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial, antara lain skala mengukur status sosial ekonomi, lembaga swadaya masyarakat (sosial), kemasyarakatan, kondisi rumah tangga dan lain-lain.
Masih menurut Riduwan (2005), skala sikap dibagi menjadi lima bentuk, yaitu skala Likert, skala Guttman, skala Defferensial Simantict, Rating Scale dan skala Thurstone.
2.7.1 Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Pengukuran sikap, pendapat dan persepsi seseorang harus melalui proses pengolahan data. Angket yang sebelumnya telah diisi kemudian direkapitulasi sehingga dapat dilakukan perhitungan skor.
(39)
JSA JST STtot
Perhitungan skor penilaian untuk setiap pertanyaan (QS) didapatkan dari jumlah pengguna (PM) dikalikan dengan skala nilai (N). Jumlah skor tertinggi (STtot) didapatkan dari skala tertinggi (NT) dikalikan jumlah pertanyaan (Qtot) dikalikan total pengguna(Ptot). Sedangkan nilai persentase akhir (Pre) diperoleh dari jumlah skor hasil pengumpulan data (JSA) dibagi jumlah skor tertinggi (STtot) dikalikan 100%. Persamaan yang digunakan untuk melakukan perhitungan skor pada setiap pertanyaan dapat dilihat pada Persamaan 2.1. Persamaan 2.2 digunakan untuk menghitung jumlah skor tertinggi. Persamaan 2.3 menghasilkan nilai persentase yang akan digunakan dalam proses analisis.
QS(n) = PM x N 2.1
STtot = NT x Qtot x Ptot 2.2
Pre = x 100% 2.3
dengan:
QS(n) = skor pertanyaan ke-n
PM = jumlah pengguna yang menjawab
N = skala nilai
STtot = total skor tertinggi
NT = skala nilai tertinggi
Qtot = total pertanyaan
(40)
Pre = persentase akhir (%)
JSA = jumlah skor akhir
Analisis dilakukan dengan melihat persentase akhir dari proses perhitungan skor Nilai persentase kemudian dicocokkan dengan kriteria interpretasi skor, seperti yang terlihat pada Gambar 2.4.
(41)
Dalam pembuatan aplikasi ini menerapkan konsep SDLC (Systems Development Life Cycle (Siklus Hidup Pengembangan Sistem) yang berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan. langkah yang akan dilakukan dalam pembuatan Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembuatan Aplikasi Panduan Lokasi dan Informasi Perguruan Tinggi di Surabaya berbasis Android yaitu sebagai berikut:
3.1 Analisis Permasalahan 3.1.1 Identifikasi masalah
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) merupakan jalur yang paling banyak diambil oleh siswa setelah lulus dari SMA. Untuk menembus perguruan tinggi negeri memang diperlukan kerja keras. Jalan satu-satunya yaitu dengan belajar ekstra. Sulit rasanya untuk kita menjawab soal apabila tidak melakukan banyak latihan menjawab soal yang mirip.
Sebanyak 618.804 peserta SNMPTN 2012 yang bersaing untuk mendapatkan kursi di perguruan tinggi negeri. Pasalnya siswa harus memperebutkan 106.363 kursi di perguruan tinggi negeri. Total pendaftar ujian SNMPTN ini meningkat 14 % dari tahun sebelumnya. Pada 2011 total pendaftar sebanyak 540.953, sedangkan tahun 2012 ini meningkat menjadi 618.804 peserta. Yang terdiri dari 570.771 pendaftar regular dan 48.032 pendaftar beasiswa bidik misi. Perguruan tinggi negeri yang berpartisipasi dalam SNMPTN sebanyak 61
(42)
PTN dengan 2.340 program studi. Yakni 54 PTN dari Kemendikbud dengan 2.123 program studi dan tujuh PTN di bawah Kementrian Agama dengan 217 program studi (Kompas, 2012). Salah satu perguruan tinggi negeri yang paling banyak diminati terdapat di kota Surabaya.
Surabaya merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Selain sebagai ibukota Jawa Timur, Surabaya menjadi pusat perkembangan politik, ekonomi, pendidikan, budaya maupun industry khususnya di Indonesia bagian timur. Sebagai pusat perkembangan pendidikan, Surabaya memiliki sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ternama.
Buktinya pada tahun 2012, Surabaya menyumbangkan 3 pada 20 besar peringkat Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia. Diantaranya adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang berada di peringkat ke 3, Universitas Airlangga berada di peringkat ke 11 dan Universitas Kristen Petra berada di peringkat 20 (Webometrics Ranking of World Universities, 2012).
Di Jawa Timur sendiri, Perguruan Tinggi di Surabaya menempati urutan pertama dalam hal jumlah terbanyak di banding dengan kota-kota lainnya. Surabaya, total memiliki 83 Perguruan Tinggi yang terdiri dari 78 Perguruan Tinggi Swasta dan 5 Perguruan Tinggi Negeri (DIKTI, 2011).
