EKSISTENSI BALAI LELANG SWASTA DALAM PELAKSANAAN LELANG TERHADAP BARANG (Studi di Balai Lelang Swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya)

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam kehidupan sehari-hari tak lepas dari kebutuhan yang bermacam-macam dan tidak terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus berusaha dengan cara bekerja atau dengan menjalankan usaha. Dalam menjalankan usahanya, sektor swasta baik perorangan maupun badan hukum banyak mengalami kendala, antara lain berupa kekurangan modal usaha yang berakibat proses dalam menjalankan usaha menjadi terganggu. Tanpa modal yang cukup, sulit kiranya dapat dijalankan dan dikembangkan usaha tersebut. Upaya untuk memenuhi kebutuhan modal usaha tersebut, dapat dilakukan melalui jasa perbankan maupun lembaga keuangan lainnya melalui pembiayaan perkreditan.

Perkreditan merupakan salah satu upaya bank dalam memperoleh pemasukan melalui bunga yang diterapkan masing-masing bank swasta maupun bank pemerintah dalam menentukan sendiri prosedur dan syarat pemberian kredit yang harus dipenuhi oleh calon nasabah (debitur). Kegiatan perkreditan ini meliputi semua aspek ekonomi, baik di bidang produksi, distribusi, konsumsi, perdagangan, investasi maupun bidang jasa dalam bentuk uang tunai, barang dan jasa. Dengan demikian, kegiatan perkreditan dapat dilakukan antar individu, individu dengan badan usaha atau antar badan usaha.


(2)

2

Pemberian kredit, kepercayaan dari bank sebagai kreditur terhadap nasabah peminjam sebagai debitur adalah merupakan factor yang penting. Kepercayaan tersebut timbul karena dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh kredit dari bank oleh debitur, antara lain : jelasnya peruntukan kredit, adanya jaminan atau agunan dan lain-lain. Makna kepercayaan tersebut, adalah adanya keyakinan dari bank sebagai kreditur bahwa kredit yang diberikan akan sungguh-sungguh diterima kembali dalam jangka waktu sesuai kesepakatan.1 Untuk memperoleh keyakinan tersebut, bank harus melakukan penilaian kepada debitur dengan seksama terhadap character (watak), capacity (kemampuan), capital (modal), collateral (jaminan) dan condition of economic (prospek usaha dari debitur) dan ditambah dengan personality (kepribadian), purpose (tujuan), prospect (prospek), dan payment (pembayaran utang).

Perkreditan diawali dengan pembuatan kesepakatan antara nasabah (debitur) dan bank (kreditur) yang dituangkan dalam bentuk perjanjian kredit. Perjanjian kredit diharapkan akan membuat para pihak yang terikat dalam perjanjian memenuhi segala hak dan kewajiban para pihak baik kreditur maupun debitur.

Perkreditan atau peminjaman uang, terdapat dua jenis perikatan ditinjau dari segi pemenuhan pembayaran kembali uang yang dipinjam. Pertama, transaksi kredit tanpa jaminan atau unsecured transaction. Kedua, transaksi kredit yang dilindungi jaminan atau secured transaction. Dalam praktek,

1

Atik Indriyani, Hukum Jaminan Benda-benda Selain Tanah Sebagai Jaminan Kredit, (Jakarta : PT. Semesta Asa Bersama, 2008)


(3)

3

transaksi kredit tanpa jaminan biasanya diberikan kepada debitur yang jumlah nominalnya pinjamannya kurang dari Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah), di sini bank harus memperhatikan faktor penting, yaitu keyakinan akan kemampuan debitur untuk melunasi utangnya yang diperjanjikan2. Transaksi kredit yang dilindungi dengan jaminan biasanya diberikan dalam pemberian kredit melebihi jumlah nominal Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah). Hal ini tentu berkaitan dengan risiko yang mungkin saja terjadi apabila terdapat kegagalan dalam pelunasan utang oleh debitur.

Untuk mengurangi risiko tersebut, bank tidak cukup hanya melihat dari kemampuan debitur dalam pelunasan piutangnya, tetapi diperlukan jaminan untuk mengamankan kepentingan kreditur apabila debitur cidera janji, maka diperlukan jaminan berupa jaminan pokok dan jaminan tambahan, meskipun bank tidak wajib meminta jaminan tambahan. Jaminan pokok yang dimaksud dalam pemberian kredit tersebut adalah jaminan yang berupa sesuatu atau benda yang berkaitan langsung dengan kredit yang dimohon. Sesuatu yang dimaksud di sini adalah proyek atau prospek usaha yang dibiayai dengan kredit yang dimohon. Sementara itu, yang dimaksud benda di sini adalah benda yang dibiayai atau dibeli dengan kredit yang dimohon. Jenis jaminan tambahan yang dimaksud adalah jaminan yang tidak bersangkutan langsung dengan kredit yang dimohon.

