Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku nasabah pengguna produk tabungan Bank Mandiri Syariah kantor cabang Ciledug

(1)

Skripsi Konsentrasi Perbankan Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, 2010

Tujuan penelitian ; untuk mengetahui bagaimana pandangan nasabah terhadap tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang Cildeuk, untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku nasabah menggunakan produk tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang Cildeuk ?

Metodologi penelitian menggunakan kuantiatif, dimana populasi penelitian adalah nasabah bank Mandiri Syariah dengan jumlah sebanyak 50 orang responden diambil dengan menggunakan teknik aksidental.

Terhadap padangan nasabah pada tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang memperlihtakan bahwa, terdapat 10% repsonden memberikan penilaian sangat setuju, untuk responden yang memberikan setuju ada sebanyak 31% untuk responden dengan penilaian cukup setuju ada sebanyak 47% sedangkan untuk responden dengan penilaian kurang setuju ada sebanyak 10% terhadap responden dengan penilaian kurang setuju ada sebanyak 2% bila melihat penilaian responden pada dimensi prilaku responden terlihat bahwa dimensi budaya merupakan dimensi dominan bila dibandingkan dengan dimensi lainnya.Terhadap hasil pengolahan data terhadap pemahaman agama didasarkan atas responden memahami syariah dan responden yang kurang memahami syariah, sedangkan untuk dimensi syariah meliputi (ATM, kartu debit, phone banking, pembayaran zakat dan autodebet), dengan hasil bahwa ada perbedaan terhadap perilaku artinya bahwa nasabah yang memiliki pemahaman syariah dan tidak memahami syariah memiliki perbedaan, hal ini juga terlihat pada demografi fasilitas terhadap perilaku juga terdapat perbedaan dengan demikian baik demografi agama dan fasilitas memiliki perbedaan secara nyata terhadap perilaku nasabah meliputi budaya, pribadi, sosial dan psikologi.

Saran dalam peneliian kiranya manajmene harus meningkatkkan keyakinan produk Syariah merupakan produk tabungan yang sangat tepat bagi saya dan keluarga saya, hal ini dapat di lakukan dengan sosialisasi informasi produk baik dengan iklan maupun alat-alat promo lainnya.


(2)

KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa akhirnya penulis dapat membuat dan menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy), Konsentrasi Perbankan Syariah dan Hukum, Universitas Syarif Hidayatullah masih jauh dari sempurna, sekalipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak akan dapat mungkin terurai dengan bahasa dan sistematika yang baik tanpa ada dukungan dan bimbingan khususnya dari Pembimbing dalam hal ini Bapak Drs. H.Ahmad Yani, M.Ag, karena beliaulah penulis dapat belajar untuk menyempurnakan tulisan hingga skripsi ini di ujikan.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, ketua studi muamalat dan Bapak H.ah.Azharuddin lathif, M.Ag, MH, selaku sekretaris Program Studi Muamalat.


(3)

dapat terselesaikan

4. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA ketua Non Reguler Program studi muamalat dan Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag selaku sekretaris Program Non Reguler Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

5. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM sebagai Penguji satu dan Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd. sebagai Penguji kedua.

6. Segenap Management Bank Mandiri Syariah Cabang Ciledug, Tanggerang, serta staf lainnya yang tidak disebutkan satu persatu yang selalu memberikan kesempatan kepada penulis yang bersifat kekeluargaan.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah mengajarkan ilmunya selama penulis mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat.

8. Kepala perpustakaan utama U1N Jakarta dan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Bapak Juhri beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis dengan menyediakan fasilitas untuk mencari referensi.

9. Kepada kedua Orang Tua tercinta Ayahanda H. Hasbi Pasaribu dan Ibunda Hj. Rosaini Meuraxa yang selalu membimbing penulis dengan segala kasih sayangnya dan penuh kesabaran selama ini. Ananda persembahan skripsi ini untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta.

10.Kepada kakak-kakak dan adik ku tercinta yang selalu mensupport dan memberikan masukan, sepupuku rizqa dan sahmi yg sudah banyak memberi arahan.


(4)

11.Untuk Erie Dwi Heryanto yang telah setia memberikan dukungan, support, dengan kasih sayangmu dari awal sehingga membuat selalu semangat dalam mengerjakan skripsi ini hingga selesai.

12.Untuk teman-teman dan sahabat-sahabatku Alumni Muhammadiyah 18 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, teman-teman seperjuangan jurusan Muamalat Program Non-Reguler angkatan 2005 terutama PS.B terima kasih atas dukungan kalian smua love you all my friend

13.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebut satu persatu.

Akhir kata Penulis berharap semoga tulisan skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat yang nyata baik bagi diri penulis sendiri ataupun semua yang membacanya terutama bagi rekan-rekan mahasiswi Fakultas Syari'ah dan Hukum jurusan Perbankan Syariah. sebagai manusia dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis terbuka bagi saran-saran dan kritik yang bertujuan untuk lebih menyempurnakan tulisan ini.

Demikian sedikit pengantar dan ucapan terima kasih dari penulis. Atas semua perhatian yang diberikan penulis ucapkan terima kasih. Semoga pembaca memperoleh tambahan pengetahuan setelah membacanya. Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, .... Agustus 2010

Penulis


(5)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Pembatasan Perumusan Masalah ... 3

1. Pembatasan Masalah ... 3

2. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1. Tujuan Penelitian ... 4

2. Manfaat Penelitian ... 4

D. Metode Penelitian ... 5

1. Pendekatan Penelitian ... 5

2. Jenis Penelitian ... 5

3. Data Penelitian ... 6

4. Populasi dan Sampel ... 8

5. Instrumen Penelitian ... 9


(6)

Halaman

6. Teknik Pengolahan Data ... 9

7. Metode Penelitian ... 10

8. Review Studi Terdahulu ... 14

E. Sistematika Penelitian ... 16

BAB II LANDASAN TEORI ... 19

A. Pengertian Sikap dan Prilaku Konsumen ... 19

B. Definisi Perilaku Konsumen ... 23

C. Definisi Bank Syariah ... 34

1. Landasan Hukum Bank Syariah ... 34

2. Identifikasi Transaksi Yang Dilarang ... 36

3. Tidak sah/lengkap akadnya ... 40

4. Produk dan Jasa Perbankan Syaruah ... 42

D. Tabungan Syariah ... 48

BAB III GAMBARAN UMUM ... 50

A. Sejarah Bank Mandiri Syariah ... 50

B. Visi dan Missi ... 52

C. Struktur Organisasi ... 53


(7)

A. Deskirpsi Data ... 57

1. Deskripsi Responden ... 57

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 59

B. Pembahasan ... 60

1. Penilaian Responen Pada Prilaku Nasabah ... 60

2. Kumulatif Persepsi ... 75

C. Analisis ... 79

1. Uji Silang ... 80

2. Uji Beda Demografi Agama dan fasilitas Terhadap Perilaku Nasabah dalam Memilih Produk Tabungan Syariah . 86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran-saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(8)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRILAKU

NASABAH PENGGUNA PRODUK TABUNGAN

BANK MANDIRI SYARIAH KANTOR

CABANG CILEDUG

Disusun Oleh

NAILA SYAKRI

205046100629

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M


(9)

MANDIRI SYARIAH KANTOR CABANG CILEDUG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SESY)

Oleh:

NAILA SYAKRI NIM: 205046100629

Di Bawah bimbingan

Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag NIP.196404121994031004

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M


(10)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Nasabah Pengguna Produk Tabungan Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Ciledug”, telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 22 September 2010 Mengesahkan

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 19550505 198203 1021

PANITIA UJIAN Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA

NIP.19551015 197903 1002 (….………)

Sekretaris : Drs. H.Ahmad Yani, M.Ag.

NIP.196404412 199403 1004 (…..………) Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 19550505 198203 1021 (…..………) Penguji II : Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd.

NIP. 195607121981031003 (……….…………)

Pembimbing I : Drs. H.Ahmad Yani, M.Ag.

