GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TENTANG BAHAYA ROKOK DI SMP 2 SANDEN BANTUL

(1)

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh

Derajat sarjana keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh Zuliyani 20120320110

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TENTANG BAHAYA ROKOK DI SMP 2 SANDEN BANTUL

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh

Derajat sarjana keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh Zuliyani 20120320110

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Zuliyani

NIM : 20120320110

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum dajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,


(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan untuk

Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kasihsayang-Nya yang telah memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian ini

Kedua orang tua saya yang sangat saya cintai bapak Robingun & ibu Parlingah yang telah memberikan doa,motivasi, kasih sayang. Dan materi.

Terimakasih bapak, ibu telah bekerja keras untuk yani sampai hari ini,semoga lelahmu di catat sebagai amal ibadah oleh Allah Swt

Terimakasih sayja tidak cukup untuk mengungkapkan rasa syukur saya atas semua yang telah kedua orang tua berikan.

Untuk mbak Usinayati teimakasih, maaf selalu merepotkan mbak sampai hari ini Yani tidak bisa membalas apa-apa untuk semua yang telah mbak kasih untuk yani

Yani hanya bisa mendoakan semoga kebaikan mbak di balas Allah SWT Untuk mbak Chalimatus Sadiyah & mbak Fatmawati terimakasih untuk dukunganya

Yani sayang kalian semua

Untuk ibu Erfin firmawati & ibu diantia Sugiyo terimakasih telah memberikan ilmu yang bermanfaat

Untuk temen-temanku TESASOL,BOLANG, Terimakasih

Untuk Putri TALIWANG terimakasiih sudah menjadi keluarga baru ku selama di jogya yang selalu aku repotin terimakasih untuk dukungan kalian

Untuk mbak Azizah .Ch & Agriyunita Terimakasih untuk motivasi dan dukungannya.


(6)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya dan dengan didorong semangat dan daya upaya penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran

Tingkat Pengetahuan Anak Remaja Tentang Bahaya Rokok Di SMP 2 Sanden Bantul Yogyakarta”

karya tulis ilmiah ini dibuat sebagai syarat dalam menyelesaikan program pendidikan sarjana IlmuKeperawatan di Fakultas Kedokteran dan IlmuKesehatan UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta. Karya tulis ini berisikan tentang teori-teori mengenaibahaya rokok dan usia remaja.Dalam membuat proposal ini penulis mendapat banyak masukan dariberbagai pihak oleh karena itu dalam kesempataninipenulismengucapkanterimakasihkepada:

1. Kedua orang tua saya, yang telah memberikan dukungan moril dan materil untuk menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

2. Sri Sumaryani, Ns., M.Kep, Sp. Mat. HNC selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Erfin Firmawati S. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan pemikiran serta pengarahan yang sangat berguna dalam penyusunan proposal ini.


(7)

vi

4. Usaniyati, Chalimatussadiyah, Fatmawati yang telah memberikan dukungan moril dan materi untuk menyaelesaikan proposal ini.

5. Seluruh teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.

6. Pihak-pihak lain yang telah membantu peneliti menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

Dalam penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun saya terima dengan senang hati. Mudah-mudahan proposal karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta,januari 2015 Penulis


(8)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... INTISARI ... ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN...

A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat penelitian... E. Keaslian Penelitian...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... A. Remaja ... 1. Pengertian remaja... 2. Karakteristik remaja... 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

remaja... 4. Tugas perkembangan remaja ...

B. Pengetahuan

1. Definisi pengetahuan... 2. Konsep-konsep pengetahuan... 3. Tingkat pengetahuan... 4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan...

C. Rokok

1. Definisi rokok... 2. Kandungan rokok... 3. Bahaya rokok... 4. Kategoriperokok... 5. Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok...

D. Kerangka konsep ...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian... B. Populasi dan sampel penelitian... C. Lokasi dan waktu penelitian... D. Variabel dan definisi operasional ... E. Instrument penelitian ... F. Uji validitas dan releabilitas... G. Cara mengumpulkan data... H. Pengolahan data... I. Analisa data...

i ii iii iv v vii xi x x 1 1 4 4 5 5 6 7 8 9 10 18 26 26 26 24 30 31 31 32 36 40 41 45 46 46 46 47 47 48 49 50 51 52


(9)

viii

J. Etikapenelitian...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... A. HASIL PENELITAN...

1. Gambaran Umum Lokasi... 2. Data Demografi... 3. Gambaran Tingkat Pengetahuan... 4. Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Karakteristik responden....

B. PEMBAHASAN

1. Data Demografi... a. Jenis Kelamin... b. Usia ... c. Sumber Informasi... 2. Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang rokok...

C. KEKUATAN dan KELEMAHAN

1. Kekuatan... 2. Kelemahan...

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 53 55 55 55 55 56 56 57 58 58 58 58 59 65 65 66 66 67


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Table 3.1 kisi-kisi kuesioner... 39

Table 4.1 data demografi ... 56

Table 4.2 tingkat pengetahuan... 56


(11)

Telah disetujui dan diseminarkan pada Agustus 2016

Oleh: Zuliyani 20120320110

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

Erfin firmawati, S.Kep,.Ns,MNS Dianila Sugiyo,S.Kep., Ns.,MHID NIK:19810708200710173080 NIP: 173079

Mengetahui

Ketua Pl"9grwn Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muham7 yah Y ogyakarta

Sri Sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Mat., HNC NIK: 19770313200104173046


(12)

x

Zuliyani (2016) Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja

Tentang Bahaya Rokok Di SMP 2 Sanden, Bantul, Yogyakarta

Dosen Pembimbing Erfin Firmawati S. Kep,.Ns,MNS

INTISARI

Latar Belakang:Perokok di Indonesia masih sangat tinggi terutama remaja. Akibat rokok bagi kesehatan yaitu kanker, gangguan jantung,gangguan kehamilan dan stroke. Untuk mencegah meningkatnya perokok pada remaja perlu di ketahui tingkat pengetahuan remaja

Tujuan:Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya rokok di SMP 2 Sanden Bantul Yogyakarta

Metode : Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah Random Sampling jumlah sampelsebanyak 86 orang.instrumen untuk pengambilan data adalah kuesioner tertutup dengan jawaban pilihan ganda.

Hasil: Penelitian ini menunjukkan pengetahuan remaja yang baik ada 15 orang (17.5%) ,cukup 31orang (36%), dan kurang ada 40 orang (46.5%) .

Kesimpilan dan Saran: penelitian tingkat pengetahuan Siswa SMP 2 Sanden tentang bahaya rokok dalam kategori kurang. Saran untuk perawat sebaiknya untuk melakukan penyuluhan kesehatan ke sekolah-sekolah.


(13)

xi

Zuliyani (2016)

Description of Adolescent Knowledge level

about the Dangers of Cigarettes in SMP 2,

sanden bantul yogyakarta

Advisor Erfin Firmawati. S. Kep,. Ns,MNS

ABSTRACT

Background:Smokers in indonesia was still high especially teenagers. Due to smoking for health the cancer , heart trouble , a disorder of pregnancy and stroke. To prevent the smokers in adolescents needs to be know level of teenagers

Purpose: To determine the knowledge of adolescent in SMP 2 Sanden, Bantul, Yogyakarta

Method: This is a descriptive research method and the sample with drawal is done by using Simple Random Sampling technique witha sample size of 273 people. An instrument for the data is a questionnaire covered withmultiple choice answers

Result: The Study knew that the level adolescent of knowledge there was good 15 (17.5%), enough 31 (36%) and less 40 (46.5%)

Conclusion and advice: Research the knowledge junior high school students 2 sanden about the dangers of cigarettes less. Advice to nurses should to do health counseling to schools


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Merokok merupakan perilaku yang tidak baik untuk kesehatan dan sudah menjadi budaya diberbagai bangsa di seluruh dunia terutama Indonesia. Angka merokok didunia masih tinggi 57% pada penduduk Asia dan australia,12 % penduduk amerika dan 14% penduduk eropa, Indonesia menempati urutan ke 3 setelah china.

Merokok menimbulkan banyak kerugian baik sosial, ekonomi, maupun kesehatan. Masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat rokok antaralain jantung, bronkitis, kanker, emfisema, menganggu fungsi ginjal, kandung kemih, uterus dan ovarium Center For Disease Control and Prevention (CDC 2012 ).

Selain rokok dapat menyebabkan masalah kesehatan, merokok juga merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia sesuai dengan laporan dari WHO tahun 2011 menyebutkan bahwa lebih dari 6 juta orang meninggal karena penyakit yang ditimbulkan rokok dengan penyebab utama adalah kanker,penyakit jantung.

Penyakit-penyakit tersebut terjadi karena didalam rokok mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Zat berbahaya tersebut dapat berupa gas dan partikel-partikel berbahaya seperti nikotin, tar, hidrogen siandia, karbon monoksida, banyaknya kerugian yang


(15)

ditimbulkan karena rokok maka merokok tidak dianjurkan (Tirtosastro, S, 2010).

Larangan merokok sudah difatwakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah yang isinya merokok adalah haram karena rokok tidak memberikan manfaat dan lebih banyak mudharatnya. sesuai yang dijelaskan dalam Al-quran Q:S Albaqarah :195 yang artinya dan janganlah kalian menjerumuskan diri kalian dengan tangan kalian sendiri kedalam jurang kerusakan. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat dikategorikan benda haram yang harus di hindari Sudah sangat jelas bahwa merokok adalah haram karena bisa merusak kesehatan dan merupakan tindakan bunuh diri.

