Penentuan Periode Pengamatan pada Uji Daya Berkecambah serta Pengaruh Disinfektan terhadap Viabilitas Benih Jeruk Besar (Citrus maxima Merr)

"DM dt k-Ht tnt tcrd4pat セエ。BMFuI@
セ@

セ@

4H99PA.
セM」エᆱヲN@

'f"H9 d"''''',"jdH9M,

エ。Cセャiu・MNᄋm@

、。セ@

/tolum-

"-,,, セ@

Y@セ
""" 'f"H9 Mal:
d=&"'9' dtJIAa.Ht d"'9"" aUt 'f"H'J

""""', "fi;am£'t.cttkM" セエ。B@
(aH_,," {fa atM セエ。h@

9""9

(a(" u"t4H9

"'-'
sBYセー、。N@

セ@

、」Nセ@

セMエT、B@

{fa ("""'pat
(Ued",,,,";1tta/,.

t"9' /:"",.


'f"''9 tcr{t4t., f,ft- 2"."", "''ld ,.-1'1-;12" 'd a'f"t 41

Kupersembahankan karya ini untuk Ayah Bunda tercinta,
serta Kakak-kakakku terkasih atas segala
do's, dorongan dan kelkhlasan kepada
ananda selama ini, dan
vang tersayang
dik Heni,

f: eJJ
".

7o**I

6,-

.

PENENTUAN PERIOD%PENCAPvfATAN PADA U J I DAYA


BERKECAMBAH SERTA PENGARTJH DISINFEICTAN TERHADAP
V M B I L I T . ~BENIH
~
JERUK BESAR (Citr~~s
nzmituimzn Merr)

Oleh
Rfaswadi Ode Unga
A.29@715

JURIJSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAICULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998

RINGKASAN

Maswadi Ode U I I ~ ZA.290715.
I

Penenroa~iPeriode Per2samatan pada Uj1 Daya
BerkecamLah serta Pengal-tih Disinfektan terhadap Viatilitas Benih Jeruk Besar
(Ciwlcs ~ ~ i n v i nMerr)
~ a di bawah bimbingan Tatiek Kartika Suharsi dan Endah Retno

Palupi.
Perbanyakan jeruk umumnya dengan cara okulasi. Batang bawah yang berkualitas adalah batang bawah yang menunjang pertumbuhan batang atas. Batang bawah
yang berkualitas dihasilkan oleh benili yang berkualitas. Untuk menentukan kualitas
benih diperlukan pengujian, dengan salah satu perangkatnya adalah periode pengamatan. Hingga kini periode pengamatan dalam pengujian daya berkecambah jeruk besar
belum diketahui.
Pene1i:ian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Periode penganiatan pertama dan
kedua pada uji daya berkecambah benih jeruk besar dan 2) Peligaruh konsentrasi
disinfektan terhadap viabilitas potensial dan vigor benih.
Penelitian dilaksanakar. di L?.boratorium Illnu dan Tekno!ogi Benih dan rumah
plastik Jurusan Budi Daya Pertanian ~nulaibulan Maret sampai bulan Juli 1997. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama merupakan percobaan faktorial yang terdiri dari tiga faktor dan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap.
Faktor pertama adalah varietas yang terdiri dari varietas Adas, Bali hlerah dan Gulung.
Faktor kedua adalah media yang terdiri dari media kertas merang, pasir dan tanah
(latosol), dan faktor ketiga adalah pengupasan kulit benih yaitu dikupas dan tanpa dikupas, masing-masing ditilai~gtiga kali, tiap clacgzn nenggucakan 25 Senih. PercoSaan kedua juga berbentuk faktorial dan menggunakan metode Ransangan Acak Lengkap. Faktor pertama adalah dislnfektarl yang teridiri dari empat taraf yaitu 0, 5, 10 dan
15 %. Faktor kedua adalah pengupasan kuiit benih yaitu dikupas dan tanpa dikupas,


-

masing,-masing diulazg srbanyak tiga kali, tiap ulangen menggunakan 25 benih. Jemk
besar yang digunakan adalah Varietas Adas. menggunakan m e t ~ d euji UKDdp.
Parari?eter yang diamati adalah viabilitas potensial dengan tolok ukur daya berkecambah dan vigor kek~aiantu~nbuhdengan tolok ukur kezepatan tulnbuh benih. Pada
percobaan pertama pengamatan dilakukan terhadap kecambah normal yang dimulai
Ca-Tnh-ga hari setelah tanam sampai benih habis berkecambah. Sedangkan pada percobean kedua pengamatan daya berkecambah pada 2'2 dan 31 HST.
Hasil penelitian rnenunjukkan periode pengamatan pada benih jeruk besar bervariasi, baik pengamatan i maupun pengamatan 11. Namun demikian, kecznderungannya
memperlihatkan periode pengamatan I terjadi pada 22 hari setelah tanam dan periode
pengamatan I1 terjadi pada 3 1 hari setelah tanam.
Varietas Gulung dan Adas memiliki daya berkecambah dan kecepatan tumbuh
yang lebih tinggi daripada varietas Bali Merah. Akan tetapi varietas Gulung kurang
toleran terhadap media tanah (latosol) dibandingkan dengan varietas Adas. Hasil percobaan satu menunjukkali bahwa media yang lebih cocok untuk pengujian viabilitas
benih jeruk besar adalah keflas merang dan pasir.
"

~,

Pemberian natrium hipoklorit berpengaruh nyata terhadap kecepatan tumbuh tetapi tidak berpengaruh nyata pada daya berkecambah benih. Pengupasan kulit benih
~-


dapat meningkatkan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih secara nyata.

