Peranan Sektor Pertanian Dalam Perekonomian Kabupaten Cianjur

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM
PEREKONOMIAN KABUPATEN CIANJUR

JONES BATARA MANURUNG

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Peranan Sektor Pertanian
Dalam Perekonomian Kabupaten Cianjur adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.


Bogor, Agustus 2016

Jones Batara Manurung
NRP H453120161

RINGKASAN
JONES BATARA MANURUNG. Peranan Sektor Pertanian Dalam
Perekonomian Kabupaten Cianjur. Dibimbing oleh ARIEF DARYANTO dan
KUNTJORO.
Perekonomian Kabupaten Cianjur sebagian besar ditopang oleh sektor
pertanian. Perekonomian Kabupaten Cianjur masih menghadapi permasalahan
tingginya tingkat pengangguran terbuka dan kemiskinan. Peningkatan penyerapan
tenaga kerja merupakan salah satu kebijakan strategis yang harus dilakukan.
Dalam hal ini, sangat penting mempertimbangkan keterkaitan antara sektor
pertanian dengan sektor lain. Sektor pertanian diharapkan mampu meningkatkan
kapasitas penyerapan tenaga kerja dan mengurangi tingkat kemiskinan dengan
upaya pemetaan sektor-sektor kunci yang memberikan dampak besar terhadap
pertumbuhan ekonomi di luar sektor pertanian. Berdasarkan hal tersebut maka
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) Peranan sektor pertanian dalam
perekonomian Kabupaten Cianjur yang meliputi permintaan dan penawaran, out

put, nilai tambah bruto, dan permintaan akhir. (2) Keterkaitan sektor pertanian
dengan sektor lainnya dalam perekonomian Kabupaten Cianjur yang meliputi
keterkaitan ke belakang, keterkaitan ke depan, daya penyebaran, derajat kepekaan
dan dampak berganda.
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat yang
merupakan daerah agraris yang strategis di Jawa Barat. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data Tabel I-O Kabupaten Cianjur
tahun 2013 (46 X 46 sektor, Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen).
Pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan bantuan software
microsoft office excel 2007. Analisis penelitian ini didasarkan pada pendekatan
model input output (I-O).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki peran yang
besar dalam perekonomian Kabupaten Cianjur, hal ini dapat dilihat dari
pembentukan total permintaan, output dan nilai tambah bruto, sektor pertanian
memiliki kontribusi terbesar dari seluruh sektor-sektor perekonomian Kabupaten
Cianjur. Berdasarkan struktur permintaan dan penawaran perekonomian
Kabupaten Cianjur, sektor pertanian merupakan penyedia input yang memiliki
kemampuan mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya. Meskipun
peranan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Cianjur besar, namun
investasi di sektor pertanian masih rendah dan kesenjangan distribusi pendapatan

pada sektor pertanian tinggi.
Secara umum sektor-sektor dalam lingkup sektor pertanian memiliki
keterkaitan ke belakang dan ke depan lebih rendah dibandingkan sektor-sektor
lainnya, kecuali untuk beberapa sektor yakni sektor karet, sektor ternak dan hasilhasilnya memiliki nilai keterkaitan ke belakang relatif tinggi, sektor padi, sektor
karet, sektor unggas dan hasil-hasilnya, sektor jagung, dan sektor ketela pohon
memiliki nilai keterkaitan ke depan relatif tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
secara umum sektor-sektor dalam lingkup sektor pertanian memiliki daya dorong
yang rendah terhadap sektor-sektor lainnya baik di hulu dan hilirnya kecuali untuk
sektor-sektor yang disebutkan.

Sektor karet, unggas dan hasil-hasilnya, ikan darat dan hasil perairan darat
lainnya memiliki nilai multiplier output tipe I maupun tipe II yang relatif tinggi
dan berada pada kategori ranking menengah dari seluruh sektor. Sektor tersebut
memiliki kemampuan besar dalam mendorong pertumbuhan karena membutuhkan
dan dibutuhkan sektor-sektor lain. Sementara analisis multiplier pendapatan
menunjukkan bahwa sektor ikan darat dan hasil perairan darat lainnya, sektor ikan
laut dan hasil perairan laut lainnya dan sektor karet memiliki nilai multiplier
pendapatan yang relatif tinggi dan berada pada kategori rangking menengah dari
seluruh sektor. Sektor tersebut memiliki kemampuan dalam menghasilkan
tambahan pendapatan rumahtangga.

Terdapat 8 sektor yang masuk dalam kategori sektor kunci yaitu sektor
karet, industri padi, sektor industri tekstil, pakaian jadi, kulit dan alas kaki, sektor
industri pupuk, kimia dan barang dari karet, sektor listrik, bangunan, jasa
pengangkutan, serta sektor bank dan lembaga keuangan lainnya. Sektor karet
merupakan satu-satunya sektor dalam lingkup sektor pertanian yang termasuk
sebagai sektor kunci.
Implikasi kebijakan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
pengembangan sektor kunci harus dilakukan dengan tetap memberikan perhatian
pada pengembangan sektor-sektor pendukung dari sektor kunci tersebut. Perlunya
peningkatan investasi dan ketepatan sasaran pada sektor-sektor dalam lingkup
sektor pertanian untuk dapat mendorong peningkatan pertumbuhan outputnya
sehingga memiliki kemampuan dalam mendorong sektor hulu dan hilirnya.
Kata kunci: sektor pertanian, metode input-output, keterkaitan sektor, sektor kunci

SUMMARY
JONES BATARA MANURUNG. Agriculture Sector Role of Economy in Cianjur
Regency. Supervised by ARIEF DARYANTO and KUNTJORO.
Cianjur regency economy largely due to agriculture. Cianjur regency
economy still faces problems of high levels of unemployment and
poverty. Increasing employment is one of the strategic policies that must be

done. In this regard, it is important to consider the linkages between agriculture
and other sectors. The agricultural sector is expected to increase employment
capacity and reduce the level of poverty by mapping key sectors that have major
impact on economic growth outside the agricultural sector. Based on these
conditions, the objectives of this study were to analyze (1) the role of the
agricultural sector in the economy Cianjur regency that includes the supply and
demand, output, value added, and final demand. (2) the agricultural sector
linkages with other sectors in the economy Cianjur regency that includes
backward linkages, forward linkages, power distribution, degree of sensitivity and
multiple impacts.
The research was conducted in Cianjur, West Java Province which is an
agricultural area which is located in West Java. The data used in this research is
secondary data, ie Input-Output Table of Cianjur regency in 2013 (46 X 46
sectors, Domestic Transactions Based On Price of Manufacturer). The data were
analyzed by using statistical software microsoft office excel 2007 based on input
output (IO) model.
The results showed that the agricultural sector has a major role in the
economy of Cianjur, this can be seen from the formation of the total demand,
output and value added, the agricultural sector has the biggest contribution of all
sectors of the economy of Cianjur regency. Based on the demand and supply

structure of economy in Cianjur regency, the agricultural sector is a provider of
inputs that have the ability to encourage the growth of other economic
sectors. Although the role of agriculture in the economy of Cianjur Regency is
great, but the investment in the agricultural sector is still low and inequality of
income distribution in the agricultural sector is high.
In general, the sectors within the scope of the agricultural sector has lower
backward and forward linkages than other sectors, except for some sectors of the
rubber sector, the livestock sector and their products have a high relative value of
backward linkages. Meanwhile, rice, rubber, poultry and their products, corn and
cassava, have a high relative value of forward linkages. This shows that in general
the sectors within the scope of the agricultural sector has a low thrust towards
other sectors both upstream and downstream except for the sectors mentioned.
Rubber sector, poultry and their products, ground fish and other inland
waters results have multiplier output value of type I and type II are relatively high
and middle ranking in the category of the whole sector. The sector has great
ability in driving growth as it needs and it takes other sectors. While the income
multiplier analysis showed that the ground fish sector and the results of other
inland waters, marine fish sector and the results of other marine waters and rubber
sector has a multiplier value relatively high incomes and are in the category of


middle rank of the entire sector. The sector has the ability to generate additional
household income.
There are 8 sectors included in key sectors, namely the rubber sector, rice
industry, textile industry, apparel, leather and footwear sector, fertilizer, chemical
and rubber goods, power sector, buildings, transportation services, banking sector
and other financial institutions. Rubber sector is the only sector within the
agricultural sector are included as a key sector.
Policy implications that could be addressed in this study were: the
development of key sectors should be done with attention to the development of
the supporting sectors of the key sectors. Need for increased investment and
precision targeting the sectors within the scope of the agricultural sector in order
to boost the growth of its output so that it has the ability to push the upstream and
downstream sectors.
Keywords: agricultural sector, input-output method, inter-sectoral interrelation,
key sectors

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM
PEREKONOMIAN KABUPATEN CIANJUR

JONES BATARA MANURUNG

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2016

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Alla Asmara, S.Pt MSi

Judul Tesis : Peranan Sektor Pertanian Dalam Perekonomian Kabupaten Cianjur
Nama
: Jones Batara Manurung
NIM
: H453120161

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini berjudul
Peranan Sektor Pertanian Dalam Perekonomian Kabupaten Cianjur, yang
dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2015.
Terimakasih penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Dr Ir Arief Daryanto, M.Ec dan Bapak Prof Dr Ir Kuntjoro selaku

pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama
proses penyusunan tesis ini.
2. Bapak Dr Alla Asmara, S.Pt, MS selaku dosen penguji luar komisi dan Prof Dr Ir
Sri Hartoyo, MS selaku dosen wakil komisi program studi yang telah banyak
memberikan masukan demi kesempurnaan tesis ini.
3. Bapak Prof Dr Ir Sri Hartoyo, MS selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi
Pertanian beserta seluruh staf pengajar dan staf akademik yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan selama penulis menempuh pendidikan di Mayor Ilmu
Ekonomi Pertanian.
4. Rekan-rekan di Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian (EPN) 2012, Afandri,
Angelia Leovita, Budi Yoko, Dewi Rohma Wati, Gary Yefta Siagian, Lillah
Wedelia, Muhammad Emil Rahman, Muhammad Nursan, Pebria Sari, Ratna,
Rina Kusrina, Utami Nurani Putri dan Zanki Sulaeman, yang telah menjadi
kawan seperjuangan selama menempuh pendidikan di IPB.
5. Rekan-rekan di berbagai komunitas, antara lain Muliawan Margadana,
Hamdan, (Alm) Jhon Tafbu R, Pdt. Sihar Gurning, S.Th, Joko, Gurgur,
Naslindo, Yudas, Rijel, Miko, Rikson, Bernard, Besli, Herdiansa, Togar,
Jhonsar, Wahjudiono, Sunggul, Fernando, Winoto, Julianus, Sahat M, Amos,
Sahat L, Marolop, Porman, Soter, Delphius, Kikin, Maruli, Oki, Beator, Fay,
Ocip, Megi, Coy, Panel, Rinto, Judit, Fredy dan rekan-rekan yang tidak dapat

disebutkan seluruhnya. Terima kasih atas perhatiannya.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada isteri dan putri
tercinta Rita Pelen Katrina Ambarita dan Elizabeth Srikandi Nauli Manurung atas
dukungan yang luar biasa dalam studi ini. Penghargaan yang tinggi dan sebesarbesarnya penulis sampaikan kepada Keluarga Besar Ompung Marintan Manurung
yaitu untuk Ayahanda (Alm) Jansen Manurung, yang pada saat studi ini
berlangsung telah lebih dahulu pergi ke Rumah Bapa, Ibunda Nurmala Sibarani,
Keluarga Liber Manurung dan Nurma Simbolon, Keluarga Maruba Sahata Manurung
dan Sisca Sagala, Keluarga Ferry Rahman Manurung dan Nonta Sitanggang,
Keluarga Efri Jurianto Simanungkalit dan Merly Esterida Manurung, Keluarga
Sadrakh Herman Lugo Manurung dan Juita Rasnarida Saragih, Keluarga Besar
Ompung Marcella Ambarita, Keluarga F. Marpaung dan R. Sibarani yang telah
memberikan dukungan moril, perhatian, dan doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk rakyat.
Bogor, Agustus 2016

Jones Batara Manurung
H453120161

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR GAMBAR

v

DAFTAR LAMPIRAN

v

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1
10
11
11
11

2 TINJAUAN PUSTAKA
Peranan Sektor Pertanian Dalam Perekonomia
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Regional
Tinjauan Penelitian Terdahulu

12
12
15
17
18

3 KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran
Kerangka Teori
Model Input Output
Tabel Input Output
Keterkaitan Antarsektor Ekonomi
Keterkaitan ke Belakang dan keterkaitan ke Depan
Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan
Angka Pengganda

19
19
21
21
22
26
28
28
29

4 METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Analisis
Analisis Struktur Permintaan dan Penawaran
Analisis Struktur Output
Analisis Struktur Nilai Tambah Bruto
Analisis Struktur Permintaan Akhir
Analisis Keterkaitan Langsung ke Belakang
Analisis Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang
Analisis Keterkaitan Langsung ke Depan
Analisis Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan
Analisis Daya Penyebaran
Analisis Derajat Kepekaan
Analisis Dampak Berganda (Output, pendapatan dan tenaga kerja)
Penentuan Sektor Kunci

29
29
29
29
29
30
30
31
31
31
32
32
32
33
33
35

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
Keadaan Geografis dan Administrasi
Penduduk dan Ketenagakerjaan
Sektor Pertanian

36
36
37
37

6 HASIL DAN PEMBAHASAN
Peranan Sektor Pertanian di Kabupaten Cianjur
Struktur Permintaan dan Penawaran
Struktur Output
Struktur Nilai Tambah Bruto
Struktur Permintaan Akhir
Analisis Keterkaitan Langsung Ke Belakang
Analisis Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Ke Belakang
Analisis Keterkaitan Langsung Ke Depan
Analisis Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Ke Depan
Analisis Daya Penyebaran
Analisis Derajat Kepekaan
Analisis Dampak Berganda
Analisis Multiplier Output
Analisis Multiplier Pendapatan
Penentuan Sektor Kunci
Strategi Pengembangan Sektor Pertanian

38
38
38
44
47
52
54
56
58
60
61
64
67
67
70
72
73

6 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

81
81
83

DAFTAR PUSTAKA

84

LAMPIRAN

87

RIWAYAT HIDUP

139

DAFTAR TABEL
Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga Konstan
2000 menurut kelompok sektor tahun 2009 – 2013
PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Cianjur menurut kelompok
sektor tahun 2009 dan 2013 (juta rupiah)
Penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang
lalu menurut lapangan pekerjaan utama dan jenis kelamin tahun 2013
PDRB perkapita Kabupaten Cianjur atas dasar harga berlaku dan atas
dasar harga konstan tahun 2004 - 2013 (rupiah)
PDRB atas dasar harga berlaku beberapa Kabupaten di Jawa Barat Tahun 2010
- 2013 (trilyun rupiah)

Jumlah dan persentase penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan
(P1), indeks keparahan kemiskinan (P2) dan garis kemiskinan menurut
Kabupaten/Kota di Jawa Barat, Tahun 2012 -2013
Penduduk Jawa Barat berumur 15 tahun ke atas menurut Kabupaten/Kota
dan kegiatan selama seminggu yang lalu (agustus 2014)
Model I-O untuk tiga sektor
Rumus perhitungan multiplier effect menurut tipe dampak
Struktur permintaan dan penawaran menurut sektor ekonomi di
Kabupaten Cianjur
Struktur permintaan dan penawaran sektor pertanian Kabupaten Cianjur
Struktur ekspor dan impor Kabupaten Cianjur tahun 2013
Strutkur output perekonomian Kabupaten Cianjur tahun 2013
Struktur output pertanian Kabupaten Cianjur tahun 2013
Struktur investasi Kabupaten Cianjur tahun 2013 (juta rupiah)
Struktur nilai tambah bruto Kabupaten Cianjur tahun 2013
Struktur nilai tambah bruto pertanian Kabupaten Cianjur tahun 2013
Komposisi nilai tambah bruto menurut komponennya Kabupaten Cianjur
tahun 2013
Komposisi nilai tambah bruto pertanian menurut komponennya
Kabupaten Cianjur tahun 2013
Komposisi nilai tambah bruto Kabupaten Cianjur tahun 2013
Struktur permintaan akhir menurut komponennya Kabupaten Cianjur
tahun 2013
Struktur permintaan akhir pertanian Kabupaten Cianjur tahun 2013
Keterkaitan ke belakang Kabupaten Cianjur tahun 2013
Keterkaitan ke depan Kabupaten Cianjur tahun 2013
Indeks daya penyebaran Kabupaten Cianjur tahun 2013
Indeks daya penyebaran pertanian Kabupaten Cianjur tahun 2013
Indeks derajat kepekaan Kabupaten Cianjur tahun 2013
Indeks derajat kepekaan pertanian Kabupaten Cianjur tahun 2013
Multiplier output Kabupaten Cianjur tahun 2013
Multiplier pendapatan Kabupaten Cianjur tahun 2013
Ranking sektor kunci perekonomian Kabupaten Cianjur tahun 2013

3
5
6
6
7

8
9
24
33
40
41
43
44
45
46
48
49
50
51
52
53
53
55
59
62
63
65
66
69
70
75

DAFTAR GAMBAR
1 Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstan
Kabupaten Cianjur tahun 2001 -2013
2 Kerangka pemikiran penelitian
Ilustrasi keterkaitan antarsektor
Daya penyebaran dan derajat kepekaan

2
20
27
74

DAFTAR LAMPIRAN
1 Klasifikasi 46 sektor tabel input output Kabupaten Cianjur 2013
Kode dan uraian input output (I-O)
Tabel input output Kabupaten Cianjur tahun 2013 transaksi domestik atas
dasar harga produsen (46 X 46 sektor)
Koefisien input tabel input output Kabupaten Cianjur tahun 2013
transaksi domestik atas dasar harga produsen (46 X 46 sektor)
Matriks Kebalikan (I-Ad)-1 terbuka tabel input output Kabupaten Cianjur
tahun 2013 transaksi domestik atas dasar harga produsen (46 X 46
sektor)
Keterkaitan antar sektor menurut indeks daya penyebaran dan indeks
derajat kepekaan di Kabupaten Cianjur tahun 2013
Multiplier output tipe I sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Cianjur
tahun 2013
Multiplier output tipe II sektor-sektor perekonomian di Kabupaten
Cianjur tahun 2013
Multiplier pendapatan tipe I ektor-sektor perekonomian di Kabupaten
Cianjur tahun 2013
Multiplier pendapatan tipe II ektor-sektor perekonomian di Kabupaten
Cianjur tahun 2013

87
88
89
96

102
108
114
120
126
132

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor pertanian memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia.
Peran strategis tersebut dapat dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap
perekonomian nasional melalui peran sebagai penyedia bahan pangan, bahan baku
industri dan bioenergi, penyumbang terhadap PDB, penyerapan tenaga kerja,
pengentasan kemiskinan, serta peran pelestarian lingkungan hidup (Daryanto,
2009). Pada tataran praksis, sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang
berperan besar dalam mengatasi kemiskinan karena sesuai dan mudah untuk
dirancang dalam suatu bentuk program kerja pemerintah. Hal ini dapat ditelusuri
dengan beragam program yang diselenggarakan pemerintah sejak awal
kemerdekaan hingga saat ini, sebahagian besar bersandar pada program-program
yang berbasiskan potensi sektor pertanian.
Kontribusi sektor pertanian bagi perekonomian Indonesia cukup signifikan
yang ditunjukkan melalui kontribusi terhadap produk domestik bruto. Selama
lebih dari satu dasawarsa sektor pertanian berada pada urutan kedua setelah sektor
industri pengolahan. Namun demikian kontribusinya semakin kecil seiring dengan
transformasi struktural perekonomian Indonesia dari sektor pertanian menuju
sektor industri manufaktur dan jasa. Sensus pertanian tahun 2003 menunjukkan
kontribusi sektor pertanian sebesar 15,2 persen, kemudian menurun menjadi 14,4
persen pada sensus pertanian 2013 (BPS, 2014).
Kontribusi sektor pertanian nasional merupakan gambaran umum peranan
sektor pertanian dalam perekonomian di daerah-daerah otonom (Kabupaten/Kota).
Tinggi atau rendahnya kontribusi sektor pertanian secara nasional tergantung dari
kinerja pembangunan pertanian di daerah otonom. Pemetaan potensi daerah dan
pemanfaatan peluang investasi dan pasar pada sektor pertanian secara tepat oleh
daerah otonom akan memberi dampak yang besar terhadap pembangunan sektor
pertanian nasional.
Kabupaten Cianjur sebagai salah satu daerah otonom di Jawa Barat
merupakan wilayah yang strategis karena berbatasan dengan Kabupaten Bogor,
Purwakarta, Bandung, Garut dan berdekatan dengan Ibukota Jakarta. Letak yang
strategis tersebut menjadikan Kabupaten Cianjur sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai kota satelit yang berciri khas agraris. Kabupaten Cianjur,
selain merupakan salah satu sentra pertanian di propinsi Jawa Barat juga
merupakan penopang kebutuhan pangan untuk daerah Jakarta dan sekitarnya. Visi
pembangunan daerah Kabupaten Cianjur adalah “Cianjur Lebih Sejahtera dan
Berakhlakul Karimah”. Upaya mewujudkan visi tersebut disusun rumusan misi
yakni pertama, meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan
pendidikan yang bermutu. Kedua, meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Ketiga, meningkatkan daya beli masyarakat.
Keempat, memantapkan pelaksanaan reformasi birokrasi. Kelima, aktualisasi
nilai-nilai akhlakul karimah dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
Rumusan misi tersebut dijabarkan lebih lanjut kedalam tujuan dan sasaran
pembangunan. Penjabaran tujuan dan sasaran misi yang ketiga dijelaskan lebih
rinci yakni meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan

2
produktivitas usaha di berbagai sektor perekonomian. Lebih lanjut rumusan tujuan
dijabarkan ke dalam bentuk sasaran, antara lain pertama, berkembangnya
agribisnis yang mampu menghasilkan produk dan industri pertanian yang berdaya
saing. Kedua, meningkatnya produksi dan ketersediaan pangan serta
berkembangnya mekanisme distribusi dan aksesibilitas pangan. Keempat,
berkembangnya pemanfaatan dan pengelolaan pesisir dan kelautan secara optimal
dan berkelanjutan. Kelima, terwujudnya keseimbangan fungsi lahan untuk
menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Berdasarkan hasil RPJMD Kabupaten Cianjur Tahun 2011 – 2016, prioritas
pembangunan dan sasaran pembangunan Kabupaten Cianjur yakni, pertama,
peningkatan kualitas dan layanan pendidikan. Kedua, peningkatan kualitas dan
layanan kesehatan. Ketiga peningkatan ketahanan pangan daerah. Keempat,
peningkatan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya laut dan pesisir. Kelima,
pengembangan pariwisata daerah. Keenam, pemberdayaan UMKM dan IKM.
Ketujuh, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. Kedelapan, peningkatan
kualitas lingkungan hidup dan pengelolaan bencana. Kesembilan, peningkatan
reformasi pemerintahan. Kesepuluh, peningkatan aktualisasi nilai-nilai akhlakul
karimah.

5.5
5.08
5
4.53

4.5

4.74

4.67

4.18
3.97
3.74

4

4.04
3.5

3.69

3.93

3.82
3.68

3.34

3
2.5
2

Sumber: BPS Kabupaten Cianjur

Gambar 1 Perkembangan LPE Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Cianjur Tahun 2001 – 2013
Kabupaten Cianjur memiliki penduduk sebanyak 2.225.316 jiwa dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 4,67 persen. Penunjang
perekonomian di Kabupaten Cianjur didominasi oleh sektor pertanian yang
mencapai 37 persen dari PDRB pada tahun 2013. Kontribusi kedua adalah sektor

3
perdagangan yaitu sebesar 27,71 persen. Sedangkan kontribusi terkecil yaitu dari
sektor pertambangan sebesar 0,12 persen (BPS Kabupaten Cianjur, 2014a).
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cianjur dari tahun 2001 sampai
2013 tergambarkan pada Gambar 1. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi
(LPE) Kabupaten Cianjur tumbuh relatif konstan. Pada periode 2001 sampai 2006
berada pada kisaran 3 persen, sementara di tahun 2007 hingga 2012 pada kisaran
4 persen, kecuali pada tahun 2009 dan 2013 mengalami perlambatan pertumbuhan
(BPS Kabupaten Cianjur, 2014b). Laju Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cianjur
masih berada di bawah laju pertumbuhan rata-rata ekonomi Propinsi Jawa Barat.
Laju pertumbuhan Propinsi Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar 6,34 persen,
sementara pada tahun 2014 mengalami perlambatan yakni sebesar 5,06 persen
(BPS Propinsi Jawa Barat, 2015a).
Pertumbuhan ekonomi menurut sektor di Kabupaten Cianjur dalam kurun
waktu 2009 – 2013 dapat dilihat pada Tabel 1. Menurut kelompok sektor ekonomi
yang terdiri dari tiga kelompok yakni sektor primer, sekunder dan sektor tersier,
laju pertumbuhan ekonomi masing-masing kelompok sektor tersebut pada tahun
2013 sebesar 3,06 persen, 6,45 persen dan 5,75 persen. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa kelompok sektor sekunder memiliki capaian kinerja yang lebih
baik dibandingkan kelompok lainnya (BPS Kabupaten Cianjur, 2014b).
Tabel 1 Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga konstan
2000 menurut kelompok sektor tahun 2009 – 2013 (Persen)
Kelompok Sektor
1. Primer
a. Pertanian
b. Pertambangan
2. Sekunder
a. Industri
b. Listrik, Air Minum
c. Bangunan

2009
5,54
5,55
2,73
2,01
2,21
4,45
1,24

2010
2,25
2,27
-2,18
7,32
6,07
9,06
8,00

2011
1,51
1,50
8,08
8,43
8,87
7,61
8,26

2012
4,54
4,56
-2,40
7,04
6,15
4,23
8,52

2013
3,06
3,05
7,53
6,45
5,64
5,69
7,33

3. Tersier
a. Perdagangan
b. Pengangkutan
c. Keuangan
d. Jasa-jasa
PDRB

2,77
3,49
3,50
-1,27
2,47
3,93

6,23
7,15
2,89
7,66
5,57
4,53

7,07
7,68
7,46
3,53
7,02
4,74

5,25
5,85
5,54
5,20
3,41
5,08

5,75
6,37
5,82
5,33
4,15
4,67

Sumber: BPS Kabupaten Cianjur

Sektor primer merupakan kelompok sektor yang tidak mengolah bahan baku
melainkan hanya menggunakan sumber-sumber alam yang ada. Sektor yang
termasuk dalam kelompok sektor ini yaitu sektor pertanian, pertambangan dan
penggalian. Laju pertumbuhan kelompok sektor primer pada tahun 2013 sebesar
3,06 persen. Pencapaian ini merupakan terendah dibandingkan dengan dua sektor
lainnya. Sektor pertanian merupakan kontributor utama pertumbuhan kelompok
sektor primer. Pada tahun 2013 sektor pertanian tumbuh 3,05 persen,
pertumbuhan ini dipengaruhi oleh peningkatan produksi padi.

