RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK BERBASIS

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK BERBASIS WEB UNTUK
MENGELOLA PROYEK MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA
PRINCE2
Rigga Widar Atmagi1, Umi Laili Yuhana, Siti Rochimah
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 60111, Indonesia
godofodin@gmail.com, yuhana@its-sby.edu, siti_r@yahoo.com

Abstrak
Kegiatan pengelolaan proyek tidak selalu berjalan mulus, kerap kali ditemui hambatan yang menyebabkan
proyek dibayangi oleh resiko kegagalan. Untuk meningkatkan peluang keberhasilan sebuah proyek, dapat ikuti kerangka
kerja yang disediakan oleh PRINCE2. PRINCE2 dipilih karena menyedikan praktik-praktik terbaik yang dapat diikuti
dalam melakukan pengelolaan proyek. Terdapat beberapa aspek yang tidak tercakup oleh PRINCE2 seperti teknik
perencanaan work breakdown structure (WBS) dan teknik perhitungan earned value management(EVM) yang lazim
digunakan untuk melakukan kontrol terhadap rencana proyek. Melalui Tugas Akhir ini, diajukan kakas bantu untuk
memudahkan pengguna mengelola proyek dengan berpijak pada kerangka kerja PRINCE2, memiliki fungsi teknik
perancangan WBS dan perhitungan EVM. Kakas bantu ini memiliki antar muka berbasis web dan telepon genggam
pintar. Kakas bantu ditujukan untuk membantu pengguna merencanakan kegiatan proyek, mengawasi perkembangan
kegiatan proyek dan berkomunikasi dengan anggota tim.
Kakas bantu ini merupakan aplikasi web yang terintegrasi dengan baik, mengintegrasikan berbagai modul
didalamnya sehingga pengguna tidak perlu membuka banyak aplikasi hanya untuk mengelola proyek.


Kata kunci: Manajemen Proyek, PRINCE2, Earned Value Management, Work Breakdown Structure, Gantt
Chart
direncanakan,
semakin
tinggi
pula
tingkat
keberhasilannya[8].
Untuk melakukan perencanaan sebuah proyek
dengan baik dibutuhkan kerangka kerja pengelolaan
proyek yang dapat membantu dalam perencanaan,
pengaturan, dan pengawasan. Salah satu kerangka kerja
pengelolaan proyek adalah PRINCE2 . Kerangka ini
merupakan kerangka kerja pengelolaan proyek yang
umum dan dapat diterapkan.
PRINCE2 menyediakan prosedur untuk
melakukan koordinasi sumber daya dalam proyek untuk
merancang dan mengatur jalannya aktivitas, dan
memberikan acuan yang harus dilakukan.

Ketika aktivitas tidak berjalan sesuai dengan
yang direncanakan. Kerangka kerja ini sudah dikenal
secara luas dan menyediakan prosedur yang seragam
untuk semua orang yang terlibat dalam sebuah proyek
dalam
bentuk praktik-praktik terbaik. Penggunaan
kerangka kerja Prince2 tidak menjamin keberhasilan
sebuah proyek, tetapi dengan mengaplikasikannya dapat
meningkatkan kemungkinan keberhasilan sebuah
proyek[1]. Tidak semua aspek pengelolaan proyek
termasuk dalam PRINCE2, contohnya adalah teknik
perencanaan umum seperti grafik Gantt dan analisis
Earned Value Management [4].
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah kakas bantu
pengelolaan proyek yang dapat memantau jalannya

1. PENDAHULUAN
Manajer proyek kerapkali menghadapi hambatan
yang berujung pada kegagalan sebuah proyek. Menurut
Bull Survey, tiga faktor penyebab terbesar kegagalan

proyek adalah buruknya komunikasi antara pihak-pihak
terkait, baik pengembang maupun pemilik proyek (57%),
Kurang baiknya perencanaan proyek (39%) serta
buruknya pengendalian kualitas pekerjaan (35%). Hasil
dari penelitian ini lebih menekankan pada pentingnya
komunikasi dalam proyek, perencanaan yang matang
serta pengendalian kualitas yang mengacu pada standar
yang telah ditetapkan. Sedangkan survei yang dilakukan
oleh KPMG Canada menemukan beberapa fakta tentang
kegagalan pelaksanaan proyek, diantaranya adalah
perencanaan proyek, pengguna dan kebutuhan bisnis[1].
Disinilah kerangka kerja pengelolaan proyek
menjadi penting. Pengelolaan proyek sendiri merupakan
implementasi terhadap semua aspek dari sebuah
rancangan pengembangan solusi untuk menghasilkan
suatu sistem solusi yang selaras dengan objektif yang
telah ditetapkan.
Ada empat hal penting yang harus dipahami oleh
seorang manajer proyek, yaitu cakupan proyek, waktu
pelaksanaan proyek, biaya, proyek, dan kualitas dari

proyek itu sendiri. Semakin tepat ketercapaian waktu,
biaya dan fungsionalitas dari proyek yang telah