PENENTIFAN PENODE PENGAMATAN PADA UJI DAYA
BERKECAMBAH SERTA PENGARUH DISINFEICTAN TERFiADAP
'

VIABILITAS BENLB JERUI< BESAR (Citrrrs ntr~~it~zcr
Merr)

Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Ssrjana Perranian pada Jurusan Budi Daya Pertaiian
Fakultas Pertanian, Institut Peltanian Bogor

Oleh
Mnsnndi Ode Urtga
ii.290715

.FURUSAN BUG1 DAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANLkN
INSTITCJT PERTANIAN EOGOR
1998

Judul

: PENENTUAN PERIODE PENGAMATAN PADA UJI DAYA BERUE-

CAMBAH SERTA PENGARUH DISINFEKTAN TERHADAP W I -

LITAS BENIH JERUK BESAR (Cib-11snznxi71znMerr).
Nama

: MASWADI ODE UNGA

NRP

: A.290715

Meny etujui,


Pembimbing I

Pembimbing I1

<

Dra Tatiek ICartika Suharsi.MS
N J P . 131 124 020

Tanggal Lulus :

@8

Ir Endah Retno Palupi, MSc
NIP. 131 842 407

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Pen\llis dilahirkan di Wanci, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara pada

tanggal 11 Juli 1974, sebagai anak kesembilan dari sembilan bersaudara putra putri
bapak H. Syukur dan Hj. Sitti Khadijah.
Penulis ·menyelesaikan pendidikan dasar di SD Manatahan, Kecamatan Laiwui, Maluku Utara pada tahun 1986 dan melanjutkan ke SMP Negeri Wanci yang
diselesaikan pada tahun 1989.

Tahun 1092 penulis menyelesaika!l pendidikan

sekolah menengah tingkat atas di SMA Negeri Wanci.

Pada tahun yang sama

penulis diterima di Institut Pel1anian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
IPB (USMI) pada Program Studi Ihnu dan Teknologi Benih, Jurusan Budi Daya
Pertanian, Fakultas Pel1anian.
Penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata ajaran Mesin-Mesin Pengolahan Benih pada tahun ajaran 1997/1998.

DAFT AR GA..MBAR

:


No.

Halaman

I. Penentuan Hari Pengamatan Pertama dan Kedua untuk Optimasi Perkecambahan benih dalam APB yang Memerlukan Waktu Perkecambahan Optimal 6 Hari....... ................... ...................................... ............

10

2. Kecepatan tumbuh Harian Benih Jeruk Besar yang Ditanam pada Media Kertas Merang, Pasir dan Tanah........................ ....... .................. .....

22

3. K;ocepatan Tumbuh Harian Benih Jeruk Besar Varietas Adas, Bali Me- .
rah dan Gulung.....................................................................................

23

4. Kecepatan Tumbuh Harian Jeruk Besar tanpa Dikupas dan Dikupas .....

24


5. Kecepatan Tumbuh Kumulatif Benih Jeruk Besar yang Ditanam pada
Media Kertas Merang, Pasir dan Tanah ............. ............ .... ... ...... ...........

24

6. Kecepatan Tumbuh Kumulatif Benih Jeruk Besar Varietas Adas, Bali
Merah dan Gulung. ........ ... ... ........ ........................... ....... ..... ... ...............

25

7. Kecepatan Tumbuh Kumulatif Jeruk Besar tanpa Dikupas dan Dikupas

26

Lampiran
I. Kriteria Kecambah NormaL.... .... ............................. ........ ... ............. ...

44

PENDAHULUAN
Lata!" Belakang
Jeruk besar (Citnls maxima Merr atau C. grandis) adalah tanaman tahunan dan
merupakan tanaman asli Indonesia (Sarwono, 1986). Namun sampai saat ini belum
banyak diusahakan secara komersial, hanya ditanam di halaman rumah yang berfungsi
sebagai peneduh. Walaupun di beberapa daerah seperti Magetan dan Madiun. banyak
ditemui kebun-kebun jeruk besar yang diusahakan secara intensif dan menjadi komoditas yang penting sebagai sumber pendapatan (Setiawan, 1993).
Seiring dikeluarkannya SK Menteri Perdagangan dan Koperasi No.1351KPIVII91 mengenai pencabutan SK Menteri Perdagangan dan Koperasi NO.5051KP1XIII81
tentang larangan atau pembatasan impol buah-buahan, maka volume imp or buah-buahan termasukjeruk terus meningkat. Data tahun 1991-1995 volume imp or jeruk terus
meningkat lebih dari 1000% dan nilainya naik lebih dari 900% (BPS, 1995). Peningkatan volume impor jeruk ini, disamping karena masyarakat cenderung untuk mengkonsumsi buah impor karena penampilannya yang menarik, juga ukuran dan kontinuitas suplai buah impor merupakan keunggulan yang sulit disaingi buah lokai.