4
Sektor sekunder merupakan kelompok sektor yang mengolah bahan baku
menjadi bahan lain yang memiliki nilai lebih tinggi dari bahan baku. Kelompok
sektor ini yakni sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air minum serta
konstruksi. Pertumbuhan kelompok sektor sekunder relatif tinggi pada tahun 2013
yakni sebesar 6,45 persen dibandingkan tahun 2009 yang tumbuh sebesar 2,01
persen. Pertumbuhan kelompok sektor ini ditunjang oleh pertumbuhan pada setiap
sektornya. Pertumbuhan sektor bangunan sebesar 7,33 persen, sektor industri
tumbuh sebesar 5,64 persen dan sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh sebesar
5,69 persen.
Sektor tersier merupakan kelompok sektor jasa yang terdiri dari sektor
perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan telekomunikasi, keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Laju pertumbuhan
kelompok sektor tersier pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,75 persen.
Pertumbuhan tersebut berdasarkan pertumbuhan di masing-masing sektornya,
yakni sektor perdagangan sebesar 6,37 persen, pengangkutan dan telekomunikasi
sebesar 5,82 persen, sektor keuangan tumbuh sebesar 5,33 persen dan sektor jasajasa mengalami pertumbuhan sebesar 4,15 persen.
Tabel 2 memperlihatkan nilai PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga
berlaku pada tahun 2009 dan 2013 yang dapat menunjukkan perkembangan
absolut PDRB selama kurun waktu lima tahun terakhir. PDRB atas harga berlaku
Kabupaten Cianjur mengalami peningkatan dari Rp. 16,738 trilyun pada tahun
2009 menjadi Rp. 24,893 trilyun pada tahun 2013. Kelompok tersier merupakan
penyumbang terbesar PDRB yaitu sebesar Rp. 13,53 trilyun, kelompok primer
menyumbang sebesar Rp. 9,24 trilyun dan kontribusi terkecil kelompok sekunder
sebesar Rp. 2,13 trilyun.
Berdasarkan Tabel 2, kontribusi kelompok sektor tersier merupakan
kelompok penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Cianjur, yakni 54,35
persen disusul kelompok sektor primer sebesar 37,02 persen dan terkecil
kelompok sekunder sebesar 8,54 persen. Bila kontribusi tersebut dipilah
berdasarkan per sektor, kontribusi sektor pertanian merupakan sektor dengan
kontribusi terbesar yakni sebesar 37 persen. Bila diklasifikasikan pada kelompok
sektor, perekonomian Kabupaten Cianjur ditopang oleh kelompok sektor tersier,
namun berdasarkan data tersebut, struktur perekonomian Kabupaten Cianjur
masih ditopang oleh sektor pertanian.
Penduduk Kabupaten Cianjur yang merupakan angkatan kerja pada tahun
2013 (berusia 15 tahun keatas) berjumlah 1.026.245 jiwa. Angkatan kerja
tersebut terbagi dalam dua, yaitu yang bekerja sebanyak 880.713 jiwa dan yang
berstatus pengangguran terbuka yaitu sebanyak 145.532 jiwa. Tabel 3
menunjukkan angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan,
perburuan dan perikanan mencapai 41,95 persen. Pada sektor industri pengolahan
9,60 persen,
sektor perdagangan mencapai 23,93 persen, sektor jasa
kemasyarakatan 11,49 persen dan sektor lainnya meliputi pertambangan dan
penggalian, listrik, gas dan air, bangunan, angkutan, pergudangan dan
komunikasi, keuangan, asuransi, persewaan dan jasa perusahaan mencapai 13
persen (BPS Kabupaten Cianjur, 2014a).

5
Tabel 2

PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Cianjur menurut kelompok
sektor tahun 2009 da n 2013 (juta rupiah)

Kelompok Sektor
1. Primer
c. Pertanian
d. Pertambangan
2. Sekunder
d. Industri
e. Listrik, Air Minum
f. Bangunan
3. Tersier
e. Perdagangan
f. Pengangkutan
g. Keuangan
h. Jasa-jasa
PDRB

2009
6.586.008,43
6.563.306,96
22.701,47
1.334.552,36
558.318,48
183.213,24
593.020,64
8.817.179,50
4.173.366,15
1.678.050,49
768.009,94
2.197.752,92
16.737.740,29

2013
9.238.865,05
9.209.425,94
29.439,11
2.125.128,28
943.319,62
278.433,59
903.375,07
13.529.212,88
6.898.115,80
2.480.234,56
975.012,03
3.175.850,22
24.893.206,21

Sumber: BPS Kabupaten Cianjur

Tabel 3 menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor dengan
penyerapan tenaga kerja terbesar pertama di Kabupaten Cianjur, sementara sektor
perdagangan merupakan penyerap tenaga kerja terbesar kedua, dan sektor jasa
kemasyarakatan penyerap tenaga kerja terbesar ketiga. Apabila dibandingkan
dengan penyerapan tenaga kerja propinsi Jawa Barat, penyerapan tenaga kerja
terbesar pertama pada tahun 2013 dan 2014 adalah sektor Perdagangan. Sektor
industri pengolahan penyerap tenaga kerja terbesar kedua dan sektor pertanian
merupakan penyerap tenaga kerja terbesar ketiga (BPS Kabupaten Cianjur, 2014a
; BPS Propinsi Jawa Barat, 2015b).
PDRB perkapita merupakan indikator kasar yang menggambarkan tingkat
kemakmuran suatu daerah. Perkembangan PDRB perkapita di Kabupaten Cianjur
yang merupakan indikator kasar yang menggambaran tingkat kemakmuran
Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada Tabel 4. Pada tahun 2004 PDRB perkapita
Kabupaten Cianjur atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 4.489.366 meningkat
menjadi Rp. 11.062.147 pada tahun 2013. Peningkatan PDRB per kapita tersebut
dapat dijadikan sebagai salah satu indakator yang menunjukkan terjadinya
peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Cianjur dalam kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir (BPS Kabupaten Cianjur, 2014b). Meskipun demikian
indikator tersebut tentunya harus disertai dengan indikator lainnya.
Sementara apabila dibandingkan dengan PDRB perkapita berdasarkan harga
berlaku Propinsi Jawa Barat pada tahun 2014, PDRB per kapita Propinsi Jawa
Barat sebesar 30.110.100 rupiah. pertumbuhan PDRB per kapita Propinsi Jawa
Barat sebesar 10,85 persen pada tahun 2011, 8,69 persen pada tahun 2012, 9,87
persen pada tahun 2013 dan 8,44 persen pada tahun 2014 (BPS Propinsi Jawa
Barat 2015a). Perbandingan PDRB atas dasar harga berlaku antara Kabupaten
Cianjur dengan beberapa Kabupaten di Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 5.

