Potensi Dan Kecukupan Nutrien Hijauan Pakan Ternak Pada Kambing Pe Di Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara
POTENSI DAN KECUKUPAN NUTRIEN HIJAUAN PAKAN
TERNAK PADA KAMBING PE DI KECAMATAN LASUSUA
KABUPATEN KOLAKA UTARA
NURLAHA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Potensi dan Kecukupan
Nutrien Hijauan Pakan Pada Kambing PE di Kecamatan Lasusua Kabupaten
Kolaka Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Nurlaha
NIM D251120061
iv
RINGKASAN
NURLAHA. Potensi dan Kecukupan Nutrien Hijauan Pakan Ternak pada
Kambing PE di Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara. Dibimbing oleh
LUKI ABDULLAH, dan DIDID DIAPARI.
Pakan merupakan bahan makanan yang mengandung sejumlah nutrien
yang dibutuhkan oleh seekor ternak untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan
perkembangan sehingga jumlah asupan nutrien dan kecukupannya perlu
diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui
potensi dan keragaman jenis pakan serta mengevaluasi kecukupan nutrisi ternak
kambing di Desa Totalang Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara. Metode
yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan menggambarkan
keadaan umum dan karakteristik peternak, pola penyediaan pakan ternak, analisis
vegetasi hijauan makanan ternak serta tingkat kecukupan asupan nutrien pada
kambing PE.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan ternak sebagian besar
dilakukan oleh peternak pada usia produktif yakni pada umur 15-55 tahun
(81.25%) sebagai usaha sambilan dengan tingkat pendidikan tertinggi SMA
(43.75%) dan pengalaman beternak berkisar antara 1-5 tahun (68.75%). Jenis
pekerjaan utama yang dilakukan adalah pekebun (100%). Rata-rata kepemilikan
ternak 1-6 ekor (87.50%) dengan status kepemilikan sendiri (68.75%). Jenis
pakan yang dominan diberikan adalah Gliricidia sp (95.98%), Pennisetum
purpureum (1.79%), Erytrina subumbrans (Hassk) (1.34%) dan Ficus variegata
Blume (0.89%). Jika dilihat dari komposisi nutrisinya, Gliricidia sp
memperlihatkan nilai PK yang lebih tinggi (16.82%) dibandingkan Pennisetum
purpureum (15.43%), Ficus variegata Blume (13.61%) dan Erytrina subumbrans
(Hassk) (9.33%). Penggunaan Gliricidia sp sebanyak 100% dilakukan oleh
56,25% peternak. Sementara pemberian kombinasi Gliricidia sp dengan
Pennisetum purpureum dilakukan oleh peternak sebesar 18.75%. Pemberian
kombinasi Gliricidia sp dengan Erytrina subumbrans (Hassk.) dan kombinasi
Gliricidia sp dengan Ficus variegata Blume dilakukan peternak dengan jumlah
yang sama yakni sebesar 12.5%.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa jenis pakan yang
digunakan oleh peternak di Desa Totallang antara lain : Gliricidia sp dengan porsi
dominan (95.98%), Pennisetum purpureum, Erytrina subumbrans (Hassk.) dan
Ficus variegata Blume dengan porsi terbatas. Jenis hijauan pakan yang paling
dominan di kebun lada berproduksi adalah jenis rumput Cyperus kyllingia Endl
Sedangkan di kebun lada tidak berproduksi adalah rumput Digitaria setigera roth
dengan keragaman jenis masing-masing 16 dan 12 spesis. Konsumsi BK dan TDN
kambing PE di Desa Totalang sebagian besar telah memenuhi kebutuhan
ternaknya (62.5% dan 75%) dan sisanya masih di bawah standar Kearl (1982)
(37.5% dan 25%). Konsumsi PK secara keseluruhan (100%) telah mencukupi
kebutuhan kambing PE sesuai standar kearl (1982).
Kata Kunci : gamal (gliricidia sp), kabupaten Kolaka Utara, kambing PE, nutrien
v
SUMMARY
NURLAHA. Forage-based Nutrien Sufficiency for Etawah Crossbred Goat in
Lasusua District of North Kolaka. Supervised by LUKI ABDULLAH, and DIDID
DIAPARI.
This study aims to identify the potential and diversity of types of feed as
well as evaluating the nutritional adequacy for Etawah Crossbred (EC) goats in
the village Totalang Lasusua District of North Kolaka. The method used is
descriptive analysis method to describe the general situation and the
characteristics of the farmer, the pattern of provision of fodder, vegetation
analysis of forage and nutrien adequacy of EC goats.
The results showed that mostly of farmers maintenance their livestock in
the productive age 15-55 years (81.25%) as a sideline business with the highest
level of high school education (43.75%) and farming experience ranging from 1-5
years (68.75%). The main type work of them that is planters (100%). Average
livestock ownership 1-6 head (87.50%) with its own ownership status (68.75%).
The dominant forage fed to animals were Gliricidia sp (95.98%) and other forage
were fed in limited portion such as : Pennisetum purpureum (1.79%), Erytrina
subumbrans (Hassk) (1.34%) and Ficus variegata Blume (0.89%). Gliricidia
contributed protein in ration up to 16.12%. About 56.25% of farmer fed animal
with 100% Gliricidia sp, while 18.75% of farmer used Gliricidia sp in
combination with Erytrina subumbrans (Hassk) and 12.5% of them fed EC goats
with combination of Gliricidia and Erytrina subumbrans (Hassk) or and Ficus
variegata Blume.
It was conclused that forage fed by goat were gliricidia as dominan forage
(95.98%), Pennisetum purpureum, Erytrina subumbrans (Hassk.) and Ficus
variegata Blume in limited portion. The type dominant forage in the pepper
garden which production is Cyperus kyllingia Endl while in the pepper garden
which not production is Digitaria setigera roth with the value of diversity
resperctively 3 and 2.34. About 62.5% and 75% farmer in Totallang fed their goat
with sufficient DMI and TDN, as well as 100% of goat were sufficient in CP
according to Kearl (1982).
Key Words : etawah crossbred goat, gliricidia, North Kolaka district, nutrient
vi
© Hak Cipta milik IPB, Tahun, 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
vii
POTENSI DAN KECUKUPAN NUTRIEN HIJAUAN PAKAN
TERNAK PADA KAMBING PE DI KECAMATAN LASUSUA
KABUPATEN KOLAKA UTARA
NURLAHA
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Nutrisi dan Pakan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
viii
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Lilis Khotijah, MSi
ix
x
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
Potensi dan Kecukupan Nutrien Hijauan Pakan Pada Kambing PE di Kecamatan
Lasusua Kabupaten Kolaka Utara ini dapat diselesaikan. Bagian dari Tesis ini
telah dipublikasi pada Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI) Volume 20 Nomor 1
April 2015 dengan judul “Kecukupan Asupan Nutrien Asal Hijauan Pakan
Kambing PE di Desa Totallang-Kolaka Utara”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Luki Abdullah,
MScAgr, Bapak Dr Ir Didid Diapari,MSi dan Bapak Dr Ir Darobin Lubis, MSc
(Alm) selaku komisi pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan,
saran, waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran dan keikhlasan selama penulis
mengikuti pendidikan S2. Kepada Ibu Dr Ir Lilis Khotijah, MSi, selaku penguji
dari luar komisi pada ujian tesis, terimakasih atas sarannya sehingga tesis ini
menjadi lebih baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr),
Dekan Fakultas Peternakan (Prof Dr Ir Luki Abdullah, MScAgr), Ketua Program
Studi Ilmu Nutrisi dan Pakan (Dr Ir Dwierra Evvyernie, MS MSc) atas bimbingan
dan bantuannya dalam kelancaran penyelesaian studi. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada seluruh staf, dosen, teknisi dan teman-teman yang telah
banyak memberikan motivasi, masukan dan saran selama penulisan tesis dan
penyelesaian studi.
Ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan
kepada kedua orang tua (Najamuddin (Alm) dan Hj. Intang), bapak dan ibu
mertua (Ir Alimin Midi dan Sitti Aliyah) serta kakak-kakak dan adik-adikku atas
segala doa, dukungan dan motivasinya. Ucapan terimakasih terspesial penulis
sampaikan kepada Istri tercinta (Nur Santy Asminaya, SPt MSi) atas motivasi,
pengertian, kesabaran dan kasih sayangnya selama penulis menempuh pendidikan.
Semoga tesis ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
dapat dijadikan bahan referensi dalam bidang pertanian dan peternakan
Bogor, April 2015
Nurlaha
NIM D251120061
xi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
METODE PENELITIAN .........................................................................................2
Waktu dan Tempat ......................................................................................... 2
Materi............................................................................................................. 2
Metode ........................................................................................................... 2
Prosedur Penelitian ............................................................................... 2
Analisis Pola Penyediaan Pakan .......................................................... 3
Analisis Kandungan Nutrien Pakan ..................................................... 3
Analisis Vegetasi .................................................................................. 4
Analisis Kecukupan Nutrien ................................................................ 5
Analisis Kecernaan dan Fermentabilitas Bahan Pakan ........................ 5
Analisis Data .................................................................................................. 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................7
Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Lasusua.............................................. 7
Keadaan Umum Peternakan .......................................................................... 8
Populasi dan Struktur Ternak ............................................................... 8
Karakteristik Peternak .......................................................................... 8
Pola penyediaan Pakan Kambing di Desa Totalang ..................................... 9
Jenis Pakan dan Komposisi Nutrien ..................................................... 9
Persentase Penggunaan Pakan ............................................................ 11
Potensi Glirisidia sp (Gamal) ...................................................................... 12
Komposisi Botani Hijauan Pakan di Desa Totalang ................................... 13
Keragaman Jenis Hijauan Pakan di Desa Totalang ..................................... 15
Analisis Keanekaragaman Hijauan Pakan di Desa Totalang ....................... 16
Tingkat Kecukupan Nutrien Kambing PE di Desa Totallang ..................... 17
Bahan Kering (BK) ............................................................................ 17
Protein Kasar (PK) ............................................................................. 18
Konsumsi TDN .................................................................................. 19
Persentase Kecernaan & Fermentabilitas Bahan Pakan Kambing PE20
Hubungan antara Tingkat Pendidikan, Umur dan Pengalaman
Beternak dengan Kecukupan Nutrisi Ternak ..................................... 22
SIMPULAN ...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................24
LAMPIRAN ...........................................................................................................30
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................37
xii
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Populasi dan struktur kambing PE di desa Totallang ....................................... 8
Profil peternak di desa Totallang...................................................................... 9
Jenis dan persentase pemberian pakan pada kambing PE di desa
Totallang ......................................................................................................... 10
Komposisi nutrien pakan pada kambing PE yang digunakan peternak di
desa Totallang................................................................................................. 10
Persentase penggunaan pakan dan kandungan protein pakan pada
kambing PE di desa Totallang ........................................................................ 12
Produksi gliricidia sp pada kebun tanaman lada di desa Totallang yang
berpotensi sebagai pakan ternak ..................................................................... 13
Komposisi botani hijauan di kebun lada berproduksi .................................... 14
Komposisi botani hijauan pakan di kebun lada tidak berproduksi ................. 15
Keragaman jenis hijauan pakan di kebun lada berproduksi ........................... 15
Keragaman jenis hijauan pakan di kebun lada tidak berproduksi .................. 16
Analisis keanekaragaman hijauan pakan di desa Totalang ............................ 16
Konsumsi BK kambing PE berdasarkan bobot badan pada peternak di
desa Totallang................................................................................................. 18
Konsumsi PK kambing PE berdasarkan bobot badan pada peternak di
desa Totallang................................................................................................. 19
Konsumsi TDN kambing PE berdasarkan bobot badan pada peternak di
desa Totallang................................................................................................. 20
Kecernaan bahan kering (KCBK), kecernaan bahan organik (KCBO),
NH3, VFA total pakan kambing PE yang diberikan peternak di desa
Totallang ......................................................................................................... 21
Hubungan tingkat pendidikan, umur dan lama beternak dengan konsumsi
bahan kering ransum pada kambing PE di desa Totallang ............................. 23
DAFTAR GAMBAR
1
2
Peta lokasi penelitian ........................................................................................ 3
Desain petak pengamatan (20x20 m); a, b, c, d dan e adalah plot
pengamatan 2x2 m............................................................................................ 4
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
Kuisioner peternak ......................................................................................... 30
Potensi dan pola pemberian pakan kambing PE ............................................ 32
Jenis vegetasi rumput di desa Totalang .......................................................... 33
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pakan adalah bahan makanan yang dimakan dan tidak membahayakan
bagi tubuh ternak. Pakan menyediakan nutrien yang penting untuk hidup,
produksi dan reproduksi. Dalam manajemen budidaya ternak khususnya
ruminansia, pakan merupakan kebutuhan tertinggi sehingga perlu mendapat
perhatian dalam penyediaannya baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Pada
peternakan tradisional, umumnya peternak menyediakan pakan utama bagi ternak
ruminansia berupa Hijauan Pakan Ternak (HPT). HPT merupakan bahan pakan
yang berasal dari tanaman yang terdiri dari daun-daunan atau kadang masih
bercampur dengan batang, ranting serta bunganya, yang umumnya berasal dari
tanaman sebangsa rumput (graminae), kacang-kacangan (leguminosae), limbah
pertanian atau hijauan dari tumbuhan lain (Hadi et al. 2011).
HPT sebagai bahan pakan sumber serat mutlak diperlukan sepanjang tahun
dalam sistem produksi ternak ruminansia (Abdullah et al. 2005). Namun,
ketersediaan pakan terkadang menjadi kendala utama khususnya di negara
berkembang karena supply HPT baik dari segi kualitas maupun kuantitas selalu
mengalami kelangkaan dan berfluktuasi sepanjang tahun (Ajayi et al. 2005).
Kondisi tersebut juga tercermin di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya
Kabupaten Kolaka Utara provinsi Sulawesi Tenggara.
Data Distannak Kabupaten Kolaka Utara (2013) menunjukkan bahwa
populasi kambing cenderung mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir
yakni 2 777 ekor pada tahun 2007 menjadi 3 229 ekor pada tahun 2012. Salah satu
wilayah yang memiliki populasi terbanyak adalah kecamatan Lasusua dengan
jumlah populasi ternak kambing tahun 2012 yaitu 407 ekor. Peningkatan populasi
ternak tersebut belum ditunjang dengan pola pemeliharaan yang baik terutama
pemberian pakan. Pemberian pakan dilakukan dalam jumlah yang terbatas (sekali
sehari yakni pada sore hari setelah peternak pulang dari berkebun). Dengan cara
demikian, kemungkinan asupan nutrien yang dibutuhkan oleh ternak belum
terpenuhi secara optimal
HPT yang digunakan peternak umumnya berasal dari hasil tanaman pakan
yang dipanen sendiri, tepi jalan, pematang sawah, tepi hutan, lapangan, kebun dan
sisa hasil pertanian. HPT tersebut digunakan sebagai sumber utama pakan ternak
kambing di Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara. Akan tetapi, porsi
pemberian dan kualitasnya belum diketahui sehingga perlu dilakukan pengkajian
untuk mengetahui tingkat kecukupan dan asupan nutrien pada ternak, sehingga
kebutuhan HPT pada ternak dapat diprediksi di masa yang akan datang sesuai
dengan perkembangan populasi ternak.
Terkait dengan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan identifikasi jenis
HMT dan pola penyediaannya sehingga dapat mengoptimalkan produktivitas
ternak yang ada di wilayah kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara.
2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengidentifikasi dan mengetahui keragaman dan potensi hijauan makanan
ternak (produksi dan kualitas) yang diberikan pada kambing oleh peternak di
Desa Totalang Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara
2. Mengevaluasi kecukupan nutrisi ternak kambing di wilayah tersebut
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September 2013 di Kecamatan
Lasusua Kabupaten Kolaka Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Sampel hijauan
yang diperoleh kemudian dianalisis di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan,
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor pada bulan Oktober-November 2013.
Materi
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian lapangan antara lain timbangan
digital (skala 1 kg), timbangan pakan (skala 14 kg), timbangan bobot badan (skala
100 kg) dan disk mill. Peralatan yang digunakan untuk analisa laboratorium antara
lain timbangan analitik, oven 60 oC dan 105 oC, erlenmeyer, gelas ukur, hot plate,
labu takar, spatula, bulb, gegep, cawan porselen, desikator, pipet volumetrik,
buret, labu kjehdahl, seperangkat alat destilasi dan kamera digital.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sampel pakan
(Gliricidia, Erytrina subumbrans (Hassk), Ficus variegata Blume, Pennisetum
purpureum) untuk penentuan kualitas pakan.
Metode
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Totallang, Kecamatan Lasusua,
Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara dengan metode sensus
menggunakan teknik wawancara langsung dengan peternak dan pengamatan di
kandang. Pemilihan lokasi pengambilan sampel dilakukan berdasarkan Desa yang
memiliki jumlah ternak kambing tertinggi di Kabupaten Kolaka Utara yaitu Desa
Totallang. sebagai responden untuk mengetahui keadaan umum lokasi penelitian,
pola penyediaan pakan dan tingkat kecukupan nutrien. Keadaan umum lokasi
meliputi potensi lokasi penelitian dan profil peternak. Pola penyediaan pakan
3
kambing meliputi jenis pakan, jumlah pemberian, komposisi nutrien dan
persentase penggunaan pakan. Tingkat kecukupan nutrien diketahui melalui
perbandingan antara konsumsi bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan total
digestible nutrien (TDN) hasil penelitian dengan standar Kearl (1982).
Gambar 1. Peta lokasi penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari kuisioner, wawancara langsung dengan
peternak sebagai responden, pengamatan dan pengukuran pada ternak dan pakan
yang menjadi fokus penelitian sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas
Pertanian dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kolaka Utara.
Analisis Pola Penyediaan Pakan
Analisis pola penyediaan pakan ternak digunakan untuk mengetahui pola
pemberian pakan kambing PE oleh peternak di desa Totallang meliputi jenis
pakan, persentase penggunaan pakan, konsumsi pakan (Bahan Kering (BK),
Protein Kasar (PK) dan Total Digestible Nutrien (TDN)) dan bobot badan
kambing. Jenis dan persentase HPT yang diberikan diketahui melalui pemisahan
HPT dan penimbangan pada masing-masing jenis HPT yang telah disediakan oleh
peternak sebelum diberikan pada ternak. Pemisahan HPT tersebut dilakukan untuk
mengetahui porsi jenis rumput, legum dan daun yang diberikan. Jumlah sampel
pakan yang dikoleksi untuk pengukuran kualitas pakan sebesar 1 000 gram per
masing-masing jenis pakan.
Analisis Kandungan Nutrien Pakan
Kandungan nutrien dari semua jenis pakan yang digunakan pada penelitian
ini dianalisis menggunakan metode analisis proksimat (AOAC 2005) dan Van
Soest (1985).
4
Analisis Vegetasi
Teknik pengambilan data dilakukan dengan metode Istomo dan Kusmana
(1997) yaitu metode analisis vegetasi tumbuhan bawah dengan dibuatnya petak
pengamatan berukuran 20x20 m, dibuat 5 plot berukuran 2x2 m di dalam petak
pengamatan. Desain petak pengamatan dapat dilihat pada Gambar 2.
a
b
e
c
d
Gambar 2. Desain petak pengamatan (20x20 m); a, b, c, d dan e
adalah plot pengamatan 2x2 m.
Gambaran komposisi jenis tumbuhan sebagai hijauan pakan ternak
dilakukan perhitungan terhadap parameter yang meliputi indeks nilai penting,
indeks dominasi, indeks keragaman jenis, indeks kesamaan komunitas, indeks
kekayaan jenis dan indeks kemerataan jenis.
Indeks Nilai Penting (INP)
INP dihitung pada tingkat tumbuhan bawah dengan rumus INP=KR+FR.
Menurut Sorianegara dan Indrawan (1998) rumus yang digunakan dalam analisis
vegetasi adalah sebagai berikut :
a. Kerapatan (K)
K = Jumlah individu suatu jenis ind/Ha
Luas petak contoh (ha)
b. Kerapatan Relatif (KR)
KR =
Kerapatan suatu jenis x 100%
Total kerapatan suatu jenis
c. Frekuensi suatu jenis (F)
F = Jumlah plot ditemukan suatu jenis
Total seluruh plot
d. Frekuensi relatif (FR)
FR =
Frekuensi suatu jenis
x 100%
Total frekuensi seluruh jenis
Indeks Dominasi (ID)
ID = ∑ ni=1 ( N )2
ni
5
Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)
H’ = -∑ ni=1 [ N ln N ]
ni
ni
H’ = Indeks keanekaragaman jenis
ni = INP jenis i
N = total INP
Indeks Kesamaan Komunitas (IS)
IS = 2w x 100%
a+b
IS = Indeks kesamaan jenis
w = jumlah jenis yang sama antara komunitas a dan b
a = jumlah jenis yang terdapat pada komunitas a
b = jumlah jenis yang terdapat pada komunitas b
Indeks Kekayaan Jenis (R1)
R1 = S - 1
(ln(N))
R1 = Indeks Kekayaan
S = jumlah jenis yang ditemukan
N = jumlah total individu
Indeks Kemerataan Jenis (E)
E = Indeks kemerataan jenis
E = H’
H’ = Indeks keanekaragaman jenis
Ln(S)
S = jumlah jenis
Analisis Kecukupan Nutrien
Analisis kecukupan nutrien diketahui melalui pengukuran tingkat
konsumsi dan kecernaan nutrien pakan berdasarkan bobot badan ternak.
Pengukuran konsumsi pakan dilakukan dengan cara menghitung selisih antara
pakan yang diberikan dengan sisa pakan keesokan harinya. Pengukuran dilakukan
selama empat minggu. Penimbangan bobot badan kambing dilakukan dengan cara
menimbang masing-masing kambing penelitian menggunakan timbangan duduk.
Penimbangan bobot badan ternak dilakukan hanya sekali selama proses
pengambilan data.
Analisis Kecernaan dan Fermentabilitas Bahan Pakan
Pengambilan Inokulum
Inokulum merupakan cairan rumen yang mengandung mikroba yang hidup
di dalam rumen ruminansia dan berfungsi sebagai pendegradasi pakan yang
dikonsumsi ternak. Cairan rumen yang digunakan dalam penelitian ini diambil
dari ternak kambing yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) di Empang.
Tahap pengambilan cairan rumen adalah pertama-tama termos diisi dengan air
panas kira-kira mencapai suhu 39oC kemudian dibawa ke RPH Empang. Air di
dalam termos tidak boleh dibuang hingga cairan rumen didapatkan dengan suhu
dipertahankan pada 39oC. setelah perut rumen dipilih, dinding rumen dirobek
dengan pisau kemudian isi rumen diperas dengan menggunakan kain dan
dimasukkan ke dalam termos yang baru saja dikeluarkan air panasnya, setelah itu
termos ditutup agar suhunya tetap terjaga. Kemudian cairan rumen yang berada di
dalam termos tersebut dibawa ke Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah dan
segera dialiri CO2, setelah itu dilakukan fermentasi in vitro dengan menggunakan
alat rumen tiruan.
6
Fermentasi In Vitro
Metode ini diawali dengan pencernaan fermentatif, yaitu 0.5 gram sampel
pakan penelitian dimasukkan ke dalam tabung fermentor kemudian ditambahkan
40 ml larutan McDougall dan 10 ml cairan rumen, dimasukkan ke dalam shaker
bath dengan suhu 39oC (Tilley and Terry, 1963). Setelah itu cairan rumen dialiri
gas CO2 selama 30 detik kemudian ditutup dengan karet berventilasi dan
difermentasi selama 4 jam, kemudian tutup karet tabung fermentor dibuka dan
diteteskan 2-3 tetes HgCl2 untuk membunuh mikroba. Tabung fermentor
dimasukkan ke dalam sentrifuge dengan kecepatan 3 000 rpm selama 10 menit.
Substrat akan terpisah menjadi endapan di bagian bawah dan supernatant yang
bening berada di bagian atas. Endapan tersebut diambil untuk melakukan analisis
koefisien cerna bahan kering (KCBK) dan bahan organic (KCBO) sedangkan
supernatan diambil untuk melakukan analisis NH3 dan VFA.
Analisis Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) dan Bahan Organik(KCBO)
Endapan hasil fermentasi in vitro ditambahkan 50 ml larutan pepsin HCl
0,2% kemudian diinkubasi kembali selama 48 jam tanpa tutup karet. Sisa
pencernaan disaring dengan kertas saring Whatman no 41 (yang sudah diketahui
bobotnya) dengan bantuan pompa vakum. Endapan yang ada dikertas saring
dimasukkan ke dalam cawan porselen, setelah itu dimasukkan ke dalam oven 105o
C selama 24 jam, kemudian cawan porselen dikeluarkan dan dimasukkan ke
dalam eksikator lalu ditimbang untuk mengetahui kadar bahan keringnya.
Selanjutnya bahan dalam cawan diabukan dalam tanur listrik selama 6 jam pada
suhu 450-600oC, kemudian ditimbang untuk mengetahui kadar bahan organiknya.
Sebagai blanko digunakan cairan rumen dan larutan MCDougall tanpa sampel.
Tingkat kecernaan bahan kering (KCBK) dan bahan organik (KCBO) selanjurnya
dihitung menggunakan rumus berikut : (Tilley and Terry (1963).
% KCBK
=
% KCBO
=
BK sampel (g)–(BK residu (g) – BK blanko (g))
BK sampel
BO sampel (g)–(BO residu (g) – BO blanko (g))
BO sampel
X
100%
X
100%
Analisis NH3.
Konsentrasi NH3 diukur dengan menggunakan teknik Mikrodifusi Conway
(Conway, 1958). Bibir cawan Conway dan tutupnya diolesi dengan vaselin,
supernatant yang berasal dari proses fermentasi diambil 1 ml kemudian
ditempatkan pada salah satu ujung alur cawan Conway. Larutan Na2CO3 jenuh
sebanyak 1 ml ditempatkan pada salah satu ujung cawan Conway bersebelahan
dengan supernatant (tidak boleh dicampur). Larutan asam borat berindikator
sebanyak 1 ml ditempatkan dibagian lengan cawan Conway. Cawan Conway yang
sudah diolesi vaselin ditutup rapat hingga kedap udara, larutan Na2CO3 dicampur
dengan supernatant hingga merata dengan cara menggoyang-goyangkan dan
memiringkan cawan tersebut. Setelah itu dibiarkan selama 24 jam dalam suhu
kamar, kemudian suhu kamar dibuka, asam borat berindikator dititrasi dengan
H2SO4 0.005 N sampai terjadi perubahan warna biru menjadi merah. Konsentrasi
NH3 diukur dengan rumus :
7
N NH3 (mM)
=
Ml H2SO4 x N H2SO4 x 1 000
Sampel (g) x BK sampel
Analisis VFA (VFA Total).
