Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku aman karyawan di PT SIM Plant Tambun II tahun 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AMAN
KARYAWAN DI PT. SIM PLANT TAMBUN II TAHUN 2010

SKRIPSI

OLEH:
SITI HALIMAH
105101003304

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010 M / 1431 H

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AMAN
KARYAWAN DI PT. SIM PLANT TAMBUN II TAHUN 2010

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)


OLEH:
SITI HALIMAH
105101003304

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010 M / 1431 H

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Maret 2010

Siti Halimah

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, 10 Maret 2010
Siti Halimah, NIM : 105101003304
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Aman Karyawan Di PT. SIM
PLANT Tambun II Tahun 2010
xviii+ 165 Halaman, 11 Tabel, 9 Gambar, 7 Lampiran
ABSTRAK
Perilaku manusia yang berhubungan dengan keselamatan merupakan sebuah
pendekatan untuk menganilis apa yang dibutuhkan untuk membuat perilaku aman
lebih dimungkinkan dan mengurangi perilaku yang berisiko (Geller, 2001). PT SIM
(Suzuki Indomobil Motor) Plant Tambun II adalah salah satu perusahaan yang

memproduksi kendaraan roda empat yang bermerk SUZUKI. Berdasarkan data
kecelakaan akibat tindakan tidak aman di PT SIM Plant Tambun II mengalami
penurunan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku aman agar faktor-faktor tersebut dapat lebih dioptimalkan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Populasi pada penelitian ini berjumlah 1200 orang. Pengambilan data dilakukan
secara random dengan jumlah sampel 130 responden yang dilakukan menggunakan
metode simple random sampling. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square
dan analisis multivariat dilakukan dengan uji regresi logistik ganda.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui 83,9% pekerja berperilaku aman dan
16,2% pekerja yang berperilaku tidak aman. Faktor-faktor yang tidak mempengaruhi
perilaku aman adalah pengetahuan, sikap, persepsi, motivasi, umur, lama kerja,
ketersediaan APD, peraturan keselamatan, promosi keselamatan, dan pelatihan.
Sedangkan, faktor-faktor yang terbukti mempengaruhi perilaku aman adalah peran
pengawas dan peran rekan kerja.
Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar pengawas lebih berperan aktif dan
dilakukan pengawasan secara teratur dan konsisten. Selain itu, perlu ditingkatkan
kepedulian sesama rekan kerja melalui program STOP (Safety Observation Training
Program).


Daftar bacaan : 46 (1980-2006)

STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH PROGRAM STUDY
Undergraduate Thesis, Marc 10th 2010
Siti Halimah, NIM : 105101003304
Influence Factor’s of Worker’s Safety Behavior In PT. SIM PLANT Tambun II
Year 2010
xviii+ 165 pages, 11 tables, 9 pictures, 7 attachments
ABSTRACT
Behavioral safety is an approach for analyzing what needs to be done to make
safe behavior more probable and at-risk behavior less probable (Geller, 2001). PT
SIM (Suzuki Indomobil Motor) Plant Tambun II is the one of the car manufacturing
company which the branded is SUZUKI. Based on their report of unsafe act, there
was decreasing. Therefore, it must be done to research about Influence factor’s of
Worker’s Safety Behavior. In order to the those factors could be optimize.
The research was quantitative analyze with cross sectional method approach. The
Total responden were 1200 people, based on simple random sampling calculating
were 130 people as sample that chosen randomly. Then, the bivariate analyze with

statistically tested by chi square formula, and continued with logistic regression test
as multivariate analyze.
The results show that 83,9% the worker’s behavior are safe act and 16,2%
the worker’s behavior are unsafe act. The factors which not influence worker’s safety
behavior were knowledge, attitude, perception, motivation, age, work period,
availability of PPE, safety rule, safety promotion, and training. The result proved the
factors which influence the worker’s safety behavior were supervisor and peer
influence.
Therefore, it is recommended to increase contributing and monitoring of
supervison regularly and consistently and then to increase awareness between worker
with STOP (Safety Training Observation Program).

References : 46 (1980-2006)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU AMAN
KARYAWAN DI PT. SIM PLANT TAMBUN II TAHUN 2010


Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 19 Maret 2010

Yuli Amran, SKM, MKM
Pembimbing Skripsi I

Iting Shofwati, ST, MKKK
Pembimbing Skripsi II

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 19 Maret 2010


Ketua

(Yuli Amran, SKM, MKM)

Anggota I

(Iting Shofwati, ST, MKKK)

Anggota II

(Dr. Drs. Tri Krianto, MKes)

CURICULUM VITAE
Nama
Tempat/Tgl Lahir
Jenis Kelamin
Agama
Status Materital
Kewarganegaraan
Alamat

Telp/Hp
Email

: Siti Halimah
: Bekasi, 12 Desember 1986
: Perempuan
: Islam
: Belum Menikah
: Indonesia
: Kp. Siluman RT 005/005 No. 22
Desa Mangun Jaya, Tambun – Bekasi 17510.
: 02199934033/085714683567
: sithy_halimah@yahoo.com

Riwayat Pendidikan
Tahun
Riwayat Pendidikan
2005-2010
S1- Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2002-2005
SMUN 1 Tambun Selatan
2000-2002
SLTPN 1 Tambun Selatan
1995-2000
SDN Mangun Jaya 03
1994-1995
TK Nurul Amin
Pegalaman Pelatihan
Tahun
2008
2008

Pengalaman Pelatihan
Training Sistem Manajemen K3 OSHAS 18001 : 2007
Training Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004

Pengalaman Organisasi
Tahun

Pengalaman Organisasi
2008-2010
Anggota Forum Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Jurusan
Kesehatan Masyarakat (FSK3)
2008-2009
Sekretaris PASIFIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2006-2007
KSR PMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2003-2004
Sekretaris Kelompok Ilmiyah Remaja (KIR) SMUN 1 Tambun Selatan