6
Tabel 3 Penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang
lalu menurut lapangan pekerjaan utama dan jenis kelamin tahun 2013
Lapangan Pekerjaan Utama
1.
2.
3.
4.
5.

Pertanian, Kehutanan,
Perburuan, dan Perikanan
Industri Pengolahan
Perdagangan Besar, Eceran,
Rumah Makan dan Hotel
Jasa Kemasyarakatan
Lainnya (Pertambangan dan
Penggalian, Listrik, Gas &
Air, Bangunan, Angkutan
Pergudangan, dan
Komunikasi, Keuangan,
Asuransi, Usaha Persewaan
Bangunan, Tanah dan Jasa
Perusahaan
Tahun 2013

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

236.879

132.650

369.529

56.996
135.792

27.640
74.967

84.636
210.759

70.149
110.227

31.119
4.294

101.268
114.521

610.043

270.670

880.713

Sumber: BPS Kabupaten Cianjur

Tabel 5 memperlihatkan data PDRB atas harga berlaku di beberapa
Kabupaten di Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan perbedaan PDRB total atas dasar
harga berlaku, PDRB tertinggi terdapat di Kabupaten Bogor yang mencapai
109,67 trilliun rupiah pada tahun 2013. Angka tersebut hampir 5 kali lipat
dibandingkan PDRB Kabupaten Cianjur. Sementara PDRB terendah terdapat di
Kabupaten Purwakarta yaitu sebesar 22,414 triliun (BPS Kabupaten Cianjur,
2014b).
Tabel 4 PDRB perkapita Kabupaten Cianjur atas dasar harga berlaku dan atas
dasar harga konstan tahun 2004 – 2013 (rupiah)
Tahun
2004

Berlaku
4.498.366

Konstan 2000
3.173.731

2005

5.180.968

3.245.536

2006

5.757.177

3.304.672

2007

6.377.659

3.392.335

2008

7.061.238

3.481.032

2009

7.539.532

3.576.671

2010

8.490.724

3.822.574

2011

9.362.573

3.956.322

2012

10.022.633

4.111.553

2013

11.062.147

4.248.899

Sumber: BPS Kabupaten Cianjur

7
Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa potensi ekonomi Kabupaten
Cianjur masih dibawah potensi ekonomi Kabupaten Garut dan diatas Kabupaten
Purwakarta. Perbandingan yang lebih nyata terlihat dari perbandingan potensi
perekonomian Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Cianjur. Tingginya potensi
perekonomian Kabupaten Bogor disebabkan struktur perekonomian yang berbeda
satu sama lain. Struktur perekonomian Kabupaten Cianjur didukung oleh sektor
pertanian, sementara struktur perekonomian Kabupaten Bogor didukung oleh
sektor industri yang telah mencapai kurang lebih 60 persen (BPS Kabupaten
Cianjur, 2014b).
Tabel 5 PDRB atas dasar harga berlaku beberapa Kabupaten di Jawa Barat tahun
2010-2013 (trilyun rupiah)
Kabupaten

2010

2011

2012

2013

Bogor

73,800

83,032

95,905

109,670

Cianjur

18,435

20,573

22,267

24,893

Bandung Barat

17,544

19,355

21,721

24,675

Purwakarta

15,957

17,495

19,229

22,414

Garut

24,845

27,492

30,147

33,635

Sukabumi

18,595

20,161

21,612

23,716

Sumber: BPS Kabupaten Cianjur

Perbandingan posisi pencapaian beberapa indikator penting pembangunan
Kabupaten Cianjur terhadap kabupaten di Jawa Barat antara lain dapat dilihat dari
persentase jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran terbuka.
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase penduduk
miskin dan tingkat pengangguran di Kabupaten Cianjur masih menjadi
permasalahan dalam pembangunan perekonomian Kabupaten Cianjur. Persentase
orang miskin di Kabupaten Cianjur dan perbandingannya dengan Kabupaten/Kota
lainnya di Propinsi Jawa Barat tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada Tabel 6.
Persentase orang miskin di Kabupaten Cianjur pada tahun 2013 sebesar
12,02 persen, turun dibandingkan pada tahun 2012 sebesar 13,18 persen. Namun
persentase ini masih cukup besar dibandingkan dengan angka persentase rata-rata
Propinsi Jawa Barat sebesar 9,88 persen tahun 2012 dan 9,6 persen tahun 2013.
Berdasarkan Tabel 6, Kabupaten Cianjur merupakan peringkat 8 (delapan)
terbesar persentase orang miskin di Propinsi Jawa Barat. Daerah dengan tingkat
persentase terbesar penduduk miskinnya pada tahun 2013 yakni Kota Tasikmalaya
sebesar 17,19 persen (BPS Propinsi Jawa Barat, 2014).
Persentase tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat tahun 2013 pada
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 26 Kabupaten/Kota di Jawa Barat, Kabupaten
Cianjur merupakan daerah dengan tingkat pengangguran terbuka terbesar yakni
14,87 persen. Sementara tingkat pengangguran terbuka Propinsi Jawa Barat
sebesar 8,45 persen (BPS Propinsi Jawa Barat, 2015b).

8
Tabel 6

Jumlah dan persentase penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan
(P1), indeks keparahan kemiskinan (P2), dan garis kemiskinan menurut
Kabupaten/Kota di Jawa Barat, tahun 2012-2013
2012 (September)

Kabupaten/Kota

Jumlah Persentase
Penduduk Penduduk
Miskin
Miskin
(000)
(%)

P1

P2

2013 (September)
Garis
Jumlah Persentase
Kemiskinan Penduduk Penduduk
(Rp/Kap/bul
Miskin
Miskin
an)
(000)
(%)

P1

P2

Garis
Kemiskinan
(Rp/Kap/bul
an)