NIP.196404412 199403 1004 (……….………)


(11)

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam dunia modern dewasa ini, kehidupan ekonomi tidak begitu saja dapat dilepaskan dari keberadaan serta peran penting sektor jasa keuangan pada umumnya dan perbankan pada khususnya, karena melalui media inilah dana atau potensi investasi yang ada tidak pada masyarakat dapat di berdayakan dan disalurkan dalam berbagai kegiatan produktif sehingga angan-angan kita untuk mewujudkan perekonomian yang sehat dapat terwujud. Sisi ekonomi adalah sisi yang tidak terpisahkan dari dimensi kehidupan umat manusia. Sistem yang berkembang di dunia adalah sistem kapitalisme dan sosialisme yang tampaknya untuk pemerataan dapat diterima oleh dunia islam, karena pada lahirnya tidak berbenturan dengan agama. Tetapi pada kenyataannya kedua sistem di atas tadi mengacu pada sekularisme murni. Sementara keinginan Islam, di samping mencapai tujuan-tujuan materi harus juga dipertimbangkan faktor nilai, karakter luhur manusia, dan pembalasan Allah di akhirat nanti. Singkatnya, kegiatan-kegiatan ekonomi tidak saja semata-mata untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan material, tapi terlebih-lebih kegiatan tersebut haruslah bernilai ibadah di mata Allah SWT.

Salah satu fenomena ekonomi yang terlihat mendesak untuk ditanggulangi adalah interaksi umat Islam dengan bank. Bank-bank konvensional yang ada


(13)

sekarang ini menawarkan sistem bunga, yang dalam Islam identik dengan riba. Dengan semakin menguatnya keinginan masyarakat untuk bertransaksi dengan menggunakan konsep syariah sehingga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan industri perbankan syariah. Produk tabungan berbasis syariah adalah suatu produk yang memberikan solusi bagi mereka (manusia) yang mengimani bahwa bunga bank adalah riba dan haram hukumnya. Dengan Produk tabungan berbasis syariah maka gugurlah kedaruratan dan terbukalah pintu hijrah menuju transaksi dan investasi melalui perbankan murni syariah.

Pertumbuhan terhadap proses penciptaan produk perbankan syariah yang signifikan tersebut tentunya menimbulkan pertanyaan tentang apa sebenarnya faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menggunakan produk produk tabungan berbasis syariah? jadi, apakah benar keterikatan religius islami mempengaruhi pengambilan keputusan untuk menggunakan produk produk tabungan berbasis syariah tersebut karena faktor-faktor yang berkaitan dengan atribut-atribut islam, ataukah karena faktor-faktor lainnya?

Maka untuk dapat mengetahui minat dan motivasi nasabah dalam menggunakan produk tabungan berbasis syariah digunakanlah faktor-faktor berikut, yaitu: Agama dan Fasilitas

Faktor agama merupakan faktor emosional yang akan memberikan

emotional benefit bagi para nasabahnya. Menurut Hermawan Kertajaya dalam

Infobank no. 234/1999. emotional benefit ini sangat penting dipelajari untuk dapat


(14)

3

dikembangkan oleh perbankan syariah termasuk di dalamnya mengenai keuntungan yang didapatkan nasabah melalui sistem bagi hasil jika menabung di bank syariah. Sedangkan faktor fasilitas merupakan faktor rasional yang mempengaruhi nasabah. Yaitu bagaimana agar masyarakat berminat menjadi nasabah bank Muamalat Indonesia, sehingga pihak manajemen perusahaan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari segi fasilitas. Jika, fasilitas di dalam produk perbankan bank Muamalat Indonesia yaitu Produk tabungan berbasis syariah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan

judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Nasabah Pengguna

Produk Tabungan Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Ciledug.

B. Pembatasan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Kompleksitas permasalahan pemasaran syariah sebagaimana ditafsirkan dalam latar belakang masalah maka penulis perlu melakukan batasan dalam penyajian skripsi ini, adapun batasan dalam penelitian ini adalah :

a. Sumber informasi dalam penelitian hanya pada nasabah Mandiri Syariah

Kantor Cabang Ciledug.

b. Variabel Penelitian di fokuskan pada perilaku nasabah pada Bank Cabang


(15)

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana pandangan perilaku nasabah pada tabungan Mandiri Syariah

Kantor Cabang Ciledug ?

b. Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku nasabah menggunakan

produk tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang Ciledug ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pandangan perilaku nasabah pada tabungan Mandiri

Syariah Kantor Cabang Ciledug?

b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku nasabah

menggunakan produk tabungan Mandiri Syariah Kantor Cabang Ciledug?

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi perkembangan ekonomi syariah dapat mengetahui sumbangsih yang

sangat berarti terkait dengan ”perilaku nasabah” (consumer behavior)


(16)

5

berhubungan dengan sosialisasi produk dan jasa perbankan syariah kepada masyarakat luas.

b. Bagi pihak Bank Mandiri Syariah khususnya (Marketing Division)

tentunya akan menjadi masukan yang sangat berarti terutama pada bagian/divisi pemasaran. Beberapa informasi diatas dapat dijadikan sebagai ”landasan acuan” oleh pihak manajemen perbankan syariah dalam menentukan langkah-langkah pemasaran selanjutnya demi pertumbuhan dan perkembangan bank syariah itu sendiri dimasa yang akan datang.

c. Bagi masyarakat umum akan bermanfaat sekali terutama yang ingin

mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah menggunakan produk tabungan syariah.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam melakukan penelitian terhadap Faktor-Faktor Mempengaruhi Prilaku Nasabah Menggunakan Produk Tabungan Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Cildedug, dilakukan dengan menggunakan pendekatan empiris, pendekatan normatif dilakukan dengan melakukan penelusuran dengan membandingkan antara penelitian sebelumnya dengan apa yang didapat peneliti.


(17)

2. Jenis Penelitian

Ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan

penelitian adalah proses yang sama1. Hasil dari proses tersebut adalah

kebenaran (truth), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis2.

Dengan demikian pada prinsipnya dapat ditarik satu kesimpulan dasar atas definisi penelitian di mana penelitian adalah ingin mendapatkan data obyektif, valid dan reliabel tentang sesuatu hal (variabel tertentu). Jenis dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama yaitu data kualitatif dan kuantitatif.

Dalam penelitian digunakan metode kualitatif dan kuantitatif, di mana data kualitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan, sedangkan data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam

bentuk kata, kalimat dan gambar3. Alasan penulis menggunakan metode ini

karena penulis ingin melihat dan berusaha untuk mengetahui perilaku nasabah terhadap kepercayaan.

1

Muhammad Natsir. Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia. Jakarta. 2000 hlm 15 2

Sogiono. Metodologi Penelitian Bisnis. Alpha Betta.Bandung, 2007 hlm 1 3


(18)

7

3. Data Penelitian

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian deskriptif antara lain:

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh peneliti berupa persepsi karyawan berkenaan dengan variabel-variabel yang dianalisis. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik koesioner /angket sebagai alat pengambil data melalui daftar pertanyaan yang diajukan kepada pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti dan diisi oleh responden sendiri. Kuesioner ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan tertutup, yaitu dengan menggunakan skala Likert dengan 5 (lima) tingkatan di mana dalam pertanyaan ini responden hanya memilih satu jawaban yang paling sesuai dengan di antara alternatif yang ada.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber berkenaan dengan sejarah singkat perusahaan, organisasi perusahaan serta hal-hal yang dilakukan oleh perusahaan.


(19)

Dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui :

a. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

b. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan cara membaca literatur atau buku-buku, catatan-catatan kuliah, jurnal-jurnal yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan seluruh individu yang akan dijadikan subjek penelitian. Populasi adalah keseluruhan dari unit analisis yang diperoleh berdasarkan ciri-ciri yang diduga dari sampel yang hendak di

generalisasikan atau dianalisis secara umum4. Tujuan ditetapkannya

populasi adalah untuk menghindari kesalahan generalisasi kesimpulan. Pada penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah Nasabah Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Cildeduk

4


(20)

9

b. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik acsidental5. Sampel acsidental adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel6.

Sedangkan jumlahnya sebanyak 50 orang responden, menurut pendapat Gay ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada

desain penelitian Asosiatif/Korelasional adalah minimal 30 subjek7.

5. Instrumen Penelitian

Penelitian menggunakan mono variabel, sehingga instrumen penelitian dalam penelitian ini hanya terfokus pada variabel prilaku konsumen dengan uraian sebagai berikut:

5

Sogiono. Metodologi Penelitian Bisnis. Alpha Betta.Bandung, 2007 hlm 116 6

Sogiono. Metodologi Penelitian Bisnis. Alpha Betta.Bandung, 2007 hlm 122 7


(21)

Tabel 1.1. Kisi-Kisi Demografi dan Perilaku Nasabah

VARIABEL PEMBEDA VARIABEL

PERILAKU ORGANISASI AGAMA FASILITAS

Budaya Sub-budaya Budaya

Kelas sosial Kelompok acuan Kerabat dan teman Sosial

Peran status

Usia dan tahap siklus hidup Pekerjaan

Gaya hidup Pribadi

Kepribadian dan konsep diri Motivasi

Persepsi Pembelajaran Psikologi

Keyakinan dan sikap

1.Memahami syariah 2.Tidak memahami syariah

1. ATM 2. Kartu Debit 3. Phone Banking 4. Pembayaran zakat

otomatis 5. Autodebet

6. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan data dengan korelasi untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel yang menjadi obyek penelitian dengan menggunakan alat pengolahan data program

SPSS dan excel. Proses pengolahan data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut :

a. Mengelola setiap jawaban pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan

kepada responden untuk dihitung frekuensi dan persentase.

b. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dan

dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrumen yang


(22)

11

dapat ditanyakan kepada responden. Kuesioner ini ditujukan khusus pada nasabah Bank Mandiri Cabang Ciledug.