Angka merokok didunia masih tinggi 57% pada penduduk Asia dan Australia,12 % penduduk Amerika dan 14% penduduk Eropa Indonesia menempati urutan ke 3 setelah China. Angka perokok Berdasarkan data dari

The ASEAN Tobacco Control (2015) di ASEAN mencapai 127.169.300 atau 29.5% dan Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok tertinggi yaitu 50.68% dengan kriteria dewasa 36.1% dan remaja 41 % dengam kriteria laki-laki usia 13-15 tahun 3.5%. Hasil survey tahun 2008 tentang perilaku merokok remaja SMP-SMA (12-18 tahun) di Yogyakarta hampir 50% remaja SMA dan 30% remaja SMP pernah mencoba merokok (The Asean Tobacco Control, 2015).


(16)

Merokok sering dilakukan oleh orang dewasa namun fenomena sekarang banyak anak remaja yang merokok. Remaja adalah masa transisialam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan masa anak-anak dan dewasa. Periode ini dianggap penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian, Pada periode ini terjadi perubahan besar dan esensial mengenai fisik,emosi dan psikologi, rentang usia remaja berada dalam 12-21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun untuk laki-laki. Masa remaja merupakan periode pemantapan identitas (Panuju, 2005).

Ciri-ciri perilaku yang menonjol pada usia remaja terutama terlihat pada perilaku sosial. Pada masa ini teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting, mereka ikut dalam kelompok yang nilai-nilainya sangat mempengaruhi perilaku seorang remaja. Perilaku seorang remaja dalam pemantapan identitas tidak selamanya mulus akan tetapi memerlukan waktu yang panjang bergantung pada lingkungan sekitarnya. Jika lingkunganya baik maka remaja tersebut akan menjadi baik dan jika tidak maka remaja akan menjadi individu yang tidak baik juga. Supaya seorang remaja tidak melakukakan kegiatan yang tidak baik seperti merokok maka diperlukannya pengetahuan yang baik karena dengan pengetahuan seorang remaja mampu untuk mengetahui mana yang baik dan tidak baik dan mampu mengetahui dampak yang bisa dtimbulkannya. (Sarwono, 2013).


(17)

Perilaku merokok remaja dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah lingkungan sekitar,orang tua dan teman sebaya (38,4%), kepuasan psikologis yaitu rasa ketagihan setelah mengkonsumsi rokok (40,9%), keluarga perokok sangat mendukung perilaku anggota keluarga untuk merokok di bandingkan keluarga yang tidak merokok dan kurangnya pengetahuan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan perilaku, kurangnya pengetahuan tentang bahaya rokok dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh rokok maka akan menyebabkan seorang remaja untuk merokok (Notoatmodjo, 2007).

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di SMP 2 Sanden pada Jumat,8 Desember 2015. Dari 10 siswa 5 memiliki pengetahuan baik 1 dengan pengetahuan cukup dan 4 dengan pengetahuan kurang. Dari 5 yang memiliki pengetahuan baik terdapat 2 siswa yang merokok,dan dari 4 yang pengetahuannya kurang keempat siswa tersebut merokok. Berdasarkan latar belakang tersebut peniliti tertarik untuk mengambil judul Gambaran Tingkat pengetahuan remaja tentang Bahaya rokok.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran

tingkat pengetahuan anak remaja kelas VIII SMP 2 sanden tentang bahaya rokok?

C. Tujuan penelitian


(18)

mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok. 2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok b. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa berdasarkan data usia c. Mengetahui Tingkat Pengetahuan berdasarkan jenis kelamin d. Mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan sumber informasi

D. Manfaat penelitian

1. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan pengurus sekolah dalam menyusun kurikulum pembelajaran siswa tentang bahaya rokok agar tercipta generasi yang sehat tanpa rokok.

2. Bagi perawat

Sebagai pertimbangan perawat untuk melakukan promosi kesehatan tentang bahaya rokok kepada anak SMP agar pengetahuan siswa menjadi lebih baik.

3. Bagi responden

Hasil penelitian ini bisa menjadi pertimbangan siswa untuk mencari informasi tentang bahaya rokok agar terhindar dari dampak negatif yang berasal dari rokok.

4. Bagi peneliti


(19)

E. Keaslian penelitian

1. Dwicahyani(2011)” tngkat pengetahuan tentang bahaya rokok pada remaja di desa Pule,Jatisrono Wonogiri,penelitian inin menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkst pengetahuan remaja tentang bahaya rokok dengan pengetahuan baik yaitu,sebanyak 25 orang (50% )tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 orang (48%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 (2.0%) secara umum penelitian ini dalam kategori baik.

2. Wiwik Widiawati(2012)”tingkat pengetahuan siswa SMP kelas VIII tentang bahaya rokok bagi kesehatan di SMP NEGERI 7 Wonogiri,penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian pengetahuan baik 15 orang (19.7%),pengrtahuan cukup 48 orang (63.2%),pengetahuan kurang 13 orang (17.1%).

3. Yudiono (2010) “ Gambaran Tingkat pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Rokok Di SMPN2 Kutawinangun, Kebumen, Jawatengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah non experimental atau disebut juga deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel saebanyak 218 orang. Masing-masing kelasa diambil 109 orang. Perbedaan penelitian ini adalah cara mengambil data dalam peneltian ini menggunakan accidental sampling sedangkan penelitian yang dilakukan peneli menggunakan Random Sampling.


(20)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja adalah indvidu berkembang pada saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual,individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa,terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri, Muang mann cit Sarwono 201.

Menurut Stanley Cit Panuju,2005 masa remaja adalah masa stress

and strain (masa kegoncangan dan kebimbangan) akibatnya para pemuda pemudi melakukan penolakan-penolakan pada kebiasaan di rumah,sekolah dan mengasingkan diri dari kehidupan umum,membentuk kelompok-kelompok hanya untuk “gangnya”mereka bersifat senti mental mudah terguncang dan bingung,mereka menganggap bahwa dunia sudah berubah mereka hidup dalam dunia yang lain.


(21)

2. Karakteristik Remaja

Masa remaja merupakan salah satu periode yang memiliki karakteristik unik sehingga dapatmembedakan dari periode sebelum dan sesudah. Menurut Hurlock (2004), karakteristik tersebut antara lain :

a. Masa remaja merupakan periode penting. Segala sesuatu yang terjadi dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang, cepat atau lambat akan berdampak langsung terhadap sikap dan perilaku remaja sehingga perlu penyesuaian mental, sikap, nilai dan minat baru.

b. Masa remaja merupakan periode peralihan. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak-anak akan beralih menjadi lebih dewasa dan meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan.

c. Masa remaja merupakan periode perubahan. Remaja dalam periode ini mengalami berbagai macam perubahan, meliputi perubahan fisik, emosi, minat, perilaku dan nilai yang dianut. Perubahan tersebut akan mempengaruhi psikologis anak, khususnya mengenai cara pandang terhadap diri sendiri.

d. Masa remaja merupakan masa mencari identitas. Sesuai dengan teori Erickson mengenai identitas diri. Pencarian identitas diri dilakuan dengan usaha untuk menjelaskan siapa mereka, apa peran mereka dalam masyarakat dan cara orang lain menerima mereka. Pembentukan identitas mempengaruhi perilaku remaja. Hal


(22)

tersebut didukung oleh teori Hill yang menyatakan bahwa pembentukan identitas diri merupakan perubahan sekunder yang terjadi pada remaja. Sehingga pembentukan identitas dapat dipengaruhi oleh perubahan fisik, psikologis, kognitif. Selain itu, pengaruh lingkungan yang meliputi pola asuh orang tua, guru dan kondisi lingkungan remaja turut mempengaruhi pembentukan identitas diri. Identitas yang terbentuk akan tercermin dari tingkah laku yang tampak.

e. Masa remaja merupakan masa yang menimbulkan ketakutan. Asumsi yang berkembang bahwa remaja tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa yang membimbing takut dikenai tanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal sekalipun. Hal tersebut menimbulkan banyak pertentangan antara orang tua dan remaja. Sehingga orang tua menjaga jarak terhadap perilaku remaja yang mengakibatkan remaja tidak dapat meminta bantuan ketika menghadapi berbagai masalah.

f. Masa remaja merupakan masa yang tidak realistik. Remaja memiliki cara pandang berbeda terhadap orang lain. Cara pandang tersebut tidak berdasarkan kenyataan yang ada, melainkan berdasarkan cara pandang remaja sendiri, terlebih dalam hal cita-cita.


(23)

g. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Remaja akan menjadi dewasa dengan peran baru menjadi sosok yang lebih dewasa dalam perilaku dan sikap serta tindakan, sehingga memberikan citra yang mereka inginkan agar mereka terlihat seperti orang dewasa. Perilaku tersebut dapat terlihat dari cara berpakaian dan bertindak layaknya dewasa.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkembangan remaja menurut panuju 2005:

a. Faktor-faktor dalam diri individu sendiri meliputi faktor-faktor endogen terdiri dari komponen hereditas(keturunan) dan faktor konstitusi, faktor endogen ini sudah ada sejak saat kelahiran bahkan sejak permulaan tumbuh benih menjadi janin,sehingga disebut faktor hereditas atau keturunan yang langsung di warisi anak sari orangtua. Faktor endogen individual adalah semua sifat,bakat,kemampuan dalam bentuk potensi prosesperkembangan dan susunan gen pembawa keturunan disalam kromosom,setiap gen menentukan suatu ciri khas misalnya rambut keriting,bentuk hidung warna kulit. Variasi khromosom yang menyebutkan terbentuknya sifat diluar garis keturunan yang mungkin menyebabkan cacat tubuh atau mental yang disebut cacat konginental.