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT dengan segala Kekuatan dan RahmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan
manfaat dalam upaya memajukan ilmu pengetahuan, pengabdian kepada bangsa, dan
ibadah kepada Allah Yang Maha Memiliki Segalanya.
Skripsi dengan judul ”Faktor-Faktor Yang Mempangaruhi Perilaku Aman
Karyawan di PT SIM Plant Tambun II Tahun 2010” disusun sebagai salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) pada Program
Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dan semangat
kepada :
1. Keluargaku yang tiada letih melimpahkan kasih sayangnya, kebahagiannya,
semangatnya, dan perjuangan serta pengorbanannya yang tiada terhingga
untukku. Terutama untuk ibu dan bapakku, doa kalian ibarat sungai nil yang tak
kan pernah kering dan tiada tertandingi. Aku bersyukur mempunyai kalian.
Thanks to Allah yang memberikan kalian kepadaku. Tak lupa pula tuk adikku
yang memberikanku semangat baru untuk menjadi lebih baik lagi.
2. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak dr. Yuli P. Satar, MARS, selaku ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat (PSKM) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
5. Ibu Yuli Amran, SKM, MKM selaku Pembimbing I yang selalu siap memberikan
bimbingan dan pengarahan yang membangun dalam proses penyusunan skripsi,
terima kasih ibu atas bimbingan, nasihat, ilmu, motivasi, saran-saran, dan doa
yang sangat berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Iting Shofwati ST, MKKK selaku pembimbing II, Terima kasih kepada Ibu
yang secara tulus dan penuh kesabaran membimbing dan mengajarkan banyak hal
tentang kuliah dan kehidupan. Pengalaman dan pengetahuan ibu menjadikan ibu

sosok yang bijak, kuat, tegar dan tegas. Ibu adalah salah seorang yang menjadi
inspirasiku dalam kehidupan ini.
7. Bapak Dr Drs. Tri Krianto, MKes selaku dosen penguji dalam sidang skripsi,
terima kasih atas kesediaan Bapak menjadi penguji dan memberikan bimbingan,
saran-saran, kemudahan, dan motivasi selama penyusunan skripsi.
8. Bapak Yudi Prasetyo, SE selaku Staff Safety member yang penuh canda dan
secara terbuka menerima dan memberikan kritik dan saran yang bermanfaat
selama kegiatan skripsi berlangsung. Terima kasih atas semua waktu, bantuan,
perhatian yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.
9. Bapak Suhendra, SE selaku Safety Officer yang tak lelah memantau
perkembangan skripsi dan memberikan saran dan kritikan yang bermanfaat.
10. Bapak Bambang selaku HRD yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
11. Bapak Sasongko yang menambah kecerian dan semangat selama proses skripsi.
12. Seluruh staff safety member dan TC yang banyak memberikan dukungan dalam
proses penyusunan skripsi.
13. Om Gito Susilo yang telah membukakan jalan menuju gerbang PT. SIM Plant
Tambun II.
14. Seluruh Staff dan pekerja di PT. ISI Plant Tambun II, terimakasih atas waktunya,
bantuannya, dan perhatiannya.
15. Yuni Harti, teman seperjuangku selama penyusunan skripsi di PT. SIM Plant
Tambun II, terimaksih atas kebersamaan, bantuan, dukungan, dan canda tawanya
selama ini.
16. Sahabat-sahabat terbaikku yang walaupun jauh namun begitu erat memberikan
semangat, pemikiran, perhatiannya selama proses penyusunan skripsi dan
kehidupan ini, Thanks ”Unforgetable all of you”.
17. Teman- teman UIN, FKIK, Kesmas, K3 Yang telah banyak memberikan
dukungan dan kebaikan selama perkuliahan hingga saat ini. Thanks 4 all.
18. For My Silvester, yang tiada lelah menemani dan memberikan bantuan, semangat,
dan perhatiannya dalam menyempurnakan penyusunan skripsi ini.
Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharap
semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca
lain.

Jakarta, 19 Maret 2010

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ..........................................................................

I

ABSTRAK ........................................................................................................

ii

ABSRACT ......................................................................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................

iv

PANITIA SIDANG ........................................................................................

v

CURICULUM VITAE ...................................................................................

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ..........................................................................

vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................

viii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….

x

DAFTAR TABEL ............................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xvii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xviii

BAB I

PENDAHULUAN …………………………………………………

1

1.1. Latar Belakang

1

…………………………………………………

8

1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………..

9

1.3. Pertanyaan Penelitian ………………………………………….

10

1.4. Tujuan Penelitian

11

………………………………………………

BAB II

11

1.5. Manfaat Penelitian …………………………………………….

12

1.6. Ruang Lingkup ……………………………………………….

12

TINJAUAN PUSTAKA ………………………………...................

12

2.1 Keselamatan Kerja ……………………………………………..

13

2.1.1. Konsep Keselamatan Kerja ……………………………...

17

2.1.2. Budaya Keselamatan Kerja ……………………………...

19

2.1.3. Kinerja Keselamatan Kerja ……………………………

19

2.2 Kecelakaan Kerja ………………………………………………

20

2.2.1. Pengertian Keselamatan Kerja …………………………..

21

2.2.2. Teori ILCI Loss Coution Model …………………………

21

2.3 Perilaku ………………………………………………………...

22

2.3.1 Pengertian Perilaku ……………………………………...

22

2.3.2 Bentuk Perilaku ………………………………………….

24

2.4 Perilaku Aman …………………………………………………

24

2.5 Teori Perubahan Perilaku ………………………………………

26

2.5.1 Teori Lawrence Green …………………………………...

36

2.5.2 Teori Perubahan Perilaku Aman ………………………

37

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Aman …………...

39

2.6.1 Pengetahuan ……………………………………………..

43

2.6.2 Sikap …………………………………………………….

46

2.6.3 Persepsi ………………………………………………….

52

2.6.4 Motivasi ………………………………………………….

53

2.6.5 Umur …………………………………………………….

55

2.6.6 Lama Bekerja ……………………………………………

56

2.6.7 Ketersediaan APD ……………………………………….

61

2.6.8 Peraturan Keselamatan …………………………………..

64

2.6.9 Safety Promotions /Promosi Keselamatan Kerja ………..

66

2.6.10 Pelatihan Keselamatan Kerja ……………………………

70

2.6.11 Peran Pengawas ……………………………………........

71

2.6.12 Peran Rekan Kerja ………………………………………

73

2.7 Kerangka Teori …………………………………………………

73

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .......