7. Metode Penelitian a. Kalibrasi

1) Uji Validitas Instrumen

Uji validitas berarti menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur8. Pengujian ini

berfungsi untuk menunjukkan tingkat kemampuan dari alat pengukur agar dapat memberikan apa yang menjadi sasaran pokok pengukur. Pengukuran validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

korelasi product moment pearson, dan rumusnya sebagai berikut:

r = ] ) ( ) ( [ ] ) ( ) ( [ ) ( ) ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

X = Variabel bebas

Y = Variabel terikat

ΣX = Jumlah pengamatan variabel

ΣY = Jumlah pengamatan variabel Y

ΣXY = Jumlah hasil kali variabel X dengan variabel Y

8


(23)

Uji coba instrumen dilakukan terhadap 25 orang responden di

luar responden penelitian. Data diolah dengan menggunakan Software

Statistical Product Service Solution Versi 15 dan hasil perhitungan dinyatakan valid, apabila nilai r > r

2) Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Di mana reliabel berarti instrumen yang jika digunakan untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

r = K ∑σb2 1

(K – 1) σ ² t Dimana :

r = Koefisien reliabilitas

K = Banyaknya butiran pertanyaan ∑σb2 = Jumlah variasi butir

σ²t 7 = Variasi total

b. Frekuensi

Untuk melihat tanggapan konsumen terhadap variabel media advertising, dan perilaku membeli konsumen digunakan analisis deskriptif dengan melihat jawaban responden. Pengukuran dilakukan


(24)

13

dengan cara menghitung skor jawaban responden terhadap elemen-elemen

tersebut. Dengan ketentuan9 :

Skor tertinggi – Skor terendah Interval = Jumlah Kelas

Dimana :

n = Jumlah data

ΣXi = Jumlah nilai seluruh data

Sumber : Sugiono (2004:264)

Untuk mengukur klasifikasi interval, maka digunakan rumus:

Skor tertinggi = 50 x 5 = 250

Skor terendah = 50 x 1 = 50 200

Interval = 250 - 50 = = 40

5

Berdasarkan total kumulatif yang didapat, maka hasil penelitian responden dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Table 3.6 Interval Penilaian Responden

Interval Penilaian

50 – 89 Sangat kurang baik

90 – 129 Kurang baik

130 – 169 Cukup baik

170 – 209 Baik

210 – 250 Sangat baik

c. Uji Beda Dua Rata-rata

Untuk melakukan uji komparasi antara variabel demografi berdasarkan jenis kelamin, usia dan lama waktu kerja terhadap terjadinya kecelakaan kerja maka di gunakan uji beda dua rata-rata :

9


(25)

Di mana

Ho : μ1 < μ1 Persepsi agama tidak memiliki perbedaan yang

signifikan atas perilaku pada budaya, sosial, pribadi dan psikologi

Ha : μ1 > μ1 Persepsi agama memiliki perbedaan yang

signifikan atas perilaku pada budaya, sosial, pribadi dan psikologi.

Ho : μ2 < μ2 Persepsi fasilitas tidak memiliki perbedaan yang signifikan atas perilaku pada budaya, sosial, pribadi dan psikologi

Ha : μ2> μ2 Persepsi fasilitas memiliki perbedaan yang

signifikan atas perilaku pada budaya, sosial, pribadi dan psikologi.

_ _

(X1 – X2) – ( μ1 -μ2 )

to=

σ12 σ22

n1 + n2

μ1 ( X1 ) = Demografi μ2 ( X2 ) = Prilaku

S = Standar deviasi N = Jumlah data

X1 – X2

tt =

S12 + S12

n1 n2

d. Cross Tabulasi

Untuk menjawab penyebab utama dari kecelakaan kerja pada demografi responden (agama dan fasilitas) terhadap dimensi-dimensi perilaku (budaya, sosial, pribadi dan psikologi) digunakan uji silang di


(26)

15

mana pada pengujian ini diketahui nilai kecenderungan demografi pada masing-masing variabel yang diamati.

8. Review Studi Terdahulu

Tissaura Dewi Avriantini (2008) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Menggunakan Produk Produk tabungan berbasis syariah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, dengan hasil penelitian terhadap variabel persepsi nasabah terhadap perilaku dalam

menabung di Bank Muamalat Indonesia khususnya untuk produk Produk

tabungan berbasis syariah dengan nilai persepsi rata-rata sebesar 171, dari hasil data tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata penilaian setuju, pengukuran terhadap dimensi terlihat bahwa dimensi budaya merupakan dimensi yang mendominasi, artinya perilaku nasabah menabung di Bank

Mualamat Indonesia untuk produk Produk tabungan berbasis syariah atas

dasar budaya. Hasil pengolahan antara perilaku nasabah terhadap demografi atas dasar agama dan fasilitas di mana agama dibagi atas (paham syariah dan tidak paham syariah) serta fasilitas meliputi seluruh fasilitas yang diberikan Bank Muamalat terlihat bahwa secara umum agama (paham syariah dan tidak paham syariah) ada perbedaan terhadap perilaku artinya bahwa nasabah yang memiliki pemahaman syariah dan tidak memahami syariah memiliki perbedaan, hal ini juga terlihat pada demografi fasilitas terhadap perilaku juga terdapat perbedaan dengan demikian baik demografi agama dan fasilitas memiliki perbedaan secara nyata terhadap perilaku nasabah meliputi budaya, pribadi, sosial dan psikologi.


(27)

Sulfa Azami (2008) Analisis Persepsi Nasabah Di DKI Jakarta Terhadap Jasa Tabungan Permata Bank Syariah dengan hasil Hasil pengolahan data terhadap tingkat keeratan dari masing-masing dimensi persepsi terlihat bahwa pada dimensi Selective exposive terhadap persepsi konsumen dengan nilai sebesar 0.551 dengan demikian ada hubungan positif kuat antar variabel. Untuk nilai hubungan antara selective perception dengan persepsi konsumen sebesar 0.798 dengan demikian ada hubungan positif sangat kuat antara dimensi selektif dengan persepsi konsumen pada tabungan Permata Syariah. Dan untuk nilai korelasi antara selektif relation dengan persepsi konsumen pada tabungan sebesar 0.714 dengan demikian ada hubungan positif kuat antar variabel. Dengan demikian menunjukkan bahwa kecenderungan calon nasabah menabung dan menjadi nasabah Bank Permata Syariah ; di mana kecenderungan di awali dengan selection perception dan kedua dipengaruhi oleh selective relation dan terakhir dipengaruhi oleh selective exposure.

Pebri Widiana (2008) Pengaruh Antara Segmentasi Dan Positioning Terhadap Persepsi Nasabah Atas Tabungan Bank Negara Indonesia Syariah dengan hasil pengolahan data terhadap variabel persepsi nasabah terhadap perilaku dalam menabung di Bank Muamalat Indonesia khususnya untuk

produk Produk tabungan berbasis syariah dengan nilai persepsi rata-rata

sebesar 171, dari hasil data tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata penilaian setuju, pengukuran terhadap dimensi terlihat bahwa dimensi budaya merupakan dimensi yang mendominasi, artinya perilaku nasabah menabung di


(28)

17

atas dasar budaya. Hasil pengolahan antara perilaku nasabah terhadap demografi atas dasar agama dan fasilitas di mana agama dibagi atas (paham syariah dan tidak paham syariah) serta fasilitas meliputi seluruh fasilitas yang diberikan Bank Muamalat terlihat bahwa secara umum agama (paham syariah dan tidak paham syariah) ada perbedaan terhadap perilaku artinya bahwa nasabah yang memiliki pemahaman syariah dan tidak memahami syariah memiliki perbedaan, hal ini juga terlihat pada demografi fasilitas terhadap perilaku juga terdapat perbedaan dengan demikian baik demografi agama dan fasilitas memiliki perbedaan secara nyata terhadap perilaku nasabah meliputi budaya, pribadi, sosial dan psikologi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan dimensi (Budaya, Pribadi, Psikologi dan Sosiologi) ada perbedaan pemahaman syariah dan yang tidak paham syariah, dari dari dimensi prilaku juga keseluruhan responden ada beda terhadap fasilitas yang ditawarkan oleh perbankan.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini penulis membagi pembahasan ke dalam lima bab, yang masing-masing bab mempunyai spesifikasi pembahasan mengenai topik-topik dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis membuat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,


