Penjadwalan Job Shop Metode Asas Prioritas

14 penjadwalan mesin jamak masalah yang harus dipecahkan terdiri dari dua bagian, yaitu: a. Sumber daya mesin mana yang akan dialokasikan untuk mengerjakan tiap pekerjaan. b. Kapan waktunya setiap pekerjaan akan dikerjakan. Berdasarkan aliran proses yang dilaluinya, penjadwalan dibedakan sebagai berikut: 1. Penjadwalan flowshop Dalam penjadwalan jenis ini akan dijumpai pola aliran yang identik dari satu mesin ke mesin yang lainnya. Secara garis besar, penjadwalan flowshop terbagi menjadi dua jenis yaitu pure flowshop dan general flowshop. 2. Penjadawalan job shop Penjadwalan job shop adalah proses pengurutan pekerjaan untuk lintas produk yang tidak beraturan tata letak berdasar proses. Dalam pola ini setiap job mempunyai pola aturan atau route pada tiap mesin yang spesifik, dan sangat mungkin berbeda untuk setiap job.

2.3 Penjadwalan Job Shop

Persoalan penjadwalan timbul jika terdapat keterbatasan sumber daya yang dimiliki sehingga diperlukan adanya pengaturan sumber-sumber daya tersebut secara efisien. Menurut Baker 2009, permasalahan penjadwalan job shop merupakan permasalahan penjadwalan produksi yang mempunyai karakteristik sebagai berikut: 15 1. Terdapat beberapa tipe produksi mesin, masing-masing tipe terdiri dari satu unit. 2. Terdapat beberapa pekerjaan yang akan dijadwalkan, masing-masing terdiri dari beberapa operasi yang berurutan secara serial. 3. Urutan operasi pada suatu pekerjaan tidak harus sama dengan urutan operasi pada pekerjaan yang lain. 4. Satu operasi dikerjakan oleh satu mesin dengan waktu pemrosesan tertentu. Menurut Fogarty et.al 1991, sebuah jadwal dikatakan layak jika memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Urutan pekerjaan operasi dalam suatu job tidak dilanggar. 2. Tidak terjadi pengerjaan operasi yang bersamaan. 3. Dalam penjadwalan job shop, jika terdapat sejumlah pekerjaan yang akan diproses dalam sejumlah mesin. Ketidakpraktisan pendekatan optimal pada permasalahan ini mengarahkan banyak penelitian pada penggunaan pendekatan-pendekatan heuristik.

2.4 Metode Asas Prioritas

Menurut Heizer dan Render 2014, beberapa asas prioritas yang umum antara lain adalah sebagai berikut: 1. First-Come-First-Served FCFS FCFS memprioritaskan pengerjaan job yang datang lebih awal untuk dikerjakan terlebih dahulu. Keunggulan FCFS adalah dinilai adil bagi konsumen terutama bagi penyedia jasa. 16 2. Earliest Due Dates EDD EDD yaitu prioritas yang diberikan kepada job yang mempunyai tanggal batas waktu penyerahan due date paling awal. 3. Shortest Processing Time SPT SPT yaitu job dengan waktu proses terpendek akan diproses lebih dahulu, demikian berlanjut untuk job yang waktu proses terpendek kedua. Aturan SPT ini tidak memperdulikan due date maupun kedatangan order baru. 4. Longest Processing Time LPT LPT yaitu job dengan waktu proses terbesar akan diproses terlebih dahulu, demikian berlanjut untuk job yang waktu proses terbesar kedua. Aturan LPT ini tidak mempedulikan due date maupun kedatangan order baru. 2.4.1 Kriteria Efektifitas Menurut Heizer dan Render 2015 terdapat empat kriteria untuk mengevaluasi efektifitas asas prioritas: 1. Rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan digunakan untuk menentukan rata- rata waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan. 2. Utilisasi untuk menghitung persentase dari fasilitas yang digunakan. 3. Rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem untuk menghitung rata-rata jumlah pekerjaan dan barang dalam proses. 4. Rata-rata keterlambatan. Chase dan Aquilano 1995 mengungkapkan standar pengukuran kinerja penjadwalan yang digunakan untuk mengevaluasi asas prioritas: 1. Rata-rata waktu penyelesaian yang terendah. 17 2. Nilai utilisasi maksimal. 3. Rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem yang terendah. 4. Rata-rata keterlambatan terendah

2.5 Penjadwalan Mesin-Tunggal