PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013 Surakarta, 23 Maret 2013
101
untuk agunan pada kasus pinjaman di bawah Rp 1.000.000. d.
Bagi hasil dari pinjaman adalah 1 lebih menarik dari pada meminjam dari rentenir atau lembaga keuangan
mikro lainnya. 20
3 0,6
Total 4,10
Kelemahan Bobot Rating
Total
a. Masih minimnya pemupukan modal Gapoktan yang hanya
mengandalkan iuran anggota saja dan dana PUAP. b.
Pengelolaan keuangan masih bersifat tradisional dan manual sehingga menyulitkan dalam proses pembuatan
laporan keuangan. c.
Struktur kepengurusan yang masih minim, hanya mengandalkan ketua, sekertaris dan bendahara saja, belum
mengembangkan bidang lain yang harusnya menjadi bagian dari keberadaan Gapoktan.
d. Lemahnya interaksi antara pengurus Gapoktan dengan
anggota sehingga kesadaran beroganisasi masih terbatas pada pengurus, padahal rapat anggota menjadi ujung
tombak kerja – kerja Gapoktan. 30
20
20
30 3
2
2
4 0,9
0,4
0,4
1,2
Total 2,90
Sumber: Hasil angket dan wawancara Ketua Gapoktan PUAP, Penyelia Mitra Tani dan Penyuluh Wilayah Jakarta selatan, 2012.
4.3.1. Tahap Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi yang tergambar dalam matriks IFE dan EFE,
tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut sebagai alternatif strategi yang
akan menjadi arahan organisasi. Pada tahap ini, analisis SWOT dipakai untuk melihat strategi apa
saja yang bisa dipakai dengan keadaan internal dan eksternal yang tergambarkan saat ini.
Tabel 4.4. Matriks SWOT Gapoktan PUAP Jakarta Selatan
Internal Kekuatan Strength
a. Gapoktan merupakan wadah
yang dikelola langsung oleh anggota kelompok tani,
sehingga lebih mampu menilai apa yang dibutuhkan petani.
b. Soliditas antara sesama
pengurus terjaga dengan baik karena para pengurus masih
berada dalam satu wilayah, paing tidak ada dalam satu
kecamatan. c.
Gapoktan hadir sebagai penyedia pinjaman yang
prosesnya tidak susah dan
Kelemahan Weakness
a. Masih minimnya pemupukan
modal Gapoktan yang hanya mengandalkan iuran anggota
saja dan dana PUAP. b.
Pengelolaan keuangan masih bersifat tradisional dan manual
sehingga menyulitkan dalam proses pembuatan laporan
keuangan. c.
Struktur kepengurusan yang masih minim, hanya
mengandalkan ketua, sekertaris dan bendahara saja, belum
mengembangkan bidang lain
PERAN PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGUATAN ISBN: 978-979-636-147-2
KAPASITAS UMKM MENUJU KEMANDIRIAN EKONOMI NASIONAL
102
Eksternal
hanya menggunakan ketua kelompoknya untuk agunan
pada kasus pinjaman di bawah Rp 1.000.000.
d. Bagi hasil dari pinjaman
adalah 1 lebih menarik dari pada meminjam dari rentenir
atau lembaga keuangan mikro lainnya.
yang harusnya menjadi bagian dari keberadaan Gapoktan.
d. Lemahnya interaksi antara
pengurus Gapoktan dengan anggota sehingga kesadaran
beroganisasi masih terbatas pada pengurus, padahal rapat
anggota menjadi ujung tombak kerja – kerja Gapoktan.
Peluang opportunity
a. Dukungan pemerintah dalam
menumbuhkembangkan kelembagaan petani sebagai
lembaga ekonomi mandiri yang dimilki dan dikelola oleh
petani. b.
Jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat menjadi
peluang pemasaran hasil pertanian baik hasil tani segar
ataupun hasil olahan. c.
Sektor pertanian masih memberikan kontribusi
penting terhadap PDB Indonesia disebabkan hampir
40 tenaga kerja Indonesia terserap pada sektor pertanian.
d. Mayoritas masyarakat petani
kecil membutuhkan permodalan, dimana tidak
mampu mengakses pembiayaan perbankan.
e. Teknologi pengembangan
cara bertani baik untuk on farm
ataupun of farm sudah sangat beragam dan modern.
f. Belum adanya lembaga
keuangan yang bergerak khusus untuk pertanian.