Bogor

451,0

8,83

1,27

0,29

252.542

499,1

9,54

1,39

0,33

271.970

Sukabumi

234,6

9,79

1,33

0,29

227.741

222,8

9,24

1,50

0,38

240.188

Cianjur

292,2

13,18

2,01

0,48

250.032

267,9

12,02

1,70

0,39

264.580

Bandung

279,5

8,33

1,37

0,37

241.947

271,7

7,94

1,13

0,25

256.733

Garut

315,8

12,72

1,79

0,40

213.707

320,9

12,79

1,73

0,41

226.308

Tasikmalaya

201,5

11,76

2,17

0,62

222.594

199,3

11,57

1,47

0,28

237.114

Ciamis

147,8

9,63

1,76

0,46

251.624

133,0

8,62

1,28

0,29

270.515

Kuningan

142,3

13,70

1,91

0,48

245.476

139,4

13,34

2,09

0,47

261.858

Cirebon

311,3

14,96

2,15

0,51

281.027

307,2

14,65

2,09

0,46

300.990

Majalengka

168,6

14,46

2,52

0,69

326.962

164,9

14,07

2,24

0,55

353.727

Sumedang

132,9

11,87

1,79

0,44

249.315

127,4

11,31

1,48

0,32

260.160

Indramayu

257,3

15,44

2,12

0,44

325.787

251,1

14,99

2,02

0,47

350.455

Subang

185,4

12,49

1,51

0,30

257.543

185,4

12,35

1,69

0,41

272.854

Purwakarta

85,0

9,57

1,57

0,39

251.132

83,6

9,28

1,41

0,32

271.270

Karawang

245,1

11,11

1,71

0,39

310.751

238,6

10,69

1,55

0,36

335.273

Bekasi

153,1

5,25

0,88

0,24

328.244

157,7

5,20

0,77

0,18

361.510

Bandung Barat

209,9

13,35

1,82

0,38

241.892

206,0

12,92

2,29

0,64

256.789

Kota Bogor

84,8

8,48

1,26

0,30

331.955

83,3

8,19

1,13

0,21

360.518

Kota Sukabumi

26,0

8,42

0,98

0,18

370.633

25,2

8,05

1,17

0,25

411.523

Kota Bandung

111,4

4,55

0,59

0,12

314.721

117,7

4,78

0,48

0,08

340.355

Kota Cirebon

33,2

11,10

1,65

0,38

307.812

31,9

10,54

1,11

0,20

334.439

Kota Bekasi

139,8

5,56

0,98

0,24

403.033

137,8

5,33

0,73

0,16

449.026

Kota Depok

47,0

2,46

0,21

0,04

397.687

45,9

2,32

0,26

0,06

443.302

Kota Cimahi

37,7

6,68

1,14

0,32

318.871

32,3

5,63

1,09

0,29

347.234

Kota
Tasikmalaya

123,0

18,94

3,79

1,18

317.037

112,2

17,19

2,57

0,63

337.841

Kota Banjar

13,9

7,79

0,80

0,13

234.687

12,8

7,11

1,33

0,31

250.311

Jawa Barat

4.430,2

9,88

1,62

0,42

242.104

4.375,2

9,61

1,65

0,44

276.825

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

9
Tabel 7

Penduduk Jawa Barat berumur 15 tahun ke atas menurut
kabupaten/kota dan kegiatan selama seminggu yang lalu (Agustus
2014)

Perkotaan+Perdesaan

Laki-laki+Perempuan
Angkatan Kerja

Kabupaten/Kota

Kabupaten Bogor
Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Cianjur
Kabupaten Bandung
Kabupaten Garut
Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Ciamis
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Majalengka
Kabupaten Sumedang
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Subang
Kabupaten Purwakarta
Kabupaten Karawang
Kabupaten Bekasi
Kabupaten Bandung Barat

Kota Bogor
Kota Sukabumi
Kota Bandung
Kota Cirebon
Kota Bekasi
Kota Depok
Kota Cimahi
Kota Tasikmalaya
Kota Banjar
Jawa Barat

Bekerja

2.137.954
1.004.798
878.215
1.490.031
943.727
787.281
729.286
434.948
792.245
600.843
515.735
705.180
680.739
375.455
912.864
1.295.522
585.465
415.162
122.046
1.096.799
130.927
1.120.471
877.684
244.278
274.001
79.287
19.230.943

Jumlah Total
Penganggura
n Terbuka

177.222
88.421
153.407
138.045
78.818
58.588
37.755
32.118
121.695
28.116
41.883
61.403
49.193
31.905
114.004
94.436
51.971
43.503
16.083
95.971
16.221
115.643
80.903
26.006
15.571
6.315
1.775.196

Jumlah
Angkatan
Kerja

Jumlah
Total
Bukan
Angkatan
Kerja

Jumlah
Total

2.315.176 1.427.719 3.742.895
1.093.219
622.746 1.715.965
1.031.622
546.270 1.577.892
1.628.076
832.906 2.460.982
1.022.545
709.022 1.731.567
845.869
405.467 1.251.336
767.041
405.350 1.172.391
467.066
308.633
775.699
913.940
620.834 1.534.774
628.959
251.713
880.672
557.618
297.286
854.904
766.583
484.961 1.251.544
729.932
408.603 1.138.535
407.360
244.383
651.743
1.026.868
625.111 1.651.979
1.389.958
878.074 2.268.032
637.436
506.829 1.144.265
458.665
306.307
764.972
138.129
92.753
230.882
1.192.770
699.271 1.892.041
147.148
79.444
226.592
1.236.114
750.905 1.987.019
958.587
554.739 1.513.326
270.284
163.173
433.457
289.572
187.684
477.256
85.602
49.024
134.626
21.006.139 12.459.207 33.465.346

% Bekerja Tingkat % Angkatan
Terhadap Pengang Kerja thd
Angkatan guran
Penduduk
Kerja
Terbuka Usia Kerja

92,35
91,91
85,13
91,52
92,29
93,07
95,08
93,12
86,68
95,53
92,49
91,99
93,26
92,17
88,90
93,21
91,85
90,52
88,36
91,95
88,98
90,64
91,56
90,38
94,62
92,62
91,55

7,65
8,09
14,87
8,48
7,71
6,93
4,92
6,88
13,32
4,47
7,51
8,01
6,74
7,83
11,10
6,79
8,15
9,48
11,64
8,05
11,02
9,36
8,44
9,62
5,38
7,38
8,45

61,86
63,71
65,38
66,16
59,05
67,60
65,43
60,21
59,55
71,42
65,23
61,25
64,11
62,50
62,16
61,28
55,71
59,96
59,83
63,04
64,94
62,21
63,34
62,36
60,67
63,59
62,77

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan struktur perekonomian, sektor pertanian memiliki peran yang
besar dalam perekonomian Kabupaten Cianjur. Untuk itu perlu dilakukan kajian
tentang peranan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Cianjur.
Melalui kajian tersebut diharapkan dapat menelusuri lebih rinci potensi sektor
pertanian. Potensi sektor pertanian yang lebih rinci dapat dilihat dari
hubungan/keterkaitan antar sektor-sektor dari sektor pertanian (sub sektor) beserta
seluruh sektor perekonomian di Kabupaten Cianjur. Lebih lanjut pemetaan potensi
unggulan (sektor kunci) pada perekonomian Kabupaten Cianjur merupakan hal
penting, khususnya pada lingkup sektor pertanian. Pengembangan sektor
pertanian dengan fokus pada sektor kunci Kabupaten Cianjur kedalam bentuk
program strategis diharapkan dapat menimbulkan dampak berganda. Dengan
demikian, melalui fokus penelitian pada peran sektor pertanian yang memberikan
gambaran keterkaitan antar sektor, dampak berganda dan penentuan sektor kunci
diharapkan perencanaan pembangunan sektor pertanian lebih terarah sehingga
dapat menjadi bagian dalam penyelesaian permasalahan di Kabupaten Cianjur.

