PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING DIAGRAM ALIR FLOWCHART

34

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

Mesin automatic mixing adalah suatu sistem yang memproses bahan mentah seperti biji plastik menjadi bahan yang stengah jadi untuk dicetak atau di bentuk sesuai alat pencetaknya. Contoh hasil pencetakannya dapat seperti pipa PVC. Gambar 4.1 berikut adalah mesin automatic mixing. Gambar 4.1 Mesin automatic mixing. Sumber : dokumen project, 2013

4.2. SISTEM KONTROL MESIN AUTOMATIC MIXING

Setiap mesin yang menggunakan PLC Programmable Logic Controller membutuhkan sistem kontrol yang sesuai dengan karakteristik mesin yang di gunakan untuk membuat pipa PVC. Sama halnya dengan PLC pada mesin automatic mixing memiliki kebutuhan kontrol yang sesuai dengan fungsi mesin automatic mixing. Gambar 4.2 berikut adalah sketsa yang menggambarkan komponen dari mesin automatic mixing. STIKOM SURABAYA Gambar 4.2 Sketsa mesin automatic mixing. Sumber : dokumen project, 2013 Gambar 4.2 sketsa dari mesin automatic mixing yang divisualisasikan dengan perangkat lunak NB-Designer. Beberapa penjelasan mengenai kebutuhan kontrol dari mesin automatic mixing ini, agar mesin ini dapat bekerja sesuai fungsinya di pabrik pipa. Tiap-tiap step dalam proses pada mesin automatic mixing ini dinamakan standard operating procedure, yaitu : 1. Operasi awal, berikut adalah kondisi operasi awal : a. Power on. b. Tidak ada alarm menyala. c. Sensor pada silo, hot mix, coll mix dalm kondisi normal. d. Valve dalam kondisi normal. 13. Motor blower 15kw 15. Motor fan 14. Silo 1 16. Silo 2 1. Motor fan 2. Vribrator 0,25kw 3. Valve 4. Valve 5. Hot mix 6. Valve 7. Valve 8. Valve 9. Cool mix 10. Valve 11. Valve 12. Valve STIKOM SURABAYA

4.2.1 Operasi Manual

Proses pengontrolan PLC menggunakan HMI Humman machine interface yang terpasang pada panel PLC. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar.

4.2.1.1 Proses Hot mix:

Gambar 4.3 Mesin automatic mixing pada hot mix low speed. Sumber : dokumen project, 2013 Keterangan: Fill Mode Low Speed : a. Posisi selector pada kondisi mode manual. b. Posisi selector speed pada kondisi low. c. Posisi Discharge pada posisi close. d. Ketika Proses discharge pada silo 2 indikator M1L LOW menyala hijau. Discharge ON Mode Low Speed : e. Suhu dalam hot mix sudah terpenuhi yang sudah di tentukan. f. Posisi selector discharge pada kondisi open. g. Posisi selector speed pada kondisi low. h. Tekan tombol ON pada HMI model push button. STIKOM SURABAYA Discharge OFF Mode Low Speed : i. Pastikan timer atau Suhu dalam hot mix sudah terpenuhi yang sudah di tentukan. j. Posisi selector discharge pada kondisi close. k. Tekan tombol OFF pada HMI model push button Gambar 4.4 Mesin automatic mixing pada hot mix High speed. Sumber : dokumen project, 2013 Fill Mode High Speed : l. Posisi selector pada kondisi mode manual. m. Posisi selector speed pada kondisi low. n. Posisi Discharge pada posisi close. o. Ketika Proses discharge pada silo 2 indikator lampu high speed menyala hijau. Discharge ON Mode High Speed : p. Suhu dalam hot mix sudah terpenuhi yang sudah di tentukan. q. Posisi selector discharge pada kondisi open. r. Posisi selector speed pada kondisi high. s. Tekan tombol ON pada HMI model push button. t. Lampu indikator M1L LOW menyala hijau. STIKOM SURABAYA Discharge OFF Mode Speed : u. Pastikan timer atau Suhu dalam hot mix sudah terpenuhi yang sudah di tentukan. v. Posisi selector discharge pada kondisi close. w. Tekan tombol OFF pada HMImodel push button.