75

3.1 Kerangka Konsep ………………………………………………

77

3.2 Definisi Operasional ……………………………………………

78

3.3 Hipotesis ……………………………………………………….

78

BAB IV METODE PENELITIAN …………………………………….......

78

4.1 Desain Penelitian ……………………………………………….

78

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………...

78

4.3 Populasi dan Sampel ……………………………………………

79

4.3.1 Populasi ………………………………………………….

79

4.3.2 Sampel …………………………………………………..

79

4.4 Pengumpulan Data ……………………………………………..

80

4.5 Pengolahan Data ………………………………………………..

84

4.6 Instrumen penelitian ……………………………………………

84

4.7 Analisa Data ……………………………………………………

85

4.7.1 Analisis Univariat ……………………………………….

85

4.7.2 Analisis Bivariat …………………………………………

88

4.7.3 Analisis Multivariat ……………………………………..

88

BAB V HASIL ...............................................................................................

90

5.1 Gambaran PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) ………………
5.2 Gambaran Perilaku Aman Pekerja ……………………………..
5.3 Gambaran Faktor Internal (Pengetahuan, sikap, persepsi,

91

motivasi, umur, dan Lama Bekerja) di PT SIM Plant Tambun II
Tahun 2010 ……………………………………………………..
5.4 Gambaran faktor eksternal (ketersediaan APD, peraturan
keselamatan, safety promotion/promosi keselamatan, pelatihan

93

keselamatan, peran pengawas, dan pera rekan kerja) di PT SIM
Plant Tambun II tahun 2010 ……………………………………
5.5 Hubungan faktor internal (Pengetahuan, sikap, persepsi,

95

motivasi, umur, dan Lama Bekerja) dengan perilaku aman di
PT SIM Plant Tambun II Tahun 2010 …………………………
5.6 Hubungan faktor eksternal (ketersediaan APD, peraturan
keselamatan, safety promotion/promosi keselamatan, pelatihan

98

keselamatan, peran pengawas, dan pera rekan kerja) dengan
perilaku aman di PT SIM Plant Tambun II Tahun 2010 ………

102

5.7 Faktor yang paling dominan berhubungan terhadap perilaku

108

aman di PT SIM Plant Tambun II Tahun 2010 ………………..

108

BAB VI PEMBAHASAN ...............................................................................

109

6.1 Keterbatasan Peneliitiian ……………………………………….
6.2 Perilaku Aman ………………………………………………….
6.3 Hubungan antara variabel internal (Pengetahuan, Sikap,

111

Persepsi, Motivasi, Umur, dan Lama Bekerja) dengan perilaku

112

aman ……………………………………………………………

114

6.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Aman ………...

117

6.3.2 Hubungan Sikap dengan Perilaku Aman ………………..

122

6.3.3 Hubungan Persepsi dengan Perilaku Aman ……………..

127

6.3.4 Hubungan Motivasi dengan Perilaku Aman …………….

129

6.3.5 Hubungan Umur dengan Perilaku Aman ………………..
6.3.6 Hubungan Lama Kerja dengan Perilaku Aman …………
6.4 Hubungan faktor eksternal (ketersediaan APD, peraturan
keselamatan, safety promotion/promosi keselamatan, pelatihan

132

keselamatan, peran pengawas, dan pera rekan kerja) dengan

132

perilaku aman ………………………………………………….

136

6.4.1 Hubungan Ketersediaan APD dengan Perilaku Aman …..

141

6.4.2 Hubunga Peraturan Keselamatan dengan Perilaku Aman.

144

6.4.3 Hubungan Promosi Keselamatan dengan Perilaku Aman.

149

6.4.4 Hubungan Pelatihan dengan Perilaku Aman…………….

152

6.4.5 Hubungan Peran Pengawas dengan Perilaku Aman ……

156

6.4.6 Hubungan Peran Rekan Kerja dengan Perilaku Aman ….

156

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................

159

7.1 Kesimpulan …………………………………………………….

161

7.2 Saran ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Definisi Operasional …………………………………………..

Tabel 5.1

Distribusi responden berdasarkan perilaku aman di PT SIM
Plant Tambun II tahun 2010 …………………………………..

Tabel 5.2

98

Hasil Analisis Bivariat antara faktor Internal dan eksternal
dengan perilaku aman di PT SIM Plant Tambun II tahu 2010 ..

Tabel 5.7

95

Distribusi responden berdasarkan faktor eksternal dengan
perilaku aman di PT SIM Plant Tambun II tahun 2010 ……….

Tabel 5.6

93

Distribusi responden berdasarkan faktor internal dengan
perilaku aman di PT SIM Plant Tambun II tahun 2010 ……….

Tabel 5.5

91

Distribusi responden berdasarkan faktor eksternal di PT SIM
Plant Tambun II tahun 2010 ……………………………..........

Tabel 5.4

91

Distribusi responden berdasarkan faktor Internal di PT SIM
Plant Tambun II tahun 2010 ……………………………..........

Tabel 5.3

75

103

Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda Antara
Pengetahuan,

Persepsi,

Motivasi,

Ketersediaan

APD,

Peraturan, Promosi keselamatan, Peran Pengawas, Peran rekan
kerja di PT SIM Plant Tambun II Tahun 2010 ………………..
Tabel 5.8

Hasil Analisis Multivariat Antara Peran Pengawas dan Peran
rekan kerja dengan perilaku aman (model akhir) ……………..

Tabel 5.9

104

Hasil Uji Interaksi antara Peran Pengawas Dan Peran Rekan

104

Kerja Terhadap Perilaku Aman ……………………………….
Tabel 5.10

Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Antara Peran
Pengawas dan Peran rekan kerja ………………………………

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

105

Grafik Kecelakaan Kerja Akibat Unsafe Act di area

106

produksi PT SIM Plant Tambun II …………………………
Gambar 2.1

Total budaya keselamatan yang memerlukan perhatian yang
berkesinambungan pada tiga jenis faktor penyokongnya ….

