MANFAAT INDONESIA-JAPAN ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (IJ-EPA) BAGI INDONESIA (Studi Ekspor Komoditi Non Migas Indonesia Ke Jepang)

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Awal mula perjanjian diplomasi Indonesia dengan Jepang ditandatangani
oleh menteri luar negeri dari masing-masing Negara yaitu perwakilan dari Indonesia
adalah pak Subandrio dan perwakilan dari Jepang adalah Aiichiro Fujiyama. Posisi
Jepang sendiri sangat penting bagi Indonesia, hampir di segala bidang Indonesia
menjalin kerjasama dengan Negara Jepang. Kerjasama yang paling difokuskan
dengan Jepang adalah kerjasama ekonomi. Kerjasama ekonomi memang yang
diutamakan dalam praktek diplomasi Indonesia dengan Jepang, hal ini dilakukan
karena beberapa alasan.
Bantuan Jepang yang pertama dimulai pada tahun 1966 yaitu berupa
penjadwalan kembali hutang-hutang luar negeri Indonesia yang terjadi pada jaman
sebelum pemerintahan presiden Soeharto. Pada tahun itu Jepang mengambil prakarsa
untuk mengadakan pertemuan negara-negara pemberi bantuan untuk membicarakan
mengenai bantuan terhadap Indonesia. Bantuan Jepang dititikberatkan pada bidangbidang seperti penyempurnaan infrastruktur, pengembangan sumberdaya manusia
dan pendidikan, pembangunan pertanian dan desa, pemenuhan kebutuhan dasar
pokok manusia, peningkatan ekspor, serta belakangan ini pada bidang pemeliharaan

lingkungan, yang kesemuanya memberi sumbangan yang besar bagi berbagai sektor

2
pembangunan Indonesia1
Dimulai sejak pertengahan tahun 80-an, Jepang secara terus menerus
memberian bantuan khususnya untuk mendukung usaha Indonesia dalam mengatasi
krisis ekonomi. Kebijakan pemerintah Jepang mengenai bantuan ekonomi adalah
secara tetap memberikan bantuan berupa pinjaman proyek yang bertujuan untuk
menyempurnakan prasarana industri serta kerjasama teknik untuk mengembangkan
sumberdaya manusia. Pemerintah Jepang dalam melaksanakan bantuannya sesuai
dengan perkembangan kebijakan ekonomi Indonesia dan sekaligus juga menjalankan
kerjasama untuk peningkatan kebutuhan dasar pokok manusia yang secara langsung
dapat dirasakan hasilnya oleh masyarakat lapisan bawah, seperti bidang kesehatan,
kebersihan, pendidikan, pembangunan desa, pertanian dan lain-lain2.
World Trade Organization (WTO) sebagai organisasi perdagangan
internasional

yang

menitikberatkan


pada

perdagangan

bebas,

dalam

perkembangannya mengalami kendala yang disebabkan adanya berbagai perbedaan
kepentingan antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang sehingga
seringkali tidak mencapai kesepakatan, akibatnya beberapa negara memiliki
kecenderungan melakukan kerjasama ekonomi bilateral yang bersifat lintas regional
sebagai konsekuensi atas sulitnya mencapai kesepakatan di tingkat multilateral
tersebut.

1

Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Kerjasama Ekonomi Jepang Kepada Indonesia,
Kebijakan dan Keberhasilan. Juli 1992.

2
Ibid

3

Bagi Jepang, Economi Partnership Agreement (EPA) memiliki peranan
dalam memperkuat kemitraan ekonomi yang lebih luas dari World Trade
Organization (WTO) termasuk beberapa area yang tidak tercakup di World Trade
Organization (WTO), sehingga Jepang dapat lebih mengembangkan hubungan
ekonomi luar negerinya.3 Jepang merubah posisi Free Trade Aggreement (FTA)
dalam orientasi kerjasama ekonominya menjadi Economi Partnership Agreement
(EPA) dikarenakan tarif dalam Free Trade Aggreement (FTA) masih dianggap
terlalu tinggi4
Selain Economi Partnership Agreement (EPA), penandatanganan Free Trade
Agreement (FTA) juga memiliki peluang kerjasama bilateral yang prospektif.
Melalui agreement tersebut, kedua negara akan menghapuskan beberapa hambatan
tarif seperti penghapusan tarif produk kehutanan, udang dan hampir semua produk
industri Indonesia. Sebaliknya, Indonesia juga akan menghapuskan tarif untuk
berbagai produk industri Jepang5.
Economi Partnership Agreement (EPA) sebetulnya merupakan konsep

kerjasama ekonomi global yang mau tidak mau harus dilakukan oleh suatu negara,
jika tidak ingin tergilas, tertinggal, bahkan bisa menjadi korban dari perkembangan
perdagangan internasional. Economi Partnership Agreement (EPA) merupakan

