MAKNA PEREMPUAN SEKSI DALAM TAYANGAN TELEVISI (Analisis Semiotik pada Tayangan Komedi Tengah Malam (SEKSi) di Lativi)

MAKNA PEREMPUAN SEKSI DALAM TAYANGAN TELEVISI (Analisis
Semiotik pada Tayangan Komedi Tengah Malam (SEKSi) di Lativi)
Oleh: Whina Rysika Romadona (01220314)
Communication Science
Dibuat: 2007-01-24 , dengan 3 file(s).

Keywords: Makna perempuan seksi, tayangan televisi, Analisis semiotik.
Maraknya tayangan dalam televisi menempatkan perempuan sebagai sosok yang teraniaya,
sementara keteraniayaan itu bukan sebagai titik tolak melawan kesewenangan-wenangan
penindasan kaum lelaki. Atau cerita-cerita yang menempatkan perempuan sebagai penggoda.
Rumusan masalahnya dalam Skripsi ini adalah Bagaimanakah Makna perempuan dalam
tayangan Komedi Tengah Malam SEKSi di LATIVI dan tujuan penelitianya untuk mengetahui
Makna Perempuan dalam tayangan Komedi Tengah Malam SEKSi di LATIVI melalui analisis
Semiotik. Berdasarkan masalah atau kajian yang diteliti, maka penelitian ini tergolong penelitian
deskriptif interpretatif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif inerpretatif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat dengan tujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis.
Penelitian ini menggunakan analisis Roland Barthes karena menurut Barthes film merupakan
sistem yang berfungsi sebagian pada tingkatan mitos. Tanda berfungsi melalui kode dan
beroperasi pada dua tingkatan yaitu denotatif dan konotatif. Denotatif merefleksikan suatu
penandaan makna yang spesifik dan konotatif memberikan makna dan konteks kebudayaan

tertentu Apalagi isu tentang eksploitasi tubuh perempuan bukan lagi barang baru tetapi dari
jaman klasik sudah ada. Kebudayaan yang merekonstruksi perempuan untuk tunduk pada
citranya yaitu citra perempuan bisu yang sebagai pembawa makna bukan pembuat makna.
Karena itu teori yang dianggap tepat adalah teori gender dan feminisme dengan analisis
semiologi Barthes. Ruang lingkup penelitian ini adalah tayangan Komedi Tengah Malam Seksi
yang ditayangkan pada hari Rabu 15 Maret 2006 pada pukul 23.30 dengan judul “Maniak
Casting” dengan durasi 18 menit.
Tayangan Komedi Tengah Malam SEKSi dengan judul “maniak casting” berawal dari tiga orang
perempuan yang ikut casting yaitu Amy, Susi dan Susan. Amy bertemu Wawan yang mengaku
jadi produser dan berhak memilih orang yang lolos casting. Padahal Wawan hanyalah seorang
kameramen.Setelah berhasil mengelabui Amy Wawan meminta persyaratan agar Amy mau
untuk melakukan apa saja agar dia mendapatkan peran. Begitu juga dengan Susi dan Susan untuk
mendapatkan peran diapun bertingkah seseksi mungkin dengan tampang binalnya. Maka yang
mendapatkan peran adalah Susi dan Susan karena mereka punya kriteria perempuan seksi yang
mempunyai payudara yang besar. Tetapi Wawan mengatur jadwal pada malam hari untuk
mengerjai ketiga kontestan casting.Akhirnya pada giliran Amy dikerjai, kedok Wawan sebagai
produser palsu telah terungkap oleh Bossnya.
Untuk itu peneliti mencari signifier yaitu berupa perempuan dalam tayangan komedi tengah
malam dan signifiednya adalah interpretasi dari signifier yang merupakan tataran denotative
kemudian peneliti mencari makna konotasi yaitu makna yang lebih identik dengan operasi

idiologi, yang disebutnya mitos dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan
pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku pada suatu periode tertentu. Dari gaya busana,
signifiernya adalah Amy : baju ketat (semi tanktop), belahan dada terbuka, rok mini, sandal hak
tinggi. Signifiednya: perempuan seksi, tidak ketinggalan mode, nakal, penggoda. Makna

