Efficient Market Hypothesis Landasan Teori .1

14

2.1.6 FTSE Straits Times Index STI

STI merupakan indeks bursa saham berdasarkan besaran modal yang terdapat di perusahaan yang tercatat sebagai anggota bursa. Merupakan indeks acuan untuk bursa saham Singapura. STI memantau peforma dari 30 besar perusahaan yang tercatat di Singapore Exchange. Secara bersama-sama, FTI di kalkulasikan oleh Singapore Press Holding SPH, Singapore Exchange SGX dan FTSE Group FTSE London Natalia : 2013

2.1.7 Efficient Market Hypothesis

Pada tahun 1960, Efficient Market Hypothesis dikembangkan oleh Eugene Fama. Fama 1970 mendefinisikan pasar yang efisien sebagai berikut ini ; Suatu pasar dikatakan efisien jika harga – harga sekuritas “mencerminkan secara penuh” informasi yang tersedia a security market is efficient if security prices “fully reflect” the information available Jogiyanto, 2003. Karenanya, kunci untuk mencapai pasar modal yang efisien adalah informasi. Konsep ini menekankan pada sejauh mana harga dari sekuritas sekuritas tersebut secara penuh dan cepat mampu merefleksikan seluruh jenis informasi yang berbeda-beda yang ada dalam perusahaan. Pasar dapat menunjukkan kondisi pasar yang efisien jika terjadi kondisi seperti Jones, 2004 : 1 sebagian besar investor bersifat rasional, mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan berpartisipasi aktif di pasar dengan menganalisis, menilai, dan melakukan transaksi saham sehingga seoranginvestor tidak dapat mempengaruhi harga dari sekuritas; 2 informasi yang 15 tersedia relatif tanpa biaya dan tersedia secara luas bagi peserta pasar pada waktu yang sama; 3 informasi yang dihasilkan secara acal seperti pengumuman perusahaan pada dasarnya tidak saling berkaitan; 4 investor bereaksi cepat dan menyeluruh pada informasi baru, menyebabkan harga saham selalu menyesuaikan. Menurut Fama 1970, bentuk efisiensi pasar modal dibagi menjadi 3 bentuk berdasarkan informasi yang tersediaa di pasar, yaitu : 1. Efisiensi bentuk lemah Weak form efficiency Pasar modal dikatakan memiliki efisiensi bentuk lemah jika harga saham mencerminkan secara penuh semua informasi di masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Jika pasar efisien secara lemah, maka nilai – nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Bentuk efisiensi lemah ini juga menghalangi timbulnya keuntungan yang positif dan tidak menunjukkan adanya nilai lebih pada saat harga saham mengalami kenaikan. Ini berarti bahawa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal Jogiyanto, 2003. 2. Efisiensi bentuk setengah kuat semi – strong form efficiency Pasar modal dikatakan efisiensi bentuk setengah kuat jika harga saham secara penuh mencerminkan semua informasi publik yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang 16 dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka waktu yang lama Jogiyanto, 2003. 3. Efisiensi bentuk kuat Strong form efficiency Pasar modal dikatakan efisiensi dalam bentuk kuat jika harga saham mencerminkan secara penuh semua informasi baik publik maupun private. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal karena mempunyai informasi privat Jogiyanto, 2003.

2.1.8 Anomali Pasar

Dokumen yang terkait

ANALISIS JANUARY EFFECT DENGAN MENGGUNAKAN METODEGARCH PADA BURSA SAHAM INDONESIA, MALAYSIA, DAN ANALISIS JANUARY EFFECT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GARCH PADA BURSA SAHAM INDONESIA, MALAYSIA, DAN SINGAPURA PERIODE 1999-2013.

0 3 13

PENDAHULUAN ANALISIS JANUARY EFFECT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GARCH PADA BURSA SAHAM INDONESIA, MALAYSIA, DAN SINGAPURA PERIODE 1999-2013.

0 4 8

PENUTUP ANALISIS JANUARY EFFECT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GARCH PADA BURSA SAHAM INDONESIA, MALAYSIA, DAN SINGAPURA PERIODE 1999-2013.

0 5 11

(INDONESIA, MALAYSIA, DAN SINGAPURA) PERIODE 2003-2013 THE DAY OF THE WEEK EFFECT PADA PASAR MODAL ASEAN (INDONESIA, MALAYSIA, DAN SINGAPURA) PERIODE 2003-2013.

0 3 15

ANALISIS JANUARY EFFECT DAN VOLATILITAS ANALISIS JANUARY EFFECT DAN VOLATILITAS RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003 SAMPAI DENGAN 2010.

0 2 14

PENDAHULUAN ANALISIS JANUARY EFFECT DAN VOLATILITAS RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003 SAMPAI DENGAN 2010.

0 2 12

KESIMPULAN DAN SARAN ANALISIS JANUARY EFFECT DAN VOLATILITAS RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003 SAMPAI DENGAN 2010.

0 2 214

LANDASAN TEORI dan PERUMUSAN HIPOTESIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI DAN KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM.

0 2 22

PENGUJIAN JANUARY EFFECT: STUDI KOMPARASI PADA BURSA EFEK INDONESIA DAN BURSA SAHAM SHANGHAI PERIODE 2011-2013 - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGUJIAN JANUARY EFFECT: STUDI KOMPARASI PADA BURSA EFEK INDONESIA DAN BURSA SAHAM SHANGHAI PERIODE 2011-2013 - Perbanas Institutional Repository

0 0 20