Rancang Bangun Perangkat Wireless Untuk Projector Konvensional

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini pertumbuhan teknologi berkembang dengan pesat, berbagai macam teknologi dengan penuh inovasi yang banyak bermunculan dengan terus menerus. Dengan menggunakan jaringan wireless dapat membuat suatu perangkat tanpa menggunakan kabel. Wireless network merupakan sekumpulan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer dengan menggunakan media udara/gelombang sebagai jalur lintas datanya. Salah satu produk yang dapat menggunakan jaringan wireless adalah projector, dengan memanfaatkan jaringan wireless ini kita dapat menggunakan projector sebagai perangkat media output atau hasil yang dihubungkan dari laptop. Pemakaian projector wireless ini akan membuat nyaman pengguna tanpa memikirkan lintasan kabel yang seharusnya tersambungkan diantara projector dan laptop. Dengan menggunakan prangkat wireless ini akan memudahkan pengguna untuk berpindah tempat dari tempat sebelumnya, sehingga pengguna pun akan lebih leluasa serta nyaman ketika melakukan presentasi.

Kondisi ruangan belajar mengajar di teknik elektro UNIKOM sampai saat ini masih menggunakan projector saat pembelajaran atau presentasi untuk mahasiswa, maka dari itulah didapatkan ide untuk mencoba membuat alat ini dengan memanfaatkan media wireless menggunakan radio frekuensi sebagai sumber jaringan yang dapat digunakan oleh dosen atau mahasiswa pada setiap ruangan belajar mengajar teknik elektro di UNIKOM. Radio frekuensi lebih


(2)

mudah digunakan untuk pengiriman data berupa video dan dapat dipakai untuk jangkauan yang sangat luas bila dibandingkan dengan Bluetooth. Diharapkan dengan dibuatnya alat ini dapat bermanfaat khususnya untuk ruang belajar teknik elektro di UNIKOM sendiri.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam tugas akhir ini sebagai berikut.

1. Tidak efektifnya media kabel yang digunakan untuk komunikasi laptop dan projector.

2. Belum adanya teknologi wireless yang digunakan untuk komunikasi antara laptop atau komputer ke projector konvensional di ruangan pembelajaran teknik elektro di UNIKOM, karena pada saat ini masih menggunakan media kabel sebagai penghubungnya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan identifikasi diatas, kemudian dihasilkan suatu rumusan masalah pada tugas akhir ini sebagai berikut.

1. Bagaimana cara membuat efektif selain media kabel yang digunakan untuk komunikasi laptop atau komputer dan projector.

2. Bagaimana cara merancang sebuah perangkat wireless yang dapat terhubung ke projector konvensional sebagai pengganti media kabel dalam mengkomunikasikan antara perangkat dan projector di dalam ruangan kelas teknik elektro UNIKOM secara mudah.


(3)

1.4 Tujuan

Ada pun tujuan tugas akhir ini sebagai beriku.

1. Membuat media komunikasi tanpa menggunakan kabel sebagai penghubung antara laptop komputer ke projector agar dapat efektif digunakan.

2. Membuat sebuah perangkat wireless yang berfungsi sebagai penghubung antara komputer atau laptop dengan projector konvensional sebagai suatu solusi untuk menggantikan media kabel yang dianggap kurang efektif karena sering rusak.

1.5 Batasan Masalah

Perancangan dan pembuatan alat ini memiliki beberapa batasan masalah, di antaranya :

1. perangkat wireless yang digunakan tipe TP-LINK TL-WN823N ; 2. media masukan yang digunakan pada perangkat wireless ke projector

menggunakan port VGA;

3. penggunaan pada jarak maksimal hingga ± 20 meter;

4. penggunaan perangkat hanya bisa digunakan pada laptop atau komputer yang memiliki Wi-Fi;


(4)

1.6 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi institusi

Bagi institusi alat wireless pada projector dan laptop dapat dimanfaatkan di setiap ruangan belajar mengajar teknik elektro di UNIKOM yang masih menggunakan kabel VGA sebagai media penghubungnya.

2. Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa alat wireless ini dapat memberi kenyamanan dan menambah konsentrasi saat sedang menggunakan projector di ruangan belajar mengajar di teknik elektro di UNIKOM.

3. Bagi peneliti

Bagi peneliti alat wireless ini dapat memenuhi syarat dalam menempuh pendidikan program studi strata S-1 dan diharapkan penelitian dapat bermanfaat bagi institusi dan mahasiswa.

1.7 Langkah-langkah Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan tahapan sebagai berikut.

 Tinjauan Pustaka, merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara membaca atau mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang menjadi topik dalam skripsi.

 Observasi, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung mengenai obyek yang akan


(5)

dilakukan untuk selanjutnya dijadikan pertimbangan untuk pengembangan alat.

 Perancangan yaitu mengaplikasikan teori yang didapat dari studi pustaka dan dari hasil bimbingan, serta tersusun suatu perancangan sistem untuk bagian perangkat keras (hardware) juga untuk perangkat lunak (software).

 Pembuatan, merupakan tahap pengerjaan alat yang sebelumnya telah dirancang.

 Pengujian, merupakan metoda untuk mengetahui hasil dari perancangan pada sistem yang telah dibuat.

 Analisa, merupakan proses pendalaman terhadap alat yang dibuat apakah sudah berhasil sesuai dengan yang direncanakan atau belum, selanjutnya akan dilakukan pengujian baik secara teoritis ataupun praktis, dan jika terdapat kekurangan maka akan dilakukan beberapa perbaikan sistem sehingga akhirnya penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan dari penelitian ini.

1.8 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan tugas akhir ini terbagi menjadi beberapa bagian. BAB I. Pendahuluan

Pada bab ini membahas tentang latar belakang permasalahan, tujuan tugas akhir, ruang lingkup dan pembahasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika pembahasan.


(6)

BAB II. Dasar Teori

Pada bab ini membahas tentang teori-teori dasar dari sistem wireless, jenis komunikasi dan modulasi yang digunakan sehingga didapat sebuah sistem yang dapat menjadi acuan untuk penelitian tugas akhir.

BAB III. Perancangan Alat

Pada bab ini dibahas mengenai pemilihan komponen untuk wireless dan komponen-komponen lainnya yang akan digunakan pada sistem serta perancangan sistem alat, baik hardware maupun software.

BAB IV. Pengujian dan Analisis

Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis dari pengukuran data alat yang dibuat dengan menghitung jarak pada pengguna ke perangkat dan kecepatan transfer data.

BAB V. Penutup

Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Pada bab ini juga dikemukakan saran-saran yang berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan hasil tugas akhir ini.


(7)

7

2.1 Projector

Projector adalah perangkat yang mengintegrasikan sumber cahaya, sistem optik, elektronik dan display dengan tujuan untuk memproyeksikan gambar atau video ke dinding atau layar. Dibandingkan dengan media yang lain seperti Plasma atau LCD Display, projector memiliki beberapa kelebihan seperti, dapat membuat tampilan yang sangat besar, dapat dibawa dengan mudah serta fleksibilitas yang tinggi. Projector konensional yaitu projector yang umum digunakan oleh penggunanya saat awal produksi projector tersebut yang dipasarkan ke masyarakat.

Gambar 2.1 Projector [1]

Ruangan pembelajaran di teknik elektro UNIKOM memiliki projector yang sudah menggunakan kbel VGA, dosen dan mahasiswa dapat saling menggunakan projector tersebut dengan cara bergantian. Namun pemakaian tersebut kurang nyaman digunakan karena panjangnya kabel VGA tersebut tertumpuk yang terkadang yang menjadi rusak atau tidak menampilkan layar dari projector tersebut. Inputnya yang digunakan secara umum berupa VGA dan HDMI, dengan menggunakan input tersebut pengguna bebas memilih salah satu inputan yang akan digunakan pada projector tersebut.


(8)

Cakupan antara pengguna untuk menghubungkan ke projector disesuaikan dengan panjangnya kabel penghubung yang akan digunakan. Panjang kabel VGA dan HDMI yaitu kisaran 1 Meter, 3 Meter, 5 Meter, 10 Meter, hingga 50 Meter. Dengan panjang kabel tersebut tentu tidaklah mudah untuk meletakan dan merapihkan kabel tersebut, terkadang saat ingin melakukan pemasangan, kabel tersebut kurang panjang atau terlalu panjang. Penggunaan kabel VGA atau HDMI yang terlalu panjang akan mengalami sedikitnya gangguan saat menggunakan pada projector seperti delay sepersekian detik.

2.1.1 Jenis-Jenis Projector

Projector yang selalu digunakan ternyata memiliki beberapa jenis projector. Pengguna dapat menentukan projector sesuai kebutuhan yang akan digunakan. Berikut ini beberapa jenis projector.

1. Projector Digital

Projector digital adalah peralatan teknologi yang digunakan untuk mengkonversi data gambar secara langsung dari komputer ke sebuah layar melalui sistem lensa. Projector digital menyediakan visualisasi data yang sebenarnya disimpan dalam komputer untuk presentasi. Projector ini me mungkinkan para penonton untuk menonton gambar bergerak dari sebuah DVD. Projector digital miliki peranan penting dalam pembentukan sistem home theater. Proyektor ini menggunakan standar SVGA resolusi i. e. 800.600 pixel. Biaya proyektor digital ditentukan oleh resolusi dan juga kecerahan.


(9)

Jika akan menggunakannya dalam ruang besar atau aula konferensi besar yang harus kecerahan dari 1,000 sampai 4,000 ANSI lumens. Projector digital pertama, projector Eidophor diperkenalkan pada tahun 1950. Eidopher projector menggunakan permukaan berminyak di disk yang berputar dengan cahaya bersinar melalui itu dan mempekerjakan berkas elektron untuk mengganggu minyak dalam cara tertentu. Eidopher projector tidak mampu menghasilkan warna. Saat ini ada beberapa model kualitas tinggi projector digital yang tersedia di pasar sehingga projector Eidopher kurang umum. Berikut ini adalah jenis projector digital.

Gambar 2.2 Projector Digital [2]

2. Projector LCD

Bekerja berdasarkan prinsip pembiasan cahaya yang dihasilkan oleh panel-panel LCD. Panel ini dibuat terpisah berdasarkan warna-warna dasar, merah, hijau dan biru (R-G-B). Sehingga terdapat tiga panel LCD dalam sebuah projector. Warna gambar yang dikeluarkan oleh projector merupakan hasil pembiasan dari panel-panel LCD tersebut yang telah disatukan secara khusus. Beberapa gambar yang telah disatukan tersebut kemudian dilewatkan melalui lensa dan ditampilkan pada layar sehingga dapat dilihat sebagai gambar utuh. Gambar yang dihasilkan projector LCD


(10)

memiliki tingkatan warna yang baik karena warna yang dihasilkan olah panel LCD langsung dibiaskan lensa ke layar. Selain itu gambar pada projector LCD juga lebih tajam dibandingkan dengan hasil gambar projector DLP. Kelebihan lain dari LCD adalah penggunaan cahaya yang lebih efisien sehingga dapat memproduksi "ansi lumens" yang lebih tinggi dibandingkan projector dengan teknologi DLP. Sedangkan kelemahan teknologi LCD adalah besar pixel yang terlihat jelas di gambar. Ini yang menyebabkan teknologi LCD kurang cocok untuk memutar film karena akan terasa seperti melihat film dari balik mata yang terhalang. Berikut ini jenis projector LCD.

