TA : Analisis Karakteristik Lalu Lintas Data Internet: Aplikasi Web Video Streaming.

(1)

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

Nama : El’isa Abraham A. M.

NIM : 08.41020.0071

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Komputer

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... ... ...iv

KATA PENGANTAR ... ...v

DAFTAR ISI ……. ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Kontribusi ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Jaringan Komputer ... 6

2.1.1 Protokol...6

2.1.2 TCP/IP...8

2.1.3 Layer Protocol TCP/IP...9

2.2 VideoStreaming ... .18

2.3 Network Protocol Analyzer ... 21

2.3.1 Wireshark...22

2.3.2 TCPdump...23


(3)

viii

BAB III METODE PENELITIAN... 28

3.1 Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem ... 28

3.2 Arsitektur Jaringan ... 29

3.3 Pengolahan Data ... .31

3.4 Perhitungan Data...39

3.4.1 Delay...40

3.4.2 Jitter...42

3.4.3 Packet Loss...43

3.4.4 Utilisasi Bandwidth...45

3.5 Evaluasi Sistem...46

BAB IV HASIL DAN EVALUASI ... 47

4.1 Pengujian terhadap Delay ... 47

4.1.1 Tujuan ... 48

4.1.2 Peralatan yang Digunakan ... 48

4.1.3 Prosedur Pengujian ... 48

4.1.4 Hasil Pengujian dan Evaluasi ... 49

4.2 Pengujian terhadap Jitter ... 61

4.2.1 Tujuan ... 61

4.2.2 Peralatan yang Digunakan ... 51

4.2.3 Prosedur Pengujian ... 62

4.2.4 Hasil Pengujian dan Evaluasi ... 62

4.3 Pengujian terhadap PacketLoss ... 74

4.3.1 Tujuan ... 74


(4)

ix

4.3.3 Prosedur Pengujian ... 75

4.3.4 Hasil Pengujian dan Evaluasi ... 75

4.4 Pengujian terhadap Utilisasi Bandwidth ... 87

4.4.1 Tujuan ... 88

4.4.2 Peralatan yang Digunakan ... 88

4.4.3 Prosedur Pengujian ... 89

4.4.4 Hasil Pengujian dan Evaluasi ... 89

4.5 Analisis Karakteristik Lalu Lintas Data Internet Aplikasi Web Video Streaming...102

4.5.1 Tujuan ... 102

4.5.2 Peralatan yang Digunakan ... 102

4.5.3 Prosedur Pengujian ... 103

4.5.4 Hasil Analisis ... 103

BAB V PENUTUP ... 106

5.1 Kesimpulan ... 106

5.2 Saran ... 107


(5)

1

1.1 Latar Belakang

Perkembangan terhadap kebutuhan informasi semakin meningkat, dimana tidak hanya informasi berupa text dan gambar saja tetapi juga melibatkan semua aspek multimedia yang ada. Efisiensi dan keefektifan teknologi tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat, salah satu teknologi yang dimaksud adalah teknologi streaming. Dengan memanfaatkan teknologi ini maka aktifitas akan menjadi lebih mudah, misalnya dalam memantau kondisi lalu lintas, aktifitas gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko, 2011). Pada saat sekarang ini banyak vendor yang memanfaatkan kesempatan ini sebagai sebuah layanan yang dapat digunakan untuk mendistribusikan digital

videobroadcast seperti YouTube.

Streaming video, juga dikenal sebagai "media streaming" atau "Video

online," adalah proses penyampaian video dan audio klip di atas protokol (IP)

jaringan internet, termasuk nirkabel. Ada berbagai metode teknis untuk melakukannya, tapi poin terpenting adalah bahwa aliran video berasal dari server pusat, atau beberapa server, dan dikirimkan ke beberapa pengguna yang melihatnya pada komputer mereka, perangkat mobile atau televisi.

Dengan melakukan analisis karakteristik lalu lintas data dalam rentang waktu tertentu dari user yang mengakses video streaming, maka unjuk kerja jaringan pada saat pengaksesan aplikasi webvideo streaming yang berjalan di atas protokol-protokol internet dapat diketahui. Salah satu unjuk kerja jaringan pada


(6)

saat pengaksesan aplikasi web video streaming berupa parameter kerja jaringan atau biasa disebut QoS (Quality of Service).

QoS adalah kemampuan penyediaan jaminan sumber daya (resource) dan pembedaan layanan pada berbagai jenis aplikasi sehingga performansi dari aplikasi yang sensitif terhadap delay, jitter, atau packet loss dapat memuaskan. Oleh karena itu dilakukanlah analisis parameter QoS terhadap aplikasi webvideo

streaming yang on-demand yaitu YouTube. Diharapkan analisis ini dapat

membantu para pengambil keputusan (seperti administrator jaringan) dalam hal desain jaringan yang lebih baik ke depannya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1 Bagaimana menangkap lalu lintas data yang melewati topologi jaringan yang telah dibuat pada saat mengakses aplikasi webvideostreaming? 2 Bagaimana menghitung nilai jitter, delay, packet loss, dan utilisasi

bandwidth untuk mengetahui QoS (Quality of Service) dari jaringan yang

dibuat?

3 Bagaimana mengetahui karakteristik lalu lintas data dari aplikasi web

video streaming?

1.3 Pembatasan Masalah

1 Aplikasi yang digunakan untuk mengambil/ menangkap paket data yang lewat adalah Wireshark.


(7)

2 Menangkap dan menghitung nilai jitter, delay, packet loss, dan utilisasi

bandwidth sehingga dapat dianalisis karakteristik lalu lintas datanya

melalui parameter QoS tersebut.

3 Pengolahan dan perhitungan data menggunakan MatLab dan Microsoft Excel.

4 Aplikasi web video streaming yang digunakan adalah YouTube, merupakan salah satu videostreaming yang bertipe on-demand.

1.4 Tujuan

Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini adalah :

1. Menangkap paket data yang melewati topologi jaringan yang telah dibuat pada saat mengakses aplikasi webvideostreaming.

2. Menghitung nilai jitter, delay, packet loss, dan utilisasi bandwidth untuk mengetahui QoS (Quality of Service) dari jaringan yang dibuat.

3. Mengetahui karakteristik lalu lintas data dari aplikasi web video streaming dari nilai parameter QoS yang didapat.

1.5 Kontribusi

Saat ini banyak bermunculan aplikasi-aplikasi real-time seperti aplikasi VoIP, video conferencing, video streaming yang sensitif terhadap waktu. Aplikasi-aplikasi tersebut membutuhkan persyaratan delay, jitter, dan packet loss yang rendah. Oleh karena itu dibutuhkan pembedaan perlakuan paket untuk jenis-jenis aplikasi tertentu, salah satunya video streaming.


(8)

Pada kenyataannya penyedia jasa layanan internet memberikan perlakuan yang sama ke semua paket, sedangkan yang ditawarkannya berupa layanan best

effort yang hanya cocok bagi beberapa aplikasi tertentu.. Dengan demikian untuk

mendukung QoS, jaringan harus mengalokasikan sumber daya (resource) serta memutuskan seberapa besar resource tersebut dialokasikan sesuai dengan kebutuhan.

Dengan analisis yang dilakukan maka QoS dapat disediakan melalui pemberian prioritas kepada suatu paket terhadap paket lainnya dengan cara mengalokasikan resource yang ada untuk paket yang berbeda dalam sebuah jaringan. Setelah diketahui QoS-nya diharapkan bisa memberikan prioritas kepada trafik tertentu yang mencakup penggunaan bandwidth yang tepat, delay serta jitter yang terkontrol, dan pengurangan packet loss. Tujuan analisis ini adalah agar bisa membantu para pengambil keputusan (seperti administrator jaringan) dalam hal desain jaringan yang lebih baik serta dapat dilakukan Modelling dan

Dimensioning Network. Modelling dan Dimensioning Network adalah membuat

dan merancang struktur jaringan yang kemudian dapat ditentukan kapasitas jaringan tersebut yang bertujuan agar resource yang ada dapat dipergunakan dengan tepat.

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir ini ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut:


(9)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penulisan laporan tugas akhir, kontribusi dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang berbagai teori yang mendukung tugas akhir ini.

Hal tersebut meliputi Network Protocol Analyzer, Video Streaming,

MatLab, TCP/IP, QoS (Quality of Service).

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang blok diagram sistem, flowchart menghitung nilai parameter QoS yaitu delay, jitter, packetloss, dan utilisasi bandwidth sehingga dapat dianalisis karakteristik lalu lintas datanya.

BAB IV : HASIL & PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang segala percobaan yang telah dilakukan dan hasil dari setiap percobaan tersebut. Percobaan ini meliputi perhitungan parameter QoS dari lalu lintas data yang ditangkap. Untuk evaluasi adalah analisis dari hasil perhitungan berupa angka maupun nilai prosentase parameter QoS dari topologi jaringan yang dibuat.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh percobaan yang dilakukan dan diberikan saran untuk pengembangan lebih lanjut dari tugas akhir ini.


(10)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, aplikasi, dan perangkat keras secara bersama-sama.

Jaringan komputer dibangun untuk membawa informasi secara tepat tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (transmitter)maupun sisi penerima (receiver) melalui media komunikasi.

Jaringan komputer mempunyai beberapa manfaat yang lebih dibandingkan dengan komputer yang berdiri sendiri karena memungkinkan manajemen sumber daya lebih efisien. (Sukmaaji & Rianto, 2008)

2.1.1. Protokol

Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi, dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh pengirim dan penerima agar komunikasi dapat berlangsung dengan benar. Selain itu, protokol juga berfungsi agar komputer yang berada dalam jaringan berkomunikasi dengan bahasa yang sama.

Secara umum, fungsi protokol adalah menghubungkan pengirim dan penerima dalam berkomunikasi serta dalam bertukar informasi agar dapat berjalan dengan baik dan akurat. Fungsi protokol secara detail adalah sebagai berikut (Sukmaaji & Rianto, 2008):


(11)

1. Fragmentasi dan Reassembly

Fragmentasi adalah membagi informasi yang dikirim menjadi beberapa paket

data. Proses ini terjadi di sisi pengirim informasi. Reassembly adalah proses menggabungkan lagi paket-paket tersebut menjadi satu paket lengkap. Proses ini terjadi di sisi penerima informasi.

