purposif  dengan  dasar  bahwa  lokasi  terpilih  merupakan  salah  satu  daerah dengan areal sawah irigasi terluas di Kabupaten Karawang.
Data  sekunder  diperoleh  melalui  penulusuran  berbagai  pustaka  yang ada meliputi :
a. Data potensi dan pemanfaatan sawah irigasi.
b. Data produksi dan produktivitas berbagai komoditi yang diusahakan pada
sawah irigasi. c.
Informasi peraturan dan dukungan kebijakan. d.
Informasi lain yang berkaitan dengan tujuan kajian.
3. Pengolahan dan Analisis Data
Data  yang  terkumpul  dianalisis  secara  kuantitatif  dengan  bantuan program  Microsoft  Excel,  kemudian  disajikan  secara  tabulasi  dan  diuraikan
secara  deskriptif.  Untuk  data  kualitatif  digunakan  analisis  deskriptif  dan analisis strategi dengan pendekatan SWOT. Untuk data kuantitatif digunakan
pendapatan usahatani, BC rasio, analisis tingkat pemanfaatan sawah irigasi. a.
Analisis Pendapatan Pendapatan usahatani dibedakan menjadi dua,  yaitu pendapatan atas
seluruh  biaya  tunai  pendapatan  tunai  dan  pendapatan  atas  biaya  total pendapatan  total.  Secara  umum  pendapatan  diperhitungkan  sebagai
penerimaan  dikurangi  dengan  biaya  yang  telah  dikeluarkan.  Penerimaan usahatani  padi  merupakan  nilai  dari  total  penjualan  produksi  yang
dihasilkan. Tingkat  pendapatan  usahatani  dapat  dinyatakan  dalam  persamaan
matematika sebagai berikut :
BD BT
NP +
− =
π
..............................................................1 dimana :
π
: pendapatankeuntungan NP
: nilai produk merupakan hasil perkalian jumlah output dengan harga Rp
BT : biaya tunai Rp
BD : biaya diperhitungkan Rp
NP-BT : pendapatan atas biaya tunai Rp
NP-BT+BD  : pendapatan atas biaya total Rp
100 x
Lahan Baku
Luas setahun
selama tanam
Luas =
IP
∑
=
=
k i
S D
1 2
1
Analisis  pendapatan  usahatani  selalu  disertai  dengan  pengukuran efisiensi. Untuk mengetahui efisiensi suatu usahatani terhadap penggunaan
satu  unit  input  dapat  digambarkan  oleh  nilai  rasio  penerimaan  dan  biaya yang  merupakan  perbandingan  antara  penerimaan  kotor  yang  diterima
usahatani dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam proses produksi. Tunai
Biaya Total
TB Pendapa
Total tunai
biaya atas
rasio C
B tan
=
Biaya Total
TR Penerimaan
Total total
biaya atas
rasio C
B =
dimana : Jika BC  1, usahatani tersebut menguntungkan untuk diusahakan
Jika BC  1, usahatani tersebut tidak menguntungkan untuk diusahakan Jika BC= 1, usahatani tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan
b. Analisis Tingkat Pemanfaatan Lahan Sawah Irigasi
Untuk  menggambarkan  seberapa  besar  lahan  sawah  irigasi dimanfaatkan  dilakukan  dengan  menghitung  IP  dan  ID.  Penghitungan  IP
dengan menggunakan rumus berikut :
Untuk  mengetahui  derajat  diversifikasi  digunakan
indeks  Herfindal
. Indeks ini mempunyai nilai nol sampai dengan satu.  Makin dekat dengan
nol berarti makin tinggi tingkat diversifikasi penggunaan lahan sawah dan nilai  satu  menunjukkan  bahwa  tanaman  yang  diusahakan  dilahan  sawah
tersebut monokultur, atau tidak dilakukan diversifikasi.  Rumus Herfindal adalah:
dimana :
D
indeks diversifikasi S adalah pangsa luas areal tanam ke i
c. Analisis Matriks Strategi
Dalam  analisis  ini  menggali  informasi  sebanyak-banyaknya  dari berbagai unsur pelaku stakeholder diawali dari kelompoktani, penyuluh,
peneliti  dan  aparat  pemerintah,  sehingga  ditemukan  berbagai  kesimpulan dalam  suatu  matriks  mengenai  kekuatan  strength,  kelemahan
weaknesses,  peluang  opportunity  dan  ancaman  threat  untuk ditemukan  strategi  pemanfaatan  lahan  sawah  irigasi  usahatani  Rangkuti,
2005. Matriks  SWOT  digunakan  untuk  menyusun  strategi.  Matriks  ini
dapat  menggambarkan  secara  jelas  bagaimana  peluang  dan  ancaman eksternal  yang  dihadapi  perusahaan  dapat  disesuaikan  dengan  kekuatan
dan  kelemahan  yang  dimilikinya.  Matriks  ini  dapat  menghasilkan  empat sel  kemungkinan  alternatif  strategi,  yaitu  strategi    S-O,  strategi    W-O,
strategi  W-T dan strategi S–T, seperti terlihat pada Tabel 2. Terdapat 8 tahapan dalam membentuk matriks SWOT, yaitu  :
1. Menentukan faktor-faktor peluang eksternal kelompoktani.
2. Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal kelompoktani.
