Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Temanggung.

PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN
KABUPATEN TEMANGGUNG

MUHAMMAD RO’UUF FADHILLAH

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Peran Sektor Pertanian
Terhadap Perekonomian Kabupaten Temanggung adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Muhammad Ro’uuf Fadhillah
NIM H14100098

_______________________________
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

ABSTRAK
MUHAMMAD RO’UUF FADHILLAH. Peran Sektor Pertanian Terhadap
Perekonomian Kabupaten Temanggung. Dibimbing oleh ARIEF DARYANTO,
Ph.D.
Pertanian merupakan sektor yang mampu menjadi penggerak pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah. Kabupaten temanggung memiliki potensi pertanian
unggulan namun pertumbuhan sektor pertaniannya terus menurun dan
pertumbuhan ekonominya masih berada di bawah provinsi Jawa Tengah.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran sektor pertanian terhadap
perekonomian Kabupaten Temanggung dengan menggunakan data Tabel InputOutput Kabupaten Temanggung Tahun 2011 klasifikasi 43 sektor. Analisis yang
dilakukan meliputi analisis keterkaitan, penyebaran, dampak pengganda, dan

analisis sektor prioritas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Sektor pertanian
memiliki peran besar dalam pembentukan output, total permintaan, ekspor, dan
nilai tambah bruto. 2) Sektor pertanian memiliki nilai keterkaitan ke depan dan ke
belakang tertinggi pada subsektor padi 3) Sektor pertanian memiliki daya
penyebaran tertinggi pada subsektor kopi dan tembakau 4) Multiplier output,
pendapatan, dan tenaga kerja sektor pertanian berada di bawah sektor industri
pengolahan. 5) Sektor prioritas dalam perekonomian Kabupaten temanggung
adalah sektor tembakau, kopi, industri penggilingan padi, roti dan kue kering,
kerupuk dan keripik, batu bata, jasa akomodasi, restoran, dan jasa lainnya.
Kata kunci: Analisis Input-Output, Pertanian, Temanggung

ABSTRACT
MUHAMMAD RO’UUF FADHILLAH. Role of Agriculture to Temanggung
Regency Economy. Supervised by ARIEF DARYANTO, Ph.D.
Agriculture is a sector that able to improve economic growth. Temanggung
Regency has agricultural potential but the growth of agricultural sector has
continually decreased and the economic growth are still under the province of
Central Java. This study aims to look at role of agricultural sector to the
Temanggung Regency economy by using Input-Output method with 43 sector
classification. This analysis comprises analysis of linkage, diffusion effect,

multipliers effect, and the analysis of the priority sectors. The results showed that
1) the agricultural sector has a role in the formation of the output, total demand,
exports, and primary input. 2) The agricultural sector has the highest value of
forward and backward linkage in the rice subsector 3) The agricultural sector has
the highest value of dispersion effect on coffee and tobacco subsector 4)
Multiplier output, income, and employment in the agricultural sector is under the
manufacturing sector. 5) The priority sectors are tobacco, coffee, industry of the
rice milling, bread, cookies, crackers and brick, accommodation services,
restaurants, and other services.
Keywords: Agriculture, Input-Output Analysis, Temanggung

PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP
PEREKONOMIAN KABUPATEN TEMANGGUNG

MUHAMMAD RO’UUF FADHILLAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada

Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Peran Sektor Pertanian Terbadap Perekonomian Kabupaten
Temanggung
·
:Muhammad
Ro'uufFadhillab
Nama
: Hl4100098
NIM

Disetujui oleh

Arief Daryanto, Ph.D

Pembimbing

Ph.D

Tanggal Lulus:

1 1 SEP 20141

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 sampai Mei 2014 ini ialah
peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi, dengan judul Peran Sektor
Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten Temanggung.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Arief Daryanto,Ph.D selaku
pembimbing, serta Bapak Dr.Alla Asmara selaku penguji dan Ibu
Widyastutik,M.Si selaku komisi pendidikan yang telah memberikan banyak saran
untuk penulisan karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada ayah, ibu, keluarga, serta rekan dan sahabat tercinta atas doa dan
dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, September 2014
Muhammad Ro’uuf Fadhillah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Sektor Pertanian
Peran Sektor Pertanian dalam Perekonomian
Teori Pertumbuhan
Tabel Input-Output

Penelitian Terdahulu
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Metode Analisis
Analisis Keterkaitan
Analisis Penyebaran
Analisis Dampak Pengganda
Analisis Sektor Kunci
Definisi Operasional Data
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Keadaan Geografis Kabupaten Temanggung
Keadaan Iklim
Tata Ruang
Penggunaan Lahan
Kependudukan dan Tenaga Kerja
Sektor Ekonomi Pertanian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian
Kabupaten Temanggung

Struktur Permintaan
Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah
Struktur Ekspor Impor
Struktur Investasi
Struktur Nilai Tambah Bruto
Analisis Keterkaitan
Analisis Keterkaitan ke Depan
Analisis Keterkaitan ke Belakang
Analisis Penyebaran
Koefisien Penyebaran
Kepekaan Penyebaran
Analisis Multiplier

i
ii
ii
1
1
5
7

8
8
8
8
9
10
12
15
16
17
17
18
18
20
20
23
24
25
25
27

28
29
29
30
30
30
30
32
34
36
38
40
40
42
44
44
44
46

Analisis Multiplier Output

Analisis Multiplier Pendapatan
Analisis Multiplier Tenaga Kerja
Analisis Sektor Kunci
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

46
49
50
52
55
55
56
57
59
70

DAFTAR TABEL
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
2.1
3.1
4.1
4.2
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6

5.7

5.8
5.9
5.10

Jumlah usaha pertanian menurut jenis usahadi pulau-pulau
besar Indonesia tahun 2003 dan 2013
Penduduk berumur 15 tahun keatas menurut wilayah dan
lapangan usaha pertanian terbesar di Indonesia tahun 2013
Struktur ekonomi Kabupaten Temanggung tahun 2008-2012
Pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha di Kabupaten
Temanggung
Jumlah tenaga kerja per sektor di Kabupaten Temanggung 2012
Tabel input output
Dampak pengganda output, pendapatan, dan tenaga Kerja
Luas wilayah kecamatan di Kabupaten Temanggung berdasarkan
ketinggian dPL (Ha) tahun 2012
Jumlah tenaga kerja klasifikasi 16 sektor di Kabupaten
Temanggung tahun 2010
Struktur permintaan antara, permintaan akhir, dan total
permintaan Kabupaten Temanggung 2011
Struktur konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah
terhadap perekonomian Kabupaten Temanggung 2011
Struktur ekspor impor Kabupaten Temanggung tahun 2011
Struktur investasi Kabupaten Temanggung 2011
Struktur nilai tambah bruto Kabupaten Temanggung 2011
Keterkaitan output langsung serta langsung dan tidak langsung
ke depan sektor-sektor perekonomian
Kabupaten Temanggung tahun 2011
Keterkaitan output langsung serta langsung dan tidak langsung
ke Belakang sektor-sektor perekonomian
Kabupaten Temanggung tahun 2011
Daya penyebaran dan derajat kepekaan sektor perekonomian
Kabupaten Temanggung 2011
Multiplier output sektor perekonomian
Kabupaten Temanggung
Multiplier output subsektor dalam sektor pertanian Kabupaten
Temanggung

2
2
3
5
6
13
21
27
29
31
33
35
37
39

41

43
45
47
48

5.11
5.12
5.13
5.14

Multiplier pendapatan sektor-sektor perekonomian
Kabupaten Temanggung
Multiplier pendapatan subsektor dalam sektor pertanian
Kabupaten Temanggung
Multiplier tenaga kerja sektor-sektor perekonomian Kabupaten
Temanggung
Ranking sektor kunci perekonomian Kabupaten Temanggung

49
50
51
52

DAFTAR GAMBAR
1.1
1.2
1.3
2.1
2.2
4.1
5.1

Laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian atas dasar
harga konstan 2000 Kabupaten Temanggung 2008-2012
Distribusi persentase PDRB sektor pertanian atas dasar
harga konstan 2000 Kabupaten Temanggung 2008-2012
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dan Provinsi Jawa
Tengah tahun 2007-2012
Kurva Kuznets
Kerangka pemikiran
Peta Kabupaten Temanggung
Kuadran sektor kunci Kabupaten Temanggung
berdasarkan IDP & IDK

4
4
6
11
17
26
54

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.

3.
4
5.

Klasifikasi sektor perekonomian Kabupaten Temanggung
Tabel input output Kabupaten Temanggung tahun 2011
transaksi domestik atas dasar harga produsen
43 sektor (juta rupiah)
Multiplier output klasifikasi 16 sektor perekonomian
Kabupaten Temanggung 2011
Multiplier pendapatan klasifikasi 16 sektor
perekonomian KabupatenTemanggung 2011
Multiplier tenaga kerja klasifikasi 16 sektor
perekonomian Kabupaten Temanggung 2011

59

61
67
68
69

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi pertanian dalam perekonomian nasional maupun daerah sangatlah
besar dilihat dari kontribusinya terhadap pembentukan PDB dan penyerapan
tenaga kerja. Pertanian merupakan sektor perekonomian yang memiliki multifungsi yaitu sebagai pemicu pertumbuhan, instrumen pengentas kemiskinan dan
ketimpangan, penyedia lapangan kerja, sumber ketahanan pangan juga sebagai
penyeimbang lingkungan dan keanekargaman hayati (Byerlee et al. 2009).
Pernyataan tersebut sejalan dengan laporan tahunan Bank Dunia (2008) yang
menyatakan bahwa pertumbuhan PDB yang berbasis sektor pertanian dua kali
lebih efektif dalam mengurangi kemiskinan jika dibandingkan pertumbuhan PDB
berbasis sektor lain.
Pertumbuhan di sektor pertanian diyakini pula memiliki efek pengganda
yang tinggi karena mampu mendorong pertumbuhan yang pesat di sektor lainnya
seperti sektor pengolahan dan jasa pertanian (Daryanto, 2009). Pertanian tidak
hanya dijadikan sebatas pemenuhan kebutuhan pangan tetapi juga untuk pakan,
energi terbarukan dan ekonomi kreatif.
Pembangunan perekonomian yang berkelanjutan dapat dimulai dari daerah
pedesaan dan sektor pertanian agar terjadi disribusi pendapatan dan mengurangi
ketimpangan pembangunan. Keberadaan sektor pertanian yang lebih banyak di
wilayah pedesaan menjadikan sektor pertanian sebagai penyerap lapangan
pekerjaan terbesar di pedesaan bahkan dalam skala nasional.
Kondisi pertanian di Indonesia saat ini masih memberikan kontribusi besar
pada pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja, dan
pembentukan pendapatan rumah tangga pertanian. Rata-rata pendapatan rumah
tangga pertanian di Indonesia Tahun 2013 sebesar Rp 12.40 juta per tahun atau Rp
1 juta per bulan yang berkontribusi sebesar 46.74 persen terhadap total
pendapatan total rumah tangga pertanian sebesar Rp 26.56 juta per tahun. Jumlah
tersebut naik dari tahun 2004 yang memiliki rata-rata pendapatan rumah tangga
pertanian dari usaha pertanian sebesar Rp 4.10 juta per tahun atau sebesar Rp 300
ribu per bulan yang berkontribusi sebesar 44.12 persen terhadap total pendapatan
rumah tangga pertanian (BPS, 2014).
Indonesia memiliki beberapa wilayah besar yang memiliki potensi di
sektor pertanian. Potensi tersebut dapat dilihat dari banyaknya jumlah usaha
pertanian di suatu wilayah. Berdasarkan Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha
pertanian di Indonesia didominasi oleh usaha pertanian rumah tangga. Rumah
tangga usaha pertanian memiliki jumlah yang lebih besar jika dibandingkan
dengan perusahaan pertanian berbadan hukum, namun pertumbuhan rumah tangga
usaha pertanian cenderung turun di beberapa wilayah kecuali di wilayah Maluku
dan Papua, sedangkan pertumbuhan perusahaan pertanian berbadan hukum
cenderung meningkat di wilayah Sumatera, Bali dan Nusa, Kalimantan, Maluku
dan Papua. Tabel 1.1 menunjukkan jumlah rumah tangga usaha pertanian di
Indonesia tercatat sebanyak 26.10 juta rumah tangga sedangkan jumlah

2

perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 42 000 perusahaan dan usaha
pertanian lainnya 5 980 unit.
Tabel 1.1 Jumlah usaha pertanian menurut jenis usaha di pulau-pulau besar
Indonesia tahun 2003 dan 2013 (dalam ribu)

Wilayah

Rumah Tangga Usaha
Pertanian
ST 2003

Sumatera
6 615.99
Jawa
17 955.84
Bali, Nusa
1 941.75
Kalimantan
1 631.25
Sulawesi
2 417.44
Maluku,
669.91
Papua
Indonesia
31 232.18
Sumber: BPS, 2014

ST2013
6 287.6
13 428.5
1 787.7
1 556.23
2 260.96
814.48
26 135.47

Perusahaan Pertanian
Berbadan Hukum
ST
ST2013
2003
1.24
1.46
1.55
1.28
0.16
0.19
0.54
0.88
0.36
0.25
0.16
4.01

0.17
4.23

Usaha
Pertanian
Lainnya
ST 2013
1.37
2.27
1.01
0.37
0.6
0.36
5.98

Berdasarkan Tabel 1.1, dapat diketahui bahwa wilayah yang memiliki total
usaha pertanian terbesar adalah wilayah Jawa diikuti dengan wilayah Sumatera.
Wilayah Jawa terdiri dari beberapa provinsi yaitu Banten, Jawa Barat, DKI
Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Jawa Timur dan Jawa
Tengah merupakan provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja sektor pertanian
terbesar di Indonesia. Tabel 1.2 menunjukan data jumlah lapangan usaha utama
penduduk berumur 15 tahun ke atas di Indonesia.
Tabel 1.2 Provinsi dengan penduduk berumur 15 tahun keatas menurut wilayah
dan lapangan usaha pertanian terbesar di Indonesia tahun 2013
No

Provinsi

1 Jawa Timur
2 Jawa Tengah
3 Jawa Barat
4 Sumatera Utara
5 Lampung
6 Sumatera Selatan
7 Sulawesi Selatan
8 Nusa Tenggara Timur
9 Kalimantan Barat
10 Nusa Tenggara Barat
Sumber: BPS, 2010

Jumlah Tenaga
Kerja Pertanian
8 160 311
6 215 253
4 227 333
2 469 089
2 187 085
2 024 230
1 605 401
1 452 867
1 258 296
1 040 555

Besarnya potensi pertanian di Indonesia ditunjukkan oleh banyaknya
komoditas pertanian unggulan masing-masing wilayah yang memiliki kualitas

3

berbeda dari tiap daerah. Pembangunan perekonomian berdasarkan keunggulan
komparatif dapat meningkatkan daya tahan nasional melalui pemberdayaan
ekonomi akar rumput dan komoditas keunggulan daerah. Sistem ekonomi
komparatif menurut Eriyatno (2011) adalah tatanan perekonomia yang berbasis
lokal, berorientasi pada masyarakat, mengabdi untuk membangun kehidupan yang
lebih baik bagi semua dan tidak hanya meningkatkan keuntungan dengan dijiwai
semangat patriotik.
Kabupaten Temanggung merupakan salah satu daerah di wilayah Jawa
yang memiliki komoditas pertanian unggulan yaitu tembakau yang kualitasnya
sudah diakui internasional. Kabupaten Temanggung merupakan penghasil
tembakau Voor-Oogst terbaik di Indonesia yang merupakan salah satu jenis
tembakau rakyat yang memiliki sifat khusus antara lan aroma khas dan senyawa
nikotinnya yang tinggi (Bappeda Temanggung, 2012).
Kabupaten Temanggung berpotensi dikembangkan dalam sektor pertanian
khususnya pada komoditas perkebunan karena wilayahnya yang sebagian besar
berada di dataran tinggi. Sektor perkebunan di Kabupaten Temanggung memeiliki
jumlah tenaga kerja terbesar di Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah tenaga kerja
di sektor perkebunan sebesar 107 943 tenaga kerja (Sensus Penduduk, 2010).
Peran sektor pertanian dalam pembentukan struktur ekonomi Kabupaten
Temanggung sangat besar. Tabel 1.3 menunjukkan bahwa sektor pertanian dalam
struktur perekonomian kabupaten Temanggung merupakan sektor yang
memberikan kontribusi terbesar dari sektor lainnya.
Tabel 1.3 Struktur ekonomi Kabupaten Temanggung tahun 2008-2012 (%)
Sektor
Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri Pengolahan
Listrik dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, dan
Restoran
Pengangkutan dan komunikasi
Keuangan , persewaan dan jasa
erusahaan
Jasa-jasa
PDRB
Sumber : BPS, 2013

2008
30.59
1.02
20.28
0.91
5.38

2009
31.19
0.98
19.88
0.91
5.32

Tahun
2010
31.00
0.89
19.78
0.95
5.24

17.24
5.59

17.18
5.61

17.08
5.71

3.96
15.03
100.00

3.94
3.94
14.99 15.41
100.00 100.00

2011
29.83
0.79
20.09
0.96
5.27

2012
29.85
0.68
19.96
1.00
5.43

17.10
5.98

17.01
5.98

4.04
4.06
15.94 16.03
100.00 100.00

Sektor pertanian dalam arti luas mencakup lima subsektor di dalamnya
yang terdiri dari tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan
perikanan. Produksi masing-masing subsektor pertanian tersebut di Kabupaten
Temanggung cenderung fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya luas
panen di wilayah ini. Subsektor tanaman pangan merupakan komoditas yang
memiliki kontribusi tertinggi terhadap PDRB Kabupaten Temanggung meskipun
laju pertumbuhannya cenderung turun. Gambar 1.1 dan 1.2 menunjukan fluktuasi

4

laju pertumbuhan dan persentase masing-masing sub-sektor di sektor pertanian
Kabupaten Temanggung.
Tanaman Bahan Makanan

Tanaman Perkebunan

Peternakan dan Hasil lainnya

Kehutanan

Perikanan
50
40
30
20
10
0
-10
-20
-30
-40

2008

2009

2010

2011

2012

Sumber : Temanggung Dalam Angka, 2013
Gambar 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB subsektor sektor pertanian atas
dasar harga konstan 2000 Kabupaten Temanggung 2008-2012
Tanaman Bahan Makanan

Tanaman Perkebunan

Peternakan dan Hasil lainnya

Kehutanan

2008

2009

2011

4.03
4.91
0.42
0.37

20.12

20.14
2010

3.99
4.86
0.48
0.36

4.04
4.61
0.46
0.35

4.52
4.62
0.74
0.34

4.38
4.65
0.57
0.31

20.68

20.97

21.54

Perikanan

2012

Sumber : Temanggung Dalam Angka 2013
Gambar 1.2 Persentase PDRB subsektor sektor pertanian atas dasar harga
konstan 2000 Kabupaten Temanggung 2008-2012
Program kerja pemerintah Kabupaten Temanggung secara umum
bertujuan untuk mengembangkan sektor pertanian khususnya pada komoditaskomoditas perkebunan dan kehutanan karena komoditas tersebut masih menjadi
komoditas unggulan Kabupaten Temanggung. Komoditas perkebunan yang paling