Konsentrasi VFA diukur degan menggunakan teknik destilasi uap (Steam
destilation) (General Laboratory Procedure, 1966). Sebanyak 5 ml supernatant
(berasal dari tabung yang sama dengan supernatant untuk analisa NH3)
dimasukkan ke dalam tabung destilasi, lalu ditambahkan 1 ml H2SO4 15%.
Dinding tabung dibilas dengan aquadest dan secepatnya ditutup dengan sumbat
karet yang telah dihubungkan dengan pipa destilasi berdiameter ± 0.5 cm.
kemudian ujung pipa yang lain dihubungkan dengan alat pendingin Leibig.
Tabung destilasi dimasukkan ke dalam labu didih yang telah berisi air mendidih
tanpa menyentuh permukaan air tersebut. Uap air panas akan mendesak VFA dan
akan terkondensasi di dalam pendingin. Hasil destilasi ditampung dengan labu
Erlenmeyer 500 ml yang telah diisi 5 ml NaOH 0.5 N. Proses destilasi selesai
pada saat jumlah destilat yang tertampung mencapai 300 ml. Destilat yang
tertampung ditambah indicator PP (Phenol Pthalein) sebanyak 2-3 tetes, lalu
dititrasi dengan HCl 0.5 N sampai terjadi perubahan warna dari merah jambu
menjadi tidak berwarna (bening). Perhitungan produksi VFA total adalah sebagai
berikut :
VFA total =
(volume titran blanko – volume titran sampel) x N HCl x 1000/5 ml
sampel (g) x BK sampel
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan
keadaan umum, potensi dan tingkat kecukupan nutrien ternak yang diketahui
dengan melihat pola penyedian dan pemberian pakan pada kambing PE yang
digunakan oleh peternak di Desa Totallang Kecamatan Lasusua Kabupaten
Kolaka Utara. Tingkat kecukupan nutrien yang diperoleh pada hasil penelitian
akan dibandingkan dengan standar Kearl (1982).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Lasusua
Daerah Kecamatan Lasusua merupakan salah satu Kecamatan di
Kabupaten Kolaka Utara terletak di bagian utara yaitu melintang dari Utara ke
Selatan kira-kira 3°30’ LS - 3°40’0’ LS dan membujur dari Barat ke Timur antara
120°55’0’ BT - 121°5’0’ BT. Suhu udara minimum sekitar 10°C dan maksimum
31°C atau rata-rata antara 24°C-28°C. Luas wilayah Kecamatan Lasusua
mencakup wilayah daratan (287.67 km²) dan Lautan (terletak di pesisir Pantai
Teluk Bone) dengan ketinggian wilayah mencapai ± 15 m dpl. Jenis tanaman
perkebunan rakyat yang diusahakan terdiri dari Kelapa, Kopi, Lada, Cengkeh,
Coklat, Nilam dan Sagu (BPS 2013). Tanaman tersebut secara ektensif
8
dibudidayakan oleh petani di Desa Totallang. Akan tetapi, hanya tanaman lada
yang memberikan kontribusi terbesar dalam penyediaan HPT di Desa tersebut
karena tanaman lada umumnya ditegakkan pada pohon Gliricidia sp.
Keadaan Umum Peternakan
Populasi dan Struktur Ternak
Desa Totalang Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara memiliki
ternak kambing PE sebanyak 62 ekor yang terdiri dari ternak dewasa 36 ekor, dara
16 ekor dan anak 10 ekor. Rataan bobot badan ternak dewasa, dara dan anak
masing-masing berkisar antara 31.33-48.00; 10.00-18.00 dan 1.50-8.00 kg. Data
tersebut diperoleh dari semua peternak yang memelihara kambing di daerah
tersebut yakni 16 orang peternak, sebagaimana terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Populasi dan struktur kambing PE di desa Totallang
Peternak
Jumlah
Ternak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Jumlah
6
1
3
5
2
2
5
4
4
1
4
3
7
10
4
1
62
Status Ternak (ekor)
Dewasa
Dara
Anak
3
2
1
1
0
0
2
1
0
2
0
3
1
1
0
2
0
0
3
2
0
4
0
0
2
2
0
1
0
0
3
1
0
2
1
0
4
2
1
4
4
2
1
0
3
1
0
0
36
16
10
Rataan Bobot Ternak (kg)
Dewasa
Dara
Anak
31.33
11.50
9.00
32.00
32.50
18.00
34.50
6.33
37.00
14.00
37.00
37.00
13.50
37.25
37.50
16.00
38.00
39.00
10.00
39.00
16.00
39.75
11.00
1.50
44.50
13.75
8.00
48.00
3.33
57.00
-
Karakteristik Peternak
Karakteristik peternak kambing berdasarkan umur peternak, pendidikan
terakhir, pekerjaan utama, pengalaman beternak, jumlah kepemilikan ternak dan
status kepemilikan ternak disajikan pada Tabel 2. Pada tabel 2 terlihat bahwa
pemeliharaan ternak secara umum dilakukan oleh peternak pada golongan usia
produktif yakni 26-56 tahun sebesar 81.25%. Tingkat pendidikan tertinggi adalah
SMA sebesar 43.75% kemudian disusul oleh SD sebesar 31.25% dan SMP
sebesar 25.00%. Umumnya usaha peternakan dilakukan sebagai usaha sambilan,
hal ini terlihat dari jenis pekerjaan utama yang dilakukan adalah sebagai petani
kebun (100%). Sebagian besar masyarakat di Desa Totallang membudidayakan
tanaman lada yang menjalar pada pohon Gliricidia sp. Gliricidia sp tersebut
kemudian dimanfaatkan sebagai sumber pakan kambing sehingga tidak menjadi
limbah. Berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa pengalaman beternak
9
tertinggi berkisar antara 1-5 tahun sebesar 68.75% dan terendah selama >6 tahun
yakni sebesar 31.25%.
Tabel 2. Profil peternak di desa Totallang
Parameter
Umur Peternak
15-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
>56 tahun
Pendidikan terakhir
SD
SMP
SMA
S1
Pekerjaan utama
Petani
pekebun
Swasta
PNS
Peternak
Pengalaman beternak
10 tahun
Jumlah Kepemilikan ternak
1-3 ekor
4-6 ekor
7-9 ekor
≥ 10 ekor
Status kepemilikan ternak
Milik sendiri
Gaduhan
Jumlah
Persentase (%)
0
5
4
4
3
0.00
31.25
25.00
25.00
18.75
5
4
7
0
31.25
25.00
43.75
0.00
0
16
0
0
0
0.00
100.00
0.00
0.00
0.00
0
11
3
2
0.00
68.75
18.75
12.50
7
7
1
1
43.75
43.75
6.25
6.25
11
5
68.75
31.25
Jumlah kepemilikan ternak tertinggi sebesar 1-6 ekor dengan persentase
87.50% dan terendah >7 ekor dengan persentase 12.50%. Status kepemilikan
sendiri sebesar 68.75% dan gaduhan sebesar 31.25%.
Pola penyediaan Pakan Kambing di Desa Totalang
Jenis Pakan dan Komposisi Nutrien
Jenis pakan dan komposisi nutrien yang digunakan pada peternakan
kambing PE di desa Totalang disajikakan pada Tabel 3 dan 4. Jenis pakan
kambing PE yang dominan diberikan oleh peternak adalah Gliricidia sp (95.98%)
kemudian disusul oleh Pennisetum purpureum (1.79%), Erytrina subumbrans
(Hassk.) (1.34%) dan Ficus variegata Blume (0.89%). Pemberian Gliricidia sp
dengan porsi yang sangat besar oleh peternak disebabkan karena jumlah produksi
Gliricidia sp cukup melimpah. Gliricidia sp dijadikan sebagai inang dan tempat
10
menjalar bagi tanaman lada. Sementara porsi Pennisetum purpureum, Erytrina
subumbrans (Hassk.) dan Ficus variegata Blume diberikan ketika peternak tidak
sempat ke kebun lada.
Tabel 3. Jenis dan persentase pemberian pakan pada kambing PE di desa Totallang
No
1
2
3
4
Jenis Pakan
Pemberian Pakan (%)
Gamal (Gliricidia sp)
Dadap serep (Erytrina subumbrans (Hassk.))
Nyawai (Ficus variegata Blume)
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Jumlah
95.98
1.34
0.89
1.79
100.00
Tabel 4. Komposisi nutrien pakan pada kambing PE yang digunakan peternak di
desa Totallang
Komposisi Nutrisi
Bahan Pakan
Bahan Kering (BK) (%)
Abu (%)
Protein Kasar (PK) (%)
Serat Kasar (SK) (%)
Lemak Kasar (LK) (%)
Beta-N (%)
GE (kkal/kg)
NDF (%)
ADF (%)
TDN(%) *
Sumber
Keterangan :
Gliricidia
24.09
7.04
16.82
24.57
2.19
49.38
5 315.00
64.84
57.22
61.29
Erytrina
subumbrans
(Hassk.)
16.61
7.47
15.43
29.18
2.54
45.38
4 621.00
74.06
56.10
58.25
Ficus
variegata
Blume
27.62
15.79
9.33
17.27
1.21
56.40
3 904.00
66.24
49.22
54.70
Pennisetum
purpureum
11.80
12.51
13.60
34.42
2.58
36.89
3 865.00
79.71
67.03
51.33
: Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan IPB, Bogor (2013),
NDF
*
: Neutral detergent fiber; ADF : Acid detergent fiber;TDN : Total Digestible Nutrien
: Rumus % TDN domba/kambing (Hartadi et al. 2005) = 37.937 – 1.018 (SK) –
4.886 (LK) + 0.173 (Beta-N) + 1.042 (PK) + 0.015 (SK)2 – 0.058 (LK)2 + 0.008
(SK) (Beta-N) + 0.119 (LK) (Beta-N) + 0.038 (LK) (PK) + 0.003 (LK)2 (PK)
Jika dilihat dari komposisi nutriennya (Tabel 4), Gliricidia sp
memperlihatkan nilai PK yang lebih tinggi (16.82%) dibandingkan Erytrina
subumbrans (Hassk.) (15.43%), Pennisetum purpureum (13.61%) dan Ficus
variegata Blume (9.33%). Hal tersebut menunjukkan bahwa Gliricidia sp
memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan ketiga jenis pakan yang lain.
Namun nilai PK Gliricidia sp pada penelitian ini cenderung memperlihatkan nilai
yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa penelitian lain yakni 17.3%
(Herbert et al. 2005); 18.61% (Eniolorunda et al. 2008); 23.70% (Hadi et al.
2011); 17.93-19.64% (Mayasari et al. 2012); 23% (Trisnadewi et al. 2013) dan
23,24% (Chisowa & Mwenya 2013) tetapi lebih tinggi dari penelitian Jokthan
(2013) yakni 13.26%. Perbedaan nilai tersebut disebabkan oleh umur potong
tanaman, musim, lokasi pengambilan sampel, jenis tanah dan tingkat pemupukan.
Kandungan SK Gliricidia sp pada penelitian ini (24.57%) cenderung
memperlihatkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian
Mayasari et al. (2012) yakni 41.46-45.65%. SK dibutuhkan oleh kambing untuk
aktivitas dan fungsi rumen yang normal. SK merupakan salah satu sumber energi
11
bagi hidup pokok, pertumbuhan, laktasi dan reproduksi kambing melalui
degradasi oleh mikroba rumen (Lu et al. 2005).
Peran SK sebagai sumber energi sangat erat kaitannya dengan proporsi
penyusun komponen serat seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin. Komponen
tersebut digambarkan dalam kandungan ADF dan NDF pakan. ADF merupakan
komponen penyusun dinding sel yang tidak terlarut dalam pelarut detergent asam
yang terdiri dari selulosa, lignin dan silika (Van Soest 1994). Komponen
penyusun ADF berikatan kuat dengan lignin sehingga sukar ditembus oleh
mikroba rumen (Wina & Toharmat 2010). Pada penelitian ini kandungan ADF
Ficus variegata Blume : 49.22% cenderung lebih rendah dibandingkan Erytrina
subumbrans (Hassk.) (56.10%), Gliricidia (57.22%) dan Pennisetum purpureum
(67.03%). Nilai tersebut menunjukkan bahwa Ficus variegata Blume lebih mudah
dicerna dibandingkan ketiga jenis pakan lainnya.
Zulkarnaini (2009) menyatakan bahwa kecernaan ADF akan lebih rendah
dibanding kecernaan NDF karena ADF memliki fraksi yang lebih sukar dicerna
sedangkan NDF memiliki fraksi yang lebih mudah dicerna di dalam rumen. Hasil
analisis menunjukkan bahwa keempat jenis hijauan pakan yang dikonsumsi oleh
kambing PE di Desa Totallang memperlihatkan nilai NDF yang lebih tinggi
dibandingkan nilai ADF-nya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kandungan
nutrien yang mudah dicerna lebih tinggi dalam keempat pakan tersebut
dibandingkan dengan kandungan nutrien yang tidak mudah tercerna.
Lu et al. (2005) menjelaskan bahwa kandungan ADF sebesar 18% akan
menghasilkan konsumsi bahan kering tertinggi dan menurun pada kandungan
ADF lebih dari 18%. Konsumsi bahan kering dan karbohidrat bukan serat (non-fi
ber carbohydrate, NFC) menurun secara linier dengan peningkatan kandungan
NDF pakan (Zhao et al. 2011) karena peningkatan konsumsi fraksi serat akan
meningkatkan aktivitas mengunyah (Lu et al. 2005).