1






proyek. Kakas bantu mengadopsi kerangka kerja
PRINCE2, menyediakan teknik perancanaan grafik Gantt
dan mengimplementasikan perhitungan Earned Value
Management.
Dalam pembangunan kakas bantu terdapat
bagian-bagian yang menjadi elemen dasar dari suatu
pengelolaan proyek yaitu sumber daya, perencanaan,
komunikasi dan pengawasan. Sumber daya pada
pembangunan proyek terdiri dari aset(kontrak dan
dokumen) dan jasa. Perencanaan dilakukan pada awal

sebuah proyek untuk memastikan alokasi sumber daya.
Komunikasi dilakukan untuk memastikan segala
informasi dapat tersampaikan dan dipahami dengan baik
dalam pengerjaan kegiatan dalam proyek. Pengawasan
dilakukan dalam pelaksanaan untuk mengetahui
kemajuan sebuah proyek.
2. DASAR TEORI

Management of Risk.
Quality in a project environment.
Configuration management.
Change control.

Gambar 1 Komponen PRINCE2

2.1. PRINCE2
PRINCE2
(PRojects
IN
Controlled

Environments) adalah sebuah metode terstruktur untuk
manajemen proyek. PRINCE2 didesain untuk memenuhi
kebutuhan penggunanya dan menggunakan metode yang
generik dan teruji untuk semua jenis proyek. PRINCE2
adalah metodologi manajemen proyek dengan pendekatan
berbasis proses yang mudah diadopsi sesuai dengan besar
proyek. PRINCE2 mendefinisikan sebuah proyek sebagai
sebuah lingkungan pengelolaan yang dibuat untuk tujuan
menghasilkan satu atau lebih produk bisnis sesuai dengan
proses bisnis yang telah ditentukan.
Model proses PRINCE2 terdiri dari delapan
proses manajemen yang meliputi aktivitas dari memulai
proyek sesuai dengan jalurnya, sampai dengan
mengontrol dan mengatur kemajuan proyek sampai
proyek selesai. Kunci agar sukses dalam menggunakan
model proses PRINCE2 adalah dengan melakukan
adaptasi dan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan
proyek. Model proses PRINCE2 adalah sebagai berikut:
• Starting Up a Project (SU).
• Directing a Project (DP).

• Initiating a Project (IP).
• Controlling a Stage (CS).
• Managing Product Delivery (MP).
• Managing Stage Boundaries (SB).
• Closing a Project (CP).
• Planning (PL).
PRINCE2 memiliki delapan komponen yang
diaplikasikan ke berbagai proses didalam model proses
PRINCE2. Model proses dan komponen PRINCE dapat
dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 1. Sedangkan
Komponen-komponen PRINCE2 adalah sebagai berikut:
• Business Case.
• Organisation.
• Plans.
• Controls.

Gambar 2 Model Proses Prince2
2.2. EARNED VALUE MANAGEMENT
Earned Value Management (EVM) adalah
sebuah metode untuk mengetahui kemajuan suatu proyek

lebih besar atau lebih kecil dari anggaran yang
seharusnya, dan lebih cepat atau lebih lambat dari jadwal
yang seharusnya. EVM dapat menjawab pertanyaan
pengelolaan yang merupakan kunci sukses dari setiap
proyek, seperti:
• Apakah lebih lambat atau lebih cepat dari
jadwal?
• Apakah penggunaaan waktu sudah secara
efisien?
• Kapan kira-kira proyek akan selesai?
• Apakah lebih sedikit atau lebih banyak biaya
dari anggaran?
• Apakah anggaran digunakan secara efisien?
• Berapa kira-kira biaya untuk sisa pekerjaan?
• Berapa kira-kira biaya keseluruhan proyek?
• Berapa biaya pada akhir proyek jika dalam
keadaan lebih sedikit atau lebih banyak terjadi
terus menerus?