4.2.1.2 Proses Cool mix:

Gambar 4.5 Mesin automatic mixing pada cool mix mode remote. Sumber : dokumen project, 2013 Keterangan: Fill Mode Remote : a. Posisi selector pada kondisi mode manual. b. Posisi discharge pada posisi remote Tombol ONOFF On Plant. c. Ketika Proses discharge pada hot mix indikator lampu motor menyala hijau. Discharge ON Mode Remote : d. Suhu dalam cool mix sudah terpenuhi yang sudah di tentukan. e. Posisi selector discharge pada kondisi remote. f. Tekan tombol ON pada HMI model push button. g. Lampu indikator motor menyala hijau. h. Tekan tombol ON Tombol ONOFF On Plant. STIKOM SURABAYA Discharge OFF Mode Remote : i. Pastikan timer atau Suhu dalam cool mix sudah terpenuhi yang sudah di tentukan. j. Posisi selector discharge pada kondisi close. k. Tekan tombol OFF pada HMI model push button. l. Tekan tombol ON Tombol ONOFF On Plan . Gambar 4.6 Mesin automatic mixing pada cool mix mode On. Sumber : dokumen project, 2013 Fill Mode ON : a. Posisi selector pada kondisi mode manual. b. Posisi discharge pada posisi ON pada HMI. c. Ketika Proses discharge pada cool mix indikator lampu motor menyala hijau. Discharge ON mode ON : a. Suhu dalam cool mix sudah terpenuhi yang sudah di tentukan. b. Posisi selector discharge pada kondisi ON. c. Tekan tombol ON pada HMI model push button. d. Lampu indikator motor menyala hijau. STIKOM SURABAYA Discharge ON mode Off : e. Pastikan timer atau Suhu dalam cool mix sudah terpenuhi yang sudah di tentukan. f. Posisi selector discharge pada kondisi OFF. g. Tekan tombol OFF pada HMI model push button.

4.2.2 Operasi Full Automatic

Untuk pengontrolan mode ini cukup merubah mode pada HMI Humman Machine Interface ke mode auto semua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar: Gambar 4.7 Mesin automatic mixing pada tampilan awal. Sumber : dokumen project, 2013 Gambar 4.8 Mesin automatic mixing operator Sumber : dokumen project, 2013 STIKOM SURABAYA Gambar 4.9 Mesin automatic mixing pada hot mix. Sumber : dokumen project, 2013 Gambar 4.10 Mesin automatic mixing pada cool mix. Sumber : dokumen project, 2013 Keterangan: a. Posisi selector mode pada kondisi auto. b. Posisi discharge dalam keadaan remote. c. Serta tombol discharge keadan off. 5. Operasi fill , berikut adalah kondisi fill : a. Posisi power switch HMI operator dalam kondisi On. STIKOM SURABAYA b. Tanki pada hot mix request jika pada power sudah menyatakan on. c. Apabila pada tangki hot mix sudah request maka delay on. d. Setelah delay sudah selesai maka valve dan vibrator menyala maka bahan baku tersebut akan mengalir dari silo 2 menuju tanki hot mix. e. Kemudian suhu dan delay yang sudah di tentukan maka valve pada tanki hot mix akan terbuka serta mengalir pada tanki cool mix. f. Setelah tanki pada hot mix habis maka valve untuk memasukkan air blasting akan terbuka serta membesihkan sisa – sisa bahan baku. g. Proses pada cool mix hampir sama dengan proses hot mix 6. Akhir operasi atau standby : a. Posisi selector pada posisi off. Dari keterangan – keterangan menjelaskan bahwa mesin automatic mixing awalnya memiliki kondisi yang noramal mati dimana Pada saat silo 2 telah terisi penuh secara otomatis silo 2 akan discharge bahan kedalam hot mix untuk diolah dan motor fan, blower, vibrator akan mati. Ketika fase charge motor pada hot mix berputar low rpm rendah. Setelah pengisian cukup maka dalam kurun waktu yang telah ditentukan motor pada hot mix akan berputar high rpm tinggi dan pengontrol suhu akan aktif sehingga bahan yang terdapat dalam hot mix akan benar – benar menyatu. Di dalam hot mix terdapat beberapa sistem yang mengontrol pergerakan hot mix dimana ketika suhu sudah mencapai ketinggian yang ditentukan secara otomatis motor akan berputar low dan hot mix akan dischage bahan kedalam cool mix dengan waktu yang ditentukan pengisian bahan akan berhenti. Untuk membersihkan sisa – sisa bahan yang terdapat pada hot mix, motor air blasting akan menyala guna memasukkan udara kedalam hot mix sehinga tekanan dalam hot mix akan semakin besar, dengan waktu yang telah ditentukan air blasting akan berhenti, kemudian hot mix akan mulai discharge STIKOM SURABAYA sisa – sisa bahan yang telah diolahnya. Dengan membuka katup yang dikontrol oleh penumetic dan pengisian hasil sisa bahanya dilakukan dengan tekanan yang cukup tinggi seingga isi di dalam hot mix akan benar – benar terkuras habis. Cool mix hanya kan mendinginkan bahan yang telah diolah dengan temperatur yang stabil. Dengan memenuhi kebutuhan kontrol inilah yang nantinya PLC diperlukan untuk mengambil alih kontrol sehingga mesin dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan tersebut. Gambar 4.11 berikut adalah gambar asli dari PLC pada pabrik pipa PVC yang digunakan untuk mengendalikan mesin automatic mixing tersebut. Gambar 4.11 PLC Omron yang digunakan untuk mengontrol mesin aoutomatic mixing di pabrik pipa PVC. Sumber : dokumen project, 2013