Oleh

karena itu, perIu usaha pengembangan karena diti,!1jau dari segi manfaat dan yerkem- .
bangan varietasnya, jeruk besar memiliki potensi untuk dikembangkan.
Pengembangan jeruk besar menuntut ketersediaan sarana produksi yang salah
satunya adalah bibit yang mencukupi dan bermutu, baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan perbanyakan bibit. Perbanyakan bibit bisa dari benih atau cangkokan. Kelebihan perbanyakan dengan biji adalah dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang banyak. Scdangkan kendalanya adalah
sifatnya yang tidak selalu sarna dengan induknya. Perbanyakan dengan cara cangkok-

2
an arlalah tidak bisa mendapatkan bibit dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, cara
untuk mendapatkan bibit yang memiliki sifat yang sarna dengan indllknya dan dapat
diperoleh dalam jumlah banyak adalah cara ·okulasi.
Perbanyakan dengan okulasi yang menggunakan batang bawah dari biji memiliki
beberapa keunggulan diantaranya adalah perakaran bibit kuat dan dalam karena batang
bawah berasal dari biji, umur tanaman lebih panjang dibandingkan dengan bibit canekokan, dan dapat diperoleh tanaman yang seragam dalam jumlah banyak (Setiawan,
1993). Oleh karena itu, perlu ada batang bawah yang bermutu dan kompatible dengan
batang atas agar dapat menunjang pertumbuhan batallg atas.
Batang bawah yang bermutu diperoleh dari benih yang bermutu. Benih yang
bennutu diketahui dari proses pengujian yang salah satu perangkatnya adalah periode
pengamatan pertama dan kedua. Hingga kini periode pengamatan pertama dan kedua
dalam pengujian daya berkecambah untuk komoditas jeruk besar belum diketahui.
Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha menentukan periode pengamatannya. Benih
jeruk biasanya sudah berkecambah setelah 27-30 hari setelah tanam (Soelarso, 1996).
King, Soetisna dan Roberts (1981) menyatakan bahwa perkecambahan benih jeruk
minimal memerlukan waktu sampai 5 minggu pada kondisi suhu perkecambahan 30°C.
Pengujian benih jeruk besar dengan cara mengecambahkan pada media perkecambahan sering kali mendapat serangan cendawan yang dapat menyebabkan benih
lambat berkecambah bahkan mati. Hal ini terjadi karena kulit benih jeruk besar memiliki testa yang berlendir dan sulit dibersihkan. Lendir yang menempel pada permukaan
kulit benih ini menJadi sarang bagi cendawan dan bakteri.
Banyak jenis zat kimia diberikan pada benih sebelum ditanam. Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan dan melindungi benih dari bakteri dan cendawan yang kemungkinan menyerang benih yang ditanam. Serangan bakteri atau cendawan ini dapat
mengurangi persentase jumlah benih yang berkecambah. Bahkan dapat menyebabkan

6

variasi tergantung varietasnya yang terdapat pada tiap sisir atau septa. Biasanya berisi
sekitar 1-8 biji tiap sisir, kecuali jeruk besar tanpa biji.
Tanaman yang ditanam dari biji biasanya sudah dapat menghasilkan buah setelah
berumur 3-6 tahun. Pad a umur 10 tahun ke atas buahnya bisa mencapai ·200 buah per
pohon. Masa berbuah yang paling lebat adalah pada bulan Juni-September. Sedangkan yang kurang lebat adalah bulan Desember-Januari. Tanaman jeruk besar yang telah berumur 40 tahun masih dapat berbuah, setelah itu tanaman jeruk besar harus dibongkar, diganti dengan tanaman barn. Penggantian dan perbanyakan tanaman bisa dilakukan dengan biji, cangkokan dan okulasi (Setiawan, 1993).
B. Viabilitas Bellih
Viabilitas benih didefenisikan sebagai daya hidup benih yang ditunjukkan oleh
fenomena pertumbuhan benih atau gejala metabolismenya. Dapat ditunjukkan pula
oleh keadaan organel sitoplasma sel atau kromosom (Sadjad, 1993). Untuk dapat
mengetahui apakah suatu benih masih memiliki viabilitas atau mendapatkan keterangan
tentang kemampuan benih untuk ttimbuh di lapang sebelum ditanam, maka dilakukan
pengujian viabilitas benih. Pengujian viabilitas benih ini dilakukan di hiboratorium
karena pengujian viabilitas benih dimgan kondisi iii
ャゥーュァセ@

hasilnya kurang memuas-

kan, sulit di ulang dan kurang dapat dipercaya (Sadjad, 1994).
Selanjutnya Sadjad (I980) menyatakan bahwa pengujian viabilitas benih dapat
dilakukan dengan metode uji secara langsung dan secara tidak langsung. Metode uji
secara langsung yaitu menguji benih dengan menganalisa individu benih masingmasing. Sedangkan metode uji tidak langsung adalah sekelompok benih diamati sekaligus. Indikasi yang dihasilkan dari pengujian darat bersifat langsung dan tidak langsung. Indikasi langsung bila indikasi tersebut bersifat gejala pertumbuhan. Sedangkan

8
cambahan dalam pengujian benih iala h illuncu! dan berkembangnya struktt!r penting
embrio serta

ュ・ョオイセエtォ。@

kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal

pada keadaan alam yang menguntungkan.
proses.