2. Encapsulation

Fungsi dari encapsulation adalah melengkapi berita yang dikirimkan dengan

address, kode-kode koreksi, dan lain-lain.

3. Connection Control

Fungsi dari connection control adalah membangun hubungan komunikasi dari

transmitter ke receiver termasuk di dalam pengiriman data dan mengakhiri

hubungan.

4. Flow Control

Flow control berfungsi mengatur perjalanan data dari transmitter ke receiver.

5. Error Control

Pengiriman data tidak terlepas dari kesalahan, baik dalam proses pengiriman maupun penerimaan. Fungsi error control adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data dikirimkan

6. Transmission Service

Fungsi transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi data khususnya yang berkaitan dengan prioritas dan keamanan serta perlindungan data.


(12)

2.1.2. TCP/IP

Jaringan komputer merupakan kumpulan dari beberapa komputer yang terhubung antara satu dengan yang lainnya dan memungkinkan untuk dapat saling berbagi resource (sumber daya). Ketika akan membuat sebuah jaringan komputer, anda membutuhkan sebuah protokol jaringan sebagai penghubung komunikasi data dari satu client ke client lainnya ketika bertukar data, informasi, dan pesan oleh transmitter (pengirim) dan receiver (penerima). Selain itu, protokol juga dijadikan sebagai acuan standar komunikasi antara dua sistem dengan platform berbeda yang memungkinkan adanya komunikasi. Protokol yang sering digunakan adalah protokol TCP/IP.

TCP/IP adalah salah satu perangkat lunak jaringan komputer yang terdapat dalam sistem dan dipergunakan dalam komunikasi data dalam Local Area

Network (LAN) maupun internet. TCP singkatan dari Transmission Control

Protocol dan IP singkatan dari Internet Protocol. TCP/IP menjadi satu nama

karena fungsinya selalu bergandengan satu sama lain dalam komunikasi data. TCP/IP saat ini dipergunakan dalam banyak jaringan komputer lokal (LAN) yang terhubung ke internet, karena memiliki sifat :

1. Merupakan protokol standar yang terbuka, gratis dan dikembangkan terpisah dari perangkat keras komputer tertentu. Karena protokol ini banyak didukung oleh vendor perangkat keras, sehingga TCP/IP merupakan pemersatu perangkat keras komputer yang beragam merk begitu juga sebagai pemersatu berbagai perangkat lunak yang beragam merk sehingga walau memakai


(13)

perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berlainan, komputer dan komputer lainnya dapat berkomunikasi data melalui internet

2. Berdiri sendiri dari perangkat keras jaringan apapun. Sifat ini memungkinkan TCP/IP bergabung dengan banyak jaringan komputer. TCP/IP bisa beroperasi melalui sebuah Ethernet, sebuah saluran dial-up, dan secara virtual melalui berbagai media fisik transmisi data.

3. Bisa dijadikan alamat umum sehingga tiap perangkat yang memakai TCP/IP akan memiliki sebuah alamat unik dalam sebuah jaringan komputer lokal, atau dalam jaringan komputer global seperti internet.

2.1.3. Layer Protokol TCP/IP

Berbicara mengenai protokol dan jaringan, tidak akan terlepas dari topik mengenai TCP/IP. TCP/IP yang merupakan komunikasi data yang dipakai oleh seluruh pengguna internet saat melakukan komunikasi data. TCP/IP juga biasa diartikan protokol yang dirancang secara standar untuk dapat digunakan pada berbagai jenis jaringan.

TCP/IP terbagi ke dalam beberapa lapisan (layer), antara lain : 1. Lapis pertama : Physical Layer

2. Lapis kedua : Network Interface Layer 3. Lapis ketiga : Internet Layer

4. Lapis keempat : Transport Layer 5. Lapis kelima : Application Layer

Hal ini sedikit berbeda dengan spesifikasi OSI Layer yang terdiri dari 7 layer. Perbedaannya dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(14)

Gambar 2.1. Perbandingan TCP/IP dan OSI Model.

2.1.3.1. Model Referensi OSI

OSI memberikan pandangan yang “abstrak” dari arsitektur jaringan yang

dibagi dalam 7 lapisan. Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh International Standard Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju standarisasi protokol internasional yang digunakan pada berbagai layer. Model ini disebut OSI Reference Model, karena model ini ditujukan untuk interkoneksi Open System. Open System diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lain yang berbeda arsitektur maupun Sistem Operasi. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh layer tersebut adalah :

1. Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda. 2. Setiap layer harus memiliki fungsi tertentu.


(15)

4. Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan standar protokol internasional.

5. Batas-batas setiap layer diusahakan untuk meminimalkan aliran informasi yang melewati antarmuka.

6. Jumlah layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu layer di luar keperluannya. Akan tetapi jumlah

layer juga harus diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan

tidak menjadi sulit dipakai.

Gambar 2.2. Peer to Peer Communication OSI Layer.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing layer pada OSI Layer pada Gambar 2.2.

Layer-1 (Physical Layer)

Physical Layer atau lapisan fisik melakukan fungsi pengiriman dan

penerimaan bit stream dalam medium fisik. Dalam lapisan ini kita akan mengetahui spesifikasi mekanikal dan elektrikal dari media transmisi serta antar mukanya. Hal-hal penting yang dapat dibahas lebih jauh dalam lapisan fisik ini adalah :


(16)

2. Representasi bit-bit. Dalam hal ini lapisan fisik harus mampu menerjemahkan bit 0 atau 1, termasuk pengkodean dan bagaimana mengganti sinyal 0 ke 1 atau sebaliknya.

3. Data rate (laju data).

4. Sinkronisasi bit.

5. Line configuration (konfigurasi saluran). Misalnya : point-to-point atau p

oint-to-multipoint configuration.

6. Topologi fisik. Misalnya : mesh topology, star topology, ring topology, bus

topology.

7. Mode transmisi. Misalnya : half-duplex mode, full-duplex (simplex) mode.

Layer-2 (Data Link)

Pada Layer-2 (Data Link Layer) komunikasi data dilakukan dengan menggunakan identitas berupa alamat simpul fisik yang disebut sebagai alamat

hardware atau hardware address. Proses komunikasi antara komputer atau simpul

jaringan hanya mungkin terjadi, bila kedua belah pihak mengetahui identitas masing-masing melalui alamat fisik (physical address).

Tugas utama lapisan utama data link dalam proses komunikasi data adalah :

1. Framing : membagi bit stream yang diterima dari lapisan network menjadi

unit-unit data yang disebut frame.

2. Physical Addressing, definisi identitas pengirim dan/atau penerima yang

ditambahkan dalam header.

3. Flow Control : melakukan tindakan untuk membuat stabil laju bit jika rate


(17)

4. Error Control : penambahan mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame yang gagal terkirim.

5. Communication control : menentukan device yang harus dikendalikan pada

saat tertentu jika ada dua koneksi yang sama.

Layer-3 (Network Layer)

Pada lapisan ini terjadi proses pendefinisian alamat logis (logical

addressing), kemudian mengkombinasikan multiple data link menjadi satu

network. Lapisan network bertanggung jawab untuk membawa paket dari satu

simpul ke simpul lainnya dengan mengacu pada logical address. Fungsi lain adalah sebagai packet forwarder (penerus). Lapisan Network sebagai packet

forwarder mengantarkan paket dari sumber (source) ke tujuan (destination) yang

disebut dengan istilah routing.

Ada dua tugas pokok lapisan network yaitu :

1. Logical addressing : pengalamatan secara logis yang ditambahkan pada

header lapisan network. Pada jaringan TCP/IP pengalamatan logis ini populer

dengan sebutan IP address.

2. Routing. Hubungan antarjaringan yang membentuk internetwork

membutuhkan metode jalur alamat agar paket dapat dikirim dari satu device yang berasal dari jaringan satu menuju device lain pada jaringan yang lain. Fungsi routing didukung oleh routing protocol yaitu protokol yang bertujuan mencari jalan terbaik menuju tujuan dan tukar-menukar informasi tentang topologi jaringan dengan router yang lainnya.


(18)

Layer-4 (Transport Layer)

Lapisan Transport bertanggung jawab terhadap pengiriman

source-to-destination (end-to-end) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Service-point Addressing. Transport Layer tidak hanya menangani pengiriman

source-to-destination, namun lebih spesifik kepada pengiriman jenis message

untuk aplikasi yang berlainan. Setiap message yang berlainan aplikasi harus memiliki alamat tersendiri yang disebut service point address atau yang lebih umum disebut port address

2. Segmentation dan Reassembly. Sebuah message dibagi dalam segmen-segmen

yang terkirim. Setiap segmen memiliki sequence number yang berguna bagi lapisan transport untuk merakit (reassembly) segmen-segmen yang terpecah menjadi message yang utuh.

3. Connection Control. Pada lapisan transport terdapat dua kondisi yakni

connectionless atau connection-oriented. Fungsi dari connection control

adalah mengendalikan kondisi tersebut.

4. Flow Control. Seperi halnya lapisan data link, lapisan transport bertanggung

jawab untuk melakukan kontrol aliran (flow kontrol). Bedanya dengan flow

control di lapisan data link adalah dilakukna untuk end-to-end.

5. Error Control. Fungsi tugas ini sama dengan tugas error control di lapisan

data link, namun berorientasi end-to-end.

Dalam jaringan berbasis TCP/IP protokol yang terdapat pada lapisan ini adalah


(19)

Layer-5 (Session Layer)

Lapisan sesi membuka, merawat, mengendalikan dan melakukan terminasi hubungan antarsimpul. Lapisan aplikasi dan presentasi melakukan request dan menunggu response yang dikoordinasikan oleh lapisan di atasnya, misalnya : 1. RPC (Remote Procedure Call) : Protokol yang mengeksekusi program pada

komputer remote dan memberikan nilai balik kepada komputer lokal sebagai hasil eksekusi tersebut.