Gambar 2.2

15

Aspek internal dan eksternal yang dapat menentukan
keberhasilan proses keselamatan …………………………..

Gambar 2.3

6

16

Korelasi antara antisiden, determinan, dan komponenkomponen kinerja keselamatan ……………………………

18

Gambar 2.4

The ILCI Loss Caution Model …………………………….

20

Gambar 2.5

Teori Lawrence Green ……………………………………..

25

Gambar 2.6

ABC Model ……………………………………………….

36

Gambar 2.7

Kerangka Teori ……………………………………………..

72

Gambar 3.1

Kerangka Konsep Penelitian ………………………………

74

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1

Bukti Penelitian

Lampiran

2

Kuesioner Penelitian

Lampiran

3

Pedoman Observasi

Lampiran

4

Pedoman Wawancara

Lampiran

5

Analisis Univariat

Lampiran

6

Analisis Bivariat

Lampiran

7

Analisis Multivariat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pencegahan dari
kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan
dapat menyebabkan traumatic injury (Colling, 1990 dalam Kondarus (2006).
Secara keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3) didefinisikan sebagai
ilmu dan penerapan teknologi tentang pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Dengan memberikan perlindungan K3 diharapkan pekerja dapat
bekerja dengan aman, sehat, dan produktif.
Menurut Bird (1990) yang dikutip oleh Sialagan (2008), kecelakaan
merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan dan dapat membahayakan orang,
menyebabkan kerusakan pada properti atau kerugian pada proses. Kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang terjadi dapat menganggu operasi perusahaan. Kerugian
yang dialami perusahaan dapat berupa kerugian ekonomi dan non ekonomi.
Kerugian ekonomi adalah segala kerugian yang bisa dinilai dengan uang, seperti
rusaknya bangunan, peralatan, mesin, dan bahan, biaya untuk pengobatan,
perawatan, dan santunan bagi tenaga kerja yang cidera/sakit, serta hari kerja yang
hilang karena operasi perusahaan yang terhenti sementara. Kerugian non ekonomi

antara lain yaitu rusaknya citra perusahaan, bahkan jika kejadian itu menimbulkan
kematian pada tenaga kerja (Sahab, 1997).
Berdasarkan Riset yang dilakukan badan dunia International Labour
Organization (ILO) (1989) dalam Suma’mur (1996) memberikan kesimpulan
bahwa setiap hari rata-rata 6.000 orang meninggal, hal ini setara dengan 1 orang
setiap 15 menit atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit dan kecelakaan kerja
yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Jumlah pria yang meninggal dua kali
lebih banyak dibanding wanita, karena mereka lebih mungkin melakukan
pekerjaan berbahaya. Secara keseluruhan, kecelakaan di tempat kerja telah
menewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggal karena sakit yang diderita dalam
pekerjaan seperti terkena zat kimia beracun.
Di Indonesia, kasus kecelakaan kerja (KK) menunjukkan grafik turun
naik. Berdasarkan data Jamsostek tahun 2003-2006, diketahui bahwa selama
tahun 2003 terjadi 105.846 KK, kemudian pada tahun 2004 turun menjadi 95.418
KK. Pada tahun 2005, angka kecelakaan kerja meningkat menjadi 99.023 KK.
Angka ini tahun 2006 turun menjadi 95,624 KK (Jamsostek, 2008). Data tersebut
belum termasuk kasus kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan oleh perusahaanperusahaan yang tidak mengikuti program Jamsostek.
Sementara itu, jika kita melihat The Heinrich Triangle dalam Bird dan
Germain (1990) yang dikutip oleh Sialagan (2008) dapat terlihat rasio terjadinya
kecelakaan dengan perbandingan 1:29:300, dimana 1 adalah mayor injury, 29
adalah minor injuries, dan 300 adalah insiden near-miss. Begitu juga studi kasus

kecelakaan pada beberapa perusahaan yang dilakukan Bird menunjukan bahwa
begitu banyaknya kejadian near-miss yang melatarbelakangi terjadinya sebuah
kecelakaan serius. Dari studi tersebut Bird mengemukakan rasio terjadinya
kecelakaan dengan perbandingan 1-10-30-600, dimana 1 adalah cidera berat, 10
adalah cidera ringan, 30 adalah kerusakan harta benda, dan 600 adalah kecelakaan
hampir cidera (near-miss) (Sialagan, 2008).
Kecelakaan kerja secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku
kerja yang tidak aman (unsafe act) dan kondisi kerja yang tidak aman (unsafe
conditions). Heinrich (1980) memperkirakan 85% kecelakaan adalah hasil
kontribusi perilaku kerja yang tidak aman (unsafe act). Berdasarkan hal tersebut,
maka dapat dikatakan bahwa perilaku manusia merupakan unsur yang memegang
peranan penting dalam mengakibatkan suatu kecelakaan.
Beberapa pendekatan dilakukan untuk mengurangi atau mencegah
terjadinya cidera akibat kecelakaaan dan berdasarkan hasil komparasi yang
dilakukan oleh Stephen Guastello (1993) dalam Geller (2001) terhadap beberapa
pendekatan untuk mengurangi cidera di tempat kerja menunjukan bahwa
pendekatan terhadap perilaku mencapai hasil yang paling berhasil untuk
mengurangi cidera di tempat kerja yaitu sebesar 59,6% diikuti dengan pendekatan
ergonomi sebesar 51,6%, dan pendekatan engineering control sebesar 29%.
Selain itu, Geller (2001) menggambarkan pentingnya pendekatan perilaku yang
didasari keselamatan (behavior based safety) dalam upaya meningkatkan
keselamatan kerja baik yang bersikap reaktif atau proaktif. Dalam perspektif