4.3 DIAGRAM ALIR FLOWCHART

Berdasarkan kebutuhan kontrol yang telah dijelaskan di atas, dapat disusun diagram alur flowchart. Diagram alir ini dapat dijadikan dasar berpikir untuk memulai program pada PLC. Gambar 4.10 berikut adalah flowchart dari kontrol automatic mixing. STIKOM SURABAYA START Apakah HOT MIX Request SUDAH BELUM Discharge silo 2 to Hot Mix Level Motor Low Apakah Sensor Silo 2 low Stop Discharge Level Motor High Apakah Suhu sudah terpenuhi A BELUM SUDAH SUDAH BELUM Gambar 4.12 Diagram alir flow chart kontrol mesin automatic pada proses hot mix STIKOM SURABAYA STOP Motor Low Discharge Hot mix to cool mix Apakah delay sudah terpenuhi Stop Discharge Motor Cool mix Low Apakah Suhu sudah terpenuhi A SUDAH BELUM Discharge Cool mix to tangki penampungan SUDAH BELUM Gambar 4.13 Diagram alir flowchart kontrol mesin automatic pada proses cool mix. STIKOM SURABAYA Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai diagram alur flowchart: 1. Setelah Proses discharging telah terpenuhi silo 2 akan memproses request dari hot mix dan motor hot mix akan berputar dengan rpm low. 2. Discharging berhenti ketika level pada silo 2 telah low dan motor pada hot mix berputar high. 3. Setelah suhu di dalam hot mix berkisar 100 drajat suhu yang telah ditentukan, secara otomatis motor pada hot mix akan berputar dengan rpm low kemudian hot mix akan memulai discharging bahan ke dalam cool mix selama delay yang telah ditentukan. 4. Setelah delay terpenuhi discharging pada cool mix akan berhenti kemudian air blasting akan aktif selama delay yang ditentukan guna mendinginkan mesin cool mix. 5. Setelah selesai delay proses discharging mulai aktif kembali agar sisa – sisa bahan yang terdapat pada cool mix terkuras habis dan menuju ke tangki penampungan bahan material pipa PVC.

4.4 ALLOCATION LIST INPUTOUTPUT