Gambar 2.3 Projector LCD [3]

3. Projector CRT

CRT atau sering disebut juga dengan Katoda Ray Tube yang memanfaatkan projector kuno tabung gambar yang telah digunakan pada TV konvensional selama beberapa dekade. Dengan jenis projector ini, tiga CRT, plus lensa pembesar, digunakan untuk melemparkan sebuah gambar ke layar. Para CRT digunakan untuk memproyeksikan warna utama, merah, biru dan hijau. Adanya tiga tabung yang berbeda-beda warna dalam proyektor CRT, membuat projector ini lumayan besar dan berat. Sehingga dianggap kurang fleksibel untuk digunakan pada


(11)

presentasi-presentasi dalam ruang yang kecil. Projector semacam ini bekerja dengan baik untuk menghasilkan kontras yang besar, sangat berbeda kulit hitam, dan warna yang besar. CRT karena gambar tersebut tidak dipindai dengan berkas elektron, mereka tidak terbatas pada kisaran tertentu dan menawarkan piksel lintang yang lebih besar dalam hal resolusi layar. Secara keseluruhan, sebuah projector CRT memberikan pengguna yang sangat memuaskan, pada kualitas gambar film. Tidak seperti DLP dan model LCP, CRT projector tidak memiliki bola lampu yang memerlukan penggantian, yang akan menghemat uang konsumen. Berikut ini jenis Projector CRT.

Gambar 2.4 Projector CRT [4]

4. Projector DLP

Projector Digital Light Processing atau yang disingkat dengan DLP kali pertama dikembangkan oleh Texas Instrument. Pada DLP, cahaya terlebih dahulu akan mengenai sebuah Color Filter berbentuk roda. Kemudian warna yang diperoleh akan mengenai Digital Micromirror Devices (DMD). Dari DMD inilah kemudian cahaya akan diproyeksikan dengan cara dipantulkan ke layar. DMD adalah sebuah optical chip yang terdiri dari tiga lapis cermin-cermin micro yang masing-masing lapisan


(12)

dipisahkan oleh rongga udara yang memungkinkan cermin untuk miring sejauh -10 sampai +10 derajat. Kemiringan setiap cermin DMD akan diatur oleh sebuah chip khusus yang ada pada DMD. Keberadaan DMD membuat DLP hanya membutuhkan satu set optic. Kesederhanaan ini membuat proyektor DLP lebih ringkas dan ringan. Beratnya dapat mencapai kurang dari 250 gram. Contrast Ratio dan struktur pixel DLP juga lebih baik. Hal ini disebabkan oleh sistem transmisive yang dimiliki oleh DLP. Meskipun pada beberapa sisi DLP lebih baik dari LCD, DLP juga memiliki kekurangan. Penggunaan colorwheel pada DLP mengurangi nilai brightness proyektor.

DLP memiliki cara kerja yang sangat berbeda dengan LCD. Salah satu perbedaan DLP adalah adanya chip DLP (disebut juga DMD - Digital Micro Device). Pada chip DLP ini terdapat cermin yang berukuran mikro (sepersejuta) yang terbuat dari alumunium dan berfungsi untuk mematulkan cahaya untuk membentuk citra. Cermin ini dapat bergerak membelokkan cahaya sampai 5000 kali per detik. Perbedaan lain juga terdapat pada cara DLP memberi warna pada cahaya yang lewat lampu proyektor. Cermin mikro pada chip DLP tidak memiliki warna yang spesifik untuk memberi warna pada gamba. Sehingga diperlukan filter warna (berupa lingkaran yang berisi warna-warna dasar merah, hijau dan biru) yang berputar dengan ritme tertentu dan tersinkronisasi dengan pergerakan cermin mikro. Cahaya yang tidak dipakai pada gambar akhir akan dibelokkan keluar dari jalur bias oleh cermin mikro. Projector hi-end ada yang menyimpan 3 chip DLP dalam perangkatnya. Keunggulan


(13)

teknologi DLP terdapat pada ringkasnya ruang cahaya yang diperlukan. Selain itu, kontras warna yang dihasilkan proyektor DLP sangat baik dengan kualitas warna hitam yang lebih baik. Piksel yang terlihat pada gambar yang dihasilkan oleh proyektor LCD juga dapat diminimalisir dengan baik oleh teknologi DLP. Sedangkan kelemahan DLP terdapat pada lingkaran warna yang merupakan salah satu komponen pentingnya.Berikut ini jenis Projector DLP.

Gambar 2.5 Projector DLP [5]

2.1.2 Projector Konvensional dan Non Konvensional

Pada penjelasan kali ini adalah projector konvensional dan non konvensional. Projector konvensional dan non konvensional dapat diketahui dari jenis resolusi yang digunakan pada projector tersebut. Projector konvensional biasanya memiliki harga rendah dibandingkan dengan non konvesional, selain factor harga projector konvensional dapat diketahui jenis resolusinya. Resolusi pada projector sangatlah berpengaruh dalam penggunaanya jika semakin tinggi resolusinya maka harganya pun akan semakin mahal. Pada projector terdapat jenisnya yaitu SVGA, XGA, SXGA, dan UXGA.


(14)

a) SVGA (Super VGA)

SVGA adalah proyektor memiliki resolusi 800×600 pixel. Resolusi ini sangat cocok untuk digunakan keperluan presentasi sederhana. Yang dimaksud dengan presentasi sederhana adalah presentasi-presentasi yang tidak menampakkan gambar-gambar yang kompleks hanya seputar teks, grafik, dan diagram biasa saja.

b) XGA (Extentend Graphics Array)

Nilai resolusi pada proyektor XGA adalah 1024×768 pixel. Gambar yang dihasilkan oleh proyektor XGA lebih jernih dibandingkan proyektor dengan resolusi SVGA, sehingga penggunaannya dapat lebih luas. Projector XGA dapat digunakan untuk melakukan presentasi yang lebih banyak menggunakan warna dibanding presentasi dengan SVGA.

c) SXGA (Super XGA)

Proyektor dikatakan memiliki resolusi SXGA berarti proyektor tersebut memiliki resolusi sebesar 1280×1024 pixel. Proyektor dengan resolusi tinggi ini juga cocok untuk digunakan sebagai layar pada home entertainment. Karena untuk menonton sebuah film memang dibutuhkan resolusi yang tinggi. d) UXGA (Ultra XGA)

Proyektor dengan resolusi UXGA sampai saat ini masih sangat mahal dan jarang. Proyektor beresolusi 1600×1200 pixel ini lebih cocok digunakan oleh para profesional yang bergerak di bidang imaging untuk melakukan presentasi. Atau bagi yang memang memiliki dana berlebih untuk home entertaiment.


(15)

e) QXGA (Quard XGA)

Sampai saat ini, proyektor yang memiliki resolusi QXGA masih sangat jarang. Salah satunya adalah proyektor yang diproduksi oleh JVC. Proyektor tersebut menggunakan sistem LCOS dengan sebuah chip yang dinamakan D-ILA. Yang dimaksud dengan resolusi QXGA adalah proyektor beresolusi 2048×1536 pixel. Hampir tujuh kali lebih besar dari SVGA.

Dari penjelasan resolusi yang digunakan dapat diketahui bahwa projector konvensional dengan tingkatan resolusi SVGA dan XGA, karena harganya lebih rendah dengan projector non konvensional. Projector non konvensional termasuk jenis SXGA , UXGA dan QXGA karena harganya lebih tinggi.

2.2 Modul Wireless

Wireless adapter adalah yang dipakai oleh komputer pengguna untuk menerima dan mentrasmisikan sinyal. Wireless adapter mempunyai prinsip kerja yang hampir sama dengan sebuah Access Point (AP), namun tetapi lebih sederhana. Apabila dalam sebuah Access Point (AP) terdapat memory maupun processor, maka pada wireless adapter penggunaanya tidak sekompleks Access Point (AP). Perangkat ini adalah perangkat standard yang di gunakan untuk Access Point (AP). Berdasarkan penggunaanya,secara umum wireless adapter di bedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Wireless Adapter untuk PC

Wireless adapter untuk PC pada umumnya menggunakan slot PCI. Selain wireless adapter slot PCI, untuk komputer desktop bisa kita pasang dengan menggunakan card PCMCIA. Namun demikian,untuk


(16)

memasangnya di perlukan lagi satu holder untuk card tersebut, sehingga akan membutuhkan lebih banyak biaya dalam operasionalnya.

Gambar 2.6 Wireless Adapter untuk PC [6]

2. Wireless adapter USB

Wireless adapter USB adalah jarak pendek, tinggi bandwidth nirkabel radio komunikasi protokol dibuat oleh Promoter Group USB Wireless. Wireless USB kadang-kadang disingkat sebagai "WUSB mampu", meskipun USB Implementers Forum menghambat praktek ini dan sebagai gantinya lebih suka menyebutnya teknologi "Certified Wireless USB" untuk membedakannya dari standar UWB bersaing. Wireless USB didasarkan pada Ultra-Wideband platform (UWB) radio umum, yang mampu mengirimkan 480 Mbit/s pada jarak hingga 3 meter (9,8 kaki) dan 110 Mbit/s sampai dengan 10 meter (33 kaki). Hal ini dirancang untuk beroperasi direntang frekuensi 3,1-10,6 GHz.

Wireless USB digunakan dalam pengendali permainan, printer, scanner, kamera digital, portable media player, hard disk drive dan flash drive.


(17)

Gambar 2.7 Wireless adapter USB [7]

2.3 Transceiver Software

Transceiver berasal dari kata ‘transmitter’ yang berarti pengirim dan

‘receiver’ yang berarti penerima. Software adalah perangkat lunak. Karena disebut juga sebagai perangkat lunak, maka sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat keras, jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat dilihat dan disentuh oleh secara langsung manusia, maka software atau Perangkat lunak tidak dapat disentuh dan dilihat secara fisik, software memang tidak tampak secara fisik dan tidak berwujud benda namun bisa untuk dioperasikan. Software komputer adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui sofware atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah pada perangkat yang dituju. Secara sederhana transceiver software adalah pengirim dan penerima data yang ditransmisikan melalui media udara/gelombang, Transceiver adalah dasar atau landasan dari komunikasi wireless yang digunakan. Berikut ini adalah software yang digunakan sebagai transceiver :


(18)

Gambar 2.8 SoftwareTransceiver [8]

2.3.1 Transmitter

Transmitter adalah sebuah perangkat komunikasi yang dapat menyalurkan sumber informasi ke sistem komunikasi. Transmitter wireless adalah Perangkat yang dirancang untuk bertukar data tanpa menggunakan kabel memerlukan dua komponen dasar, pemancar nirkabel sekaligus penerima yang dipasangkan. Pemancar wireless disiarkan menggunakan frekuensi (RF) gelombang radio. Fungsi dari pemancar FM adalah untuk merubah satu atau lebih sinyal input yang berupa frekuensi audio (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF (Radio Frekuensi) yang dimaksudkan sebagai output daya yang kemudian diumpankan ke sistem antena untuk dipancarkan. Berikut ini transmitter yang digunakan.