Perkecambahan ini terdiri dari beberapa

Byrd (1968) menyatakan bahwa proses perkecambahan meliputi imbibisi,

perombakan bahan makanan, respirasi dan pertumbuhan.
Pengujian benih menuntut beberapa persyaratan, diantaranya adalah media dan
lingkungan harus optimum. Stcrilisasi media sebelum benih
kan salah satu tindakan agar media perkecambahan

ュ・セ。、ゥ@

、ゥォ・」セャQ「。ィョ@

merupa-

optimum. Hal ini dimak-

suclkan agar benih dapat mengoptimalkan seluruh energi yang dimilikinya untuk tumbuh.. Disamping itu, media yang optimum dapat mengurangi kemungkinan kesalahan
dalam menginterprestasikan I1ilai perkecambahan. Sadjacl (1993) menyatakan bahwa
untuk melakukan pengujian terhadap daya berkecambah suatu lot benih, maka metode
pengujian harus standar sehingga dapat diulang dan hasilnya dapat dipercaya.
Sadjad (I994) menyatakan kegiatan menyirami media, membuang benih yang
busuk atau benih yang tumbuh terlampau kuat merupakan tindakan optimasi media.
Pel1lbuangan benih yang terserang jasad mikro dan benih yang tumbuh terlampau kuat
tersebut dilakukan pada saat pengamatan pertama. Benih yang telah menunjukkan
kinerja pertumbuhan normal diambil untuk dihitung kemudian dibuang. Oleh karena
itu, saat optimasi media pertama itu disebut pula dengan kata hitungan pertal1la. Lebih
lanjut Sadjad (1994) menyatakan bahwa target optimasi media sendiri sering dilupakan
oleh kalangan analis benih sebagai esensi perlakuan itu karena umumnya yang diperiksa ialah lot-lot benih yang masih vigor, sehingga pertumbuhan cendawan dan
bakteri itu jarang terjadi, maka lebih populer pengamatan itu sebagai perhitungan
perlama terhadap kecambah yang tumbuh normal daripada perlakuan optimasi media ..
Sadjad (1980) menyatakan pada pengamatan kedua, benih yang tumbuh normal dihi-

10
Sedangkan untuk pengamatan kedua dilakukan hal yang sarna tetapi terhadap jumlah
kecambah nonnal secara kumulatif(Sadjad, 1994).
2. Menghitung perkecambahan 3 harian yaitu nilai kecepatan tumbuh yang terjadi setiap hari dan nilai kecepatan tumbuh satu hari sebelum dan sesudahnya. Waktu pengamatan pertama didasarkan pada grafik parabolik yang menghubungkan kecepatan tumbuh 3 harian dengan hari-hari perkecambahan, dimana titik puncak grafik dicapai.
Sedangkan penentuan akhir pengamatan didasarkan pada kapan benin mencapai niiai
perkecambahan maksimum secara kumulatif(Sadjad, 1994).
King, Soetisna dan Roberts (198 I) menyatakan bahwa untuk mencapai perkecambahan benih jeruk besar memerlukan waktu minimal 5 minggu pada kondisi suhu
perkecambahan 30 oe. Benih jeruk biasanya sudah berkecambah 50 % setelah 27-30
hari setelah tanam (Soelarso, 1996). Selanjutnya, King and Roberts (1980) menyatakan bahwa spesies Citrus memiliki peri ode pengamatan pada 14 - 27 hari.

100
90
80 1

70

"'"

'"

セ@ ,

r.:-:-:-:--:-_ AI

iI

!

601
50
40

.-'. -;

.j

I

30 I
20 l
10 i
0 :
0

Gambar I.

si

____ J

,
----J

2

3

4

5

Zセ。[@

6

Hari

Penentuan hari pengamatan pertama dan kedua untuk optimasi
perkecambahan benih dalam APB yang memerlukan waktu
perkecambahan optimal 6 hari (Sadjad, 1994).

A : Kurva persentase tambaban perkecambahan setiap hari
B : Kurva persentase h:umulatif perkecambahan setiap hari

11

D. Yengaruh Disinfektan terhadap Bellih

Disinfektan berfungsi untuk mengendalikan bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan'benih. Dengan demikian, benih dapa! tumbuh dengan baik selama periode
perkeeambahan. Pada konsentrasi yang tinggi disinfektan dapat meracuni benih, akibatnya benih tidak dapat tumbuh bahk;an bisa menyebabkan benih mati.

Burrows

(1959) menyatakan bahwa disinfektan memiliki fungsi untuk mengendalikan bakteri
pada konsentrasi yang tepat tetapi di bawah konsentrasi tersebut seeara lIyata merangsang pertumbuhan bakteri.
Burrows (1959) menyatakan bahwa disinfektan seeara garis besar dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Senyawa inorganik.
Salah satu aktivitas senyawa inorganik adalah antimikroorganisme, yaitu dapat
meraeuni mikroorganisme atau dapat menimbulkan panas pada organel sel bakteri
karena aktivitas mereka sebagai pengoksidasi. Beberapa contoh disinfektan yang termasuk dalam zat inorganik yaitu: golongan Asam, alkalin, garam dan zat pengoksidasi.
2. Senyawa organik
Senyawa-senyawa organik sudah banyak yang menunjukk:m fungsi sebagai
antimikroorganisme dan sebagai antipembusllkanlinfeksi serta pengendali atau pembunuh kuman. Contoh dari senyawa organik ini adalah senyawa-senyawa yang mengandung logam, fenol, detergen dan sedikit alkohol serta ester.
Pengujian viabilitas benih jeruk dengan medium kertas merang merupakan hal
baru. Kendala yang dihadapi adalah serangan mikroorganisme pada benih selama pengujian.