2

M. Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi di Bidang Perdata, (Jakarta : Sinar Grafika, 2007)


(4)

4

Jaminan ini berupa jaminan kebendaan yang objeknya adalah benda milik debitur maupun perorangan, yaitu kesanggupan pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban debitur.3 Benda milik debitur yang dijaminkan dapat berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak, yang meliputi gadai, hipotik, fidusia, resi gudang dan hak tanggungan. Kehidupan perekonomian yang stabil dan menanjak para debitur selalu mampu menunaikan penyelesaian pembayaran kreditnya kepada pihak kreditur, tetapi lain halnya dalam keadaan kelesuan dunia perekonomian, seperti yang terjadi pada masa sekarang ini, timbul gejala bahwa pihak debitur tidak sanggup membayar hutangnya, hal ini dapat dikategorikan sebagai kredit macet.

Debitur yang tidak dapat memenuhi prestasi secara sukarela, maka kreditur mempunyai hak untuk menuntut pemenuhan piutangnya, yaitu terhadap harta kekayaan debitur yang dipakai sebagai jaminan. Penyelesaian kredit macet diharapkan dapat lebih terfokus dan terarah, sehingga pencapaian hasil dapat optimal. Penyelesaian kredit macet tahap awal sebelum terjadinya eksekusi biasanya dilakukan melalui negosiasi antara kreditur dengan debitur untuk menghasilkan hasil yang terbaik, tetapi apabila hasil negosiasi memperoleh hasil kebuntuan, maka upaya terakhir yang dilakukan melalui litigasi, hal ini merupakan proses dalam mengeksekusi atau menjual barang yang dijadikan jaminan utang melalui penjualan lelang. Penjualan lelang ini dapat dilakukan melalui Pengadilan Negeri, Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) dan/atau

3


(5)

5

Balai Lelang Swasta, bagi bank-bank swasta dapat melakukan parate eksekusi melalui Balai Lelang Swasta. 4

Istilah Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) telah diubah menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) istilah tersebut berubah sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.06/2007. Berbeda dengan Pengadilan Negeri dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) yang dilahirkan berdasarkan Undang-Undang. Lahirnya balai lelang swasta bukanlah didasarkan pada Undang-Undang, sehingga dalam melaksanakan kewenangannya untuk melaksanakan penjualan lelang timbul penafsiran yang berbeda-beda dan pelaksanaan dalam kredit macet melalui balai lelang sering mengalami kendala5. Balai

Lelang Swasta lahir melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/KMK.01/1996 jo Nomor 339/KMK.01/2000 tentang balai lelang dan terakhir melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160 / pmk.06 / 2013 tentang perubahan atas Nomor 176 / pmk.06 / 2010 tentang balai lelang. Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160 / pmk.06 / 2013 menyatakan ”Balai Lelang merupakan Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan oleh swasta nasional, patungan swasta nasional dengan asing, atau patungan BUMN/BUMD dengan swasta nasional/asing yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan usaha Balai Lelang”. Dengan lahirnya

4 I Made Soewandi, Kewenangan Balai Lelang Dalam Kredit Macet, (Yogyakarta :

Yayasan Gloria, 2005),


(6)

6

balai lelang swasta penulis tertarik untuk mengangkat pembahasan mengenai balai lelang swasta dalam hal pelalangan barang. Pelelangan barang yang diketahui masyarakat awalnya hanya dapat dilakukan oleh pemerintah melalui KP2LN atau KPKNL namun saat ini masyarakat memiliki opsi baru dalam melakukan lelang barang melalui balai lelang swasta, sehingga menurut penulis diperlukan penelitian mengenai adanya balai lelang swasta ini. Dalam menjalankan usahanya sesuai dalam Pasal 11 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160 / pmk.06 / 2013 “Balai Lelang dapat memberikan jasa pralelang dan/atau untuk lelang yang diselenggarakan KP2LN atau KPKNL meliputi jenis lelang :

1. Non Eksekusi Wajib;

2. Eksekusi, termasuk atas barang yang dikuasai Negara.

Bertitik tolak dari uraian latar belakang penelitian tersebut di atas, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul :

“EKSISTENSI BALAI LELANG SWASTA DALAM PELAKSANAAN LELANG TERHADAP BARANG (STUDI DI BALAI LELANG SWASTA PT. BALAI LELANG STAR SURABAYA)”

B. Rumusan Masalah :

1. Meliputi ruang lingkup apa saja pelaksanaan lelang terhadap barang di balai lelang swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya ?