Gambar 2.9 Blok Diagram Transmitter

Dari blok diagram diatas ada pun cara untuk mentransmisikan transmitter yaitu dengan menjalankan program software tertentu untuk mengkoneksikan ke penerima.

Komputer/


(19)

2.3.2 Receiver

Receiver berfungsi untuk menerima sinyal dari sistem transmisi dan menggabungkannya ke dalam bentuk tertentu yang dapat ditangkap dan digunakan oleh penerima.

Gambar 2.10 Blok Diagram Receiver

Transceiver dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu Simple, full duplex dan halfduplex. Salah satu bagian dari teknologi wireless adalah radio.

1. Simplex

Simplex adalah komunikasi yang tidak memungkinkan penerima dan pengirim saling bertukar informasi. Pada komunikasi ini sinyal-sinyal dikirim hanya satu arah saja dalam waktu yang bersamaan. Karena melalui satu arah saja, komunikasi ini tidak terjadi secara interaktif, informasi hanya disampaikan melalui satu titik saja. Biasanya metode simplex ini dimanfaatkan oleh teknologi seperti Televisi dan Radio. Konsep ini bisa diterapkan pada metode broadcasting penyiaran televisi dan radio. Dimana satu sumber memberikan informasi kepada pendengar atau penonton saja, namun dari pihak pendengar atau penonton tidak dapat berkomunikasi atau memberikan informasi secara langsung melalui jalur tersebut.

Modul Wireless


(20)

Gambar 2.11 Cara Kerja Transmisi Simplex 2. Half duplex

Half duplex merupakan sebuah mode komunikasi dimana data dapat ditransmisikan atau diterima secara dua arah tapi tidak dapat secara bersama-sama. Contoh paling sederhana adalah talkie walkie, dimana dua penggunanya harus menekan sebuah tombol untuk berbicara dan melepaskan tombol tersebut untuk mendengar, ketika dua orang menggunakan talkie walkie untuk berkomunikasi pada satu waktu tertentu, hanya salah satu diantara mereka yang dapat berbicara sementara pihak lainnya mendengar.

Gambar 2.12 Cara Kerja Transmisi Half Duplex 3. Full duplex

Dalam komunikasi full duplex, dua pihak yang saling berkomunikasi akan mengirimkan informasi dan menerima informasi dalam waktu yang sama dan umumnya membutuhkan dua jalur komunikasi. Pada umumnya model ini memerlukan dua jalur komunikasi. Contoh yang sering kita temukan dalam kehidupan adalah telepon, dimana penggunanya bisa berbicara (mengirim) dan mendengar (menerima) secara bersamaan. Komunikasi full duplex juga dapat


(21)

diraih dengan menggunakan teknik multiplexing, dimana sinyal yang berjalan dengan arah yang berbeda akan diletakkan pada slot waktu (time slot) yang berbeda. Kelemahan teknik ini adalah bahwa teknik ini memotong kecepatan transmisi yang mungkin menjadi setengahnya.

Gambar 2.13 Cara Kerja Transmisi Full Duplex

2.4 Motode Point to Point

Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP) adalah sebuah protokol enkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN). Protokol ini merupakan standar industri yang berjalan pada lapisan data-link dan dikembangkan pada awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukung pengalamatan IP statis kepada para kliennya.

Dibandingkan dengan pendahulunya (SLIP), PPP jauh lebih baik, mengingat kerja protokol ini lebih cepat, menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara dinamis tanpa adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protokol ini juga mendukung banyak protokol-protokol jaringan secara simultan. Point-to-Point Protocol (PPP) awalnya muncul sebagai sebuah protokol enkapsulasi untuk mengangkut lalu lintas IP over-to-point link titik. PPP juga mendirikan sebuah standar untuk tugas dan pengelolaan alamat IP, asinkron (start


(22)

atau stop) dan enkapsulasi sinkron bit-oriented, protokol jaringan multiplexing, konfigurasi link, link pengujian kualitas, deteksi kesalahan, dan pilihan negosiasi untuk kemampuan seperti layer jaringan alamat negosiasi dan negosiasi data-kompresi.

Dengan kata lain Pengertian point to point adalah satu alat dapat terhubung ke satu alat dalam suatu jaringan. Satu alat sebagai pusat yang memancarkan suatu data dengan radio frekuensi ke alat lainnya (hanya satu tujuan) secara wireless atau tanpa kabel. Karena pada alat tersebut dalam satu jaringan memiliki frekuensi yang sama maka alat tersebut akan menerima data yang sama sebagai informasi yang harus diterima. Transmisi radio yang digunakan dengan point to point berupa simplex. Untuk jaringan transceiver komunikasi yang digunakan adalah komunikasi satu arah (Simplex). Transmisi radio Simplex adalah komunikasi satu arah digunakan saat ini, dalam metode point to point bagian instruktur dapat mengirim dan menerima informasi. Pengguna hanya dapat mengirim informasi ke 1 pengguna lain saja. Contohnya adalah seseorang yang ingin melakukan perintah dari komputer/laptop untuk mengeprint laporannya.

Dalam suatu mode koneksi jaringan metode point to point yaitu sama dengan topologi jaringan point to point. Topologi point to point adalah topologi yang menggambarkan antara dua komputer atau lebih tepatnya antara dua titik. Jaringan kerja titik ketitik merupakan jaringan kerja yang paling sederhana tetapi dapat digunakan secara luas. Begitu sederhananya jaringan ini, sehingga seringkali tidak dianggap sebagai suatu jaringan tetapi hanya merupakan komunikasi biasa. Dalam hal ini, kedua pengguna mempunyai kedudukan yang setingkat, sehingga pengguna manapun dapat memulai dan mengendalikan


(23)

hubungan dalam jaringan tersebut. Data dikirim dari satu pengguna langsung ke pengguna lainnya sebagai penerima, misalnya antara terminal dengan CPU.

Gambar 2.14 Metode Point to point

2.5 Metode Point to Multipoint

Point-to-multipoint dapat diartikan sama dengan distribusi . Satu base station dapat melayani ratusan dari pelanggan yang berbeda-beda baik yang bersangkutan dengan bandwith dan layanan yang disediakan. Secara garis besar, frekuensi dan perhitungan power hampir sama dengan point-to-point. Hanya saja jaringan point-to-multipoint ada yang mampu membentuk jaringan yang baik walaupun diantaranya terdapat penghalang (NLOS=Not Line Of Sight). Teknologi yang digunakan adalah OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Memanfaatkan penghalang/obstacle sebagai media pemantul sinyal OFDM yang mempunyai banyak carrier (multi-carrier) sampai ke tujuan. Sehingga sinyal yang datang dari berbagai arah pantulan sampai di sisi penerima dibuat saling memperkuat. Jika jarak antar antena tidak ada penghalang maka jangkauannya akan lebih jauh.

Sistem Point-to-Multipoint, yang mungkin dikenal sebagai Broadband Wireless Access (BWA) atau Local Multipoint Distribution Service (LMDS), secara sejarah sama dengan sistem cellular atau narrow band wireless local loop. Sistem ini menyediakan yang mencakup suatu area geografik yang spesifik


(24)

(dengan radius sampai 4 mil) untuk mendeliver pelayanan telekomunikasi kepada pelanggan dalam area cell tersebut. Bandwidth koneksi ini dari 64kb/s sampai 155 Mb/s. Arsitektur Point-to-Multipoint juga menampakkan beberapa karakteristik unik yang membedakan dari jaringan yang lain. Untuk menyediakan konsistensi dan kecocokan dengan jaringan kabel, arsitekturnya di desain untuk support Asyncrounus Transfer Mode (ATM). Saat ini, ATM menawarkan protokol terdefinity dan quality of services metrics paling bagus. ATM cell structure juga membolehkan transmisi dua arah berbagai macam media seperti voice, data dan video, dengan adaptive layering menjamin integritas medium.

Arsitektur Poini to Multipoint dapat menggabungkan isi multimedia dan mengirimnya dari single cell hub melalui satu atau lebih carrier ke banyak pelanggan dalam cell yang telah ditentukan. Masing- masing customer mengirim balik transmisi yang unik ke hub, menyelesaikan access loop. Untuk menyempurnakan koneksi ini, Time Division Multiplex digunakan untuk jalur outbound atau downstream dimana paket informasi didalam wireless ATM frame. Virtual Path Identifiers (VPI) dan Virtual Channel Identifiers (VCI) dengan ATM protocol memberi alamat pada masing-masing paket dengan point tujuan mereka.


(25)

2.6 Jaringan Tanpa Kabel (Wireless)

Wireless atau dalam bahasa indonesia disebut nirkabel, adalah teknologi yang menghubungkan dua piranti untuk bertukar data tanpa media kabel. Definisi dari telekomunikasi adalah mendistribusikan informasi dari satu titik ke titik lain.

Jika kita tambahkan kata “tele” di depan kata “komunikasi” maka pengertiannya

menjadi komunikasi jarak jauh. Dalam hal ini, jauh tidak dijelaskan seberapa jauh jaraknya, dengan sepersekian senti, meter atau bahkan kilo, karena relatif. Dalam hal ini, jauh tidak dijelaskan seberapa jauh jaraknya, apakah itu sepersekian senti, meter atau bahkan kilo, karena relatif. Sebagai contoh dua perangkat Handphone yang dihubungkan melalui bluetooth, walaupun jaraknya hanya sepersekian senti atau meter, itu sudah disebut telekomunikasi. Untuk telekomunkasi, manusia pada dasarnya memerlukan alat bantu, seperti halnya pesawat radio, televisi maupun telepon dan lain sebagainya. Dari segi bentuk, telekomunikasi dibagi menjadi dua bagian; fisik (wired) dan non fisik (wireless). Pengertian wired dalam bahasa yang simpel ialah pendistribusian informasi melalui kawat. Wired menggunakan kabel sebagai media penghubung. Singkatnya perangkat tersebut dapat dilihat dan diraba, makanya dari itu disebut juga telekomunikasi fisik.