Hal ini, dapat menghambat pertumbuhan kecambah bahkan dapat menye-

babkan benih mati. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk menghambat sera-'
ngan tersebut, diantaranya adalah membersihkan permukaan benih. Salah Sfltu disin-

15

Persiapall media perkecambahan dan pellll1Zaman bellilz

Media perkeeambahan menggunakan kertas merang, pasir dan tanah. Tanah dan
pasir 、ゥウエセイャォ。ョ@

sebelum digunakan. Sterilisasi dilakukan dengan memanaskan pasir

atau tanah ke dalam dandang. Sepertiga dan dang berisi air, diantara air dengan pasir
atau tanah yang disterilkan dibatasi dengan penyaring yang terbuat dari ·penutup drum
yang dilubangi. Sumber panas yang digunakan adalah kampar gas. Untuk penanaman, pasir dan tanah dimasukkan dalam bak plastik seeukupnya (3/4 bagian bak plastik
ukuran 30x20xl0 em terisi pasir atau tanah), kemudian permukaannya diratakan. Dalam bak plastik yang telah berisi pasir atau tanah, ditanam benih jeruk sebanyak 25
benih per bak plastik dengan kedalaman 2 em dan pasisi terbaring. Bak plastik ini diletakkan dalam rumah plastik. Untuk benih yang ditanam pada media kertas merang,
digunakan metade UKDdp (Uji Kertas Digulung dalam plastik). Alat pengeeambahan
benih yang digunaksn adalah tipe IPB 72 - 1. Penyiraman media dilakukan dua kali
sehari yaitu pagi dan sare hari dengan menggunakan gembar plastik. Pada media kertas merang, penyiraman dilakukan dengan alat semprot (hand sprayer).
Pellgamatall

Pengamatan dilakukan setiap hari. Dimulai tiga hari setelah tanam. Pengamatan meliputi jumlah keeambah normal dan abnormal berdasarkan kriteria-kriteria keeambah normal pada tanaman pangan (Gambar Lampiran 1). Keeambah yang telah
tumbuh normal dihitung tiap hari, diberi tanda khusus yaitu dengan diikat benang.
Sedangkan yang menggunakan medifl kertas mersng, keeambah normal yang telah dihitung disingkirkan. Benih yang pertumbuhannya tidak memenuhi kriteria keeambah
normal sampai aJr.hir pengamatan dianggap abnOffilal. Begitu pula benih yang tidak
tumbuh sampai akhir pengamatan dianggap benih mati.

16

Pcnentuan periode

ーセョァ。ュエ@

I didasarkan pada saat bertambahnya persentase

kecambah nonnal mencapai maksimum. Misalnya kecepatan tumbuh harian 'benih jeruk pada hari ke 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 masing-masing 0,8; 0,5; 0,6; 1,0; 0,7; 0,4 %/etmal.
Berdasarkan ketentuan di atas, maka periode pengamatan pertama terjadi pada 6 HST.
Rumus kecepatan tumbuh yang dikemukakan oleh Maguire dalam Copeland
(1976) adalah :

KCT =
atau

---

W,
NI

KCT = ---,;:-;--

WI

N2

N,

W2

W,

+ - - - + ...... + - -

Keterangan :
KCT
NTotal

W,
N I ,2 ..... ,
W I •2... ,

=
=
=
=
=

Kecepatan tumbuh
% Kecambah normal pada akhir pengamatan
Waktu yang diperlukan untuk pengujian hingga selesai
Bertambahnya % kecambah nonnal pada waktu W 1.2.... '
Jumlah waktu dari saat tanam sampai dengan saat pengamatan kt: 1,
2, .... a

Perhitungan kecepatan tumbuh harian diperoleh dengan menghitung jumlah benih yang berkecambah setiap harinya. Misalnya benih yang berkecambah pada hari ke

3, 4, 5, 6, 7 masing-masing adalah 2, 4, 8, 6, 5. Iumlah

「セョゥィ@

yang dikec.amQahkan

adalah 25 benih, maka kecepatan tumbuh harian pada hari ke-5 adalah :
8
eKN(5) = - - X 100 = 32 (%)
25

32
eKCT(5)= - - = 6,4 (%/etmal)

5
Keterangan :
KN (5) = Kecambah normal yang tumbuh pada hari ke-5
K CT(5) = Kecepatan tumbuh harian pada hari ke-5

Tabel I. Nilai Kecepatan Tumbuh Harian Tiga Varietas dengan dan tanpa Dikupas pada berbagai Media Perkecambahan
r-

Bari
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

Ml
V2

VI
PO
0,10
0.00
0,08
0.00
0,15
0,14
0,27
0,32
0,49
0,13
0.33
0.32
0,36
0,10
0.10
0,09
0,09

PI
0.00
0,27
0,33
0.31
0.00
0,84
1.00
0,63
0,42
035
0,11

PO
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0,07
0,07
0,25
0,36
0,23
0.67
O,SO
0,21
0,20
0,29
0,23
0,09
0,04