5

unggul di Kabupaten Temanggung adalah Tembakau dan Kopi yang juga menjadi
komoditas ekspor Kabupaten Temanggung.
Selama periode 2008-2012 produksi tanaman tembakau dan kopi masingmasing mengalami kenaikan pertumbuhannya dari 6 373 ton menjadi 9 978 ton
dan dari 5 434 ton menjadi 9 510 ton untuk komoditas kopi (BPS, 2013).
Kenaikan produksi tersebut disebabkan oleh adanya pertambahan luas tanam di
masing-masing komoditas.
Pengembangan sektor pertanian yang tertuang dalam program kerja
pemerintah Kabupaten Temanggung diharapkan dapat menimbulkan multiplier
effect dari sektor pertanian sehingga dapat menggerakan sektor perekonomian
lainnya di Kabupaten Temanggung. Penelitian peran sektor pertanian terhadap
perekonomian Kabupaten Temanggung diperlukan untuk melihat keterkaitan dan
dampak dari sektor pertanian terhadap sektor perekonomian lainnya.
Perumusan Masalah

Perekonomian Kabupaten Temanggung sebagian besar di topang oleh
sektor pertanian. Distribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten
Temanggung di tahun 2012 mencapai 29.85% yang merupakan penyumbang
tertinggi dibandingkan sektor lainnya, namun laju pertumbuhan dalam sektor
pertanian di masing-masing subsektor mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Selama
periode 2008-2013 pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Kabupaten
Temanggung mengalami fluktuasi dan cenderung menurun seperti yang
ditunjukan oleh Tabel 1.4.
Tabel 1.4 Pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha di Kabupaten
Temanggung tahun 2008-2013
Lapangan Usaha

2009 2010

Pertanian
6.14
Pertambangan dan Penggalian
0.38
Industri Pengolahan
2.03
Listrik, Gas dan Air Bersih
4.35
Konstruksi
2.91
Perdagangan, Hotel dan Restoran
3.72
Pengangkutan dan Komunikasi
4.26
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 3.66
Jasa-Jasa
3.81
Pertumbuhan ekonomi total
4.09
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung, 2014

2011 2012

2013

3.66 0.70 5.11
-5.76 -6.58 -9.44
3.78 6.28 4.36
8.86 5.76 9.14
2.80 5.31 8.21
3.74 4.74 4.50
6.20 9.72 4.92
4.10 7.37 5.75
7.29 8.18 5.61
4.31 4.65 5.04

2.48
2.09
6.36
7.42
5.23
7.03
5.61
9.75
4.41
5.02

Mata pencaharian penduduk Kabupaten Temanggung sebagian besar
digantungkan pada sektor pertanian. Penyerapan tenaga kerja oleh sektor

6

pertanian menempati urutan pertama dalam persentase penyerapan tenaga kerja di
Temanggung dengan jumlah serapan tenaga kerja sebesar 144 533 tenaga kerja.
Tabel 1.5 menunjukkan tingkat penyerapan tenaga kerja per sektor di Kabupaten
Temanggung.
Tabel 1.5 Jumlah tenaga kerja per sektor di Kabupaten Temanggung tahun 2012
Sektor
Pertanian
Pertambangan dan galian, listrik dan air bersih
Industri
Konstruksi
Perdagangan
Transportasi
Keuangan
Jasa
Jumlah
Sumber: BPS, 2012

Jumlah
144 553
414
129 184
17 456
56 756
9 901
1 704
37 201
397 169

Kondisi sektor pertanian Kabupaten Temanggung ditahun 2013 adalah
sebagai sektor yang menyerap tenaga kerja terbanyak dibanding sektor lainnya.
Sektor pertanian juga menempati urutan pertama dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Temanggung. Peran sektor pertanian di Kabupaten Temanggung yang
menjadi penyumbang terbesar PDRB dan penyerapan tenaga kerja ternyata tidak
berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi di sektor tersebut dan juga
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Temanggung. Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Temanggung masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi
provinsinya yaitu Provinsi Jawa Tengah. Gambar 1.3 menampilkan perbandingan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dan Provinsi Jawa Tengah tahun
2008-2012.
12
10
8
6

Jawa Tengah

4

Temanggung

2
0
2007

2008

2009

2010

2011

2012

Sumber : BPS Kabupaten Temanggung, 2013
Gambar 1.3 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dan Provinsi Jawa
Tengah tahun 2007-2012
Kajian mengenai peran sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten
Temanggung diperlukan mengingat peran sektor pertanian di Kabupaten

7

Temanggung sebagai pembentuk terbesar PDRB dan penyerap tenaga kerja
terbesar, namun di sisi lain pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung belum
bisa sejajar dengan pertumbuhan ekonomi provinsinya sedangkan berdasarkan
penelitian terdahulu menyatakan bahwa pengembangan sektor pertanian akan
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Peran sektor pertanian yang perlu diketahui dalam permasalahan di atas
adalah mencakup keterkaitan antar sektor, dampak pengganda dan penyebaran
dari sektor pertanian sehingga dapat dibentuk kebijakan pembangunan dalam
sektor pertanian yang tepat untuk Kabupaten Temanggung agar pertumbuhan
ekonominya dapat meningkat.
Berdasarkan hal di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana peran sektor pertanian dalam pembentukan output permintaan
antara, permintaan akhir dan nilai tambah bruto Kabupaten Temanggung
Bagaimana hubungan keterkaitan antar sektor dari sektor pertanian terhadap
sektor-sektor perekonomian lainnya
Berapa besaran dampak penyebaran dan derajat kepekaan sektor pertanian
terhadap sektor lainnya
Bagaimana multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja sektor pertanian
dalam perekonomian Kabupaten Temanggung
Sektor apa yang menjadi sektor kunci dalam perekonomian Kabupaten
Temanggung.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :
1.

2.
3.
4.
5.

Menganalisis peran sektor pertanian terhadap pembentukan output,
permintaan antara, permintaan akhir dan nilai tambah bruto Kabupaten
Temanggung
Menganalisis hubungan keterkaitan sektor pertanian dengan sektor-sektor
lainnya di Kabupaten Temanggung
Menganalisis dampak penyebaran dan derajat kepekaan sektor pertanian
terhadap sektor lainnya di Kabupaten Temanggung
Menganalisis multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja sektor pertanian
dalam perekonomian Kabupaten Temanggung
Menganalisis sektor kunci dalam perekonomian Kabupaten Temanggung.