2. Netbios API : Session Layer Application Programming Interface. 3. NFS (Network File System)

4. SQL (Structured Query Language)

Layer-6 (Presentation Layer)

Berfungsi untuk mentranslasikan data yang akan ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Lapisan presentasi melakukan coding dan konversi data.

Layer-7 (Application Layer)

Aplikasi adalah layanan/service yang mengimplementasikan komunikasi antarsimpul. Application Layer berfungsi sebagai antamuka antara aplikasi dengan fungsionalitas jaringan yang mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan dan membuat pesan-pesan kesalahan. Beberapa hal yang dilakukan oleh lapisan aplikasi adalah mengidentifikasi mitra komunikasi, aplikasi transfer data,

resource availability, dan lapisan aplikasi terkait dengan aplikasi end-user.


(20)

2.1.3.2. Model Referensi TCP/IP

TCP bertugas menerima pesan elektronik dengan panjang sembarang dan membaginya ke dalam bagian-bagian berukuran 64 kb (kilo bit). Dengan membagi pesan menjadi bagian-bagian, perangkat lunak yang mengontrol komunikasi jaringan dapat mengirim tiap bagian dan menyerahkan prosedur pemeriksaan bagian demi bagian. Apabila suatu bagian mengalami kerusakan selama transmisi, maka program pengirim hanya perlu mengulang transmisi bagian itu dan tidak perlu mengulang dari awal.

IP mengambil bagian-bagian, memeriksa ketepatan bagian-bagian, pengalamatan ke sasaran yang dituju, dan memastikan apakah bagian-bagian tersebut sudah dikirim sesuai dengan urutan yang benar. IP memiliki informasi tentang berbagai skema pengalamatan yang berbeda-beda. Dari Gambar 2.3. dapat dilihat perbedaan layer antara model TCP/IP dengan model OSI.

Gambar 2.3. TCP/IP dan OSI Layer Internet Layer

Internet layer menentukan format paket dan protokol resmi yang disebut IP.


(21)

tujuan paket tersebut. Di sini diperlukan routing packet, sebab adanya routing

packet dapat menghindarkan terjadinya kemacetan pada waktu transmisi data.

Secara tidak langsung, kita bisa melihat bahwa internet layer fungsinya hampir sama dengan networklayer pada model OSI.

Transport Layer

Layer yang berada di atas internet layer pada model TCP/IP adalah transport

layer. Ada dua jenis transport layer, yaitu Transmission Control Protocol yang

mempunyai fungsi untuk memecah data menjadi paket-paket dan meneruskannya

ke internet layer dan User Datagram Protocol yang merupakan protokol yang

tidak bisa diandalkan bagi aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan pengurutan TCP. (Sukmaaji & Rianto, 2008)

1. TCP

TCP berfungsi untuk mengubah suatu blok data yang besar menjadi segmen-segmen yang diberi nomor dan disusun secara berurutan agar penerima dapat menyusun kembali segmen-segmen tersebut seperti pada waktu pengiriman. TCP ini adalah jenis protokol connection-oriented, dengan kata lain protokol memberikan layanan yang bergaransi.

2. UDP

UDP adalah jenis protokol connectionless-oriented. UDP bergantung pada lapisan atasnya untuk mengontrol kebutuhan data. UDP banyak digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang tidak peka terhadap gangguan yang terjadi pada jaringan.

Application Layer

Model TCP/IP tidak memiki session layer dan presentation layer. Application


(22)

protokol tingkat tinggi, yaitu telnet, ftp, smtp, dns, http, dan www. (Sukmaaji & Rianto, 2008)

2.2. Video Streaming

Streaming merupakan sebuah teknologi yang digunakan untuk memainkan

sebuah file audio atau video secara langsung maupun dengan prerecord yang berada di web server. Ada 3 jenis cara data multimedia dapat ditransmisikan dalam internet. (Prasetiya, 2008)

1. Download mode, klien dapat memainkan media setelah semua file media

telah dilakukan proses download dari server ke komputernya

2. Streaming mode, klien dapat memainkan media secara langsung tanpa

melakukan proses download. Bagian media yang diterima melalui proses transmisi dapat langsung dimainkan seketika itu juga.

3. Progressive download, media dapat dimainkan beberapa detik setelah proses

download dimulai atau klien dapat melihat media selagi media itu dalam

proses download. Secara langsung terlihat seperti streaming tetapi kenyataannya adalah melakukan download.

Streaming video, juga dikenal sebagai "media streaming" atau "Video

online," adalah proses penyampaian video dan audio klip di atas protokol (IP)

jaringan internet. Ada berbagai metode teknis untuk melakukannya, tapi poin terpenting adalah bahwa aliran video berasal dari server pusat, atau beberapa

server, dan dikirimkan ke beberapa pengguna yang melihatnya pada komputer

mereka, perangkat mobile atau televisi. Ada 3 tipe video streaming menurut bentuk layanannya. (Prasetiya, 2008)


(23)

1. Video-on-Demand (VoD), suatu bentuk streaming pada permintaan data yang sudah ada atau tersimpan dalam server. VoD mengijinkan pengguna untuk dapat melakukan proses pause, rewind, fast forward atau melakukan indeks isi multimedia.

2. Live streaming, aplikasi live streaming dapat dijumpai dalam teknologi

broadcast radio dan televisi. Aplikasi ini mengijinkan pengguna untuk

menerima siaran radio dan televisi secara langsung (live). Dalam live

streaming tidak ada data video yang disimpan di dalam server sehingga klien

tidak dapat melakukan proses fast forward dalam media yang diakses. Proeses capture dan encoding secara langsung dilakukan sesuai dengan format video-nya sebelum video itu ditransmisikan kepada klien.

3. Real-time streaming, aplikasi ini mengijinkan pengguna untuk berkomunikasi

dengan audio atau video dalam waktu yang riil. Contohnya adalah komunikasi tatap muka langsung melalui internet atau sering disebut dengan komunikasi videoconference.

Konsep dasar dari video streaming yaitu membagi paket video ke dalam beberapa bagian (dipecah), dan mentransmisikan paket-paket tersebut, kemudian dari sisi penerima (client) dapat men-decode dan memainkan potongan paket file

video tanpa harus menunggu seluruh file terkirim ke mesin penerima. (Siadari,

2010)

Sistem streaming tersusun dari kombinasi server, player, transmisi dan metode encoding yang digunakan. Berikut ini bagian hubungan setiap komponen penyususun sistem streaming yang dijelaskan pada Gambar 2.4.


(24)

Gambar 2.4. Arsitektur Video Streaming.

Data mentah video dan audio sebelum terkompresi oleh algoritma kompresi video dan audio, kemudian disimpan dalam perangkat penyimpanan. Berdasarkan permintaan klien, streaming server mengambil kompresi video dan

audio dari perangkat penyimpanan dan kemudian modul application layer kontrol

QoS menyesuaikan video / audio bit-stream sesuai dengan status jaringan dan persyaratan QoS. Setelah adaptasi, transport protokol memaketkan bit-stream yang dikompresi dan mengirimkan paket video/audio ke Internet. Paket mungkin dapat di-drop atau mengalami delay berlebihan karena kemacetan dalam jaringan dan karenanya untuk meningkatkan kualitas media pengiriman, layanan distribusi media terus-menerus dikerahkan dalam jaringan. Pada sisi klien, berbagai

bit-stream yang diterima dalam bentuk paket perlu disinkronkan antara satu sama


(25)

2.3.Network Protocol Analyzer

Jaringan protokol analisis adalah proses untuk sebuah program atau perangkat untuk memecahkan kode header protokol jaringan dan trailer untuk memahami data dan informasi di dalam paket dienkapsulasi oleh protokol. Untuk melakukan analisis protokol, paket harus ditangkap pada real time untuk analisis jalur kecepatan atau analisis nanti. Program atau perangkat disebut Analyzer

Protocol.

Dalam arsitektur jaringan yang khas, pendekatan berlapis yang digunakan untuk merancang protokol jaringan dan komunikasi. Jaringan yang paling populer arsitektur model referensi disebut model OSI. Protokol pada satu lapisan harus berkomunikasi dengan protokol pada lapisan yang sama. Fungsi utama dari

Network Protocol Analyzer adalah untuk decode protokol di setiap

lapisan. Protokol Informasi dari beberapa lapisan dapat digunakan oleh Network

Protocol Analyzer untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah dalam

komunikasi jaringan, yang disebut Ahli Analisis. Analisa protokol dapat

men-decode protokol lapisan ganda dan paket untuk kembali membangun paket tingkat

yang lebih rendah (seperti tingkat Link, IP atau TCP) ke tingkat yang lebih tinggi (seperti tingkat aplikasi) pesan untuk pemahaman mendalam tentang lalu lintas jaringan dan aktivitas pengguna. Teknik ini digunakan dalam analisa protokol ketika lalu lintas jaringan pemantauan dan pengawasan pengguna adalah tujuan utama.

Network Protocol Analyzer dapat digunakan baik untuk manajemen

jaringan yang sah atau untuk mencuri informasi dari jaringan. Jaringan operasi dan personil pemeliharaan menggunakan Network Protocol Analyzer untuk


(26)

memonitor lalu lintas jaringan, menganalisis paket, menonton pemanfaatan sumber daya jaringan, melakukan analisis forensik dari pelanggaran keamanan jaringan dan memecahkan masalah jaringan. Analisa protokol yang tidak sah bisa sangat berbahaya bagi keamanan jaringan karena mereka hampir mustahil untuk mendeteksi dan dapat dimasukkan hampir di mana saja.

Network Protocol Analyzer yang biasa digunakan adalah TCPdump dan

Wireshark, tetapi pada penelitian kali ini yang digunakan adalah Wireshark.

Wireshark digunakan untuk penelitian ini karena lebih user friendly atau GUI

(Graphic User Interface), dan juga Wireshark juga bisa digunakan di Sistem

Operasi Linux dan Windows, sedangkan TCPdump hanya bisa digunakan di Sistem Operasi Linux.