(7)

7

a. Kewenangan PT. Balai Lelang Star Surabaya b. Hak PT. Balai Lelang Star Surabaya

c. Kewajiban PT. Balai Lelang Star Surabaya

2. Bagaimana proses pelaksanaan lelang barang yang dilakukan oleh balai lelang swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui ruang lingkup apa saja pelaksanaan lelang terhadap barang di balai lelang swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya

2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan lelang barang yang dilakukan oleh balai lelang swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk kemajuan dibidang hukum perdata khususnya yang berkaitan dengan Eksistensi Balai Lelang Swasta Dalam Pelaksanaan Lelang Terhadap Barang

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis untuk mengembangkan teori berkaitan dengan permasalahan yang diangkat, serta sebagai


(8)

8

syarat akademis untuk mendapat gelar sarjana (S1) di bidang Ilmu Hukum.

b. Bagi Instansi Terkait

Dengan adanya penelitian ini mahasiswa dapat memberikan masukan berupa sumbanagn pemikiran yang rasional dan profesional bagi PT. Balai Lelang Star Surabaya dalam hal yang berkaitan dengan Eksistensi Balai Lelang Swasta Dalam Pelaksanaan Lelang Terhadap Barang.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan untuk menambah pemahaman hukum bagi masyarakat terutama Tentang Eksistensi Balai Lelang Swasta Dalam Pelaksanaan Lelang Terhadap Barang.

E. Metode Penelitian

Dalam penyusunan skripsi, untuk memberikan kebenaran dari penulisan maka diperlukan suatu metode penelitian yang tepat, karena metode penelitian sangat penting dalam penulisan karya ilmiah sebagai pedoman dalam pelaksanaan analisa terhadap data – data dari penelitian untuk menghasilkan jawaban – jawaban atas permasalahan yang dibahas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan, dengan menggunakan metode – metode tertentu. Adapun metode yang digunakan adalah :


(9)

9 1. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan secara yuridis sosiologis yakni melihat hukum yang didasarkan pada ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku dengan dikaitkan pada teori hukum serta dengan melihat kenyataan yang ada dalam masyarakat6. Dengan metode pendekatan ini pendekatan masalah dilakukan dengan cara menggali keterangan dari berbagai pihak terkait sebagai kajian dalam proses pembahasan dengan membandingkan teori dan kenyataan yang berdasarkan perundang – undangan yang berlaku, serta dikaitkan dengan teori – teori hukum dan dengan melihat kenyataan yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian ini adalah di PT. Balai Lelang Star Surabaya yang beralamat di gedung Graha Astranawa lantai 2 nomer 1 jalan gayungsari timur VIII-IX blok MGR Surabaya. Penulis memilih lokasi penelitian di PT. Balai Lelang Star Surabaya karena berdasarkan hal-hal yang penulis ketahui tentang balai lelang swasta yang ada di Jawa Timur dari beberapa balai lelang swasta yang ada PT. Balai Lelang Star Surabaya adalah salah satu lembaga lelang swasta yang memiliki pengalaman yang baik dalam pelalangan barang, serta balai lelang swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya sangat mendukung kegiatan pendidikan yang salah satunya dengan member

6 Bambang Waluyo, 2007, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, hal.6


(10)

10

izin kepada penulis dalam melakukan penelitian / observasi dalam rangka menyelesaikan tugas akhir dalam mencapai gelar sarjana.