Persentase Penggunaan Pakan
Persentase penggunaan pakan dan kandungan protein pakan pada kambing
PE di desa Totallang disajikan pada Tabel 5. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa
persentase penggunaan Gliricidia sp sebagai pakan kambing PE berkisar antara
89.38-100%. Penggunaan Gliricidia sp sebanyak 100% dilakukan oleh 56.25%
peternak. Sementara kombinasi pemberian Gliricidia sp dengan Pennisetum
purpureum dilakukan oleh peternak sebesar 18.75%. Pemberian kombinasi
Gliricidia sp dengan Erytrina subumbrans (Hassk.) dan kombinasi Gliricidia sp
dengan Ficus variegata Blume diberikan oleh peternak dalam jumlah yang sama
yakni sebesar 12.5%. Pemberian tersebut dilakukan oleh peternak setempat karena
ketersediaan Gliricidia sp cukup melimpah. Pemberian tersebut secara
keseluruhan dilakukan dalam bentuk segar tanpa dilayukan terlebih dahulu
meskipun Gliricidia sp mengandung beberapa zat antinutrisi. Zat anti nutrisi yang
terdapat pada tanaman Gliricidia sp diantaranya Tannin 3.51; Phytic acid 15.24;
Phytic P 4.30; Oxalate 4.82 (mg/100 g), saponin 7.5; alkaloid 6.33%; Flavonoid
5.25 (%) (Aye & Adegun 2013) dan Hydrocyanide 0.18 mg/100 g (Ogunbesan
2011)
12
Tabel 5. Persentase penggunaan pakan dan kandungan protein pakan pada
kambing PE di desa Totallang
Persentase Penggunaan Pakan
Peternak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Rataan
Gliricidia
sp
100.00
100.00
100.00
96.20
100.00
100.00
97.85
100.00
100.00
98.57
98.43
98.77
100.00
94.48
89.38
100.00
Erytrina
subumbrans
3.80
10.62
-
Ficus variegata
Blume
Pennisetum
purpureum
2.15
5.52
-
1.43
1.57
1.23
-
Kandungan
Protein Ransum
(%)
16.82
16.82
16.82
16.77
16.82
16.82
16.66
16.82
16.82
16.77
16.77
16.78
16.82
16.41
16.67
16.82
16.76
Tanaman Gliricidia sp mengandung zat antinutrisi, ternak tidak
menunjukkan gejala klinis keracunan ataupun gangguan kesehatan lainnya ketika
diberikan dalam keadaan segar selama pemberian pakan tersebut. Menurut
Bawala et al. (2006) Gliricidia sp dapat dikonsumsi oleh ternak dalam jumlah
yang sangat besar tanpa mengganggu performa ternak. Performa ternak yang lebih
baik juga diperlihatkan pada kambing West African Dwarf yang diberi 100%
Gliricidia sp dibandingkan kambing yang diberi 0, 25, 50 dan 75% Gliricidia sp
dalam ransum (Eniolorunda et al. 2008).
Potensi Glirisidia sp (Gamal)
Gliricidia sp merupakan leguminosa pohon dari family Fabaceae yang
mudah tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis dengan suhu optimal 22-30oC
dan curah hujan 800 - 2 300 mm. Gliricidia sp mampu beradaptasi dengan baik
pada tanah masam, liat, basah dan berkapur melalui stek atau persemaian biji
hingga mencapai 10-15 m dan mudah tumbuh kembali setelah terbakar.
Umumnya digunakan sebagai pagar hidup, kayu bakar, arang, stabilitas tanah,
obat (Rao et al. 2011), pupuk hijau (Renuka and Wijesundara 2013), insektisida,
nemasidal, antibakterial (Nazli et al. 2008), antimikrobial (Nazli et al. 2011) dan
pakan ternak. Kuantitas dan kualitasnya bervariasi tergantung dari manajemen
pemangkasan. Frekwensi pemangkasan yang paling baik 2-4 bulan (Kabi &
Lutakome 2013) dan 6-12 minggu di daerah tropis lembab (Edwards et al. 2012).
Peningkatan umur pemotongan berkorelasi positif dengan peningkatan produksi
daun, ranting dan total tanaman (Savitri et al. 2013).
13
Di desa Totallang, peternak menanam Gliricidia sp sebagai induk semang
tanaman lada sekaligus sebagai pakan kambing PE. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa Produksi hijauan berdasarkan cuplikan pohon pemangkasan
adalah sebesar 7 025.9 g/pohon dengan Produksi Gliricidia sp 9 274.2
kg/ha/panen atau dengan kata lain Produksi Gliricidia sp dalam setahun
diperkirakan dapat mencapai 37 096.8 kg/Ha/tahun (Tabel 6). Jika Hijauan yang
dapat dimanfaatkan dan dimakan oleh ternak sebesar 55.8% dari total produksi
Gliricidia sp dalam setahun maka ketersediaan Gliricidia sp yang dapat
dikonsumsi oleh ternak sebesar 20 403.2 kg/Ha/tahun. Apabila seekor kambing
dewasa mampu mengkonsumsi 4.5 kg Gliricidia sp per hari maka kebutuhan
Gliricidia sp per tahun sebesar 1 602.0 kg. Dengan demikian, kapasitas tampung
kambing pada kebun Lada di desa Totallang sebesar 1.8 ST/Ha/tahun atau 12.7
ekor/Ha/tahun. Jumlah tersebut cukup besar mengingat tanaman Gliricidia sp
hanya sebagai tanaman sampingan pada perkebunan lada. Saat ini, jumlah ternak
kambing yang ada di wilayah tersebut sebanyak 62 ekor sehingga lahan
perkebunanan lada untuk mensuplay tanaman Gliricidia sp yang dibutuhkan
hanya seluas 5 Ha, sedangkan luas lahan kebun lada yang ada di desa totallang
sekitar 37 Ha. Dengan Demikian masih ada sekitar 32 Ha lahan perkebunan lada
yang dapat digunakan sebagai sumber HPT bagi ternak kambing di desa
Totallang.
Tabel 6. Produksi gliricidia sp pada kebun tanaman lada di desa Totallang yang
berpotensi sebagai pakan ternak
No.
1
2
3
4
5
6
7
Komponen (satuan)
Produksi hijauan berdasarkan cuplikan pohon pemangkasan
(g/pohon)
Produksi hijauan (kg/Ha/panen)
Perkiraan Produksi hijauan dalam setahun (kg/Ha)
Perkiraan Hijauan yang dapat dimanfaatkan dan dimakan oleh
ternak 55,8%
Perkiraan Kebutuhan konsumsi ternak kambing per ekor (kg/hr)
Kebutuhan ternak pertahun (kg)
Perkiraan Kapasitas tampung kebun Lada (ST/Ha/tahun)
Produksi
7 025.9
9 274.2
37 096.8
20 403.2
4.5
1 602.0
1.8
Pemberian Gliricida sp sebagai pakan utama ternak kambing di Desa
Totallang cukup beralasan karena ternyata Gliricidia sp dapat dikonsumsi oleh
ternak dalam jumlah yang sangat besar tanpa mengganggu performa ternak
(Bawala et al. 2006). Pemberiannya dapat dilakukan dengan cara dilayukan (Kabi
& Lutakome 2013) hay (Babayemi & Bamikole, 2006) silase (Martinele et al,
2014), blok multi nutrien dan pellet sebagai agen stabilisasi (Aye et al. 2013) dan
suplementasi protein (Kikelomo 2014).
Komposisi Botani Hijauan Pakan di Desa Totalang
Analisis komposisi botani hijauan pakan di desa Totalang dilakukan di dua
tempat yaitu di kebun berproduksi (Tabel 7) dan tidak berproduksi (Tabel 8)
dengan metode “Dry Weight Rank” (Mannetje dan Haydock 1963).
14
Hijauan pakan di sekitar kebun berproduksi di Desa Totalang (Tabel 7)
didominasi oleh rumput diantaranya Cyperus kyllingia Endl (17.54%), Sporobolus
berteroanus (9.65%), Pycreus latespicatus (7.60%), Eleusine indica (7.09%),
Digitaria setigera roth (5.92%), Paspalum conjugatum (5.85%), Brachiaria
subquadipara (5.04%), Cleome rutidosperma (3.80%), Cyperus trinervis (3.65%),
Digitaria ciliaris (2.93%), Cynodon dactylon (0.88%), dan Cyperus sphacelatus
(0.73%). Cyperus Sp umumnya terdapat di daerah berpasir, daerah sekitar gurun,
daerah kering yang ekstrim dan dipinggir pantai (Vare and Kukkonen 2005).
Menurut Ugiansky (2010), jenis Paspalum Sp. umumnya ditemukan tumbuh di
daerah berumput dan bukaan kayu pada daerah dataran rendah, lembab, tanah
berpasir dan sepanjang rawa payau. Digitaria Sp. umumnya ditemukan di daerah
padang rumput, lembab dataran rendah, tempat basah, tempat kering, berpasir,
tanaman hortikultura dan pertanian (Uva et al. 2010). Brachiaria Sp umumnya
ditemukan pada tempat-tempat sampah, lahan pertanian, hutan terbuka, padang
rumput, pinggir jalan, hutan lembab, pesisir, tepi rawa, di sepanjang anak sungai,
sungai tergenang musiman dan saluran sungai (Ghazanfar et al. 2001). Eleusine
Indica merupakan jenis tanaman yang tahan kekeringan dan herbisida
digolongkan sebagai gulma pada tanaman budidaya dan lapangan golf, dapat
tumbuh dengan subuh di tanah padat dan di bawah sinar matahari penuh (Ivens
1989).
Tabel 7. Komposisi botani hijauan di kebun lada berproduksi
Ranking
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Nama Latin
Cyperus kyllingia Endl
Oldenlandia carimbosa
Orlandia costata
Sporobolu berteroanus
Pycreus latespicatus
Eleusine indica
Digitaria setigera roth
Paspalum conjugatum
Brachiaria subquadipara
Cleome rutidosperma
Cyperus trinervis
Ilysanthes
Digitaria ciliaris
Ageratum sonizoides
Cynodon dactylon
Cyperus sphacelatus
% Tiap Jenis
17.54
11.26
13.89
9.65
7.60
7.09
5.92
5.85
5.04
3.80
3.65
2.93
2.93
1.24
0.88
0.73
Hijauan yang mendominasi di kebun lada yang tidak berproduksi
(Tabel 8) diantaranya Digitaria setigera roth (29.24%), Eragrotis amabilis
(16.48%), Imperata cylindrica (12.15%), Brachiaria subquadipara (11.01%),
Echinochloa colona (6.45%), Digitaria a longiflora (5.77%), Digitaria ciliaris
(1.89%) dan Paspalum conjugatum (1.67%). Digitaria sp. merupakan spesies yang
daur hidupnya tidak lebih dari satu tahun. Cara penyebaran dan pelestariannnya
melalui biji yang berkecambah pada musim penghujan. Selain itu, Digitaria sp.
memiliki batang berupa stolon dan menjalar di permukaan tanah yang dapat
membentuk akar dan tunas sehingga pertumbuhan dari jenis ini sangat cepat.
15
Imperata cylindrica (L.) P. Beauv atau dikenal alang-alang merupakan spesies yang
mempunyai batang berupa rizoma yang tumbuh menjalar di dalam tanah sehingga
membentuk akar dan tunas. Spesies ini banyak tumbuh di areal persawahan yang
merugikan tanaman padi. Selain itu, Imperata cylindrica (L.) P. Beauv memiliki
senyawa alelopati yang dapat menekan pertumbuhan tanaman lainnya dalam satu
areal (Sastroutomo 1990).
Tabel 8. Komposisi botani hijauan pakan di kebun lada tidak berproduksi
Rangking
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama latin
Digitaria setigera roth
Eragrotis amabilis
Imperata cylindrica
Brachiaria subquadipara
Ageratum sonizoides
Echinochloa colona
Digitaria a longiflora
Cleome rutidosperma
Nephrolepis cordifolia
Digitaria ciliaris
Paspalum conjugatum
Mimosa pudica
% Tiap Jenis
29.24
16.48
12.15
11.01
7.97
6.45
5.77
3.04
3.04
1.89
1.67
1.29
Keragaman Jenis Hijauan Pakan di Desa Totalang
Keragaman jenis hijauan Pakan di ukur pada dua tempat yaitu kebun
berproduksi (Tabel 9) dan kebun tidak berproduksi (Tabel 10).
Tabel 9. Keragaman jenis hijauan pakan di kebun lada berproduksi
Nama Latin
Cyperus kyllingia Endl
Oldenlandia carimbosa
Orlandia costata
Sporobolu berteroanus
Pycreus latespicatus
Eleusine indica
Paspalum conjugatum
Brachiaria subquadipara
Ilysanthes
Digitaria ciliaris
Ageratum sonizoides
Cynodon dactylon
Cyperus trinervis
Cleome rutidosperma
Digitaria setigera roth
Cyperus sphacelatus
Jumlah Individu
128.00
111.00
110.00
99.00
94.00
88.00
87.00
80.00
79.00
73.00
59.00
57.00
55.00
39.00
38.00
30.00
KR
10.43
9.05
8.96
8.07
7.66
7.17
7.09
6.52
6.44
5.95
4.81
4.65
4.48
3.18
3.10
2.44
FR
7.50
5.00
5.00
7.50
7.50
10.00
5.00
5.00
5.00
10.00
7.50
5.00
5.00
5.00
7.50
2.50
INP
17.93
14.05
13.96
15.57
15.16
17.17
12.09
11.52
11.44
15.95
12.31
9.65
9.48
8.18
10.60
4.9
TERNAK PADA KAMBING PE DI KECAMATAN LASUSUA
KABUPATEN KOLAKA UTARA
NURLAHA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Potensi dan Kecukupan
Nutrien Hijauan Pakan Pada Kambing PE di Kecamatan Lasusua Kabupaten
Kolaka Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Nurlaha
NIM D251120061
iv
RINGKASAN
NURLAHA. Potensi dan Kecukupan Nutrien Hijauan Pakan Ternak pada
Kambing PE di Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara. Dibimbing oleh
LUKI ABDULLAH, dan DIDID DIAPARI.
