Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Nasabah Dalam Menggunakan Tabungan Pendidikan Pada Bank Syariah Mandiri Di Kota Bogor

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NASABAH
DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN PENDIDIKAN
PADA BANK SYARIAH MANDIRI DI KOTA BOGOR

SARRAH RAISA

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor-faktor yang
Memengaruhi Nasabah dalam Menggunakan Tabungan Pendidikan pada Bank
Syariah Mandiri di Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Sarrah Raisa
NIM H54100033

ABSTRAK
SARRAH RAISA. Faktor-faktor yang Memengaruhi Nasabah dalam
Menggunakan Tabungan Pendidikan pada Bank Syariah Mandiri di Kota Bogor.
Dibimbing oleh IDQAN FAHMI dan LAILY DWI ARSYIANTI.
Biaya pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun,
sehingga penting bagi orang tua untuk merencanakan biaya pendidikan anakanaknya sejak dini. Kebutuhan finansial merupakan hal utama yang perlu
diperhatikan untuk keberlangsungan jenjang pendidikan yang berkelanjutan.
Mayoritas masyarakat Indonesia terbiasa menabung dalam merencanakan biaya
pendidikan. Perbankan syariah di Indonesia yang memiliki produk tabungan
khusus pendidikan adalah Bank Syariah Mandiri (BSM). Walaupun demikian
kondisi ini tidak diikuti oleh minat masyarakat untuk menjadi nasabah. Penelitian
ini menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi nasabah dalam menggunakan
tabungan pendidikan pada BSM menggunakan regresi logistik, Importance
Performance Analysis (IPA) untuk membuat strategi pengembangan produk.

Analisis tingkat kepuasan yang dinilai dari tingkat kepentingan dan kinerja
menunjukkan bahwa nasabah sangat puas terhadap indikator bagi hasil yang
sesuai dengan keinginan. Hasil analisis juga menunjukkan nasabah sudah merasa
puas terhadap indikator lokasi BSM yang dekat dengan pusat kegiatan. Hasil
analisis dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi nasabah dalam menggunakan tabungan pendidikan BSM adalah
jenis kelamin, syarat administrasi dan fitur produk. Importance Performance
Analysis menunjukkan indikator syarat pembukaan rekening yang mudah harus
dipertahankan. Kinerja BSM terhadap indikator biaya administrasi yang
terjangkau perlu ditingkatkan.
Kata kunci: BSM, IPA, regresi logistik, tabungan pendidikan, tingkat kepuasan

ABSTRACT
SARRAH RAISA. Factors Affecting Customer in Using Education Savings of
Bank Syariah Mandiri in Bogor. Supervised by IDQAN FAHMI and LAILY DWI
ARSYIANTI.
Educational expense is increasing overtime. Therefore, parents need to spare
their financial planning for their children‟s education. Majority of Indonesian
people used to save their money in bank‟s account. Bank Syariah Mandiri (BSM)
is the only islamic bank in Indonesia that offers this special educational purpose

product. However, public do not show their interest in this product which is
shown by the declining figure of its customers. This study analyzes the factors
influencing customers in the use of educational savings on BSM using logistic
regression. Furthermore, Importance Performance Analysis (IPA) is used to find
the strategy of product development. The customer satisfaction analysis shows
that customers are very satisfied with the profit sharing rate which follows

customer need. The result also indicates that customers are satisfied enough by the
location of BSM office which is close to the city center. The result of logistic
regression shows that the factors affecting customers in using education savings
account of BSM are gender, administrative requirements and product features.
IPA elaborates the administrative requirements should be maintained. Therefore
the reasonable administrative cost performance needs to be improved.
Keywords: , BSM, IPA, logistic regression, education savings, satisfaction

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NASABAH
DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN PENDIDIKAN
PADA BANK SYARIAH MANDIRI DI KOTA BOGOR

SARRAH RAISA


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-faktor
yang Memengaruhi Nasabah dalam Menggunakan Tabungan Pendidikan pada
Bank Syariah Mandiri di Kota Bogor”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Manajemen selain itu, dapat digunakan sebagai dasar
pertimbangan dalam meningkatkan arah perkembangan produk tabungan

pendidikan pada lembaga keuangan penyedia produk perencanaan biaya
pendidikan. Skripsi ini juga dapat digunakan sebagai data dasar (benchmark data)
bagi penelitian yang sejenis.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua
dan keluarga, yaitu Ayah Muhibuddin Nova dan Mama Sri Yuliati Yacob serta
abang dan kakak, Donnie Aqsha, Maulana Akbar, Septina Mugi Rahayu dan
Indah Fitriyani atas segala doa dan dukungan yang diberikan. Selain itu, penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr Ir Idqan Fahmi, M.Ec dan Laily Dwi Arsyianti, SE, M.Sc selaku
pembimbing yang telah memberikan arahan, saran, waktu dan dukungan
dengan penuh kesabaran sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Alla Asmara selaku dosen penguji utama dan Bapak Deni Lubis selaku
dosen penguji dari komisi pendidikan atas kritik dan saran yang telah diberikan
untuk perbaikan skripsi ini.
3. Pihak Bank Syariah Mandiri (BSM) pusat dan cabang Kota Bogor, terutama
Mbak Alin, Mbak Titik, Mbak Umi, Mbak Nadia, Bapak Ivan, Bapak Bagus,
Bapak Sahala serta seluruh pegawai Retail Customer and Management
Division BSM pusat dan seluruh pegawai cabang Bogor, Jalan Baru, Merdeka,
Pomad dan Sudirman yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Para Dosen, staf, dan seluruh civitas akademik Departemen Ilmu Ekonomi

FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuannya kepada penulis.
5. Ahmad Fauzi, Putri Eka, Nadilla Ambarfauziah, Putri Monica, Nana, Ezik,
Erma, Fury, Asa, Nadiah, Galish seluruh rekan Ekonomi Syariah 47, 48, 49,
Ses-C dan FFI atas segala pengetahuan, dukungan serta ketulusan dalam
persaudaraan.
6. Teman-teman satu bimbingan Rizqi Eka, Fida, Nanda, Kautsar, Ocep dan
Dodo atas saran dan dukungan yang diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis ridha dan semoga Allah SWT ridha agar kebaikan dibalas dengan
limpahan rahmat dan kasih sayang Allah SWT, aamiin.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014
Sarrah Raisa

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi


DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2


Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

4

Perencanaan Biaya Pendidikan

4


Tabungan Pendidikan

5

Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan Nasabah

6

Penelitian Terdahulu

6

Kerangka Pemikiran

8

Hipotesis

9


METODE PENELITIAN

10

Model Analisis

11

Metode Pengolahan dan Analisis Data

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

16

Karakteristik Responden

16


Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Produk

18

Faktor-faktor yang Memengaruhi Nasabah dalam Menggunakan Tabungan
Pendidikan pada Bank Syariah Mandiri Kota Bogor