Keadaan inilah yang menarik minat para pelajar baik dari dalam kota maupun luar kota untuk menjadi mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi yang ada di Surabaya. Akan tetapi masih banyak pelajar yang kesulitan untuk mengetahui informasi mengenai data dan lokasi Perguruan Tinggi di Surabaya. Memang beberapa Perguruan Tinggi baik negeri ataupun swasta di kota Surabaya
(43)
sebagian sudah memiliki situs resmi akan tetapi masih banyak juga yang belum memiliki situs resmi (DIKTI, 2011). Pelajar juga kebingungan untuk mencari situs-situs resmi tersebut dikarenakan tidak mengetahui Perguruan Tinggi mana saja yang menyediakan program studi yang diinginkan. Kemudian, didalam situs-situs tersebut hanya berisi informasi dari segi profil saja seperti alamat, daftar program studi ataupun prestasi yang telah di capai tanpa adanya informasi secara visual yang dapat membantu para pelajar mengetahui posisi kampus dari perguruan tinggi yang ada.
3.1.2 Identifikasi Kebutuhan
Berdasarkan identifikasi permasalahan, dapat disimpulkan bahwa diperlukan Mobile GIS yang dapat menampilkan data spasial seperti profil kemudian data tabular seperti lokasi dari Perguruan Tinggi tersebut di Surabaya, dalam hal ini aplikasi yang dibuat menggunakan perangkat mobile smartphone android. Seperti yang kita ketahui, saat ini Smartphone Android sedang mengalami peningkatan yang sangat pesat. Dan ada beberapa faktor penting yang menyebabkan peningkatan pengguna Android yaitu harga handset yang cukup terjangkau sehingga handset Android bisa dengan mudah dimiliki oleh berbagai kalangan, tampilan antar muka yang cukup menarik dan tidak membosankan, dan yang terakhir adalah dikarenakan sistem operasi Android yang digunakan oleh banyak produsen telepon genggam seperti Sony, Samsung, Motorola dan bahkan merk lokal juga menggunakan sistem operasi Android.
Seperti yang dimuat di Harian Seputar Indonesia pada tanggal 27 Juni 2012, Gideon Edi Purnomo selaku Head of VAS, Aplications and Device Management Group Telkomsel menyebutkan bahwa pertumbuhan pengguna
(44)
Android mencapai 15 kali lipat dibandingkan tahun 2011 atau sekitar 2,5juta pengguna saat ini dan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan lebih besar pada tahun depan. dimana solusi alternatif tersebut didapat dari pertimbangan jarak dan biaya. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil survey StatCounter Global State yang menunjukkan jumlah peningkatan pengguna SmartphoneAndroid pada periode Mei 2011 hingga Oktober 2012 yang cukup signifikan seperti yang terlihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Grafik Peningkatan Pengguna Smartphone Berdasarkan Mobile Operating System
Smartphone Android sendiri di dalamnya sudah tertanam mobile GIS yang merupakan sebuah integrasi cara kerja perangkat lunak/keras untuk pengaksesan data dan layanan geospasial melalu perangkat bergerak via jaringan kabel atau nirkabel.
(45)
Aplikasi akan menampilkan secara spesifik apa yang dibutuhkan para pelajar, karena terdapat pilihan yang menu yang disesuaikan terhadap kebutuhan pencarian informasi tentang perguruan tinggi. Kemudian dengan menggunakan Mobile GIS dalam sistem operasi Android, dapat mempermudah para pelajar dalam hal navigasi yang berkaitan dengan pengaksesan informasi dan lokasi perguruan tinggi yang ada di Surabaya. Dengan memanfaatkan Android sebagai sistem operasi yang open source serta tersedianya layanan peta berbasis Google Maps yang dapat digunakan secara gratis dan juga tidak perlu membuat server khusus untuk mengelola data yang berkaitan dengan sebuah peta virtual.
3.2 Rancangan Sistem
Pada pengembangan sistem ini akan dibuat suatu yang diharapkan dapat membantu para pengguna dalam memberikan informasi tentang Perguruan Tinggi yang diinginkan, range area yang dimaksud adalah memberikan informasi tentang Perguruan Tinggi yang berada dekat pada pengguna, dan memberikan informasi tentang Program Studi beserta nilai akreditas pada masing-masing Perguruan Tnggi. Pada bab ini model pengembangan dalam sistem informasi berupa Aplikasi Panduan Perguruan Tinggi pada Smartphone Android. Model pengembangan yang akan digunakan berupa workflow sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.