2


Schedule Variance dapat direpresentasikan
sebagai prosentase dengan membagi SV dengan PV.
Rumusan SVP dapat didefinisikan sebagai berikut:
SVP = SV / PV
(1.2)

Jika EVM menyatakan bahwa sebuah proyek
lebih lambat atau lebih cepat dari jadwal atau lebih
banyak biaya dari anggaran, maka proyek manajer dapat
menggunakan metodologi EVM untuk mengidentifikasi
hal-hal sebagai berikut:
• Dimanakah masalah muncul?
• Apakah masalah tersebut kritis atau tidak?
• Apakah dapat mengembalikan proyek ke jalur
yang sesuai?

2.2.5

Schedule

Performance
Index
(SPI)
mengindikasikan seberapa efisien tim proyek dalam
memanfaatkan waktu. SPI dapat dihitung dengan
membagi EV dengan PV. Rumusan SPI dapat
didefinisikan sebagai berikut:
SPI = EV / PV
(2)

EVM terdiri dari tiga elemen dasar yaitu
Planned Value (PV), Earned Value (EV), dan Actual Cost
(AC). Tiga elemen ini akan digunakan sebagai acuan
dalam melakukan analisa performa dan peramalan.
Terdapat intepretasi dari nilai-nilai yang diturunkan dari
tiga elemen dasar tersebut seperti terlihat pada Tabel 1.

2.2.6

CV >

0 &
CPI
> 1.0
Biaya
CV =
0 &
CPI
= 1.0
CV <
0 &
CPI
< 1.0

SV > 0 &
SPI > 1.0

Jadwal
SV = 0 &
SPI = 1.0

Lebih
cepat,
dibawah
alokasi
biaya
Lebih
cepat, tepat
alokasi
biaya

Tepat ,
dibawah
alokasi
biaya

SV < 0
dan SPI <
1.0
Terlambat,
dibawah
alokasi
biaya

Tepat ,
tepat
alokasi
biaya

Terlambat,
tepat
alokasi
biaya

Lebih
cepat,
melebihi
alokasi
biaya

Tepat ,
melebihi
alokasi
biaya

Terlambat,
melebihi
alokasi
biaya

Time Estimate at Completion (EACt)

Dengan menggunakan SPI dan rata-rata PV per
satuan waktu, tim proyek dapat menghasilkan estimasi
kasar kapan proyek akan selesai, jika tren saat ini
berlanjut, dibandingkan dengan waktu selesai yang
seharusnya. Rumusan EACt dapat didefinisikan sebagai
berikut:
EACt = (BAC / SPI) / (BAC/months) (3)

Tabel 1 Intrepretasi Perhitungan EVM
Perhitungan
Performa

Schedule Performance Index (SPI)

2.2.7

Cost Variance (CV)

Cost Variance menunjukkan apakah proyek
menghabiskan lebih kecil atau lebih besar anggaran
daripada yang seharusnya. Perhitungan ini didapat dari
mengurangi EV dengan AC. Rumusan CV dapat
didefinisikan sebagai berikut:
CV = EV – AC
(4.1)
Perhitungan CV dapat juga direpresentasikan
didalam bentuk prosentase dengan membagi CV dengan
EV. Rumusan CVP adalah sebagai berikut:
CVP = CV / EV
(4.2)

2.2.8

Cost Performance Index (CPI)

Planned
Value
(PV)
mendeskripsikan
sejauhmana pekerjaan proyek yang seharusnya dari awal
sampai pada titik tertentu pada jadwal proyek.

Earned Value dan Actual Cost juga dapat
digunakan
untuk
menghitung
kumulatif
Cost
Performance Index (CPI), yang merupakan indikator
efisiensi biaya yang paling jelas. CPI didapatkan dengan
membagi EV dengan AC. Rumusan CPI dapat
didefinisikan sebagai berikut:
CPI = EV / AC
(5)

2.2.2

2.2.9

2.2.1

Planned Value (PV)

Earned Value (EV)

Earned Value (EV) adalah rekaman kemajuan
proyek dari awal sampai titik waktu tertentu yang
ditentukan yang merefleksikan jumlah pekerjaan yang
telah selesai dalam jangka waktu tertentu atau sampai
pada titik waktu tertentu.