3

Sjamsul Arifin, (eds) 2007. Kerjasama Perdagangan Internasional: Peluang dan Tantangan
bagi Indonesia. Jakarta: Gramedia, hal 236-237
4
Administrator. Liberalisasi Perdagangan Melalui Perjanjian Perdagangan Bilateral: Dampak
Terhadap Indonesia di Sektor Domestik dan Strategi dalam Perundingan WTO, Global Justice Uptade
Volume IV, No. 70, 16-31 Agustus 2006, http://www.globaljust.org/index.php?option=comcontent&task=view&id=87&Itemid=131, diakses tanggal 15 Februari 2011
5
Kojiro, Shiojiri. 2009. Tantangan dan Prospek Hubungan Indonesia - Jepang. Pidato Duta
Besar Jepang di Auditorium Pusat Studi Jepang (Psi), Universitas Indonesia, Depok., 17 Februari
2009

4

keniscayaan ekonomi global, namun untuk memperoleh keuntungan dari kerjasama

itu, perlu mengetahui apa yang melatarbelakanginya, agar pertumbuhan ekonomi
yang sekarang terjadi di Asia bisa berimbas bagi kemakmuran Indonesia dalam
jangka panjang. Perdagangan internasional memang tidak bisa terhentikan. "Namun
persoalan krusialnya adalah mengakui pentingnya penataan terhadap aturan-aturan
yang lebih adil bagi ekonomi (dan politik) di dunia. Bagaimanapun, perdagangan
global akan terlihat dalam persepektif antara negara ekonomi maju dan negara
berkembang. Peluang yang diperoleh pun bergantung pada seberapa jauh kedua
negara mampu memaksimalkan potensi liberalisasi perdagangan tersebut.6
Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal
ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar
(statistic Pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang tahun 2007 adalah
US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari
Indonesia.7
Perjanjian Economic Partnership Agreement (EPA) adalah perjanjian
kerjasama ekonomi yang termasuk di dalamnya ada bermacam-macam kebijakan
seperti pengurangan atau penghapusan tariff impor, meningkatkan kapasitasi
investasi Jepang di Indonesia, dan juga peningkatan program-program capacitybuilding untuk industri dan sumber daya manusia di kedua belah pihak.8

6


William K Tabb, professor ekonomi dari Queens College, City University of New York di
bukunya "Tabir Politik Globalisasi dalam http://www.antaranews.com diakses tanggal 12 Februari
2011
7
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/hubungan-internasional-indonesia-Jepang/
december 11th 2009, diakses tanggal 20 Januari 2011 jam 12.00 WIB
8
Ibid

5

Garis Besar Keuntungan Economic Partnership Agreement (EPA) Bagi
Indonesia antara lain9:
a. Kemitraan dalam Economic Partnership Agreement (EPA) menggambarkan
kepentingan dari kedua negara yang mengikatkan diri;
b. Manfaat dari Economic Partnership Agreement (EPA)
1) di bidang perdagangan: barang dan jasa;
2) di bidang investasi dan bisnis;
3) peningkatan kapasitas bagi Indonesia
c. Elemen Utama Economic Partnership Agreement (EPA) yang penting bagi

Indonesia:
1) Peningkatan akses pasar produk ekspor Indonesia ke Jepang;
2) Kerjasama dalam peningkatan kapasitas untuk memperbaiki daya saing
Indonesia
3) Economic Partnership Agreement (EPA) dengan Jepang merupakan
perjanjian komprehensif yang pertama;
4) Economic Partnership Agreement (EPA) konsisten dan komplementer
dengan komitmen dan perjanjian perdagangan lain, yaitu dalam lingkup
WTO, lingkup regional: ASEAN ataupun ASEAN +1, dan dalam forum
bilateral;
5) Economic Partnership Agreement (EPA) konsisten dengan program
reformasi dalam negeri;