3. Sumber Data

Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh data yang relevan dan akurat. Adapun pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Data Primer

Data Primer adalah jenis data, dokumen tertulis, file, rekaman, informasi, pendapat dan lain – lain yang diperoleh dari sumber yang utama/pertama.7 Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan responden dan dokumen-dokumen dilokasi penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dari dokumen tertulis, file, rekaman, informasi, pendapat dan lain – lain yang diperoleh dari sember kedua.8 Data sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data yang dihimpun dengan cara studi kepustakaan, studi dokumentasi, jurnal, penelitian terkait dan penelusuran internet yang terkait dengan skripsi ini.

c. Data Tersier

7

Fakultas Hukum UMM, Pedoman Penilisan Hukum, 2012, halaman 18 8


(11)

11

Jenis data mengenai pengertian baku bahan hukum yang dapat menjelaskan baik bahan hukum primer maupun sekunder yang diperoleh dari Ensiklopedia, Kamus, Grossary dan lain-lain.9

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

a. Teknik Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari lokasi penelitian atau data yang bersumber atau berasal dari informan yang berkaitan dengan balai lelang swasta dengan cara wawancara (Interview). Dalam penelitian ini digunakanlah teknik wawancara langsung terhadap responden, untuk hasil data mengenai ruang lingkup balai lelang swasta diperoleh dari Bapak Drs. Ir. Gatot Kusyanto selaku Pimpinan cabang surabya PT. Balai Lelang Star Surabaya atau staf yang ditunjuk, hasil wawancara mengenai sumber barang lelang diperoleh dari debitur yang wanprestasi dan/atau dari kreditur (bank), serta hasil wawancara mengenai proses pelaksanaan lelang diperoleh dari peserta lelang dan/atau PT. Balai Lelang Star Surabaya. Pendekatan wawancara yang dilakukan adalah dengan wawancara terpimpin atau wawancara terarah (directive interview).10 Wawancara ini dilaksanakan dengan

9 Ibid.

10

Ronny Haninjto Soemitro, 1999, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, Halaman 57.


(12)

12

sistem terbuka, sehingga jika ada pertanyaan yang belum dicantumkan dalam daftar pertanyaan dapat langsung ditanyakan. b. Teknik Pengumpulan Data sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara studi kepustakaan melalui bahan-bahan literatur yaitu Undang-Undang dan Peraturan- Peraturan, studi dokumentasi melalui dokumen atau arsip-arsip dari pihak yang terkait dengan cara mencatat atau meringkas dokumen-dokumen, serta penelusuran situs-situs internet yang berhubungan.

5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Teknik analisis data deskriptif kualitatif ialah peneliti memaparkan data yang didasarkan pada kualitas yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan penelitian ini berkaitan dengan ruang lingkup balai lelang swasta serta proses pelaksanaan lelang barang dengan menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtut, logis, tidak tumpang tindih, dan efektif, sehingga memudahkan dalam pemahaman dan interpretasi data.11

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan hukum ini akan menyajikan empat bab yang terdiri dari sub-sub bab yang bertujuan untuk mempermudah penulis dalam penulisannya, bagi pembaca dan penguji agar mudah dalam

11

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, Halaman 172.


(13)

13

memahaminya. Adapun sistemtika dalam penulisan hukum ini sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat hal-hal yang melatarbelakangi pemilihan topik dari penulisan skripsi dan sekaligus menjadi pengantar umum di dalam memahami penulisan secara keseluruhan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab II ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan berbagai teori-teori hukum yang dapat mendukung peneliti dalam membahas dan menjawab rumusan masalah terkait dengan Eksistensi Balai Lelang Swasta Dalam Pelaksanaan Lelang Terhadap Barang.

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini berisi penulis akan menjawab, menguraikan dan menganalisa secara rinci dan jelas terkait rumusan masalah yang berhubungan dengan objek yang diteliti yaitu berkenaan dengan Eksistensi Balai Lelang Swasta Dalam Pelaksanaan Lelang Terhadap Barang.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab IV berisi kesimpulan-kesimpulan, ini merupakan kristalisasi hasil penelitian, sedangkan saran merupakan sumbangan pemikiran penulis.


(14)

EKSISTENSI BALAI LELANG SWASTA DALAM PELAKSANAAN LELANG TERHADAP BARANG

(Studi di Balai Lelang Swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya)

PENULISAN HUKUM

Oleh: RIDHO ALFIAN 201110110311037

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM


(15)

PENULISAN HUKUM

EKSISTENSI BALAI LELANG SWASTA DALAM PELAKSANAAN LELANG TERHADAP BARANG

(Studi di Balai Lelang Swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya)

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan

dalam bidang Ilmu Hukum

Oleh: RIDHO ALFIAN 201110110311037

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM


(16)

(17)

(18)

(19)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EKSISTENSI BALAI LELANG SWASTA DALAM PELAKSANAAN LELANG TERHADAP BARANG (Studi di Balai Lelang Swasta PT. Balai

Lelang Star Surabaya)”

Penulisan ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh dalam

menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S-1) Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dan dorongan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu izinkan penulis menyampaiakan rasa terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran dalam menempuh pendidikan, semoga ilmu yang didapat barakah dan dapat bermanfaat bagi orang lain, bangsa dan agama.