8

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi para pengambil kebijakan di
Kabupaten Temanggung dalam melakukan perencanaan pembangunan
sektor pertanian dan perekonomian Kabupaten Temanggung
2. Sebagai bahan pustaka, informasi dan referensi bagi pihak yang
membutuhkan serta sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai peran sektor pertanian terhadap
perekonomian Kabupaten Temanggung. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis Input-Output. Data yang digunakan berupa data Tabel Input Output
Kabupaten Temanggung tahun 2011 berdasarkan transaksi domestik dengan
menggunakan harga produsen. Pengolahan data menggunakan Input-Output
Analysis for Practitioners (IOAP) dan Microsoft Excell 2013

TINJAUAN PUSTAKA

Sektor Pertanian

Sektor pertanian dalam arti luas terbagi menjadi lima subsektor yaitu,
tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sektor
pertanian tidak hanya terbatas pada masalah pangan, melainkan meliputi komoditi
yang dihasilkan dari kelima subsektor tersebut. Menurut Dumairy (1996)
penjelasan beberapa subsektor pertanian adalah sebagai berikut :
Subsektor tanaman pangan sering juga disebut subsektor pertanian rakyat
karena biasanya diusahakan oleh rakyat, bukan perusahaan atau pemerintah.
Subsektor ini mencakup komoditas-komoditas bahan makanan seperti padi,
jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kedelai serta sayur-sayuran
dan buah-buahan.
Subsektor perkebunan dibedakan atas perkebunan rakyat dan perkebunan
besar. Perkebunan rakyat adalah perkebunan yang diusahakan sendiri oleh rakyat
atau masyarakat, biasanya dalam skala kecil dan dengan teknologi yang
sederhana. Hasil tanaman perkebunan rakyat terdiri antara lain atas karet, kopra,
teh, kopi, tembakau, cengkeh, kapuk, kapas, cokelat, dan berbagai rempahrempah. Perkebunan besar adalah semua kegiatan perkebunan yang dijalankan
oleh perusahaan perkebunan yang sudah berbadan hukum. Tanaman perkebunan

9

besar sebagian besar sama dengan perkebunan rakyat yang meliputi karet, kelapa
sawit, teh, kopi, tembakau, coklat, tebu dan masih banyak lagi.
Subsektor kehutanan terdiri atas tiga macam kegiatan yaitu penebangan
kayu, pengambilan hasil hutan lain dan perburuan. Kegiatan penebangan kayu
menghasilkan kayu-kayu gelondongan, kayu bakar, arang dan bambu. Hasil hutan
lain meliputi damar, rotan, getah kayu, kulit kayu, serta berbagai macam akarakaran dan umbi kayu. Kegiatan perburuan menghasilkan binatang-binatang liar
seperti rusa, penyu, ular, buaya dan termasuk juga madu.
Subsektor peternakan mencakup kegiatan beternak itu sendiri dan
pengusahaan hasil-hasilnya. Subsektor ini meliputi produksi ternak-ternak besar
dan kecil, telur, susu segar, wool dan hasil pemotongan hewan.
Subsektor perikanan meliputi semua hasil kegiatan perikanan laut,
perairan umum, kolam, tambak, sawah, keramba, serta pengolahan sederhana atas
produk perikanan (pengasinan dan pengeringan). Berdasarkan segi teknis
pengusahaannya, subsektor ini dibedakan atas tiga macam sektor yaitu, perikanan
laut, darat, dan penggaraman. Subsektor ini tidak hanya mencakup komoditas ikan
melainkan juga udang, kepiting, ubur-ubur dan semacamnya.

Peran Sektor Pertanian dalam Perekonomian

Sektor pertanian dalam perekonomian dan pembangunan masih menjadi
pokok pendapatan sebagian besar negara dunia ketiga dan negara berkembang.
Banyaknya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada pertanian mendorong
kebijakan pembangunan di negara berkembang lebih ke arah pengembangan
pertanian. Kuznets (1961) menelaah perkembangan sektor pertanian dalam
transformasi pembangunan, peran sektor pertanian tersebut adalah :
1. Kontribusi produk, yaitu sektor pertanian berkembang sebagai penyedia bahan
pangan bagi pekerja sektor industri. Peran penting sektor ini juga sebagai
penyedia bahan baku produksi bagi sektor industri
2. Kontribusi pasar, yaitu rumah tangga di sektor pertanian adalah sasaran utama
konsumsi output yang dihasilkan sektor industri. Barang yang dihasilkan
tersebut dapat berupa konsumsi langsung maupun sebagai input produksi
pertanian.
3. Kontribusi devisa di sektor pertanian juga berperan dalam menyumbang devisa
atas ekspor barang hasil produksinya.
Untuk memainkan perannya sebagai sektor andalan dalam pembangunan
ekonomi, pembangunan pertanian memiliki tantangan dan peluang. Tantangan
dan peluang sektor pertanian terus berkembang seiring perkembangan teknologi
pada sektor ini. Menurut Solahuddin (2009), tantangan tersebut antara lain :
1. Kecenderungan transformasi struktural perekonomian yang tidak seimbang
2. Pemenuhan kebutuhan pangan yang terus meningkat dalam jumlah, mutu, dan
keragamannya
3. Pemilikan lahan yang semakin sempit
4. Pengembangan sumberdaya manusia pertanian yang handal dan terampil
5. Pengembangan diversifikasi pangan
6. Kepeduian terhadap kelestarian dan kesehatan lingkungan

10

7. Pengembangan kelembagaan pembangunan pertanian yang kondusif merespon
tuntutan reformasi
Dibalik tantangan yang terdapat dalam pembangunan sektor pertanian,
sektor ini juga memiliki peluang yang dapat mewujudkan sektor pertanian
menjadi sektor penggerak perekonomian. Menurut Solahuddin (2009), peluang
dalam pembangunan pertanian antara lain :
1. Peningkatan produktifitas melalui pemanfaatan Iptek tepat guna dan spesifik
lokasi
2. Peningkatan optimasi pemanfaatan sumberdaya alam ( lahan, perairan,
kelautan)
3. Penurunan proporsi kehilangan hasil panen melalui perbaikan teknologi panen
dan pasca panen
4. Peningkatan daya saing komoditas melalui perbaikan mutu dan standardisasi
produk pertanian
5. Pengembangan diversifikasi produk dengan memanfaatkan teknologi
pengolahan hasil
6. Penggalakan promosi investasi pertanian yang terbukti sangat lentur dalam
menghadapi krisis ekonomi
Kebijakan yang tepat dalam pembangunan sektor pertanian sebagai motor
penggerak perekonomian sangat diperlukan dengan mempertimbangkan peluang
dan tantangan tersebut sehingga dihasilkan strategi pembangunan yang efektif.