9

Ibid

6

Kerjasama Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)

merupakan sebuah cara yang perlu dikembangkan karena dilandasi oleh
semangat pertumbuhan industri yang saling menguntungkan antara pihak
Indonesia dan Jepang. Hal ini juga merupakan upaya untuk menyeimbangkan
pola pengembangan industri yang selama ini mayoritas dilakukan dengan
mengandalkan peran ekslusif perusahaan multinasional Jepang yang telah
berjalan sejak awal orde baru. Kesepakatan yang dicapai dalam berbagai
perundingan dalam kerangka kerjasama Indonesia-Japan Economic Partnership
Agreement (IJEPA) memunculkan Manufacturing Industry Development Center
(MIDEC) sebagai upaya strategis untuk penyeimbang kepentingan
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) telah menjadi
suatu bagian penting dari strategi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan
daya saing global. Pasar Jepang sebenarnya sudah cenderung terbuka (tarif bea
masuk Jepang hampir semuanya mendekati 0%) tetapi sangat tidak mudah untuk
memasuki pasar Jepang karena konsumen Jepang sangat menuntut mutu dari
suatu produk/jasa, dengan kemakmuran dan daya belinya yang tinggi, terkadang
harga jual produk/jasa sudah tidak menjadi masalah besar bagi sebagian besar
konsumen

Jepang.


Indonesia

mengharapkan

perjanjian

Indonesia-Japan

Economic Partnership Agreement (IJEPA) ini dapat memberikan suatu kerangka
kerja yang nyata dalam mendukung pengusaha dan eksportir Indonesia untuk
lebih maju agar bisa memenuhi persyaratan dan keinginan pasar Jepang. Bila
produk Indonesia sudah bisa memasuki pasar Jepang, selanjutnya diharapkan
akan lebih mudah untuk masuk pasar lain di belahan dunia lainnya. Didalam

7

perjanjian Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), pihak
Jepang menyatakan komitmen~nya akan membantu pihak Indonesia untuk
meningkatkan kapasitas industrinya (capacity building) agar produk/jasa~nya
bisa memenuhi persyaratan mutu yang dituntut oleh pasar Jepang melalui

elemen perjanjian cooperation.
Indonesia-Japan

Economic

Partnership

Agreement

(IJEPA)

adalah

merupakan Free Trade Agreement (FTA) atau perjanjian perdagangan bebas,
bilateral antara Jepang dengan Indonesia. Free Trade Agreement (FTA)
bilateral ini merupakan pengalaman pertama bagi pihak Indonesia, sebaliknya
Jepang sudah berpengalaman banyak dalam melakukan perjanjian bilateral
dengan beberapa negara yaitu antara lain dengan Singapura, Malaysia dan
Meksiko serta yang masih dalam perundingan dengan Korea, Thailand dan
Filipina. Perjanjian bilateral pada umumnya hanya mencakup dalam bidang

perdagangan berupa liberalisasi perdagangan Free Trade Agreement (FTA),
akan tetapi perjanjian juga dapat dibuat lebih luas lagi mencakup bidangbidang lain yang merupakan keinginan/interes darikedua belah pihak dan
dimufakati oleh kedua belah pihak
Perjanjian kerjasama ekonomi Indonesia – Jepang dalam kerangka Economic
Partnership Agreement (EPA) yang dimulai sejak tahun 2004 di mana presiden RI
Susilo Bamang Yudhoyono dan perdana menteri Jepang, Shinzo Abe sepakat untuk
membahas kemungkinan pembentukan Indonesia-Japan Economic Partnership

8
Agreement (IJ-EPA)10
Dalam sebuah seminar di Jepang, untuk memberikan informasi mengenai
perkembangan ekonomi Indonesia dan hubungan ekonomi Indonesia-Jepang serta
perkembangan implementasi Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Konsultan jendral RI menyampaikan paparan mengenai hubungan ekonomi
yang erat antara Indonesia dan Jepang, serta manfaat Indonesia-Japan Economic
Partnership Agreement (IJ-EPA) bagi kedua negara11.
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) merupakan
kerjasama yang komprehensif dan lebih memberikan peluang daripada kesepakatan
dalam World Trade Organization (WTO), sehingga sering disebut dengan World
Trade Organization (WTO) PLUS. Untuk mengakomodasi ke-komprehensifan dan
memperlancar jalannya perundingan, maka Indonesia-Japan Economic Partnership
Agreement (IJ-EPA) mengelompokkan perundingan ke dalam 13 Expert Groups
(EG), yaitu:
1. Trade in Goods
2. Customs Procedures
3. Rules of Origin
4. Investment
5. Improvement of Business Environment & Promotion of Business Confidence
6. Trade in Services