(29)

kerangka pemikiran, metodologi penelitian, tinjauan penelitian terdahulu serta diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini penulis membuat teori-teori yang berkenaan dengan sikap dan perilaku konsumen, konsep dan strategi pemasaran, perilaku konsumen dan faktor yang mempengaruhinya, serta teori-teori yang berkenaan dengan perbankan syariah, dan konsep tabungan dalam ekonomi islam.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini penulis membuat deskripsi umum PT Bank Mandiri Syariah, visi dan misi serta hal-hal yang berkenaan dengan organisasi. BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini merupakan bab yang menguraikan persepsi nasabah terhadap masing-masing variabel, dan pada bab ini juga dilakukan analisis uji statistik terhadap variabel serta pembahasan atas hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis membuat kesimpulan atas temuan penelitian dan memberikan saran-saran hasil penelitian.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sikap dan Prilaku Konsumen

Sikap pada dasarnya merupakan suatu pola tindak yang dimiliki oleh setiap manusia dalam mengekspresikan sesuatu yang menjadi suatu keyakinan yang perlu dilakukan, namun sikap itu sendiri dapat mencerminkan hasil yang akan didapat atau akibat yang akan diperoleh. Dampak dari sikap yang terjadi ada yang dapat dilihat secara langsung, tetapi adapun akibat yang diterima memerlukan waktu yang tidak dapat ditentukan. Tetapi secara pasti bahwa sikap itu akan menghasilkan suatu produk yang bersifat abstrak dan nyata, dalam suatu kelompok misalnya apabila seseorang dapat tanggapan dari apa yang dilakukan, maka akan terlihat oleh kita bahwa orang akan menanggapi dengan beberapa reaksi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.

Konsep mengenai sikap kerja tidak akan terlepas dari konsep sikap itu sendiri. sikap merupakan semacam kesiapan untuk beraksi terhadap suatu obyek

dengan cara-cara tertentu1. Sehingga dapat dikatakan bahwa kesiapan yang

dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk beraksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons.

1

Azwar Hartono, Metodologi Penelitian, Studi Kasus Pemasaran., CV Gunung Agung. Jakarta.202, h 219)


(31)

Sedangkan menutut Susanto menyatakan bahwa sikap adalah tendensi untuk memberi reaksi yang positif (menguntungkan) atau negatif (tidak

menguntungkan) terhadap orang objek atau situasi-situasi tertentu2. Karena itu

sikap merupakan tendensi untuk memberi reaksi yang bersikap emosional dalam arah tertentu.

Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap obyek baik memihak maupun tidak memihak dengan demikian sikap tidak menetap artinya dapat berubah atau dipengaruhi oleh lingkungan atau karena adanya rangsangan dari luar dirinya sehingga dapat memotivasi seseorang untuk berperilaku tertentu. Sebagaimana Rakhmat bahwa sikap bukan dibawa dari lahir melainkan diperoleh dari pengalaman, karena itu sikap dapat dipengaruhi atau sebaliknya dapat diubah3.

Sikap memiliki berbagai jenis yang dapat diamati seperti yang dikemukakan oleh Frazier Moore bahwa jenis-jenis sikap itu terbagi atas :

1. Sikap positif

2. Sikap pasif

3. Sikap negatif4

2

Susanto Margono Handoyo., Komunikasi Pemasaran, Pengantar Pemahaman dan Aplikais Komunikasi, Bandung; Remaja Rosda, 2004, h. 65

3

Djalaludin Rachmat, Komunikasi Pemasaran, Remaja Rosa. Bandung, 2002, h.20 4

Moor Frezer. Hubungan Masyarakat Prinsip, Kasus dan Masalah, , Alih Bahasa Djamaludin Malik. Remaja Karya, Bandung.2000, h. 59


(32)

21

Bila dikaitkan dengan sikap, maka sikap positif akan menyebabkan individu atau anggota organisasi bereaksi menyenangkan terhadap pekerjaan, sikap pasif akan menyebabkan individu atau anggota organisasi menjadi diam atau tidak melakukan pekerjaan, sedangkan sikap negatif akan menyebabkan individu atau anggota organisasi bereaksi tidak menyenangkan terhadap pekerjaan, dimana pekerjaan merupakan keseluruhan pelaksanaan aktivitas-aktivitas jasmaniah yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu atau mengandung suatu maksud tertentu terutama yang berhubungan dengan kelangsungan hidupnya.

1. Perilaku Konsumen

Berdasarkan konsep pemasaran dan konsep pemasaran sosial yang telah diuraikan pada bagian terdahulu, para pemasar harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan sebagai lembaga yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumen tersebut. Melalui pemahaman perilaku konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat menyusun program-program pemasaran yang tepat guna memanfaatkan peluang-peluang yang ada terutama dalam mempengaruhi reaksi atau tanggapan konsumen pada barang dan/atau jasa yang ditawarkannya.

Dharmesta memberikan definisi mengenai perilaku konsumen adalah

interaksi yang dinamis antara kesadaran/pengertian (cognitf), perilaku, dan


(33)

kehidupan mereka, masih menurut Sementara memberikan pengertian sebagai berikut adalah tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut5.

Dari kedua pengertian di atas tersirat bahwa perilaku konsumen itu sangat kompleks dan selalu berubah-ubah baik secara individual, kelompok, maupun keseluruhan. Perilaku setiap individu dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya akan berbeda karena adanya perbedaan dalam faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk pembelian suatu produk dan/atau jasa.

Loudon dan Bitta mengakui bahwa mempelajari perilaku konsumen cukup sulit dan kompleks, khususnya disebabkan oleh banyaknya variabel-variabel tersebut cenderung berinteraksi. Di samping itu seringkali terjadi ketidakkonsistenan pada konsumen, di mana mereka menyatakan kebutuhan dan

keinginannya tetapi bertindak sebaliknya6. Misalnya ada sebagian konsumen

yang memiliki kemampuan dan membutuhkan suatu produk, tetapi tidak membelinya. Di lain pihak ada konsumen yang tidak membutuhkan suatu produk, tetapi ia membelinya. Meskipun demikian, pemahaman terhadap perilaku konsumen merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan

5

Dharmesta Agustinus, Manajemen Strategik, “Pengantar Proses Berfikir Strategik”, Binarupa Aksara, Jakarta, 2001.h, 15

6

Loudon Bitta, and Sasser W., “An Examination of The Effect Performance on Bran Reputation”, Satisfaction and Loyalty, “European Jurnal di Marketing, .2000, h. 27 (9) (19-35).


(34)

23

yang menginginkan agar program-program pemasarannya dapat berhasil. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Kotler bahwa perusahaan yang benar-benar memahami bagaimana konsumen memberikan tanggapan terhadap rangsangan pemasaran (ciri produk, harga, periklanan, dan lain-lain) akan meraih keuntungan lebih besar dari pada para pesaingnya, karena dengan dipahaminya perilaku konsumennya, perusahaan dapat memberikan kepuasan secara lebih

baik kepada konsumennya7.

Uraian di atas memberikan gambaran betapa pentingnya pemahaman terhadap perilaku konsumen dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif.

B. Definisi Perilaku Konsumen

Menurut Leon perilaku konsumen The term consumer behavior refer to

the behavior that consumer display in searching for purchasing, using, evaluation and disposing of product, service and ideas that they expect will satisfy their needs Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang ditunjukkan ke konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan dan memborong produk dan jasa yang diharapkan dapat menuaskan kebutuhan mereka8.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan tentang perilaku konsumen yaitu suatu studi yang mempelajari bagaimana seorang individu meminta keputusan untuk membelanjakan sumber daya mereka yang tersedia (Waktu, uang, tenaga)

7

Kotler, Philip, “Marketing Management”, Fifth Edition, Englewood Clifts NJ. Prentice Hall,2004, h. 173

8

Leon G.S, Leslie LK, The Meaning and Measurement of Destitution Image“, The Jurnal of Tourism Studies, 2002 (2) (63).


(35)

dalam mengkonsumsi produk dan jasa. Termasuk studi tentang apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli dan seberapa sering mereka menggunakan suatu produk.

a. Model Perilaku Kosumen dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.