10
Perumusan Masalah Penelitian
Perekonomian Kabupaten Cianjur sebagian besar ditopang oleh sektor
pertanian. Hal ini terindikasi dari kontribusi terbesar terhadap PDRB berasal dari
sektor pertanian yang mencapai 37 persen pada tahun 2013. Kontributor kedua
terbesar adalah sektor perdagangan yaitu sebesar 27,71 persen. Berdasarkan data
pertumbuhan ekonomi menurut sektor di Kabupaten Cianjur dalam kurun waktu
2009 – 2013 pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 pencapaian
sektor primer (pertanian, pertambangan dan penggalian) merupakan terendah
dibandingkan dengan dua sektor lainnya. Dalam kurun waktu tahun 2009 – 2013
pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Kabupaten Cianjur cenderung fluktuatif
seperti ditunjukkan oleh Tabel 1. Rendahnya pertumbuhan ekonomi sektor
pertanian tersebut akan berdampak pada sektor ekonomi lainnya di Kabupaten
Cianjur.
Dalam penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian mendominasi penyerapan
tenaga kerja di Kabupaten Cianjur sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 3.
Angkatan kerja yang bekerja di lapangan pekerjaan utama yakni pertanian,
kehutanan, perburuan dan perikanan mencapai 369.529 atau 41,95 persen dari
total 880.713 tenaga kerja. Kondisi sektor pertanian Kabupaten Cianjur yang
merupakan penyumbang terbesar PDRB dan penyerapan tenaga kerja ternyata
tidak berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi sektor pertanian dan juga
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Cianjur.
Perekonomian Kabupaten Cianjur masih menghadapi permasalahan
tingginyanya tingkat pengangguran terbuka dan kemiskinan. Pengangguran
terbuka Kabupaten Cianjur tertinggi di Propinsi Jawa Barat yakni mencapai 14,87
persen. Persentase tersebut tergolong tinggi terlebih bila dibandingkan dengan
rata-rata tingkat pengangguran propinsi Jawa Barat sebesar 8,45 persen.
Persentase penduduk miskin Kabupaten Cianjur pada tahun 2013 juga masih
tergolong tinggi, mencapai sebesar 12,012 persen. Sementara pada tahun yang
sama, persentase penduduk miskin untuk propinsi Jawa Barat sebesar 9,61 persen.
Tingginya persentase tingkat pengangguran terbuka merupakan
permasalahan yang harus mendapat perhatian dari berbagai pihak. Peningkatan
penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu kebijakan strategis yang harus
dilakukan dalam upaya penanganan permasalahan tingkat pengangguran terbuka.
Peningkatan penyerapan tenaga kerja pada akhirnya akan berdampak pada
pengurangan persentase kemiskinan di Kabupaten Cianjur. Tingginya persentase
tenaga kerja yang diserap oleh sektor pertanian merupakan permasalahan
sekaligus peluang dalam pembangunan Kabupaten Cianjur. Penyerapan tenaga
kerja yang tinggi oleh sektor pertanian di Kabupaten Cianjur mengindikasikan
bahwa transfer tenaga kerja yang berada di sektor pertanian ke sektor non
pertanian berjalan lambat. Lambatnya transfer surplus tenaga kerja dari sektor
pertanian ke sektor non pertanian akan berdampak terhadap kinerja perekonomian
Kabupaten Cianjur.
Pada sisi lain, tingginya persentase tenaga kerja yang diserap oleh sektor
pertanian merupakan peluang untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian dalam
pembangunan perekonomian Kabupaten Cianjur. Dalam hal ini, sangat penting
mempertimbangkan keterkaitan antara kinerja sektor pertanian dengan sektor lain
(hulu dan hilir). Pemetaan kekuatan sektor-sektor dapat memberikan petunjuk

11
untuk perencanaan pembangunan. Lebih lanjut upaya pemetaan sektor-sektor
unggulan (sektor kunci) yang memberikan multiplier effect yang besar dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi merupakan hal penting dalam upaya
peningkatan peran sektor pertanian.
Kajian tentang peran sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten
Cianjur diperlukan mengingat peran sektor pertanian di Kabupaten Cianjur
sebagai pembentuk terbesar PDRB dan penyerapan tenaga kerja. Peningkatan
kinerja sektor pertanian dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjadi
bagian penyelesaian permasalahan di Kabupaten Cianjur. Mengupayakan sektor
pertanian menjadi sektor yang mampu memberikan dampak besar pada sektor
lainnya (hulu dan hilir) merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian semua
pihak, terutama bagi pemerintah.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana peran sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Cianjur?
2. Bagaimana keterkaitan sektor pertanian dengan sektor lainnya dalam
perekonomian Kabupaten Cianjur?
3. Bagaimana upaya meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian
Kabupaten Cianjur?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk menganalisis:
1. Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Cianjur yang
meliputi permintaan dan penawaran, out put, nilai tambah bruto, dan
permintaan akhir.
2. Keterkaitan sektor pertanian dengan sektor lainnya dalam perekonomian
Kabupaten Cianjur yang meliputi keterkaitan ke belakang, keterkaitan ke
depan, daya penyebaran, derajat kepekaan, dampak berganda (multiplier
effect) dan sektor kunci.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi
bagi pengambil kebijakan di Kabupaten Cianjur dalam perencanaan dan
implementasi program pembangunan. Penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi bahan pustaka, informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan
dalam penelitian yang terkait dalam penelitian ini.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai peran sektor pertanian dalam
perekonomian Kabupaten Cianjur. Data yang digunakan dalam penelitian ini data
tabel input output Kabupaten Cianjur tahun 2013. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis input output.

12

2 TINJAUAN PUSTAKA
Peranan Sektor Pertanian Dalam Perekonomian
Sektor pertanian Indonesia secara historis dan empiris memiliki peran
strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis tersebut dapat dilihat dari
kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional melalui peran sebagai
penyedia bahan pangan, bahan baku industri dan bioenergi, peran penyumbang
terhadap PDB, peran penyerapan tenaga kerja serta peran pelestarian lingkungan
hidup. Dengan potensi agraris dan sosiologis Indonesia yang besar sudah
seharusnya sektor pertanian merupakan sektor basis dan sektor pemimpin dalam
pembangunan nasional. Tinjauan historis dokumen-dokumen pembangunan
nasional, secara eksplisit juga menyebutkan peran dan posisi yang strategis sektor
pertanian dalam perekonomian Indonesia.
Kekuatan sektor pertanian Indonesia sebagai sektor strategis dan memiliki
daya tahan yang kuat terhadap krisis ditunjukkan pada peristiwa krisis ekonomi
yang melanda Indonesia pada tahun 1997 dan 1998. Krisis ekonomi pada saat itu
memperlihatkan bahwa sektor industri yang diharapkan sebagai sektor andalan
dalam memacu pertumbuhan ekonomi ternyata tidak mampu bertahan. Sementara
sektor pertanian yang relatif kurang mendapat perhatian pada saat itu
(diindikasikan dengan penurunan alo