2.3.1.Wireshark

Wireshark merupakan Network Protocol Analyzer, juga termasuk salat

satu network analysis tool atau packet sniffer. Wireshark memungkinkan pengguna mengamati data dari jaringan yang sedang beroperasi atau dari data yang ada di disk, dan langsung melihat dan mensortir data yang tertangkap, mulai dari informasi singkat dan detail bagi masing-masing paket termasuk full header dan porsi data, dapat diperoleh. Wireshark memiliki beberapa fitur termasuk

display filter language yang banyak dan kemampuan me-reka ulang sebuah aliran

pada sesi TCP.

Packet sniffer sendiri diartikan sebuah tool yang berkemampuan menahan

dan melakukan pencatatan terhadap traffic data dalam jaringan. Selama terjadi aliran data dalam jaringgan, packet sniffer dapat menangkap Protocol Data Unit (PDU), melakukan decoding serta analisis terhadap isi paket. Wireshark sebagai


(27)

salah satu packet sniffer yang diprogram demikian agar mengenali berbagai macam protokol jaringan. Wireshark juga mampu menampilkan hasil enkapsulasi

dan field yang ada di dalam PDU.

2.3.2.TCPdump

TCPdump adalah tools yang berfungsi meng-capture, membaca atau

men-dumping paket yang sedang ditransmisikan melalui jalur TCP.

TCPdump diciptakan untuk menolong programer ataupun administrator dalam

menganalisa dan troubleshooting aplikasi networking. Seperti pisau yang bermata dua (hal ini sering kali disebut-sebut), TCPdump bisa digunakan untuk bertahan dan juga bisa digunakan untuk menyerang.

Utility ini juga seringkali digunakan oleh para cracker untuk

melaksanakan perkerjaannya, karena TCPdump bisa meng-capture atau men-sniff semua paket yang diterima oleh network interface, Sama halnya dengan tujuan diciptakannya TCPdump, dalam artikel ini saya akan coba membahas bagaimana

TCPdump digunakan untuk menganalisa koneksi yang terjadi antara dua sistem.

Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah menginstal TCPdump pada box anda. Anda bisa mendapatkan TCPdump di http://www.tcpdump.org.

TCPdump membutuhkan libpcap (packet capture library) yang juga tersedia di

situs TCPdump. Libpcap harus diinstal terlebih dahulu dalam mesin anda. Tentunya anda juga membutuhkan software lain untuk mengkompile TCPdump dan libpcap seperti gcc.


(28)

2.4.Pengukuran QoS (Quality of Service)

Suatu jaringan dapat disebut ideal apabila mampu mengirimkan informasi apapun, tidak terbatas jumlah dan ukuran, serta tanpa menimbulkan delay ataupun loss. Akan tetapi dalam prakteknya akan sangat sulit untuk menciptakan jaringan dengan karakteristik seperti itu, karena bit error, bit loss, delay, latency, dan terbatasnya bandwidth merupakan hal-hal yang bersifat temporal. Faktor performansi dari sistem video streaming dalam hubungannya dengan jaringan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan, terhitung dari saat pengiriman oleh

transmitter sampai saat diterima oleh receiver. (Rifiani dkk, 2011) Semakin kecil

waktu delay, maka akan semakin baik kualitas streaming. Delay tidak boleh lebih dari 4 atau 5 detik.

Waktu tunda (t) = (Tr– Ts) detik (1)

0 ≤ t ≤ T

dimana : Tr = Waktu penerimaan paket (detik) Ts = Waktu pengiriman paket (detik) T = Waktu simulasi (detik)

t = Waktu pengambilan sampel (detik)

Jitter didefinisikan sebagai variasi dari delay atau variasi waktu kedatangan paket. Banyak hal yang dapat menyebabkan jitter, diantaranya adalah peningkatan trafik secara tiba-tiba sehingga menyebabkan penyempitan

bandwidth dan menimbulkan antrian. Selain itu kecepatan terima dan kirim paket


(29)

Jitter adalah variasi delay, yaitu perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan. Jitter dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya tumbukan antar paket (congestion) yang ada dalam jaringan. Semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya

congestion dengan demikian nilai jitter -nya akan semakin besar. (Clark, 2003)

� = �+ −�

(2)

dimana : Xi = jumlah delay sesi ke-i N = banyaknya jitter yang terjadi

Packet Loss. Hilangnya sebagian dari data video yang dikirimkan melalui jaringan dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti congestion, penolakan oleh sistem karena delay yang terlalu lama, ataupun kesalahan pada jaringan itu sendiri. Suatu sistem video streaming tidak dapat mengabaikan kemungkinan terjadinya data error ataupun data loss selama proses transmisi, karena akan mengakibatkan kualitas yang buruk dari video pada saat ditampilkan. Loss yang terjadi pada jaringan dapat mengakibatkan keadaan yang lebih parah di sisi client, misalkan paket data pertama dari frame-framevideo yang ditransmisikan itu rusak atau hilang selama berada di jaringan, maka seluruh paket data sisanya tidak akan dapat ditampilkan meskipun berhasil dikirimkan dan diterima oleh client. Packet

loss ratio (PLR) untuk standar streaming adalah seperti Gambar 2.5 berikut

(Prasetiya, 2008):

PLR ≤ 5% �� � � berada dalam batasan normal QoS > 5% �� � � tidak berada dalam standar QoS

Gambar 2.5. Perbandingan nilai PLR.

Packet loss adalah banyaknya paket yang hilang selama proses transmisi


(30)

suatu jaringan gagal mencapai tujuannya. (Rifiani dkk, 2011)

Packet loss = �

� x 100% (3)

0 ≤ t ≤ T

dimana : Pd = Paket yang mengalami drop (paket) Ps = Paket yang dikirim (paket)

T = Waktu simulasi (detik)

t = Waktu pengambilan sampel (detik)

Utilisasi merupakan parameter yang menunjukkan seberapa

besar prosentase suatu sumber daya yang digunakan. Dalam hal ini sumber daya yang dimaksud adalah bandwidth suatu link yang menghubungkan antara kedua sisi yaitu sisi pelanggan dan provider.

Bandwidth, besarnya kapasitas yang dapat ditransmisikan dalam jaringan.

Bandwidth sangat berpengaruh dalm pengiriman paket video streaming.

Bandwidth berpengaruh untuk tipe format video dan video bit-rate yang

ditransmisikan. Semakin besar bandwidth, maka semakin baik kualitas pengiriman video-nya.

Utilisasi bandwidth menunjukan rasio antara ukuran bandwidth total terpakai oleh pelanggan dengan bandwidth yang tersedia, sehingga bila dirumuskan akan terlihat seperti dibawah ini (Muslim, 2007) :

utility = _

� � x 100% (4)

dimana :

rate_bit = merupakan laju bit (bandwidth), total paket yang terpakai oleh

pelanggan pada satu waktu (bps).


(31)

Parameter-parameter tersebut di atas merupakan parameter utama QoS pada jaringan untuk video streaming. Hampir semua jaringan tidak memliliki mekanisme khusus (QoS control) untuk memprioritaskan sumber daya jaringan untuk memfasilitasi data stream sebagai prioritas utama yang time-sensitive. Karena ketidaktersediaan QoS control, sistem video streaming biasanya bersifat

end-based, dalam artian bahwa jaringan memang tidak diharapkan untuk dapat


(32)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem

Perancangan sistem dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terlihat seperti Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem.

Dari Gambar 3.1 blok diagram sistem dapat diketahui cara kerja dari keseluruhan metodologi penelitian yang dilakukan. Mulai dari pembuatan arsitektur jaringan hingga hasil dari perhitungan parameter-parameter Quality of

Service (QoS) yaitu Delay, Jitter, Packet Loss, Utilisasi Bandwidth yang

kemudian dapat dianalisis masing-masing nilai QoSnya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan analisis karakteristik lalu lintas data internet aplikasi web video streaming serta hasil nilai QoS-nya. Oleh karena itu dikumpulkanlah data dan informasi serta materi-materi dasar yang bersifat teoritis yang sesuai dengan permasalahan.

PEMBUATAN ARSITEKTURJARINGAN

PENGOLAHAN DATA

HASIL DAN ANALISIS PENGAMBILAN DATA


(33)

3.2. Arsitektur Jaringan

Dalam perancangan sistem, dibutuhkan alat untuk menunjang kinerja sistem, salah satunya adalah perangkat keras. Perangkat keras yang dimaksudkan disini adalah arsitektur jaringan. Berikut adalah Gambar 3.2 flowchart pembuatan arsitektur jaringan.

Gambar 3.2. Flowchart Perancangan Arsitektur Jaringan.

Sebelum membuat arsitektur jaringan, haruslah dilakukan desain arsitektur jaringan. Arsitektur jaringan didesain sedemikian rupa agar dapat menunjang kebutuhan penelitian yang dilakukan. Dengan adanya desain arsitektur ini maka akan memudahkan dalam penyusunan dan penempatan komponen arsitektur jaringan itu sendiri, sekaligus memudahkan pengambilan data yang akan digunakan untuk penelitian ini. Arsitektur jaringan yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut.

Mulai

Arsitektur Jaringan

Menentukan Komponen

Menyusun Komponen

Uji Konektivitas


(34)

Gambar 3.3. Arsitektur Jaringan. Komponen dari arsitektur jaringan yang dibuat adalah :

1. Sebuah Modem menggunakan kartu GSM 3 (Tri) sebagai layanan

provider internet, yang terpasang pada sebuah Router.

2. Sebuah PC Bridge. 3. Sebuah Switch.

4. 2 Buah PC User (Laptop). Masing-masing memiliki IP 192.168.0.101 untuk user1, dan IP 192.168.0.102 untuk user2 seperti terlihat pada Gambar 3.3.

Untuk terhubung ke internet, arsitektur jaringan yang dibuat menggunakan router yang terpasang modem yang berisi kartu GSM 3 dengan kecepatan hingga 3,6 Mbps untuk sinyal 3G/HSDPA dan kecepatan hingga 384 Kbps untuk sinyal EDGE. Alasan penggunaan kartu GSM 3 karena layanan dari provider ini memiliki kecepatan yang handal dan kapasitas kuota yang besar.