18

SIMPULAN DAN SARAN

23

Simpulan

23

Saran

24

DAFTAR PUSTAKA

24

LAMPIRAN

27

RIWAYAT HIDUP

44

DAFTAR TABEL
1 Jumlah investasi TIC
2 Karakteristik demografi
3 Atribut produk
4 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
5 Karakteristik responden berdasarkan umur
6 Karekteristik responden berdasarkan jumlah anak
7 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
8 Karakteristik responden berdasarkan pendapatan
9 kepuasan nasabah
10 Hasil penduga parameter model logit
11 Faktor-faktor yang memengaruhi nasabah dalam menggunakan tabungan
pendidikan pada BSM di Kota Bogor

2
11
12
17
17
17
18
18
19
20
20

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran
2 Diagram kartesius ipa 4 kuadran
3 Diagram kartesius pengukuran kepuasan nasabah

9
15
22

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Kota yang mengalami perubahan biaya hidup tertinggi di Indonesia
Kuesioner penelitian nasabah BSM Kota Bogor
Hasil olahan data regresi logistik
Hasil uji valid dan reliable
Hasil uji korelasi

27
28
35
37
41

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biaya uang pangkal maupun iuran sekolah di Indonesia mengalami
peningkatan yang bervariasi antara 6% dan 20% setiap tahun (Prianggoro dan
Isnawati 2012). Faktor yang memengaruhi kenaikan biaya pendidikan di
antaranya inflasi, keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang
berkualitas walaupun dengan biaya yang mahal dan keinginan sekolah
meningkatkan standar kualitas pendidikan untuk memenuhi permintaan
masyarakat. Mengetahui dan memperkirakan biaya pendidikan di masa yang akan
datang merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Idealnya dana yang
disiapkan sekitar 10% sampai 20% dari pendapatan (Prianggoro dan Isnawati
2012). Menurut hasil survei MasterCard Worldwide Index of Consumer
Purchasing Priorities mengenai pendidikan terungkap bahwa dalam hal
perencanaan masa depan, sebanyak 71% dari orangtua dengan anak yang berusia
1 tahun atau lebih yang disurvei di Indonesia secara rutin menabung dan
menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk pendidikan anak mereka kelak
(Napitupulu 2013). Selain dianggap aman, tabungan sebagai salah satu instrumen
perencanakan biaya pendidikan juga memberikan kelebihan lain kepada nasabah
yaitu kepastian dana untuk pendidikan yang bisa disesuaikan dengan rencana,
kedisiplinan dalam menabung, adanya kerjasama dengan pihak asuransi, serta
menjadi sarana untuk investasi alternatif (Infobanknews 2012). Produk tabungan
pendidikan saat ini tidak hanya disediakan oleh bank konvensional tetapi juga
oleh bank syariah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS 2014), rata-rata biaya hidup
pada tingkat nasional dari hasil survey pada tahun 2012 sebesar Rp5 580 037 per
bulan. Kota Bogor termasuk dalam 10 besar kota yang mengalami perubahan
biaya hidup tertinggi dari 82 kota di Indonesia yang disurvei. Tingkat inflasi Kota
Bogor pada tahun 2012 secara umum mencapai 4.06%, dengan tingkat inflasi
tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran pendidikan sebesar 13.9%.
Kebutuhan pendidikan di suatu wilayah dipengaruhi oleh kelompok umur
penduduk. Umur penduduk Kota Bogor terkonsentrasi pada kelompok umur muda
yaitu 0-24 tahun atau sebesar 44.7% dari jumlah penduduk (BPS 2014), sehingga
banyak penduduk yang berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa.
Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan Bank Umum Syariah (BUS) satusatunya yang mengeluarkan produk tabungan khusus pendidikan yang dikenal
dengan nama Tabungan Investa Cendekia (TIC) sejak tahun 2004. Data
menunjukkan bahwa pada tahun 2005-2006 terjadi peningkatan jumlah investasi
sebesar 147.93% pada produk TIC. Namun dari tahun ke tahun persentase
pertumbuhan jumlah investasi mengalami penurunan (Tabel 1). Hanya pada tahun
2011-2012 terjadi peningkatan persentase pertumbuhan jumlah investasi
dibanding tahun 2010-2011 dan kemudian turun kembali pada tahun 2012-2013.
Dari beberapa penelitian terdapat banyak faktor yang memengaruhi nasabah
dalam memilih produk tertentu di antaranya kebudayaan, sosial, kepribadian,
kejiwaaan yang terdiri dari motivasi, persepsi, belajar dan kepercayaan. Selain itu

2
ada pula faktor kemanfaatan, lokasi, pelayanan, tingkat suku bunga, media
informasi, pendapatan, pendidikan, jenis kelamin dan tipe industri.
Tabel 1 Jumlah investasi TIC
Tahun
2005-2006
2006-2007
2007-2008
2008-2009
2009-2010
2010-2011
2011-2012
2012-2013

Jumlah investasi (Rp)
13 640 626 410
33 818 686 407
33 818 686 407
56 894 183 285
56 894 183 285
89 472 581 472
89 472 581 472
128 384 044 990
128 384 044 990
160 171 636 131
160 171 636 131
196 339 617 677
196 339 617 677
246 350 541 185
246 350 541 185
291 574 153 404