reaktif upaya keselamatan ditelusuri dari perilaku yang berisiko atau tidak aman
(at risk behavior) yang berakibat pada kerugian. Hal ini dapat diartikan bahwa
upaya reaktif menunggu terjadinya tidak aman dulu. Sedangkan dalam perspektif
proaktif upaya keselamatan kerja ditelusuri dari perilaku aman (safe behavior)
yang menghasilkan suatu kesuksesan pencegahan kecelakaan kerja. Geller (2001)
juga menyebutkan agar pencapaian behavior based safety berhasil adalah lebih
baik dengan menggunakan pendekatan yang berupaya mendorong terjadinya
peningkatan perilaku aman. Upaya ini berujung pada usaha pencegahan terjadinya
kecelakaan di tempat kerja atau hal ini dapat dikatakan juga berupa pendekatan
yang bersifat proaktif dalam manajemen keselamatan.
Dalam proses pembentukan dan perubahan perilaku manusia terdapat
faktor-faktor yang berpengaruh, diantaranya faktor dari dalam (Internal) seperti
susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, proses belajar, dan sebagainya.
Sedangkan faktor yang berasal dari luar (eksternal) sperti lingkungan fisik/non
fisik, iklim, manusia sosial, dan ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya
(Notoadmodjo, 2003).
Beberapa penelitian menyebutkan beberapa faktor yang berhubungan
dengan perilaku aman, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Hendrabuwana (2007) pada tahun 2007 yang dilakukan pada pekerja Departemen
Cor PT Pindad Persero Bandung dengan penelitian deskriptif yang menggunakan
metode cross sectional diperoleh 45,1% (23 orang) berperilaku kerja selamat dan
54,9% (28 orang) berperilaku tidak selamat. Sedangkan variabel yang

berhubungan dengan perilaku bekerja selamat adalah pengawasan, peraturan, dan
lingkungan.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Sialagan (2008) pada pekerja
PT EGS Indonesia yang dilakukan pada bulan November tahun 2008, dengan
jumlah pekerja sebanyak 31 orang yang terdiri dari 10 orang personil kantor dan
21 orang personil lapangan dengan menggunakan penelitian deskriptif dan
pendekatan cross sectional diperoleh 94% responden termasuk dalam kategori
baik berperilaku aman. Selain itu, didapatkan hubungan yang bermakna antara
faktor pengetahuan, motivasi, persepsi, peran rekan kerja, dan penyelia terhadap
perilaku aman. Penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Helliyanti
(2009) pada pekerja Dept. Utility and Operation PT Indofood Sukses Makmur
Tbk Divisi Bogasari Flour Mills tahun 2009 diperoleh responden yang
berperilaku aman sebanyak 60% sedangkan yang tidak berperilaku aman
sebanyak 40%.
Berdasarkan hasil penelitian Karyani (2005) menyebutkan bahwa dari 113
pekerja di Schlumberger Indonesia tahun 2005 diperoleh bahwa supervisor
(pengawas) merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku aman,
yaitu sebanyak 51 (45,13%) responden yang menyatakan peran pengawas yang
kurang baik berpengaruh terhadap perilaku pekerja yang tidak aman dibanding
peran pengawas yang baik (8,85%). Hasil perhitungan Odds Ratio menunjukkan
peran pengawas yang kurang baik cenderung 9,633 kali mendorong pekerja
berperilaku tidak aman daripada peran pengawas yang baik (95% CI 3.970-

23.376). Faktor-faktor lainnya yang berhubungan dengan perilaku tidak aman
yaitu peran rekan kerja yang rendah (40,71%), persepsi yang rendah (36,63%),
dan motivasi yang rendah (40,71%).
Pada penelitiannya, Karyani (2005) juga memaparkan bahwa supervisor
dan rekan kerja di tempat kerja merupakan pelaksana pengawasan. Pengawasan
yang dilakukan oleh supervisor dan rekan kerja tidak hanya untuk tenaga kerja
baru tetapi juga untuk pekerja lama yang telah lama berada di lokasi kerja. Selain
itu, pengawasan terhadap pekerja untuk berperilaku aman akan kurang efektif
apabila para pekerja memiliki motivasi yang rendah dalam bekerja.
Semakin

baik

peran

supervisor dalam

K3

maka

akan

sangat

mempengaruhi perilaku aman pekerja di tempat tersebut. Adapun peran
supervisor pada hakikatnya adalah kepemimpinan yang merupakan refleksi sistem
manajemen yang ada. Jadi, supervisor (pengawas) yang baik akan menumbuhkan
rasa tanggung jawab yang pada akhirnya akan membentuk perilaku kerja yang
aman (Karyani, 2005).
PT. SIM Plant Tambun II atau PT Suzuki Indomobil Motor Plant Tambun
II merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang memproduksi
kendaraan roda empat bermerk SUZUKI. Berikut ini adalah data kecelakaan
akibat Unsafe Act di area produksi PT SIM Plant Tambun II, yaitu :

Sumber : Administrasi P2K3 PT. SIM

Berdasarkan data kecelakaan pada gambar 1.1 dapat disimpulkan bahwa
tingkat kecelakaan kerja akibat unsafe act semakin menurun. Meskipun demikian,
dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 dan 2008 terjadi peningkatan kecelakaan
yang berat seperti dua jari tangan dan punggung telapak tangan yang terjepit
mesin, dan luka bakar pada tangan karena terkena cairan soda api.
Kecelakaan akibat unsafe act yang terjadi di PT SIM Plant Tambun II ini
karena bekerja dengan tergesa-gesa dan kurang berhati-hati, meletakan APD di
tempat yang tidak seharusnya, kurang memahami cara bekerja yang aman,
bekerja yang kurang ergonomis, pekerja yang menaruh komponen di tempat yang
salah, membersihkan mesin pada saat mesin menyala, membersihkan tangan
sembarangan.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa unsafe act dan unsafe condition
mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap terjadinya kecelakaan. Kehatihatian dan perilaku pekerja yang aman sangat dibutuhkan untuk menghindari
terjadinya kecelakaan akibat unsafe act karena pendekatan terhadap pekerjalah
yang dapat dilakukan apabila mesin sulit dikendalikan. Selain itu, Heinrich (1980)