Pakan merupakan bahan makanan yang mengandung sejumlah nutrien
yang dibutuhkan oleh seekor ternak untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan
perkembangan sehingga jumlah asupan nutrien dan kecukupannya perlu
diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui
potensi dan keragaman jenis pakan serta mengevaluasi kecukupan nutrisi ternak
kambing di Desa Totalang Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara. Metode
yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan menggambarkan
keadaan umum dan karakteristik peternak, pola penyediaan pakan ternak, analisis
vegetasi hijauan makanan ternak serta tingkat kecukupan asupan nutrien pada
kambing PE.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan ternak sebagian besar
dilakukan oleh peternak pada usia produktif yakni pada umur 15-55 tahun
(81.25%) sebagai usaha sambilan dengan tingkat pendidikan tertinggi SMA
(43.75%) dan pengalaman beternak berkisar antara 1-5 tahun (68.75%). Jenis
pekerjaan utama yang dilakukan adalah pekebun (100%). Rata-rata kepemilikan
ternak 1-6 ekor (87.50%) dengan status kepemilikan sendiri (68.75%). Jenis
pakan yang dominan diberikan adalah Gliricidia sp (95.98%), Pennisetum
purpureum (1.79%), Erytrina subumbrans (Hassk) (1.34%) dan Ficus variegata
Blume (0.89%). Jika dilihat dari komposisi nutrisinya, Gliricidia sp
memperlihatkan nilai PK yang lebih tinggi (16.82%) dibandingkan Pennisetum
purpureum (15.43%), Ficus variegata Blume (13.61%) dan Erytrina subumbrans
(Hassk) (9.33%). Penggunaan Gliricidia sp sebanyak 100% dilakukan oleh
56,25% peternak. Sementara pemberian kombinasi Gliricidia sp dengan
Pennisetum purpureum dilakukan oleh peternak sebesar 18.75%. Pemberian
kombinasi Gliricidia sp dengan Erytrina subumbrans (Hassk.) dan kombinasi
Gliricidia sp dengan Ficus variegata Blume dilakukan peternak dengan jumlah
yang sama yakni sebesar 12.5%.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa jenis pakan yang
digunakan oleh peternak di Desa Totallang antara lain : Gliricidia sp dengan porsi
dominan (95.98%), Pennisetum purpureum, Erytrina subumbrans (Hassk.) dan
Ficus variegata Blume dengan porsi terbatas. Jenis hijauan pakan yang paling
dominan di kebun lada berproduksi adalah jenis rumput Cyperus kyllingia Endl
Sedangkan di kebun lada tidak berproduksi adalah rumput Digitaria setigera roth
dengan keragaman jenis masing-masing 16 dan 12 spesis. Konsumsi BK dan TDN
kambing PE di Desa Totalang sebagian besar telah memenuhi kebutuhan
ternaknya (62.5% dan 75%) dan sisanya masih di bawah standar Kearl (1982)
(37.5% dan 25%). Konsumsi PK secara keseluruhan (100%) telah mencukupi
kebutuhan kambing PE sesuai standar kearl (1982).
Kata Kunci : gamal (gliricidia sp), kabupaten Kolaka Utara, kambing PE, nutrien
v
SUMMARY
NURLAHA. Forage-based Nutrien Sufficiency for Etawah Crossbred Goat in
Lasusua District of North Kolaka. Supervised by LUKI ABDULLAH, and DIDID
DIAPARI.
This study aims to identify the potential and diversity of types of feed as
well as evaluating the nutritional adequacy for Etawah Crossbred (EC) goats in
the village Totalang Lasusua District of North Kolaka. The method used is
descriptive analysis method to describe the general situation and the
characteristics of the farmer, the pattern of provision of fodder, vegetation
analysis of forage and nutrien adequacy of EC goats.
The results showed that mostly of farmers maintenance their livestock in
the productive age 15-55 years (81.25%) as a sideline business with the highest
level of high school education (43.75%) and farming experience ranging from 1-5
years (68.75%). The main type work of them that is planters (100%). Average
livestock ownership 1-6 head (87.50%) with its own ownership status (68.75%).
The dominant forage fed to animals were Gliricidia sp (95.98%) and other forage
were fed in limited portion such as : Pennisetum purpureum (1.79%), Erytrina
subumbrans (Hassk) (1.34%) and Ficus variegata Blume (0.89%). Gliricidia
contributed protein in ration up to 16.12%. About 56.25% of farmer fed animal
with 100% Gliricidia sp, while 18.75% of farmer used Gliricidia sp in
combination with Erytrina subumbrans (Hassk) and 12.5% of them fed EC goats
with combination of Gliricidia and Erytrina subumbrans (Hassk) or and Ficus
variegata Blume.
It was conclused that forage fed by goat were gliricidia as dominan forage
(95.98%), Pennisetum purpureum, Erytrina subumbrans (Hassk.) and Ficus
variegata Blume in limited portion. The type dominant forage in the pepper
garden which production is Cyperus kyllingia Endl while in the pepper garden
which not production is Digitaria setigera roth with the value of diversity
resperctively 3 and 2.34. About 62.5% and 75% farmer in Totallang fed their goat
with sufficient DMI and TDN, as well as 100% of goat were sufficient in CP
according to Kearl (1982).
Key Words : etawah crossbred goat, gliricidia, North Kolaka district, nutrient
vi
© Hak Cipta milik IPB, Tahun, 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
vii
POTENSI DAN KECUKUPAN NUTRIEN HIJAUAN PAKAN
TERNAK PADA KAMBING PE DI KECAMATAN LASUSUA
KABUPATEN KOLAKA UTARA
NURLAHA
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Nutrisi dan Pakan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
viii
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Lilis Khotijah, MSi
ix
x
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
Potensi dan Kecukupan Nutrien Hijauan Pakan Pada Kambing PE di Kecamatan
Lasusua Kabupaten Kolaka Utara ini dapat diselesaikan. Bagian dari Tesis ini
telah dipublikasi pada Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI) Volume 20 Nomor 1
April 2015 dengan judul “Kecukupan Asupan Nutrien Asal Hijauan Pakan
Kambing PE di Desa Totallang-Kolaka Utara”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Luki Abdullah,
MScAgr, Bapak Dr Ir Didid Diapari,MSi dan Bapak Dr Ir Darobin Lubis, MSc
(Alm) selaku komisi pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan,
saran, waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran dan keikhlasan selama penulis
mengikuti pendidikan S2. Kepada Ibu Dr Ir Lilis Khotijah, MSi, selaku penguji
dari luar komisi pada ujian tesis, terimakasih atas sarannya sehingga tesis ini
menjadi lebih baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr),
Dekan Fakultas Peternakan (Prof Dr Ir Luki Abdullah, MScAgr), Ketua Program
Studi Ilmu Nutrisi dan Pakan (Dr Ir Dwierra Evvyernie, MS MSc) atas bimbingan
dan bantuannya dalam kelancaran penyelesaian studi. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada seluruh staf, dosen, teknisi dan teman-teman yang telah
banyak memberikan motivasi, masukan dan saran selama penulisan tesis dan
penyelesaian studi.
Ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan
kepada kedua orang tua (Najamuddin (Alm) dan Hj. Intang), bapak dan ibu
mertua (Ir Alimin Midi dan Sitti Aliyah) serta kakak-kakak dan adik-adikku atas
segala doa, dukungan dan motivasinya. Ucapan terimakasih terspesial penulis
sampaikan kepada Istri tercinta (Nur Santy Asminaya, SPt MSi) atas motivasi,
pengertian, kesabaran dan kasih sayangnya selama penulis menempuh pendidikan.
Semoga tesis ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
dapat dijadikan bahan referensi dalam bidang pertanian dan peternakan
Bogor, April 2015
Nurlaha
NIM D251120061
xi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
METODE PENELITIAN .........................................................................................2
Waktu dan Tempat ......................................................................................... 2
Materi............................................................................................................. 2
Metode ........................................................................................................... 2
Prosedur Penelitian ............................................................................... 2
Analisis Pola Penyediaan Pakan .......................................................... 3
Analisis Kandungan Nutrien Pakan ..................................................... 3
Analisis Vegetasi .................................................................................. 4
Analisis Kecukupan Nutrien ................................................................ 5
Analisis Kecernaan dan Fermentabilitas Bahan Pakan ........................ 5
Analisis Data .................................................................................................. 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................7
Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Lasusua.............................................. 7
Keadaan Umum Peternakan .......................................................................... 8
Populasi dan Struktur Ternak ............................................................... 8
Karakteristik Peternak .......................................................................... 8
Pola penyediaan Pakan Kambing di Desa Totalang ..................................... 9
Jenis Pakan dan Komposisi Nutrien ..................................................... 9
Persentase Penggunaan Pakan ............................................................ 11
Potensi Glirisidia sp (Gamal) ...................................................................... 12
Komposisi Botani Hijauan Pakan di Desa Totalang ................................... 13
Keragaman Jenis Hijauan Pakan di Desa Totalang ..................................... 15
Analisis Keanekaragaman Hijauan Pakan di Desa Totalang ....................... 16
Tingkat Kecukupan Nutrien Kambing PE di Desa Totallang ..................... 17
Bahan Kering (BK) ............................................................................ 17
Protein Kasar (PK) ............................................................................. 18
Konsumsi TDN .................................................................................. 19
Persentase Kecernaan & Fermentabilitas Bahan Pakan Kambing PE20
Hubungan antara Tingkat Pendidikan, Umur dan Pengalaman
Beternak dengan Kecukupan Nutrisi Ternak ..................................... 22
SIMPULAN ...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................24
LAMPIRAN ...........................................................................................................30
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................37
xii
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Populasi dan struktur kambing PE di desa Totallang ....................................... 8
Profil peternak di desa Totallang...................................................................... 9
Jenis dan persentase pemberian pakan pada kambing PE di desa
Totallang ......................................................................................................... 10
Komposisi nutrien pakan pada kambing PE yang digunakan peternak di
desa Totallang................................................................................................. 10
Persentase penggunaan pakan dan kandungan protein pakan pada
kambing PE di desa Totallang ........................................................................ 12
Produksi gliricidia sp pada kebun tanaman lada di desa Totallang yang
berpotensi sebagai pakan ternak ..................................................................... 13
Komposisi botani hijauan di kebun lada berproduksi .................................... 14
Komposisi botani hijauan pakan di kebun lada tidak berproduksi ................. 15
Keragaman jenis hijauan pakan di kebun lada berproduksi ........................... 15
Keragaman jenis hijauan pakan di kebun lada tidak berproduksi .................. 16
Analisis keanekaragaman hijauan pakan di desa Totalang ............................ 16
Konsumsi BK kambing PE berdasarkan bobot badan pada peternak di
desa Totallang................................................................................................. 18
Konsumsi PK kambing PE berdasarkan bobot badan pada peternak di
desa Totallang................................................................................................. 19
Konsumsi TDN kambing PE berdasarkan bobot badan pada peternak di
desa Totallang................................................................................................. 20
Kecernaan bahan kering (KCBK), kecernaan bahan organik (KCBO),
NH3, VFA total pakan kambing PE yang diberikan peternak di desa
Totallang ......................................................................................................... 21
Hubungan tingkat pendidikan, umur dan lama beternak dengan konsumsi
bahan kering ransum pada kambing PE di desa Totallang ............................. 23
DAFTAR GAMBAR
1
2
Peta lokasi penelitian ........................................................................................ 3
Desain petak pengamatan (20x20 m); a, b, c, d dan e adalah plot
pengamatan 2x2 m............................................................................................ 4
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
Kuisioner peternak ......................................................................................... 30
Potensi dan pola pemberian pakan kambing PE ............................................ 32
Jenis vegetasi rumput di desa Totalang .......................................................... 33
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pakan adalah bahan makanan yang dimakan dan tidak membahayakan
bagi tubuh ternak. Pakan menyediakan nutrien yang penting untuk hidup,
produksi dan reproduksi. Dalam manajemen budidaya ternak khususnya
ruminansia, pakan merupakan kebutuhan tertinggi sehingga perlu mendapat
perhatian dalam penyediaannya baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Pada
peternakan tradisional, umumnya peternak menyediakan pakan utama bagi ternak
ruminansia berupa Hijauan Pakan Ternak (HPT). HPT merupakan bahan pakan
yang berasal dari tanaman yang terdiri dari daun-daunan atau kadang masih
bercampur dengan batang, ranting serta bunganya, yang umumnya berasal dari
tanaman sebangsa rumput (graminae), kacang-kacangan (leguminosae), limbah
pertanian atau hijauan dari tumbuhan lain (Hadi et al. 2011).
HPT sebagai bahan pakan sumber serat mutlak diperlukan sepanjang tahun
dalam sistem produksi ternak ruminansia (Abdullah et al. 2005). Namun,
ketersediaan pakan terkadang menjadi kendala utama khususnya di negara
berkembang karena supply HPT baik dari segi kualitas maupun kuantitas selalu
mengalami kelangkaan dan berfluktuasi sepanjang tahun (Ajayi et al. 2005).