Strategi SO
a. Mengembangkan usaha tani
melalui pemaksimalan basis kelembagaan tani dengan
teknologi terbarukan yang efisien.
b. Membuka peluang pemasaran
hasil dengan segmen yang beragam dengan membentuk
unit usaha gapoktan yang dikelola oleh petani – petani
yang memiliki usaha sejenis. c.
Menumbuhkan unit lembaga keuangan mikro berbasis
modal dari petani dengan meningkatkan peran modal
petani dalam pemupukan modal Gapoktan.
Strategi WO
a. Memahami secara utuh tentang
fungsi Gapoktan bagi petani b.
Menyediakan pinjaman bagi anggota Gapoktan untuk
peningkatan usaha tani. c.
Penyadaran kembali kepada anggota kelompok tani yang
belum tergabung dalam Gapoktan.
d. Memperkauat kompetensi inti
sebagai penyedia keuangan bagi petani kecil sekaligus
merapikan pelaporan sesuai dengan standar laporan
keuangan. e.
Membangun interaksi dengan asosiasi petani lain yang sudah
terlebih dahulu eksis. f.
Memanfaatkan teknologi dalam proses penumbuhan
Gapoktan.
Ancaman Threat
a. Masih rendahnya nilai tukar
petani dimana tahun 2009 menunjukan angka 100 yang
artinya jumlah yang dibelanjakan petani masih
Strategi ST
a. Memaksimalkan dana PUAP
untuk penguatan usaha anggota melaui fasilitas
pinjaman dengan system bagi hasil yang kompetitif.
Strategi WT
a. Memperbaiki sistem
pengelolaan Gapoktan dengan mengikuti pelatihan –
pelatihan kelembagaan baik dari pihak suku dinas pertanian
PROCEEDING SEMINAR NASIONAL ISBN: 978-979-636-147-2
DAN CALL FOR PAPERS SANCALL 2013 Surakarta, 23 Maret 2013
103
lebih besar dengan yang didapatkan.
b. Terbatasnya modal petani
untuk alih teknologi pertanian dimana masih dianggap belum
bisa merubah pendapatan petani.
c. Paradigma berfikir terhadap
keberadaan dana bantuan pemerintah yang masih
berkutat dana hibah yang tidak wajib di bayar.
d. Masuknya lembaga keuangan
mikro baru yang melirik usaha anggota yang sudah
berkembang dan mempunyai segmentasi yang terarah.
b. Memaksimalkan peran ketua
kelompok tani untuk memobilisasi anggotanya yan
belum menjadi anggota Gapoktan.
c. Mengenalkan Gapoktan
sebagai lembaga kerjasama antar petani dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan petani.
d. Memenuhi kebutuhan petani
anggota tentang informasi eksternal dalam rangka
peningkatan kemampuan . e.
Menguatkan posisi Gapoktan sebagai bagian dari
permodalan petani anggota. ataupun dengan mengikuti
pelatihan diluar binaan penyuluh.
b. Memperkuat posisi Gapoktan
sebagai lembaga petani yang salah satunya menyalurkan
dana PUAP dalam bentuk pinjaman yang harus
dikembalikan beserta bagi hasilnya.
c. Menghindari berkurangnya
anggota yang telah tergabung. d.
Memperkuat struktur kepengurusan dengan
memaksimalkan peran masing – masing
Sumber: data sekunder dan hasil wawancara dengan Gapoktan, Penyelia Mitra Tani yang telah di oleh penulis.
Selanjutnya, dari matriks EFE dan IFE yang telah di buat, maka akan terlihat posisi Gapoktan
ada pada kuadran yang mana. Hasil dari ini adalah untuk melihat posisi Gapoktan yang nantinya
sebagai pertimbangan dalam mengambil strategi yang akan dijalankan. Pembentukan sumbu-
sumbu pada kuadran di ambil dari: a.
Sumbu X adalah hasil pengurangan dari total skor kekuatan dikurangi kelemahan. Sehingga
X= 4,10 – 2,90, maka nilai X adalah 1,2 b.
Sumbu Y adalah hasil pengurangan dari total skor peluang dikurangi ancaman. Sehingga Y=
4,00 – 3,85, maka nilai Y = 0,15
Gambar 4.2. Kuadran SWOT Gapoktan PUAP Jakarta Selatan
4.3.2. Tahap Pengambilan Keputusan