2.2.3

Indikator lain yang cukup berguna adalah TCPI,
yang dapat membantu tim untuk mengetahui efisiensi
yang harus dicapai untuk pekerjaan yang tersisa agar
memenuhi titik akhir. Rumusan TCPI adalah sebagai
berikut:
TCPI = (BAC – EV) / (BAC / AC) (6)

Actual Cost (AC)

Actual Cost (AC) adalah indikator dari tingkatan
sumber daya yang telah dihabiskan untuk mencapai
pencapaian kerja yang sebenarnya sampai pada titik
waktu tertentu.

2.2.4

To-Complete Performance Index (TCPI)

2.2.10 Estimate at Completion (EAC)
Estimate at Completion (EAC) berguna untuk
mengetahui biaya akhir jika tren yang sama berlanjut.
Metode umum yang digunakan untuk menghitung EAC
adalah membagi BAC dengan kumulatif CPI. Rumusan
EAC didefinisikan sebagai berikut:
EAC = BAC / CPI
(7)

Schedule Variance (SV)

Schedule Variance menunjukkan apakah proyek
lebih cepat atau lebih lambat dari jadwal. SV didapatkan
dari mengurangi EV dengan PV. Rumusan SV dapat
didefinisikan sebagai berikut:
SV = EV – PV
(1.1)

3

3. ANALISIS dan PERANCANGAN PERANGKAT
LUNAK

2.2.11 Variance at Completion (VAC)
Setelah mengetahui EAC maka project manager
dapat menghitung biaya Variance at Completion (VAC),
yang menunjukan apakah tim akan menyelesaikan proyek
dalam keadaan lebih kecil atau lebih besar dari anggaran.
VAC dapat dihitung dengan mengurangkan BAC dengan
EAC. Rumusan VAC didefinisikan sebagai berikut:
VAC = BAC – EAC
(8.1)
VAC juga dapat direpresentasikan didalam
prosentase dengan rumusan sebagai berikut:
VACP = VAC / BAC
(8.2)

3.1. Arsitektur Sistem
Sistem yang dibangun menggunakan arsitektur
sistem berbasis web dengan menggunakan teknologi
ASP.NET C# 4.0 dan windows phone application sebagai
antar muka, dan Microsoft SQL Server Database sebagai
back-end, seperti terlihat pada Gambar 4. Selain itu
terdapat library pendukung disisi front-end yaitu Rich
Internet Application (RIA) framework berbasis AJAX
menggunakan Ajax Toolkit, Scheduler Toolkit dan
Dundas Toolkit. Digunakan library Object Relational
Mapping (ORM) yaitu Linq to SQL Classes untuk
mengatur seluruh jalur koneksi dari dan ke basis data
sehingga efektifitas penggunaan koneksi dan kemudahan
pengaturan koneksi bisa tercapai.

2.2.12 Estimate to Complete (ETC)
Estimate to Complete menunjukkan berapa besar
biaya untuk sisa pekerjaan. Rumusan ETC adalah sebagai
berikut:
ETC = (BAC – EV) / CPI (9)
2.3. WORK BREAKDOWN STRUCTURE
Work Breakdown Structure (WBS) adalah alat
kunci yang digunakan untuk membantu manajer proyek
untuk mendefinisikan pekerjaan yang akan dilaksanakan
untuk memenuhi tujuan dari proyek. Membuat WBS
terdiri dari empat langkah proses yang berfokus kepada
produk, layanan, atau hasil yang akan diberikan kepada
pengguna. WBS menyediakan sebuah kerangka kerja
untuk mengatur dan memecah suatu pekerjaan ke detail
tingkatan yang sesuai untuk planning dan control.
Adapun tujuan dari WBS didalam manajemen proyek
adalah sebagai berikut:
• WBS diturunkan dari tujuan proyek dan produk,
layanan, atau hasil dari proyek.
• Menyediakan
kerangka
kerja
untuk
mendefinisikan ruang lingkup pekerjaan yang
lengkap.
• Memastikan
elemen
pekerjaan
telah
didefinisikan dan berkaitan dengan hanya satu
usaha pengerjaan, sehingga aktivitas tidak
terduplikasi.
Penomoran WBS bisa dilakukan dengan
berbagai macam kerangka kerja, tetapi hal yang
terpenting adalah penomoran tersebut harus konsisten.
Salah satu sistem penomoran yang banyak dipakai adalah
dengan penomoran desimal (decimal outline numbering)
seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 4 Arsitektur Sistem
3.2. Arsitektur Aplikasi
Perangkat lunak ini memiliki arsitektur yang
terdiri dari tiga layer seperti terlihat pada gambar 5, yaitu:
• Model Layer, bagian ini bertanggungjawab
untuk hubungan langsung dengan basis data.
Pada bagian ini seluruh koneksi basis data akan
diimplementasikan
• Controller dan Services Layer, merupakan
bagian yang mengimplementasikan business
logic dari suatu kakas bantu
• View Layer, pada bagian ini diimplementasikan
hal-hal yang berhubungan dengan implementasi
pengguna interface, request dan response
handler, dan kapabilitas AJAX