Kondisi tersebut juga tercermin di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya
Kabupaten Kolaka Utara provinsi Sulawesi Tenggara.
Data Distannak Kabupaten Kolaka Utara (2013) menunjukkan bahwa
populasi kambing cenderung mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir
yakni 2 777 ekor pada tahun 2007 menjadi 3 229 ekor pada tahun 2012. Salah satu
wilayah yang memiliki populasi terbanyak adalah kecamatan Lasusua dengan
jumlah populasi ternak kambing tahun 2012 yaitu 407 ekor. Peningkatan populasi
ternak tersebut belum ditunjang dengan pola pemeliharaan yang baik terutama
pemberian pakan. Pemberian pakan dilakukan dalam jumlah yang terbatas (sekali
sehari yakni pada sore hari setelah peternak pulang dari berkebun). Dengan cara
demikian, kemungkinan asupan nutrien yang dibutuhkan oleh ternak belum
terpenuhi secara optimal
HPT yang digunakan peternak umumnya berasal dari hasil tanaman pakan
yang dipanen sendiri, tepi jalan, pematang sawah, tepi hutan, lapangan, kebun dan
sisa hasil pertanian. HPT tersebut digunakan sebagai sumber utama pakan ternak
kambing di Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara. Akan tetapi, porsi
pemberian dan kualitasnya belum diketahui sehingga perlu dilakukan pengkajian
untuk mengetahui tingkat kecukupan dan asupan nutrien pada ternak, sehingga
kebutuhan HPT pada ternak dapat diprediksi di masa yang akan datang sesuai
dengan perkembangan populasi ternak.
Terkait dengan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan identifikasi jenis
HMT dan pola penyediaannya sehingga dapat mengoptimalkan produktivitas
ternak yang ada di wilayah kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara.
2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengidentifikasi dan mengetahui keragaman dan potensi hijauan makanan
ternak (produksi dan kualitas) yang diberikan pada kambing oleh peternak di
Desa Totalang Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara
2. Mengevaluasi kecukupan nutrisi ternak kambing di wilayah tersebut
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September 2013 di Kecamatan
Lasusua Kabupaten Kolaka Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Sampel hijauan
yang diperoleh kemudian dianalisis di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan,
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor pada bulan Oktober-November 2013.
Materi
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian lapangan antara lain timbangan
digital (skala 1 kg), timbangan pakan (skala 14 kg), timbangan bobot badan (skala
100 kg) dan disk mill. Peralatan yang digunakan untuk analisa laboratorium antara
lain timbangan analitik, oven 60 oC dan 105 oC, erlenmeyer, gelas ukur, hot plate,
labu takar, spatula, bulb, gegep, cawan porselen, desikator, pipet volumetrik,
buret, labu kjehdahl, seperangkat alat destilasi dan kamera digital.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sampel pakan
(Gliricidia, Erytrina subumbrans (Hassk), Ficus variegata Blume, Pennisetum
purpureum) untuk penentuan kualitas pakan.
Metode
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Totallang, Kecamatan Lasusua,
Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara dengan metode sensus
menggunakan teknik wawancara langsung dengan peternak dan pengamatan di
kandang. Pemilihan lokasi pengambilan sampel dilakukan berdasarkan Desa yang
memiliki jumlah ternak kambing tertinggi di Kabupaten Kolaka Utara yaitu Desa
Totallang. sebagai responden untuk mengetahui keadaan umum lokasi penelitian,
pola penyediaan pakan dan tingkat kecukupan nutrien. Keadaan umum lokasi
meliputi potensi lokasi penelitian dan profil peternak. Pola penyediaan pakan
3
kambing meliputi jenis pakan, jumlah pemberian, komposisi nutrien dan
persentase penggunaan pakan. Tingkat kecukupan nutrien diketahui melalui
perbandingan antara konsumsi bahan kering (BK), protein kasar (PK) dan total
digestible nutrien (TDN) hasil penelitian dengan standar Kearl (1982).
Gambar 1. Peta lokasi penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari kuisioner, wawancara langsung dengan
peternak sebagai responden, pengamatan dan pengukuran pada ternak dan pakan
yang menjadi fokus penelitian sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas
Pertanian dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kolaka Utara.
Analisis Pola Penyediaan Pakan
Analisis pola penyediaan pakan ternak digunakan untuk mengetahui pola
pemberian pakan kambing PE oleh peternak di desa Totallang meliputi jenis
pakan, persentase penggunaan pakan, konsumsi pakan (Bahan Kering (BK),
Protein Kasar (PK) dan Total Digestible Nutrien (TDN)) dan bobot badan
kambing. Jenis dan persentase HPT yang diberikan diketahui melalui pemisahan
HPT dan penimbangan pada masing-masing jenis HPT yang telah disediakan oleh
peternak sebelum diberikan pada ternak. Pemisahan HPT tersebut dilakukan untuk
mengetahui porsi jenis rumput, legum dan daun yang diberikan. Jumlah sampel
pakan yang dikoleksi untuk pengukuran kualitas pakan sebesar 1 000 gram per
masing-masing jenis pakan.
Analisis Kandungan Nutrien Pakan
Kandungan nutrien dari semua jenis pakan yang digunakan pada penelitian
ini dianalisis menggunakan metode analisis proksimat (AOAC 2005) dan Van
Soest (1985).
4
Analisis Vegetasi
Teknik pengambilan data dilakukan dengan metode Istomo dan Kusmana
(1997) yaitu metode analisis vegetasi tumbuhan bawah dengan dibuatnya petak
pengamatan berukuran 20x20 m, dibuat 5 plot berukuran 2x2 m di dalam petak
pengamatan. Desain petak pengamatan dapat dilihat pada Gambar 2.
a
b
e
c
d
Gambar 2. Desain petak pengamatan (20x20 m); a, b, c, d dan e
adalah plot pengamatan 2x2 m.
Gambaran komposisi jenis tumbuhan sebagai hijauan pakan ternak
dilakukan perhitungan terhadap parameter yang meliputi indeks nilai penting,
indeks dominasi, indeks keragaman jenis, indeks kesamaan komunitas, indeks
kekayaan jenis dan indeks kemerataan jenis.
Indeks Nilai Penting (INP)
INP dihitung pada tingkat tumbuhan bawah dengan rumus INP=KR+FR.
Menurut Sorianegara dan Indrawan (1998) rumus yang digunakan dalam analisis
vegetasi adalah sebagai berikut :
a. Kerapatan (K)
K = Jumlah individu suatu jenis ind/Ha
Luas petak contoh (ha)
b. Kerapatan Relatif (KR)
KR =
Kerapatan suatu jenis x 100%
Total kerapatan suatu jenis
c. Frekuensi suatu jenis (F)
F = Jumlah plot ditemukan suatu jenis
Total seluruh plot
d. Frekuensi relatif (FR)
FR =
Frekuensi suatu jenis
x 100%
Total frekuensi seluruh jenis
Indeks Dominasi (ID)
ID = ∑ ni=1 ( N )2
ni
5
Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)
H’ = -∑ ni=1 [ N ln N ]
ni
ni
H’ = Indeks keanekaragaman jenis
ni = INP jenis i
N = total INP
Indeks Kesamaan Komunitas (IS)
IS = 2w x 100%
a+b
IS = Indeks kesamaan jenis
w = jumlah jenis yang sama antara komunitas a dan b
a = jumlah jenis yang terdapat pada komunitas a
b = jumlah jenis yang terdapat pada komunitas b
Indeks Kekayaan Jenis (R1)
R1 = S - 1
(ln(N))
R1 = Indeks Kekayaan
S = jumlah jenis yang ditemukan
N = jumlah total individu
Indeks Kemerataan Jenis (E)
E = Indeks kemerataan jenis
E = H’
H’ = Indeks keanekaragaman jenis
Ln(S)
S = jumlah jenis
Analisis Kecukupan Nutrien
Analisis kecukupan nutrien diketahui melalui pengukuran tingkat
konsumsi dan kecernaan nutrien pakan berdasarkan bobot badan ternak.
Pengukuran konsumsi pakan dilakukan dengan cara menghitung selisih antara
pakan yang diberikan dengan sisa pakan keesokan harinya. Pengukuran dilakukan
selama empat minggu. Penimbangan bobot badan kambing dilakukan dengan cara
menimbang masing-masing kambing penelitian menggunakan timbangan duduk.
Penimbangan bobot badan ternak dilakukan hanya sekali selama proses
pengambilan data.
Analisis Kecernaan dan Fermentabilitas Bahan Pakan
Pengambilan Inokulum
Inokulum merupakan cairan rumen yang mengandung mikroba yang hidup
di dalam rumen ruminansia dan berfungsi sebagai pendegradasi pakan yang
dikonsumsi ternak. Cairan rumen yang digunakan dalam penelitian ini diambil
dari ternak kambing yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) di Empang.
Tahap pengambilan cairan rumen adalah pertama-tama termos diisi dengan air
panas kira-kira mencapai suhu 39oC kemudian dibawa ke RPH Empang. Air di
dalam termos tidak boleh dibuang hingga cairan rumen didapatkan dengan suhu
dipertahankan pada 39oC. setelah perut rumen dipilih, dinding rumen dirobek
dengan pisau kemudian isi rumen diperas dengan menggunakan kain dan
dimasukkan ke dalam termos yang baru saja dikeluarkan air panasnya, setelah itu
termos ditutup agar suhunya tetap terjaga. Kemudian cairan rumen yang berada di
dalam termos tersebut dibawa ke Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah dan
segera dialiri CO2, setelah itu dilakukan fermentasi in vitro dengan menggunakan
alat rumen tiruan.
6
Fermentasi In Vitro
Metode ini diawali dengan pencernaan fermentatif, yaitu 0.5 gram sampel
pakan penelitian dimasukkan ke dalam tabung fermentor kemudian ditambahkan
40 ml larutan McDougall dan 10 ml cairan rumen, dimasukkan ke dalam shaker
bath dengan suhu 39oC (Tilley and Terry, 1963). Setelah itu cairan rumen dialiri
gas CO2 selama 30 detik kemudian ditutup dengan karet berventilasi dan
difermentasi selama 4 jam, kemudian tutup karet tabung fermentor dibuka dan
diteteskan 2-3 tetes HgCl2 untuk membunuh mikroba. Tabung fermentor
dimasukkan ke dalam sentrifuge dengan kecepatan 3 000 rpm selama 10 menit.
Substrat akan terpisah menjadi endapan di bagian bawah dan supernatant yang
bening berada di bagian atas. Endapan tersebut diambil untuk melakukan analisis
koefisien cerna bahan kering (KCBK) dan bahan organic (KCBO) sedangkan
supernatan diambil untuk melakukan analisis NH3 dan VFA.
Analisis Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) dan Bahan Organik(KCBO)
Endapan hasil fermentasi in vitro ditambahkan 50 ml larutan pepsin HCl
0,2% kemudian diinkubasi kembali selama 48 jam tanpa tutup karet. Sisa
pencernaan disaring dengan kertas saring Whatman no 41 (yang sudah diketahui
bobotnya) dengan bantuan pompa vakum. Endapan yang ada dikertas saring
dimasukkan ke dalam cawan porselen, setelah itu dimasukkan ke dalam oven 105o
C selama 24 jam, kemudian cawan porselen dikeluarkan dan dimasukkan ke
dalam eksikator lalu ditimbang untuk mengetahui kadar bahan keringnya.
Selanjutnya bahan dalam cawan diabukan dalam tanur listrik selama 6 jam pada
suhu 450-600oC, kemudian ditimbang untuk mengetahui kadar bahan organiknya.
Sebagai blanko digunakan cairan rumen dan larutan MCDougall tanpa sampel.
Tingkat kecernaan bahan kering (KCBK) dan bahan organik (KCBO) selanjurnya
dihitung menggunakan rumus berikut : (Tilley and Terry (1963).
% KCBK
=
% KCBO
=
BK sampel (g)–(BK residu (g) – BK blanko (g))
BK sampel
BO sampel (g)–(BO residu (g) – BO blanko (g))
BO sampel
X
100%
X
100%
Analisis NH3.
Konsentrasi NH3 diukur dengan menggunakan teknik Mikrodifusi Conway
(Conway, 1958). Bibir cawan Conway dan tutupnya diolesi dengan vaselin,
supernatant yang berasal dari proses fermentasi diambil 1 ml kemudian
ditempatkan pada salah satu ujung alur cawan Conway. Larutan Na2CO3 jenuh
sebanyak 1 ml ditempatkan pada salah satu ujung cawan Conway bersebelahan
dengan supernatant (tidak boleh dicampur). Larutan asam borat berindikator
sebanyak 1 ml ditempatkan dibagian lengan cawan Conway. Cawan Conway yang
sudah diolesi vaselin ditutup rapat hingga kedap udara, larutan Na2CO3 dicampur
dengan supernatant hingga merata dengan cara menggoyang-goyangkan dan
memiringkan cawan tersebut. Setelah itu dibiarkan selama 24 jam dalam suhu
kamar, kemudian suhu kamar dibuka, asam borat berindikator dititrasi dengan
H2SO4 0.005 N sampai terjadi perubahan warna biru menjadi merah. Konsentrasi
NH3 diukur dengan rumus :
7
N NH3 (mM)
=
Ml H2SO4 x N H2SO4 x 1 000
Sampel (g) x BK sampel
Analisis VFA (VFA Total).