Pada arsitektur yang dibuat modem router yang terpasang kartu GSM 3 dihubungkan dengan PC Bridge. PC Bridge adalah sebuah PC yang memiliki 2 buah interface yaitu 2 buah Network Interface Card (NIC). Satu interface terhubung dengan modem dan interface yang lain terhubung dengan switch yang menghubungkan antara user yang ada. Melalui kedua interface tersebut kemudian dibentuk sebuah bridge. PC Bridge digunakan untuk tujuan melihat lalu lintas


(35)

paket data yang lewat pada saat user mengakses semua aplikasi web yang berada pada internet. Lalu lintas data tersebut antara client dan server. Dengan menggunakan aplikasi Network Protocol Analyzer yaitu Wireshark yang dipasang pada PC Bridge, maka menangkap lalu lintas data yang lewat dapat dilakukan.

Wireshark digunakan karena merupakan Network Protocol Analyzer yang dapat

digunakan pada Operating System (OS) Windows. PC Bridge yang digunakan OS-nya adalah Windows.

Untuk arsitektur jaringan yang digunakan bersifat tetap tidak berpindah, hal ini dikarenakan network coverage dari sinyal HSDPA milik provider internet GSM 3 terbatas. Tempat pengambilan data dilakukan di tempat tinggal penulis, yang juga termasuk dalam wilayah yang mendukung sinyal HSDPA.

3.3. Pengolahan Data

Gambar 3.4. Flowchart pengolahan data.

Mulai

Hasil capture

Konversi tipe file

File dibuka dengan Microsoft Excel 2007

Filtering IP


(36)

Dari Gambar 3.4 dapat dijelaskan flowchart dari data yang di-capture menggunakan Wireshark disimpan dalam format file tertentu yang hanya bisa dibaca oleh Wireshark sendiri, oleh karena itu agar bisa diakses oleh aplikasi lain untuk dihitung dan diolah datanya, file tersebut harus dikonversi ke bentuk file yang bisa dibaca oleh aplikasi lain, salah satunya oleh Microsoft Excel.

Berikut langkah-langkah yang dilakukan mulai dari menyimpan data yang ditangkap dengan Wireshark sampai file bisa diakses oleh MatLab.

1. Paket data yang ditangkap menggunakan Wireshark kemudian disimpan seperti terlihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Menyimpan hasil capture pada Wireshark dan bentuk file yang tersimpan.

2. Hasil file yang disimpan, dikonversi ke file yang bisa dibaca oleh aplikasi perhitungan lainnya, seperti terlihat pada Gambar 3.6.


(37)

Gambar 3.6. Konversi file ke bentuk plain text.

3. Membaca file yang telah dikonversi dengan menggunakan Microsoft Excel seperti terlihat pada Gambar 3.7, serta mengatur format file seperti terlihat pada Gambar 3.8, Gambar 3.9 dan Gambar 3.10.

Gambar 3.7. Membuka file yang telah dikonversi dengan Microsoft Excel.


(38)

Gambar 3.9. Menyusun format data dengan Microsoft Excel (2).

Gambar 3.10. Menyusun format data dengan Microsoft Excel (3).

4. Setelah file dibaca dengan menggunakan Microsoft Excel seperti terlihat pada Gambar 3.11, dilakukan filtering untuk IP dari aplikasi web video streaming


(39)

Gambar 3.11. Bentuk file yang telah di-format dan telah dibuka dengan Microsoft Excel.

Gambar 3.12. Filtering IP.

5. File tersebut disimpan dengan format Microsoft Excel 2003 yaitu file berekstensi *.xls seperti terlihat pada Gambar 3.13.


(40)

Gambar 3.13. Menyimpan file dengan formatMicrosoft Excel 2003. 6. File disimpan di folder tempat MatLab menyimpan file-nya, yaitu pada folder

work yang terletak di drive C > folder MatLab7 > work. Folder work merupakan folder default untuk mengakses file yang telah disimpan oleh

MatLab seperti terlihat pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14. Letak file yang disimpan pada folder MatLab.

7. Memanggil file yang telah disimpan dengan Microsoft Excel dengan menggunakan MatLab seperti terlihat pada Gambar 3.15.


(41)

Gambar 3.15. Membuka file dengan MatLab.

8. Hasil tampilan file yang telah diakses menggunakan MatLab yaitu berupa dua buah matriks yang memiliki tipe yang berbeda. Pemisahannya berdasarkan tipe element masing-masing kolom matriks pada waktu di-format dari

Wireshark ke Microsoft Excel seperti terlihat pada Gambar 3.16.


(42)

Gambar 3.17. Tampilan kolom pada Wireshark.

File yang sudah dikonversi tersebut pada saat dibuka maka akan dilakukan pengaturan bentuk isi file yang akan ditampilkan oleh MicrosoftExcel. Pengaturan tersebut meliputi pemisahan antar kolom, pengukuran luas dan lebar kolom, dan format tipe data. Setelah melewati pengaturan isi file maka akan muncul tampilan seperti yang ada pada tampilan Wireshark pada Microsoft Excel (dari bentuk kolomnya) yang bisa dilihat pada Gambar 3.17 (untuk tampilan

Wireshark) dan pada Gambar 3.18 (untuk tampilan pada Microsoft Excel).

Kemudian dapat dilakukan pemrosesan data yang akan digunakan untuk analisis. Dalam analisis diperlukan data yang berkaitan dengan aplikasi web video

streaming YouTube. Untuk membedakannya maka dilakukan filtering tipe data


(43)

Gambar 3.18. Tampilan kolom pada Microsoft Excel.

Karena YouTube merupakan aplikasi web milik situs pencarian Google, maka IP untuk Google juga dimasukkan dalam filtering data berdasarkan IP aplikasi web video streaming. Cara mengetahui IP masing-masing aplikasi web yang akan digunakan untuk analisis adalah dengan memasukkan nama web atau IP dari aplikasi web yang didapat, pada saat pengambilan data menggunakan

Wireshark, ke aplikasi web pencari IP Address/ Domain Name Lookup, yang

beralamatkan http://cqcounter.com/whois.

Berikut tabel 3.1 adalah daftar tabel IP dari Google dan YouTube yang didapat dari http://cqcounter.com/whois.

Tabel 3.1. IP Address Google dan YouTube.

Nama Web IP Address

Google  173.194.0.0 - 173.194.255.255

 74.125.0.0 - 74.125.255.255

YouTube  208.117.224.0 - 208.117.255.255

 208.65.152.0 - 208.65.155.255

3.4. Perhitungan Data

Quality of Service (QoS) didefinisikan sebagai suatu pengukuran tentang

seberapa baik jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dan sifat dari suatu layanan. QoS mengacu pada kemampuan


(44)

jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda.

Melalui QoS, seorang network administrator nantinya dapat memberikan prioritas trafik tertentu. Melalui implementasi perhitungan QoS di jaringan ini, diharapkandapat mengetahui aliran dan kejadian-kejadian yang ada di trafik pada jaringan, serta dapat menganalisis karakteristiknya.

Perhitungan paket data untuk menentukan nilai QoS-nya dari sisi Delay,

Jitter, Packet Loss, danUtilisasi Bandwidth. Berikut adalah langkah-langkah yang

digunakan untuk menentukan nilai QoS dari paket data yang di-capture.

3.4.1.Delay

Gambar 3.19. Flowchart menentukan Delay.

Mulai

Matriks

textdata; data;

Selesai

delay = data(:,6);

delay(delay==0)=[];

delay;

rata-rata = sum(delay)/length(delay);


(45)

Flowchart Gambar 3.19 merupakan cara untuk menentukan delay yang terjadi pada saat capture data. Pada Matlab, file yang telah di-filter IP-nya, dibagi menjadi 2 bagian, matriks textdata dan matriks data. Matriks textdata berisi data yang bertipe integer, sedangkan matriks data berisi data yang bertipe double. Kedua data dipisahkan menjadi 2 matriks dikarenakan data pada matriks data akan digunakan untuk perhitungan, sedangkan data pada matriks textdata hanya digunakan untuk mengetahui letak data yang dimaksud pada matriks data. Berikut Gambar 3.20 yang menggambarkan bentuk matriks textdata pada MatLab.

Gambar 3.20. Tampilan matriks textdata pada MatLab.

Pertama yang dilakukan adalah mengambil seluruh elemen kolom 6 dari matriks data. Gambar 3.21 menggambarkan matriks data yang memiliki 6 kolom pada MatLab. Kolom 6 dari matriks data yang berjudul ‘The RTT to ACK the

segment was’, dengan kata lain merupakan kolom yang berisi sebuah selisih

waktu antara segmen yang berisi ACK dari pengiriman data sebelumnya dengan waktu dari segmen yang mengirimkan data. Setelah semua isi kolom 6 dari matriks data diambil dan dijadikan elemen dari matriks delay, kemudian dilakukan penghapusan elemen dari matriks delay yang bernilai NaN.


(46)

Gambar 3.21. Tampilan matriks data pada MatLab.

Setelah matriks delay didapat semua elemennya, maka dilakukan perhitungan rata-ratanya. Cara menghitung rata-ratanya adalah semua elemen matriks delay dijumlahkan, kemudian hasilnya dibagi dengan banyaknya elemen pada matriks delay. Barulah nilai rata-rata delay yang dibutuhkan untuk analisis ini didapatkan. Hasil dari perhitungan ini adalah sebuah nilai yang memiliki satuan waktu yaitu detik.

3.4.2.Jitter

Pada flowchart Gambar 3.22 dapat dilihat, dari hasil perhitungan delay yang didapat kemudian dibuat 2 buah matriks jitter. Dibuatnya 2 matriks jitter bertujuan agar dalam perhitungan selisih antar delay dapat dilakukan dengan tepat karena menggunakan perhitungan matriks. Masing-masing matriks hanya memiliki 1 kolom. Untuk matriks jitter1 elemen pada baris terakhir dihilangkan, sedangkan untuk matriks jitter2 elemen pada baris pertama dihilangkan. Hal ini dilakukan agar ukuran kedua matriks sama, karena syarat perhitungan pengurangan ataupun penjumlahan antar matriks haruslah memiliki ukuran matriks yang sama. Hasil dari pengurangan antara matriks jitter2 dengan matriks


(47)

jitter1 bernilai negatif, maka hasilnya dibuat nilai mutlak. Kemudian hasilnya dimasukkan dalam rumus perhitungan jitter. Hasil dari perhitungan ini adalah sebuah nilai yang memiliki satuan waktu yaitu detik.

