3
Layer 3 : 32 kbps – 320 kbps. Setiap Layer menawarkan kemampuan
kompresi yang berbeda-beda. Lengkapnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. Faktor
pembanding kompresi yang diganakan untuk MP3 adalah suara dengan format stereo, 16 bit
per sample, frekuensi sampling 48 KHz. Dengan format seperti ini bit rate tanpa kompresi adalah
1.536.000 bit per detik. Dengan menggunakan Layer 3, data suara dengan format seperti ini
dapat dihasilkan hanya dengan menggunakan bit rate 128.000 bit per detik, sehingga faktor
kompresi yang dihasilkan adalah 12 : 1. Suatu keuntungan yang sangat besar.
Layer Bit Rate
Faktor Kompresi
I 384 kbps
4 II
192 kbps 8
III 128 kbps
12
Tabel 2.1. Faktor kompresi MPEG audio pada setiap Layer.
2.2. TEKNIK KOMPRESI MPEG AUDIO Sebenarnya teknik kompresi MP3 adalah
teknik kompresi MPEG-1 Audio atau MPEG-2 Audio. Teknik kompresi MP3 hanya
menggunakan MPEG-2 Audio. Teknik kompresi MP3 hanya menggunakan Layer 3, dari 3 Layer
yang ada. Teknik kompresi MPEG Audio Layer 1 dikenal dengan nama MP1, sedangkan teknik
kompresi MPEG Audio Layer 2 dikenal dengan nama MP2.
Teknik kompresi yang dilakukan MPEG Audio merupakan suatu teknik Lossy
Compression
. Maksudnya, informasi yang terkandung dalam data yang terkompresi akan
dihilangkan sebagian data aslinya agar faktor kompresi menjadi lebih tinggi. Lossy
Compression digunakan untuk melakukan
kompresi terhadap data yang tidak terlalu penting dan karena pertimbangan ilmiah melalui analisis
matematis dan biologis dapat dihilangkan tanpa mempengaruhi persepsi penggunanya. Contoh
Lossy Compression
adalah format JPG pada gambar, MPEG pada video dan MP3 pada audio.
Kebalikan dari lossy compression adalah loseless compression.
Pada Loseless Compression, data yang terkompresi mengandung seluruh informasi
data aslinya tanpa ada informasi yang dihilangkan. Teknik kompresi ini digunakan
untuk melakukan kompresi terhadap data yang sangat penting dan tidak boleh rusak atau hilang
satu bit-pun. Contoh loseless compression adalah format file ZIP, RAR, LHA, ARJ, dan CAB.
Walaupun pada dasarnya kompresi MPEG Audio merupakan lossy compression,
MPEG menjamin bahwa secara persepsi kompresi MPEG Audio adalah loseless
compression
. Maksudnya walaupun MP3 menghilangkan sebagian data, kemungkinan
besar kita sebagai pendengar tidak akan menyadari hal tersebut. Sebagai buktinya, dua
ilmuwan yaitu Greewin dan Rayden telah menguji suatu suara dengan format 16 bit, stereo,
frekuensi sampling 48 KHz. Beberapa pendengar suara yang sudah pakar diundang untuk
mengujinya. Suara tersebut dikompresi dengan format MP3 dengan tetap menyimpan format
aslinya. Ketika kedua suara tersebut diperdengarkan, para pendengar yang sudah
pakar tersebut tidak berhasil membedakan perbedaan antara format MP3 dengan format
aslinya. Berbagai analisis terhadap anatomi manusia dan perhitungan matematis berada di
balik kemampuan besar ini. Kemampuan MP3 dalam mengkompresi
file secara besar-besaran pada hakikatnya memanfaatkan sifat dari panca indra manusia.
Telinga manusia mempunyai kelemahan yang ternyata dapat dimanfaatkan untuk melakukan
kompresi. Kelemahan ini dikenal dengan nama Auditory Masking
. Masking ini adalah kelemahan secara persepsi dari sistem
pendengaran manusia yang terjadi kapanpun ketika adanya suatu sinyal kuat pada frekuensi
tertentu. Dengan adanya sinyal yang kuat ini akan menyebabkan frekuensi-frekuensi di sekitar
sinyal tersebut menjadi kurang terdengar oleh telinga manusia. Fenomena ini telah diselidiki
oleh banyak ahli dengan menggunakan eksperimen-eksperimen psychoacoustic.
Ada satu analogi yang dapat diperhatikan. Suatu malam ada seorang pengendara mobil
melihat pejalan kaki yang menyeberang jalan, tetapi sesaat kemudian lampu sorot dari sebuah
mobil yang berlawanan arah mengenai mata pengendara. Maka pada saat itu pengendara tidak
dapat melihat pejalan kaki yang menyeberang jalan tersebut, yang dapat dilihat hanyalah
cahaya lampu sorot tersebut. Hal ini disebabkan karena cahaya dari lampu sorot menyebabkan
terjadinya masking, menutupi kemampuan mata menerima cahaya yang lebih lemah.
Sifat lain dari sistem pendengaran manusia yang dimanfaatkan oleh MP3 adalah
sifat non-linieritas. Sensitivitas telinga manusia untuk berbagai frekuensi tidak tersebar secara
4
linier. Setelah diadakan penyelidikan, ternyata untuk frekuensi rendah telinga kita mempunyai
sensitivitas yang tinggi. Makin tinggi frekuensi, makin rendah sensitivitas telinga.
. III. PERANCANGAN SISTEM
3.1. ANALISA KEBUTUHAN.