3. Menentukan faktor-faktor kekuatan internal kelompoktani.
4. Menentukan faktor-faktor kelemahan internal kelompoktani.
5. Sesuaikan  kekuatan  internal  dengan  peluang  eksternal  untuk
mendapatkan strategi  S – O. 6.
Sesuaikan  kelemahan  internal  dengan  peluang  eksternal  untuk mendapatkan strategi  W – O.
7. Sesuaikan  kekuatan  internal  dengan  ancaman  eksternal  untuk
mendapatkan strategi  S – T. 8.
Sesuaikan  kelemahan  internal  dengan  ancaman  eksternal  untuk mendapatkan strategi  W – T.
Tabel 2. Matriks SWOT Internal
Eksternal
Kekuatan S
Faktor-faktor kekuatan
Kelemahan W
Faktor-faktor kelemahan
Peluang O Faktor-faktor
peluang strategi S-O
Gunakan  kekuatan  untuk memanfaatkan peluang
strategi W-O Atasi  kelemahan  dengan
memanfaatan peluang
Ancaman T Faktor-faktor
ancaman strategi S-T
Gunakan  kekuatan  untuk menghindari ancaman
strategi W-T Meminimalkan  kelemahan
dan menghindari ancaman
Sumber : David, 1997.
Keterangan: 1.
Strategi S-O Strategi ini dibuat berdasarkan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2.
Strategi S-T Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman 3.
Strategi W-O Strategi  ini  diterapkan  berdasarkan  pemanfaatan  peluang  yang  ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4.
Strategi W-T Strategi  ini  berdasarkan  kegiatan  yang  bersifat  defensif  dan  berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
d. Batasan Operasional Kajian
1. Luas  lahan  garapan  adalah  luas  areal  sawah  yang  digunakan  untuk
usahatani padi satuan yang digunakan adalah hektar ha. 2.
Diversifikasi  produksi  adalah  upaya  peningkatan  produksi  melalui penganekaragaman  tanaman  dan  atau  usahatani  dengan  aneka  ragam
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan atau perikanan. 3.
IP  adalah  pola  atau  tata  tanam  yang  diusahakan  dalam  kurun  waktu setahun pada suatu areal lahan tertentu  mempunyai nilai 0 - 300.
4. ID  adalah    tingkat  keragaman  usahatani  yang  diusahakan  dalam  satu
pola  tanam  lahan  tertentu  pada  periode  satu  tahun,  mempunyai  nilai 0 – 1.
5. Modal adalah barang ekonomi berupa lahan, bangunan, alat-alat mesin,
tanaman di lapangan, sarana produksi dan uang tunai  yang digunakan untuk menghasilkan padi.
6. Tenaga  kerja  adalah  tenaga  kerja  yang  digunakan  dalam  proses
produksi  baik  untuk  pengolahan  lahan,  penanaman,  pemupukan, penyemprotan, pemeliharaan dan pemanenan. Tenaga kerja dibedakan
menjadi tenaga kerja dalam keluarga dengan tenaga kerja luar keluarga yang  disetarakan  dengan  hari  kerja  pria  HKP  dengan  hari  kerja  5
jam. 7.
Produksi total adalah hasil yang didapat dari luas lahan tertentu, diukur dalam ton.
8. Produktivitas,  hasil  yang  diperoleh  dari  satu  hektar  luasan  lahan,
diukur dalam kuintal per hektar kuha. 9.
Biaya  tunai,  besarnya  nilai  uang  yang  dikeluarkan  petani  untuk membeli  pupuk,  benih,  obat-obatan  dan  upah  tenaga  kerja  luar
keluarga.  Biaya  yang  digunakan  untuk  membayar  pajak  dan penyusutan alat-alat pertanian termasuk dalam biaya tetap tunai, satuan
yang digunakan adalah rupiah Rp. 10.
Biaya yang diperhitungkan adalah pengeluaran untuk pemakaian input milik sendiri dan pemakaian tenaga kerja dalam keluarga berdasarkan
tingkat upah yang berlaku. 11.
Biaya  total,  penjumlahan  dari  biaya  tunai  dan  biaya  yang diperhitungkan.
12. Harga  produk,  harga  komoditas  ditingkat  petani  dalam  satu  musim
panen, satuan yang digunakan adalah rupiah per kilogram Rpkg. 13.
Penerimaan  usahatani  merupakan  nilai  produksi  yang  diperolah  dari produk total dikalikan dengan harga jual di tingkat petani, satuan yang
digunakan adalah rupiah Rp.
14. Pendapatan  usahatani    atau  keuntungan  merupakan  selisih  antara
penerimaan  dan  biaya  usahatani.  Perhitungan  pendapatan  dilakukan atas  biaya  tunai  dan  biaya  total.  Pendapatan  atas  biaya  tunai
merupakan  selisih  penerimaan  usahatani  dengan  biaya  tunai, sedangkan  pendapatan  atas  biaya  total  merupakan  selisih  antara
penerimaan usahatani dengan biaya total.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN