BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelas Sosial
Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis atau stratifikasi antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya.
Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, namun tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama. Berdasarkan
karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburu-pengumpul,
tidak memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki pemimpin tetap pula. Oleh karena itu masyarakat seperti ini menghindari stratifikasi sosial. Dalam
masyarakat seperti ini, semua orang biasanya mengerjakan aktivitas yang sama dan tidak ada pembagian pekerjaan.
Secara harfiah pengertian kelas sosial social class mengacu kepada golongan masyarakat yang mempunyai kesamaan tertentu dalam bidang
kemasyarakatan seperti ekonomi, pekerjaan, pendidikan, kedudukan, kasta dan sebagainya.
Kasta biasanya dianggap sejenis dengan kelas sosial, namun ada perbedaan antara kasta dan kelas sosial, yaitu pada kasta bersifat tertutup, artinya seseorang
tidak boleh seenaknya bebas memasuki golongan. Sedangkan kelas sosial bersifat terbuka, artinya dalam kelas sosial memungkinkan adanya mobilitas sosial, yaitu
berpindahnya seseorang dari suatu kelas sosial ke kelas sosial yang lainnya.
2.2 Ragam Bahasa Kelas Sosial
Ragam bahasa dialek regional dapat dibedakan secara cukup jelas dengan dialek regional yang lain. Batas perbedaan itu bertepatan dengan batas-batas alam
seperti laut, sungai, gunung, jalan raya, hutan dan sebagainya. Secara linguistik, dapat dikatakan, bahwa dua dialek regional berdampingan, di dekat perbatasan bisa
menyebabkan kedua unsur dialek itu akan “bercampur”. Semakin jauh dari batas itu, perbedaan itu semakin “besar”.
Bahasa-bahasa di Indonesia mengenal adanya ragam bahasa berdasarkan kelas sosial. Situasi pada ragam sosial berbeda-beda antara satu dengan lainnya.
Anggota masyarakat atau guyup tutur speech community dari suatu dialek tertentu tetap berkumpul dengan anggota masyarakat tutur dari dialek-dialek sosial yang lain
di dalam suatu wilayah tertentu. Tetapi kedekatan tersebut tidak selalu membawa kedekatan bentuk bahasa bahkan perbedaan bentuk bahasa dalam kelas sosial yang
satu dengan kelas sosial yang lain sangat jauh berbeda, lebih jauh dari perbedaan yang ada pada dua dialek regional.
Salah satu contoh diantaranya adalah bahasa Jawa. Pada bahasa Jawa dialek Surabaya atau lebih sering dikenal sebagai bahasa Suroboyan adalah sebuah dialek
bahasa Jawa yang dituturkan di Surabaya dan sekitarnya. Dialek ini berkembang dan digunakan oleh sebagian masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Secara struktural
bahasa, bahasa Suroboyoan dapat dikatakan sebagai bahasa paling kasar. Meskipun sebenarnya tidak ada bahasa yang kasar atau halus. Meskipun demikian, bahasa
dengan tingkatan yang lebih luas masih dipakai oleh beberapa orang Surabaya, sebagai bentuk penghormatan atas orang lain. Namun demikian penggunaan bahasa
jawa halus madya sampai karma di kalangan orang-orang Surabaya kebanyakan tidaklah sehalus di Jawa Tengah terutama di daerah Yogyakarta dan Surakarta dengan
banyak mencampurkan kata sehari-hari yang lebih kasar. Berikut ini beberapa kosa kata berdasarkan kelas sosial yang ada di
Surabaya, yaitu :
Tabel perbedaaan regional dan kelas sosial dalam bahasa Jawa dialek Surabaya
Bahasa Indonesia Surabaya
Ngoko Krama Alus
Krama Inggil
Makan Mangan
dhahar nedi
Pergi Lungo
keso tindak
Kepala Ndas
sirah mustaka
2.3 Peranan Labov