Konsentrasi VFA diukur degan menggunakan teknik destilasi uap (Steam
destilation) (General Laboratory Procedure, 1966). Sebanyak 5 ml supernatant
(berasal dari tabung yang sama dengan supernatant untuk analisa NH3)
dimasukkan ke dalam tabung destilasi, lalu ditambahkan 1 ml H2SO4 15%.
Dinding tabung dibilas dengan aquadest dan secepatnya ditutup dengan sumbat
karet yang telah dihubungkan dengan pipa destilasi berdiameter ± 0.5 cm.
kemudian ujung pipa yang lain dihubungkan dengan alat pendingin Leibig.
Tabung destilasi dimasukkan ke dalam labu didih yang telah berisi air mendidih
tanpa menyentuh permukaan air tersebut. Uap air panas akan mendesak VFA dan
akan terkondensasi di dalam pendingin. Hasil destilasi ditampung dengan labu
Erlenmeyer 500 ml yang telah diisi 5 ml NaOH 0.5 N. Proses destilasi selesai
pada saat jumlah destilat yang tertampung mencapai 300 ml. Destilat yang
tertampung ditambah indicator PP (Phenol Pthalein) sebanyak 2-3 tetes, lalu
dititrasi dengan HCl 0.5 N sampai terjadi perubahan warna dari merah jambu
menjadi tidak berwarna (bening). Perhitungan produksi VFA total adalah sebagai
berikut :
VFA total =
(volume titran blanko – volume titran sampel) x N HCl x 1000/5 ml
sampel (g) x BK sampel
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan
keadaan umum, potensi dan tingkat kecukupan nutrien ternak yang diketahui
dengan melihat pola penyedian dan pemberian pakan pada kambing PE yang
digunakan oleh peternak di Desa Totallang Kecamatan Lasusua Kabupaten
Kolaka Utara. Tingkat kecukupan nutrien yang diperoleh pada hasil penelitian
akan dibandingkan dengan standar Kearl (1982).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Lasusua
Daerah Kecamatan Lasusua merupakan salah satu Kecamatan di
Kabupaten Kolaka Utara terletak di bagian utara yaitu melintang dari Utara ke
Selatan kira-kira 3°30’ LS - 3°40’0’ LS dan membujur dari Barat ke Timur antara
120°55’0’ BT - 121°5’0’ BT. Suhu udara minimum sekitar 10°C dan maksimum
31°C atau rata-rata antara 24°C-28°C. Luas wilayah Kecamatan Lasusua
mencakup wilayah daratan (287.67 km²) dan Lautan (terletak di pesisir Pantai
Teluk Bone) dengan ketinggian wilayah mencapai ± 15 m dpl. Jenis tanaman
perkebunan rakyat yang diusahakan terdiri dari Kelapa, Kopi, Lada, Cengkeh,
Coklat, Nilam dan Sagu (BPS 2013). Tanaman tersebut secara ektensif
8
dibudidayakan oleh petani di Desa Totallang. Akan tetapi, hanya tanaman lada
yang memberikan kontribusi terbesar dalam penyediaan HPT di Desa tersebut
karena tanaman lada umumnya ditegakkan pada pohon Gliricidia sp.
Keadaan Umum Peternakan
Populasi dan Struktur Ternak
Desa Totalang Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara memiliki
ternak kambing PE sebanyak 62 ekor yang terdiri dari ternak dewasa 36 ekor, dara
16 ekor dan anak 10 ekor. Rataan bobot badan ternak dewasa, dara dan anak
masing-masing berkisar antara 31.33-48.00; 10.00-18.00 dan 1.50-8.00 kg. Data
tersebut diperoleh dari semua peternak yang memelihara kambing di daerah
tersebut yakni 16 orang peternak, sebagaimana terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Populasi dan struktur kambing PE di desa Totallang
Peternak
Jumlah
Ternak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Jumlah
6
1
3
5
2
2
5
4
4
1
4
3
7
10
4
1
62
Status Ternak (ekor)
Dewasa
Dara
Anak
3
2
1
1
0
0
2
1
0
2
0
3
1
1
0
2
0
0
3
2
0
4
0
0
2
2
0
1
0
0
3
1
0
2
1
0
4
2
1
4
4
2
1
0
3
1
0
0
36
16
10
Rataan Bobot Ternak (kg)
Dewasa
Dara
Anak
31.33
11.50
9.00
32.00
32.50
18.00
34.50
6.33
37.00
14.00
37.00
37.00
13.50
37.25
37.50
16.00
38.00
39.00
10.00
39.00
16.00
39.75
11.00
1.50
44.50
13.75
8.00
48.00
3.33
57.00
-
Karakteristik Peternak
Karakteristik peternak kambing berdasarkan umur peternak, pendidikan
terakhir, pekerjaan utama, pengalaman beternak, jumlah kepemilikan ternak dan
status kepemilikan ternak disajikan pada Tabel 2. Pada tabel 2 terlihat bahwa
pemeliharaan ternak secara umum dilakukan oleh peternak pada golongan usia
produktif yakni 26-56 tahun sebesar 81.25%. Tingkat pendidikan tertinggi adalah
SMA sebesar 43.75% kemudian disusul oleh SD sebesar 31.25% dan SMP
sebesar 25.00%. Umumnya usaha peternakan dilakukan sebagai usaha sambilan,
hal ini terlihat dari jenis pekerjaan utama yang dilakukan adalah sebagai petani
kebun (100%). Sebagian besar masyarakat di Desa Totallang membudidayakan
tanaman lada yang menjalar pada pohon Gliricidia sp. Gliricidia sp tersebut
kemudian dimanfaatkan sebagai sumber pakan kambing sehingga tidak menjadi
limbah. Berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa pengalaman beternak
9
tertinggi berkisar antara 1-5 tahun sebesar 68.75% dan terendah selama >6 tahun
yakni sebesar 31.25%.
Tabel 2. Profil peternak di desa Totallang
Parameter
Umur Peternak
15-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
>56 tahun
Pendidikan terakhir
SD
SMP
SMA
S1
Pekerjaan utama
Petani
pekebun
Swasta
PNS
Peternak
Pengalaman beternak
10 tahun
Jumlah Kepemilikan ternak
1-3 ekor
4-6 ekor
7-9 ekor
≥ 10 ekor
Status kepemilikan ternak
Milik sendiri
Gaduhan
Jumlah
Persentase (%)
0
5
4
4
3
0.00
31.25
25.00
25.00
18.75
5
4
7
0
31.25
25.00
43.75
0.00
0
16
0
0
0
0.00
100.00
0.00
0.00
0.00
0
11
3
2
0.00
68.75
18.75
12.50
7
7
1
1
43.75
43.75
6.25
6.25
11
5
68.75
31.25
Jumlah kepemilikan ternak tertinggi sebesar 1-6 ekor dengan persentase
87.50% dan terendah >7 ekor dengan persentase 12.50%. Status kepemilikan
sendiri sebesar 68.75% dan gaduhan sebesar 31.25%.
Pola penyediaan Pakan Kambing di Desa Totalang
Jenis Pakan dan Komposisi Nutrien
Jenis pakan dan komposisi nutrien yang digunakan pada peternakan
kambing PE di desa Totalang disajikakan pada Tabel 3 dan 4. Jenis pakan
kambing PE yang dominan diberikan oleh peternak adalah Gliricidia sp (95.98%)
kemudian disusul oleh Pennisetum purpureum (1.79%), Erytrina subumbrans
(Hassk.) (1.34%) dan Ficus variegata Blume (0.89%). Pemberian Gliricidia sp
dengan porsi yang sangat besar oleh peternak disebabkan karena jumlah produksi
Gliricidia sp cukup melimpah. Gliricidia sp dijadikan sebagai inang dan tempat
10
menjalar bagi tanaman lada. Sementara porsi Pennisetum purpureum, Erytrina
subumbrans (Hassk.) dan Ficus variegata Blume diberikan ketika peternak tidak
sempat ke kebun lada.
Tabel 3. Jenis dan persentase pemberian pakan pada kambing PE di desa Totallang
No
1
2
3
4
Jenis Pakan
Pemberian Pakan (%)
Gamal (Gliricidia sp)
Dadap serep (Erytrina subumbrans (Hassk.))
Nyawai (Ficus variegata Blume)
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Jumlah
95.98
1.34
0.89
1.79
100.00
Tabel 4. Komposisi nutrien pakan pada kambing PE yang digunakan peternak di
desa Totallang
Komposisi Nutrisi
Bahan Pakan
Bahan Kering (BK) (%)
Abu (%)
Protein Kasar (PK) (%)
Serat Kasar (SK) (%)
Lemak Kasar (LK) (%)
Beta-N (%)
GE (kkal/kg)
NDF (%)
ADF (%)
TDN(%) *
Sumber
Keterangan :
Gliricidia
24.09
7.04
16.82
24.57
2.19
49.38
5 315.00
64.84
57.22
61.29
Erytrina
subumbrans
(Hassk.)
16.61
7.47
15.43
29.18
2.54
45.38
4 621.00
74.06
56.10
58.25
Ficus
variegata
Blume
27.62
15.79
9.33
17.27
1.21
56.40
3 904.00
66.24
49.22
54.70
Pennisetum
purpureum
11.80
12.51
13.60
34.42
2.58
36.89
3 865.00
79.71
67.03
51.33
: Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan IPB, Bogor (2013),
NDF
*
: Neutral detergent fiber; ADF : Acid detergent fiber;TDN : Total Digestible Nutrien
: Rumus % TDN domba/kambing (Hartadi et al. 2005) = 37.937 – 1.018 (SK) –
4.886 (LK) + 0.173 (Beta-N) + 1.042 (PK) + 0.015 (SK)2 – 0.058 (LK)2 + 0.008
(SK) (Beta-N) + 0.119 (LK) (Beta-N) + 0.038 (LK) (PK) + 0.003 (LK)2 (PK)
Jika dilihat dari komposisi nutriennya (Tabel 4), Gliricidia sp
memperlihatkan nilai PK yang lebih tinggi (16.82%) dibandingkan Erytrina
subumbrans (Hassk.) (15.43%), Pennisetum purpureum (13.61%) dan Ficus
variegata Blume (9.33%). Hal tersebut menunjukkan bahwa Gliricidia sp
memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan ketiga jenis pakan yang lain.
Namun nilai PK Gliricidia sp pada penelitian ini cenderung memperlihatkan nilai
yang lebih rendah dibandingkan dengan beberapa penelitian lain yakni 17.3%
(Herbert et al. 2005); 18.61% (Eniolorunda et al. 2008); 23.70% (Hadi et al.
2011); 17.93-19.64% (Mayasari et al. 2012); 23% (Trisnadewi et al. 2013) dan
23,24% (Chisowa & Mwenya 2013) tetapi lebih tinggi dari penelitian Jokthan
(2013) yakni 13.26%. Perbedaan nilai tersebut disebabkan oleh umur potong
tanaman, musim, lokasi pengambilan sampel, jenis tanah dan tingkat pemupukan.
Kandungan SK Gliricidia sp pada penelitian ini (24.57%) cenderung
memperlihatkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian
Mayasari et al. (2012) yakni 41.46-45.65%. SK dibutuhkan oleh kambing untuk
aktivitas dan fungsi rumen yang normal. SK merupakan salah satu sumber energi
11
bagi hidup pokok, pertumbuhan, laktasi dan reproduksi kambing melalui
degradasi oleh mikroba rumen (Lu et al. 2005).
Peran SK sebagai sumber energi sangat erat kaitannya dengan proporsi
penyusun komponen serat seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin. Komponen
tersebut digambarkan dalam kandungan ADF dan NDF pakan. ADF merupakan
komponen penyusun dinding sel yang tidak terlarut dalam pelarut detergent asam
yang terdiri dari selulosa, lignin dan silika (Van Soest 1994). Komponen
penyusun ADF berikatan kuat dengan lignin sehingga sukar ditembus oleh
mikroba rumen (Wina & Toharmat 2010). Pada penelitian ini kandungan ADF
Ficus variegata Blume : 49.22% cenderung lebih rendah dibandingkan Erytrina
subumbrans (Hassk.) (56.10%), Gliricidia (57.22%) dan Pennisetum purpureum
(67.03%). Nilai tersebut menunjukkan bahwa Ficus variegata Blume lebih mudah
dicerna dibandingkan ketiga jenis pakan lainnya.
Zulkarnaini (2009) menyatakan bahwa kecernaan ADF akan lebih rendah
dibanding kecernaan NDF karena ADF memliki fraksi yang lebih sukar dicerna
sedangkan NDF memiliki fraksi yang lebih mudah dicerna di dalam rumen. Hasil
analisis menunjukkan bahwa keempat jenis hijauan pakan yang dikonsumsi oleh
kambing PE di Desa Totallang memperlihatkan nilai NDF yang lebih tinggi
dibandingkan nilai ADF-nya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kandungan
nutrien yang mudah dicerna lebih tinggi dalam keempat pakan tersebut
dibandingkan dengan kandungan nutrien yang tidak mudah tercerna.
Lu et al. (2005) menjelaskan bahwa kandungan ADF sebesar 18% akan
menghasilkan konsumsi bahan kering tertinggi dan menurun pada kandungan
ADF lebih dari 18%. Konsumsi bahan kering dan karbohidrat bukan serat (non-fi
ber carbohydrate, NFC) menurun secara linier dengan peningkatan kandungan
NDF pakan (Zhao et al. 2011) karena peningkatan konsumsi fraksi serat akan
meningkatkan aktivitas mengunyah (Lu et al. 2005).