Teknologi jaringan nirkabel sebenarnya sangat luas mulai dari komunikasi suara sampai dengan jaringan data, yang mana membolehkan pengguna untuk membangun koneksi nirkabel pada suatu jarak tertentu. Penggunaan yang umumnya digunakan untuk jaringan nirkabel termasuk di dalamnya adalah komputer, komputer genggam, PDA, telepon seluler, tablet PC dan lain sebagainya. Teknologi nirkabel ini memiliki kegunaan yang sangat banyak.


(26)

Contohnya, pengguna bergerak bisa menggunakan telepon seluler mereka untuk mengakses e-mail. Sementara itu para pengguna saat menggunakan laptop bisa terhubung ke internet ketika mereka sedang di bandara, kafe, kereta api dan tempat publik lainnya. Selain itu pengguna dapat terhubung ke desktop mereka (melalui bluetooth) untuk melakukan sinkronisasi dengan PDA (Personal Digital Assistant)-nya.

Kelebihan teknologi ini adalah mengeliminasi penggunaan kabel, yang bisa dapat menganggu secara estetika, dan juga kerumitan instalasi untuk menghubungkan lebih dari 2 pengguna saat bersamaan. Misalnya: untuk menghubungkan sebuah 1 komputer server dengan 100 komputer client, dibutuhkan minimal 100 buah kabel, dengan panjang bervariasi sesuai jarak komputer klien dari server. Jika kabel-kabel ini tidak melalui jalur khusus yang ditutupi (seperti cable tray atau conduit), hal ini dapat mengganggu pemandangan atau interior suatu bangunan. Pemandangan sangat tidaknyaman saat ditemui pada hubungan antar pengguna pada teknologi nirkabel ini. Kekurangan teknologi ini adalah kemungkinan interferensi/gangguan terhadap sesama hubungan nirkabel pada pengguna lainnya.

Hotspot merupakan coverage area yang dimiliki access point agar komputer dengan perangkat wireless disekitar dapat terkoneksi internet. Hotspot menyediakan layanan wireless LAN dan internet secara gratis maupun dengan biaya. Area Hotspot biasanya menggunakan tempat area umum (seperti ruang lobby, area parkir, kantin dll) agar perangkat WLAN yang digunakan user bisa melakukan akses kelayanan Access Point. Ada 3 range frekuensi umum yang dalam tranmisi wireless yaitu ;


(27)

i. Frekuensi microwave dengan range 2 – 40 GHz, cocok untuk tranmisi point to point.

ii. Frekuensi dalam range 30 MHz – 1 GHz, cocok untuk aplikasi omnidirectional. Range ini ditujuan untuk rangebroadcast radio.

Range frekuensi lain yaitu antara 300 – 200000 GHz untuk aplikasi local, adalah spectrum infra red. Infra merah sangat berguna untuk aplikasi point-to-point dan multipoint dalam area terbatas, seperti sebuah ruangan.

2.7 Raspberry Pi

Raspberry Pi (juga dikenal dengan RasPi) adalah sebuah SBC (Single Board Computer) yang menggunakan system on a chip (SoC) dari Broadcomm BCM2835, juga sudah termasuk prossesor ARM1176JZF-S 700 MHz, GPU Video Core IV dan RAM sebesar 256 MB (untuk Rev. A) dan 512 MB (untuk Rev. B). Raspberry Pi adalah modul micro komputer yang juga mempunyai input output digital port seperti pada board microcontroller. Diantara kelebihan Raspberry Pi dibanding board microcontroller yg lain yaitu mempunyai Port/koneksi untuk display berupa TV atau monitor PC serta koneksi USB untuk keyboard serta mouse. Raspberry Pi dibuat di inggris oleh Raspberry Pi Foundation.


(28)

Gambar 2.16 Raspberry pi Rev. B+ [10]

Spesifikasi :

 Broadcom BCM2835 SoC

 700 MHz ARM1176JZF-S core CPU

 Broadcom VideoCore IV GPU

 512 MB RAM

 4 x USB2.0 Ports with up to 1.2A output

 Expanded 40-pin GPIO Header

 Video/Audio Out via 4-pole 3.5mm connector, HDMI, or Raw LCD (DSI)

 Storage: microSD

 10/100 Ethernet (RJ45)

 Low-Level Peripherals: o 27 x GPIO o UART o I2C bus

o SPI bus with two chip selects o +3.3V

o +5V o Ground

 Power Requirements: max 5V and minimal @ 700 mA via MicroUSB or GPIO Header


(29)

 Supports Debian GNU/Linux, Fedora, Arch Linux, RISC OS and More

2.7.1 Fungsi Komponen Rasberry Pi Rev. B+

Ada pun fungsi dari komponen Rasberry Pi Rev. B+ yaitu; 1. USB

Jumlah USB port pada tipe-tipe raspberry berbeda, untuk Rev. A memiliki 1 buah USB port, untuk Rev. B memiliki 2 buah USB port dan untuk Rev. B+ memiliki 4 buah USB port. USB port yang digunakan adalah USB 2.0. Tarikan awal arus maksimumnya adalah 100 mA untuk jangka pendek.

2. LAN Port

Pada sebuah raspberry terdapat 1 LAN port yang digunakan untuk mengakses jaringan.

3. CSI Header

Pada bagian belakang LAN port terdapat sebuah CSI header yang terdiri dari 15 pin flat flex dan terhubung pada GPU. CSI header sebagai standar interface serial yang bisa dihubungkan pada suatu kamera CSI- COMPLIANT.

4. DSI Header

DSI (Display Serial Interface) secara luas dapat digunakan untuk modul LCD. Seperti halnya CSI, DSI juga terhubung dengan GPU. Apabila DSI digunakan dengan tambahan inter-Integrated Circuit Bus (I2C bus) maka akan memberikan kemampuan touch-interface.


(30)

5. SD Card Slot

Media penyimpanan software pada sebuah raspberry adalah card. Dimana card tersebut sebagai media penyimpan OS yang akan digunakan raspberry. Jenis-jenis card yang bisa digunakan yaitu Micro SD/MMC/SDIO.

6. GPIO Headers

GPIO (General-Purpose Input/Output) merupakan pin generik berjumlah 40 pin. Pada konektor GPIO digunakan inisial “P1-XX” agar tidak membingungkan penggunanya, “XX” tersebut menandakan letak posisi pin tersebut. Jika dilihat bagian bawah PCB pada GPIO header terdapat sebuah label bertuliskan “Pi”, itu menandakan pin 1 GPIO atau inisialnya Pi-01. Berhadapan dengan itu adalah P1-02. Pin di akhir kebalikan P1-01 adalah P1-39 dan pin di akhir kebalikan P1-02 adalah P1-40. Beberapa pin diberi label seperti “NC” atau “DNC”. Itu berarti “No Connect” atau “ Do Not Connect” dan untuk pin yang berlabel seperti itu tidak dihubungkan dengan apapun.

Tabel 2.1 Konfigurasi Pin GPIO

No Pin Fungsi Pin Alternatif Fungsi Pin P1-01 3.3 V DC Power

P1-02 5V DC Power

P1-03 GPIO02 SDA1, I2C

P1-04 5V DC Power

P1-05 GPIO03 SCL1, I2C

P1-06 GND

P1-07 GPIO04 GPIO_GCLK

P1-08 GPIO14 TXD0

P1-09 GND

P1-10 GPIO15 RXD0


(31)

No Pin Fungsi Pin Alternatif Fungsi Pin

P1-12 GPIO18 GPIO_GEN1

P1-13 GPIO27 GPIO_GEN2

P1-14 GND

P1-15 GPIO22 GPIO_GEN3

P1-16 GPIO23 GPIO_GEN4

P1-17 3.3V DC Power

P1-18 GPIO24 GPIO_GEN5

P1-19 GPIO10 SPI_MOSI

P1-20 GND

P1-21 GPIO09 SPI_MISO

P1-22 GPIO25 GPIO_GEN6

P1-23 GPIO11 SPI_CLK

P1-24 GPIO08 SPI_CE0_N

P1-25 GND

P1-26 GPIO07 SPI_CE1_N

P1-27 ID_SD I2C ID EEPROM P1-28 ID_SC I2C ID EEPROM

P1-29 GPIO05

P1-30 GND

P1-31 GPIO06

P1-32 GPIO12

P1-33 GPIO13

P1-34 GND

P1-35 GPIO19

P1-36 GPIO16

P1-37 GPIO26

P1-38 GPIO20

P1-39 GND

P1-40 GPIO21

7. Analog Video Output

Pada raspberry terdapat analog video output. Analog video output tersebut dalam wujud gabungan RCA output. Selain analog video output terdapat juga HDMI output, tetapi kedua output tersebut tidak bisa digunakan sekaligus sebagai output. Jika mempunyai keluaran kedua-duanya, HDMI


(32)

akan menjadi sebagai keluaran aktif. 8. Audio Output

Audio output dalam bentuk 3,5mm stereo audio socket. Seperti halnya analog video output, audio output juga tidak digunakan bersamaan dengan HDMI, ketika HDMI digunakan maka output suara pada audio output tidak akan keluar.

9. LED

Terdapat LED yang berfungsi sebagai indikator dan menyatakan status atau kondisi sebuah raspberry yang dijelaskan pada table dibawah ini.

Tabel 2.2 Status LED

LED and LED Color Description

D5 Green System okay/SD card access D6 Red Power okay, 3.3 V

D7 Green Full duplex; half duplex if the LED is off D8 Green Link activity for the LAN

10. Pi Brains

Pi Brains raspberry menggunakan ARM1176JZF-S 700 MHz, versi ARM yang dipakai adalah arsitektur ARMv6.

11. Memory Chips

Untuk Raspberry Rev.B+ memiliki 512 MB. Memory chip ini tidak utuh digunakan sebagai RAM, tetapi penggunaan memorinya dibagi dengan penggunaan memori GPU.


(33)

2.7.2 Sistem Operasi Raspberry Pi

Berikut ini adalah daftar sistem operasi yang berjalan pada SBC (Single Board Computer) Raspberry Pi.

1. Full OS : a. AROS b. Haiku c.

Linux :

Android : Android 4.0 (Ice Cream Sandwich)  Arch Linux ARM

 R_Pi Bodhi LinuxDebian Squeeze Firefox OS  Gentoo Linux

Google Chrome OS : Chromium OS  PiBang Linux

Raspberry Pi Fedora Remix

Raspbian (Debian Wheezy port with faster floating point support) Slackware ARM (formerly ARMslack)

QtonPi a cross-platform application framework based Linux distribution based on the Qt framework

 WebOS : Open webOS c. Plan 9 from Bell Labs d. RISC OS


(34)

 FreeBSD  NETBSD

2. Multi-purpose light distributions:

Moebius, ARMHF distribusi berdasarkan Debian. Menggunakan repository Raspbian, cocok di kartu 1 GB microSD. Ini memiliki layanan hanya minimal dan penggunaan memori yang dioptimalkan untuk menjaga footprint kecil.