10

Pusat Pengembangan Pasar Wilayah Asia, Australia, dan New Zealand, Ringkasan, di
http://www..nafed.go.id/docs/marintel/Furniture di jepang 2008.pdf, diakses tanggal 8 Agustus 2010.
11
Seminar mengenai Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement dalam http://www.
deplu.go.id/Pages/Embassies.aspx?IDP=4399&l=id, diakses tanggal 15 Mei 2011 jam 9.03 WIB

9

7. Movement of Natural Persons
8. Energy and Mineral Resources
9. Intelectual Property Rights (IPR)
10. Competition Policy
11. Technical Cooperation and Capacity Building
12. General Provisions
13. Government Procurement
Adanya Ekonomi Partnership Agreement (EPA) Indonesia memiliki beberapa
kepentingan, yaitu:
a. EPA dapat meningkatkan investasi dari Jepang;
b. EPA akan meningkatkan kapasitas daya saing Indonesia secara umum maupun di
sektor-sektor tertentu
Atas dasar latar belakang di atas penelitian ini mengambil judul MANFAAT
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) BAGI INDONESIA
(Studi Ekspor Komoditi Non Migas Indonesia Ke Jepang)

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana manfaat
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) bagi Indoensia?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) bagi Indoensia

10

1.4. Kerangka Pemikiran
1.4.1 Studi Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh RIETI (Research Institute of Economy, Trade
and Industry) mengenai Economy Partnership Agreement (EPA). Dalam pandangan
peneliti dari lembaga pengkajian tersebut Economy Partnership Agreement (EPA)
hanyalah merupakan penghalusan konsep semata, karena akan menggiring Indonesia
kepada implementasi ketentuan World Trade Organization (WTO).12 Bagi Jepang
Economy Partnership Agreement (EPA) memiliki peranan dalam memperkuat
perdagangan ekonomi yang lebih luas dari World Trade Organization (WTO)
termasuk beberapa area yang tidak tercakup di World Trade Organization (WTO),
sehingga Jepang dapat lebih mengembangkan hubungan ekonomu luar negerinya 13.
Penelitian lain tentang Economy Partnership Agreement (EPA) dilakukan
oleh Intan Anandani Wanayu14 membahas tentang Economy Partnership Agreement
(EPA) dengan Malaysia. Kemudian penelitian yang membahas tentang Economy
Partnership Agreement (EPA) antara Indonesia dengan Jepang telah dilakukan oleh
Reyhan Putri Irianti15 Secara spesifik membahas tentang kepentingan Indonesia
dalam Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA). Dengan

12

William K Tabb, professor ekonomi dari Queens College, City University of New York di
bukunya "Tabir Politik Globalisasi dalam http://antaranews.com, diakses tanggal 22 Maret 2011 jam
21-45 WIB
13

Sjamsul Arifin, (eds), 2007. Kerjasama Perdagangan Internasioal: Peluang dan tantangan
bagi Indonesia. Jakarta: Gramedia, hal 236.237
14
Intan Anandani Wanayu, 2008. Japan-Malaysia Economic Partnership Agreement
(JMEPA) 2005. Strategi Kebijakan Ekonomi Malaysia dalam Mewujudkan Wawasan 2020. Skripsi
Program Sarjana bidang Imu Hubungan Internasional fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Airlangga Surabaya.
15
Rayhan Putri Irianti, 2009. Kepentingan Indonesia dalam Indonesia Japan Economic
Partnership Agreement (IJ-EPA) Skripsi Program Sarjana bidang Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga Audabaya.

11

menggunakan pendekatan yang berbeda dengan penelitian Reyhan tersebut, maka
penelitian ini berusaha membahas lebih spesifik tentang Manfaat Indonesia-Japan
Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) bagi Indonesia di sektor komoditi non
migas Indonesia ke Jepang.

1.4.2 Pendekatan
1.4.2.1 Ekonomi Politik Internasional (EPI)
Meskipun negara menyangkut politik dan pasar menyangkut ekonomi sebagai
sesuatu yang terpisah dalam dunia modern, namun tak bisa dipisahkan secara total.
Negara mempengaruhi hasil dari aktivitas pasar dengan menentukan karakter dan
distribusi hak-hak properti serta aturan yang menguasai perilaku ekonomi. Banyak
orang yang yakin bahwa negara dapat dan bisa mempengaruhi kekuatan pasar. Pasar
itu sendiri adalah sumber kekuasaan yang mempengaruhi keputusan politik.
Dependensi

ekonomi

mengukuhkan

hubungan

kekuasaan

merupakan

ciri

fundamental dunia ekonomi kontemporer.
Ekonomi politik dapat dilukiskan dalam sejumlah cara, untuk tingkat tertentu,
ekonomi politik berfokus pada konflik fundamental antara kepentingan individu dan
kepentingan lebih luas masyarakat dimana individu eksis. Bisa juga dijelaskan bahwa
ekonomi politik merupakan studi ketegangan antara market (pasar) dimana individu
terlibat dalam kegiatan untuk kepentingan sendiri dan negara dimana individu yang
sama melakukan tindakan kolektif yang berlaku demi kepentingan nasional atau
kepentingan yang lebih luas yang didefinsikan masyarakat16.