Gamber 3.22. Flowchart perhitungan Jitter.

3.4.3.Packet Loss

Pada flowchart Gambar 3.23 dijelaskan bahwa untuk mencari paket data yang hilang, maka dapat dilihat dari sisi kolom 10 pada matriks textdata yang berjudul message. Kolom ini menerangkan berbagai macam pesan tentang informasi yang lebih spesifik dan sebuah peringatan. Jika pada kolom 10 ini pada tiap baris ada yang berisikan keterangan 'Previous segment not captured (common

at capture start)’ berarti paket tersebut hilang pada segmen sebelumnya. Tetapi

Mulai

Delay

Matriks

jitter1(1:(end-1),kolom); jitter2(2:end,kolom);

Selesai

jitter3 = jitter2 – jitter1

Jitter Jitter = ∑|jitter 3|


(48)

tidak perlu mencari paket sebelumnya, karena dengan keterangan ini sudah dapat menerangkan bahwa ada paket yang hilang. Proses pencocokan isi dari tiap baris dari kolom 10 ini akan dilakukan sampai batas akhir dari matriks textdata. Jika sudah dikumpulkan elemen matriks yang diinginkan, maka akan diketahui jumlah paket yang hilang. Dari sini maka dilakukan perhitungan prosentase packet loss dengan menggunakan rumus perhitungan packet loss. Hasil dari perhitungan ini adalah sebuah prosentase.

Gambar 3.23. Flowchart perhitungan Packet Loss.

Mulai

Matriks

textdata; data;

textdata(baris, 10) == paket yang hilang

Jumlah paket yang hilang

Packet Loss = ( ℎ� � � ℎ �

ℎ� � � ) x 100 % False

True

Prosentase Packet Loss


(49)

3.4.4.Utilisasi Bandwidth

Gambar 3.24. Flowchart perhitungan Utilisasi Bandwidth.

Pada flowchart Gambar 3.24 dijelaskan yang dilakukan pertama kali dilakukan adalah mengambil semua element pada kolom 5 dari matriks data. Kolom 5 dari matriks data berjudul Length, yang berisi besar nilai byte masing-masing paket. Kemudian semua nilai pada kolom 5 dari matriks data dijumlahkan, setelah dijumlahkan baru dikali dengan 8 karena nilainya harus diubah ke satuan bit. Nilai yang dihasilkan adalah sebuah besaran paket per satuan waktu, nilai waktu disini masih menggunakan waktu lamanya capture yaitu 15 menit. Nilai

Mulai

Matriks

textdata; data;

Selesai

Length = data(baris,5)

rate_bit rate_bit = ∑� � ℎ x 8

900

Utilisasi Bandwidth = ( � _

3600000 bit /detik ) x 100%


(50)

waktu dikonversi menjadi satuannya per detik, maka hasil yang telah dikali 8 tadi dibagi dengan 900 detik (sama dengan 15 menit), sehingga didapat rate_bit nya. Setelah diketahui rate_bit-nya maka dapat dihitung utilisasi bandwidth-nya dengan cara menggunakan rumus perhitungan utilisasi bandwidth. Hasil dari perhitungan ini adalah prosentase dari utilisasi bandwidth yang ada.

Bandwidth yang digunakan adalah sebesar 3.6 Mbps dengan sinyal

HSDPA. Bandwidth tersebut disediakan oleh provider internet modem GSM 3, sehingga utilisasi bandwidth yang diukur adalah dari client ke workstation milik provider internet modem GSM 3. Besarnya bandwidth setelah melewati

workstation tidak diketahui karena routing protokolnya tidak diketahui.

3.5. Evaluasi Sistem

Setelah memperoleh nilai dari parameter-parameter QoS-nya, maka dapat dilakukan analisis. Analisis yang dilakukan adalah menganalisis nilai parameter-parameter QoS yang didapat, kemudian barulah diketahui karakteristik lalu lintas data aplikasi web video streaming YouTube. Karakteristik lalu lintas data yang dimaksud adalah dilihat dari hasil perhitungan parameter QoS dari arsitektur jaringan yang dibuat, kemudian dibandingkan dengan nilai parameter QoS yang sesuai dengan standar yang ada. Dengan begitu dapat mengetahui bagaimana kinerja dari arsitektur jaringan yang dibuat serta karakteristik dari lalu lintas data aplikasi web videostreamingYouTube.


(51)

47

BAB IV

HASIL DAN EVALUASI

Pengujian sistem merupakan pengujian terhadap perhitungan yang telah dilakukan. Pengujian tersebut termasuk pengujian terhadap parameter-parameter QoS, yaitu : pengujian terhadap Delay, pengujian terhadap Jitter, pengujian terhadap Packet Loss, dan pengujian terhadap Utilisasi Bandwidth, termasuk analisis terhadap karakteristik lalu lintas data aplikasi web video streaming :

YouTube. Hasil input berasal dari capture data menggunakan Wireshark selama

15 menit sebanyak 3 x 7 hari, yaitu waktu pagi, siang, dan sore hari selama satu minggu, dengan memakai 2 user. Untuk pagi hari pengambilan datanya memiliki rentang waktu dari pukul 08.00-10.00 WIB, dan untuk siang hari rentang waktunya 11.00-13.00 WIB, sedangkan untuk sore hari rentang waktunya 15.00-17.00 WIB. Dari rentang waktu tersebut, waktu untuk pengambilan data dilakukan secara acak, tetapi masih dalam rentang waktu yang disebutkan. Untuk pengujian terhadap parameter-parameter QoS menggunakan perangkat keras yang berbeda dari perangkat keras pada saat pengambilan data.

4.1. Pengujian Terhadap Delay

Pengujian terhadap Delay dilakukan pada saat melakukan proses pengolahan paket data. Delay muncul pada saat jedah waktu antara waktu paket dikirim dengan waktu paket diterima. Tetapi pada Wireshark, Delay merupakan RTT dari ACK segmen sebelumnya.


(52)

4.1.1. Tujuan

Tujuan dari pengujian terhadap Delay yaitu untuk mengetahui seberapa besar Delay yang terjadi pada saat pengaksesan aplikasi web video streaming dari arsitektur jaringan yang dibuat.

4.1.2. Peralatan yang digunakan

1. Perangkat keras

Perangkat keras yang digunakan untuk implementasi pengujian terhadap

Delay adalah sebuah PC dengan spesifikasi sebagai berikut :

1.1. Processor : Intel(R) Core(TM) i5 CPU

1.2. Memory : 2.00 GB

1.3. Sistem Operasi : Windows 7 Home Basic 1.4. System type : 64-bit Operating System 2. Perangkat lunak

2.1. Wireshark adalah aplikasi utama selain untuk meng-capture data juga

untuk menampilkan informasi yang diperlukan agar mendukung dalam menentukan Delay.

2.2. Microsoft Excel 2007 digunakan untuk mengolah data yang telah

di-capture oleh Wireshark.

2.3. Matlab digunakan untuk menghitung paket data yang telah diolah dengan

MicrosoftExcel 2007.

4.1.3. Prosedur pengujian

1. Menjalankan program Matlab.


(53)

3. Menjalankan source code perhitungan Delay. 4. Melihat hasil perhitungan Delay.

5. Membuat grafik prosentase rata-rata Delay.

4.1.4. Hasil pengujian dan evaluasi

Hasil perhitungan total rata-rata Delay yang telah dihitung menggunakan Matlab adalah sebagai berikut :

4.1.4.1. User1 dengan IP 192.168.0.101

Tabel 4.1 Tabel hasil rata-rata total Delay (detik) pada user1.

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Pagi

0.5985 0.55088 1.1598 0.25508 0.38885 0.80991 1.0108

Siang

0.30981 0.60049 0.2507 0.15874 0.55151 0.23078 0.80952

Sore

0.51696 0.58749 0.83455 0.34864 2.3851 0.77017 0.63749

Gambar di bawah merupakan grafik total rata-rata dari Delay yang terjadi pada user1. Nilainya seperti yang tercantum pada Tabel 4.1.

Pagi

Gambar 4.1 Grafik perhitungan rata-rata delay di pagi hari pada user1.

0.5985

0.55088

1.1598

0.25508

0.38885

0.80991 1.0108

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

(d

e

tik)


(54)

Dari grafik Gambar 4.1 dapat dilihat terjadi pola naik turun nilai rata-rata

delay yang terjadi untuk waktu pagi hari. Pada hari Senin, nilai rata-rata delay-nya

0.5985 detik. Pada hari Selasa mengalami penurunan nilai rata-rata delay menjadi 0.55088 detik Sedangkan pada hari Rabu mengalami peningkatan nilai rata-rata

delay dari hari Selasa sebanyak 0.60892 detik, nilai rata-rata delay-nya terbesar

dalam grafik selama 1 minggu. Kemudian pada hari Kamis, nilai rata-rata delay mengalami penurunan drastis sebanyak 0.904292 detik dari hari Rabu, ini merupakan nilai rata-rata delay terkecil yang didapat selama 1 minggu. Pada hari Jumat mengalami peningkatan, nilai rata-rata delay-nya adalah 0.38885 detik, Untuk hari Sabtu mengalami peningkatan kembali, yaitu 0.80991 detik. Kemudian pada hari Minggu mengalami peningkatan nilai rata-rata delay yang didapat sebanyak 0.20027 detik dari nilai rata-rata delay pada hari Sabtu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata delay tertinggi yang di dapat untuk waktu pagi hari terjadi pada hari Rabu yaitu 1.1598 detik dan nilai terendahnya pada hari Kamis yaitu 0.25508 detik, sedangkan nilai rata-rata delay hari lainnya hanya di bawah 1.1 detik.