(46)
Gambar 3.2 Work Flow Aplikasi Panduan Informasi dan Lokasi Perguruan Tinggi di Surabaya berbasis Android
Pada saat aplikasi dijalankan, dengan menggunakan Layanan Berbasis Lokasi (LBS) sistem akan secara otomatis menangkap lokasi user,namun untuk dapat menggunakan layanan ini perangkat mobile atau handphone harus terkoneksi dengan internet atau dengan menyalakan fitur GPS yang ada di handphone. Lokasi akan di tampilkan secara visual berupa tampilan map dari lokasi user berada sampai ke Perguruan Tinggi yang dituju atau biasa di sebut juga GPS Tracking. Tidak hanya menampilkan perguruan tinggi yang di tuju saja akan tetapi apabila rute tersebut melewati beberapa perguruan tinggi lain maka secara otomatis map juga akan menampilkannya.
3.3 Use Case Diagram
Use case diagram digunakan untuk menspesifikan apa yang dapat dilakukan oleh sistem atau untuk menspesifikan kebutuhan fungsional utama dari sistem. Berikut akan dijelaskan use case diagram untuk sistem.
(47)
Update dan Maintenance data
Admin
Melihat peta semua lokasi perguruan tinggi dan kos
Melihat informasi tentang jurusan
Melihat profil perguruan tinggi
Melihat info kos Melihat info bemo
Pengguna
Gambar 3.3. Use Case Diagram Aplikasi Panduan Informasi dan Lokasi Perguruan Tinggi di Surabaya berbasis Android
Berikut adalah penjelasan singkat use case yang dimiliki oleh aplikasi.
Tabel 3.1 Penjelasan singkat use case diagram
Use Case Keterangan
Melihat informasi tentang jurusan
Proses ini ditujukan kepada pengguna yang masih bingung informasi tentang program studi yang sesuai dengan mereka.
Melihat Profil Perguruan Tinggi
Proses ini berisi informasi lengkap tentang Perguruan Tinggi seperti profil, alamat, daftar program studi beserta akreditasinya.
Melihat Peta Lokasi Perguruan Tinggi dan Kos
Proses ini menampilkan lokasi semua perguruan tinggi dan kos akan tetapi terdapat fitur yg bisa membatasi apa saja yg yang akan ditampilkan . Melihat Profil Kos Proses ini berisi informasi tentang Kos sesuai
dengan pencarian berdasarkan perguruan tinggi . Melihat Jalur Bemo Proses ini berisi informasi tentang jalur bemo
sesuai dengan pencarian berdsarkan perguruan tinggi jg.
Update dan Maintenance Data
Proses ini di lakukan oleh Admin untuk proses mengisi data sampai proses update data.
(48)
Aplikasi ini nantinya akan menyediakan beberapa menu diantaranya, menu untuk memberikan rekomendasi program studi yang sesuai maksudnya adalah menu ini ditujukan kepada pelajar yang masih bingung memilih program studi yang sesuai dengan mereka. Lalu menu untuk mencari informasi Perguruan Tinggi yang diinginkan, output yang dikeluarkan adalah informasi lengkap tentang Perguruan Tinggi seperti profil, alamat, daftar program studi beserta akreditasinya. Kemudian, menu yang berisi pencarian Perguruan Tinggi berdasarkan kriteria program studi yang diinginkan, misalkan program studi yang diinginkan “Teknik Industri” maka secara otomatis akan keluar output berupa Perguruan Tinggi mana saja yang menyediakan program studi tersebut.
3.4 Activity Diagram
Activity Diagram digunakan untuk memodelkan aliran kerja proses dalam bentuk simbol untuk menspesifikasikan bagaimana sistem akan mencapai tujuan. Activity Diagram adalah salah satu bentuk diagram UML yang paling mudah dimengerti dikarenakan diagram ini memiliki simbol yang menyerupai simbol flowchart, yang sangat berguna untuk menerangkan langkah-langkah proses ke pihak lain.
A. Activity Diagram untuk Proses Pencarian Jurusan
Proses Pencarian Jurusan dimulai dengan membuka halaman home dan memilih menu Panduan Jurusan. Pencariannya dilakukan dengan memasukkan filter-filter yang diinginkan. Setelah obyek dimasukkan, maka sistem akan melakukan pencarian pada database. Jika ada data yang sesuai dengan obyek yang dicari maka sistem akan mengirimkan semua data yang sesuai dengan
(49)
filter-filter pencarian yang dinginkan. Setelah menemukan jurusan yang diinginkan maka pengguna dapat melihat data detailnya dengan mengklik salah satu jurusan yang diinginkan tersebut. Untuk penjelasan proses Pencarian Jurusan ini dapat dilihat pada Gambar 3.4.
(50)
sistem akan melakukan pencarian pada database. Jika ada data yang sesuai dengan obyek yang dicari maka sistem akan mengirimkan semua data yang sesuai dengan filter-filter pencarian yang dinginkan. Setelah menemukan perguruan tinggi yang diinginkan maka pengguna dapat melihat data detailnya dengan mengklik salah satu perguruan tinggi yang diinginkan tersebut. Setelah keluar data detailnya pengguna juga dapat melihat map lokasi perguruan tinggi tersebut maka otomatis sistem akan mengirimkan koordinat untuk menampilkan lokasi pada Google Maps. Untuk penjelasan proses Pencarian Perguruan Tinggi ini dapat dilihat pada Gambar 3.5.