Perilaku konsumen dapat terpenuhi oleh berbagai faktor yang ada disekitarnya, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konumen, menurut Kotler

Gambar II.3

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen9 Budaya Kultur Sub kultur Kelas sosial Sosial Kelompok Acuan Keluarga Peran Dan Status Pribadi Umur Dan Siklus Hidup Pekerjaan Situasi Ekonomi Gaya Hidup Kepribadian Dan Konsep Diri Psikologis Motivasi Persepsi Pengetahuan Keyakinan Dan Sikap Pembeli

1) Faktor budaya

a) Budaya

Adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.

9

Kotler, Philip,“Marketing Management”, Fifth Edition, Englewood Clifts NJ. Prentice Hall,2004, h. 224


(36)

25

b) Sub budaya

Sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi.

Contoh : Nasionalitas, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografik.

c) Kelas sosial

Divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa.

d) Kelompok

Dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.

e) Keluarga

Adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam asyarakat, dan telah diteliti secara mendalam.

f) Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang dan menurut orang-orang yang berada disekitarnya. Dan status mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.

2) Faktor Kepribadian

a) Usia dan siklus hidup

Orang yang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya,


(37)

b) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

Pekerja kasar cendrung membeli lebih banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja kantoran membeli lebih banyak jas dan dasi.

c) Gaya hidup

Adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat dan opini.

d) Kepribadian dan konsep diri

Adalah karakteristik psikologi seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.

3) Faktor psikologis10

a) Motivasi

Definisi motivasi menurut Kotler dan Amstrong adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan suatu kebutuhan akan menjadi motif apabila ia tumbuh pada sampai suatu tingkat intensitas yang cukup.

b) Persepsi

Orang memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama kerena adanya tiga proses persepsi :

10

Kotler, Philip, Marketing Management”, Fifth Edition, Englewood Clifts NJ. Prentice Hall,2004, h., 54


(38)

27

i. Perhatian selektif

Kerena seseorang tidak mungkin dapat menanggapi semua angsangan itu, sebagian besar rangsangan akan disaring.

ii. Distorsi selektif

Kecendrungan orang untuk mengubah informasi menjadi

bermakna pribadi dan menginterprestasikan informasi itu

dengan cara yang akan mendukung pro-konsepsi mereka.

iii. Ingatan/retensi selektif

Kecendrungan akan mengingat informasi yang menyokong pandangan dan keyakinan mereka.

Adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapatan, atau kepercayaan (truth) kesemua itu mungkin atau tidak mungkin mengandung faktor

emosional. Sikap (attituate) menurut kotler11 Adalah evaluasi, perasaan,

emosional, dan kecendrungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.

4) Faktor pembelian

Adalah kemudahan untuk mengidentifikasi pembeli berbagai produk. Kita dapat membedakan 5 (lima) peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian :

11

Kotler, Philip, Marketing Management, Edisi II, Millennium. Alih Bahasa Hendra Teguh., Jakarta; Prenhelindo,2002, h.200


(39)

a) Pencetus

Seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk atau jasa.

b) Pemberi pengaruh

Seseorang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.

c) Pengambil keputusan

Seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli, dan dimana akan membeli.

d) Pembeli

Orang yang melakukan pembelian yang sesunguhnya

e) Pemakai

Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang

bersangkutan.12

b. Model Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi, ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Proses pengambilan keputusan ke dalam

tiga jenis, yaitu pengambilan keputusan yang luas (extended decision making),

12

Kotler, Philip, Marketing Management, Edisi II, Millennium. Alih Bahasa Hendra Teguh., Jakarta; Prenhelindo,2002, h 89


(40)

29

dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decision

making).13

Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis pengambilan keputusan yang paling lengkap, bermula dari pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari informasi tentang produk atau merek dan mengevaluasi hasil dari keputusannya. Proses pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk kepentingan khusus bagi, konsumen misalnya produk-produk yang mahal, mengandung prestise, dan dipergunakan untuk waktu yang lama. Contohnya : pembelian mobil, komputer, sepeda motor, rumah, dan lain-lain.

Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha (atau hanya melakukan sedikit usaha) mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin. Dimungkinkan pula bahwa proses pengambilan keputusan terbatas ini terjadi pada kebutuhan yang sifatnya emosional atau juga pada environmental needs), misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek atau produk baru dikarenakan `bosan' dengan merek yang sudah ada. Keputusan yang demikian hanya mengevaluasi

13

Mc.Daniel Hair Lamb, Pemasaran, Buku I, Thomson Learning,Alih Bahasa Ananta Noer ,Jakarta; Salemba Empat, 2002, h.231


(41)

aspek sifat/corak baru (novelty or newness) dari alternatif-alternatif yang tersedia14.

Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli merek favorit / kegemarannya (tanpa evaluasi alternatif. Evaluasi hanya terjadi bila merek yang dipilih tersebut ternyata tidak sebagus/sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya: pembelian sabun mandi, pasta gigi, makanan ringan, dan lain-lain.

Oleh karena produk komputer termasuk dalam proses pengambilan keputusan yang luas (extended decision making), maka pembahasan akan difokuskan pada lima tahap pengambilan keputusan, yang terdiri atas: identifikasi masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian, dan perilaku purna beli15.

1) Tahap identifikasi masalah.

Proses membeli diawali dengan identifikasi masalah atau kebutuhan. Masalah terjadi apabila seseorang merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang ideal (diinginkan) dengan keadaan yang terjadi. Kebutuhan tersebut dapat ditimbulkan oleh dorongan (stimuli) intern maupun ekstem. Dorongan intern dapat berupa rasa lapar, haus, dan sebagainya, yang berasal

14

Mc.Daniel Hair Lamb, Lamb, Pemasaran, Buku I, Thomson Learning,Alih Bahasa Ananta Noer ,Jakarta; Salemba Empat, 2002, h.231.

15

Engel and Shoemaker, Towe, “Sloyalty A Strategic Commitment”, Cornell h.R.A., Quarterly, 2003,h.2 (3).


(42)

31

dari dalam din manusia sendiri, sedangkan dorongan ekstern berasal dari dalam din manusia sendiri, sedangkan dorongan ekstern berasal dari luar din manusia. Rasa lapar dapat timbul karena mencium bau masakan, keinginan untuk membeli televisi berwarna dapat timbul setelah melihat siaran televisi berwarna di rumah tetangga, kerewelan dan `kelambatan' komputer dapat menimbulkan keinginan untuk membeli komputer baru yang lebih canggih.

Kebutuhan mempunyai tingkat intensitas tertentu, dan dapat langsung selama jangka waktu tertentu. Semakin besar tingkat intensitas kebutuhan dan semakin lama kebutuhan tersebut dirasakan, maka semakin kuat dorongan yang timbul dalam diri manusia untuk menguranginya dengan cara mencari dan mendapatkan objek yang dapat memuaskan kebutuhannya.

2) Tahap pencarian informasi.

Bila seseorang telah merasakan adanya kebutuhan, maka akan muncul suatu dorongan untuk berusaha memuaskan kebutuhan tersebut. Dalam upaya memuaskan kebutuhannya, konsumen akan melakukan pencarian informasi terlebih dahulu mengenai produk. Ada dua sumber informasi yang

digunakan, yaitu sumber internal dan sumber eksternal16. Sumber informasi

internal berasal dari memori konsumen itu sendiri, yaitu dari pengalaman pribadi, penemuan-penemuan masa lalu (past searches), dan low-involvement learning. Dalam extended decision making, sumber informasi eksternal ini

16

Mc.Daniel Hair Lamb, Pemasaran, Buku I, Thomson Learning,Alih Bahasa Ananta Noer ,Jakarta; Salemba Empat. 2002, h. 233


(43)

terdiri atas kelompok independen (keluarga, kelompok referensi, pemerintah), informasi dari pemasar (iklan dan salesman), dan experintial sources (inspeksi atau mencoba produk).

3) Tahap evaluasi alternatif

Setelah konsumen memperoleh informasi dari berbagai sumber tentang produk/merek, maka mungkin terdapat beberapa alternatif produk/merek yang dapat dipertimbangkan untuk memuaskan kebutuhannya. Pada tahap ini konsumen akan melakukan penilaian terhadap setiap alternatif yang ada sebelum memutuskan untuk membeli. Dasar penilaian yang digunakan adalah kriteria evaluasi, yaitu standar-standar dan spesifikasi yang digunakan untuk membandingkan dan mengevaluasi produk dan/atau merek yang berbeda.

4) Tahap keputusan pembelian.