memperkirakan 85% kecelakaan adalah hasil kontribusi perilaku kerja yang tidak
aman (unsafe act).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di PT SIM Plant
Tambun II pada bulan Oktober 2009 diperoleh 7 dari 15 pekerja yang berperilaku
tidak aman (46,67%) seperti tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) lengkap,
duduk di jig (tempat meletakkan komponen) dan Pallet (Rak komponen) dan 8
diantaranya berperilaku aman (53,33%) seperti bekerja sesuai prosedur yang
ditentukan, memakai APD, menjaga kebersihan dan kerapihan area kerja.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, Geller (2001) menyebutkan
pentingnya pendekatan perilaku yang didasari keselamatan (behavior based
safety) dalam upaya meningkatkan keselamatan kerja. Dengan meningkatnya
keselamatan kerja maka dapat meningkatkan produktivitas pekerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan. Selain itu, manusia
merupakan salah satu aset terbesar dalam mencapai keberhasilan perusahaan.
Berdasarkan beberapa penelitian dan teori yang dipaparkan diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku aman karyawan di area produksi PT SIM Plant Tambun II tahun 2010.
Adapun faktor-faktor yang akan diteliti antara lain, faktor internal meliputi
pengetahuan, sikap, persepsi, motivasi, umur, lama bekerja, status karyawan, dan
faktor eksternal seperti peraturan keselamatan, ketersediaan APD, safety
promotions/promosi K3, pelatihan K3, peran pengawas dan peran rekan kerja.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data kecelakaan akibat unsafe act di PT SIM Plant Tambun
II terdapat peningkatan jenis kecelakaan yang berat dari tahun 2008 ke tahun
2009 seperti jari kelingking tangan dan punggung telapak tangan yang terjepit
mesin, dan tangan yang terkena cairan soda api. Selain itu, berdasarkan hasil studi
pendahuluan di PT SIM Plant Tambun II pada bulan Oktober 2009 diperoleh 7
dari 15 pekerja yang berperilaku tidak aman (46,67%) dan 8 orang diantaranya
berperilaku aman (53,33%). Selain itu juga, belum diketahuinya faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku aman karyawan di PT SIM Plant Tambun II tahun
2010.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran perilaku aman karyawan di PT SIM Plant Tambun II
tahun 2010?
2. Bagaimana gambaran faktor internal (pengetahuan, sikap, persepsi, motivasi,
umur, dan lama bekerja) di PT SIM Plant Tambun II tahun 2010?
3. Bagaimana gambaran faktor eksternal (ketersediaan APD, peraturan
keselamatan kerja, safety promotions/promosi Keselamatan Kerja, pelatihan
keselamatan, peran pengawas, dan peran rekan kerja) di PT SIM Plant
Tambun II tahun 2010?
4. Bagaimana hubungan antara faktor internal (pengetahuan, sikap, persepsi,
motivasi, umur, dan lama bekerja) dengan perilaku aman karyawan di PT
SIM Plant Tambun II tahun 2010?

5. Bagaimana hubungan antara faktor eksternal (ketersediaan APD, peraturan
keselamatan kerja, safety promotions/promosi Keselamatan Kerja, pelatihan
keselamatan, peran pengawas, dan peran rekan kerja) dengan perilaku aman di
PT SIM Plant Tambun II tahun 2010?
6. Faktor apakah yang paling dominan berhubungan dengan perilaku aman
karyawan di PT SIM Plant Tambun II tahun 2010?

1.4 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku aman
karyawan di PT SIM Plant Tambun II tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran perilaku aman karyawan di PT SIM Plant
Tambun II tahun 2010.
2. Diketahuinya gambaran faktor internal (pengetahuan, sikap, persepsi,
motivasi, umur, dan lama bekerja) di PT SIM Plant Tambun II tahun
2010.
3. Diketahuinya gambaran faktor eksternal (ketersediaan APD, peraturan
keselamatan kerja, safety promotions/promosi Keselamatan Kerja,
pelatihan keselamatan, peran pengawas, dan peran rekan kerja) di PT SIM
Plant Tambun II tahun 2010.

4. Diketahuinya hubungan antara faktor internal (pengetahuan, sikap,
persepsi, motivasi, umur, dan lama bekerja) dengan perilaku aman
karyawan di PT SIM Plant Tambun II tahun 2010.
5. Diketahuinya hubungan antara faktor eksternal (ketersediaan APD,
peraturan keselamatan kerja, safety promotions/promosi Keselamatan
Kerja, pelatihan keselamatan, peran pengawas, dan peran rekan kerja)
dengan perilaku aman di PT SIM Plant Tambun II tahun 2010.
6. Diketahuinya faktor apakah yang paling dominan berhubungan dengan
perilaku aman karyawan di PT SIM Plant Tambun II tahun 2010.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi PT. SIM Plant Tambun II
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku aman karyawan
sehingga dapat lebih dioptimalkan dalam mencapai keberhasilan perusahaan.
2. Bagi FKIK UIN Jakarta
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan referensi tentang
perilaku aman (safety behavior).
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi, bahan bacaan, dan
bahan referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai perilaku aman (safety
behavior).
1.5 Ruang Lingkup

Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaruhi perilaku aman karyawan di PT SIM Plant Tambun II tahun 2010.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 – Maret 2010. Metode
penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional (potong lintang) dengan
pengambilan data primer berupa data-data perusahaan dan data pendukung
lainnya, dan data sekunder melalui penyebaran kuesioner, observasi, dan
wawancara.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan Kerja
2.1.1. Konsep Keselamatan Kerja
Menurut Colling (1990), kesehatan dan keselamatan kerja adalah
upaya pencegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin,
dan peralatan kerja yang akan dapat menyebabkan traumatic injury .
Menurut ILO/WHO (1980) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah
promosi dan pemeliharaan terhadap faktor fisik, mental dan sosial pada
semua pekerja yang terdapat di semua tempat kerja, mencegah gangguan
kesehatan yang disebabkan kondisi kerja, melindungi pekerja dan semua
orang dari hasil risiko dan dari faktor yang dapat mengganggu kesehatan,
menempatkan dan menjaga pekerja pada lingkungan kerja yang adaptif
terhadap fisiologis dan psikologis dan dapat menyesuaikan antara
pekerjaan dengan manusia dan manusia lain sesuai jenis pekerjaannya
(Kondarus, 2006).
Dalam UU RI No. 1 Tahun 1970 dinyatakan bahwa setiap tenaga
kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan dan perlu diadakan segala upaya untuk membina
norma-norma perlindungan kerja. Berbagai upaya dilakukan oleh