(51)
C. Activity Diagram untuk Pencarian Kos
Proses Pencarian Kos dimulai dengan membuka halaman home dan memilih menu Info Kos. Pencariannya dilakukan dengan memasukkan filter-filter yang diinginkan. Setelah obyek dimasukkan, maka sistem akan melakukan pencarian pada database. Jika ada data yang sesuai dengan obyek yang dicari maka sistem akan mengirimkan semua data yang sesuai dengan filter-filter pencarian yang dinginkan. Setelah menemukan kos yang diinginkan maka pengguna dapat melihat data detailnya dengan mengklik salah satu kos yang diinginkan tersebut. Setelah keluar data detailnya pengguna juga dapat melihat map lokasi kos tersebut maka otomatis sistem akan mengirimkan koordinat untuk menampilkan lokasi pada Google Maps. Untuk penjelasan proses Pencarian Kos ini dapat dilihat pada Gambar 3.6.
(52)
D. Activity Diagram untuk Proses Pencarian Bemo
Proses Pencarian Bemo dimulai dengan membuka halaman home dan memilih menu Info Bemo. Pencariannya dilakukan dengan memasukkan filter-filter yang diinginkan. Setelah obyek dimasukkan, maka sistem akan melakukan pencarian pada database. Jika ada data yang sesuai dengan obyek yang dicari maka sistem akan mengirimkan semua data yang sesuai dengan filter-filter pencarian yang dinginkan. Setelah menemukan bemo yang diinginkan maka pengguna dapat melihat data detailnya dengan mengklik salah satu bemo yang diinginkan tersebut. Untuk penjelasan proses Pencarian Bemo ini dapat dilihat pada Gambar 3.7.
(53)
E. Activity Diagram untuk Proses Maintenance Data
Proses Maintenance Data adalah proses yang melakukan manipulasi data (insert, update, and delete) untuk semua data yang terdiri dari: Master perguruan tinggi, alamat perguruan tinggi, prodi perguruan tinggi, detail prodi, data kos, data bemo. Proses ini dapat di lakukan hanya bagi admin yang telah terdaftar di database. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada Gambar 3.8.
(54)
3.5 Sequence Diagram
Sequece Diagram digunakan untuk menggambarkan interaksi antar objek berdasarkan urutan waktu yang digambarkan dari atas ke bawah.
A. Sequence Diagram untuk Proses Pencarian Jurusan
Proses pencarian jurusan dimulai ketika pengguna memilih menu pencarian pada halaman awal menu panduan jurusan. Di halaman pencarian jurusan terdapat menu pencarian advance. Pencarian advance adalah pencarian dengan menggunakan beberapa filter yang diinginkan sehingga akan menampilkan jurusan-jurusan yang sesuai dengan kriteria pencari. Pada halaman pencarian advance ini akan terdapat beberapa filter yang selanjutnya diisikan sesuai keinginan pengguna. Filter-filter yang diisikan selanjutnya akan dicocokkan dengan data pada database. Jika data ditemukan maka database akan memberikan hasil pencarian yang selanjutnya akan ditampilkan oleh sistem. Apabila pengguna yang ingin melihat detail info jurusan tersebut dapat mengklik salah satu hasil pencarian tadi dan sistem akan menampilkan detail data dari jurusan tersebut. Di dalam detail tersebut juga terdapat perguruan tinggi mana saja yang menyediakan jurusan yang dicari penguna. Dan apabila pengguna mengklik salah satu perguruan tinggi tersebut maka otomatis akan menampilkan info perguruan tinggi yang ada di menu profil perguruan tinggi. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada Gambar 3.9.
(55)
: Pengguna formMenuPanduanJurusan formInfoJurusan : DtabaseApplication
memilih menu panduan jurusan()
memilih & memasukkan filter pencarian()
search database() memberikan hasil pencarian() menampilkan hasil pencarian
memilih info jurusan()
meminta info jurusan()
memberikan info jurusan()
menampilkan info jurusan()
formInfoPerguruanTinggi
mencari info PT()
meminta info PT()
memberikan info PT() menampilkan info PT()
Gambar 3.9 Sequence diagram untuk proses “Cari Jurusan”
B. Sequence Diagram untuk Proses Pencarian Perguruan Tinggi
Proses pencarian perguruan tinggi dimulai ketika pengguna memilih menu pencarian pada halaman awal menu profil perguruan tinggi. Di halaman pencarian perguruan tinggi tersebut terdapat menu pencarian advance. Pencarian advance adalah pencarian dengan menggunakan beberapa filter yang diinginkan sehingga akan menampilkan perguruan tinggi yang sesuai dengan kriteria pencari. Pada halaman pencarian advance ini akan terdapat beberapa filter yang selanjutnya diisikan sesuai keinginan pengguna. Filter-filter yang diisikan selanjutnya akan
(56)
dicocokkan dengan data pada database. Jika data ditemukan maka database akan memberikan hasil pencarian yang selanjutnya akan ditampilkan oleh sistem. Apabila pengguna yang ingin melihat detail info profil perguruan tinggi tersebut dapat mengklik salah satu hasil pencarian tadi dan sistem akan menampilkan detail data dari perguruan tinggi tersebut. Di dalam detail tersebut juga terdapat alamat perguruan tinggi yang apabila pengguna mengklik alamatnya maka otomatis akan menampilkan map lokasi perguruan tinggi tersebut. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada Gambar 3.10.