2. Keluarga Besar saya, Ibunda Tercinta Rahmatinida, Bapak Tercinta Rusdi, Bapak Alm. Aridi, Bapak Samsul, Ibu mey, Om Alm. Hatta, Om Upik, Om Jali, Om Bahar, Om Suri, Om Rahmi, Om Rusman, Julak Tina, Caci Lela, Caci Rita, Kakak, Adik, Sepupu, serta Keponakan tercinta yang telah memeberikan kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan yang luar biasa kepada peneliti selama perjalanan kuliah hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Dr. Sulardi, S.H., M.Si, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Ibu Komariah, S.H, M.Si, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Pertama, atas waktu, kesabaran serta saran-sarannya yang telah mendorong penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir dan banyak memberikan bantuan dalam kelancaran penulisan tugas akhir.

6. Ibu Prof. Dr. Rahayu Hartini, S.H., M.Si, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Keduaatas waktu, kesabaran serta saran-sarannya yang telah


(20)

mendorong penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir dan banyak memberikan bantuan dalam kelancaran penulisan tugas akhir.

7. Ibu Catur Wido Haruni, SH., M.Si., M.Hum, selaku dosen wali yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada saya sehingga mampu menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

8. Seluruh dosen pengajar, pejabat laboratorium dan para staff Tata usaha Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan membantu dalam menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

9. Bapak Gatot selaku Kepala Pimpinan Balai Lelang Swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya, serta para staf karyawanyang telah banyak membantu memberikan informasi dalam penulisan skripsi ini.

10. Nurchoyriah terkasih yang tiada henti memberikan semangat dan motivasi, pendengar yang setia, dan bagian dari motivasi perjalanan peneliti.

11. Para sahabat, UU S.Kep, AAU S.Ked, Umbu umar, Bihman villa.

12. Teman-teman Fakultas Hukum Angkatan 2011 yang selalu mengisi, memotivasi dan memberikan dukungan ditengah kesibukan menjadi mahasiswa tingkat akhir.

13. Pihak-pihak lain yang terlibat dan telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis memohon maaf sebesar-besarnya jika dalam pembuatan skripsi ini penulis melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak sengaja. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Malang, 29 Oktober 2015


(21)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIAT ... iv

UNGKAPAN PRIBADI ... v

ABSTRAKSI ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR SKEMA ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6


(22)

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Metode Penelitian ... 8

1. Metode Pendekatan ... 9

2. Lokasi Penelitian ... 9

3. Sumber Data ... 10

4. Teknik Pengumpulan Data ... 11

5. Teknik Analisa Data ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Lelang Barang ... 14

1. Tinjauan umum tentang lelang dan ketentuan lelang ... 14

2. Tinjauan umum tentang barang lelang dan ketentuan barang lelang ... 19

3. Tinjauan umum tentang balai lelang dan ketentuan balai lelang ... 21

B. Tinjauan Tentang Ruang Lingkup Pelaksanaan Lelang Barang di Balai Lelang Swasta ... 24

1. Tinjauan tentang Balai Lelang Swasta ... 24

2. Tinjauan tentang kewenangan Balai Lelang Swasta ... 24

3. Tinjauan tentang hak Balai Lelang Swasta ... 25

4. Tinjauan tentang kewajiban Balai Lelang Swasta ... 26

C. Tinjauan Tentang Proses Pelaksanaan Lelang Barang di Balai Lelang Swasta ... 28


(23)

1. Tinjauan tentang asal mula barang lelang di Balai

Lelang Swasta ... 28 2. Tinjauan tentang prosedur lelang di Balai Lelang Swasta ... 29 3. Tinjauan tentang syarat pelaksanaan lelang di Balai

Lelang Swasta ... 31 4. Tinjauan tentang klasifikasi lelang di Balai Lelang Swasta ... 35

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Balai Lelang Swasta PT. Balai Lelang