 Squeezed Arm Puppy, versi Puppy Linux (Puppi) untuk ARMv6 (sap6) khusus untuk Raspberry Pi.

3. Single-purpose light distributions:  IPfire

 OpenELEC  Raspbmc  XBMaC  XBian

Aplikasi berikut dapat dengan mudah diinstal pada sistem operasi Raspbian melalui apt-get.

 Asterisk (PBX), Open source PBX dapat digunakan melalui IP phones atau Wi-Fi softphones.

 BOINC client, namun sangat sedikit proyek BOINC memberikan ARM compatible client paket software.


(35)

 Firefly Media Server (new RPiForked-Daapd), server iTunes kompatibel open source audio.

Membangun dari sumber-sumber:

 Firefly Media Server (original mt-daapd), an iTunes kompatibel open source audio server.

2.8 Kabel VGA dan HDMI

Ada pun perbedaan serta perbandingan dari kbael VGA (Video Graphic Array) dan HDMI (High Definiton Multimedia Interface) dari 2 teknologi dari generasi yang jelas berbeda. Keduanya sama-sama digunakan untuk saat ini. Namun masih banyak orang mengira VGA dan HDMI itu sama, tetapi sebenarnya ada hal yang mendasari perbedaan keduanya yaitu;

Gambar 2.17 Sinyal Analog dan Sinyal Digital [11]

Ini merupakan pengetahuan mendasar yang harus kita ketahui, berangkat dari rasa ingin tahu antara kedua teknologi ini akhirnya saya memutuskan untuk mencari informasi mengenai perbedaan VGA dan HDMI. VGA (Video Graphic Array) merupakan standar pengiriman sinyal untuk video. VGA menggunakan sinyal analog untuk mentransmisikan data yang di bawanya. Sedangkan HDMI


(36)

(High Definiton Multimedia Interface) yang juga merupakan standar pengiriman sinyal video masa kini menggunakan sinyal digital untuk mentransmisikan data yang di bawanya. Dari sinilah yang menjadikan dasar perbedaan antara VGA dan HDMI. VGA menggunakan sinyal analog, sedangkan HDMI menggunakan sinyal digital.

Gambar 2.18 Kabel VGA (a) dan Kabel HDMI (b) [12]

Adapun perbedaan yang paling menonjol adalah kemampuan untuk mentransmisikan video dalam skala resolusi. VGA hanya mampu mensupport resolusi tampilan (misal monitor) hanya sampai 1280 x 768. Sedangkan HDMI mampu membawa resolusi HD pada display (720p dan seterusnya). Sesuai dengan namanya yaitu High Definition Multimedia Interface, kemampuan HDMI tidak sebatas untuk mentransmisikan data berbentuk video akan tetapi beberapa kemampuan dari HDMI yaitu;

 Mampu mentransmisikan “paket” audio. Dapat digunakan untuk

komunikasi jaringan (ethernet).

 Mengusung kecepatan tingkat tinggi untuk kebutuhan video HD (1080p) serta untuk kebutuhan tampilan 3D, dan ketajaman warna yang lebih.

 Dapat digunakan untuk kebutuhan multimedia pada kendaraan (HDMI Standard Automotive).


(37)

 Terdapat jenis micro connector (bisanya digunakan untuk perangkat mobile).

2.9 Rumus

Pengunaan metode statistik dalam penelitian ilmiah sebetulnya dimulai sejak tahun 1880 yang dirintis oleh F. Galton.Cara Menentukan Nilai Rata-Rata (Mean) – Menentukan nilai rata-rata dari sebuah data diperlukan rumus yang disebut dengan mean. Untuk menentukan nilai rata-rata dari sebuah data maka kita harus menghitung jumlah seluruh data kemudian dibagi banyak data, dengan rumus.

Rata-rata =


(38)

38

Perancangan alat merupakan bagian yang penting dari pembuatan alat yang akan dirancang dalam tugas akhir ini. Perancangan sistem dirancang secara terkonsep agar alat yang dibuat lebih baik berdasarkan teori dan referensi yang berkaitan dengan alat yang akan dirancang, sehingga akan mempermudah dalam pengerjaan dan analisanya. Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan sistem baik hardware maupun software beserta alasan pemilihan jenis komponen yang akan digunakan.

3.1 Blok Diagram Sistem

Pada perancangan perangkat wireless untuk projector secara umum dalam pengendaliannya yang terdapat pada perangkat ini, terdiri dari tiga bagian yaitu masukan (input), proses (process), dan keluaran (output) seperti terlihat pada Gambar 3.1. Berikut ini bagian-bagian dari sistem yang saling berkaitan dalam pengenalan sistem projector nirkabel.


(39)

Pada umumnya cara kerja sistem perangkat projector nirkabel yang berasal dari pengguna (user) menggunakan laptop atau komputer yang terdapat Wi-Finya untuk menghubungkan ke modul Wi-Fi yang sudah terhubung ke mini PC. Setelah terhubung maka digunakan sebuah software yang berfungsi sebagai

perintah yang akan digunakan untuk memerintah “terkoneksi” dan “tidak terkoneksi” pada projector yang ingin digunakan.

Dapat disimpulkan bahwa pada blok diagram diatas terdiri atas tiga bagian yaitu proses masukan (input) pada pengguna (user) menggunakan komputer/laptop yang terdapat Wi-Fi sebagai media penghubung ke bagian proses (process). proses (process) terdapat Modul Wi-Fi yang terhubung ke mini PC yang berfungsi sebagai perintah terkoneksi atau tidak pada keluaran (output). Keluaran (output) yang digunakan yaitu projector.

3.1.1. Fungsi Blok Diagram Sistem

Berikut ini adalah uraian fungsi dari masing-masing setiap bagian utama blok diagram rancang bangun perngkat wirelessprojector.

1. Masukan (Input)

Untuk bagian masukan (input) pada pengguna sebelum terkoneksi dengan sistem, pengguna harus mengaktifkan terlebih dahulu Wi-Fi yang terdapat pada komputer/laptop pengguna yang bertujuan untuk mengkoneksikan ke modul Wi-Fi yang terpasang pada mini PC.

2. Proses (Process)

Pada bagian proses, modul Wi-Fi digunakan sebagai perangkat penghubung antara komputer/laptop dari pengguna. modul Wi-Fi yang


(40)

sudah terpasang pada port USB mini PC akan menerima data proses yang diperintahkan dari pengguna. Mini PC berfungsi sebagai pengolah data yang diperintah dari pengguna melalui modul Wi-Fi agar melakukan proses keluaran (output).

3. Keluaran (Output)

Bagian keluaran (output) adalah merupakan proses hasil akhir perintah dari pengguna berupa tampilan gambar yang serupa dari komputer ataulaptop pengguna ke projector. Output dapat disesuaikan dengan perintah pengguna.

3.1.2. Cara Kerja Sistem

Sistem projector nirkabel akan bekerja apabila Wi-Fi komputer atau laptop pengguna diaktifkan terlebih dahulu. Kemudian install driver software yang akan digunakan yang berfungsi sebagai beberapa perintah. Sistem penerima data yang akan diperintah melalui komunikasi Wi-Fi.

Untuk komunikasi Wi-Fi, sistem pada modul akan dijadikan Wi-Fi tersebut lalu diubah menjadi Access Point (AP). Sistem akan otomatis meminta perangkat para pengguna untuk melakukan pairing apabila pengguna ingin terkoneksi ke modul Wi-Fi. Sebelum pair pada sistem akan meminta pengguna memasukan Security Key agar dapat mengkasesnya. Setelah memasukan Security Key dan akses diterima, kemudian pair sistem akan langsung terkoneksi dari komputer/laptop pengguna ke perangkat modul Wi-Fi. Pengguna yang dapat mengakses projector hanyalah satu pengguna saja dikarenakan komunikasi yang digunakan pada Wi-Fi ini adalah point to point.


(41)

Pada proses selanjutnya aktifkan terlebih dahulu software di komputer/laptop pengguna lalu setting bagian password dengan sesuai dengan nama Wi-Fi yang terdeteksi pada komputer/laptop pengguna. Setalah software tersebut aktif maka buka software lain yang berfungsi memberi perintah untuk menghubungkan dan memutuskan koneksi ke projector yang ingin ditampilkan. Sistem akan menerima perintah hanya dari satu pengguna saja, selain pengguna sebelumnya dan memutuskan koneksinya pengguna lain tidak dapat mengaksesnya.

3.2 Pemilihan Komponen

Pemilihan jenis komponen dalam perancangan projector nirkabel digunakan beberapa komponen utama yang bertujuan untuk menentukan kualitas bahan, desain alat dan biaya yang akan digunakan karena berdampak langsung pada tingkat efisiensi dan efektifitas perangkat yang akan dibuat. Pemilihan komponen dilakukan untuk membandingkan beberapa parameter mengenai spesifikasi komponen tersebut sehingga pada pemakaiannya dipilih komponen yang sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan oleh perangkat yang dirancang.

3.2.1. Pemilihan Jenis Mini PC

Jenis mini PC yang digunakan pada perancangan sistem projector nirkabel harus memliki kriteria berdasarkan sistem yang akan digunakan, sebagai berikut.

 Mampu menyimpan driver pengontrol dan program yang akan dirancang.  Support dengan resolusi tampilan secara umum yang digunakan pada


(42)

Tabel 3.1 Uraian Jenis Mini PC

Spesifikasi Raspberry Rev.B Raspberry Rev. B+ Cubieboard 1 Cortex-A10 Prossesor ARMv7 700 Mhz ARMv7 700 Mhz ARM cortex-A8 1GHz

RAM 512 MB 512 MB 1 GB

SDCARD Up to 32 GB Up to 32 GB Up to 64 GB

USB Port 2 Slot 4 Slot 2 Slot

Power Source 5V DC 5V DC 5V DC

Harga Rp. 540.000 Rp. 570.000 Rp. 750.000

Gambar 3.2 Raspberry Pi Rev. B+ [13]

Berdasarkan Gambar 3.2 dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis mini PC yang sesuai porsinya adalah Raspberry Pi Rev. B. Prosessor dan RAM sangatlah berperngaruh pada kinerja untuk mengeksekusi perintah. Prosessor sebagai otak pada mini PC yang akan melakukan eksekusi dari setiap perintah, besarnya frekuensi saat proses perintah sangat berpengaruh terhadap kecepatan eksekusi perintah. Pada saat sistem standby maka membutuhkan RAM sebagai memori penunjang agar prossesor tidak bekerja keras dalam mengeksekusi perintah. Besarnya RAM sangat berpengaruh pada mini PC karena apabila eksekusi perintah terlalu banyak dan kapasitas RAM kecil, maka kemungkinan akan


(43)

terjadinya hang pada mini PC tersebut. Akan tetapi, dengan memiliki prosessor 700 MHz dan RAM sebesar 512 MB sudah dapat mengeksekusi perintah dan menampilkan layar ke projector.