konotasi pertama : kebudayaan mengontrol tubuh perempuan karena dalam tataran kebudayaan
tubuh perempuan adalah seksualitas. Perempuan adalah imajinasi seksual laki-laki. Kedua
mengebiri perempuan dengan penggambaran fetistik (melebih-lebihkan) misalnya sepatu hak
tinggi, rambut panjang atau anting-anting atau juga perempuan mengubah dirinya sebagai objek
fetis dengan menyesuaikan mode, memfragmentasikan kecantikan perempuan ke dalam suatu
objek tatapan yang menentramkan hati. Menggunakan istilah “scopophilia fetistik” untuk
menggambarkan suatu proses, dimana kecantikan fisik dari objek dibangun dengan
mengubahnya menjadi sesuatu yang memuaskan dirinya sendiri. Dan kaum kapitalis mengerti
bahwa perempuan sangat potensial untuk dieksploitasi karena alasan fetisme baik itu berupa
tubuh perempuan dan kebutuhan perempuan. Pada akhirnya perempuan mengalami suatu proses
komodifikasi media.
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perempuan dalam tayangan ini juga dijadikan sebagai
objek tatapan laki-laki atau male gaze yang bisa menindas dan mendominasi perempuan
Tuntutan perempuan memang sangat kompleks fetisme dijadikan alasan kaum kapitalis
membaca kesempatan berbisnis. Jadi dunia kapitalis dan tuntutan perempuan yng didasari oleh

paham fetisme saling membutuhkan sehingga eksploitasi perempuan tetap berdiri dengan kokoh
Diharapkan penelitian ini menjadi inspirasi dan bermanfaat khususnya perempuan untuk menjadi
empowering women yang sadar akan kemampuannya yang selama ini di kebiri oleh suatu
tatanan masyarakat dimana posisi sebagai perempuan itu adalah dibawah laki-laki, lemah tak
berdaya, bodoh, kemampuan intelegensi yang dibawah laki-laki, kekuatannya juga dibawah lakilaki.

Dokumen yang terkait

KEKERASAN VERBAL DAN NON VERBAL PADA TAYANGAN KOMEDI DI TELEVISI (Analisis Isi Pada Tayangan Komedi Pesbukers Episode 23 Mei 2013 dan 23 Juli 2013)

7 25 44

LITERASI MASYARAKAT TERHADAP MUATAN KEKERASAN DALAM TAYANGAN KOMEDI DI TELEVISI (Studi Resepsi Pada Komunitas Sekolah Bunda Terhadap Komedi Pesbukers ANTV)

0 7 19

MAKNA VISUAL TAYANGAN ADZAN(Analisis Semiotik Visual Tayangan Adzan Maghrib Versi “ Kisah Seorang Anak Miskin ” di Stasiun Televisi Indosiar)

0 20 2

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan.

0 3 15

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan.

0 2 10

PENDAHULUAN REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI Analisis Semiotika John Fiske pada Tayangan TVC Tri Always On versi Perempuan.

5 12 40

KEKERASAN DAN PORNOMEDIA DALAM KOMEDI PESBUKERS (Analisis Isi Kekerasan dan Pornomedia dalam Tayangan Televisi pada Kekerasan dan Pornomedia dalam Komedi Pesbukers (Analisis Isi Kekerasan dan Pornomedia dalam Tayangan Televisi Pada Program Acara Komedi

2 7 14

UNSUR KEKERASAN DALAM TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Unsur Kekerasan Dalam Tayangan Komedi Opera Van Java (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bu

0 2 17

UNSUR KEKERASAN DALAM TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bulan Unsur Kekerasan Dalam Tayangan Komedi Opera Van Java (Studi Analisis Isi Tayangan Komedi Opera Van Java di Trans 7 Periode Bu

0 7 14

Perempuan dalam Tayangan Iklan di Televisi

0 0 10