Amblyopia strabismus Amblyopia anisometropia Amblyopia isometropia

Walaupun mekanisme neurofisiologi penyebab amblyopia masih sangat belum jelas, studi eksperimental modifikasi pengalaman dalam melihat pada binatang dan percobaan laboratorium pada manusia dengan amblyopia telah memberi beberapa masukan, pada binatang percobaan menunjukkan gangguan sistem penglihatan fungsi neuron yang dalambesar yang diakibatkan pengalaman melihat abnormal dini. Sel pada korteks visual primer dapat kehilangan kemampuan dalam menanggapi rangsangan pada satu atau kedua mata, dan sel yang masih responsif fungsinya akhirnya dapat menurun. Kelainan juga terjadi pada neuron badan genikulatum lateral. Keterlibatan retina masih belum dapat disimpulkan. 6.7,8

E. KLASIFIKASI

Amblyopia dibagi kedalam beberapa bagian sesuai dengan gangguankelainan yang menjadi penyebabnya. 1,4,9,11,12,13,14

1. Amblyopia strabismus

Amblyopia yang paling sering ditemui ini terjadi pada mata yang berdeviasi konstan. Konstan adalah tropia yang tidak bergantian nonalternating, khususnya esodeviasi sering menyebabkan amblyopia yang signifikan. Amblyopia umumnya tidak terjadi bila terdapat fiksasi yang bergantian, sehingga masing – masing mata mendapat jalan akses yang sama ke pusat penglihatan yang lebih tinggi, atau bila deviasi strabismus berlangsung intermiten maka akan ada suatu periode interaksi binokular yang normal sehingga kesatuan sistem penglihatan tetap terjaga baik. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Tabel berikut menunjukkan Jenis Strabismus Primer dan Ada atau Tidaknya Amblyopia Jenis strabismus Tipe Amblyopia a. intermiten Tidak ada b. alternating Tidak ada Esotropia primer c. konstan unilateral sering Ada a. intermiten Tidak ada b. alternating Tidak ada Eksotropia primer c. konstan unilateral jarang Ada FIKSASI EKSENTRIK Fiksasi eksentrik mengacu kepada penggunaan regio nonfoveal retina terus menerus untuk penglihatan monokular oleh mata amblyopia . Fiksasi eksentrik terdapat sekitar 80 dari penderita amblyopia. Fiksasi eksentrik ringan derajat minor, hanya dapat dideteksi dengan uji khusus, seperti visuskop, banyak dijumpai pada penderita amblyopia strabismik dan hilangnya tajam penglihatan ringan.

2. Amblyopia anisometropia

Terbanyak kedua setelah amblyopia strabismik adalah amblyopia anisometropik, terjadi ketika adanya perbedaan refraksi antara kedua mata yang menyebabkan lama kelamaan bayangan pada satu retina tidak fokus. Jika bayangan di fovea pada kedua mata berlainan bentuk dan ukuran yang disebabkan karena kelainan refraksi yang tidak sama antara kiri dan kanan, maka terjadi rintangan untuk fusi. Lebih–lebih fovea mata yang lebih ametropik akan menghalangi pembentukan bayangan form vision.

3. Amblyopia isometropia

Amblyopia isometropia terjadi akibat kelainan refraksi tinggi yang tidak dikoreksi, yang ukurannya hampir sama pada mata kanan dan mata kiri. Universitas Sumatera Utara Dimana walaupun telah dikoreksi dengan baik, tidak langsung memberi hasil penglihatan normal. Tajam penglihatan membaik sesudah koreksi lensa dipakai pada suatu periode waktu beberapa bulan. Khas untuk amblyopia tipe ini yaitu, hilangnya penglihatan ringan dapat diatasi dengan terapi penglihatan, karena interaksi abnormal binokular bukan merupakan faktor penyebab. Mekanismenya hanya karena akibat bayangan retina yang kabur saja. Pada amblyopia isometropia, bayangan retina dengan atau tanpa koreksi lensa sama dalam hal kejelasan kejernihan dan ukuran.

4. Amblyopia deprivasi