16

Ibid, hal 6

12

Dalam ekonomi politik Indonesia dan Jepang pemerintah Indonesia belum
merumuskan dan menetapkan dengan tegas tujuan, taktik, serta strategi diplomasi
ekonomi Indonesia, oleh karena itu pemerintah Indonesia harus segera menetapkan
perjanjian Economy Partnership Agreement (EPA) ini sebagai langkah awal menuju
perumusan suatu konsep diplomasi ekonomi yang lebih kompherensif demi menjaga
daya saing Indonesia.
Pada akhirnya ekonomi politik internasional adalah menyangkut ekonomi
yang berarti sesuatu yang berkaitan dengan cara bagaimana sumber-sumber yang
langka dialokasikan untuk kegunaan yang berbeda-beda dan didistriusikan diantara
individu melalui proses pasar yang desentralisasi.

1.4.2.2 Konsep Perdagangan Internasional
Dalam hubungan perdagangan dua negara tidak terlepas dari hubungan
diplomasi ekonomi dua negara. Arah diplomasi ekonomi global dewasa ini telah
bergeser dari era diplomasi proteksionisme yang cenderung mengarah pada strategistrategi diplomasi untuk melindungi kepentingan industri, perdagangan maupun
keamanan nasional suatu negara kepada era dimana liberalisasi perdagangan dan
investasi menjadi target jangka panjang dari diplomasi ekonomi dan keuangan.
Pergeseran arah diplomasi ekonomi global ini menimbulkan banyak permasalahan
mengingat dampak dari liberalisasi investasi dan perdagangan yang secara positif
baru berdampak dalam jangka panjang namun secara negatif berdampak dalam
jangka menengah-pendek17
17

Toni Hinton, 2007. Pergeseran arah diplomasi ekonomi global dalam http://beritasore.
com /category/ekonomi/, diakses tanggal 12 Februari 2011 jam 12.30 WIB

13

Teori ekonomi politik telah berkembang pesat karena dianggap relevan
dengan praktik formulasi kebijakan maupun kegiatan ekonomi sehari-hari. Kajiankajian masalah ekonomi dengan instrumen analisa ekonomi politik telah diterima
sebagai alternatif yang cukup kredibel. Salah satu sumber kemajuan teori ekonomi
politik juga berasal dari kenyataan gagalnya teori ekonomi konvensional untuk
memetakan dan mencari solusi persoalan-persoalan ekonomi. Banyak kebijakan yang
bersumber dari pendekatan ekonomi konvensional gagal merampungkan masalah
yang mengemuka18.
Pendekatan ekonomi politik baru yang menganggap negara/pemerintah,
politisi atau birokrat sebagai agen yang memiliki kepentingan sendiri merupakan
pemicu lahirnya pendekatan public choice (PC) atau rational choice (RC). PC
tergolong dalam kelompok ilmu ekonomi politik baru yang berusaha ke dalam
kelompok ekonomi politik baru yang berusaha parlemen, lembaga, pemerintah,
lembaga kepresidenan, masyarakat pemilih, pecinta lingkungan hidup dan lain
sebagainya19. Teori public choice (PC) ini dideskripsikan bahwa secara tipikal ahli
ekonomi politik melihat politik dalam wujud demokrasi yang memberi ruang untuk
saling pertukaran di antara masyarakat, partai politik, dan birokrat.
Dalam level analisis, teori pilihan publik bisa dibagi dalam dua kategori.
1.

Pertama, teori pilihan publik normatif (normsative public choice)
Teori ini memfokuskan pada isu-isu yang terkait dengan desain politik dan
aturan politik dasar.

18

Ahmad Erani Yustika, 2009. Ekonomi Politik, Kajian Teoritis dan Analisis Empiris.
Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal 47
19

Ibid hal 48

14

2.