Star Surabaya ... 37 1. Wilayah hukum PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 37 2. Struktur kepengurusan PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 37 3. Hubungan Pejabat Lelang di PT. Balai Lelang Star Surabaya .. 38 4. Profil PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 40 B. Ruang Lingkup Pelaksanaan Lelang Barang di Balai

Lelang Swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 44 1. Terjadinya pelaksanaan lelang di PT. Balai Lelang Star

Surabaya ... 44 2. Kewenangan, hak, dan kewajiban para pihak yang terkait

pelaksanaan lelang eksekusi di PT. Balai Lelang Star

Surabaya ... 49 3. Kewenangan, hak, dan kewajiban para pihak yang terkait

pelaksanaan lelang noneksekusi sukarela di PT. Balai


(24)

C. Proses Pelaksanaan Lelang Barang di Balai Lelang Swasta

PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 64 1. Asal mula barang lelang di PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 64 2. Prosedur lelang di PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 65 3. Syarat pelaksanaan lelang di PT. Balai Lelang Star Surabaya .. 82 4. Klasifikasi lelang di PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 86

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 89 B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA


(25)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Hubungan Pejabat Lelang di PT. Balai Lelang Star

Surabaya. ... 38 Skema 2. Para pihak dalam pelaksanaan lelang eksekusi hak

tanggungan. ... 46 Skema 3. Para pihak dalam pelaksanaan lelang noneksekusi

sukarela. ... 47 Skema 4. Peran PT. Balai Lelang Star Surabaya dalam proses

pra lelang. ... 81 Skema 5. Peran PT. Balai Lelang Star Surabaya dalam proses

lelang. ... 81 Skema 6. Peran PT. Balai Lelang Star Surabaya dalam proses

pasca lelang. ... 82

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Prosedur lelang eksekusi hak tanggungan melalui

Pejabat Lelang Kelas I. ... 66 Bagan 2. Prosedur lelang noneksekusi sukarela melalui


(26)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar kegiatan lelang di PT. Balai Lelang Star Surabaya. .. 45

Tabel 2. Perbedaan lelang eksekusi dengan lelang noneksekusi sukarela. ... 88

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta Balai Lelang Swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya. ... 37

Gambar 2. Contoh surat permohonan lelang eksekusi hak tanggungan. ... 68

Gambar 3. Contoh surat penetapan pelaksanaan lelang eksekusi. ... 70

Gambar 4. Contoh surat penetapan pelaksanaan lelang noneksekusi sukarela. ... 71

Gambar 5. Contoh pengumuman pertama lelang eksekusi. ... 73

Gambar 6. Contoh pengumuman kedua lelang eksekusi. ... 74

Gambar 7. Contoh pengumuman lelang noneksekusi sukarela. ... 75

Gambar 8. Bagian samping ruang kantor sebagai papan pengumuman. ... 76

Gambar 9. Papan dafar permohonan lelang. ... 76


(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Tugas Dosen Pembimbing

Lampiran 2. Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 3. Kartu Kendali Bimbingan Tugas Akhir

Lampiran 4. Surat Izin Observasi


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti.

Atik Indriyani, 2008, Hukum Jaminan Benda-benda Selain Tanah Sebagai Jaminan Kredit, Jakarta, PT. Semesta Asa Bersama.

Bahsan, M., 2007, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers

Bambang Waluyo, 2007, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta, Sinar Grafika.

Fakultas Hukum UMM, 2012, Pedoman Penilisan Hukum,

I Made Soewandi, 2005, Kewenangan Balai Lelang Dalam Kredit Macet,

Yogyakarta, Yayasan Gloria.

M. Yahya Harahap, 2007, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi di Bidang Perdata, Jakarta, Sinar Grafika.

Ronny Haninjto Soemitro, 1999, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Kamus besar bahasa Indonesia (2000 : 323) Internet :

Balai lelang swasta http://ichanklaida.blogspot.com/2011/07/balai-lelang.html Diakses : Pukul 22.42 WIB, Tanggal 7 April 2015.

Perundang – undangan :

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 160/pmk.06/2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/Pmk.06/2010 Tentang Balai Lelang.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 106/Pmk.06/2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/Pmk.06/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.


