745
yang mendapatkan
nilai tuntas
sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal KKM yaitu 75, rata-rata
klasikal ulangan harian 51,9, dan ketidak tuntasan mencapai 93,10
karena ada 27 peserta didik yang tidak tuntas. Data tersebut dapat
menggambarkan adanya kekurangan guru dalam melaksanakan kegiatan
proses pembelajaran.
Menurut Muhammad Nur 2005 model pembelajaran kooperatif tipe
NHT yang pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok
dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang peserta
didik yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu
siapa
yang akan
mewakili kelompoknya tersebut. Cara seperti
ini, menjamin keterlibatan total semua
peserta didik
untuk memahami materi yang diajarkan.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe
NHT juga
diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
B. Tinjauan Pustaka
Model pembelajaran
kooperatif merupakan
model pembelajaran
yang menekankan dan mendorong kerjasama
antar siswa
dalam mempelajari sesuatu Woolfolk
Nicolich, 1984.
Hasil-hasil penelitian
mengenai efek
pembelajaran kooperatif umumnya menunjukkan temuan yang positif.
Review yang dilakukan Slavin 1983 terhadap 68 penelitian mengenai
pembelajaran
kooperatif menunjukkan 72 siswa memiliki
hasil belajar
yang lebih
tinggi dibanding dengan kelompok kontrol
dalam penelitian
tersebut. Menurutnya, tingginya hasil tersebut
dimungkinkan karena adanya iklim saling mendorong untuk sukses
dalam kelompok. Pembelajaran
kooperatif adalah
pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi
yang saling asuh antar peserta didik untuk memahami materi pelajaran
Matematika.
Unsur-unsur pembelajaran
kooperatif paling
sedikit ada empat macam yakni: a.
Saling ketergantungan positif, artinya
dalam pembelajaran
kooperatif, guru
menciptakan suasana yang mendorong agar
peserta didik
merasa saling
membutuhkan antar
sesama dengan
saling membutuhkan
antar sesama,
maka mereka
merasa saling
ketergantungan satu sama lain.
b. Interaksi tatap muka, artinya
menuntut para
peserta didik
dalam suatu kelompok untuk saling bertatap muka sehingga
mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi
juga dengan sesama peserta didik karena dengan interaksi tatap
muka,
memungkinkan para
peserta didik dapat saling menjadi sumber belajar, sehingga sumber
belajar menjadi lebih bervariasi. Interaksi ini diharapkan dapat
memberi kemudahan sekaligus membantu peserta didik dalam
mempelajari
dan memahami
suatu materi. c.
Akuntabilitas individual, artinya meskipun
pembelajaran kooperatif
menampilkan wujudnya
dalam kelompok
belajar, tetapi penilaian dalam rangka
mengetahui tingkat
penguasaan peserta
didik terhadap suatu materi pelajaran
dilakukan secara
individual. Hasil penilaian secara individual tersebut selanjutnya
disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota
kelompok
mengetahui siapa
anggota kelompok
yang memerlukan bantuan dan siapa
746
anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan.
d. Keterampilan menjalin hubungan
antar pribadi artinya, melalui pembelajaran
kooperatif akan
menumbuhkan keterampilan
menjalin hubungan
antar pribadi.
Hal ini
dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif
menekankan aspek-aspek:
tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide
dan bukan mengkritik orangnya, berani mempertahankan pikiran
logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat
positif lainnya.
Numbered Heads
Together merupakan
tipe dari
model pengajaran kooperatif pendekatan
struktural, adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spancer
Kagen 1993 untuk melibatkan lebih banyak
peserta didik
dalam menelaah materi yang tercakup
dalam suatu
pelajaran dan
mengecek pemahaman
mereka terhadap
isi pelajaran
tersebut, Ibrahim dkk, 2000:28. Menurut
Anita Lie
2002:59 pengertian
Numbered Heads Together NHT atau kepala bernomor adalah suatu
tipe dari
pengajaran kooperatif
pendekatan struktural
yang memberikan
kesempatan kepada
peserta didik
untuk saling
membagikan ide
-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu Numbered
Heads Together juga mendorong peserta didik untuk meningkatkan
semangat kerjasama mereka. Model ini dapat digunakan untuk semua
mata pelajaran dan untuk semua tingkatan peserta didik. Satu aspek
penting dalam pengajaran kooperatif adalah
bahwa di
samping pengajaran
kooperatif membantu
mengembangkan tingkah
laku kooperatif dan hubungan yang lebih
baik diantara
peserta didik,
pengajaran kooperatif
secara bersamaan membantu peserta didik
dalam pengajaran akademis mereka. Menurut Sanjaya 2008: 249, Proses
belajar mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT, diharapkan guru
mampu mengkondisikan
peserta didik menjadi memilki hal- hal sebagai berikut: 1 Memiliki
kemampuan berpikir sendiri; 2 Memiliki
kemampuan mengungkapkan ide dan gagasan; 3
Memiliki kemampuan
untuk merespon orang lain; 4 Bertanggung
jawab dalam belajar; 5 Memiliki kemampuan untuk meningkatkan
prestasi akademik
sekaligus kemampuan
sosial; 6
Mampu mengembangkan kemampuan untuk
menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik; 7
Memiliki kemampuan
dalam menggunakan informasi; 8 Mamput
meningkatkan motivasi
dan memberikan
rangsangan untuk
berpikir. Menurut Muhammad Nur 2005
model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan
sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru
hanya menunjuk seorang peserta didik yang mewakili kelompoknya
tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa
yang akan
mewakili kelompoknya
tersebut. Sehingga
cara ini menjamin keterlibatan total semua peserta didik. Cara ini upaya
yang sangat
baik untuk
meningkatkan tanggung
jawab individual dalam diskusi kelompok.
Slavin dalam
penelitiannya mengemukakan
“bahwa hasil
penelitiannya menunjukkan unggul dalam meningkatkan bahwa tehnik-
tehnik pengajaran kooperatif lebih hasil
belajar“, Ibrahim
dkk, 2000:16.
Sehingga model
pengajaran kooperatif sangat baik digunakan untuk peserta didik yang