Pertumbuhan (%)
147.93
68.23
57.26
43.49
24.76
22.58
25.47
18.36

Sumber: Laporan Keuangan BSM 2005-2013

Perumusan Masalah
Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa,
serta peningkatan kehidupan sosial politik dan kesejahteraan masyarakat, negara
perlu untuk meningkatkan kualitas penduduk Indonesia. Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Pemerintah melakukan kesepakatan untuk melaksanakan
program Pendidikan Menengah Universal (PMU) atau disebut dengan wajib
belajar 12 tahun mulai tahun ajaran 2013/2014 (IMOB Educare 2013). Peraturan
tersebut merupakan kelanjutan dari program wajib belajar 9 tahun yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor (UU No.) 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional. Tidak hanya cukup pada wajib belajar 12 tahun, perguruan
tinggi juga memiliki peran dalam menentukan kesuksesan individu, mengingat
hampir semua perusahaan mensyaratkan minimal jenjang pendidikan adalah S1.
Hasil survei Telford (2003) dalam Lefebvre (2004) di Kanada menunjukkan
sepertiga mahasiswa tidak dapat melanjutkan kuliah pada tahun 2002 karena
masalah keuangan. Hal ini menjadikan perencanaan biaya pendidikan penting
untuk dilakukan.
Lembaga keuangan di Indonesia banyak yang menyediakan produk
perencanaan biaya pendidikan dengan berbagai fitur/atribut yang menarik.
Lovelock dan Wright (2005) mendefinisikan atribut produk sebagai semua fitur
(baik yang berwujud maupun tidak berwujud) suatu barang atau jasa yang dapat
dinilai pelanggan. Atribut yang melekat dalam produk menjadi bahan
pertimbangan dalam keputusan pembelian produk (Sumarwan 2004). Ada
beragam fitur yang ditawarkan oleh pihak perbankan dalam produk perencanaan
biaya pendidikan, diantaranya tingkat suku bunga/bagi hasil yang kompetitif,
pelayanan yang profesional, dan keamanan.
Tahun 2012 BSM menguasai 27.81% pangsa pasar industri perbankan syariah.
Hal ini menjadikannya sebagai pemegang pangsa pasar industri perbankan syariah
terbesar di Indonesia. Sejak tahun 2008 perkembangan dana pihak ketiga
tabungan BSM menunjukkan persentase pertumbuhan yang terus meningkat.
Hanya saja pada tahun 2012 persentase pertumbuhan dana pihak ketiga tabungan

3
BSM justru menurun akan tetapi persentase jumlah investasi TIC mengalami
peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi karena pihak BSM melakukan kontes
Investa Cendekia di seluruh KC dan KCP BSM. Walaupun meningkat hal ini
sifatnya tidak berkelanjutan sehingga perlu dianalisis apa saja faktor yang
memengaruhi nasabah dalam menggunakan TIC pada BSM, terutama di Kota
Bogor yang penduduknya didominasi oleh kelompok umur muda dan memiliki
tingkat inflasi pada pengeluaran pendidikan mencapai 13.9%.
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana tingkat kepentingan dan kinerja atribut menurut penilaian
konsumen dalam memilih produk perencanaan biaya pendidikan di Kota
Bogor?
2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi nasabah dalam memilih
tabungan pendidikan pada BSM di Kota Bogor ?
3. Bagaimana strategi membuat produk perencanaan biaya pendidikan BSM
menjadi lebih kompetitif dari lembaga keuangan syariah lain?
Tujuan Penelitian
1.
2.
3.

Menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk perencanaan
biaya pendidikan di Kota Bogor menurut penilaian konsumen.
Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi nasabah dalam
menggunakan tabungan pendidikan pada BSM di Kota Bogor.
Merumuskan strategi untuk meningkatkan minat nasabah terhadap produk
perencanaan biaya pendidikan BSM.
Manfaat Penelitian

1. Sebagai dasar pertimbangan dalam meningkatkan arah perkembangan
produk tabungan pendidikan pada perbankan syariah terutama BSM.
2. Sebagai data dasar (benchmark data) bagi penelitian lebih lanjut para
peneliti yang tertarik dalam masalah tabungan sebagai perencanaan biaya
pendidikan.
Ruang Lingkup Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Kota Bogor dengan objek penelitian
nasabah BSM. Terdapat 1 Kantor Cabang (KC) dan 4 Kantor Cabang Pembantu
(KCP) yang dijadikan sebagai tempat penyebaran kuesioner. KC Bogor, KCP
Merdeka, KCP Jalan Baru, KCP Pomad dan KCP Sudirman merupakan kantor
BSM yang telah ditentukan untuk pelaksanaan proses wawancara dengan
responden.

4

TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Biaya Pendidikan
Hasil penelitian Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang Depdiknas (2004)
menunjukkan bahwa sebagian besar atau sekitar 73.53% biaya satuan pendidikan
keseluruhan di SD menjadi beban orang tua. Demikian pula biaya satuan
pendidikan keseluruhan di SMP, sebesar 70.88% masih menjadi tanggungan
orang tua siswa. Tingginya biaya pendidikan yang ditanggung orang tua
disebabkan banyaknya komponen biaya pendidikan yang menjadi beban orang tua,
seperti biaya transportasi bagi siswa dan biaya pembelian seragam.
Besarnya kenaikan inflasi setiap tahunnya memengaruhi kenaikan biaya
pendidikan. Inflasi menyebabkan kenaikan harga akibat berkurangnya nilai mata
uang. Kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak, gula, telur dan lainlain membuat daya beli masyarakat menurun termasuk guru. Akibatnya, gaji guru
dan biaya pemeliharaan fasilitas sekolah juga ikut meningkat serta memengaruhi
peningkatan biaya pendidikan. Selain itu, adanya keinginan masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan yang berkualitas walaupun dengan harga yang tinggi dan
keinginan setiap sekolah memberikan standar pendidikan berkualitas karena
permintaan masyarakat juga ikut memengaruhi kenaikan biaya pendidikan. Untuk
meningkatkan standar kualitas, tentunya setiap sekolah perlu biaya tambahan.
Maka dari itu, sekolah melalui uang pangkal dan iuran sekolah berusaha
mencukupi kekurangan biaya untuk memenuhi standar kualitas (Kompas 2012).
Investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi diantaranya
fungsi teknis ekonomis. Fungsi teknis ekonomis dikaitkan dengan pertumbuhan
ekonomi (teori modal manusia). Individu yang memiliki pendidikan lebih tinggi
akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibandingkan dengan individu
yang pendidikanya lebih rendah. Apabila upah mencerminkan produktivitas, maka
semakin banyak orang memiliki pendidikan tinggi, semakin tinggi produktivitas
dan hasil ekonomi nasionalnya akan tumbuh lebih tinggi (Tobing 2005).
Biaya pendidikan penting untuk direncanakan sejak dini. Semakin cepat
merencanakan biaya pendidikan, semakin kecil uang yang harus disisihkan setiap
bulannya. Tercapainya pendidikan yang berkualitas pun dapat terpenuhi.
Landasan Syariah
Maslahah merupakan suatu kondisi yang dapat meningkatkan kedudukan
manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Menurut Imam As-Syatibi,
maslahah dasar kehidupan manusia terdiri dari lima hal, yaitu agama (dien), jiwa
(nafs), intelektual („aql), keluarga dan keturunan (nasl), dan harta (maal) yang
kemudian disebut sebagai maqashid syariah (P3EI 2011). Terpenuhinya Maqashid
Syariah merupakan syarat tercapainya falah bagi manusia. Falah adalah
kebahagiaan dunia dan akhirat yang merupakan tujuan hidup dari umat manusia.
Merencanakan biaya pendidikan merupakan salah satu implementasi dari
mewujudkan maslahah. Merencanakan biaya pendidikan berarti menjamin
keberlangsungan aktivitas pendidikan baik dalam jangka pendek maupun dalam
jangka panjang. Hal ini berdampak pada terpenuhinya kebutuhan „aql, nasl dan
maal bahkan secara tidak langsung juga memenuhi kebutuhan dien dan nafs yang