perusahaan sebagai tempat bekerja untuk melindungi pekerjanya dari
bahaya kecelakaan kerja. Upaya-upaya itu antara lain pengendalian
rekayasa (Engineering control), pengendalian administratif, dan
pengendalian perilaku.
Menurut Suma’mur (1996), tujuan dari keselamatan kerja antara
lain :
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktivitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat
kerja.
c. Sumber produksi terpelihara dan dipergunakan secara aman dan
efisien.
2.1.2. Budaya Keselamatan Kerja
Budaya keselamatan (safety culture) yang dipaparkan oleh Hale
(2002) dalam Neal dan Griffin (2002) adalah sesuatu yang berkenaan
dengan sikap, keyakinan, dan persepsi yang didapat dari kelompoknya
sebagai penentu norma atau nilai yang menentukan bagaimana mereka
bereaksi sehubungan dengan risiko dan system control risiko.
Geller (2001) memaparkan sebuah misi dalam mengembangkan
total budaya keselamatan (Total Safety Culture) yang berperan sebagai
suatu petunjuk atau standar yang diperkenalkan dalam bukunya yang

berjudul The Psychology of Safety Hanbook. Pernyataan misi budaya
keselamatan ini mencakup :
a. Mempromosikan suatu lingkungan pekerjaan yang didasarkan pada
keterlibatan

karyawan,

kepemilikan,

kerjasama

kelompok,

pendidikan, pelatihan, dan kepemimpinan.
b. Membangun

penghargaan

pada

diri

sendiri,

empowerment,

kebanggaan, gairah, optimis, dan dorongan inovasi.
c. Penguatan

kebutuhan

akan

karyawan

yang

secara

aktif

memperhatikan teman sekerja mereka.
d. Mempromosikan filosofi keselamatan yang merupakan bukanlah
suatu prioritas yang dapat disampaikan lagi, tetapi suatu nilai yang
dihubungkan dengan setiap prioritas.
e. Mengenali kelompok dan prestasi individu.
Misi total budaya keselamatan ini lebih mudah dikatakan daripada
prakteknya, tetapi terjangkau melalui suatu sumber variasi proses
keselamatan; yang diawali dari disiplin psikologi dan engineering. Pada
umumnya, suatu total budaya keselamatan memerlukan perhatian yang
berkesinambungan pada ke tiga faktor, yaitu (Geller, 2001):
1. Faktor lingkungan (termasuk peralatan, equipment, layout fisik,
standar, prosedur, dan temperatur).
2. Faktor orang (termasuk sikap masyarakat, kepercayaan, dan
kepribadian).

3. Faktor perilaku (termasuk praktek kerja aman dan beresiko (tidak
aman), seperti halnya melampaui panggilan tugas untuk campur
tangan atas keselamatan orang lain).
Ketiga faktor tersebut biasanya dinamakan "tiga serangkai
keselamatan (The Safety Triad)" (Geller, 2001) yang digambarkan pada
gambar 2.1 di bawah ini :

Lingkungan

Orang
Pengetahuan, Ketrampilan,
Kemampuan, Inteligensi,
Motif, Kepribadian

Budaya
Keselamatan

Equipment, peralatan,
mesin, Housekeeping,
Panas/Dingin, Engineering,
Standar, prosedur operasi

Perilaku
Persetujuan, Pelatihan,
Pengenalan, Komunikasi,
Pertunjukan, “kepedulian yang
aktif”

Sumber : Geller (2001)
Gambar 2.1
Total Budaya Keselamatan Yang Memerlukan Perhatian Yang
Berkesinambungan Pada Tiga Jenis Faktor Penyokongnya
Menurut

Geller

(2001),

ketiga

faktor

tersebut

saling

mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam proses pencapaian
keselamatan di perusahaan dan jika terjadi perubahan pada salah satu
faktor tersebut maka kedua faktor lainnya pun ikut berubah. Geller

(2001) juga menyebutkan bahwa faktor perilaku dan faktor orang
merupakan aspek manusia dan biasanya kedua faktor tersebut lebih
sedikit diperhatikan dari pada faktor lingkungan. Kemudian Geller (2001)
mengintegrasikan kedua pendekatan tersebut dan berdasarkan hasil
integrasi diperoleh dua faktor internal dan eksternal. Hal ini dapat terlihat
dari gambar dibawah ini (Geller, 2001):
Manusia

Internal
Status ciri-ciri:
Sikap, kepercayaan,
perasaan, pemikiran,
kepribadian, persepsi, dan
nilai-nilai, tujuan





Eksternal
Perilaku:
Pelatihan, Pengenalan,
Persetujuan, komunikasi,
dan menunjukan
kepedulian secara aktif.

Pendidikan
Person Based
Teori Kognitif
Survey Persepsi






Pelatihan
Behavior based
Ilmu Perilaku
Audit Perilaku

Sumber : Geller (2001)
Gambar 2.2
Aspek internal dan eksternal yang dapat menentukan keberhasilan
proses keselematan
Berdasarkan gambar 2.2 dapat dipaparkan bahwa keberhasilan
proses keselamatan kerja terdiri dari dua faktor internal (meliputi sikap,
kepercayaan, perasaan, pemikiran, kepribadian, persepsi, dan nilai-nilai,