Gambar 5 Arsitektur Aplikasi

Gambar 3 Penomoran WBS

4

aplikasi terhadap pengguna. Hasil uji coba kebenaran
dijabarkan pada Tabel 3 dan hasil uji coba penggunaan
dijabarkan pada Tabel 4.

3.3. Kasus Penggunaan

Didalam perancangan aplikasi ini
didefinisikan beberapa kasus penggunaan yaitu
sebagai berikut:
• Mengelola Pengguna
• Mengelola Pekerjaan Pengguna
• Mengelola Kontak Pengguna
• Mengelola Relasi Pengguna
• Mengelola Kegiatan Proyek
• Mengelola Aset Proyek
• Mengelola Kontrak Proyek
• Mengelola Catatan Masalah Proyek
• Mengelola Catatan Perubahab Proyek
• Mengelola Catatan Resiko Proyek
• Mengelola Catatan Persetujuan Proyek
• Mengelola Pelaporan
• Mengelola Titik Pencapaian Proyek
• Mengelola Rencana Kegiatan Proyek
• Mengelola Tim Proyek
• Pengingat
• Mengelola Catatan Berita Proyek
• Menghitung EVM proyek
• Hak Akses
• Lokasi Pengguna
• Menkonversi file ms project

Tabel 3 Hasil Uji Coba Kebenaran
Fungsi yang Diuji
Registrasi Pengguna
Pengguna Masuk
Menambahkan Pekerjaan
Menambahkan Kontak
Menambahkan Aset
Mengganti Foto
Menjalin Relasi Antar Pengguna
Menerima atau Menolak Ajakan Relasi
Pengguna
Membuat Proyek
Mengubah Profil Proyek
Melakukan Rekrutmen Anggota Proyek
Menambah Kegiatan
Menkonversi .mpp
Menambahkan aset proyek
Mengunggah Aset Proyek
Mengunggah Kontrak Proyek
Menampilkan Kontrak Proyek
Menambah Catatan Perubahan
Menambah Catatan Resiko
Menampilkan Laporan Umum Proyek
Menampilkan Laporan Kegiatan Selesei
Menampilkan Laporan Kegiatan Sedang
Dikerjakan
Menampilkan Laporan Kegiatan Belum
Dimulai
Menampilkan Laporan Titik Pencapaian
Menampilkan Laporan Pembagian Kerja
Monitoring EVM
Masuk Menggunakan Aplikasi Mobile
mendaftar Menggunakan Aplikasi
Mobile
Menampilkan Kegiatan Proyek
Menggunakan Aplikasi Mobile
Menampilkan Pengingat Menggunakan
Aplikasi Mobile
Menampilkan Relasi Menggunakan
Aplikasi Mobile

3.4. Aktor
Aplikasi ini memiliki 2 aktor yang memiliki hak
dan wewenang masing-masing. Nama dan tugas dari
kedua aktor tersebut dijelaskan pada tabel 2.
Tabel 2 Aktor Aplikasi
No.
Actor
Deskripsi
1 Admin
Admin merupakan orang yang
bertugas memperbarui data
bug dari aplikasi ini.
2 Pengguna
Pengguna merupakan orang
yang berkepentingan untuk
menggunakan aplikasi ini.
Pengguna dalam proyek di
aplikasi ini terbagi menjadi 3
hak akses, yaitu manajer,
member, dan klien

Hasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil

Tabel 4 Hasil Uji Coba Penggunaan

4. UJI COBA
Uji coba dibagi menjadi 2 bagian yaitu uji coba
kebenaran(correctness
test)
dan
uji
coba
penggunaan(usability test). Uji coba kebenaran meliputi
uji coba seluruh modul yang ada di aplikasi. Sedangkan
uji coba penggunaan bertujuan untuk menilai dampak

Sesi 1

Gagal

Partisipan
1
Partisipan
2

5

Galat

Berhasil






Partisipan
3
Partisipan
4
Partisipan
5

Sesi 2
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T1
T9
T10
T11
T12
T3
T14
T15
T16
T17
8
T19
T20
T21
T22
T23
T24
T25

P1
















-√









3.