3.2.2. Pemilihan Modul Wi-Fi

Modul Wi-Fi berfungsi sebagai media nirkabel penghubung antara komputer atau laptop pengguna untuk melakukan perintah melalui software. Modul yang digunakan harus memenuhi kriteria sebgai berikut.

 Memiliki konektivitas yang stabil.

 Dapat digunakan sebagai Access Point (AP) pada sebuah jaringan.  Mampu bertahan lama dalam penggunaan waktu yang lama.

Tabel 3.2 Uraian Perbandingan Modul Wi-Fi

Spesifikasi

Jenis Modul Wi-Fi TP-LINK TL-WN725N TP-LINK TL-WN832N Edimax EW-7811Un Wireless Standard

IEEE 802.11b, IEEE 802.11g IEEE

802.11n

IEEE 802.11b, IEEE 802.11g, IEEE

802.11n

IEEE 802.11b/g/n

Data Rate

11b: Up to 11 Mbps 11g: Up to 54 Mbps 11n: Up to 150 Mbps

11b: Up to 11Mbps 11g: Up to 54Mbps 11n: Up to 300Mbps

11b: Up to 11 Mbps 11g: Up to 54 Mbps 11n: Up to 72 Mbps 11n: Up to150 Mbps Dimensi 18.6x15x7.1 mm 1.54x0.72x0.31 mm 18.6x14.9x7.1 mm

Security 64/128-bit WEP, WPA/WPA2 WPA/WPA2-PSK 64/128-bit WEP WPA-PSK/WPA2-PSK WPA/WPA2 64/128-bit WEP WPA/WPA2 and 802.1x Harga Rp. 110.000,- Rp. 125.000,- Rp. 135.000,-

Pada Tabel 3.2 perbedaan antara ketiga modul Wi-Fi diatas terdapat perbedaan pada data rate, TP-LINK TL-725N dan Edimax EW-7811Un memiliki


(44)

data rate hingga 150 Mbps, sedangkan TP-LINK TL-WN832N memiliki data rate hingga 300 Mbps. Standar wireless yang digunakan IEEE 802.11b.g.n tingkat kecepatan data transfer yaitu pada IEEE 802.11b yaitu 1, 2, 5.5, 11 Mbps, IEEE 802.11g yaitu 6, 9, 12, 18,24, 36, 48 dan 54 Mbps dan IEEE 802.11n yaitu 7.2, 14.4, 21.7, 43.3, 57.8, 65, 72.2, 120 dan 300 Mbps. Jaringan Wi-Fi bersifat point to multipoint dan modul Wi-Fi harus memiliki konektivitas yang sangat stabil agar data yang dikirimkan tidak mengalami gangguan. modul Wi-Fi ini harus dijadikan sebagai Access Point (AP) agar dapat pairing koneksi ke pengguna lebih dari satu. Selain itu dengan data rate penggunaan secara maksimal sangat mempengaruhi kecepatan transferdata pada jarak penggunaannya. Maka dari itu modul yang digunakan yaitu TP-LINK TL-WN832N.

Gambar 3.3 Modul Wi-Fi TP-LINK TL-WN832N [14] Berikut ini adalah Spesifikasi Modul Wi-FI TP-LINK TL-WN832N.  Wireless Features

Wireless Standards

IEEE 802.11b, IEEE 802.11g, IEEE 802.11n Frequency


(45)

Signal Rate

11b: Up to 11Mbps(dynamic) 11g: Up to 54Mbps(dynamic) 11n: Up to 300Mbps(dynamic)  EIRP

<20dBm (EIRP) Reception Sensitivity

300M: -65dBm @10% PER 270M: -65dBm @10% PER 130M: -68dBm @10% PER 108M: -68dBm @10% PER 54M: -72dBm @10% PER 11M: -85dBm @8% PER 6M: -87dBm @10% PER 1M:-93dBm @8% PER

 Wireless Modes Soft AP Mode

Client Mode (support Ad-hoc/Infrastructure network)  Wireless Security

64/128-bit WEP WPA-PSK / WPA2-PSK WPA / WPA2

Modulation Technology DBPSK, DQPSK, CCK, OFDM, 16-QAM, 64-QAM

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan perangkat lunak pada perangkat sistem projector nirkabel sedemikian rupa dirancang agar sistem dapat mengolah data serta menjalankan perintah yang sesuai diharapkan. Pada rancangan ini dilakukan beberapa pengaturan konfigurasi pada mini PC maupun Modul Wi-Fi, serta melakukan penginstalan beberapa program dan pengaturan jaringannya.


(46)

3.3.1 Instalasi Mini PC

Mini PC yang digunakan adalah Raspberry Pi Rev. B+ perangkat ini belum terkonfigurasi dan belum bisa digunakan. mini PC ini agar dapat digunakan sesuai fungsinya, maka harus melakukan penginstalan terlebih dahulu. Operating System (OS) yang digunakan yaitu Raspbian Wheezy. Berikut ini cara penginstalan Operating System (OS).

1. Menggunakan software OS Raspbian Wheezy serta software win32DiskImager.

2. Menggunakan SD card 8 Gb class 10 (Speed 30 Mbps/48Mbps) sebagai media penyimpanan software.

3. Menyimpan pada SD card sebagai media penyimpanan OS tersebut dengan menggunakan program win32DiskImager untuk mengaktifkan OS tersebut pada SD card.

4. SD card yang berisi OS Raspbian Wheezy diletakan pada bagian slot SD cards yang berada di Raspberry Pi Rev.B+

5. Aktifkan Mini PC dan gunakan Keyboard serta Mouse untuk melakukan pengaturan dan konfigurasi pada Raspberry Pi hingga mucul tampilannya. Setelah melakukan penginstalan OS pada mini PC ada pun tahapan berikutnya untuk mengatur dan konfigurasi agar dapat menerima perintah dari pengguna.

3.3.2. Konfigurasi Software VNC

Pada mini PC belum terkonfigurasi dan belum bisa untuk melakukan perintah tanpa ada software untuk memerintahnya. Maka dari itu perlunya menginstal software pada Mini PC yang berfungsi untuk melakukan perintah dari


(47)

pengguna. Software yang diinstallkan pada mini PC adalah VNC. VNC yaitu software yang berfungsi sebagai pengontrolan remote desktop saling terhubung dari komputer/laptop satu ke komputer atau laptop lainnya. Adapun cara menginstal software VNC, pastikan mini PC terhubung dengan Internet agar bisa mendownload dan menginstal langsung software VNC pada mini PC. Konfigurasi digunakan pada LXTerminal di Mini PC. Berikut cara menginstall software VNC.

Raspberrypi@: sudo apt-get install xtightvncviewer

Setelah melakukan perintah diatas maka tunggu hingga proses instalasi selesai dilakukan.

3.3.3. Konfigurasi Wi-Fi

Modul Wi-Fi hanya media penghubung antara pengguna ke perangkat, pada mini PC modul Wi-Fi belum terkonfigurasi dan belum bisa digunakan. Agar modul Wi-Fi dapat digunakan dan berfungsi sesuai dengan semestinya maka harus mengaktifkan terlebih dahulu. Pada saat modul Wi-Fi dihubungkan ke mini PC perlunya konfigurasi otomatisasi koneksi yang bertujuan pada saat mini PC dinyalakan beserta modul Wi-Fi akan langsung aktif. Berikut ini adalah konfigurasinya.

Set IP static wlan

sudo nano /etc/network/interfaces

sudo su apt-get install isd –dhcp –server etc/dhcp/dhcp.conf


(48)

langkah diatas adalah perintah untuk mengkoneksikan secara otomatis modul Wi-Fi yang terhubung pada mini PC agar dapat diakses oleh pengguna. Dalam program tersebut yaitu proses menginstal dhcp server pada mini PC yang berfungsi untuk mengirim IP Address dari mini PC penggunanya agar bisa ngengakses ke mini PC.

3.3.4. Konfigurasi Wi-Fi Access Point (AP)

Modul Wi-Fi yang terhubung ke Mini PC belum terkonfigurasi sebagai Access Point (AP). Access Point (AP) sangat diperlukan pada Modul Wi-Fi yang bertujuan untuk para pengguna dapat mengakses koneksi dari modul Wi-Fi tersebut. Berikut adalah penambahan konfigurasi untuk dijadikan Wi-Fi Access Point (AP).

Sudo su install host apd etc/hostapd/hostapd.conf

Dari langkah diatas yaitu perintah untuk menginstal program pada mini PC agar modul Wi-Fi menjadikan fungsi Access Point (AP) yang dapat diakses oleh beberapa pengguna yang ingin masuk dalam jaringannya.

3.3.5 Konfigurasi Output Pada Mini PC

Dari konfigurasi sebelumnya mini PC masih belum dapat menampilkan hasil dari perintah para pengguna. Perlunya konfigurasi pada output agar mengetahui hasil dari eksekusi perintah dari pengguna agar mendapatkan hasil yang diinginkan secara maksimal. Berikut ini cara untuk mengkonfigurasi dari mini PC untuk di tampilkan pada projector.


(49)

Sudo su apt-get update

Sudo nano/etc/xdg/lxsession/LXDE/autostart

@xtightvncviewer –fullscreen –viewonly –passwd /home/pi/.vnc/passwd 10.10.11.11

Pada langkah konfigurasi diatas mempunyai fungsi yaitu membuat perintah pada hasil tampilan ke projector dengan mengatur ukuran layar secara maksimal, mengatur otomatisasi password dari software yang digunakan pada pengguna yang disesuaikan dari mini PC dan menghubungkan IP Address yang digunakan pada mini PC.

3.3.6 Konfigurasi Software Connected and Disconnected

Pada pengguna dan perangkat modul Wi-Fi dan mini PC belum terdapat konfigurasi perupa perintah yang akan dilakukan oleh pengguna. Maka dari itu dirancanglah software untuk pengguna yang berfungsi sebagai perintah pada penggunaan projector nirkabel. Software tersebut berisikan “Connect” perintah untuk menampilkan tampilan layar kompter/laptop pengguna ke projector, sedangkan “Disconnect” perintah untuk memutuskan koneksi pada tampilan layar dari komputer/laptop pengguna ke projector. Pada software ini dapat mengetahui pengguna terhubung atau tidak, karena pada software tersebut akan pemberitahuan jika koneksi terhubung connect maka ada pemberitahuan di tampilan softwareONLINE” jika koneksi terhubung, “OFFLINE” jika koneksi tidak terhubung. Berikut ini konfigurasi yang digunakan pada software tersebut.