Siang

Dari grafik Gambar 4.2 dapat dilihat terjadi pola naik turun nilai rata-rata

delay yang terjadi untuk waktu siang hari. Pada hari Senin, nilai rata-rata delay

-nya 0.30981 detik. Pada hari Selasa mengalami peningkatan nilai rata-rata delay sebanyak 0.29068 detik. Sedangkan pada hari Rabu mengalami penurunan nilai rata-rata delay menjadi 0.2507 detik. Kemudian pada hari Kamis, nilai rata-rata

delay mengalami penurunan kembali sebanyak 0.09196 detik dari hari Rabu, ini


(55)

Jumat terjadi peningkatan, nilai rata-rata delay-nya adalah 0.55151 detik. Untuk hari Sabtu mengalami penurunan nilai rata-rata delay menjadi 0.23078 detik.

Gambar 4.2 Grafik perhitungan rata-rata delay di siang hari pada user1. Kemudian pada hari Minggu mengalami peningkatan drastis, nilai rata-rata

delay yang terjadi adalah 0.80952 detik, merupakan nilai rata-rata delay-nya

merupakan nilai terbesar dalam grafik selama 1 minggu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata delay tertinggi yang di dapat untuk waktu siang hari terjadi pada hari Minggu yaitu 0.80952 detik dan nilai terendahnya pada hari Kamis yaitu 0.15874 detik, sedangkan nilai rata-rata delay hari lainnya hanya di bawah 0.7 detik.

Sore

Dari grafik Gambar 4.3 dapat dilihat terjadi pola naik turun nilai rata-rata

delay yang terjadi untuk waktu sore hari. Pada hari Senin, nilai rata-rata delay-nya

sebesar 0.51696 detik. Pada hari Selasa mengalami peningkatan nilai rata-rata

delay sebanyak 0.07053 detik. Sedangkan pada hari Rabu mengalami peningkatan

kembali nilai rata-rata delay menjadi 0.83455 detik. Kemudian pada hari Kamis,

0.30981

0.60049

0.2507

0.15874

0.55151

0.23078 0.80952

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

(d

e

tik)


(56)

nilai rata-rata delay mengalami penurunan sebanyak 0.48591 detik dari hari Rabu, ini merupakan nilai rata-rata delay terkecil yang didapat selama 1 minggu.

Gambar 4.3 Grafik perhitungan rata-rata delay di sore hari pada user1. Pada hari Jumat terjadi peningkatan drastis, nilai rata-rata delay-nya adalah 2.3851 detik, nilai rata-rata delay-nya merupakan nilai terbesar dalam grafik selama 1 minggu. Untuk hari Sabtu mengalami penurunan yang sangat besar, nilai rata-rata delay-nya adalah 0.77017 detik. Kemudian pada hari Minggu mengalami penurunan kembali, nilai rata-rata delay yang didapat 0.63749 detik. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata delay tertinggi yang di dapat untuk waktu sore hari terjadi pada hari Jumat yaitu 2.3851 detik dan nilai terendahnya pada hari Kamis yaitu 0.34864 detik, sedangkan nilai rata-rata delay hari lainnya hanya di bawah 0.9 detik.

Gabungan Grafik Perhitungan Delay Semua Waktu

Dari grafik Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata delay tertinggi yang di dapat terjadi pada hari Jumat sore yaitu 2.3851 detik, sedangkan nilai rata-rata delay terendah terjadi pada hari Kamis siang yaitu 0.15874 detik, nilai rata-rata delay lainnya tidak lebih dari 1.5 detik. Jika dirata-rata semua nilai delay

-0.51696 0.58749

0.83455

0.34864

2.3851

0.77017 0.63749

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

(d

e

tik)


(57)

nya dibandingkan berdasarkan waktunya, maka total nilai rata-rata delay terbesar terjadi pada sore hari yaitu 0.868629 detik.

Gambar 4.4 Grafik gabungan rata-rata delay semua waktu pada user1.

4.1.4.2. User2 dengan IP 192.168.0.102

Tabel 4.2 Tabel hasil rata-rata total Delay (detik) pada user2.

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Pagi

0.093203 0.38922 0.10828 0.26375 0.037642 0.71271 0.33349

Siang

0.39055 0.98863 0.046748 0.10708 0.65839 0.22535 0.30622

Sore

0.28134 0.46359 0.022845 0.049733 0.66266 0.2711 1.1624

Gambar di bawah merupakan grafik total rata-rata dari Delay yang terjadi pada user2. Nilainya seperti yang tercantum pada Tabel 4.2.

Pagi

Dari grafik Gambar 4.5 dapat dilihat terjadi pola naik turun nilai rata-rata

delay yang terjadi untuk waktu pagi hari. Pada hari Senin, nilai rata-rata delay-nya

adalah 0.093203 detik. Pada hari Selasa mengalami peningkatan nilai rata-rata

delay menjadi 0.38922 detik. Sedangkan pada hari Rabu mengalami penurunan

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

(d

e

tik)

Rata-rata Delay

Pagi

Siang


(58)

nilai rata-rata delay dari hari Selasa sebanyak 0.28094 detik. Kemudian pada hari Kamis, nilai rata-rata delay mengalami peningkatan sebesar 0.15547 detik dari hari Rabu.

Gambar 4.5 Grafik perhitungan rata-rata delay di pagi hari.

Pada hari Jumat mengalami penurunan, nilai rata-rata delay-nya adalah 0.037642 detik, ini merupakan nilai rata-rata delay terkecil yang didapat selama 1 minggu. Untuk hari Sabtu mengalami peningkatan drastis dari nilai rata-rata delay pada hari Jumat sebanyak 0.675068 detik, nilai rata-rata delay-nya terbesar dalam grafik selama 1 minggu. Kemudian pada hari Minggu mengalami penurunan nilai rata-rata delay yang didapat adalah 0.33349 detik. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata delay tertinggi yang di dapat untuk waktu pagi hari terjadi pada hari Sabtu yaitu 0.71271 detik dan nilai terendahnya pada hari Jumat yaitu 0.037642 detik, sedangkan nilai rata-rata delay hari lainnya hanya di bawah 0.4 detik.

Siang

Dari grafik Gambar 4.6 dapat dilihat terjadi pola naik turun nilai rata-rata

delay yang terjadi untuk waktu siang hari. Pada hari Senin, nilai rata-rata delay

-0.093203

0.38922

0.10828

0.26375

0.037642

0.71271

0.33349

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

(d

e

tik)


(59)

nya 0.39055 detik. Pada hari Selasa mengalami peningkatan nilai rata-rata delay yang sangat besar menjadi 0.98863 detik, merupakan nilai rata-rata delay-nya merupakan nilai terbesar dalam grafik selama 1 minggu.

Gambar 4.6 Grafik perhitungan rata-rata delay di siang hari.

Sedangkan pada hari Rabu terjadi penurunan drastis nilai rata-rata delay sebanyak 0.941882 detik, ini merupakan nilai rata-rata delay terkecil yang didapat selama 1 minggu. Kemudian pada hari Kamis, nilai rata-rata delay mengalami peningkatan menjadi 0.10708 detik. Pada hari Jumat terjadi peningkatan kembali , nilai rata-rata delay-nya adalah 0.65839 detik. Untuk hari Sabtu mengalami penurunan nilai rata-rata delay menjadi 0.22535 detik. Kemudian pada hari Minggu mengalami peningkatan, nilai rata-rata delay yang terjadi adalah 0.30622 detik. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata delay tertinggi yang di dapat untuk waktu siang hari terjadi pada hari Selasa yaitu 0.98863 detik dan nilai terendahnya pada hari Rabu yaitu 0.046748 detik, sedangkan nilai rata-rata delay hari lainnya hanya di bawah 0.7 detik.

0.39055

0.98863

0.046748 0.10708

0.65839

0.22535 0.30622

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

(d

e

tik)


(60)

Sore

Gambar 4.7 Grafik perhitungan rata-rata delay di sore hari.

Dari grafik Gambar 4.7 dapat dilihat terjadi pola naik turun nilai rata-rata

delay yang terjadi untuk waktu sore hari. Pada hari Senin, nilai rata-rata delay-nya

sebesar 0.28134 detik. Pada hari Selasa mengalami peningkatan nilai rata-rata

delay sebanyak 0.18225 detik. Sedangkan pada hari Rabu mengalami penurunan

drastis nilai rata-rata delay-nya adalah 0.022845 detik, ini merupakan nilai rata-rata delay terkecil yang didapat selama 1 minggu. Kemudian pada hari Kamis, nilai rata-rata delay mengalami peningkatan menjadi 0.049733 detik. Pada hari Jumat terjadi peningkatan, nilai rata-rata delay-nya adalah 0.66266 detik. Untuk hari Sabtu mengalami penurunan, nilai rata-rata delay-nya menjadi 0.2711 detik. Kemudian pada hari Minggu nilai rata-rata delay mengalami peningkatan drastis dari hari Jumat yaitu sebanyak 0.8913 detik, nilai rata-rata delay-nya merupakan nilai terbesar dalam grafik selama 1 minggu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata delay tertinggi yang di dapat untuk waktu sore hari terjadi pada hari

0.28134

0.46359

0.022845 0.049733

0.66266

0.2711

1.1624

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

(d

e

tik)


(61)

Minggu yaitu 1.1624 detik dan nilai terendahnya pada hari Rabu yaitu 0.022845 detik, sedangkan nilai rata-rata delay hari lainnya hanya di bawah 0.7 detik.

Gabungan Grafik Perhitungan Delay Semua Waktu

Gambar 4.8 Grafik gabungan rata-rata delay semua waktu.

Dari grafik Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata delay tertinggi yang di dapat terjadi pada hari Minggu sore yaitu 1.1624 detik, sedangkan nilai rata-rata delay terendah terjadi pada hari Rabu sore yaitu 0.022845 detik, nilai rata-rata delay lainnya tidak lebih dari 1 detik. Jika dirata-rata semua nilai delay -nya dibandingkan berdasarkan waktu-nya, maka total nilai rata-rata delay terbesar terjadi pada sore hari yaitu 0.416238 detik.