: Pengguna formMenuProfilPerguruan Tinggi
formInfoPerguruanTinggi
: DtabaseApplication formPETA
memilih menu profil PT
memilih & memasukkan filter pencarian()
search database()
memberikan hasil pencarian()
menampilkan hasil pencarian()
memilih info PT()
meminta info PT()
memberikan info PT() menampilkan info PT
mencari lokasi PT()
meminta lokasi PT()
menampilkan lokasi PT()
menampilkan lokasi PT
(57)
C. Sequence Diagram untuk Proses Pencarian Kos
Proses pencarian kos dimulai ketika pengguna memilih menu pencarian pada halaman awal menu info kos. Di halaman pencarian kos tersebut terdapat menu pencarian advance. Pencarian advance adalah pencarian dengan menggunakan beberapa filter yang diinginkan sehingga akan menampilkan kos yang sesuai dengan kriteria pencari. Pada halaman pencarian advance ini akan terdapat beberapa filter yang selanjutnya diisikan sesuai keinginan pengguna. Filter-filter yang diisikan selanjutnya akan dicocokkan dengan data pada database. Jika data ditemukan maka database akan memberikan hasil pencarian yang selanjutnya akan ditampilkan oleh sistem. Apabila pengguna yang ingin melihat detail info kos tersebut dapat mengklik salah satu hasil pencarian tadi dan sistem akan menampilkan detail data dari perguruan tinggi tersebut. Di dalam detail tersebut juga terdapat alamat kos yang apabila pengguna mengklik alamatnya maka otomatis akan menampilkan map lokasi kos tersebut. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada Gambar 3.11.
(58)
: Pengguna formMenuInfoKos formDetilKos formPETA : DtabaseApplication
memilih menu Info Kos()
memilih & memasukkan filter pencarian()
search database() memberikan hasil pencarian()
menampilkan hasil pencarian()
memilih detil kos()
meminta detil kos()
memberikan detil kos() menampilkan detil kos()
melihat lokasi kos()
meminta lokasi kos()
memberikan lokasi kos()
menampilkan lokasi kos()
Gambar 3.11 Sequence diagram untuk proses “Pencarian Kos”
D. Sequence Diagram untuk Proses Pencarian Bemo
Proses pencarian bemo dimulai ketika pengguna memilih menu pencarian pada halaman awal menu info bemo. Di halaman pencarian jurusan terdapat menu pencarian advance. Pencarian advance adalah pencarian dengan menggunakan beberapa filter yang diinginkan sehingga akan menampilkan jurusan-jurusan yang sesuai dengan kriteria pencari. Pada halaman pencarian advance ini akan terdapat beberapa filter yang selanjutnya diisikan sesuai keinginan pengguna. Filter-filter
(59)
yang diisikan selanjutnya akan dicocokkan dengan data pada database. Jika data ditemukan maka database akan memberikan hasil pencarian yang selanjutnya akan ditampilkan oleh sistem. Apabila pengguna yang ingin melihat detail info bemo tersebut dapat mengklik salah satu hasil pencarian tadi dan sistem akan menampilkan detail data dari bemo tersebut. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada Gambar 3.12.
: Pengguna formMenuInfoBemo formDetilBemo : DtabaseApplication memilih menu info bemo
memilih & memasukkan filter pencarian()
search database() memberikan hasil pencarian() menampilkan hasil pencarian()
memilih detil bemo()
meminta detil bemo()
memberikan detil bemo() menampilkan detil bemo()
Gambar 3.12 Sequence diagram untuk proses “Cari Bemo”
3.6 Collaboration Diagram
Collaboration Diagram menunjukkan informasi yang sama persis dengan diagram sekuensial (Sequence Diagram), tetapi dalam bentuk dan tujuan yang berbeda. Pada diagram sekuensial, keseluruhan interaksi berdasarkan urutan
(60)
waktu tetapi pada diagram kolaborasi interaksi antar obyek atau aktor ditunjukkan dengan arah panah tanpa keterangan waktu. (Sholiq, 2010).