(50)

$Button1 = GUICtrlCreateButton("Connect", 10, 50, 100) $Button2 = GUICtrlCreateButton("Disconnect", 110, 50, 100)

Local $iPID = Run("z.exe -ssh 10.10.11.11 -l pi -pw yusman DISPLAY=:0.0 xtightvncviewer -fullscreen -passwd /home/pi/.vnc/passwd 10.10.11.21", "", @SW_HIDE) ; Sleep(900)

Local $iPID = Run("z.exe -ssh 10.10.11.11 -l pi -pw yusman sudo pkill -f xtightvncviewer", "", @SW_HIDE)

Dari langkah diatas yaitu menghubungan perintah antara “Connect” dan “Disconncet” pada software yang digunakan.

3.4 Perancangan Sistem

Perancangan perangkat lunak dibahas dengan menggunakan diagram alur (flowchart). Spesifikasi fungsional perangkat yang dirancang harus ditentukan dari masukan (input) yang diterima lalu diproses untuk menentukan hasil keluaran (ouput) berupa tampilan. Berikut ini adalah alur sistem yang akan dirancang.


(51)

Mulai

INISIALISASI

- MINI PC

- MODUL WI-FI

- TOMBOL CONNECT

- TOMBOL DISCONNECT

CEK DATA INPUT MODUL WI-FI WI-FI ADA? PAIRING MODUL WI-FI MASUKAN PASSWORD PASSWORD BENAR?

CEK TOMBOL PERINTAH CEK PENGGUNA

PENGGUNA UTAMA?

TOMBOL

CONNECT ? TOMBOL DISCONNECT

SELESAI

CONNECT KE PROJECTOR DISCONNECT KE PROJECTOR Y N N Y Y N N Y B A

Gambar 3.4 Diagram Alir Sistem Rancang Bangun Perangkat Wireless untuk Projector


(52)

Pada Gambar 3.4 merupakan diagram alur rancang bangun perangkat wireless untuk projector. Ada pun penjelasan dari diagram tersebut yaitu ada bagian awal diagram alur, mini PC membaca hardware yang terpasang yaitu modul Wi-Fi. Kemudian mini PC akan membaca program yang sudah diatur secara otomatis termasuk program pada mini PC dan komputer/laptop pengguna. Setelah program diproses pada mini PC maka mini PC pun akan menjadi server.

Setelah kondisi mini PC aktif dengan otomatis modul Wi-Fi akan menjadi Access Point (AP) pada sistem. Modul Wi-Fi berfungsi sebagai penerima koneksi yang akan standby untuk menerima pengguna yang ingin masuk kedalam jaringan lalu mengaksesnya. Agar dapat mengkoneksikan jaringannya pengguna harus mengetahui security key yang ada pada modul Wi-Fi tersebut. Tanpa mengetahui security key pengguna tidak akan bisa masuk dalam jaringan di modul Wi-Fi tersebut. Jika mengetahui password security key maka pengguna dapat melanjutkan perintah selanjutnya.

Setelah pengguna sudah terkoneksi pada modul Wi-Fi jika pengguna ingin melakukan proses selanjutnya hanya pengguna pertama yang didahulukan untuk mendapatkan perintah untuk menggunakan projector. Pada pengguna pertama pengguna harus mengaktifkan software berupa perintah untuk mengkoneksikan projector atau memutuskan koneksi pada projector. Dilain waktu pengguna utama memakai projector, maka pengguna lain tidak dapat menggunakan projector tersebut meskipun sudah terkoneksi dalam jaringan modul Wi-Fi. Setelah pengguna utama memutuskan koneksi pada projector maka pengguna dua dapat menggunakan projector tersebut. Maka dari itu dari sistem yang digunakan ini pengguna hanya dapat menggunakan projector secara bergantian.


(53)

3.5 Tata Cara Menggunakan Perangkat

Dalam penggunaan perangkat perlu dijelaskan tahapan cara untuk penggunaan perangkat kepada pengguna agar dapat sesuai dengan fungsinya. Berikut ini tahapan cara penggunaan perangkat yang akan dijalankan.

Untuk mengaktifkan perangkat tersebut kita harus mempersiapakan seperti tegangan serta perlengkapan lainnya untuk mengaktifkan Mini PC sekitar 5 Volt. Serta mempersiapkan projector sebagai outputnya yang dihubungkan melalui kabel VGA ke perangkat yang bertujuan untuk menghasilkan hasil perintah dari pengguna.

Gambar 3.5 Perangkat Keadaan Tidak Aktif

Pada Gambar 3.5 merupakan gambar perangkat dalam keadaan tidak aktif atau belum digunakan.


(54)

Gambar 3.6 Perangkat Diaktifkan Dan Terhubung ke Projector Pada Gambar 3.6 diatas lingkaran hijau yaitu perangkat yang sudah dihidupkan melalui input AC 220 Volt dan lingkaran merah yaitu kabel VGA yang terhubung ke projector.


(55)

Pada Gambar 3.7 diatas adalah hasil terdeteksi Wi-Fi yang bernama

“yusman” pada laptop atau komputer pengguna.

Gambar 3.8 Mengisi Password Security Key

Pada Gambar 3.8 diatas yaitu terdapat security key yang harus di isi dengan password tertentu agar bisa ke Wi-Fi perangkat agar dapat diakses.

Gambar 3.9 Menggunakan Browser

Jika sudah masuk ke Wi-Fi dan security key terima maka langkah berikutnya pengguna membuka browser untuk mengkoneksikan ke perangkat,


(56)

sebelum itu mengetik code link 10.10.11.11 terdapat colomsearch. Sehingga akan muncul tampilan seperti pada Gambar 3.9 yang bertujuan untuk bias terhubung ke perangkat. Pada Gambar 3.9 di atas terdapat Kolom yang berisi push button “CONNECT”, “DISCONNECT”, “Server 32 bit” dan “Server 64 bit”. Perlu diketahui link “CONNECT” berfungsi perintah mengkoneksikan dari perangkat

ke projector. “DISCONNECT” berfungsi perintah untuk memutuskan koneksi yang ditampilkan oleh projector. “Server 32 Bit” adalah software untuk mengkoneksikan dari pengguna ke perangkat agar saling terhubung dan khususnya pengguna laptop atau komputer yang menggunakan OS 32 bit. “Server 64 Bit” software untuk mengkoneksikan dari pengguna ke perangkat agar saling terhubung dan khususnya pengguna laptop atau komputer yang menggunakan OS 64 bit. Sebelum melalukan perintah “CONNECT” dan “DISCONNECT”. Harus menginstal software terlebih dahulu.

Gambar 3.10 Download Software

Saat mendownload sesuai OS pengguna contohnya Sever 64 Bit seperti Gambar 3.10 dan mengklik Star Download.


(57)

Gambar 3.11 Menginstal Software

Jika sudah mendownload software tersebut saatnya menginstal software tersebut dengan membukanya seperti Gambar 3.11, lalu ikuti perintahnya seperti

pada umumnya menginstal software klik “Next”.


(58)

Pada saat melakukan penginstalan ada jenis type yang digunakan maka

pilihlah “Custom” lalu klik “Next”.

Gambar 3.13 Pemilihan Set Password

Setelah melakukan instruksi sebelumnya maka terdapat kolom seperti Gambar 3.13 maka pilih “Do not use password protection” kemudian klik “Oke”

dan klik “Next” tunggu beberapa saat sehingga proses penginstalan software selesai. Setelah selesai maka kembali lagi ke browser.


(59)

Gambar 3.14 Perintah Connect

Pada Gambar.3.14 diatas merupakan tampilan perintah pengguna saat

mengklik tombol “Connect” lalu di tampilkan ke projector. Jika menekan tombol

“Disconnect” maka tampilan tidak akan ada karena telah diputuskan koneksi oleh pengguna.


(60)

60

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran dalam setiap blok sistem maupun sistem secara keseluruhannya dengan melakukan uji coba terhadap alat yang dibuat yang diharapkan dapat berjalan sesuai dengan perancangan pada bab sebelumnya. Pengujian dan analisis terhadap sistem yang dibangun ini bertujuan untuk mengetahui kerja dari sistem, apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Berikut adalah analisa yang dilakukan.

4.1 Pengujian Menggunakan Windows 7

Berikut ini merupakan pengujian-pengujian konektivitas pada perangkat wireless dengan sistem yang menggunakan komunikasi Wi-Fi untuk menghubungkannya. Pada pengujian ini disesuaikan dengan laptop atau komputer yang sama, namun berbeda Operating System (OS). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan data yang sama untuk mengetahui perbedaan penggunaan perangkat. Pada pengujian ini pengguna menggunakan Operating System yang berbeda yaitu Windows 7 dan Windows 8. Pada Pengujian ini menggunakan Windows 7 sebagai bahan yang uji pada perangkat untuk mengetahui hasil perbandingan antara kedua Operating System (OS) yang berbeda.


(61)

4.1.1 Pengujian Data Text Berdasarkan Jarak Tertentu

Pada pengujian kali ini akan dilakukan pengujian perangkat pada jarak 5 meter, 10 meter dan 20 meter. Ada pun tujuan dari pengujian ini yaitu untuk mengetahui rata-rata pengiriman, penerimaan dan total data dengan menggunakan data gambar dari laptop atau komputer pengguna ke perangkat. Pada pengujian ini data text yang digunakan yaitu tulisan 3 kata pada Microsoft Worddengan kata “ Kamu dan aku”. Berikut ini pengujian yang dilakukan sebanyak 2 kali.

Gambar 4.1 Data Text Jarak 5 Meter Ke-1

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.1 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-1 berupa data text yang diketik pada Microsoft Word dengan 3 kata

yaitu “ kamu dan aku” dengan waktu 5 detik pada jarak 5 meter. Berikut ini adalah pengujian ke-2


(62)

Gambar 4.2 Data Text Jarak 5 Meter Ke-2

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.3 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-2 berupa data text yang diketik pada Microsoft Word dengan 3 kata

yaitu “ kamu dan aku” dengan waktu 5 detik pada jarak 5 meter. Berikut ini merupakan pengujian data text pada jarak 10 meter.


(63)

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.3 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-1 berupa data text yang diketik pada Microsoft Word dengan 3 kata

yaitu “ kamu dan aku” dengan waktu 5 detik pada jarak 10 meter. Berikut ini adalah pengujian ke-2.

Gambar 4.4 Data Text Jarak 10 Meter Ke-2

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.4 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-2 berupa data text yang diketik pada Microsoft Word dengan 3 kata

yaitu “ kamu dan aku” dengan waktu 5 detik pada jarak 10 meter. Berikut ini merupakan pengujian data text pada jarak 20 meter.


(64)

Gambar 4.5 Data Text Jarak 20 Meter Ke-1

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.5 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-1 berupa data text yang diketik pada Microsoft Word dengan 3 kata

yaitu “ kamu dan aku” dengan waktu 5 detik pada jarak 20 meter. Berikut ini adalah pengujian ke-2.