5
merupakan komponen dari kemaslahatan. Mengenyam pendidikan yang tinggi
artinya memiliki pengetahuan yang luas, kemampuan yang dimiliki dapat
berkembang dan mudah untuk mencari pekerjaan atau memahami bagaimana
untuk mendirikan sebuah usaha. Urgensi pendidikan membuat tabungan
pendidikan menjadi salah satu alternatif perencanaan biaya pendidikan untuk
melindungi keluarga dari kesulitan membayar biaya pendidikan di masa yang
akan datang dan termasuk melindungi harta dari pemborosan. Hal ini sesuai
dengan amanat yang terdapat dalam Al-Quran Surah
An-Nisa : 9
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”
Yusuf : 47-48
“Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturutturut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu
biarkan ditangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian setelah itu
akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu
simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit
gandum) yang kamu simpan.”
Hadis Nabi Riwayat Bukhari
“Sungguh, engkau meninggalkan ahli warismu dalam kondisi kaya lebih
baik dibandingkan dalam kondisi miskin dan butuh uluran tangan.”
Selain itu ada pula kaidah Fiqh yang mendasari dibolehkannya individu memilih
tabungan pendidikan sebagai alternatif perencanaan biaya pendidikan sebagai
berikut.
Kaidah fiqh
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya.”
Pada akhirnya pendidikan tinggi yang dapat dicapai karena baiknya
perencanaan biaya pendidikan sejak dini melindungi individu dari pengangguran,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan melindungi individu dari
kerusakan iman. Kemiskinan dekat dengan kekufuran maka dengan memiliki
pekerjaan yang layak tentu dapat menjauhkan individu dari kemiskinan.
Tabungan Pendidikan
Menurut UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, tabungan memiliki
definisi sebagai simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,
dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Menurut UU No.21 tahun
2008 tentang perbankan syariah, tabungan memiliki definisi simpanan

6
berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau
akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Tabungan pendidikan adalah tabungan yang bertujuan
untuk membayar kebutuhan dana pendidikan anak (Rini 2006).
Produk tabungan khusus pendidikan yang disediakan oleh BSM dikenal
dengan nama TIC. TIC merupakan tabungan berjangka untuk keperluan
pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap dan dilengkapi dengan
perlindungan asuransi. Akad yang digunakan adalah mudharabah muthlaqah
dengan periode tabungan 1-20 tahun. Usia nasabah minimal 17 tahun dan
maksimal 60 tahun saat jatuh tempo. Setoran bulanan minimal Rp100 000-Rp10
000 000 dengan kelipatan Rp50 000 serta ketentuan bahwa jumlah setoran
bulanan dan periode tidak dapat diubah namun dapat dilakukan setoran tambahan
di luar setoran bulanan.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan Nasabah
Menurut Reed dan Gill (1995) yang memengaruhi nasabah dalam menabung
adalah kemanfaatan, lokasi, pelayanan dan tingkat suku bunga. Sejalan dengan
Reed dan Gill, menurut Wulandari (2003) variabel yang memengaruhi preferensi
masyarakat diantaranya keuntungan relatif, kompatibilitas (kesesuaian dengan
kehidupan fisik dan sosial), kompleksitas (keterkaitan dengan permasalahan yang
menyertai), aksesibilitas (kemudahan untuk menjangkau) dan observabilitas
(kemudahan penampakan manfaat).
Setiadi (2003) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi
keputusan konsumen dalam menabung di bank adalah kebudayaan, sosial,
kepribadian, dan kejiwaan. Faktor kejiwaan diantaranya adalah variabel motivasi,
persepsi, belajar dan kepercayaan. Motivasi merupakan dorongan yang
memengaruhi pengambilan keputusan, sedangkan persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan serta memberi makna pada
stimuli inderawi (Rakhmat 2007).
Erol dan El-Bdour (1989) mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
penggunaan jasa perbankan islam adalah kualitas pelayanan terhadap nasabah,
pelayanan pembiayaan atau tabungan, adanya fasilitas pelayanan dan media
informasi. Erol dan El-Bdor membagi faktor-faktor tersebut kedalam indikatorindikator letak lokasi bank, efisiensi dan kecepatan layanan, pengaruh
teman/saudara dalam penggunaan jasa bank, keramahan pegawai bank, bangunan
bank, manajemen bank, jaminan kerahasiaan bank, jumlah cabang bank, dan
penyediaan layanan konsultasi. Penelitian tersebut menunjukkan faktor dominan
yang memengaruhi nasabah dalam penggunaan produk bank adalah hubungan
interpersonal dan dorongan individu.
Penelitian Terdahulu
Brata (1999) dalam penelitiannya tentang Analisis Perilaku Tabungan Rumah
Tangga pada Industri Kecil di Bantul. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun
1996 dengan jumlah responden sebanyak 96 orang. Fokus analisis untuk