A. Collaboration Diagram untuk Proses Pencarian Jurusan
Proses pada diagram ini diawali dengan pengguna membuka halaman form menu panduan jurusan. Kemudian pengguna memilih menu pencarian untuk memulai proses pencarian jurusan ini. Untuk proses ini pencariannya memiliki filter yang membantu pengguna pencari jurusan yang dapat melakukan pencarian lebih lanjut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.13.
: Pengguna : DtabaseApplication formInfoJur usan formMenuPandu anJurusan formInfoPergu ruanTinggi 5: menampilkan hasil pencarian
9: menampilkan info jurusan()
13: menampilkan info PT() 1: memilih menu panduan jurusan()
2: memilih & memasukkan filter pencarian() 6: memilih info jurusan()
10: mencari info PT()
8: memberikan info jurusan() 11: meminta info PT()
12: memberikan info PT() 3: search database()
7: meminta info jurusan()
4: memberikan hasil pencarian()
Gambar 3.13 Collaboration Diagram Proses “Cari Jurusan”
B. Collaboration Diagram untuk Proses Pencarian Perguruan Tinggi
Proses pada diagram ini diawali dengan pengguna membuka halaman form menu profil perguruan tinggi. Kemudian pengguna memilih menu pencarian untuk memulai proses pencarian perguruan tinggi ini. Untuk proses ini
(61)
pencariannya memiliki filter yang membantu pengguna pencari perguruan tinggi yang dapat melakukan pencarian lebih lanjut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.14.
: Pengguna formMenuProfilPer guruanTinggi : DtabaseApplication formInfoPergu ruanTinggi formPET A
5: menampilkan hasil pencarian()
9: menampilkan info PT
13: menampilkan lokasi PT
1: memilih menu profil PT 2: memilih & memasukkan filter pencarian()
6: memilih info PT()
10: mencari lokasi PT() 3: search database()
7: meminta info PT()
4: memberikan hasil pencarian()
8: memberikan info PT() 11: meminta lokasi PT()
12: menampilkan lokasi PT()
Gambar 3.14 Collaboration Diagram Proses “Cari Perguruan Tinggi”
C. Collaboration Diagram untuk Proses Pencarian Kos
Proses pada diagram ini diawali dengan pengguna membuka halaman form menu info kos. Kemudian pengguna memilih menu pencarian untuk memulai proses pencarian kos ini. Untuk proses ini pencariannya memiliki filter yang membantu pengguna pencari kos yang dapat melakukan pencarian lebih lanjut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.15.
(62)
: Pengguna
formMenuIn foKos
formDetil Kos
formPET A : DtabaseApplication
5: menampilkan hasil pencarian()
9: menampilkan detil kos()
13: menampilkan lokasi kos() 1: memilih menu Info Kos()
2: memilih & memasukkan filter pencarian() 6: memilih detil kos()
10: melihat lokasi kos()
3: search database() 7: meminta detil kos()
4: memberikan hasil pencarian()
8: memberikan detil kos()
11: meminta lokasi kos()
12: memberikan lokasi kos()
Gambar 3.15 Collaboration Diagram Proses “Pencarian Kos”
D. Collaboration Diagram untuk Proses Pencarian Bemo
Proses pada diagram ini diawali dengan pengguna membuka halaman form menu info bemo. Kemudian pengguna memilih menu pencarian untuk memulai proses pencarian bemo ini. Untuk proses ini pencariannya memiliki filter yang membantu pengguna pencari bemo yang dapat melakukan pencarian lebih lanjut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.16.
(63)
: Pengguna formMenuInfo Bemo formDetil Bemo : DtabaseApplication 5: menampilkan hasil pencarian()
9: menampilkan detil bemo()
1: memilih menu info bemo 2: memilih & memasukkan filter pencarian()
6: memilih detil bemo()
3: search database() 7: meminta detil bemo() 4: memberikan hasil pencarian()
8: memberikan detil bemo()
Gambar 3.16 Collaboration Diagram Proses “Cari Bemo”
3.7 Class Diagram
Class Diagram digunakan untuk menampilkan kelas-kelas atau paket-paket didalam sistem dan relasi antar kelas tersebut (menunjukkan interaksi antar kelas di dalam aplikasi). Seperti pada gambar 3.17.
MainForm HttpRequest DetailJurusan Jurusan PerguruanTinggi Kos DetailBemo Bemo WebServer DetailKos DetailPT Lokasi
(64)
3.8 Class Diagram Pada Mobile Application A. Class Main
Kelas Main digunakan sebagai form utama pada mobile application. Kelas ini mengkoordinasikan beberapa operasi seperti inisialisasi data awal saat aplikasi dijalankan, penentuan tampilan awal aplikasi, dan lainnya. Dengan kata lain kelas ini digunakan sebagai penghubung dengan kelas-kelas yang lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.18.
Gambar 3.18 Class Main Pada Mobile Application
B. Class Cari Jurusan
Class Cari Jurusan digunakan untuk menangani pencarian jurusan yang sesuai. Kelas ini memiliki prosedur get_id_jurusan() untuk mengambil data jurusan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.19.