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi diantara alternatif-alternatif merek barang. Konsumen juga mungkul membentuk suatu minat untuk membeli merek yang paling disukai, atau dengan kata lain minat untuk membeli merupakan fungsi dari sikap. Menurut Kotler, ada dua faktor lainnya yang berinterfensi di antara minat membeli dengan keputusan membeli. Kedua faktor tersebut adalah sikap orang lain dan faktor-faktor sosial yang tidak terduga (tidak terantisipasi). Sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi sikap favorable konsumen terhadap suatu merek tergantung pada dua hal, yaitu: (1) intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap


(44)

33

pilihan alternatif konsumen, dan (2) motivasi konsumen untuk mengikuti

keinginan orang lain17. Konsumen membentuk minat membelinya

berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen akan membeli suatu produk, faktor-faktor sosial yang tidak terantisipasi dapat saja mengubah minat membelinya, misalnya adanya informasi yang bersifat negatif tentang barang yang akan dibelinya, atau karena penjual kehabisan persediaan barang yang bersangkutan.

5) Tahap perilaku purnabeli.

Pada tahap kelima, yaitu perilaku pumabeli, konsumen merasakan beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Tugas seorang pemasar tidak hanya sampai produk/jasa dibeli konsumen, namun akan terus berlangsung hingga periode purna beli. Jika konsumen merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli produk lain di perusahaan yang sama di masa mendatang. Seorang konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain. Para pemasar berpendapat

bahwa pembeli yang puas merupakan iklan yang terbaik18.

17

Kotler, Philip, “Marketing Management”, Fifth Edition, Englewood Clifts NJ. Prentice Hall,2004, h.199

18

Kotler, Philip, “Marketing Management”, Fifth Edition, Englewood Clifts NJ. Prentice Hall,2004, h.199


(45)

Konsumen yang merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan yang berbeda. Berkaitan dengan hal ini, ada tiga kategori tanggapan atau

respon terhadap ketidakpuasan, yaitu: voice response (misalnya :

memberikan rekomendasi negatif kepada pihak-pihak lain seperti keluarga

dan teman), third-party response (mengambil tindakan hukum)19.

C. Definisi Bank Syariah

Menurut Karim Business Consulting dalam Clasical Training Pelaksana Operasional Kantor Cabang Permata Syariah (2004) adalah sebagai berikut :

Bank Syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

Sementara yang dimaksud dengan Prinsip Syariah menurut UU No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 3 dan 13 adalah :

Aturan perjanjian yang berdasarkan hukum Islam (Alquran dan Assunah) antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, penyertaan modal, jual beli, sewa menyewa, pengiriman uang dan berbagai jasa bank lainnya.

1. Landasan Hukum Bank Syariah

Adapun evolusi Perundang-undangan Perbankan di Indonesia

mengenai Perbankan Syariah sebagai berikut20 :

19

Susanto Margono Handoyo. Komunikasi Pemasaran, Pengantar Pemahaman dan Aplikais Komunikasi, Bandung; Remaja Rosda, 2005 h. 95

20

Sunarto Zulkifli. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim. 2003 ; 76


(46)

35

a. UU Pokok Perbankan No. 14 Tahun 1967

“Tidak dimungkinkan adanya Bank tanpa bunga, karena pemerintahlah yang berwenang menentukan tingkat suku bunga yang jumlahnya tentu bukan 0% seperti halnya yang diberikan Bank Syariah”

b. Deregulasi di Bidang Perbankan Tanggal 1 Juni 1983

“Bank bebas menentukan tingkat suku bunga, sehingga pendirian Bank Syariah dimungkinkan, namun izin untuk mendirikan bank belum ada”.

c. Deregulasi di Bidang Perbankan Paket Oktober 1988

“Bank bebas menentukan tingkat suku bunga dan telah adanya izin untuk mendirikan bank baru, sehingga di tahun 1989 muncul permohonan untuk mendirikan BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah) pertama di Lombok Nusa Tenggara Barat (BPR Islam Al-Azhar).

d. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

“Telah diakomodir adanya bank tanpa bunga dengan sistem bagi hasil yang kemudian dilengkapi dengan PP No. 72 tahun 1992 dimana pada regulasi ini peran penting Dewan Pengawas Syariah secara tegas diakui”.

e. UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan terhadap UU No. 7 tahun 1992

tentang Perbankan.

“Bank Syariah mendapat landasan hukum yang sangat kuat, terlebih lagi dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya yaitu Surat Edaran Bank Indonesia No. 32/2/UPPB dan SK DIR Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tentang Bank Umum Syariah serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 32/4/UPPB dan SK DIR BI No. 32/36/KEP/DIR tentang Bank Perkreditan Rakyat Syariah”.


(47)

2. Identifikasi Transaksi yang Dilarang

a. Hukum Asal Ibadat VS Muamalat

Ibadat adalah cabang syariat Islam yang mengatur hubungan antara manusia dengan pencipta-Nya (hubungan vertikal), contohnya adalah shalat, puasa, haji, dan sebagainya. Sedangkan muamalat adalah cabang syariat Islam yang mengatur hubungan antara manusia dengan sesama manusia (hubungan horizontal), contohnya aturan dalam bidang ekonomi, pernikahan, hubungan sosial, dan sebagainya. Dalam ibadat kaedah hukum yang berlaku adalah bahwa semua hal yang dilarang kecuali yang ada ketentuannya berdasarkan Al-Quran dan Al-hadits. Sedangkan dalam muamalat hukum asal sesuatu adalah diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya. Ini berarti ketika suatu transaksi baru muncul dimana belum dikenal sebelumnya dalam hukum Islam, maka transaksi tersebut dianggap dapat diterima kecuali terdapat implikasi dari dalil Qur’an dan hadist yang melarangnya secara eksplisit maupun implisit. Jadi dalam bidang muamalat, semua transaksi

dibolehkan kecuali yang diharamkan21.

Penyebab terlarangnya (haram) sebuah transaksi perdagangan adalah haram karena zatnya dan haram bukan karena zatnya.

21

Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.2001 h.12


(48)

37

b. Haram Karena Zat-nya

Transaksi dilarang karena obyek (barang dan/atau jasa) yang ditransaksikan juga dilarang. Misalkan minuman keras, bangkai, daging babi, dan sebagainya. Jadi transaksi jual beli minuman keras adalah haram, walaupun akad jual-belinya sah. Dengan demikian, bila ada nasabah yang mengajukan pembiayaan pembelian minuman keras kepada bank dengan menggunakan akad murabahah, maka walaupun akadnya sah tetapi transaksi

ini haram karena obyek transaksinya haram22.

c. Haram Selain Zat-nya23

1) Melanggar prinsip “An Taraddin Minkum”

Setiap transaksi dalam Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak (sama-rama ridha). Mereka harus

mempunyai informasi yang sama (complete information) sehingga tidak

ada pihak yang merasa dicurangi/ditipu karena ada suatu yang unknown

to one party (keadaan dimana salah satu pihak tidak mengetahui

informasi yang diketahui pihak lain, ini disebut juga assymetric

information). Unknown to one party dalam bahasa fikihnya disebut juga

tadlis (penipuan) dan dapat terjadi dalam empat hal yakni :

22

Muhammad Syafi’i Antonio. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani.2001 h.12

23

Ma’ruf Amin. Undang-Undang Perbankan Syariah. Dalam Sharing No. 20: 11. Jakarta: PT. Tribuwana Cahya Ananta.2008, h.74


(49)

a) Kuantitasnya

contoh pedagang yang mengurangi takaran/timbangan barang yang dijualnya.

b) Kualitasnya

contohnya pedagang yang menyembunyikan cacat barang yang ditawarkannya.

c) Harga

contohnya adalah memanfaatkan ketidaktahuan pembeli akan harga pasar dengan menaikkan harga produk di atas harga pasar.

2) Waktu Penyerahan.

Contohnya adalah pedagang buah menjual buah di luar musimnya padahal si pedagang tahu bahwa dia tidak dapat menyerahkan buah yang dijanjikannya itu pada waktunya.

a) Melanggar prinsip “La Tazhlimuna wa la tuzhlamun”

Yakni prinsip jangan menzalimi dan jangan dizalimi. Praktek-praktek yang melanggar prinsip ini diantaranya:

i) Rekayasa Pasar

Rekayasa pasar bisa terjadi dalam supply dan dalam demand.