4.1.4.3. Grafik Perbandingan antara user1 dan user2. Pagi

Dari grafik Gambar 4.9 dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata delay yang terjadi dari antara 2 user yang digunakan pada waktu pagi hari. Terlihat nilai rata-rata delay yang tertingi terjadi pada user1 dengan IP 192.168.0.101 di hari Rabu, sedangkan pada hari yang sama nilai rata-rata delay untuk user2 dengan IP

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

(d

e

tik)

Rata-rata Delay

Pagi

Siang


(62)

192.168.0.102 kecil karena mengalami penurunan dari hari Selasa. Nilai rata-rata

delay terkecil user1 pada hari Kamis hampir sama dengan nilai rata-rata delay

user2 yang pada saat itu mengalami peningkatan dari hari Rabu.

Gambar 4.9 Grafik perbandingan delay antara user1 dan user2 waktu pagi hari. Untuk nilai rata-rata delay terbesar user2 terjadi hari Sabtu yang juga nilai rata-rata delay user1 mengalami peningkatan dari hari Jumat. Jadi dapat disimpulkan nilai rata-rata delay tertinggi terjadi pada user1 dengan IP 192.168.0.101 di hari Rabu yaitu 1.1598 detik, sedangkan nilai rata-rata delay terendah terjadi pada user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari Jumat yaitu 0.037642 detik.

Siang

Dari grafik Gambar 4.10 dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata delay yang terjadi dari antara 2 user yang digunakan pada waktu siang hari. Terlihat nilai rata-rata delay yang terbesar pada user1 dengan IP 192.168.0.101 terjadi hari Minggu, pada saat yang sama nilai rata-rata delay user2 dengan IP 192.168.0.102 mengalami peningkatan dari hari Sabtu tetapi tidak sebesar nilai rata-rata delay

0.5985 0.55088 1.1598 0.25508 0.38885 0.80991 1.0108 0.093203 0.38922 0.10828 0.26375 0.037642 0.71271 0.33349 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 (d e tik)

Rata-rata Delay

192.168.0.101 192.168.0.102


(63)

pada user1. Nilai rata-rata delay terkecil user1 pada hari Kamis, sedangkan nilai rata-rata delay user2 pada saat itu mengalami peningkatan dari hari Rabu.

Gambar 4.10 Grafik perbandingan delay antara user1 dan user2 waktu siang hari. Untuk nilai rata-rata delay yang tertingi terjadi pada user2 di hari Selasa, pada hari yang sama nilai rata-rata delay untuk user1 juga mengalami peningkatan dari hari Senin. Nilai rata-rata delay terkecil dari user2 terjadi hari Rabu karena terjadi penurunan drastis dari nilai rata-rata delay tertinggi hari Selasa, sedangkan pada saat yang sama juga terjadi penurunan nilai rata-rata delay pada user1 tetapi tidak begitu kecil. Jadi dapat disimpulkan nilai rata-rata delay tertinggi terjadi pada user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari Selasa yaitu 0.98863 detik, sedangkan nilai rata-rata delay terendah terjadi pada user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari Rabu yaitu 0.046748 detik.

Sore

Dari grafik Gambar 4.11 dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata delay yang terjadi dari antara 2 user yang digunakan pada waktu sore hari. Terlihat nilai rata-rata delay tertinggi terjadi pada user1 dengan IP 192.168.0.101 di hari Jumat,

0.30981 0.60049 0.2507 0.15874 0.55151 0.23078 0.80952 0.39055 0.98863 0.0467480.10708 0.65839 0.225350.30622 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 (d e tik)

Rata-rata Delay

192.168.0.101 192.168.0.102


(1)

Mbps, hal ini dikarenakan hanya membuka 1 aplikasi web video streaming YouTube.


(2)

106 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis karakteristik lalu lintas data aplikasi web video streaming, didapat perhitungan parameter-parameter dari QoS yang menentukan karakteristik dari lalu lintas data aplikasi web video streaming YouTube. sehingga dapat disimpulkan.

Nilai rata-rata delay terbesar yang didapat adalah 2.3851 detik, sedangkan nilai rata-rata delay normal yang seharusnya untuk video streaming tidak boleh melebihi 4-5 detik. Nilai rata-rata delay yang didapat dari mengakses aplikasi web video streaming YouTube masih berada di bawah batas normal. Aplikasi web video streaming memiliki persyaratan QoS lebih toleran karena delay-insensitive (dapat mentolerir kelebihan waktu beberapa detik).

Untuk nilai jitter dari perhitungan di atas, nilai terbesarnya adalah 3.9426 detik. Untuk nilai jitter pada video streaming tidak ada persyaratan yang signifikan.

Nilai prosentase terjadinya packet loss yang didapat nilai terbesarnya adalah 5.3726 %, sedangkan nilai prosentase packet loss seharusnya tidak boleh lebih dari 5 %. Dengan kata lain prosentase terjadinya packet loss berada di atas nilai yang seharusnya. Penyebabnya adalah terjadi collision dan congestion pada jaringan, sehingga berpengaruh pada retransmisi data yang akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth-nya cukup tersedia. Ada 3 faktor penyebab terjadinya packet loss, kesalahan bit yang


(3)

disebabkan oleh noise atau kesalahan peralatan, terjadinya delay yang disebabkan oleh kepadatan aliran trafik pada jaringan sehingga mempengaruhi jitter sehingga membuat buffer penuh sebagai akibat antrian paket, rerouting paket untuk menghindari kemacetan dalam jaringan.

Nilai prosentase utilisasi bandwidth yang digunakan pada waktu mengakses aplikasi web video streaming YouTube yang didapat paling besar adalah 14.424 % dari bandwidth yang disediakan. Dalam bentuk bit per second (bps) nilai utilisasi bandwidth-nya adalah 519264 bps yaitu 519.264 Kbps, dan persyaratan bandwidth minimal yang dibutuhkan untuk mengakses YouTube adalah sebesar 500 Kbps. Jadi nilai utilisasi bandwidth yang didapat sudah sesuai dengan nilai bandwidth minimal untuk mengakses aplikasi web video streaming YouTube. Nilai utilisasi bandwidth yang didapat kecil dibanding dengan nilai bandwidth yang disediakan sebesar 3.6 Mbps, hal ini dikarenakan hanya membuka 1 aplikasi web video streaming YouTube .

5.2. Saran

Sebagai pengembangan dari penelitian yang dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut.

1. Penelitian di atas dilakukan analisis karakteristik lalu lintas data aplikasi web video streaming. Video streaming dibedakan berdasarkan aplikasinya menjadi video live streaming dan video-on-demand. Yang digunakan pada penelitian di atas adalah video-on-demand. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisa karakteristik lalu lintas data aplikasi web video streaming yang bertipe live streaming.


(4)

108

2. Dari topologi yang ada, diharapkan penelitian berikutnya dapat melakukan pengembangan desain arsitektur jaringan, baik dalam kuantitas maupun kualitas.

3. Dalam proses pengambilan data, diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperpanjang waktu capture maupun menambah frekuensi pengambilan data.

4. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengambil data dari backbone sebuah workstation yang besar agar data yang didapatkan lebih banyak dan lebih akurat.


(5)

109

Clark, Alan. 2003. Analysis, Measurement and Modelling of Jitter. Geneva : International Telecommunication Union.

Cyberkomputer. November 14, 2012. Jaringan komputer. Pengertian dan fungsi tcp/ip dalam jaringan komputer. Online. Diakses 23 april 2013. http://cyberkomputer.com/jaringan-komputer/pengertian-dan-fungsi-tcp-ip-dalam-jaringan-komputer/

Fajrien, Avrianty. 2012. Kompresi Image dengan Metode Shannon Fano pada Webcam. Universitas Sriwijaya, Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer.

Harmoko, Kirap Panji. 2011. Membangun Aplikasi Live Streaming Event Berbasis Web Menggunakan Protokol RTP. Bandung : Universitas Komputer Indonesia, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik.

Javvin, network management & security. 2012. What is Network Protocol Analysis and Protocol Analyzer. Online. Diakses tanggal 17 Oktober 2012. http://www.javvin.com/protocolanalysis.html

Modul QoS Pada Jaringan IP. Institut Teknologi Telkom. Online. Diakses tanggal 29 Juli 2013. http://ittelkom.ac.id/staf/rnd/Modul%20Ngn%20Pdf/Modul-13a_QoS%20PADA%20JARINGAN%20IP.pdf

Muslim, Much Aziz. 2007. Analisis Codec dan Payload Pada Micronet dan Cisco Pada Jaringan VPN-MPLS. Semarang : Universitas Stikubank, Fakultas Teknologi Informasi.


(6)

110

Nurhayati, Oky Dwi, ST, MT. 2010. Sistem Komunikasi Multimedia. Semarang : Universitas Diponegoro.

Prasetiya, Bayu Aditiya. 2008. Pengaruh Video Bit-Rate dan Background Traffic Terhadap Kinerja Video Streaming Pada Jaringan Wireless LAN. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Rifiani, Vina; M. Zen Samsono Hadi; Haryadi Amran Darwito. 2011. Analisa Perbandingan Metode Routing Distance Vector Dan Link State Pada Jaringan Packet. Surabaya : Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi.

Siadari, Thomhert Suprapto. 2010. Perancang dan Implementasi Penyiaran Video Langsung Berbasis Web di IT Telkom. Bandung : IT Telkom.

Simanjuntak, Ronald. 2010. Pengukuran Quality Of Service Layanan IPTV Berbasis Open IMS. Depok : Universitas Indonesia, Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik.

Sukmaaji, Anjik S.Kom. & Rianto S.Kom. 2008. Jaringan Komputer : Konsep Dasar Pengembangan Jaringan & Keamanan Jaringan (Subnet, VLSM, Routing, DES, PGP, & Firewall. Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET.

Szigeti, Tim and Hattingh, C. 2004. End-to-End QoS Network Design: Quality of Service in LANs, WANs and VPNs. Indianapolis: Cisco Press

Youtube System Requirements. Online. Diakses tanggal 29 Juli 2013. https://support.google.com/youtube/answer/78358?hl=en-GB