(65)
Gambar 3.19 Class Cari Jurusan Pada Mobile Application
C. Class Detail Jurusan
Class ini digunakan untuk menampilkan data jurusan yang melekat pada suatu menu. Di dalam class detail jurusan ini juga mempunyai atribut Nama_Jurusan, keterangan_jurusan, profesi dan perguruantinggiTerkait. Class ini juga mempunyai operasi get_id_jurusan, get_id_PT dan Load_data. Class diagram DetailJurusan pada sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.20.
Gambar 3.20 Class Detail Jurusan Pada Mobile Application
D. Class Cari Perguruan Tinggi
Class Cari Perguruan Tinggi digunakan untuk menangani pencarian PT yang sesuai. Class ini memiliki prosedur get_id_PT() untuk mengambil data perguruan tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.21.
(66)
Gambar 3.21 Class Cari Perguruan Tinggi Pada Mobile Application
E. Class Detail Perguruan Tinggi
Class ini digunakan untuk menampilkan data perguruan tinggi yang melekat pada suatu menu. Di dalam class detail perguruan tinggi ini juga mempunyai atribut Nama_PT, Telp, email, web, jurusan yg disediakan, alamat_PT, Lokasi_Map_PT. Class ini juga mempunyai operasi get_data_PT, get_location_map_pt. Class diagram DetailJurusan pada sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.22.
(67)
F. Class Cari Kos
Class Cari Kos digunakan untuk menangani pencarian kos yang sesuai. Class ini memiliki prosedur get_id_PT() dan get_id_Kos untuk mengambil data kos yang berada di sekitar perguruan tinggi yang dipilih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.23.
Gambar 3.23 Class Cari Kos Pada Mobile Application
G. Class Detail Kos
Class ini digunakan untuk menampilkan data kos yang melekat pada suatu menu. Di dalam class detail kos ini juga mempunyai atribut alamat_kos, telp_kos, jml_kamar, jenis_kos dan fasilitas. Class ini juga mempunyai operasi get_data_PT serta get_location_map_pt yang berfungsi untuk menampilkan lokasi Kos di Map. Class diagram Detail_Kos pada sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.24.
(68)
H. Class Cari Bemo
Class Cari Bemo digunakan untuk menangani pencarian bemo yang sesuai. Class ini memiliki prosedur get_id_PT() dan get_id_bemo untuk mengambil data kos yang rute jalannya melewati perguruan tinggi yang dipilih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.25.
Gambar 3.25 Class Cari Bemo Pada Mobile Application
I. Class Detail Bemo
Class ini digunakan untuk menampilkan data jurusan yang melekat pada suatu menu. Di dalam class detail bemo ini juga mempunyai atribut nama_trayek dan rute_bemo. Class ini juga mempunyai operasi get_id_bemo, get_id_PT dan get_data_bemo. Class diagram Detail_Bemo pada sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.26.
(1)
Tabel 4.8 Lanjutan
No. Pertanyaan
Penilaian (skor)
Jumlah
5 4 3 2 1
2. Apakah tampilan setiap halaman mobile application sudah jelas?(Dari segi kemudahan dalam penggunaan)
50 68 12 0 0 130
3. Apakah informasi tentang Perguruan Tinggi di aplikasi ini sudah jelas?(tentang profil dan detil infonya)
25 56 33 0 0 114
4. Apakah informasi tentang Program Studi di tiap2 Perguruan Tinggi di Aplikasi ini sudah jelas?(tentang profil dan detil infonya)
55 48 21 0 0 124
5. Apakah fitur tambahan tentang Rute Bemo & Kos2an di aplikasi ini diperlukan menurut anda?
95 27 6 0 0 128
6. Apakah setelah memakai aplikasi ini anda sudah bisa menentukan Perguruan Tinggi mana yg akan anda pilih?
0 76 33 0 0 109
7. Apakah setelah memakai aplikasi ini anda sudah bisa menentukan jurusan apa yg akan anda pilih?
20 76 21 0 0 117
Jumlah skor hasil pengumpulan data 846
Persentase hasil uji coba 80.57%
Perhitungan skor penilaian untuk setiap pertanyaan menggunakan Persamaan 2.1 (QS(n) = PM x N). Contoh perhitungan skor penilaian untuk pertanyaan ketiga, dengan jumlah responden sebanyak lima orang memberikan nilai dengan skala lima adalah sebagai berikut:
(2)
846
80.57 1050
Perhitungan jumlah skor tertinggi menggunakan Persamaan 2.2 (STtot = NT x Qtot x Ptot). Perhitungan jumlah skor tertinggi dengan skala nilai lima, dengan jumlah pertanyaan sebanyak sembilan pertanyaan, dan total pengguna sebanyak
30 responden adalah sebagai berikut:
STtot : 5 x 7 x 30 = 1050
Perhitungan nilai persentase akhir menggunakan Persamaan 2.3 (). Perhitungan nilai persentase akhir yang diperoleh dari jumlah skor hasil pengumpulan data yaitu 846, dibagi dengan jumlah skor tertinggi yaitu 1050, dikalikan 100% adalah sebagai berikut:
Pre : x 100% = 80.57%
Nilai akhir yang berbentuk angka persentase menunjukkan nilai 80.57%, seperti yang terlihat pada Tabel 4.8. Berdasarkan pada kriteria interpretasi skor, nilai tersebut berada di antara interval 80% dan 100%, seperti yang terlihat pada Gambar 4.54.