7
mengetahui bentuk akumulasi tabungan rumah tangga dan faktor-faktor yang
memengaruhi tingkat tabungan rumah tangga. Akumulasi tabungan dibedakan
dalam dua bentuk yaitu aset riil dan aset financial, sedangkan estimasi faktorfaktor yang berpengaruh dilakukan dengan pendekatan life cycle hypothesis. Hasil
analisis menunjukkan bahwa tabungan rumah tangga dipengaruhi secara positif
dan signifikan oleh pendapatan rumah tangga, pendidikan, jenis kelamin, dan tipe
industri.
Berdasarkan Analisis Faktor-faktor yang Memotivasi Masyarakat Untuk
Menggunakan Jasa Perbankan Syariah, masyarakat Jabar dan Jatim tidak
menjadikan faktor pertimbangan keagamaan (masalah halal/haram) sebagai hal
yang penting dalam kecenderungannya terhadap penggunaan jasa bank syariah.
Kualitas pelayanan dan kedekatan lokasi bank dari pusat kegiatan justru menjadi
faktor yang dominan. Penelitian di wilayah Jawa Barat memberikan informasi
bahwa masyarakat non nasabah bank syariah yang diberi penjelasan tentang
sistem, produk dan jasa, serta kehalalan bank syariah mempunyai kecenderungan
kuat untuk memilih bank syariah. Sebagian nasabah yang telah menggunakan jasa
bank syariah justru memiliki kecenderungan untuk berhenti menjadi nasabah. Hal
ini dikarenakan kualitas pelayanan yang kurang baik dan atau keraguan akan
konsistensi penerapan prinsip syariah (DPPP BI 2000).
Penelitian Aprilia yang berjudul Kinerja Perbankan Syariah dan Preferensi
Nasabah Kota Bogor tentang Bank Syariah pada tahun 2004 dilakukan
menggunakan data primer dan sekunder. Sebanyak 50 responden nasabah bank
syariah dan bank konvensional yang ada di Kota Bogor dilibatkan dalam
penelitian ini. Model dianalisis dengan regresi biner logistik. Hasil analisis
menunjukkan umur, aksesibilitas dan pengetahuan (hukum bunga) merupakan
faktor yang memengaruhi kondisi nasabah dalam memilih bank syariah.
Sedangkan analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor umur,
kekosmopolitan (fatwa dan beda kedua bank), pengetahuan (hukum bunga dan
kelebihan bank syariah), dan fasilitas (kompatibilitas) memengaruhi nasabah
dalam mengadopsi bank syariah. Semakin tua umur nasabah akan memiliki
kecenderungan untuk mengadopsi bank syariah. Nasabah dengan pemahaman
yang tinggi tentang perbedaan bank syariah dan konvensional, hukum bunga bank
haram, dan kepuasan atas fasilitas bank syariah mempunyai peluang yang lebih
besar untuk mau mengadopsi bank syariah.
Penelitian Ziliwu yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi
Nasabah Dalam Menggunakan Tabungan Syariah Plus Pada Bank BNI Syariah di
Jakarta pada tahun 2008 kepada 144 nasabah didominasi oleh responden pria dan
responden dengan umur 21-30 tahun. Nasabah yang sudah bekerja dan
berpenghasilan tetap serta peran mahasiswa dalam menggunakan produk sangat
memengaruhi perkembangan nilai tabungan syariah plus di Bank BNI Syariah.
Selain itu motivasi yang dilihat dari segi agama atau fatwa yang menganggap
bahwa bunga bank haram dan lokasi BNI syariah yang strategis di Jakarta turut
mendorong nasabah untuk menggunakan tabungan syariah plus di BNI Syariah.
Penyambutan yang baik oleh pegawai bank, resiko yang ditanggung bersama,
mudahnya persyaratan menjadi nasabah, dan biaya administrasi yang murah juga
ikut memengaruhi pemilihan produk tersebut. Kesimpulannya, dengan
menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel ekonomi, pelayanan dan motivasi berpengaruh

8
positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah menggunakan produk tabungan
syariah plus di Bank BNI Syariah Jakarta. Variabel ekonomi memberikan
kontribusi paling besar dalam hubungannya dengan hasil keputusan nasabah
menabung di Bank BNI Syariah. Hasil deskriptif menunjukkan Bank BNI Syariah
menerapkan sistem bagi hasil yang sesuai dengan syariah islam.
Penelitian Prakoso yang berjudul Analisis segmenting, targeting dan
positioning Tapenas (Tabungan Pendidikan Anak Sekolah) PT. Bank Negara
Indonesia (PERSERO) Tbk dilakukan di lima wilayah di Jakarta pada tahun 2005.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dengan jumlah 100
responden. Pada penelitian ini data yang diperoleh dianalisa dengan analisis
Cluster untuk mensegmentasikan nasabah Tapenas berdasarkan aspek psikografi
dan analisis koresponden untuk melihat positioning produk Tapenas. Hasil
penelitian berdasarkan aspek psikografis menghasilkan tiga segmen nasabah
Tapenas yaitu Belonger, Achiever dan Integrated. Hasil analisis koresponden
berdasarkan persepsi responden terlihat bahwa atribut yang paling melekat pada
Tapenas di mata responden adalah pemindahan melalui ATM, bank yang
terpercaya dan pelayanan yang cepat.
Kerangka Pemikiran
Asuransi pendidikan, investasi pada bidang properti, tabungan pendidikan,
tabung emas, dan saham/reksadana merupakan beberapa alternatif produk yang
dapat digunakan dalam perencanaan biaya pendidikan. Diantara alternatif tersebut
tabungan pendidikan merupakan produk yang digunakan oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia. Produk tabungan khusus pendidikan pada perbankan
syariah di Indonesia hanya disediakan oleh BSM. Walau demikian kondisi ini
tidak diikuti oleh minat nasabah untuk menggunakan tabungan pendidikan pada
BSM. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan analisis faktor-faktor yang
memengaruhi nasabah dalam menggunakan tabungan pendidikan pada BSM.
Variabel dependen dalam penelitian merupakan proporsi nasabah pengguna
tabungan pendidikan BSM di Kota Bogor.
Variabel independen berdasarkan teori terbagi menjadi dua, terdiri atas
karakteristik preferensi demografi dan atribut produk. Karakteristik preferensi
demografi terdiri atas variabel pendapatan, pendidikan, umur, jenis kelamin dan
jumlah anak. Variabel yang digunakan tersebut berdasarkan penelitian Brata
(1999) tentang Analisis Perilaku Tabungan Rumah Tangga pada Industri Kecil di
Bantul, Aprilia (2004) mengenai Kinerja Perbankan Syariah dan Preferensi
Nasabah Kota Bogor Tentang Bank Syariah, serta hasil survey MasterCard
Worldwide Index of Consumer Purchasing Priorities tentang pendidikan.
Karakteristik preferensi atribut produk terdiri dari bagi hasil, lokasi, pelayanan,
keamanan, fasilitas, cepat tanggap terhadap keluhan, syarat administrasi dan
media informasi. Variabel tersebut didasarkan pada pendapat Reed dan Gill
(1995) dalam bukunya yang berjudul Bank Umum. Dalam teori terdapat unsur
kemanfaatan dan suku bunga namun dalam penelitian ini tidak dicantumkan
variabel kemanfaatan karena tabungan pendidikan bersifat jangka panjang,
sehingga sulit untuk menilai faktor kemanfaatan. Instrumen suku bunga dirubah
dengan bagi hasil karena penelitian berlangsung pada bank syariah. Variabel
lainnya diambil dari penelitian Erol dan El-Bdour (1989) tentang Faktor-faktor

9
Perencanaan Biaya Pendidikan

Properti
Asuransi Pendidikan

Tabung emas
Tabungan Pendidikan

Lain-lain

Saham/Reksadana

Tabungan pendidikan pada BSM

Karakteristik preferensi
Demografi
1.
2.
3.
4.
5.