Kedua, teori pilihan publik positif, (Positive public choice)
Teori ini mengonsentrasikan untuk menjelaskan perilaku politik yang dapat
diamati dalam wujud teori pilihan20.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa teori pilihan publik

tersebut adalah teori yang digunakan dalam pemerintahan yang memiliki
kepentingan tersendiri, yang dalam hal ini adalah kepentingan antara negara
Indonesia dan Jepang dalam hubungan bilateral antara kedua negara tersebut.
Asumsi-asumsi umum yang dipakai dalam teori pilihan publik setidaknya
dapat dijelaskan dalam empat poin berikut21:
1.

Kecukupan kepentingan material individu memotivasi adanya perilaku ekonomi

2.

Motif kecukupan tersebut lebih mudah dipahami dengan menggunakan teori
neoklasik

3.

Kecukupan kepentingan material individu yang sama memotivasi adanya
perilaku politik

4.

Asumsi kecukupan tersebut lebih mudah dipahami dengan menggunakan teori
ekonomi neoklasik

1.4.3 Konsep EPA
Perjanjian Economy Partnership Agreement (EPA) bisa dikatakan bersejarah
mengingat kesepakatan itu merupakan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif
pertama bagi Indonesia. Perjanjian Economy Partnership Agreement (EPA) adalah
penamaan baru bagi persetujuan ekonomi seperti perdagangan barang dan jasa,

20
21

Ibid, hal 50
Ibid, hal 50

15

investasi, hak milik intelektual, dan pembelian oleh pemerintah (government
procurement), juga termasuk kerja sama ekonomi dan teknik.
Penandatanganan Free Trade Agreement (FTA) memiliki peluang kerjasama
bilateral yang prospektif. Melalui V tersebut, kedua negara akan menghapuskan
beberapa hambatan tarif seperti penghapusan tarif produk kehutanan, udang dan
hampir semua produk industri Indonesia. Sebaliknya, Indonesia juga akan
menghapuskan tarif untuk berbagai produk industri Jepang22.
Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa perbedaan antara Economy
Partnership Agreement (EPA) dan V adalah kalau Economy Partnership Agreement
(EPA) adalah merupakan suatu kesepakatan kerjasama ekonomi yang komprehensif,
dan biasanya dilakukan oleh dua Negara yang bekerjasaa sedangkan Free Trade
Agreement (FTA)

adalah hanya memiliki peluang kerjasama bilateral yang

prospektif dan dapat melibatkan lebih banyak Negara.

1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Level Analisis
Level analisis dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan antara
kedua negara yakni Indonesia – Jepang.
1.5.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptif yang bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai manfaat IJ-EPA bagi Indonesia.

22

Kojiro, Shiojiri. Loc Cit

16

1.5.3 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai keterkaitan antara perdagangan dengan
politik.

Variabel yang dijelaskan adalah mengenai manfaat Indonesia-Japan

Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) bagi Indonesia terutama pada sektor
komoditi non migas.

1.5.4 Teknik Pengumpulan Data
Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka,
dengan teknik pengumpulan data dari bebagai sumber data sekunder, seperti artikelartukel dalam surat kabar atau majalah populer, jurnal-jurnal ilmiah, buletin statistik,
laporan-laporan, atau arsip organisasi, dan bahan-bahan lainnya yang sesuai dengan
judul penelitian ini yang akan disusun dan dianalisa untuk dikelola lebih lanjut.
Tidak tertutup kemungkinan untuk rnenggunakan bahan-bahan lain yang berbentuk
elektronik (yang bisa didapat melalui internet).

1.5.5 Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh hasil akhir yang diinginkan maka data-data yang
terkumpul,

dianalisis

secara

deskriptif

kualitatif,

yaitu

menguraikan

dan

menggambarkan segala informasi mengenai manfaat Indonesia-Japan Economic
Partnership Agreement (IJ-EPA) bagi Indonesia tentang ekspor komoditi non migas.
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong, analisis data kualitatif adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari. Adapun

17

tahap analisis data kualitatif yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada
dalam data
2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal
dari data
3. Menuliskan model yang ditemukan 23

1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini maka disampaikan
sistematika penulisan sebagimana ditcrangkan di bawah ini.
BAB I

Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, kerangka pemikiran, pendekatan, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.