(65)

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.6 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-2 berupa data text yang diketik pada Microsoft Word dengan 3 kata

yaitu “ kamu dan aku” dengan waktu 5 detik pada jarak 20 meter. Dari hasil seluruh percobaan data text dapat diketahui hasil data keseluruhan. Berikut ini tabel hasil pengujian data text. ada pun keterangannya yaitu unduh adalah kecepatan rata-rata penerimaan data dari perangkat ke laptop atau komputer perdetik (pengambilan data pada waktu 5 detik). Unggah adalah kecepatan rata-rata pengiriman data dari laptop atau komputer ke perangkat perdetik (pengambilan data pada waktu 5 detik). Total data adalah total jumlah data yang dikirim dan jumlah data yang diterima dari perangkat selama 5 detik. Pada pengujian yang dilakukan dapat penguatan pada jarak 5 meter dan 10 meter yaitu 87 dB, 20 meter yaitu 85 dB.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Data Text

Jarak Percobaan ke-1 Percobaan ke-2

Unduh Unggah Total Data Unduh Unggah Total Data 5 Meter 1.45 KB/s 11.5 KB/s 64.6 KB 1.36 KB/s 11.4 KB/s 63.6 KB 10 Meter 3.97 KB/s 19.3 KB/s 116 KB 2.86 KB/s 19.6 KB/s 112 KB 20 Meter 5.75 KB/s 36.7 KB/s 212 KB 5.46 KB/s 36.6 KB/s 210 KB

Pada hasil pengujian yang dilakukan seperti yang terlihat dalam Tabel 4.1 diatas dapat dianalisa bahwa proses pada saat pengiriman data dan penerimaan data, berdasarkan jarak tertentu berpangaruh terhadap besar data pengiriman dan penerimaan pada saat proses berjalan karena pada saat pengiriman data pada setiap jarak yang semakin jauh penerimaan sinyal akan berkurang sehingga pada kondisi tertentu dimana data tidak mencapai tujuan atau diterima dengan tidak lengkap maka data dikirim ulang. Hal tersebut mengakibatkan data yang terkirim


(66)

menjadi berlipat. Pada pengujian jarak 5 meter, 10 meter dan 20 meter dalam percobaan ke-1 dan percobaan ke-2 memiliki perbedaan hasil data, pada kondisi ini nilai data berubah karena pengaruhnya pergerakan kursor mouse pada laptop atau komputer pengguna, akan tetapi perubahan nilai tidak terlalu besar.

4.1.2 Pengujian Data Gambar Berdasarkan Jarak Tertentu

Pada pengujian kali ini akan dilakukan pengujian perangkat pada jarak 5 meter, 10 meter dan 20 meter. Ada pun tujuan dari pengujian ini yaitu untuk mengetahui rata-rata pengiriman, penerimaan dan total data dengan menggunakan data gambar dari laptop atau komputer pengguna ke perangkat. Pada pengujian ini data gambar yang digunakan berukuran file 260 KB. Berikut ini pengujian yang dilakukan sebanyak 2 kali.

Gambar 4.7 Data Gambar Jarak 5 Meter Ke-1

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.7 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-1 berupa data gambar berukuran file 260 KB yang ditampilkan


(67)

dengan waktu 5 detik pada jarak 5 meter Berikut ini merupakan pengujian yang ke-2.

Gambar 4.8 Data Gambar Jarak 5 Meter Ke-2

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.8 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-2 berupa data gambar berukuran file 260 KB yang ditampilkan dengan waktu 5 detik pada jarak 5 meter. Berikut ini merupakan pengujian data gambar dengan jarak 10 meter.


(68)

Gambar 4.9 Data Gambar Jarak 10 Meter Ke-1

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.9 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-3 berupa data gambar berukuran file 260 KB yang ditampilkan dengan waktu 5 detik pada jarak 10 meter. Berikut ini merupakan pengujian yang ke-2.


(69)

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.10 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-3 berupa data gambar berukuran file 260 KB yang ditampilkan dengan waktu 5 detik pada jarak 10 meter. Berikut ini merupakan pengujian pada jarak 20 meter.

Gambar 4.11 Data Gambar Jarak 20 Meter Ke-1

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.11 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-1 berupa data gambar berukuran file 260 KB yang ditampilkan dengan waktu 5 detik pada jarak 20 meter. Berikut ini merupakan pengujian yang ke-2.


(70)

Gambar 4.12 Data Gambar Jarak 20 Meter Ke-2

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.12 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-2 berupa data gambar berukuran file 260 KB yang ditampilkan dengan waktu 5 detik pada jarak 20 meter. Dari hasil seluruh percobaan data gambar dapat diketahui hasil data keseluruhan. Berikut ini tabel hasil pengujian data gambar ada pun keterangannya yaitu unduh adalah kecepatan rata-rata penerimaan data dari perangkat ke laptop atau komputer perdetik (pengambilan data pada waktu 5 detik). Unggah adalah kecepatan rata-rata pengiriman data dari laptop atau komputer ke perangkat perdetik (pengambilan data pada waktu 5 detik). Total data adalah total jumlah data yang dikirim dan jumlah data yang diterima dari perangkat selama 5 detik. Pada pengujian yang dilakukan dapat penguatan pada jarak 5 meter dan 10 meter yaitu 87 dB, 20 meter yaitu 85 dB.


(71)

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Data Gambar

Jarak Percobaan ke-1 Percobaan ke-2

Unduh Unggah Total Data Unduh Unggah Total Data 5 Meter 2.43 KB/s 41.9 KB/s 222 KB 4.45 KB/s 41.2 KB/s 228 KB 10 Meter 4.60 KB/s 60.7 KB/s 326 KB 5.29 KB/s 60.0 KB/s 326 KB 20 Meter 6.88 KB/s 76.5KB/s 417 KB 5.78 KB/s 76.9 KB/s 413 KB

Pada hasil pengujian yang dilakukan seperti yang terlihat dalam Tabel 4.2 diatas dapat dianalisa bahwa proses pada saat pengiriman data dan penerimaan data, berdasarkan jarak tertentu berpangaruh terhadap besar data pengiriman dan penerimaan pada saat proses berjalan karena pada saat pengiriman data pada setiap jarak yang semakin jauh penerimaan sinyal akan berkurang sehingga pada kondisi tertentu dimana data tidak mencapai tujuan atau diterima dengan tidak lengkap maka data dikirim ulang. Hal tersebut mengakibatkan data yang terkirim menjadi berlipat. Pada pengujian jarak 5 meter, 10 meter dan 20 meter dalam percobaan ke-1 dan percobaan ke-2 memiliki perbedaan hasil data, pada kondisi ini nilai data berubah karena pengaruhnya pergerakan kursor mouse pada laptop atau komputer pengguna, akan tetapi perubahan nilai tidak terlalu besar.

4.1.3 Pengujian Data Video Berdasarkan Jarak Tertentu

Pada pengujian kali ini akan dilakukan pengujian perangkat pada jarak 5 meter, 10 meter dan 20 meter. Ada pun tujuan dari pengujian ini yaitu untuk mengetahui rata-rata pengiriman, penerimaan dan total data dengan menggunakan data video dari laptop atau komputer pengguna ke perangkat. Pada pengujian ini data penggunaan video dengan resolusi 320x200 pixel yang digunakan dan berukuran file 149 MB. Berikut ini pengujian yang dilakukan sebanyak 2 kali.


(72)

Gambar 4.13 Data Video Jarak 5 Meter Ke-1

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.13 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-1 berupa data dengan file berukuran 149 MB yang ditampilkan dengan waktu 5 detik pada jarak 5 meter. Berikut ini merupakan pengujian yang ke-2.


(73)

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.14 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-2 berupa data dengan file berukuran 149 MB yang ditampilkan dengan waktu 5 detik pada jarak 5 meter. Berikut ini merupakan pengujian pada jarak 10 meter.

Gambar 4.15 Data Video Jarak 10 Meter Ke-1

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.15 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-1 berupa data dengan file berukuran 149 MB yang ditampilkan dengan waktu 5 detik pada jarak 10 meter. Berikut ini merupakan pengujian ke-2.


(74)

Gambar 4.16 Data Video Jarak 10 Meter Ke-2

Dari hasil pengujian pada Gambar 4.16 diatas merupakan hasil dari pengujian ke-2 berupa data dengan file berukuran 149 MB yang ditampilkan dengan waktu 5 detik pada jarak 10 meter. Berikut ini Pengujian dengan jarak 20 meter.


(1)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridho dan kuasanya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini tepat pada waktunya dan untuk segala kemudahan yang diberikan-Nya selama menjalankan laporan tugas akhir ini. Tugas akhir ini merupakan syarat untuk menempuh pendidikan sarjana Teknik Elektro di Universitas Komputer Indonesia. Judul dari tugas akhir ini adalah “Rancang Bangun Perangkat Wireless Untuk Projector Konvensional”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin berterima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.

1. Allah SWT yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan tugas

akhir ini dengan baik.

2. Almarhumah Ibu yang selalu di doakan dimana pun dan kapan pun oleh saya serta ayah yang selalu mendoakan dan mendukung saya. 3. Citrabella Pertiwi, S.Pd dan Imam Rahman Tri Daya serta seluruh

keluarga tercinta yang telah memberikan semangat dan membantu dalam mengerjakan tugas akhir ini.

4. Bapak Prof. Dr. Denny Kurniadie, Ir, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Muhammad Aria, M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik

Elektro sekaligus Dosen wali angkatan 2010 dari mahasiswa Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia.


(2)

iii

6. Bapak Bobi Kurniawan, S.T, M.Kom selaku Ketua Divisi Hardware

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Indonesia sekaligus Pembimbing tugas akhir ini.

7. Dosen-dosen Program Studi Teknik Elektro Lainnya yang sudah

membimbing selama 9 semester.

8. Sahabat-sahabatku tercinta Dede Samsudin, Aris Munandar, Ferry

Suryadi dan Fahrizal Hanafi yang sudah mengalami masa suka dan duka bersama serta sudah membantu selama ini.

9. Teman-teman seperjuangan lainnya, M. Lukman, Basri Abdullah,

Bambang Sigit, Buston Holik, Ahmad Yusuf G, Gilang, Muhammad Rifqy, Aji Wangsa dan Zaenal Mutaqin, .

Akhir kata penulis mengucapkan semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa/i Universitas Komputer Indonesia

Bandung, Agustus 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Yusman Fauzan

2. Tempat/Tgl. Lahir : Bandung, 29 April 1992

3. Agama : Islam

4. Kewarganegaraan : Indonesia

5. Status Perkawinan : Belum Menikah

6. Alamat : Komp Bumi Panyileukan E 4 No.10 Cibiru Bandung

7. No. Tlp : 085720366592

8. Email : yusmanamunt@gmail.com

9. Pendidikan :

- SDN Panyileukan Lulus Tahun 2004

- SMPN 34 Bandung Lulus Tahun 2007

- SMAN 1 Cileunyi Lulus Tahun 2010