(1)

1. Tinjauan tentang asal mula barang lelang di Balai

Lelang Swasta ... 28 2. Tinjauan tentang prosedur lelang di Balai Lelang Swasta ... 29 3. Tinjauan tentang syarat pelaksanaan lelang di Balai

Lelang Swasta ... 31 4. Tinjauan tentang klasifikasi lelang di Balai Lelang Swasta ... 35

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Balai Lelang Swasta PT. Balai Lelang

Star Surabaya ... 37 1. Wilayah hukum PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 37 2. Struktur kepengurusan PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 37 3. Hubungan Pejabat Lelang di PT. Balai Lelang Star Surabaya .. 38 4. Profil PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 40 B. Ruang Lingkup Pelaksanaan Lelang Barang di Balai

Lelang Swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 44 1. Terjadinya pelaksanaan lelang di PT. Balai Lelang Star

Surabaya ... 44 2. Kewenangan, hak, dan kewajiban para pihak yang terkait

pelaksanaan lelang eksekusi di PT. Balai Lelang Star

Surabaya ... 49 3. Kewenangan, hak, dan kewajiban para pihak yang terkait

pelaksanaan lelang noneksekusi sukarela di PT. Balai


(2)

C. Proses Pelaksanaan Lelang Barang di Balai Lelang Swasta

PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 64 1. Asal mula barang lelang di PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 64 2. Prosedur lelang di PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 65 3. Syarat pelaksanaan lelang di PT. Balai Lelang Star Surabaya .. 82 4. Klasifikasi lelang di PT. Balai Lelang Star Surabaya ... 86

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 89 B. Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA


(3)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Hubungan Pejabat Lelang di PT. Balai Lelang Star

Surabaya. ... 38 Skema 2. Para pihak dalam pelaksanaan lelang eksekusi hak

tanggungan. ... 46 Skema 3. Para pihak dalam pelaksanaan lelang noneksekusi

sukarela. ... 47 Skema 4. Peran PT. Balai Lelang Star Surabaya dalam proses

pra lelang. ... 81 Skema 5. Peran PT. Balai Lelang Star Surabaya dalam proses

lelang. ... 81 Skema 6. Peran PT. Balai Lelang Star Surabaya dalam proses

pasca lelang. ... 82

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Prosedur lelang eksekusi hak tanggungan melalui

Pejabat Lelang Kelas I. ... 66 Bagan 2. Prosedur lelang noneksekusi sukarela melalui


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar kegiatan lelang di PT. Balai Lelang Star Surabaya. .. 45

Tabel 2. Perbedaan lelang eksekusi dengan lelang noneksekusi sukarela. ... 88

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta Balai Lelang Swasta PT. Balai Lelang Star Surabaya. ... 37

Gambar 2. Contoh surat permohonan lelang eksekusi hak tanggungan. ... 68

Gambar 3. Contoh surat penetapan pelaksanaan lelang eksekusi. ... 70

Gambar 4. Contoh surat penetapan pelaksanaan lelang noneksekusi sukarela. ... 71

Gambar 5. Contoh pengumuman pertama lelang eksekusi. ... 73

Gambar 6. Contoh pengumuman kedua lelang eksekusi. ... 74

Gambar 7. Contoh pengumuman lelang noneksekusi sukarela. ... 75

Gambar 8. Bagian samping ruang kantor sebagai papan pengumuman. ... 76

Gambar 9. Papan dafar permohonan lelang. ... 76


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Tugas Dosen Pembimbing

Lampiran 2. Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 3. Kartu Kendali Bimbingan Tugas Akhir

Lampiran 4. Surat Izin Observasi


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti.

Atik Indriyani, 2008, Hukum Jaminan Benda-benda Selain Tanah Sebagai Jaminan Kredit, Jakarta, PT. Semesta Asa Bersama.

Bahsan, M., 2007, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers

Bambang Waluyo, 2007, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta, Sinar Grafika.

Fakultas Hukum UMM, 2012, Pedoman Penilisan Hukum,

I Made Soewandi, 2005, Kewenangan Balai Lelang Dalam Kredit Macet, Yogyakarta, Yayasan Gloria.

M. Yahya Harahap, 2007, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi di Bidang Perdata, Jakarta, Sinar Grafika.

Ronny Haninjto Soemitro, 1999, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Kamus besar bahasa Indonesia (2000 : 323) Internet :

Balai lelang swasta http://ichanklaida.blogspot.com/2011/07/balai-lelang.html Diakses : Pukul 22.42 WIB, Tanggal 7 April 2015.

Perundang – undangan :

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 160/pmk.06/2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/Pmk.06/2010 Tentang Balai Lelang.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 106/Pmk.06/2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/Pmk.06/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.