(24)

b. Faktor-faktor berasal dari luar individu(faktor eksogen). Terdiri dari lingkungan keluarga ,lingkungan sosial dan lingkungan geografis.

1) Lingkungan, lingkungan disekitar individu turutmempengaruhi proses perkembangnnya.

2) Lingkungan keluarga,seorang remaja yang berasal dari lingkungan keluarga yang banyak bergerak dalam bidang sosial dapat diharapkan kelak masih menyimoan kesan dari keluarganya dan menaruh perhatian dalam bidang yang sama tetapi ada juga putra-putrinya itu mengambil dalam bidang yang lain.

3) Lingkungan sosial,lingkungan orang-orang di luar lingkungannya,teman-teman disekeliling rumah atau dimana remaja sering berada atau berkumpul,jadi lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat dimana terdapat interaksi antara individu satu dengan yang lain pengaruh lingkungan sosial yang luas terlihat dari cara berpakaian penggunaan bahasa cara berpikir maupun perbuatan-perbuatanya.

4) Lingkungan geografis,keadaan iklim cuaca,keadaan tanah daerah tinggal seorang individu dibesarkan besar pengaruhnya terhadap perkembangan misalnya seorang remaja yang tinggal didareah yang subur berkelimpahan


(25)

makan bergizi perkembangan fisiknya akan lebih baik dari mereka yang hidup didaerah tandus.

5) Lingkungan sekolah,lingkungan sekolah melipti guru dengan kepribadian masing-masing yang turut mempengaruhi perkembangan remaja. Tanpa disadari seorang guru dengan cara-cara mengajar sikap dan pandangannya mempengaruhi perkembangan intelek dan seluruh perkembangan murid. 6) Belajar,belajar dapat mempengaruhi perkembangan seorang

remaja,belajar yang sistematik dipersiapkan bergantung dari banyak faktor antara lain faktor faktor pengalaman dan kesempatan makin luas kesempatan makin banyak yang dipelajarinya dan memperbaiki hasil perkembangannya,masa remaja merupakan suatu masa belajar yang luas meliputi bidang inteligentif,sosial maupun lain-lain yang berhubungan dengan kepribadiannya tugas perkembangan belajar harus dimulai sedini mungkin untuk diteruskan pada masa-masa berikutnya suapaya dia siap memasuki masa dewasa (Panuju,2005).

c. Perkembangan identitas diri remaja

Masa remaja adalah masa transisi dari periode anak ke dewasa apabila kita perhatikan bahwa anak tumbuh secara berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya umur. Demikian pula dengan pertumbuhan identitas atau kosep diri juga berkembang


(26)

seiring dengan bertambahnya berbagai pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan baik dari pendidikan keluarga,sekolah maupun dimasyarakat dimana ia tinggal, secara garis besar identitas dapat diartikan sebagai berikut:

1) Identitas dapat diartikan sebagai suatu inti pribadi yang tetap ada,walaupun mengalami perubahan bertahap dengan pertambahan umur dan perubahan lingkungan.

2) Identitas dapat diartikan sebagai tata hidup tertentu yang sudah dibentuk pada masa-masa sebelumnya dan menentukan peran sosial yang manakah harus dijalankan.

3) Identitas merupakan hasil yang diperolehnya pada masa remaja,tetapi akan terus mengalami perubahan dan pembaharuan.

4) Identitas dialami sebagai suatu kelangsungan didalam dirinya dan dan dalam hubungannya keluar dirinya.

5) Identitas merupakan suatu persesuaian peranan sosial yang pada asasnya mengalami perubahan, Sanggih Cit Panuju, 2005) .

Ada beberapa faktor yang penting dalam perkembangan identitas diri remaja.

1) Rasa percaya diri yang telah diperoleh pada tahun-tahun pertama harus sesantiasa dipupuk dan dikembangkan. Hal-hal yang dapat maengurangi rasa percaya diri,baik itu dari segi


(27)

jasmaniah segi mental maupun sosial haruslah bisa dihindarkan dengan seminimal mungkin.

2) Sikap berdiri sendiri telah dimulai pada tahun kedua dan tiga ketika anak mulai menjelajahi lingkungan sekitarnya dan mulai banyak memperlihatkan keinginan. Dalam hal ini baik orang tua maupun pendidik diharapkan tidak banyak memberikan larangan kepadanya yang bisa menghambat perkembangan dinamikanya. Akan tetapi larangan diberikan karena melindunginya dari bahaya atau kecelakaan.

3) Keadaan keluarga dengan faktor-faktor yang menunjang terwujudnya identifikasi diri. Perlu adanya suasana yang baik antara kedua orang tua dengan anak-anaknya yang menginjak usia remaja. Dengan adanya hubungan timbal balik yang harmonis maka akan terjadi identifikasi orang tua terhadap anaknya. Dari lingkungan keluarga ini pula maka remaja akan memperoleh sejumlah kebiasaan penyesuaian diri yang memunkinkanya untuk segera menyesuaikan diri dengan dengan sebagian situasi yang dihadapinya sehari-hari.

4) Kemampuan remaja itu sendiri,taraf kemampuan intelektual para remaja,menentukan derajat penanggapan mereka terhadap lingkungan. Hal ini penting justru dalam memilih tokok-tokoh atau idola identifikasi dari luar lingkungan keluarga.kemampuan intelektualitasnya akan menentukan


(28)

apakah ia dapat memperoleh pengertian akan sifat-sifat dan pandangan yang patut diambilnya atau yang harus ditolaknya

d. Perkembangan keagamaan remaja

Agama atau religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang berpendapat pada bahwa moral dan religi dapat mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak pada usia remaja sehingga mereka tidak akan melakukan hal-hal yang merugikan pada masyarakat atau bertentangan dengan norma-norma agama. Disisi lain tidak ada nya moral atau religi atau religi ini seringkali dituding sebagai penyebab meningkatnya kenakalan remaja di kalangan masyarakat.

Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam perasaan yang kadang-kadang bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya. Kita seringkali melihat remaja terombangambing oleh gejolak emosi yang tidak terkuasai itu, yang kadang-kadang membawa pengaruh terhadap kesehatan jasmaninya,atau sekurang-kurangnya terhadap kondisi jasmani,seperti tangan menjadi dingin dan berkeringat,napas sesak kepala pusing dan lain sebagainya.

Diantara sebab atau sumber dari gejolak dan ketegangan keadaan emosi remaja adalah konflik atau pertentangan yang terjadi dalam kehidupan baik yang terjadipada dirinya sendiri,maupun yang terjadi pada masyarakat umum atau lingkungan dimana remaja


(29)

memperoleh pendidikan.Diantara konflik remaja adalah apabila mereka mengetahui adanya pertentangan antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan.

e. Perkembangan sosial remaja

Remaja dalam dunia sosialnya ini berusaha untuk mencapai kedewasaan, ia ingin tenggelam dalam berbagai kegiatan dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan kesayangan orang disekitarnya. Kadang-kadang keinginan mendapatkan kesayangan dan penerimaan dari oranglain sedemikian kuatnya sehingga mempengaruhi tingkah laku danpenampilannya.

Keinginan yang amat sangat terhadap keberhasilan dalam hubungan sosial akan sangat mempengaruhi perkembangan remaja yang bersangkuatan.

1) Hubungan remaja dengan orang tuanya.

Diantara masalah-masalah penting yang dihadapi orang tua dengan anak-anaknya yang mulai meningkat remaja adalah sulitnya mengadakan komunikasi.kadang kadang remaja tidak mau menceritakan masalah dirinya pada orangtuanya ,bahkan kadng-kadang kesulitan yang mereka hadapi ditutup-tutupi terhadap orangtua merek,namun masih banyak orang tua yang berhasil untuk berhubungan dengan baik dengan anaknya pada usia remaja.


(30)

2) Hubungan remaja dengan sekolah

Sekolah dapat menumbuhkan nilai-nilai akhlak dan prinsip-prinsip yang diperlukan dalam penyesuaian diri remaja pada masyarakat dalam situasi belajar dan kegiatan kelompok,misalnya sekolah dapat menumbuhkan jiwa demokrasi,keadilan,kebebasan persamaan,kesetia kawanan dan nilai-nilai yang sangat diharapkan oleh masyarakat. Didalam bidang studi pendidikan masyarakat,misalnya sekolah dapat mengatasi pertentangan nilai yang dihadapi oleh remaja. Sekolah dapat menangani kebutuhan primer yang bertentangan dengan nilai-nilai sisial lewat penelitian penganalisaan dan diskusi.

3) Hubungan remaja dengan guru

Perasaan remaja terhadapa guru merupakan bagian terpenting dari perasaan mereka terhadap sekolah secara kesaeluruhan. Guru menempati tempat yang istimewa dalam keidupan sbagian besar remaja.

4) Peranan kelompok sebaya dalam kehidupan remaja.

Kelompok sebaya mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri remaja,dan persiapan bagi kehidupannya.masa yang akan datang dan juga berpengaruhterhadap perilaku dan pandangannya. Sebabnya


(31)

adalah karena remaja pada umur ini sedang bebas sari keluarga dan tidak ketergantungan kepada orang tua.

5) Sikap remaja pada orang dewasa

Remaja pada umumnya suka kepada orang terpandang,pemimpin masyarakat pejabat pemerintah dan pemuka agama yang mau memahami kebutuhan dan keadaan mereka yang sedang mencari identits diridan berusaha mendaptkan perhatian dan penerimaan orang-orang terpenting tersebut.

4. Tugas Perkembangan Remaja

a. Pengertian Tugas Perkembangan Remaja

Tugas perkembangan adalah suatu petunjuk yang memungkinkan seseorang mengerti dan memahami apa yang diharapkan atau dituntut oleh masyarakat dan lingkungan lain terhadap seseorang dalam usia remaja (Panuju. 2005).

b. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja

Havighurst Cit Panuju, 2005 mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan yang harus disesuaikan selama masa remaja, yaitu:

1) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.

Remaja diharapkan mampu menerima hubungan pertemanan atau persahabatan tidak terbatas hanya dengan sesama jenis.Selain itu, remaja mampu menjaga dan memelihara


(32)

hubungan terjalin dengan baik. Ketika konflik dan permasalah terjadi, remaja dapat menyelesaikan dengan cara yang matang. Keberhasilan remaja dalam menyelesaikan tugas perkembangan ini mengantarkan ke dalam suatu kondisi penyesuaian sosial yang baik dalam keseluruhan hidupnya. Namun, apabila gagal maka remaja akan mengalami ketidakbahagiaan dalam pernikahan, kurang mampu bergaul dengan orang lain, bersifat kekanak-kanakan dan melakukan dominasi secara sewenang-wenang (Sarwono, 2013).

2) Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.

Remaja menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita sesuai dengan kodratnya dengan sifat dan tanggung jawab gender masing-masing.

3) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. Pada periode pra remaja, anak tumbuh demikian cepat yang mengarah pada bentuk orang dewasa, diiringi perkembangan sikap dan citra tubuh. Remaja dapat menerima keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri sendiri, menjaga dan memelihara keadaan fisiknya secara efektif sehingga timbul kepuasan diri.

4) Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.


(33)

Tugas perkembangan yang dihadapi remaja adalah bebas dari ketergantungan emosional seperti saat masa kanak-kanak. Dalam masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi tergantung dengan orang tua atau orang dewasa lain dengan menjunjung tinggi sikap respek.

5) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.

Tujuan dari tugas ini adalah agar remaja merasa mampu menciptakan suatu kehidupan. Tugas ini sangat penting bagi remaja pria, namun tidak begitu penting bagi remaja wanita. 6) Memilih dan mempersiapkan karir

Tugas perkembangan ini menuntut kesanggupan remaja untuk memikirkan karir dimasa depan sehingga dapat memperoleh kesuksesan dan berdiri sendiri dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi. Hal ini berkaitan dengan ketrampilan fisik yang dimiliki.

7) Mempersiapkan pernikahandan hidup berkeluarga.

Remaja mengalami kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja. Seorang remaja berhak merancang sebuah pernikahan dan membangun keluarga yang diinginkan agar memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga.

8) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga Negara.


(34)

Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berfikir atau nalar tentang sesuatu yang berada di luar pengalaman atau sistem nilai yang dimiliki. Dengan kata lain, remaja dapat memikirkan kemungkinan sesuatu yang abstrak secara sistematis untuk memecahkan persoalan atau masalah. Remaja diharapkan dapat mengembangkan konsep hukum, pemerintahan, ekonomi, politik, geografi, hakikat manusia dan lembaga sosial yang cocok dengan dunia modern.

9) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara social.

Remaja berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai masyarakat dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah laku dirinya.

10) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku.

Beberapa aturan yang ada dalam kehidupan masyarakat menuntut remaja untuk berperilaku sesuai dangan norma yang ada dimasyarakat sehinggan membentuk arti hidup bagi remaja.

11) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Remaja dalam tugas ini telah mengalami kematangan sikap, kebiasaan dan pengembangan wawasan dalam mengenalkan


(35)

nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, baik pribadi mapun sosial.

c. Masalah yang Terkait dengan Pencapaian Tugas

Perkembangan Remaja

Menurut Harlock Cit Al-Mighwar (2006) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan, diantaranya :

1) Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai. 2) Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status

yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru.

3) Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapanharapan baru yang dialami remaja, membuat remaja mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Selain itu, stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan


(36)

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tugas Perkembangan Remaja

Faktor penting yang dapat mempengaruhi penguasaan tugas perkembangan remaja berdasarkan pendapat Harlock (2004) dalam Nurjanah (2012), meliputi;

Lingkungan sosial.Lingkungan sosial merupakan wadah untuk pencapain tugas perkembangan.Remaja dituntut untuk menentukan yang baik dan buruk dalam kehidupan sehingga peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian seorang remaja (Yusuf, 2004).Menurut Zastrow (2000) dalam Nurbayani (2012), faktor lingkungan sosial yaitu kondisi, keadaan dan interaksi manusia yang berhubungan dengan manusia.Dimensi lingkungan sosial menurut Zastrow (2000) dalam Nurbayani (2012), yaitu: Transactions, yaitu interaksi seseorang dengan orang lain dalam lingkungan yang bersifat aktif dan dinamis. Energy, yaitu kekuatan alami yang dimiliki seseorang untuk terlibat aktif dengan lingkungannya.Interface, merupakan penghubung dari suatu interaksi, seperti bahan pembicaraan yang menyebabkan seorang individu berinteraksi dengan individu lain. Adaptation, menunjukkan pada kemampuan untuk menyesuaikan diri untuk menyatu dengan kondisi lingkungan.Coping, adalah bentuk manusia menyesuaian diri untuk mengatasi masalah.Bentuk penyesuaian ini ada yang bersifat positif namun ada juga yang


(37)

bersifat negatif.Interdependence, menunjukkan hubungan saling ketergantungan atau kepercayaan dari seorang individu dengan individu lain. Berdasarkan penelitian Nurbayani (2012) bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor lingkungan sosial dengan tugas perkembangan remaja, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Gambaran citra tubuh citra tubuh merupakan persepsi, perasaan, pemikiran seseorang mempersepsikan mengenai tubuh, penilaian seberapa menarik tubuh yang dimiliki, emosi yangmenimbulkan pikiran, perasaan dan perilaku yang berkaitan dengan bentuk atau ukuran tubuh seseorang (Indika, 2009).Crash (1992) dalam Indika (2009) menjelaskan ada limadimensi citra tubuh, yaitu: appearance evaluation, yaitu pengukur evaluasi dari penampilan dan keseluruhan tubuh apakah menarik atau tidak serta memuaskan atau tidak. Appereance orientation yaitu perhatian individu terhadappenampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untukmemperbaiki dan meningkatkan kemampuan diri.Body area satisfaction, yaitu mengukur kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik seperti wajah, rambut, tubuh bagian bawah, tengah dan atas serta penampilan secara keseluruhan.Overweigt preoccupation, yaitu mengukur kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadaan individu terhadap berat badan, membatasi makan dan perilaku diet.Self-Classified Weight, yaitu mengukur dan menilai


(38)

berat badan, dari sangat kurus hingga sangat gemuk.Cacat tubuh akan menjadi penghambat beberapa tugas perkembangan remaja. Cacat tubuh berdampak pada penurunan rasa percaya diri sehingga remaja cenderung menutup diri dan menghindari teman sebaya.Keterbatasan terutama dalam hal fisik membuat remaja tidak dapat melakukan aktifitas dengan mandiri.Hal tersebut mempengaruhi aktifitas dan produktifitas remaja terutama dalam memenuhi tugas perkembangan (Indika, 2009).

Motivasi.Motivasi dapat bersumber dari dalam diri remaja, seperti semangat dan obsesi.Motivasi yang timbul dari luar diri remaja, seperti penghargaan orangtua atau masyarakat terhadap remaja.Remaja memiliki rasa antusias, memiliki gairah dan daya juang yang dilandasi dorongan hati yang kuat untuk sukses mencapai cita-cita.Motivasi menentukan besar usaha dalam mencapai tugas perkembangan remaja dan besarnya kemauan untuk melakukan usaha tersebut.Maka, semakin tinggi motivasi remaja, semakin tinggi pula usaha remaja untuk memenuhi tugas perkembangan.

Pengetahuan.Pengetahuan kognitif merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2005). Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu: tahu, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari


(39)

sebelumnya.Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Analisis, yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Sintesis, mengacu kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.Evaluasi, berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap sutu materi atau objek.

B. Pengetahuan

1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan

terjadi karena indera manusia yakni

penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa dan raba. Sebagian besar pengatahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,2007).

Pengetahuan didapatkan dari sekumpulan informasi yang saling berhubungan secara sistematik sehingga memiliki data yang telah


(40)

diolah(disortir,dianalisis,grafik atau tabel),sehingga memiliki arti. Ketika manusia dihadapkan pada masalah atau informasi yang

tersimpan dalam neuron-neuron di dalam otak akan saling terhubung dan tersusun secara sistematik sehingga memiliki model untuk memahami dan pengetahuan yang terkait dengan permasalahan yang dihadapinya.

2. Konsep-konsep pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behaviour).

a. Proses adopsi perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Penelitian Roger dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) didalam diriorang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:

1) Awarness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulasi (objek) terlebih dahulu.

2) Interest orang yang mulai tertarik pada stimulasi.

3) Evaluation (menimbang-nimbang apakah stimulasi tersebut baik untuk tidak) terlebih dahulu.


(41)

5) Adaption yaitu subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif pengetahuan yang tercakup dalam domain kogntif mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo,2007) yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsanganyang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah,kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajariantara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan menytakan dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situsi atau kondisi


(42)

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,rumus metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatau kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen,tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitanya sat sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagaianya.

5) Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilain terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.


(43)

3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo(2007), ada dua faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi status kesehatan,intelegensi,perhatian,minat dan bakat. Sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga,masyarakat,dan metode pembelajaran

a. Faktor internal

1) Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita terkearah cita-cita tertentu yang menentuukan manusia untuk berbuat mencapai keselamatan dan kebahagiaan,pendidikan di perlukan untuk mendapatkan informasi yang akhirnya dapat mempengaruhi sesseorang. Pada umuPada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2) Umur

Semakin cukup umur individu,tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang.

3) Informasi

semakin banyak informasi yang didapat maka pengetahuan seseorang akan semakin baik.


(44)

b. Faktor eksternal

1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam enerima informasi.

C. Rokok

1. Definisi rokok.

Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

Rokok adalah suatu zat aditif yang bila di konsumsi akan mengakibatkan gangguan kesehatan bagi individu yng merokok dan orang lain yang ada disekitar individu yang merokok. Peraturan pemerintah No 19 tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan menyebutkan bahwa rokok adalah hasil dari olahan tembakau berbungkus termasuk cerutuatau bentuk lainnya yang dihasilkan dari


(45)

tanaman Nicotiana tabacum,Nicotiana rustica,dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotine dan tar atau tanpa bahan tambahan (PP.RI.No.19,2003)

2. Kandungan rokok

Elizabeth (2008 cit yudiyono (2009) mengatakan baha rokok mengandung kurang lebih 4000 jenis bahan kimia dengan 40 jenis diantara bahan kimia tersebut bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker ) yang berbahaya bagi tubuh. Seacara umum ada kandungan rokok yang sangat membahayakan tubuh dengan konsentrasi yang tinggi, yaitu

a. Nikotin

Nikotin adalah jenis zat yang menimbulkan ketergantungan atau ketagihan dan mempunyai toleransi (memerlukan jumlah yang semakin bertambah) sehingga mengakibatkan perokok sulit berhenti untuk merokok. Zat ini masuk kedalam tubuh manusia maelalui asap rokok yang dihisap ketika seseorang sedang merokok sifat nikotin tediri dari sifat kimiawi dan sifat farmakologis.

Sifat kimiai nikotin adalah tidak berwarna, bersifat basa dan mudah menguap sehingga berubah arna menjadi warna coklat dan memberikan bau tembakau bila terkena udara. Sifat farmakologis nikotin adalah merangsang dan meredam terhadap beberapa sistem dalam tubuh. Nikotin akan memasuki otak yang pada akhirnya


(46)

akan mempengaruhi saraf otak serta menyababkan jantung bekerja lebih cepat yang akan mengakibatkan meningkatnya denyut jantung dan meningkatnya tekanan darah. Nikotin dapat menimbulkan depresi,gangguan daya tangkap, gangguan alam pikiran,peubahan tingkah laku, penyumbatan pembuluh nadi (serangan jantung),dan penumbatan pembuluh nadi otak (stroke). b. Tar

Tar adalah subtansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Hal ini yang bisa menyebabkan tar sangat berperan dalam terjadinya kanker paru-paru pada perokok. Tar merupakan bahan yang digunakan untuk campuran bahan aspal. Sumber-sumber tar adalah tembakau,cengkeh,dan pembalut rokok.

c. Karbon monoksida

Karbon monoksida merupakan gas berbahaya yang biasanya terdapat dalam pembuangan asap kendaraan. Karbon mnoksida mempunyai daya ikat yang kuat terhadap sel darah merah yang membawa oksigen keseluruh tubuh. Sehingga mengakibatkan 15% dari oksigen yang seharusnya dibawa sel-sel darah merah tidak bisa diedarkan keseluruh tubuh. Karbon monoksida bekerja bertolak belakang dengan nikotin. Nikotin menyebabkan peningkatan kebutuhan tubuh akan oksigen dan karbon monoksida mengakibatkan perokok sering bernafas lebih pendek, stamina


(47)

kurang, pengurangan kemampuan ke otak dan susunan saraf, dan penyempitan pembuluh daah (terutama pada jantung dan kaki) terjadi senmakin cepat serta menurunnya nafsu makan pada perokok.

Selain nikotin, tar, dan karbon monoksida rokok juga mengandung zat-zat lain yang berbahaya bagi kesehatan komponen lain dari rokok adalah

d. Kadimium

Merupakan zat yang dapat meracuni tubuh terutama ginjal. e. Amonia

Merupakn bahan aktif dalam pembersih lantai. Amonia merupakan zat yang bersifat racun sehingga apabila masuk dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan bahkan koma.

f. HCN/ Asam sianida

Zat ini mudah terbakar, zat yang paling ringan dan zat yang sangat efisien untuk mengahalangi pernapasan dan merusak pernapasan.

g. Nitrous oxide

Merupakan zat yang tidak berarna dan digunakan untuk melakukakan tindakan opersai.


(48)

h. Formaldehid

Sejenis gas yang berbau tajam dan tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Formal dehid biasanya digunakan untuk mengawetkan mayat. Gas ini sangat beracun terhadap semua organisme yang hidup.

i. Fenol

Merupakan zat yang terbentuk dari campuran kristal yang dihasilkan dari dilatasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang. Zat ini berbahaya karena fenol terikat protein sehingga mengahalangi aktivitas enzim.

j. Aseton

Aseton merupakan hasil pemanasakn aldehid dan mudah menguap dengan alkohol. Aseton biasanya digunakan sebagai bahan peluntur cat.

k. Asam sulfide

Merupakan sejenis zat yang beracun dan mudah terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi okside enzim dalama tubuh merupakan sejenis cairan yang tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembasmi hama.


(49)

l. Metanol

Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Metanol biasanya digunakan sebagai bahan api roket.

m. Polycyclic aromatic Hydrokarbon (PAH)

PAH adalah senyaa rektif yang cenderung membentuk epoksida yang metabolitnya bersifat genotoksik. Senyaa tersebut dapat menyebabkan tumor.

n. N- nitrosamina

N-nitrosamina dibentuk dari nitrasi asam amino. Asap rokok mengandung dua jenis N-nitrosamina yaitu volatile N-nitrosamina (VNA) dan tobacco N- ntrosamina. Jenis asap rokok tembakau VNA diklasifiksikan sebagai karsinogen yang petensial.

3. Bahaya rokok

Taryono cit yudiyono 2009 mengatakan baha berdasarkan bahan-bahan yang terandung dalam rokok, dapa disimpulkan bahwa rokok sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. WHO mencatat baha zat-zat yang yang disebutkan diatas hanya merupka sebagian kecil yang terkandung dalam setiap batang rokok. Berbagai penyakit mulai dari rusaknya selaput lendir sampai keganasan seperti kanker dapat diimbulkan oleh perilaku merokok. Badan Pengaasan Obat dan Makanan (BPOM) repubik indonesia menyebutkan beberapa penyakit diakibat katn karena rokok antaralain


(50)

a. Penyakit paru

Merokok dapat menyebabkan peruahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napsa besar, terjadi sel mukosa (hiperofi) dan bertambah banyaknya kelenjar mukus (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan adanya penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran nfas, akan timbul perubahn fungsi paru-paru daengan berbagai macam gejala klinis lainnya ( Herman. 2015) b. Penyakit jantung koroner

Pengaruh uama terjadinya penyakit jantung koroner adalah dua bahan kimia yang terdapat dalam rokok yakni nikotin dan karbon monoksida. Nikotin mengganggu rama jantung dan menyebabkan sumbatan dipembuluh darah jantung. Sedangkan kaarbon monoksida mnyebabkan suplai oksigen untuk jantung berkurang karena berikatan dengan Hb darah. Hal ini yang menyebabkan gangguan pada jantung termasuk timbulnua penyakit jantung koroner.

c. Impotensi

Pada laki-laki berusia 30-40 tahun, merokok dapat meningkatkan disfungsi eresksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Merokok dapat merusak pembuluh


(51)

darah karena nikotin dalam rokok akan menyempitkan arteri yang menuju ke penis sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis.

d. Pengaruh rokok terhadap telinga, hidung, tenggorokan dan indera pengecap

Asap rokok mengakibatkan gangguan iritasi pada saluran eustachius yaitu saluran yang menghubungkan tenggorokan dengan telinga tengah. Iritasi ini menyebabkan selaput lendir yang melindungi saluran inin mengleluarkan lendir diatas normal. Hal ini memicu munculnya radang dan pada akhirnya akan menimbulkann ketulian.