V3
PI
0.00
0.00
0.00
0,08
0,15
0,21
0.00
0.00
1,88
0,52
0,67
0,43
0,15
0.15
0,05

PO
0.00
0.00
0,08
0,08
0,44
0,56
0,60
0,84
0,59
0,17
0,22
0,11
0,26
0,05
0,05
0,05

M2
V2

VI
PI
0.00
0.00
0.17
0,08
0,90
1,05
0,67
0,63
0,42
0,64
0,06
0,27
0,05

PO
0.00
0,09
0.00
0.00
0,07
0,14
0,53
0,25
0,30
0,45
0,29
0,20
0,10
0,10

PI
0.00
0.00
0,17
0,47
0,67
1,12
1,20
0,82
0,42
0,06
O,ll

PO
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0,07
0,04
0,06
0,42
0,23
0,60
0,44
0,26
0,35
0,14
0,18
0,04
0,04

100
76
100
97
93
95
93
DB
80
92
Kelerangan :
M
= Media Tanam Kerlas merang (Ml), Pasir (M2) dan Tanal! (M3)
V
= Varielas Adas (VI), Bali meral! (V2) dan Gulung (V3)
P
= Tanpa Dilmps (PO) dan Dikupas (PI)

vセ@

PI
0.00
0.00
0.00
0,08
0,52
0,56
0,60
0,76
0,85
0,23
0,39

PI
0.00
0,27
0,17
0,86
1,26
1,40
0,80
0,38
0,06
0,06

0,10
0,05
0,05
0,05
0,04

PO
0.00
0.00
0,08
0.00
0,22
0,49
0,53
1,02
0,73
0,46
0,39
0,27
0,05
0,10
0,05
0,05
0,05

95

95

97

0,7.1

M3
V2

VI
PO
0.00
0.00
0,25
O.OC
0.00
0,21
0,47
0,78
0,71
0,41
0,50
0,50
0,36
0,15
0,05
0,09
0,05

PI
0.00
0.00
0.00
0.00
0,07
0,07
0,47
0,51
0,67
0,29
0,56
0,32
0,10
0,30
0,43
0,09
0,13
0,04
0,15

100

100

PO
0.00
0.00
0.00
0.00
0,07
0,07
0,07
0,14
0,15
0,29
0,46
0,15
0,36
0,40
0,19
0,37
0,22
0,17
0,15
0,04
0,08
0,04
83

I

'.
PI
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0,07
0,07
0,25
0,12

ッBセ@

0,39
0,21
0,21
0,30
0,05
0,41
0,13
0,17
0,04
0,04
0,04
0,04
72

V3
PO
0.0_2- セoN@
0.00
0.00
0.00
0.00
0,21
0,33
0,57
0,67
1-.0,23
0,35
0,15
0,21
0,20
PLQセ⦅@

0,18
0,13

77·

PI
0.00
0.00
0.00
0.00
0,35
0,33
0,51
0,91
0,12
0,33
0,21
0,27
0,15
0,19
0,14
0,18
0,04

60

-

tv

22
luar yang disebabkan oleh perbedaan kondisi tanaman sewaktu di iapa!lg. Lebih lanjut
Czabato, (1962) menyatakan bahwa lot benih yang vigor memiliki daya berkecambah
dan kecepatan tumbuh.y&ng lebih tinggi. Disamping itu, kulit benih yang tebal dan dilapisi oleh mukosa diduga menjadi penycbab perlakuan pengupasan kulit benih menghasilkan nilai kecepatan tumbuh harian yang bervariasi.
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa periode pengamatan I masing-masing varietas tanpa dikupas dan dikupas yang ditanam pada tiga media sebagian beRar telah
dicapai pada 22 HST atau sudah lcbih banyak yang memiliki nilai kecepatan tumbuh
harian maksimum kecuali varietas Bali Merah. King and Roberts (1980) menyatakan
bahwa periodc pengamatan I jenis jeruk terjadi pada 14 HST, namun tidak dijelaskan
jenis jeruknya (jeruk besar atau jeruk lain).
Penggabungan media pada suatu varietas atau sebaliknya merupakan salah satu
usaha untuk memperoleh periode pengamatan yang lebih sederhana. Namun demikian,
teknik ini relatif sulit untuk menetapkan akhir pengamatan yang seragam. Keragaman
periode pengamatan ini karena adanya pengaruh, baik media, varietas maupun pengupasan terhadap kecepatan tumbuh benih (Tabel2 - 5 dan Tabel Lampiran 1 - 2).
!.6

I

.!:r:
-§:.a

セ@

セ@

1.4

--0-- Kertas merang,

1,2·

--fr-

,

1T
0,8

Pasir

:----*-Tanah

i

11


j

I

il

:::: C 0,6

!

I

ig C"4 1
Cd

i

0.2

o ゥAhiMGセ
10

.

12

14

16

18

20

22

24

26

28

30

32

34

HST

Gambar 2. Kecepatan Tumbuh Harian Benih Jeruk Besar yang Ditanam
pada Media Kertas Merang, Pasir dan Tanah

23
Gambar 2 memperlihatkan periode pengamatan I antara ketiga media yaitu 22
HST. Hal ini menunjukkan bahwa pengujian benih jeruk besar dapat menggunakan
media pasii, tanah, dan kertas merang. Pada ketiga media tersebut pengamatan I dapat dilakukan pada hali ke - 22 setelah tanam (HST).
セM

3
cセ@

·c

"

0::

2.5

[---0--- Ad.; -Ji
.':

2 i

\
! --Bah

Iセ@ - - -GuILUlg\
-'1

I

L.