Rekayasa pasar dalam supply terjadi bila seorang produsen/penjual mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara mengurangi supply agar harga produk yang


(50)

39

dijualnya naik. Sedangkan rekayasa pasar dalam demand terjadi bila seorang produsen/pembeli menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk sehingga harga jual produk itu akan naik.

ii) Gharar

Gharar atau disebut juga taghrir adalah situasi dimana terjadi incomplete information karena adanya ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi. Gharar ini terjadi bila kita merubah

sesuatu yang seharusnya bersifat pasti (certain) menjadi tidak

pasti (uncertain)

3) Riba

Dalam ilmu fikih dikenal tiga jenis riba yaitu24 ;

a) Riba Fadl

yaitu riba yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria sama kualitasnya, sama kuantitasnya dan sama waktu penyerahannya. Pertukaran semisal ini mengandung gharar yaitu ketidakjelasan bagi kedua pihak akan nilai masing-masing barang yang dipertukarkan. Ketidakjelasan ini dapat menimbulkan tindakan zalim terhadap salah satu pihak, kedua pihak dan pihak-pihak lain. Dalam perbankan konvensional, riba fadl dapat ditemui

24

Ma’ruf Amin. Undang-Undang Perbankan Syariah. Dalam Sharing No. 20: 11. Jakarta: PT. Tribuwana Cahya Ananta.2008, h.75


(51)

dalam transaksi jual beli valuta asing yang tidak dilakukan dengan cara tunai (spot).

b) Riba Nasi’ah

yaitu riba yang timbul akibat hutang-piutang yang tidak memenuhi kriteria untung muncul bersama resiko dan hasil usaha muncul bersama biaya. Transaksi semisal ini mengandung pertukaran kewajiban menanggung beban, hanya karena berjalannya waktu. Dalam perbankan konvensional, riba nasi’ah dapat ditemui dalam pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga deposito, tabungan, giro dan lain-lan.

c) Riba Jahiliyah

yaitu hutang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman karena si peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada waktu yang telah ditetapkan (Usmani, 2001) Riba jahiliyah dilarang karena

terjadi pelanggaran kaedah “Kudlu Qardin Jarra Manfa’ah Fahuwa

Riba” (setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba). Dalam perbankan konvensional, riba jahiliyah dapat ditemui dalam pengenaan bunga pada transaksi kartu kredit yang tidak dibayar penuh tagihannya.

3. Tidak sah/lengkap akadnya

Suatu transaksi yang tidak masuk dalam kategori haram, belum tentu serta merta menjadi halal. Masih ada kemungkinan transaksi tersebut menjadi


(52)

41

haram bila akad atas transaksi itu tidak sah atau tidak lengkap. Suatu transaksi dapat dikatakan tidak sah dan/atau tidak lengkap akadnya, bila terjadi salah satu

(atau lebih) faktor-faktor berikut ini :a. Rukun dan syarat tidak terpenuhi Rukun

adalah sesuatu yang wajib ada dalam suatu transaksi (necessary condition),

misalnya ada penjual dan pembeli. Tanpa adanya penjual pembeli, maka jual beli tidak akan ada. Pada umumnya rukun dalam muamalah bidang ekonomi ada tiga yaitu :

a. Pelaku

Bisa berupa penjual-pembeli (dalam akad jual beli), penyewa-pemberi sewa (dalam akad sewa-menyewa) atau penerima upah-pemberi upah (dalam akad upah-mengupah), dan lain-lain.

b. Objek

Objek transaksi dari semua akad di atas dapat berupa barang atau jasa.

c. Ijab-kabul25

Adalah kesepakatan antara kedua belah pihak yang bertransaksi

Syarat adalah sesuatu yang keberadaannya melengkapi rukun (sufficient

condition). Contohnya adalah pelaku transaksi haruslah orang yang cakap hukum (mukallaf).

Syarat bukanlah rukun, jadi tidak boleh dicampuradukkan. Dilain pihak, keberadaan syarat tidak boleh :

a. Menghalalkan yang haram

25

Muhammad Syafi’i Antonio.. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani, 2001 h.81


(53)

b. Mengharamkan yang halal

c. Menggugurkan rukun

d. Bertentangan dengan rukun; atau

e. Mencegah berlakunya rukun.

4. Produk dan Jasa Perbankan Syariah

Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu26 :

a. Produk Penyaluran Dana (Financing)

Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi kedalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu :

1) Pembiayaan dengan prinsip jual beli (Ba’i)

Prinsip Ba’i dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan

kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat

keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

2) Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah)

Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Pada dasarnya

prinsip Ijarah sama saja dengan Ba’i, namun perbedaannya terletak pada

26

Muhammad Syafi’i Antonio.. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani, 2001 h.81


(54)

43

objek transaksinya. Bila pada Ba’i jual beli objek transaksinya adalah

barang, maka pada Ijarah objek transaksinya adalah jasa.

3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (Syirkah)

Transaksi syirkah dilandasi adanya keinginan para pihak yang

bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama. Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang

bekerjasama dapat berupa dana, barang perdagangan (trading asset),

kewiraswastaan (enterpreneur-ship), kepandaian (skill), kepemilikan

(property), peralatan (equipment) atau intangiable asset (seperti hak

paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi (credit-worthiness) dan

barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang.

4) Pembiayaan dengan akad pelengkap.

Akad pelengkap diperlukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan yang menggunakan tiga prinsip terdahulu.

b. Produk Penghimpunan Dana (Funding)

Penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip Operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah.

1) Prinsip Wadi’ah

yaitu akad titipan pihak yang mempunyai barang kepada pihak yang diberi kepercayaan untuk menjaga keselamatan, keamanan serta keutuhan barang. Aplikasi pada bank syariah misalnya produk giro .


(55)

Prinsip Wadi’ah berdasarkan jenis terdiri dari dua bagian yaitu a) Wadi’ah Dhamanah

dimana pada prinsipnya harta titipan boleh dimanfaatkan oleh pihak yang dititipi (bank) tetapi bank bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan tersebut.

b) Wadi’ah Amanah

yaitu pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi.

2) Prinsip Mudharabah

yaitu akad antara pemilik dana dan pengelola dana untuk memperoleh keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati pada awal akad. Rukun

mudharabah terpenuhi sempurna (ada pemilik dana, ada pengelola, ada usaha yang akan dibagihasilkan, ada nisbah dan ada ijab kabul). Prinsip

mudharabah ini diaplikasi pada produk tabungan berjangka dan deposito berjangka.

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi dua yaitu :

a) Mudharabah Mutlaqah

Dalam mudharabah mutlaqah (URIA = Unrestricted Investment

Account), tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan apapun


(56)

45

kepada bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak disalurkan atau menetapkan penggunaan akad-akad tertentu, ataupun mensyaratkan dananya diperuntukkan bagi nasabah tertentu. Jadi bank memiliki kebebasan penuh untuk menyalurkan dana URIA (Unrestricted Investment Account) ini ke bisnis manapun yang diperkirakan menguntungkan.

b) Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah (RIA = Restricted Investment Account)

terdiri dari dua jenis yaitu :

i). Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet

Merupakan simpanan khusus (restricted investment) di mana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank.

ii) Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet

Merupakan penyaluran dana langsung kepada pelaksana

usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara (arranger)

yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari bisnis (pelaksana usaha).


(57)

3) Produk Jasa (Service)

Produk jasa bank syariah terdiri atas27: a) Wakalah

adalah akad perwakilan antara dua pihak dimana pihak pertama mewakilkan suatu urusan kepada pihak kedua untuk bertindak atas

nama pihak pertama, contohnya Leter of Credit (L/C Impor), jasa

transfer dan inkaso. b) Kafalah

adalah akad jaminan dari suatu pihak kepada pihak lain, contohnya Garansi Bank. Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran.

c) Hiwalah

adalah akad pemindahan hutang piutang suatu pihak kepada pihak lain. Kebanyakan ulama tidak memperbolehkan pengambilan manfaat (imbalan) atas pengalihan hutang piutang tersebut antara lain dengan mengurangi jumlah piutang atau menambah jumlah hutang tersebut. Bank hanya boleh membebankan fee atas jasa penagihan. Contohnya Anjak Piutang.

27

Samsudin. 2005. Mengapa Nasabah Memilih Menggunakan Jasa Bank Syariah?. Jakarta: Pascasarjana UI


(58)

47

d) Sharf

adalah transaksi pertukaran emas dan perak atau pertukaran valuta asing, dengan syarat, harus tunai, serah terima dilakukan dalam majelis kontak dan bila pertukaran antara mata uang yang sama sama harus dalam jumlah/kuantitas yang sama.

e) Al qardh

Artinya adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali (atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharap imbalan). Contohnya adalah produk pelengkap kepada nasabah yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang sangat pendek.