Merokok menghasilkan rangsangan pada tenggorokan karena tar yang terkandung di dalam rokok menyerang selaput-selaput halus pada sluran pernapasan. Melalui asap zat ini akan berpindah kedalam cabang tenggorokan dan paru-paru dan akan tersimpan didalam selaput lendir yang membuat perokok lebih sering terserang penyakit saluran pernapasan. Nikotin juga akan merusak saaf penciuman sehingga perokok menjadi kurang sensitif terhadap bau.

Gangguan indera pengecap yanyg disebabkan kandungan nikotin dalam rokok sehingga nafsu makan cenderung menurun yang mengakibatkan berat badan perokok menurun.


(52)

e. Gangguan janin dan kehamilan

Merokok selama hamil menyebabkan pertumbuhan janin lambat dan dapat menimbulkan resiko berat badan lahir rendah, resiko keguguran pada wanita perokok 2-3 lebih sering dibandingkan yang tidak merokok (Newman. 2015 )

f. Pengaruh rokok pada gigi

Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak dibandingkan dengan orang yang bukan perokok, karang gigi yang tidak di bersihkan akan menimbulkan berbagai keluhan seperti gusi berdarah. Terjadi perubahan warna pada gigi kaena efek tembakau,warna gigi perokok lebih kuning dibandingkan yang tidak merokok (kusuma. 2010)

g. Pengaruh rokok pada kulit

Merokok dapat menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam pada perokok yang peka terhadap nikotn.wajah perokok akan lebih cepat keripiut dibandingkan yang tidak merokok.

h. Pengaruh rokok terhadap otak dan daya ingat

Merokok dapat mengakibatkan terjadinya atreosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen,hal ini menyebabkan perokok mengalami penurunan daya ingat.


(53)

i. Kanker

Asap tembakau bertanggungjawab terhadap lebih dari 85% kanker paru-paru dan berhubungan dengan kanker mulut, faring laring, esofagus lambung,pankreas, ulut,saluran kencing ginjal,dan usus. Merokok menyebabkan kanker pada brbagai organ yang terpengaruh langsung oleh karsinogen adalah saluran nafas. Sebagian besar karsinogen dalam asap tembakau fase tar seperti (PAH) dan fenol aromatic. Tembakau yang mengandung nitrosamine dan derivate nikotin juga bersifat karsinogen karena mudah diabsobsi kedalam darah. Kankeer yang terjadi karena rokok selain kanker paru adalah kankear oral, yaitu kanker yang menyerang pada saemua bagian mulut yaitu sekitar bibir,lidah gusi,dasar mulut langit-langit oropharink (Albersten. 2014)

4. Kategori perokok

a. Perokok pasif

Perokok pasif adalah perokok yang tidak langsung merokok, dalam arti asap rokok yang dihirup olehseseorang yang tidak merokok (pasive smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkunganya. Asap rokok lebih berbahaya dari pada perokok aktif. (Gondhodiputro,2007 ).

b. Perokok aktif

Perokok aktif adalah orang yang benar-benar merokok secara langsung ataupun menggunakan pipa untuk merokok.


(54)

5. Faktor yang memepengruhi perilaku merokok.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok ada tiga yaitu faktor sosial,psikologi dan genetik. Ketiga faktor ini bisa berdiri sendiri ataupun saling mempengaruhi faktor lainnya sehingga menyebabkan seseorang merokok. (Komalasari ,2010)

a. Faktor sosial

Faktor terbesar yang mempengaruhi seseoran merokok adalah faktor sosial atau lingkungan. Karakter seseorang banyak di bentuk oleh lingkungan disekitarnya,baik keluarga,tetangga maupun teman pergaulan. Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak dan remaja untuk mencari jati diri mereka. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak reamaja merokok. Semakin besar juga kemungkinan teman-teman nya juga sebagai perokok.

Lingkunan keluarga juga mempengaruhi sesorang untuk berperilaku merokok. Remaja yang berasal dari keluarga perokok akan menjadi perokok juga.

b. Faktor psikologi

Ada beberapa alasan psikologi yang menyebabkan seseorang merokok,yaitu untuk alasan relaksasi atau ketenangan serta mengurangi kecemasan atau ketegangan. Mengenali alasan atupun penyebab merokok seperti faktor kebiasaan dan kebutuhan mental (kacanduan atau ketagihan) akan memberikan petunjuk yang sesuai


(55)

untuk mengatasi gangguan fisik ataupun psikologis yang menyertai proses berhenti merokok.

Faktor psikologi seseorang merokok yaitu demi relaksasi atau ketenangan serta menurangi kecemasan atau ketegangan, menunjukkan kebanggaan diri dan kedewasaan. Pada kebanyakan perokok ikatan psikologis dengan rokok dikarenakan adanya kebutuhan untuk mengatasi diri sendiri secara mudah dan efektif. Berhenti merokok bukan sesederhana mengganti rokok dengan yang lain namun lebih dari itu, sungguh berhenti merokok akan menyentuh aspek kejiwaan yang sangat mendasar yang mungkin selama ini telah memberikan ketenangan, mengurangi ketegangan,mengatasi kegelisahan dan mengalihkan pikiran. Mengenali alasan maupun penyebab merokok seperti faktor kebiasaan dan kebutuhan mental (kecanduan/ketagihan ) akan memberikan petunjuk yang sesuai untuk mengatasi gangguan fisik ataupun psikologis menyertai proses berhenti merokok.

Berikut ini gejala-gejala yang dicermati untuk mengeanali alasan seseorang merokok (Samrotul, 2014).

1) Ketagihan

Adanya rasa ingin merokok yang menggebu mereka tidak bisa hidup selama setengah hari tanpa rokok merasa tidak tahan apabila kehabisan rokok. Sebagian kenikmatan rokok terjadin saat menyalakan rokok, kesemutan di lengan dan


(56)

kaki susah konsentrasi,berkeringat dan gemetar (adanya penyesuaian tubuh karena kehilangan nikotin) susah tidur dan pusing.

2) Kebutuhan mental

Merokok merupakan hal yang paling nikmat dalam kehidupan, ada dorongan kebutuhan merokok yang kuat karena tidak meroko, merasa lebih berkonsentrasi ketika bekerja, merasa lebih rileks dengan merokok.

3) Kebiasaan

Merasa kehilangan benda di tangan menyebabkan seseorang menyalakan rokok tanpa sadar, kebiasaan merokok sesudah makan,minum kopi.

4) Pekerjaan

Selama ini rokok dianggap bisa meningkatkan konsentrasi sehingga ketika seseorang sedang mengalami masalah dalam bekerja maka ia akan merasa lebih tenang dan beronsentrasai untuk melakukan pekerjaannya.

5) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan perilaku, kurangnya pengetahuan tentang bahaya rokok dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh rokok maka akan menyebabkan seorang remaja untuk merokok (Notoatmodjo, 2007).


(57)

6) Pengaruh orang tua

Anak- anak dengan orang tua perokok cenderung akan merokok dikemudian hari, hal terjadi paling sedikit disebabkan oleh kedua hal, pertama karena anak tersebut ingin seperti bapak nya yang kelihatan gagah dan dewasa saat merokok,kedua karena anak sudah terbiasa dengan asap rokok di rumah dengan kata lain saat kecil mereka telah menjadi perokok pasif dan sesudah remaja anak mudah saja menjadi perokok aktif.

7) Pengaruh teman

Lingkungan teman sebaya memberikan sumbangan efektif sebanyak 93% terhadap munculnya perilaku merokok pada remaja. Dalam penelitian dikatakan bahwa semakin banyak dukungan teman merokok dapat mendorong seseorang untuk semakin menjadi perokok.

8) Pengaruh iklan

Reklame atau iklan tembakau diperkirakan mempunyai pengaruh lebih kuat daripada pengaruh orang tua dan teman dalam penelitian disebutkan bahwasekitar 52.6% remaja mendapatkan informasi tentang rokok dari iklan terutama iklan di media elektronik.


(58)

9) Jenis kelamin

Pada saat ini peningkatan kejadian merokok tidak hanya laki-laki begitupun perempuan. Perempuan yang merokok di laporkan menjadi percaya diri,menantang dan mandiri.

D. Konsep teori

baik

cukup

a kurang

Keterangan

= diteliti

= tidak diteliti Faktor yang

mempengaruhi pengetahuan 1. Media 2. Pengalaman 3. Kebudayaan 4. Lingkungan 5. Keluarga

Tingkat pengetahuan anak remaja SMP tentang bahaya rokok


(59)

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis penelitian

Penelitian ini adalah penilaian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan (Nursalam, 2013) .

B.Populasi,sampel dan teknik pengambilan sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP 2 Sanden yang berjumlah 645orang sesuai dengan absensi tahun 2016.

2. Sample penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang di gunakan sebagai subjek penelitian (Nursalam, 2013). Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel dengan mengacak sample yang akan dipakai (Nursalam, 2014).

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 79 orang. peneliti menambahkan sampel sebanyak 10% dari jumlah yang sebenarnya untuk mmengatasi kesalahan saat pengambilan data shingga sampel menjadi 86 orang (Arikunto,2013)


(60)

sampel diambil dari masing-masing kelas VII,VIII,IX setiap kelas memiliki 8 ruang kelas yaitu A-H kelas VII peneliti mengambil kelas A kelas VIII peneliti mengambil kelas G dan kelas IX peneliti mengambil klas H dengan sistem Random Sampling

a. Kriteria inklusi

1) Siswa yang bersedia menjadi responden. 2) Siswa kelas VII-IX

b. Kriteria eksklusi

1) Responden menolak berparstisipasi. 2) Responden tidak masuk sekolah.