,

i

10

12

14

16

18

20

22

24

26

28

30

32

34

HST

Gambar 3. Kecepatan Tumbuh Harian Benih Jeruk Besar Varietas Adas,
Bali Merah dan Gulung
Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa peri ode pengamatan I varietas Adas terjadi pada 22 HST. Sedangkan varietas Bali merah dan Gulung memiliki peliode pangamatan I masing-masing yaitu 24 HST dan 21 HST. Perbedaan ini diduga karena pengaruh genetik. Sadjad (1980) menyatakan bahwa perkecambahan beilih dipengaruhi
oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan adalah air, gas,suhu dan cahaya. Sedangkan faktor genetik, disamping ditentukan oleh susunan kimia benih, berhubungan pula dengan daya hidup benih.
Kecepatan tumbuh harian yang tertinggi antara benih yang tidak dikupas dengan
dikupas terjadl pada saat yang sarna yaitu 22 HST (Gambar 4). Jadi benih yang dikupas dan yang tanpa dikupas memiliki peri ode pangamatan I yang sarna. Dilihat dari
segi efektivitas, maka penggunaan at8u penerapan metode uji yang lebih baik adalah
benih tanpa dikupas.

DAFTAR PUSTAKA

Bewley, J. D. and M. Black. !985. Seed Physiology of Development and Germination.: Plenum Press. New York .. 347p.
BPS. 1995. Statistik Pertanian1995. Biro Pusat Statistik. Jakarta. 230 hal.
Burrows, W. 1959. Textbook of Microbiology. Departemen of Microbiology. The·
University of Chicago. Chicago.
Byrd, H. W 1968. Seed Techr.ology Handbook. State College Mississippi.
Copeland, L. O. 1976. Principle of seed Science and Technology. Burgess Publ. Co ....セ@
Minnesota. 343 p
Czabator, F. J. 1962. Germination value: An index combining speed and
completeness of pine seed germination. Forest Science 8 (4):386-396.
Djavanshir, K and H. Pourbeik. 1976. Germination value - A new formllia. Silvae
Genetica 25 (2);79-83.
Djoema'ijah, Sutopo dan Didiek, K. 1994. Se!eksi batang bawah jeruk pada beberapa
tingkat kadar air di jenis tanah podsolik merah kuning. Penel. Hort. 6 (3):2026.
Haryadi, S. S. 1974. Dormansi Benih. Dasar-Dasar Teknologi Benih Capita Selecta.
Dep. Agronomi, IPB. Bogor. Hal. 78 - 97.
King, M. W., U. Soetisna and E. H. Roberts. 1981. The dry storage of citrus seeds.
Ann. Bot. 48: 856-872.
Mayer, A.M and A. Poljakoft:Mayber. 1989. The Germination of Seed (fourth
edition). Pergamon Press. New York. 270 p.
Pollock, B. M and E. Roos. 1972. Seed and seedling vigor. In T. T. Kozlowski
(ed.). Seed Biology. Vol. 1. Academic Press. New York.
Pranoto, H. S., W. Q. Mugnisjah dan E. Murniati. 1990. Biologi Benih. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat J enderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar
Universitas. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 136 hal.
King, M.W and E.H. Roberts. 1980. Maintanance of recalcitrant seeds in storage. P.
53-89. In H.F. Chin and E.H. Roberts (eds.). Recalcitrant Crop Seeds. Trop.
Press SDN. BHD. Kuala lumpur. Malaysia.

v

"DM dt k-Ht tnt tcrd4pat セエ。BMFuI@
セ@

セ@

4H99PA.
セM」エᆱヲN@

'f"H9 d"''''',"jdH9M,

エ。Cセャiu・MNᄋm@

、。セ@

/tolum-

"-,,, セ@

Y@セ
""" 'f"H9 Mal:
d=&"'9' dtJIAa.Ht d"'9"" aUt 'f"H'J
""""', "fi;am£'t.cttkM" セエ。B@
(aH_,," {fa atM セエ。h@

9""9

(a(" u"t4H9

"'-'
sBYセー、。N@

セ@

、」Nセ@

セMエT、B@

{fa ("""'pat
(Ued",,,,";1tta/,.

t"9' /:"",.

'f"''9 tcr{t4t., f,ft- 2"."", "''ld ,.-1'1-;12" 'd a'f"t 41

Kupersembahankan karya ini untuk Ayah Bunda tercinta,
serta Kakak-kakakku terkasih atas segala
do's, dorongan dan kelkhlasan kepada
ananda selama ini, dan
vang tersayang
dik Heni,

f: eJJ
".

7o**I

6,-

.

PENENTUAN PERIOD%PENCAPvfATAN PADA U J I DAYA

BERKECAMBAH SERTA PENGARTJH DISINFEICTAN TERHADAP
V M B I L I T . ~BENIH
~
JERUK BESAR (Citr~~s
nzmituimzn Merr)

Oleh
Rfaswadi Ode Unga
A.29@715

JURIJSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAICULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998

RINGKASAN

Maswadi Ode U I I ~ ZA.290715.
I
Penenroa~iPeriode Per2samatan pada Uj1 Daya
BerkecamLah serta Pengal-tih Disinfektan terhadap Viatilitas Benih Jeruk Besar
(Ciwlcs ~ ~ i n v i nMerr)
~ a di bawah bimbingan Tatiek Kartika Suharsi dan Endah Retno