Teori Pertumbuhan

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari peningkatan kemampuan
produksi barang-barang dan jasa dari suatu perekonomian. Menurut Todaro dan
Smith (2003) pertumbuhan ekonomi setiap negara terdiri dari tiga komponen,
yaitu akumulasi modal, pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi.
Pertumbuhan ekonomi yang bedasarkan pada pertumbuhan pertanian juga harus
memenuhi ketiga komponen tersebut. Permasalahan yang ada saat ini pada sektor
pertanian termasuk dalam ketiga komponen tersebut. Petani kecil di pedesaan
yang hanya memiliki lahan kurang dari 0.5 hektar (petani gurem) dalam
mengembangkan produksinya selalu terkendala dengan modal. Kemajuan
teknologi pada sektor pertanian belum dapat meningkatkan produktifitas pertanian
secara optimum dengan budidaya yang berkelanjutan. Pertumbuhan penduduk
yang diharapkan mampu meningkatkan angkatan tenaga kerja juga tidak berperan
banyak pada sektor pertanian karena kurang tertariknya tenaga kerja muda untuk
bekerja di sektor pertanian.
Teori Kuznets mengatakan pada tahap awal pertumbuhan ekonomi,
distribusi pendapatan cenderung memburuk, namun pada tahap selanjutnya
distribusi pendapatan akan membaik. Teori ini dikenal sebagai kurva Kuznets
“U-terbalik” seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Kurva tersebut juga
menyatakan bahwa suatu negara atau wilayah yang pendapatannya masih rendah,
pertumbuhan ekonominya harus mengorbankan dahulu tujuan pemerataan yang
berarti pemerintah harus memusatkan pengalokasian sumber daya pada sektor
atau wilayah yang berpotensi besar menyumbang pertumbuhan.

11

Gambar 2.1 Kurva Kuznets
Kurva Kuznets dapat dihasilkan oleh proses pertumbuhan
berkesinambungan yang berasal dari perluasan sektor modern, seiring dengan
perkembangan sebuah negara dari perekonomian tradisional ke perekonomian
modern. Ciri pertumbuhan ekonomi modern menurut Kuznets adalah terjadinya
laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita, adanya peningkatan
produktifitas, terjadi perubahan struktural yang tinggi dalam perekonomian,
urbanisasi, ekspansi negara maju, dan terjadinya arus barang, modal, dan orang.
Sebagian besar sektor pertanian di Indonesia khususnya wilayah
Kabupaten Temanggung masih menggukan sistem usaha tani yang tradisional
namun dari keenam ciri pertumbuhan modern tersebut, Kabupaten Temanggung
telah memenuhi beberapa ciri pertumbuhan ekonomi modern tersebut.
Pertumbuhan ekonomi dalam hal pendapatan nasional adalah agregasi dari
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan neraca perdagangan bersih.
Menurut Arifin (2013), investasi dan ekspor dianggap dapat meningkatkan
kualitas tidak hanya sekedar kuantitas angka target pertumbuhan ekonomi karena
secara inheren akan meningkatkan kapasitas industri domestik, kinerja sistem
produksi dan tambahan efisiensi.
Pertumbuhan ekonomi dapat berjalan apabila didukung dengan investasi
dari pemerintah maupun swasta, untuk mendorong tumbuhnya investasi di suatu
wilayah diperlukan kebijakan-kebijakan yang menarik minat investor untuk
berinvestasi. Menurut Daryanto dan Saptana (2009), kebijakan deregulasi dan
debirokratisasi yang dapat mendorong investasi adalah kebijakan yang dapat
mendorong terciptanya kondisi keamanan, ketertiban, kepastian hukum yang
jelas, penerbitan izin dan birokrasi yang mudah, pelayanan publik dan
infrastruktur yang baik, serta ketersediaan sistem teknologi dan informasi yang
memadai.

12

Tabel Input Output

Menurut Leontief (1986), analisis I-O merupakan suatu metode yang
secara sistematis mengukur hubungan timbal balik diantara beberapa sektor dalam
sistem ekonomi yang kompleks. Pengertian dari tabel input-output adalah suatu
tabel yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi
antarsektor ekonomi dengan bentuk penyajian berupa matriks. Sepanjang baris
tabel IO menunjukkan pengaloksian output yang dihasilkan oleh suatu sektor
untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir. Selain itu, pada baris
nilai tambah menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah sektoral, sedangan
sepanjang kolomnya menunjukkan struktur input yang digunakan oleh masingmasing sektor dalam produksi, baik yang berupa input antara maupun input
primer (Priyarsono, et al. 2008).
Konsep dasar model I-O Leontief didasarkan atas:
1. Struktur perekonomian tersusun dari berbagai sektor (industri) yang satu sama
lain berinteraksi melalui transaksi jual beli.
2. Output suatu sektor dijual kepada sektor lainnya untuk memenuhi permintaan
akhir rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal dan ekspor.
3. Input suatu sektor dibeli dari sektor-sektor lainnya, dan rumah tangga dalam
bentuk jasa dan tenaga kerja, pemerintah dalam bentuk pajak tidak langsung,
penyusutan, surplus usaha dan impor.
4. Hubungan input-output bersifat linier
5. Dalam suatu kurun waktu analisis, biasanya satu tahun, total input sama
dengan total output.
6. Suatu sektor terdiri dari satu atau beberapa perusahaan.
Analisis Input-Output (I-O) memiliki kegunaan secara umum untuk
mengidentifikasi keterkaitan antar sektor perekonomian dan menggambarkan
perekonomian suatu wilayah. Beberapa kegunaan lainnya dari analisis I-O sebagai
berikut:
1. Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai tambah,
impor, penerimaan pajak dan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor
produksi.
2. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa
terutama dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan
substitusinya.
3. Untuk mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap
pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan
perekonomian
4. Untuk menggambarkan perekonomian suatu wilayah dan mengidentifikasikan
karakteristik struktural suatu perekonomian wilayah.
Model I-O didasarkan atas beberapa asumsi. Asumsi itu diantaranya adalah:
1. Homogenitas
Homogenitas berarti suatu komoditas hanya dihasilkan secara tunggal oleh
suatu sektor dengan susunan yang tunggal dan tidak ada substitusi output
diantara berbagai sector.
2. Linieritas

13

Linieritas ialah prinsip dimana fungsi produksi bersifat linier dan homogen.
Artinya perubahan suatu tingkat output selalu didahului oleh perubahan
pemakaian input yang proporsional.
3. Aditivitas
Aditivitas ialah suatu prinsip dimana efek total dari pelaksanaan produksi di
berbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara terpisah.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka tabel I-O sebagai model kuantitatif
memiliki keterbasan, yakni bahwa koefisien input ataupun koefisien teknis
diasumsikan tetap (konstan) selama periode analisis atau proyeksi. Karena
koefisien teknis dianggap konstan, maka teknologi yang digunakan oleh sektorsektor ekonomi dalam proses produksi pun dianggap konstan. Akibatnya
perubahan kuantitas dan harga input akan selalu sebanding dengan perubahan
kuantitas dan harga output.
Tabel 2.1 Tabel Input-Output
Output
Production Sector
Final
1
2 ... N Demand

Input

Production Sector

Total
Output

1

z11

z12

...

z1n

Y1

X1

2

z21

z22

...

z2n

Y2

X2

.