C.Lokasi dan waktu penelitian.

1. Lokasi penelitian

Tempat penelitian di lakukan di SMP Negeri 2 Sanden kabupaten Bantul, Yogyakarta.karena di sekolah tersebut belum pernah ada yang melakukan penelitian tentang bahaya rokok.

2. Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan juli 2016.

D.Variabel dan definisi operasioanal

1. Variabel penelitian

Dalam penelitian ini hanya menggunakan Variabel tunggalyaitu Gambaran tingkat Pengetahuan remaja tentang Bahaya rokok.

2. Definisi operasional

Pengetahuan siswa SMP tentang bahaya rokok pengertiannya adalah kemampuan remaja dalam mengetahui tentang bahaya rokok meliputi


(61)

kandungan rokok, bahaya rokok bagi kesehatan, perokok dan pasif dan faktor yang mempengaruhi merokok

Pengukuran tingkat pengetahuan menggunakan kuesioner tertutup dengan skor 0 dan 1 skala skala yang digunakan adalah skala ordinal keterangannya adalah:

a. kategori baik : jika jawaban 76-100% b. Kategori cukup : jika jawaban 56-76% c. Kategori kurang : jika jawaban <56%

E. Instrumen penelitian

1. Kuesioner demografi

Kuesioner demografi meliputi umur,kelas,jenis kelamin,riwayat mendpatkan informasi.

2. Kuesioner tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok, Kuesioner yang digunakan odalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah di sediakan jawabannya dengan pilihan ganda kuesioner ini di buat sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada referensi , untuk keperluan kuantitatif maka setiap jawaban di beri skor penilaian yaitu pensekoran dengan item yang benar bernilai 1 dan yang salah bernilai 0 (Nursalam, 2013).


(62)

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok

Nomor item kuesioner pengetahuan siswa SMP tentang bahaya rokok Aspek yang dinilai

pengetahuan siswa-siswi SMP tentang bahaya

rokok

Nomor item kuesinoer Total

Perokok pasif Komponen rokok Bahaya rokok

Faktor yang

mepengaruhi 1 2,8,9 3,4,5,7,10 6 1 3 5 1

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto. 2006).

Uji validitas menggunakan rumus pearson product Moment

) )

√[ )][ )]

Kuesioner tentang bahaya rokok sudah peneliti uji valid di SMPN 1 Bambanglipuro, Bantul dengan sampel 30 Siswa kelas VII,VIII,IX dari jumlah 15 pertanyaan Valid 10 dan tidak Valid 5 dinyatakan valid karena nila R tabel 0.361. pertanyaan yang tidak vali karena nilaR tabel kurang dari 0.361 pernyataan yang gugur yang tidak valid tidak


(63)

digunakan dalam penelitian karena pertanyaan yang validsudah mewakili komponen pertanyaan dalam kuesioner yang akan dibagikan 2. Uji releabilitas.

Pengukuran releabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara one shot diukur sekali saja. Uji releabilitas menggukan rumus kR 20 sebagai berikut:

(

)

keterangan :

ri= koefisien releabilitas tes K = banyaknya butir pertanyaan piqi =varian skor total

pi=skor jawaban benar qi=skor jawaban salah

kuesioner ini sudah di uji reliabel dengan kr 20 dengan nilai 0.84

G.Cara pengumpulan data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Tahap persiapan.

a. Peneliti menyiapkan proposal penelitian.

b. Peneliti mengurus izin penelitian dari fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan Universitas muhammadiyah Yogyakarta, kepala sekolah SMP 2 Sanden, Bantul,Yogyakarta.


(64)

c. Peneliti mengurus etik penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan, Universutas muhammadiyah yogyakarta.

d. Peneliti menentukan asisten, asisten yang peneliti pilih adalah satu jurusan, untuk memudahkan penyamaan persepsi dan memilih tingkat pengetahuan sama sehingga peneliti mudah dalam melakukan penelitian

e. Pengambilan sampel peneliti menggunakan simple random samplingPeneliti mengundi kelas yang di akan dibagikan kuesioner 2. Tahap pelaksana.

a. Membagikan informed consent

b. Membagikan kuesioner kepada sampel

c. Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi sampel 3. Tahap akhir

Melakukan analisa data

H.Pengolahan dan Metode Analisis data

1. Pengolahan data

Dalam pengolahan data terdapat proses sebagai berikut (Notoatmodjo,2007)

a. Editing

Adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan formulir atau kuesioner.


(65)

b. Coding

Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.perempuan =P laki-laki : L

pengetahuan Baik diberi kode 1 pengetahuan cukup di beri kode 2dan pengetahuan kurang diberi kode .

riwayat pernah mendapat informasi tentang bahaya rokok iya 1 tidak 2

c. Data Entry

Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam program atau software

komputer.

d. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai di masukkan,perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode,ketidaklengkapan,dan sebagainya,kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi.

I. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisa univariat untuk data numerik yang akan di deskripsikan dengan memaparkan data terendah,tertinggi,rata-rata dan standar deviasi. Menggunakan perhitungan rumus penentuan besarnya persentase sebagai berikut (Arikunto , 2006)

P= x100% P =persentase


(66)

a= jumlah pertanyaan yang di jawab benar. b= jumlah pertanyaan.

100%= konstanta

Analisa data kuesioner hasil penelitian menggunakan skala rasio sedangkan penyajiannya menggunakan skala ordinal. Hasil penelitian akan dikelompokkan menjadi tiga kategoriyitu baik,cukup, dan kurang. Pembagian tingkat pengetahuan menggunakan rumus dari nursalam (2013) yaitu :

1. kategori baik : jika jawaban 76-100% 2. Kategori cukup : jika jawaban 56-76% 3. Kategori kurang : jika jawaban <56%

J. Etik penelitian

Prinsip etika sangat penting dalam penelitian yang berhubungan dengan klien yang memiliki hak-hak (otonomi) manusia. Secara umum prinsip etika menurut nursalam (2013) dibedakan menjadi tiga, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai,hak-hak subyek dan prinsip keadilan.

1. Prinsip manfaat

Prinsip ini yang perlu diperhatikan yaitu responden harus bebas dari penderitaan, bebas dari eksploitasi, dan mempertimbangkan risiko (benefitratio). Dalam penelitian ini tidak dilakukan tindakan khusus kepada responden. Responden di untungkan dengan adanya penelitian ini karena responden mengetahui tingkat pengetahuanya dan wawasannya dari penelitian ini. Penelitian ini juga memiliki risiko yang


(67)

sangat minimal karena pasien hanya diminta mengisi kuesioner tingkat pengetahuan dan data demografi.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

Dalam prinsip ini yang perlu di perhatikan yaitu hak untuk ikut atau tidak menjadi responden dan jaminan dalam perlakuan yang diberikan (right to fulldisclosure), informed consent. Penelitian ini memberikan hak-hak sebagai respinden dan jaminan dalam perlakuan serta sebelum dilakukan peneliian ini diberiinformed consent agar tidak terjadi kesalahpahaman dan terbina hubungan saling percaya.

3. Prinsip keadilan (right to justice ).

Prinsip ini memperhatikan hak perlakuan yang adil pada responden (right infair treatment) bentuk keadilannya dengan memperlakukan respondem sama tidak di beda-bedakan dan hak di jaga kerahasiaanya tidak dicantumkan namanya.


(68)

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran umum lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMPN 2 Sanden yang terletak di Desa Srigading, Sanden.Kabupaten Bantul Yogyakarta, lokasi sekolah dikelilingi persawahan,dan dekat dengan jalan raya. Sekolah SMPN 2 Sanden masih jauh dari sumber informasi tentang bahaya rokok, disekitar jalan raya tidak ada poster, spanduk tentang bahaya rokok bagi kesehatan. Penjualan rokok di sekitar SMP2 Sanden masih jarang. Dari lingkungan sekolah tampak tidak ada paparan informasi tentang bahaya rokok seperti di majalah dinding dan tidak ada spanduk yang menjelaskan tentang bahaya rokok. Di UKS juga tidak ada media untuk menambah informasi tentang bahaya rokok. SMP2 Sanden memiliki peraturan yaitu larangan untuk merokok di lingkungan sekolah, tetapi hanya sebatas peringatan dilarang merokok saja tidak ada tulisan yang menjelaskan kan tentang bahaya rokok bagi kesehatan.Bersasarkan survey pendahuluan yang sudah peneliti lakukan beberapa responden mengatakan belum pernah mendapat seminar (pendidikan kesehatan) terkait dengan bahaya rokok. Beberapa responden juga mengatakan tidak pernah mendapat informasi tentang bahaya rokok dari teman maupun keluarga.