Palupi.
Perbanyakan jeruk umumnya dengan cara okulasi. Batang bawah yang berkualitas adalah batang bawah yang menunjang pertumbuhan batang atas. Batang bawah
yang berkualitas dihasilkan oleh benili yang berkualitas. Untuk menentukan kualitas
benih diperlukan pengujian, dengan salah satu perangkatnya adalah periode pengamatan. Hingga kini periode pengamatan dalam pengujian daya berkecambah jeruk besar
belum diketahui.
Pene1i:ian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Periode penganiatan pertama dan
kedua pada uji daya berkecambah benih jeruk besar dan 2) Peligaruh konsentrasi
disinfektan terhadap viabilitas potensial dan vigor benih.
Penelitian dilaksanakar. di L?.boratorium Illnu dan Tekno!ogi Benih dan rumah
plastik Jurusan Budi Daya Pertanian ~nulaibulan Maret sampai bulan Juli 1997. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama merupakan percobaan faktorial yang terdiri dari tiga faktor dan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap.
Faktor pertama adalah varietas yang terdiri dari varietas Adas, Bali hlerah dan Gulung.
Faktor kedua adalah media yang terdiri dari media kertas merang, pasir dan tanah
(latosol), dan faktor ketiga adalah pengupasan kulit benih yaitu dikupas dan tanpa dikupas, masing-masing ditilai~gtiga kali, tiap clacgzn nenggucakan 25 Senih. PercoSaan kedua juga berbentuk faktorial dan menggunakan metode Ransangan Acak Lengkap. Faktor pertama adalah dislnfektarl yang teridiri dari empat taraf yaitu 0, 5, 10 dan
15 %. Faktor kedua adalah pengupasan kuiit benih yaitu dikupas dan tanpa dikupas,

-

masing,-masing diulazg srbanyak tiga kali, tiap ulangen menggunakan 25 benih. Jemk
besar yang digunakan adalah Varietas Adas. menggunakan m e t ~ d euji UKDdp.
Parari?eter yang diamati adalah viabilitas potensial dengan tolok ukur daya berkecambah dan vigor kek~aiantu~nbuhdengan tolok ukur kezepatan tulnbuh benih. Pada
percobaan pertama pengamatan dilakukan terhadap kecambah normal yang dimulai
Ca-Tnh-ga hari setelah tanam sampai benih habis berkecambah. Sedangkan pada percobean kedua pengamatan daya berkecambah pada 2'2 dan 31 HST.
Hasil penelitian rnenunjukkan periode pengamatan pada benih jeruk besar bervariasi, baik pengamatan i maupun pengamatan 11. Namun demikian, kecznderungannya
memperlihatkan periode pengamatan I terjadi pada 22 hari setelah tanam dan periode
pengamatan I1 terjadi pada 3 1 hari setelah tanam.
Varietas Gulung dan Adas memiliki daya berkecambah dan kecepatan tumbuh
yang lebih tinggi daripada varietas Bali Merah. Akan tetapi varietas Gulung kurang
toleran terhadap media tanah (latosol) dibandingkan dengan varietas Adas. Hasil percobaan satu menunjukkali bahwa media yang lebih cocok untuk pengujian viabilitas
benih jeruk besar adalah keflas merang dan pasir.
"

~,

Pemberian natrium hipoklorit berpengaruh nyata terhadap kecepatan tumbuh tetapi tidak berpengaruh nyata pada daya berkecambah benih. Pengupasan kulit benih
~-

dapat meningkatkan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh benih secara nyata.

PENENTIFAN PENODE PENGAMATAN PADA UJI DAYA
BERKECAMBAH SERTA PENGARUH DISINFEICTAN TERFiADAP
'

VIABILITAS BENLB JERUI< BESAR (Citrrrs ntr~~it~zcr
Merr)

Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Ssrjana Perranian pada Jurusan Budi Daya Pertaiian
Fakultas Pertanian, Institut Peltanian Bogor

Oleh
Mnsnndi Ode Urtga
ii.290715

.FURUSAN BUG1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANLkN
INSTITCJT PERTANIAN EOGOR
1998

Judul

: PENENTUAN PERIODE PENGAMATAN PADA UJI DAYA BERUE-

CAMBAH SERTA PENGARUH DISINFEKTAN TERHADAP W I -

LITAS BENIH JERUK BESAR (Cib-11snznxi71znMerr).
Nama

: MASWADI ODE UNGA

NRP

: A.290715

Meny etujui,

Pembimbing I

Pembimbing I1

<

Dra Tatiek ICartika Suharsi.MS
N J P . 131 124 020

Tanggal Lulus :

@8

Ir Endah Retno Palupi, MSc
NIP. 131 842 407

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Pen\llis dilahirkan di Wanci, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara pada
tanggal 11 Juli 1974, sebagai anak kesembilan dari sembilan bersaudara putra putri
bapak H. Syukur dan Hj. Sitti Khadijah.
Penulis ·menyelesaikan pendidikan dasar di SD Manatahan, Kecamatan Laiwui, Maluku Utara pada tahun 1986 dan melanjutkan ke SMP Negeri Wanci yang
diselesaikan pada tahun 1989.

Tahun 1092 penulis menyelesaika!l pendidikan

sekolah menengah tingkat atas di SMA Negeri Wanci.

Pada tahun yang sama

penulis diterima di Institut Pel1anian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
IPB (USMI) pada Program Studi Ihnu dan Teknologi Benih, Jurusan Budi Daya
Pertanian, Fakultas Pel1anian.
Penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata ajaran Mesin-Mesin Pengolahan Benih pada tahun ajaran 1997/1998.