.

.

...

.

.

.

.

.

.

...

.

.

.

zn1

zn2

...

znn

Yn

Xn

N

Primary Input

V

V1

V2

...

Vn

Total Input

X

X1

X2

...

Xn

Sumber: Daryanto dan Hafizrianda, 2010
Tabel 2.1 di atas juga menjelaskan tabel input output yang terbagi menjadi
empat kuadran. Pengertian dari masing-masing kuadran sebagai berikut:
1. Kuadran I
Kuadran I merupakan transaksi antara, yaitu transaksi barang dan jasa
yang digunakan dalam proses produksi. Kuadran ini memberikan informasi
mengenai saling ketergantungan antarsektor produksi dalam suatu
perekonomian.
2. Kuadran II
Kuadran II menunjukkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektorsektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. Permintaan akhir
adalah output suatu sektor yang langsung dipergunakan oleh rumah tangga,
pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor. Total
permintaan akhir merupakan penjumlahan total dari konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor.
3. Kuadran III

14

Kuadran III menunjukkan pembelian input yang dihasilkan di luar sistem
produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara. Kuadran ini terdiri dari
pendapatan rumah tangga (upah/gaji), surplus usaha, penyusutan dan pajak
tak langsung neto. Jumlah keseluruhan nilai tambah ini akan menghasilkan
produk domestik bruto yang dihasilkan oleh wilayah tersebut.
4. Kuadran IV
Merupakan kuadran input primer permintaan akhir yang menunjukkan
transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir
tanpa melalui sistem produksi atau kuadran antara.
Tabel input-output yang ditampilkan pada tabel 2.1 memuat tiga matriks
dasar yaitu matriks Z (matriks transaksi input antara), matriks Y (matriks
permintaan akhir) yang terdiri atas konsumsi rumah tangga, pemerintah, investasi,
dan ekspor, dan selanjutnya matriks V (matriks input primer) yang terdiri atas
upah/gaji, surplus usaha, penyusutan, pajak tidak langsung dan subsidi.
Masing-masing matriks selengkapnya dapat ditulis :

=

11

12

13

21

22

23

31

32

33

1

1

=

2
3

=

2
3

�1
�2
�3

1

=

=

�1
�2
�3

1
2
3
2

3

1

2

3

1

2

3

Berdasarkan Tabel 2.1 total output dari sektor i dapat dituliskan sebagai
berikut: Xi = zi1 + zi2 + zi3 . . . . . + zin + Y1........................................................................[1.1]
Jika dibaca menurut baris maka secara umum persamaannya dapat dirumuskan
menjadi
i



Zij + Yi = Xi ;

untuk i= 1,2,3 dan seterusnya.....................................[1.2]

j 1

dimana Zij adalah banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input oleh
sektor j dan Yi adalah permintaan akhir terhadap sektor i serta Xi adalah jumlah
output sektor i.
Jika dibaca menurut kolom maka secara umum persamaannya dapat dirumuskan
menjadi
j



Zij + Vj = Xj ;

untuk j=1,2,3 dan seterusnya...............................[1.3]

i 1

dimana Zij adalah banyaknya output sektor j yang digunakan sebagai input oleh
sektor j dan Vj adalah input primer sektor j serta Xj adalah jumlah output sektor j.
Dari persamaan [1.1] dapat diitroduksikan suatu koefisien input teknik aij
dengan rumus :

15

=

............................................................................................[1.4]

Koefisien ini berarti sebagai jumlah input sektor i yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu unit output sektor j. Jika jumlah sektor sebanyak n, seluruh
koefisien input aij dapat dinyatakan dalam sebuah matriks A sebagai berikut,

11
12
1

21
22
2
�= ⋮




1
2
Matriks A sering disebut matriks koefisien input atau matriks teknologi.
Selanjutnya persamaan [1.4] dapat juga diubah menjadi : zij = aij Xj, dengan
ketentuan bahwa Xj=Xi, maka jika sisi kanan persamaan [1.1] semuanya
dipindahkan ke kiri kecuali Y, akan diperoleh sebuah sistem persamaan yang
dituliskan dalam notasi matriks sederhana sebagai berikut:
(I-A) X = Y .......................................................................................[1.5]
yang mana I adalah matriks identitas berukuran n x n, A merupakan matriks
koefisien input, sedangkan X dan Y masing-masing menunjukkan vektor kolom
matriks outpur dan permintaan akhir. Persamaan [1.5] dapat diubah bentuknya
menjadi :
X= (I-A)-1Y
= Ma Y...........................................................................................[1.6]
dimana Ma adalah matriks (I-A)-1 yng dikenal dengan matriks invers Leontief
yang berguna untuk melihat dampak keterkaitan antar sektor produksi baik
keterkaitan ke depan maupun keterkaitan ke belakang.

Penelitian Terdahulu

Penelitian Perwitasari (2012) mengenai analisis input output sektor
pertanian di Indonesia menunjukan bahwa Selama kurun waktu 1975-2008 telah
terjadi pergeseran struktur perekonomian ke arah industrialisasi, keterkaitan dan
efek pengganda sektor pertanian berada dibawah rata-rata sektor perekonomian
Indonesia, namun nilai tambah bruto pertanian berada di atas rata-rata sektor
lainnya.
Penelitian Sukanto (2010) mengenai analisis peran sektor pertanian
terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan analisis input
output menunjukkan bahwa subsektor bahan makanan lainnya dalam sektor
pertanian memiliki angka tertinggi pada keterkaitan ke belakang dan total
sedangkan yang memiliki keterkaitan tertinggi ke depan baik langsung maupun
tidak lansung adalah subsektor tebu.
Penelitian Oktaliando dkk (2013) mengenai analisis keterkaitan sektor
agroindustri terhadap perekonomian di Provinsi Lampung dengan menggunakan
analisis input output. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa sektor
agroindustri yang diwakili oleh industri minyak/lemak, industri gula, industri
barang karet dan plastik serta industri penggilingan kopi mempunyai rata-rata
indeks keterkaitan ke belakang dan ke depan sebesar 0.81 dan 0.94. Besarnya
kedua nilai tersebut di bawah satu, artinya sektor agroindustri mempunyai

16

keterkaitan ke belakang dan ke depan yang rendah dengan sektor lain dalam
perekonomian Provinsi Lampung.
Penelitian Ramanto (2008) mengenai analisis dampak sektor padi, melinjo,
dan sektor pertanian lainnya terhadap perekonomian Kabupaten Pandeglang
dengan menggunakan analisis input output menunjukan bahwa sektor
perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor kunci karena berada diposisi
pertama, sedangkan sektor padi, melinjo dan pertanian lainnya berada di posisi
sepuluh, tujuh dan delapan.