BAB II

Sejarah Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA),
berisi tentang kerjasama antara Indonesia dan Jepang melalui IndonesiaJapan

Economic

Partnership

Agreement

(IJ-EPA),

hubungan

perdagangan Indonesia dan Jepang, Pembentukan Indonesia-Japan
Economic Partnership Agreement (IJ-EPA), serta Isi Perjanjian
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA).
BAB III Manfaat

Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-

EPA)Bagi Indonesia, berisi tentang Manfaat Indonesia-Japan Economic

23

Lexy J. Moleong, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit PT. Remaja Rosda Karya
Bandung, hal. 248

18

Partnership Agreement (IJ-EPA) bagi Indonesia pada sektor komoditi non
migas
BAB IV Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran``

SKRIPSI

MANFAAT INDONESIA-JAPAN ECONOMIC
PARTNERSHIP AGREEMENT (IJ-EPA) BAGI INDONESIA
(Studi Ekspor Komoditi Non Migas Indonesia Ke Jepang)

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar Sarjana Strata-1
Jurusan Hubungan Internasional

OLEH :
BETHA LANDES K.S.
NIM. 06260122

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan

:
:
:
:

Betha Landes K.S
06260122
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
MANFAAT INDONESIA-JAPAN ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT
(IJ-EPA) BAGI INDONESIA (Studi Ekspor Komoditi Non Migas Indonesia Ke
Jepang)
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Malang, 30 November 2011
Yang menyatakan

Betha Landes K.S

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Mu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Manfaat Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) bagi
Indonesia” bertujuan untuk mengetahui manfaat Indonesia-Japan Economic
Partnership Agreement (IJ-EPA) bagi Indonesia”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
sebagai hamba Allah SWT yang tidak luput dari kesalahan, maka kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 30 November 2011
Penulis

Betha landes K.S.

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Cover/Sampul Dalam..........................................................................
Lembar Persetujuan ..........................................................................................
Lembar Pengesahan .........................................................................................
Pernyataan Orisinalitas ....................................................................................
Intisari .............................................................................................................
Abstract ...........................................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................
Lembar Persembahan ......................................................................................
Motto ...............................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
BAB I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................
1.4 Kerangka Pemikiran .................................................................
1.4.1 Studi Terdahulu ............................................................
1.4.2 Pendekatan ....................................................................
1.4.3 Konsep EPA..................................................................
1.5 Metode Penelitian .....................................................................
1.5.1 Level Analisis ...............................................................
1.5.2 Jenis Penelitian .............................................................
1.5.3 Ruan Lingkup Penelitian ..............................................
1.5.4 Teknik Pengumpulan Data ...........................................
1.5.5 Teknik Analisis Data ....................................................
1.6 Sistematika Penulisan ...............................................................

BAB II. KERJASAMA ANTARA INDONESIA – JEPANG MELALUI
INDONESIA-JAPAN
ECONOMIC
PARTNERSHIP
AGREEMENT (IJ-EPA)
2.1 Hubungan Perdagangan Indinesia-Jepang ...............................
2.2 Pembentukan
INDONESIA-JAPAN
ECONOMIC
PARTNERSHIP AGREEMENT (IJEPA) ................................
2.2.1 Proses
Terbentuknya
INDONESIA-JAPAN
ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (IJEPA)..............................................................................
2.2.2 Tujuan
INDONESIA-JAPAN
ECONOMIC
PARTNERSHIP AGREEMENT (IJ-EPA) ....................

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xi

1
9
9
10
10
11
14
15
15
15
16
16
16
17

20
24

24
25

BAB III MANFAAT INDONESIA-JAPAN ECONOMIC PARTNERSHIP
AGREEMENT (IJ-EPA) BAGI INDONESIA
3.1 Implementasi
INDONESIA-JAPAN
ECONOMIC
PARTNERSHIP AGREEMENT (IJEPA) .................................
3.2 Peningkatan Manfaat INDONESIA-JAPAN ECONOMIC
PARTNERSHIP AGREEMENT (IJ-EPA) ................................
3.3 Peningkatan Ekspor Non Migas Indonesia Setelah
INDONESIA-JAPAN
ECONOMIC
PARTNERSHIP
AGREEMENT (IJEPA) ............................................................
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ...............................................................................
4.2 Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

30
37

47

58
59

DAFTAR PUSTAKA

Achdiat Atmawinjid, Massaruddin, ata, Dradjad Irianto, Lucia Diawati, Adriano
Adlir, Yus Susilo, Wartam RadPutu Juli Ardika, Ari Inehan, Doni
Kurniawan darto S., Oscar Bona V.T., Sol JAKARTA, DESEMBER
2008. Kedalaman Struktur Industri Yang Mempunyai Daya Saing Di Pasar
Global, Kajian Capacity Building Industri Manufaktur Melalui
Implementasi MIDEC‐IJEPA. Departemen Perindustrian Republik
Indonesia, dalam http:// www. depperin. go.id
Ahmad Erani Yustika, 2009. Ekonomi Politik, Kajian Teoritis dan Analisis
Empiris. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal 47
Al