Gambar 4.54 Interpretasi Skor Angket Pengguna Umum
Dari hasil angket menunjukkan bahwa 30 orang yang telah menggunakan aplikasi ini menyatakan bahwa presentase aplikasi ini untuk mampu memandu mereka dalam memperoleh informasi perguruan tinggi dan lain-lain adalah
0 20% 40% 60% 80% 100%
(3)
sebesar 80%. Karena isi dari pertanyaan dalam angket tersebut mengacu kepada kemampuan aplikasi dalam hal memandu dari hasil pemakaian aplikasi ini memperoleh informasi perguruan tinggi dan lain-lain.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil implementasi dan Evaluasi pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Sistem ini dapat digunakan untuk memandu user agar memperoleh informasi perguruan tinggi yang meliputi profil perguruan tinggi, jurusan yang disediakan, akreditasinya dan detail jurusan yang berdasarkan kriteria jurusannya serta dilengkapi dengan informasi tambahan tentang rute salah satu jenis angkutan umum yaitu Bemo dan juga tempat tinggal sementara yaitu Kos.
2. Sistem juga dapat memberikan informasi lokasi dalam bentuk peta yang di import dari google maps dan juga fasilitas tracking yang meliputi lokasi perguruan tinggi dan kos.
3. Berdasarkan hasil angket yang diisi oleh 30 orang, presentase aplikasi ini untuk mampu memandu mereka dalam hal memperoleh informasi perguruan tinggi serta dilengkapi dengan informasi tambahan tentang rute Bemo dan Kos adalah sebesar 80,57%.
5.2Saran
Dalam pengembangan Aplikasi Rancang Bangun Panduan Informasi dan Lokasi Perguruan Tinggi di Surabaya berbasis Android dapat diajukan saran, antara lain :
(5)
1. Nantinya aplikasi ini dapat di sinkronisasikan dengan web admin Dinas Pendidikan kota Surabaya agar informasi perguruan tinggi yang diberikan selalu terupdate dengan baik. Dan juga data kos nantinya bisa di buatkan khusus hak akses untuk pemilik kos yang ingin mempromosikan tempat kosnya. Untuk data bemo dapat di sinkronisasikan dengan data angkutan umum yang berada di dinas perhubungan kota.
2. Cara untuk mensinkronisasikan dengan web-web lain adalah dengan menggunakan konsep web service. Web service memiliki layanan terbuka untuk kepentingan integrasi data dan kolaborasi informasi yang bisa diakses melalui internet oleh berbagai pihak menggunakan teknologi yang dimiliki oleh masing masing pengguna. Konsep web service sendiri adalah jembatan penghubung dengan database tanpa perlu driver database dan tidak harus mengetahui jenis DBMS (Database Management System).
(6)
Cellular Telecommunications Industry Association. 2010. Glossary. (http://www.ctia.org/content/index.cfm/AID/10409, diakses pada 3 Agustus 2012).
Cybermetrics Lab, 2012. Webometrics Ranking of World Universities. (http://www.webometrics.info/en/Asia/Indonesia%20, diakses pada 25 Agustus 2012).
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2011. Sistem Pendidikan Tinggi. (http://www.dikti.go.id/?page_id=68&lang=id, diakses pada 1 Agustus 2012).
El-Rabbany, Ahmed, 2002. Introduction to GPS: the Global Positioning System. Norwood: Artech House, Inc.
Google Inc, 2010. Google Maps. (http://code.google.com/apis/maps/, diakses pada 1 Agustus 2012).
Harahap, Nazruddin Safaat, 2011. Membangun Aplikasi Mobile Berbasis Android. Bandung.
Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VII, 2010. Data Perguruan Tinggi. (http://www.kopertis7.go.id/cari, diakses pada 5 Agustus 2012).
Suhender, A., & Gunadi, H. (2002). Visual Modeling Menggunakan UML dan RATIONAL ROSE. Bandung: Informatika.
Taufik, Andik, 2010, Pemrograman Grafik Dengan JAVA, Informatika, Bandung. Wahono,Tri, 2011. Android Kini Platform “Smartphone” Terbesar di
Indonesia.(http://tekno.kompas.com/read/2011/02/01/22572437/Android. Kini.Platform..quot.Smartphone.quot..Terbesar.di.Dunia, diakses pada 8 agustus 2012).