Kerangka Pemikiran

Perekonomian suatu wilayah dapat tumbuh dengan baik apabila terjadi
pertumbuhan yang baik pada sektor-sektor perekonomian wilayah tersebut dan
berimplikasi pada pembangunan ekonomi yang baik. Pembangunan ekonomi pada
dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Suatu sektor
perekonomian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat suatu wilayah
sudah seharusnya dijadikan prioritas dalam pembangunan wilayah tersebut.
Sektor pertanian yang memiliki potensi besar dalam pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi suatu wilayah yaitu dalam menggerakan roda
perekonomian sektor lain, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan
kemiskinan, mengurangi kesenjangan pendapatan, dan sebagai sumber ketahanan
pangan. Besarnya potensi tersebut seharusnya didukung dengan kebijakan
pembangunan yang tepat pada sektor pertanian.
Perekonomian Kabupaten Temanggung memiliki beberapa sektor yang
berperan penting terhadap pembentukan PDRB, salah satunya adalah sektor
pertanian. Sektor pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama rakyat
Kabupaten Temanggung, selain itu sektor pertanian juga merupakan penyumbang
terbesar terhadap PDRB Kabupaten Temanggung. Kondisi ini menunjukan bahwa
pentingnya perhatian dan pengembangan terhadap sektor pertanian di Kabupaten
Temanggung, sehingga pada penelitian ini peneliti akan menganalisis peran sektor
pertanian terhadap Kabupaten Temanggung dengan menggunakan tabel Input
Output Kabupaten Temanggung Tahun 2011.
Peran sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Temanggung
akan dianalisis dengan melihat keterkaitan antar sektor, dampak penyebaran dan
kepekaan sektor pertanian serta analisis dampak pengganda dari sektor pertanian
terhadap sektor lainnya.
Analisis keterkaitan akan di lihat melalui keterkaitan ke depan dan ke
belakang langsung maupun langsung dan tidak langsung, sedangkan analisis
dampak penyebaran melalui koefisien penyebaran dan derajat kepekaan, dan
untuk analisis dampak pengganda akan dilakukan pada variabel output,
pendapatan, dan tenaga kerja.

17

Gambar 2.2 Kerangka pemikiran

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) Pusat serta instansi lain yang
berhubungan dengan penelitian ini. Data yang digunakan adalah data Tabel Input-

18

Output Kabupaten Temanggung Tahun 2011 dengan klasifikasi 43 sektor. Selain
itu digunakan pula data PDRB Kabupaten Temanggung dan data-data pendukung
lainnya. Referensi studi pustaka diperoleh dari buku panduan, jurnal, artikel,
internet, skripsi, tesis serta sumber-sumber lainnya. Data tersebut diolah dengan
Input-Output Analysis for Practitioners (IOAP) Complementary Version 1.0.1 dan
Microsoft Excel 2013.

Metode Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk meneliti peranan sektor pertanian
terhadap perekonomian Kabupaten Temanggung adalah model Input-Output.
Tabel input-output yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel transaksi
domestik atas dasar harga produsen mencakup barang dan jasa produksi dalam
negeri dan dinilai atas dasar harga produsen. Metode Input-Output digunakan
untuk melihat peran sektor pertanian Kabupaten Temanggung terhadap
perekonomian dengan melihat dari analisis keterkaitan, dampak penyebaran,
analisis multiplier serta analisis sektor prioritas.
Penggunaan model input-output dalam penelitian ini didasarkan atas
kemampuan model tersebut dalam memaparkan interaksi antar pelaku ekonomi
secara langsung dan tidak langsung sehingga hubungan timbal balik antar sektor
dalam perekonomian suatu wilayah dapat diukur.
Menurut Daryanto (2010), pemakaian model input output dalam
menganalisis perekonomian suatu wilayah dapat memberikan keuntungan bagi
perencanaan pembangunan daerah yaitu :
1. Dapat memberikan deskripsi yang detail mengenai perekonomian nasional
maupun regional dengan menguantifikasikan ketergantungan antarsektoral dan
asal dari ekspor dan impor.
2. Untuk suatu perangkat permintaan akhir dapat ditentukan besaran output dari
setiap sektor dan kebutuhannya akan faktor produksi dan sumber daya.
3. Dampak perubahan permintaan terhadap perekonomian baik yang disebabkan
oleh swasta ataupun pemerintah dapat ditelusuri dan diramalkan secara
terperinci
4. Perubahan perubahan teknologi dan harga relatif dapat diintegrasikan ke dalam
model melalui perubahan koefisien teknik.

Analisis Keterkaitan

Konsep keterkaitan yang biasa dirumuskan meliputi keterkaitan ke
belakang yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar industri/sektor dalam
pembelian terhadap total pembelian input yang digunakan untuk proses produksi
dan keterkaitan ke depan yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar
industri/sektor dalam penjualan terhadap total penjualan output yang
dihasilkannya.

19

Keterkaitan Langsung ke Depan
Menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang
menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan
permintaan total. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
n

FLi

=

a
j 1

ij

Keterangan:
FL
= forward linkage
aij
= unsur matriks koefisien teknis
Keterkaitan Langsung ke Belakang
Menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang
menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan
permintaan total. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
n

BLi

=

a
j 1

ij

Keterangan:
BL
= backward linkage
aij
= unsur matriks koefisien teknis
Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan
Menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang
menggunakan output bagi sektor tersebut secara langsung maupun tidak langsung
per unit kenaikan permintaan total.
n

F(d+i)i =

a
j 1

ij

Keterangan:
F(d+i)i = forward direct and indirect linkages
aij
= unsur matriks kebalikan Leontief
Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang
Menunjukkan akibat dari suatu sektor yang diteliti terhadap sektor-sektor
yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun
tidak langsung per unit kenaikan permintaan total.
n

B(d+i)i =

a
j 1

ij

Keterangan:
B(d+i)i = backward direct and indirect linkages
aij
= unsur matriks kebalikan Leontief

20

Analisis Penyebaran

Koefisien Penyebaran
Konsep ini berguna untuk mengetahui distribusi manfaat dari
pengembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui
mekanisme transaksi pasar input. Konsep ini sering diartikan sebagai kemampuan
suatu sektor untuk meningkatkan pertumbuhan industri hulunya.
n

n a ij

Pdj

=

n

i 1
n

a
i 1 j 1

ij

Keterangan:
Pdj
= koefisien penyebaran sektor j
αij
= unsur matriks kebalikan Leontief
Kepekaan Penyebaran
Konsep ini dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor
terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output