Atribut Produk

Pendapatan
Pendidikan
Umur
Jenis kelamin
Jumlah Anak

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bagi hasil
Lokasi
Pelayanan
Keamanan
Fasilitas
Cepat Tanggap
Terhadap Keluhan
Syarat administrasi dan
Fitur Produk
Media Informasi

Pilihan Nasabah

Gambar 1 Kerangka Pemikiran
yang Berpengaruh Terhadap Penggunaan Jasa Perbankan Islam. Variabel Syarat
Administrasi dan Fitur Produk digunakan untuk membedakan penelitian produk
tabungan pendidikan dengan produk tabungan lain. Variabel-variabel independen
tersebut akan dianalisis untuk melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap
variabel dependen. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1.
Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan,
maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pilihan nasabah dalam menggunakan tabungan pendidikan pada BSM
berhubungan dengan minimal salah satu faktor karakteristik atribut produk (bagi
hasil, lokasi, pelayanan, keamanan, fasilitas, cepat tanggap terhadap keluhan,
syarat administrasi, media informasi) dan karakteristik demografi (pendapatan,
pendidikan, umur, jenis kelamin dan jumlah anak).

10

METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diambil dari masyarakat Kota Bogor yang memiliki produk
perencanaan biaya pendidikan pada lembaga syariah dan mengetahui tentang
produk Tabungan Investa Cendekia (TIC) BSM. Data diperoleh melalui pengisian
kuesioner yang telah disediakan. Data sekunder diperoleh dari laporan tahunan
dan laporan keuangan BSM tentang perkembangan produk tabungan pendidikan.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada nasabah BSM di Kota Bogor. Terdapat 7 Kantor
Cabang (KC) BSM di Kota Bogor, namun hanya 5 yang dijadikan sebagai tempat
penyebaran kuesioner. Hal ini dikarenakan 2 KC yaitu Kantor Cabang Pembantu
(KCP) Tajur dan Kantor Kas (KK) Warung Jambu sudah diwakili oleh KC
lainnya. Kantor BSM yang dijadikan tempat dalam penyebaran kuesioner
diantaranya KC Bogor, KCP Merdeka, KCP Jalan Baru, KCP Pomad dan KCP
Sudirman.Waktu penelitian berlangsung pada bulan Mei-Juni 2014.
Populasi dan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non-probability yaitu teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dari teknik
non-probability digunakan quota sampling yaitu teknik untuk menentukan sampel
dan populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Jumlah sampel yang diambil
berjumlah 51 orang yang terdiri dari 21 nasabah produk tabungan pendidikan
BSM dan 30 nasabah produk perencanaan biaya pendidikan pada lembaga syariah
di luar BSM di Kota Bogor. Responden mendapatkan pertanyaan sesuai kuesioner
yang telah disediakan selama kurang lebih 15 menit.
Sebelumnya sampel yang ditetapkan berjumlah 60 orang terdiri dari 30
nasabah TIC dan 30 nasabah produk perencanaan biaya pendidikan pada lembaga
syariah. Saat pengambilan sampel jumlah responden sengaja dilebihkan karena
ada beberapa data pada kuesioner yang tidak bisa digunakan karena responden
tidak menjawab pertanyaan secara lengkap. Setelah diolah menggunakan 60 data
hasil menunjukkan tidak ada satu pun variabel yang signifikan. Dalam uji coba
sebelum menggunakan 60 data banyak variabel yang signifikan. Kejadian ini
diduga karena adanya human error yang dapat dilihat dari kecenderungan
beberapa responden menjawab tanpa memperhatikan pertanyaan sehingga
jawaban dari pertanyaan pertama sampai terakhir sama. Berdasarkan temuan
tersebut akhirnya dikeluarkan beberapa kuesioner sehingga data yang digunakan
hanya berasal dari 51 kuesioner yang dianggap tidak terdapat human error
didalamnya.

11
Model Analisis
Model logit dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor
yang memengaruhi nasabah dalam menggunakan tabungan pendidikan pada BSM
di Kota Bogor. Juanda (2007) mendefinisikan model logit atau regresi logistik
sebagai model regresi atau analisis data yang dapat menjelaskan hubungan antara
peubah respon (dependent variable) yang bersifat kualitatif. Tujuan dari model
logit adalah menentukan peluang bahwa individu dengan karakteristikkarakteristik tertentu akan memilih suatu pilihan tertentu dari beberapa alternatif
yang tersedia. Tujuan penelitian untuk menganalisis kaitan antara karakteristik
preferensi demografi dan karakteristik atribut terhadap tabungan pendidikan.
Analisis menggunakan model logit dengan variabel-variabel sebagai berikut:
Model

dengan

[

]

atau logit dari model tersebut adalah

+e
Variabel terikat ( )
 Bernilai 1 untuk nasabah yang menggunakan tabungan pendidikan
 Bernilai 0 untuk nasabah yang tidak menggunakan tabungan pendidikan
Variabel bebas
 Pendapatan ( )
 Pelayanan ( )
 Pendidikan (X2)
 Keamanan ( )
 Umur ( )
 Fasilitas ( )
 Jenis kelamin ( )
 Cepat tanggap terhadap keluhan
( )
 Jumlah anak ( )
 Syarat administrasi ( )
 Bagi hasil ( )
 Media informasi ( )
 Lokasi ( )
Tabel 2 Karakteristik demografi
Variabel
Pendapatan

Pendidikan

Definisi
Bernilai 1 bila pendapatan responden Rp1 000 000Rp5 000 000
Bernilai 0 bila pendapatan responden >Rp5 000 000
Bernilai 1 untuk responden yang berpendidikan SDDiploma
Bernilai 0 untuk responden yang berpendidikan
Sarjana