Persentase Penggunaan Pakan
Persentase penggunaan pakan dan kandungan protein pakan pada kambing
PE di desa Totallang disajikan pada Tabel 5. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa
persentase penggunaan Gliricidia sp sebagai pakan kambing PE berkisar antara
89.38-100%. Penggunaan Gliricidia sp sebanyak 100% dilakukan oleh 56.25%
peternak. Sementara kombinasi pemberian Gliricidia sp dengan Pennisetum
purpureum dilakukan oleh peternak sebesar 18.75%. Pemberian kombinasi
Gliricidia sp dengan Erytrina subumbrans (Hassk.) dan kombinasi Gliricidia sp
dengan Ficus variegata Blume diberikan oleh peternak dalam jumlah yang sama
yakni sebesar 12.5%. Pemberian tersebut dilakukan oleh peternak setempat karena
ketersediaan Gliricidia sp cukup melimpah. Pemberian tersebut secara
keseluruhan dilakukan dalam bentuk segar tanpa dilayukan terlebih dahulu
meskipun Gliricidia sp mengandung beberapa zat antinutrisi. Zat anti nutrisi yang
terdapat pada tanaman Gliricidia sp diantaranya Tannin 3.51; Phytic acid 15.24;
Phytic P 4.30; Oxalate 4.82 (mg/100 g), saponin 7.5; alkaloid 6.33%; Flavonoid
5.25 (%) (Aye & Adegun 2013) dan Hydrocyanide 0.18 mg/100 g (Ogunbesan
2011)
12
Tabel 5. Persentase penggunaan pakan dan kandungan protein pakan pada
kambing PE di desa Totallang
Persentase Penggunaan Pakan
Peternak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Rataan
Gliricidia
sp
100.00
100.00
100.00
96.20
100.00
100.00
97.85
100.00
100.00
98.57
98.43
98.77
100.00
94.48
89.38
100.00
Erytrina
subumbrans
3.80
10.62
-
Ficus variegata
Blume
Pennisetum
purpureum
2.15
5.52
-
1.43
1.57
1.23
-
Kandungan
Protein Ransum
(%)
16.82
16.82
16.82
16.77
16.82
16.82
16.66
16.82
16.82
16.77
16.77
16.78
16.82
16.41
16.67
16.82
16.76
Tanaman Gliricidia sp mengandung zat antinutrisi, ternak tidak
menunjukkan gejala klinis keracunan ataupun gangguan kesehatan lainnya ketika
diberikan dalam keadaan segar selama pemberian pakan tersebut. Menurut
Bawala et al. (2006) Gliricidia sp dapat dikonsumsi oleh ternak dalam jumlah
yang sangat besar tanpa mengganggu performa ternak. Performa ternak yang lebih
baik juga diperlihatkan pada kambing West African Dwarf yang diberi 100%
Gliricidia sp dibandingkan kambing yang diberi 0, 25, 50 dan 75% Gliricidia sp
dalam ransum (Eniolorunda et al. 2008).
Potensi Glirisidia sp (Gamal)
Gliricidia sp merupakan leguminosa pohon dari family Fabaceae yang
mudah tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis dengan suhu optimal 22-30oC
dan curah hujan 800 - 2 300 mm. Gliricidia sp mampu beradaptasi dengan baik
pada tanah masam, liat, basah dan berkapur melalui stek atau persemaian biji
hingga mencapai 10-15 m dan mudah tumbuh kembali setelah terbakar.
Umumnya digunakan sebagai pagar hidup, kayu bakar, arang, stabilitas tanah,
obat (Rao et al. 2011), pupuk hijau (Renuka and Wijesundara 2013), insektisida,
nemasidal, antibakterial (Nazli et al. 2008), antimikrobial (Nazli et al. 2011) dan
pakan ternak. Kuantitas dan kualitasnya bervariasi tergantung dari manajemen
pemangkasan. Frekwensi pemangkasan yang paling baik 2-4 bulan (Kabi &
Lutakome 2013) dan 6-12 minggu di daerah tropis lembab (Edwards et al. 2012).
Peningkatan umur pemotongan berkorelasi positif dengan peningkatan produksi
daun, ranting dan total tanaman (Savitri et al. 2013).
13
Di desa Totallang, peternak menanam Gliricidia sp sebagai induk semang
tanaman lada sekaligus sebagai pakan kambing PE. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa Produksi hijauan berdasarkan cuplikan pohon pemangkasan
adalah sebesar 7 025.9 g/pohon dengan Produksi Gliricidia sp 9 274.2
kg/ha/panen atau dengan kata lain Produksi Gliricidia sp dalam setahun
diperkirakan dapat mencapai 37 096.8 kg/Ha/tahun (Tabel 6). Jika Hijauan yang
dapat dimanfaatkan dan dimakan oleh ternak sebesar 55.8% dari total produksi
Gliricidia sp dalam setahun maka ketersediaan Gliricidia sp yang dapat
dikonsumsi oleh ternak sebesar 20 403.2 kg/Ha/tahun. Apabila seekor kambing
dewasa mampu mengkonsumsi 4.5 kg Gliricidia sp per hari maka kebutuhan
Gliricidia sp per tahun sebesar 1 602.0 kg. Dengan demikian, kapasitas tampung
kambing pada kebun Lada di desa Totallang sebesar 1.8 ST/Ha/tahun atau 12.7
ekor/Ha/tahun. Jumlah tersebut cukup besar mengingat tanaman Gliricidia sp
hanya sebagai tanaman sampingan pada perkebunan lada. Saat ini, jumlah ternak
kambing yang ada di wilayah tersebut sebanyak 62 ekor sehingga lahan
perkebunanan lada untuk mensuplay tanaman Gliricidia sp yang dibutuhkan
hanya seluas 5 Ha, sedangkan luas lahan kebun lada yang ada di desa totallang
sekitar 37 Ha. Dengan Demikian masih ada sekitar 32 Ha lahan perkebunan lada
yang dapat digunakan sebagai sumber HPT bagi ternak kambing di desa
Totallang.
Tabel 6. Produksi gliricidia sp pada kebun tanaman lada di desa Totallang yang
berpotensi sebagai pakan ternak
No.
1
2
3
4
5
6
7
Komponen (satuan)
Produksi hijauan berdasarkan cuplikan pohon pemangkasan
(g/pohon)
Produksi hijauan (kg/Ha/panen)
Perkiraan Produksi hijauan dalam setahun (kg/Ha)
Perkiraan Hijauan yang dapat dimanfaatkan dan dimakan oleh
ternak 55,8%
Perkiraan Kebutuhan konsumsi ternak kambing per ekor (kg/hr)
Kebutuhan ternak pertahun (kg)
Perkiraan Kapasitas tampung kebun Lada (ST/Ha/tahun)
Produksi
7 025.9
9 274.2
37 096.8
20 403.2
4.5
1 602.0
1.8
Pemberian Gliricida sp sebagai pakan utama ternak kambing di Desa
Totallang cukup beralasan karena ternyata Gliricidia sp dapat dikonsumsi oleh
ternak dalam jumlah yang sangat besar tanpa mengganggu performa ternak
(Bawala et al. 2006). Pemberiannya dapat dilakukan dengan cara dilayukan (Kabi
& Lutakome 2013) hay (Babayemi & Bamikole, 2006) silase (Martinele et al,
2014), blok multi nutrien dan pellet sebagai agen stabilisasi (Aye et al. 2013) dan
suplementasi protein (Kikelomo 2014).
Komposisi Botani Hijauan Pakan di Desa Totalang
Analisis komposisi botani hijauan pakan di desa Totalang dilakukan di dua
tempat yaitu di kebun berproduksi (Tabel 7) dan tidak berproduksi (Tabel 8)
dengan metode “Dry Weight Rank” (Mannetje dan Haydock 1963).
14
Hijauan pakan di sekitar kebun berproduksi di Desa Totalang (Tabel 7)
didominasi oleh rumput diantaranya Cyperus kyllingia Endl (17.54%), Sporobolus
berteroanus (9.65%), Pycreus latespicatus (7.60%), Eleusine indica (7.09%),
Digitaria setigera roth (5.92%), Paspalum conjugatum (5.85%), Brachiaria
subquadipara (5.04%), Cleome rutidosperma (3.80%), Cyperus trinervis (3.65%),
Digitaria ciliaris (2.93%), Cynodon dactylon (0.88%), dan Cyperus sphacelatus
(0.73%). Cyperus Sp umumnya terdapat di daerah berpasir, daerah sekitar gurun,
daerah kering yang ekstrim dan dipinggir pantai (Vare and Kukkonen 2005).
Menurut Ugiansky (2010), jenis Paspalum Sp. umumnya ditemukan tumbuh di
daerah berumput dan bukaan kayu pada daerah dataran rendah, lembab, tanah
berpasir dan sepanjang rawa payau. Digitaria Sp. umumnya ditemukan di daerah
padang rumput, lembab dataran rendah, tempat basah, tempat kering, berpasir,
tanaman hortikultura dan pertanian (Uva et al. 2010). Brachiaria Sp umumnya
ditemukan pada tempat-tempat sampah, lahan pertanian, hutan terbuka, padang
rumput, pinggir jalan, hutan lembab, pesisir, tepi rawa, di sepanjang anak sungai,
sungai tergenang musiman dan saluran sungai (Ghazanfar et al. 2001). Eleusine
Indica merupakan jenis tanaman yang tahan kekeringan dan herbisida
digolongkan sebagai gulma pada tanaman budidaya dan lapangan golf, dapat
tumbuh dengan subuh di tanah padat dan di bawah sinar matahari penuh (Ivens
1989).
Tabel 7. Komposisi botani hijauan di kebun lada berproduksi
Ranking
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Nama Latin
Cyperus kyllingia Endl
Oldenlandia carimbosa
Orlandia costata
Sporobolu berteroanus
Pycreus latespicatus
Eleusine indica
Digitaria setigera roth
Paspalum conjugatum
Brachiaria subquadipara
Cleome rutidosperma
Cyperus trinervis
Ilysanthes
Digitaria ciliaris
Ageratum sonizoides
Cynodon dactylon
Cyperus sphacelatus
% Tiap Jenis
17.54
11.26
13.89
9.65
7.60
7.09
5.92
5.85
5.04
3.80
3.65
2.93
2.93
1.24
0.88
0.73
Hijauan yang mendominasi di kebun lada yang tidak berproduksi
(Tabel 8) diantaranya Digitaria setigera roth (29.24%), Eragrotis amabilis
(16.48%), Imperata cylindrica (12.15%), Brachiaria subquadipara (11.01%),
Echinochloa colona (6.45%), Digitaria a longiflora (5.77%), Digitaria ciliaris
(1.89%) dan Paspalum conjugatum (1.67%). Digitaria sp. merupakan spesies yang
daur hidupnya tidak lebih dari satu tahun. Cara penyebaran dan pelestariannnya
melalui biji yang berkecambah pada musim penghujan. Selain itu, Digitaria sp.
memiliki batang berupa stolon dan menjalar di permukaan tanah yang dapat
membentuk akar dan tunas sehingga pertumbuhan dari jenis ini sangat cepat.
15
Imperata cylindrica (L.) P. Beauv atau dikenal alang-alang merupakan spesies yang
mempunyai batang berupa rizoma yang tumbuh menjalar di dalam tanah sehingga
membentuk akar dan tunas. Spesies ini banyak tumbuh di areal persawahan yang
merugikan tanaman padi. Selain itu, Imperata cylindrica (L.) P. Beauv memiliki
senyawa alelopati yang dapat menekan pertumbuhan tanaman lainnya dalam satu
areal (Sastroutomo 1990).
Tabel 8. Komposisi botani hijauan pakan di kebun lada tidak berproduksi
Rangking
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama latin
Digitaria setigera roth
Eragrotis amabilis
Imperata cylindrica
Brachiaria subquadipara
Ageratum sonizoides
Echinochloa colona
Digitaria a longiflora
Cleome rutidosperma
Nephrolepis cordifolia
Digitaria ciliaris
Paspalum conjugatum
Mimosa pudica
% Tiap Jenis
29.24
16.48
12.15
11.01
7.97
6.45
5.77
3.04
3.04
1.89
1.67
1.29
Keragaman Jenis Hijauan Pakan di Desa Totalang
Keragaman jenis hijauan Pakan di ukur pada dua tempat yaitu kebun
berproduksi (Tabel 9) dan kebun tidak berproduksi (Tabel 10).
Tabel 9. Keragaman jenis hijauan pakan di kebun lada berproduksi
Nama Latin
Cyperus kyllingia Endl
Oldenlandia carimbosa
Orlandia costata
Sporobolu berteroanus
Pycreus latespicatus
Eleusine indica
Paspalum conjugatum
Brachiaria subquadipara
Ilysanthes
Digitaria ciliaris
Ageratum sonizoides
Cynodon dactylon
Cyperus trinervis
Cleome rutidosperma
Digitaria setigera roth
Cyperus sphacelatus
Jumlah Individu
128.00
111.00
110.00
99.00
94.00
88.00
87.00
80.00
79.00
73.00
59.00
57.00
55.00
39.00
38.00
30.00
KR
10.43
9.05
8.96
8.07
7.66
7.17
7.09
6.52
6.44
5.95
4.81
4.65
4.48
3.18
3.10
2.44
FR
7.50
5.00
5.00
7.50
7.50
10.00
5.00
5.00
5.00
10.00
7.50
5.00
5.00
5.00
7.50
2.50
INP
17.93
14.05
13.96
15.57
15.16
17.17
12.09
11.52
11.44
15.95
12.31
9.65
9.48
8.18
10.60
4.9