(69)

2. Data Demografi Responden

Tabel 4.1 Gambaran Data Demografi Responden Tentang Bahaya Rokok di SMP 2 Sanden, Bantul (N=86)

Data Demografi Frekuensi (n) Persentase (%)

Jenis kelamin Laki-Laki Perempuan 46 40 53.5% 46.5%

Total 86 100%

Usia

Remaja awal (11-15 tahun)

86 100%

Total 86 100%

Paparan informasi Iya Tidak 86 0 100% 0 Sumber informasi Televisi Orang Tua Surat Kabar Bungkus Rokok Teman Sebaya 46 8 1 47 4 53.5% 9.3% 1.2% 54.7% 4.7% Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa dari 86 (100%) responden, 46 (53%) orang berjenis kelaminlaki-laki dan 40 (47%) orang berjenis kelamin perempuan. Pada karakteristik usia, penelitian ini menunjukkan bahwa Usia responden dalam kategori remaja awal yaitu usia 11-15 tahun dengan jumlah 86 reponden (100%). Semua responden sudah terpapar informasi tentang bahaya rokok dengan jumah 86 responden (100%). Responden paling banyak mendapat informasi tentang bahaya rokok dari bungkus rokok sejumlah 47 orang (54.7%) dan paling sedikit dari surat kabar yaitu sebanyak 1 orang (1,2%)


(1)

kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang (Ibnu, 2013)

Hal lain yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah informasi, Informasi tentang bahaya rokok dapat diperoleh darimana saja seperti orang tua, guru, media elektronik, teman dan bungkus rokok. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa semua responden sudah pernah mendapatkan informasi tentang bahaya rokok, tetapi pengetahuan tentang bahaya rokok kurang. Responden rata-rata tidak bisa menjawab pada pertanyaan tentang kandungan rokok dan bahaya rokok bagi kesehatan hal ini disebabkan informasi yang tidak lengkap didapatkan oleh responden. Dalam penelitian ini kebanyakan responden mendapat informasi dari bungkus rokok dan televisi. Dari analisa peneliti bahwa reponden melihat informasi tentang bahaya rokok dari gambarnya saja, tidak

melihat tentang kandungan yang ada di dalam rokok.

Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 pasal 114 menunjukkan pemenuhan hak masyarakat atas informasi yang efektif dengan

mensyaratkan peringatan kesehatan yang tulisannya jelas dan mudah dibaca dan dapat disertai gambar atau bentuk lainnya. Widati (2013) dalam penelitiannya yang membahas tentang efektivitas bungkus rokok terhadap perilaku merokok

masyarakat miskin menyatakan bahwa bahwa pesan dalam bungkus rokok belum bisa menaikkan tingkat

pengetahuan tentang bahaya rokok. Sumber informasi lain yang didapat responden adalah televisi, responden akan mudah mendapatkan informasi tentang bahaya rokok melalui televisi karena rata-rata responden memiliki televisi di rumahnya. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pengetahuan siswa tentang bahaya rokok


(2)

berdasarkan sumber informasi televisi adalah kurang hal itu disebabkan karena responden hanya sekilas melihat informasi tentang bahaya rokok. Pada Usia remaja ini mereka tidak suka untuk melihat acara tentang talkshow, informasi terkait dengan kesehatan terutama bahaya rokok. Mereka lebih suka untuk melihat acara seperti sinetron, kartun, musik dan kuis. Hal ini sesuai dengan penelitian Diana (2013) bahwa responden pada usia remaja awal (SMP) lebih menyukai acara musik dan kuis. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya rokok.

V. KESIMPULAN

Tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok dalam kategori baik, cukup, dan kurang.

Tingkat pengetahuan siswa berdasarkan jenis kelamin pengetahuan dalam ketegori kurang depada laki-laki.

Tingkat Pengetahuan siswa tentang bahaya rokok berdasarkan

usia dalam kategori kurang.

Tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok brdasarkan paparan informasi dalam katgori kurang VI. SARAN

Bagi Institusi Pendidikan

Perlu dilakukan promosi kesehatan tentang bahaya rokok disetiap sekolah-sekolah ataupun ditempat yang banyak mayoritas masyarakat merokok,sehingga partisipasi sebuah institusi keperawatan sangat diperlukan terutama jika sudah ada organisasi. Bagi Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan sangat perlu mengoptimalkan perannya dalam memberikan edukasi tentang bahaya rokok dan bahayanya bagi kesehatan. Bagi Pihak Sekolah

Memaksimalkan perannya dalam memberikan peyuluhan, pengarahan, pembinaan dan pendidikan terkait dengan bahaya rokok bagi kesehata


(3)

Bagi Peniliti Selanjutnya

Bagi peneliti sealajutnya di harapkan untuk menambahkan item

data demografi tentang riwayat remaja dan keluarga tentang merokok.

VII. DAFTAR PUSTAKA Albaqrah:195

Albertsen,.Rasmussen,.Deirdre,.dkk

(2014). The Impact

tromboembolism and Mortality in Patient With Incident Trial Fibrillation :Insight from the Danish Diet,cancer and Health Studi.

http://journal.publications.chestnet.or g/article.aspx?articleid=174649 5&resultClick=1

Arikunto,S.(2006).prosedur penelitian pendekatan praktik.Edisi Revisi. Jakarta Rineka Cipta. Arikunto,S.(2014).Prosedur

penelitian pendekatan praktik.Edisi revisi. Jakarta Rineka cipta.

Arista,Dista ika (2013). Analisis tugas-tugas perkembangan remaja pada anak TKI di desa jenangan Kabupaten Ponorogo. Bambang,W & Chatila.(2010).

Peningkatan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Pada

Siswa SLTP NEGERI

Limbangan Kendal. Skripsi. Semarang: UNES.

Depkes. 2010. GenerasiMudaSehat, GenerasiTanpaRokok

Dewi,M, A, Wawan. (2010). TeoridanPengukuranPengetahu an, SikapdanPerilakuManusia. Yogyakarta: NuhaMerdeka Dwi cahyani. (2011). Tingkat

pengetahuan tentang bahaya

rokok pada

remaja.Skripsi.Wonogiri.

Fahrosi, A. (2013). Perbedaan Tingkat

PengetahuanTentangBahayaMe rokokPadaRemaja SMP di PedesaandanPerkotaan di KabupatenJember.

KaryaTulisIlmiah

Fatwa tarjih muhammadiyah. (2010) hukum merokok.

Gibss,Joseph,A sharon,dkk (2016). Impact of tobacco Smoke and Nikotine Expo

sure on Lung Development.

http://journal.publications.chestnet.or g/article.aspx?articleid=246664 2&resultClick=1

Gonodiputro, S.(2007). Bahaya-bahaya tembakau dan bentuk sediaan tembakau : bandung: fakultas kedokteran universitas padjajaran.

Health Effects of Cigarette Smoking http://www.cdc.gov/tobacco/data_stat

istics/fact_sheets/health_effects/ effects_cig_smoking/index.htm Herman,.Dekker,.Agnes (2015).

Tobacco Smoke

Exposure,Airway

Resistence,and atsma in school age children The Generation Study.

http://journal.publications.chestnet.or g/article.aspx?articleid=219509 5&resultClick=3

Ibnu. (2013). Gambaran Tingkat PengetahuanRemajatentangBah ayaMerokokbagiKesehatan Di SMA N Klageo. Skripsi

Jahja,Y. (2011). Psikologi perkembangan Remaja.

Bandung: PT Remaja


(4)

Komalasari & Helmi. (200). Faktor-faktor merokok pada remaja. Jurnal Psikologi No 1 hal 37-47.

Kusuma,ARP. (2010). Pengaruh Merokok Terhadap Kesehatan gigi dan Mulut.UISA

Newman,.momirova,.Mitchel,.dkk (2010). The effect of active passive

housholdcigaretteSmokse exposure on Pregnant women with Atsma.

Lukyta, D, P (2010).

PengaruhRokokBagiKesehatan

di KalanganRemaja.

Yogyakarta

Meriza. (2014). Gambaran Tingkat PengetahuanSiswa SMA Negeri

1 Manado

TentangDampakMerokokBagiK esehatan Gigi danMulut. Volume 2 No 2

Mubarak et al. (2010). KesehatanRemaja Problem danSolusinya. Jakarta: SalembaMedika

Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku. Jakarta. Rineka cipta.

Nursalam.(2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.

Nurhayati,I. (2012).Bahaya rokok bagi tubuh.JK eM-U volume IV

No 12

http://jurnal.akpermus.ac.id/ind ex.php/jkemu/article/view/11.

Sarwono,S (2010).Psikologi Remaja.Edisi revisi.Jakarta. Rajawalipers.

PP NO 19 (2003). Pengamanan rokok bagi kesehatan.

Sarwono,S (2013).Psikologi Remaja.Edisi revisi.Jakarta. Rajawali pers.

PP NO 19 (2003). Pengamanan rokok bagi kesehatan.

Samrotul. (2012). Factor-faktor yang MempengaruhiperilakuMeroko kPadaMahasiswaLaki-Laki di AsramaPutra.Volume 5 No 1 Tarwoto. (2010) KesehatanRemaja:

Problem Dan Solusinya. Jakarta :SalembaMedika

Wati, W. (2012). Tingkat pengetahuanSiswa SMP Kelas VIIITentangBahayaMerokokba giKesehatan Di SMP Negeri 7

Wonogiri. STIKES

KusumaHusada Surakarta. KaryaTulisIlmiah

WHO report on the global tobacco epidemic, 2011

http://apps.who.int/tobacco/global_re port/2011/en/index.html

yudiono.(2009). Gambaran tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya rokok di SMPN 2 kutuwinangun kabupaten kebumen jawa tengah. Karya tulis ilmiah : UMY

yusuf, syamsu. (2011). Psikologi perkembangan anak dan Remaja: Bandung: Rosda


(5)

(6)