12
Variabel
Umur
Jenis kelamin
Jumlah anak

Variabel
Bagi hasil

Lokasi

Pelayanan

Keamanan

Fasilitas

Definisi
Bernilai 1 untuk responden berumur 41-50 tahun
Bernilai 0 untuk responden berumur 21-40 tahun
Bernilai 1 untuk responden perempuan
Bernilai 0 untuk responden laki-laki
Bernilai 1 untuk responden yang memiliki anak 4-6
orang
Bernilai 0 untuk responden yang memiliki anak 0-3
orang
Tabel 3 Atribut produk
Indikator
1. Sistem bagi hasil adil (no.1 Indikator IPA)
2. Nisbah/kesepakatan bagi hasil ditetapkan sesuai
dengan keinginan nasabah (no.2 Indikator IPA)
3. Lokasi dekat dengan pusat kegiatan seperti
perumahan, perkantoran, pasar dan jalan raya (no.3
Indikator IPA)
4. Lokasi mudah dijangkau (no.4 Indikator IPA)
5. Pegawai perusahaan menjawab dengan tepat dan
jelas segala bentuk pertanyaan berkaitan dengan
produk perencanaan biaya pendidikan yang
diajukan nasabah
6. Penerimaan/ penyambutan pegawai ramah (no.5
Indikator IPA)
7. Jumlah pegawai memadai (no.6 Indikator IPA)
8. Pegawai melayani transaksi nasabah dengan cepat
9. Pegawai melayani transaksi nasabah dengan tepat
(no.7 Indikator IPA)
10. Pegawai berkomunikasi dengan baik (no.8
Indikator IPA)
11. Pegawai berpakaian rapi dan sopan dalam
memberikan pelayanan (no.9 Indikator IPA)
12. Menjamin kerahasiaan identitas nasabah (no.10
Indikator IPA)
13. Menjamin keamanan dana nasabah (no.11
Indikator IPA)
14. Transparan dalam hal bagi hasil atau jumlah dana
nasabah (no.12 Indikator IPA)
15. Memiliki kredibilitas yang tinggi (no.13 Indikator
IPA)
16. Kantor perusahaan tertata rapi
17. Kantor perusahaan memenuhi standar kantor
modern (no.14 Indikator IPA)
18. Jumlah tempat duduk memadai untuk menunggu
giliran transaksi nasabah (no.15 Indikator IPA)

13
Variabel
Fasilitas

Cepat tanggap
terhadap keluhan

Syarat
administrasi dan
fitur produk

Media Informasi

Definisi
19. Pendingin ruangan berfungsi dengan baik (No. 16
Indikator IPA)
20. Area parkir luas (no. 17 Indikator IPA)
21. ATM/mesin transaksi/ tempat transaksi mudah
ditemui
22. Perusahaan memiliki banyak mitra yang
memudahkan transaksi nasabah (no. 18 Indikator
IPA)
23. Memberikan penanganan komplain dengan cepat
(no.19 Indikator IPA)
24. Memberikan penanganan komplain dengan tepat
(no.20 Indikator IPA)
25. Kritik dan saran yang diajukan oleh nasabah dapat
diterima dengan baik (no.21 Indikator IPA)
26. Menetapkan persyaratan biaya administrasi yang
terjangkau (no.22 Indikator IPA)
27. Syarat pembukaan rekening mudah (no.23
Indikator IPA)
28. Syarat pembukaan rekening dalam waktu singkat
(no.24 Indikator IPA)
29. Sistem setoran bulanan fleksibel
30. Nilai setoran bulanan terjangkau (no.25 Indikator
IPA)
31. Tanggal pasti setoran bulanan mendisiplinkan
nasabah dalam merencanakan biaya pendidikan
(no.26 Indikator IPA)
32. Mendebet premi asuransi secara otomatis dari
setoran bulanan (no.27 Indikator IPA)
33. Menetapkan besaran maksimum pertanggungan
asuransi yang adil (no.28 Indikator IPA)
34. Memberikan proteksi asuransi jiwa otomatis pada
saat pembukaan rekening
35. Menyediakan informasi mengenai produk secara
lengkap
36. Menyebarkan informasi terkait produk melalui
media massa
37. Memiliki website yang memudahkan nasabah untuk
mencari informasi (no.29 Indikator IPA)
38. Memiliki akun media sosial untuk memudahkan
penyampaian informasi kepada nasabah (no.30
Indikator IPA)
39. Melakukan sosialisasi produk kepada nasabah
secara langsung melalui kegiatan formal maupun
nonformal (no. 31 Indikator IPA)
40. Produk perencanaan biaya pendidikan lebih dikenal
oleh masyarakat

14
Pada karakteristik demografi seluruh variabel menggunakan dummy.
Sebelumnya variabel-variabel tersebut tidak menggunakan dummy namun setelah
dilakukan analisis hasilnya mempengaruhi p-value variabel lain mendekati angka
1. Dilakukan beberapa uji coba dengan mengkombinasikan antara dummy dan
bukan dummy pada variabel-variabel tersebut. Hasilnya menunjukkan dummy
yang digunakan pada seluruh variabel demografi merupakan hasil terbaik yang
telah diuji coba ke dalam model. Berbeda dengan variabel demografi variabel
atribut produk tidak dapat menggunakan dummy dikarenakan variabel atribut
produk diukur menggunakan skala likert.
adalah probabilitas responden memilih Tabungan Investa Cendekia, dan
adalah probabilitas responden tidak memilih Tabungan Investa Cendekia.
Rasio antara dan
merupakan odd atau risiko yaitu perbandingan antara
probabilitas responden memilih Tabungan Investa Cendekia dengan probabilitas
responden tidak memilih Tabungan Investa Cendekia. Semakin besar odd, makin
besar kecenderungan seseorang memilih Tabungan Investa Cendekia begitu pula
sebaliknya.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode yang digunakan adalah metode survei dan analisis data dengan
regresi logistik atau model logit. Metode analisis lainnya yaitu analisis deskriptif
dan analisis kepentingan dan kinerja. Analisis deskriptif digunakan untuk
menganalisis identitas umum dan karakteristik responden yang menggunakan
produk TIC BSM di Kota Bogor. Data-data yang didapat dikelompokkan
berdasarkan jawaban yang sama ke dalam tabel. Data yang telah dikelompokkan
ke dalam tabel, selanjutnya dipersentasekan berdasarkan jumlah responden.
Persentase terbesar merupakan jawaban yang paling dominan dari masing-masing
peubah yang diteliti. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
P=



x 100% ...........................................................................................(1)

Keterangan:
P
= Persentase responden yang memilih kategori tertentu
= Jumlah responden yang memilih kategori tertentu
∑ = Total jawaban

Analisis lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Importance
Performance Analysis (IPA). Menurut Tjiptono (2011) teknik ini dikemukakan
pertama kali oleh Martilla dan James pada tahun 1977 dalam artikel mereka
“Importance Performance Analysis” yang dipublikasikan di Journal of Marketing.
IPA digunakan untuk menilai tingkat kepentingan/harapan dan kinerja perusahaan.
Nilai dari tingkat kepentingan dan kinerja perusahaan merupakan nilai rata-rata
dari tiap responden terhadap masing-masing variabel atribut produk. Nilai tersebut
dapat digunakan untuk mengukur kepuasan nasabah.
Menurut Kotler (2003) kepuasan adalah perasaan senang dan kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja dan tingkat
kepentingan dari suatu produk. Jika kinerja berada dibawah tingkat kepentingan

15
maka nasabah tidak puas. Jika kinerja memenuhi tingkat kepentingan maka
nasabah puas. Jika kinerja melebihi tingkat kepentingan maka nasabah akan
sangat puas. Nilai tingkat kepentingan dan kinerja selanjutkan akan dianalisis
pada importance performance matrix, yang mana sumbu x mewakili kinerja
sedangkan sumbu y mewakili tingkat kepentingan. Interpretasi dilakukan dengan
melihat diagram empat kuadran pada gambar 2.