tujuan) dan eksternal (meliputi pelatihan, pengenalan, persetujuan,
komunikasi, dan menunjukan kepedulian secara aktif). Selain itu, Geller
(2001) menggambarkan pentingnya pendekatan keselamatan yang
didasari perilaku (behavior based safety) dalam upaya meningkatkan
keselamatan kerja baik yang bersikap reaktif atau proaktif. Dalam
perspektif reaktif upaya keselamatan ditelusuri dari perilaku yang
berisiko atau tidak aman (at risk behavior) yang berakibat pada kerugian.
Hal ini dapat diartikan upaya reaktif menunggu terjadi tidak aman dulu.
Sedangkan dalam perspektif proaktif upaya keselamatan kerja ditelusuri
dari perilaku yang menghasilkan suatu keberhasilan pencegahan
kecelakaan kerja. Sedangkan, pencapaian keselamatan kerja melalui
perspektif reaktif sulit dicapai hasil maksimal karena sifatnya yang
berusaha mencari kesalahan atau kegagalan yang dilakukan. Adanya
ketakutan dan citra yang jelek untuk diketahuinya oleh pihak lain
membuat cara ini sulit untuk mendapatkan gambaran mendalam atas
suatu kecelakaan.
2.1.3. Kinerja Keselamatan Kerja
Neal dan Griffin (2002) mengemukakan suatu model yang
menggambarkan bagaimana korelasi antara komponen-komponen kinerja
keselamatan. Neal dan Griffin (2002) juga membedakan kinerja
keselamatan menjadi dua tipe yaitu safety compliance dan safety
participation. Safety compliance digambarkan sebagai aktivitas-aktivitas

inti yang perlu dilaksanakan oleh individu-individu untuk memelihara
keselamatan di tempat kerja, seperti mengikuti standar prosedur kerja dan
menggunakan alat pelindung diri.
Sedangkan safety participation digambarkan sebagai perilakuperilaku yang tidak secara langsung berkontribusi kepada keselamatan
individu tetapi dapat membantu mengembangkan suatu lingkungan yang
mendukung keselamatan, seperti secara sukarela berpartisipasi dalam
aktivitas-aktivitas keselamatan, membantu rekan kerja terhadap hal-hal
yang berkenaan dengan keselamatan dan menghadiri pertemuan
keselamatan. Iklim keselamatan dan budaya keselamatan yang ada di
perusahaan

tempat

bekerja

merupakan

suatu

keadaan

yang

mempengaruhi perilaku keselamatan pekerja. Iklim keselamatan (safety
climate) adalah persepsi terhadap kebijakan, prosedur, dan pelaksanaanpelaksanaannya yang berhubungan dengan keselamatan ditempat kerja
(Neal dan Griffin, 2002). Berikut ini adalah korelasi kinerja keselamatan
yang digambarkan oleh Neal dan Griffin (2002) :

!

!
"#"

$

% #
& '
( )

Sumber : Neal dan Griffin (2002)
Gambar 2.3
Korelasi antara antisiden, determinan dan komponen-komponen
kinerja keselamatan
Pengetahuan, keterampilan, dan motivasi dianggap sebagai faktor
penentu kinerja keselamatan. Menurut Champbell et al (1996) dalam
Neal dan Griffin (2002) mengungkapkan bahwa hanya tiga penentu yang
mempengaruhi

perbedaan

kinerja

individu,

yaitu

pengetahuan,

keterampilan, dan motivasi.
Jika individu tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai untuk memenuhi peraturan keselamatan atau berpartisipasi
dalam aktivitas keselamatan maka dia tidak akan berkemampuan untuk
menampilkan tindakan-tindakan tersebut.
Jika individu tidak memiliki motivasi yang memadai untuk
memenuhi peraturan keselamatan atau berpartisipasi dalam aktivitas
keselamatan maka dia akan memilih untuk menjalankan tindakantindakan tersebut. Antisiden kinerja digambarkan sebagai faktor yang
mempengaruhi perilaku melalui efek pengetahuan, keterampilan, dan
motivasi.
2.2. Kecelakaan Kerja
2.2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja
Menurut Bird (1990) kecelakaan merupakan suatu kejadian yang
tidak diinginkan dan dapat membahayakan orang, menyebabkan

kerusakan pada property atau kerugian pada proses. Kecelakaan adalah
kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga; oleh karena
dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih
dalam bentuk perencanaan. tidak diharapkan, oleh karena peristiwa
kecelakaan disertai kerugian matrial ataupun penderitaan dari yang paling
ringan sampai yang paling berat (Suma’mur, 1996). Selain itu, menurut
Warsto dan Mamesah (2003), kecelakaan adalah kejadian yang tidak
diinginkan yang berhubungan dengan pekerjaan yang mengakibatkan
cidera/kematian terhadap orang, kerusakan harta benda atau terhentinya
proses produksi.
2.2.2 Teori The ILCI Loss Caution Model
Teori Loss Caution Model yang dikemukakan oleh Bird dan
Germain (1990) dalam bukunya yang berjudul Practical Loss Control
Leadership tergambar bagaimana peran managemen sebagai latar
belakang penyebab terjadinya suatu kecelakaan dan cara berpikir ini
banyak digunakan sebagai landasan berpikir untuk mencegah terjadinya
kecelakaan. Teori ini pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari teori
dominonya Heinrich (1980) dalam Bird dan Germain (1990).
Lack of
control
Inadequate
Program
Program
standard
Compliance to
standard

Basic Causes
Personal factor s
Job factors

Immediate
Couses
Substandard
acts&
condition

Incident
Contact with
energy or
substance

Loss
People
Property
process

Sumber : Bird dan Germain (1990)
Gambar 2.4
The ILCI Loss Caution Model

2.3. Perilaku
2.3.1. Pengertian Perilaku
Menurut Geller (2001), perilaku sebagai tingkah atau tindakan
yang dapat di observasi oleh orang lain. Tetapi apa yang dilakukan atau
dikatakan seseorang tidaklah selalu sama dengan apa yang individu
tersebut pikir, rasakan, dan yakini.
Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau
tindakan yang dilakukan mahluk hidup dan pada dasarnya perilaku dapat
diamati melalui sikap dan tindakan. Namun tidak berarti bahwa bentuk
perilaku hanya dapat dilihat dari sikap dan tindakannya. Perilaku juga
bersifat potensial yakni dalam bentuk pengetahuan, motivasi, dan
persepsi. Perilaku sebagai perefleksian faktor-faktor kejiwaan seperti
keinginan, minat, kehendak, pengetahuan, emosi, sikap, motivasi, reaksi,
dan sebagainya, dan faktor lain seperti pengalaman, keyakinan, sarana
fisik, sosio, dan budaya (Notoatmodjo, 2003).
Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2003) merumuskan bahwa
perilaku merupaakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Perilaku ini disebut teori “S – O – R” atau “