Busyra
Basnur,
50
Tahun
Indonesia

Jepang
http://www.unisosdem.org/article
_printfriendly.php?aid=9324&coid=1&caid=27, diakses tanggal 15 Mei
2011 jam 18.20 WIB

Anonymous.
Manfaat
EPA.http://www.indonesianembassy.jp/
perdagangan/manfaat_ pa. pdf diakses tanggal 22 Maret 2011.
Badan Kebijakan Fiskal, Departemen Keuangan Republik Indonesia, Press
release,
www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/siaranpers/siaranpdf%5CIJEPA.pdf
,
diakses tanggal 13 April 2011, jam 03.00 WIB
Bambang
Wibawarta
Pusat
Studi
Jepang
UI
http://eprints.ui.ac.id/68883/5/122437-T%2026134-Analisa%20terhadapHA.pdf diakses tanggal 10 Februari 2011
Bob. Widyahartono, Tantangan Implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi
Indonesia-Jepang (IJEPA) sebagai Pelaksanaan Kerjasama Perdagangan
Internasional dalam Kerangka WTO. Diakses tanggal 15 Mei 2011 jam
11.23 WIB
bps-ekspor-februari-yoy-naik-mom-turun3.htm, diakses tanggal 10 Mei 2011, jam
21.10 WIB
David N Balaam and Michael Veseth, Introduction to International Political
Economy. New Jersey: Prentice Hall, 1997, hal. 4.
Disarikan dari berbagai artikel di Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia. http://www.ekon.go.id/ diakses tanggal 10 Mei 2011
jam 21. 25 WIB
Ekspor ke Jepang Akan Naik 20 Persen Setelah Implementasi EPA.2008.
Wartaniaga.com

http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:Knw45_DpfHIJ:els.bappenas.go.id/
upload/kliping/Kerjasama%2520IndKps.pdf+keuntungan+kerjasama+dengan +jepang&hl= id&gl=id&pid=bl
&srcid, diakses tanggal 15 Mei 2011 jam 20.25 WIB
http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:WBf9GD2R6kAJ:ditjenkpi.depdag.g
o.
id/Umum/IJEPA/Siaran%2520Pers%2520IJ-EPA/20080701RILIS-IJEPA-1-EDIT.pdf+manfaat +IJEPA+bagi+Indonesia&hl, diakses tanggal 15
Mei 2011 jam 13.43 WIB
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/hubungan-internasional-indonesiaJepang/ december 11th 2009, diakses tanggal 20 Januari 2011 jam 12.00
WIB
http://www./Hubungan perekonomian Indonesia-Jepang/birelEco_id.html, diakses
tanggal 23 Februari 2011 jam 24.23 WIB
http://www.binapenta.go.id/mod.php?i=87, diakses tanggal 15 Mei 2011 jam
13.30 WIB
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (Ij-Epa) Perjanjian Kemitraan
Ekonomi Indonesia-Jepang, www.indonesianembassy.jp/perdagangan/
manfaat epa.pdf, diakses tanggal 20 April 2011, jam 12.58 WIB
Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, Kerjasama Ekonomi Jepang Kepada
Indonesia, Kebijakan dan Keberhasilan. Juli 1992.
Kementerian Perdagangan RI Rencana Strategis 2010–2014 © 2009 ., diakses
tanggal 10 Mei 2011 Jam 21.05 WIB
Kojiro, Shiojiri. 2009. Tantangan dan Prospek Hubungan Indonesia - Jepang.
Pidato Dula Besar Jepang di Auditorium Pusat Studi Jepang (Psi),
Universitas Indonesia, Depok., 17 Februari 2009
Lexy J. Moleong, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit PT. Remaja
Rosda Karya Bandung
Rencana Strategis 2010–2014 © 2010 Kementerian Perdagangan RI
Seminar mengenai Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement dalam
http://www. deplu.go.id/Pages/Embassies.aspx?IDP=4399&l=id, diakses
tanggal 15 Mei 2011 jam 9.03 WIB
Toni Hinton, 2007. Pergeseran arah diplomasi ekonomi global dalam
http://beritasore. com /category/ekonomi/, diakses tanggal 12 Februari
2011 jam 12.30 WIB
Vitto R Tahar. 2009. Diplomasi Ekonomi Indonesia-Jepang. Suara Pembaruan
Daily