Earned Value Management (EVM) dapat
diaplikasikan bersama dengan metodologi
PRINCE2 untuk melakukan analisis kemajuan
proyek.
4. Kakas bantu pengelolaan proyek ini dapat
menangani pengelolaan proyek yang berbedabeda sesuai dengan kebutuhan pengguna dan
tim, sehingga dengan mengimplementasikan
kakas bantu ini maka pengguna dapat
melakukan pengawasan terhadap proyek.
5. Berdasarkan pengujian penggunaan, kakas bantu
pengelolaan proyek telah terbukti membantu dan
memudahkan pengguna dalam mengelola
proyek.
Saran yang dapat penulis ajukan sebagai
penunjang perbaikan di masa mendatang adalah:
1. Aplikasi yang dikembangkan belum sepenuhnya
mengadopsi model proses dari PRINCE2.
Penggunaan framework workflow sangat
disarankan untuk mempermudah implementasi
model proses dan menyederhanakan struktur
basis data.
2. Berbagai elemen-elemen lain yang tidak
tercakup didalam kakas bantu ini seperti
pengelolaan resiko, pengelolaan masalah, dan
pengelolaan perubahan (perubahans) merupakan
hal yang dipelajari secara khusus dan dapat
diimplementasikan didalam kakas bantu ini.
3. Aplikasi ini hanya menyediakan mekanisme
penyimpanan dokumen. Penerapan pengelolaan
dokumen kedalam kakas bantu ini juga dapat
dilakukan untuk meningkatkan fungsionalitas
dari kakas bantu ini.
4. Sistem keamanan dan pengaturan session masih
perlu untuk diperbaiki.
5. Aplikasi ini menyerahkan seluruh keputusan
kepada manajer proyek. Penerapan automatisasi
pengambilan keputusan terhadap rencana berupa
saran terhadap manajer proyek dapat dilakukan
untuk meningkatkan fungsioalitas kakas bantu
ini
6. DAFTAR PUSTAKA




P2



















-√


-√



P3





-√












-√
-√

























-√


-√



P5
















-√









Px = Partisipan ke –x
Tx = Urutan Skenario ke –x
√ = Berhasil
× = Gagal
-√ = Berhasil dengan galat / Salah pemahaman
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pengamatan selama perancangan,
implementasi, dan proses uji coba perangkat lunak yang
dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Aplikasi ini merupakan suatu kesatuan
fungsional yang terdiri dari kumpulan-kumpulan
komponen, sehingga dapat disimpan, diatur dan
digunakan kembali didalam kakas bantu
pengelolaan proyek.
2. Aplikasi pengelolaan proyek ini mengadopsi
beberapa model proses dan komponen dari
PRINCE2.

[1]

[2]

[3]

6

The Stationary Office, Managing
Successful Projects with PRINCE2
Third Suntingion, 2009.
T. Haugan, Gregory. 2003. The Work
Breakdown Structure in Government
Contracting. Management Concepts,
Inc.
Project Management Institute, Practice
Standard for Earned Value
Management, 2005.

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

Kerzner, Harold. 2003. Project
Management: A Systems Approach to
Planning, Scheduling, and
Controlling, Eight Suntingion. John
Wiley & Sons.
Hendrickson, Chris. 1989. Project
Management for Construction:
Fundamental Concepts for Owners,
Engineers, Architects and Builders.
Prentice Hall.
E. Portny, Stanley. 2007. Project
Management for Dummies, Second
Suntingion. Wiley Publishing, Inc.
Cutting, Thomas Deliverable-based
Project Schedules: Part 1, PM Hut
From http://www.pmhut.com atau
keluaran-based-proyek-schedules-part-1
(Last accessed 8 November 2011).

[9]

[10]

[11]

[12]

7

Hal-hal penting dalam proyek,

Project Failure Cause,

Usability Test
plan,
Usability Survey,

Usability Plan,