Gambar 2 Diagram kartesius IPA 4 kuadran
Indikator pada atribut produk tidak semuanya digunakan pada analisis IPA.
Sebelum melakukan analisis IPA dan analisis regresi logistik indikator pada setiap
variabel atribut produk sebelumnya telah diuji menggunakan analisis faktor.
Analisis faktor adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk mereduksi
faktor-faktor yang memengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set indikator
tanpa kehilangan informasi yang berarti. Menurut Santoso (2006) uji asumsi
analisis faktor dilihat dari nilai KMO harus >0.5 dengan signifikansi penelitian
0.05. Nilai tersebut menyatakan bahwa variabel dan sampel dapat dianalisis lebih
lanjut. Nilai selanjutnya yang harus diperhatikan terletak pada tabel
communalities dimana nilai extraction harus >0.5 bila kurang dari nilai tersebut
maka indikator dianggap kurang mewakili variabel yang diuji. Indikator yang
demikian tidak perlu digunakan dalam proses analisis logistik dan analisis IPA.
Perlu diperhatikan agar hasil olah data memberikan 1 nilai faktor yang akan
dimasukkan dalam analisis maka hanya boleh terdapat 1 component matrix.
Jumlah component matrix berhubungan dengan nilai anti-image matrix dimana
nilai MSA harus >0.5 bila tidak memenuhi syarat tersebut maka indikator yang
bersangkutan harus dihilangkan agar component matrix berjumlah 1.
Berdasarkan analisi tersebut diketahui bahwa indikator pada atribut produk
yang tidak dimasukkan pada indikator analisis regresi logistik dan IPA merupakan
indikator yang telah direduksi karena dianggap tidak mewakili variabel yang
bersangkutan.
Skala Likert
Dalam pemberian skoring, setiap jawaban yang diberikan oleh responden
diberi skor dengan menggunakan skala likert. Selanjutnya dalam prosedur skala
likert dengan menggunakan ukuran ordinal dan dengan bobot sesuai nilai dari 1
hingga 5, yaitu sangat setuju (5), setuju (4), kurang setuju (3), tidak setuju (2),
sangat tidak setuju (1) (Sugiyono, 2008). Pada penelitian ini dilakukan identifikasi

16
mengenai atribut yang dianggap penting oleh nasabah dalam menggunakan
tabungan pendidikan pada BSM di Kota Bogor. Responden yang memberi nilai 45 pada setiap atribut dikategorikan penting. Nilai 1-3 pada setiap atribut
dikategorikan tidak penting. Selain untuk mengidentifikasi atribut penting skala
likert juga digunakan sebagai alat untuk menganalisis persepsi nasabah terhadap
produk tabungan pendidikan pada BSM di Kota Bogor dengan skala yang sama 15, yaitu sangat baik (5), baik (4), kurang baik (3), buruk (2), sangat buruk (1).
Setelah menganalisis persepsi dilakukan analisis faktor-faktor yang memengaruhi
nasabah dalam menggunakan tabungan pendidikan BSM berdasarkan data
persepsi.
Uji Validitas
Validitas sebagai alat pengumpul data menurut Sugiyono (2008). Validitas
konstruk merupakan metode yang digunakan untuk memberikan penilaian
terhadap kuesioner, yaitu melalui korelasi produk momen, antara skor setiap butir
pertanyaan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

r=

N ( ∑ y)-( ∑ ∑ y)

√ N∑

-( ∑ )

..................................................................(2)

N ∑ y - ∑ y)

Keterangan:
r = Koefiisien reliabilitas
X = Skor Pernyataan
Y = Skor Total
Uji Reliabilitas

Penelitian ini akan menggunakan pengujian reliabilitas variabel dengan
teknik dari Spearman Brown dengan rumus (Sugiyono, 2008), adalah sebagai
berikut:

r=

.....................................................................................................(3)

Keterangan:
r : reliabilitas internal seluruh instrumen
rb : korelasi momen produk antara belahan pertama dengan kedua

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini merupakan masyarakat Kota Bogor yang
menjadi nasabah BSM. Responden dibagi dalam dua kelompok yaitu 21 nasabah
yang menggunakan Tabungan Investa Cendekia (TIC) BSM dan 30 nasabah di
luar TIC yang menggunakan produk perencanaan biaya pendidikan pada lembaga

17
keuangan syariah serta mengetahui produk TIC BSM. Data menunjukkan
responden yang menggunakan TIC maunpun Non TIC didominasi oleh nasabah
berjenis kelamin perempuan dibanding nasabah berjenis kelamin laki-laki.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan

Non TIC
10
20

TIC
3
18

Umur responden pada penelitian ini baik yang tidak menggunakan TIC
maupun yang menggunakan TIC tersebar hampir merata disemua rentang umur
(Tabel 5). Data menunjukkan bahwa nasabah yang menggunakan produk
perencanaan biaya pendidikan tidak hanya digunakan oleh responden yang sudah
memiliki anak (Tabel 6). Jumlah nasabah tersebut berjumlah 8 responden.
Selebihnya nasabah didominasi oleh responden yang memiliki anak 1-3 orang
dan nasabah yang memiliki anak 4-6 orang hanya berjumlah 6 responden.
Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan umur
Umur
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun

Non TIC
8
12
10

TIC
7
8
6

Berdasarkan jenjang pendidikan, nasabah produk perencanaan biaya
pendidikan didominasi oleh responden dengan pendidikan terakhir Sarjana (Tabel
7). Secara berturut-turut jumlah terbanyak berasal dari jenjang pendidikan
Diploma dan SMA. Kemudian, jenjang pendidikan SMP dan SD dengan jumlah
masing-masing 1 responden.
Tabel 6 Karekteristik responden berdasarkan jumlah anak
Jumlah anak
0
1
2
3
4
5
6

Non TIC
4
5
9
9
2
0
1

TIC
3
5
6
4
2
1
0

Karakteristik responden yang terakhir adalah pendapatan responden (Tabel
8). Data menunjukkan bahwa rentang pendapatan Rp2 500 001-Rp5 000 000
mendominasi pendapatan nasabah yang menggunakan produk perencanaan biaya
pendidikan. Responden yang menggunakan produk perencanaan biaya pend