4) Ciri Khas Pelayanan Perbankan

Dalam menjalankan usaha perbankan baik konvensional maupun syariah dengan sasaran nasabah individual dan pengusaha kecil maupun besar, kepuasan pelayanan sangat menentukan keberhasilan dalam bisnis perbankan. Penarikan nasabah baru melalui pelayanan yang memuaskan adalah lebih mudah dari pada mempertahankan pelayanan yang memuaskan terhadap nasabah lama (Sugiarto, 1999)

Dalam pemasaran yang proaktif, mempertahankan nasabah tidak kalah pentingnya dari pada mencari nasabah baru, karena selain bisa

mempertahankan pelanggan dimungkinkan bisa berlanjut ke costumer


(59)

selling). Dengan demikian seorang nasabah bisa meningkatkan penggunaan berbagai produk dan jasa yang ditawarkan oleh bank.

Berdasarkan konsep Servqual (service quality) kualitas pelayanan pada

dasarnya adalah hasil persepsi/kesan dalam nasabah. Hal ini terbentuk dalam benak nasabah setelah yang bersangkutan membandingkan antara kualitas pelayanan yang mereka terima dan mereka harapkan. Perbandingan antara persepsi dan harapan bisa memunculkan dua kemungkinan, yaitu :

a) Persepsi lebih besar dari pada harapan, yang berarti pelanggan merasa

puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh bank

b) Persepsi lebih kecil dari pada harapan, yang berarti harapan

pelanggan terhadap kualitas pelayanan tidak tercapai.

D. Tabungan Syariah

Tabungan syari’ah menurut Dewan Syari’ah Nasional adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko/bahaya tertentu melalui akad yang sesuai dengan syari’ah. Tabungan Syari’ah merupakan sebuah sistem dimana para partisipan/anggota/peserta mendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian dari partisipasi/anggota/peserta. Peranan perusahaan


(60)

49

disini hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaan tabungan serta investasi dari dana-dana/kontribusi yang diterima/dilimpahkan kepada perusahaan.

Tabungan Syari’ah disebut juga dengan tabungan ta’awun yang artinya tolong menolong atau saling membantu dan bukanlah bertujuan untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Tabungan ta’awun prinsip dasarnya adalah dasar syari’ah yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk menjalin kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami oleh

peserta28. Prinsip ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Maidah

ayat

و

ىﻮْﻘﱠ او

ﱢﺮﺒْا

اﻮﻧوﺎ و

اﻮﻘﱠاو

ناوْﺪ ْاو

ﻢْﺛﺈْا

اﻮﻧوﺎ

بﺎﻘ ْا

ﺪﻳﺪﺷ

ﻪﱠ ا

ﱠنإ

ﻪﱠ ا

Artinya: “Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan

jangan saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan”.(Q.S:Al Maidah : 2)

Tabungan yang selama ini digunakan oleh mayoritas masyarakat (non-syari’ah) bukan merupakan tabungan yang dikenal oleh para Pendahulu dari kalangan para ahli fiqh, karena tidak termasuk transaksi yang dikenal oleh fiqh Islam, dan tidak pula dari kalangan para sahabat yang membahas hukumnya.

28

Ma’ruf Amin.. Undang-Undang Perbankan Syariah. Dalam Sharing No. 20: 11. Jakarta: PT. Tribuwana Cahya Ananta.2008 hm 15


(61)

A. Sejarah Bank Mandiri Syariah

Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik.

Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada


(62)

51

tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT


(63)

Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT Bank Mandiri (Persero).

B. Visi dan Misi

PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.

Visi

Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha. Misi

1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan

2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM

3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat

4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal


(64)

53

C. Struktur Organisasi

Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan suatu kumpulan unit kegiatan kantor besar, kantor wilayah, dan kantor cabang yang masing-masing unit tersebut didukung pula oleh sub unit di bawahnya, misalnya kelompok, bagian dan unit-unit lainnya.

Kegiatan-kegiatan Bank Mandiri dipimpin oleh Dewan Direksi, diawasi oleh Dewan Komisaris dan dibantu oleh beberapa komite permanen. Bank Mandiri memiliki struktur organisasi fungsional di mana fungsi-fungsi tersebut di kepalai oleh seorang direktur yang membawahi beberapa divisi. Fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi korporasi, ritel, internasional, treasury, pengendalian risiko dan kepatuhan.

Adapun struktur organisasi Bank Mandiri dengan susunan Dewan komisaris dan Dewan Direksi yang baru sesuai dengan rapat umum luar biasa pemegang saham tanggal 14 Februari 2000 adalah sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris, terdiri dari : a. Komisaris Utama

b. Anggota Komisaris c. Anggota Komisaris

2. Dewan Direksi, terdiri dari : a. Direktur Utama


(65)

b. Direktur Pengendalian Resiko

Membawahi Divisi Pengendalian Risiko (PAR), Divisi Pengendalian Keuangan (PKU), dan Unit Pengelolaan Perusahaan Anak (PPA).

c. Direktur Korporasi

Membawahi Divisi Korporasi (KPI) dan Divisi Teknologi Informasi (TEK). d. Direktur Ritel

Membawahi Divisi Pemasaran Ritel (REN), Divisi Pembinaan Bisnis Ritel dan Menengah (PBE), Divisi Pengelolaan Bisnis Kartu (PBK), dan usaha Syariah.

e. Direktur Internasional

Membawahi Divisi Internasional (INT), Divisi Kredit Khusus (DKS), dan Divisi Hubungan Incestor dan Kesekretariatan (HIS).

f. Direktur Treasuri

Membawahi Divisi Treasuri (TRS), Divisi Investasi dan Jasa Keuangan (IJK), dan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM).

g. Direktur Kepatuhan

Membawahi Divisi Perencanaan Strategis (REN), Divisi Hukum (HUK), dan Divisi Umum (UMM).

Adapun divisi-divisi pada Bank Mandiri adalah sebagai berikut : 1. Satuan Pengawasan Intern (SPI)


(66)

55

3. Divisi Korporasi (KPI)

4. Divisi Investasi dan Jasa Keuangan (IJK)

5. Divisi Pembinaan Bisnis Ritel dan Menengah (PBE) 6. Divisi Kredit Khusus (DKS)

7. Unit Pengelolaan Perusahaan Anak (PPA) 8. Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) 9. Divisi Umum (UMM)

10. Divisi Pengendalian Risiko (PAR) 11. Divisi Hukum (HUK)

12. Divisi Pemasaran Ritel (PMR) 13. Divisi Internasional (INT)

14. Divisi Pengelolaan Bisnis Kartu (PBK) 15. Divisi Tresuri (TRS)

16. Divisi Perencanaan Strategis (REN) 17. Divisi Pengendalian Keuangan (PKU) 18. Divisi Teknologi Informasi (TEK)


(1)

Lampiran SPSS

VIII

Frequency Table Demografi Responden

Agama

28 56.0 56.0 56.0

22 44.0 44.0 100.0

50 100.0 100.0

Memahami syariah Tidak memahami syariah Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Fasilitas

16 32.0 32.0 32.0

12 24.0 24.0 56.0

9 18.0 18.0 74.0

9 18.0 18.0 92.0

4 8.0 8.0 100.0

50 100.0 100.0

ATM kartu Debit Phone Banking Pembayaran Zakat Otomatis Autodebet Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

Lampiran SPSS

IX

Crosstabs

Case Processing Summary

50 100.0% 0 .0% 50 100.0%

50 100.0% 0 .0% 50 100.0%

50 100.0% 0 .0% 50 100.0%

50 100.0% 0 .0% 50 100.0%

50 100.0% 0 .0% 50 100.0%

50 100.0% 0 .0% 50 100.0%

50 100.0% 0 .0% 50 100.0%

50 100.0% 0 .0% 50 100.0%

Agama * Budaya Agama * Sosial Agama * Keperibadian Agama * Psikologi Fasilitas * Budaya Fasilitas * Sosial Fasilitas * Keperibadian Fasilitas * Psikologi

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Agama * Budaya Crosstabulation

12 14 2 28

.8 -1.7 .9

8 14 0 22

-.8 1.7 -.9

20 28 2 50

Count Residual Count Residual Count Memahami syariah

Tidak memahami syariah Agama

Total

Cukup setuju Setuju Sangat setuju Budaya

Total

Agama * Sosial Crosstabulation

1 15 12 0 28

-.1 1.6 -.9 -.6

1 9 11 1 22

.1 -1.6 .9 .6

2 24 23 1 50

Count Residual Count Residual Count Memahami syariah

Tidak memahami syariah Agama

Total

Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Sosial

Total

Agama * Keperibadian Crosstabulation

2 14 10 2 28

-.2 -.6 1.0 -.2

2 12 6 2 22

.2 .6 -1.0 .2

4 26 16 4 50

Count Residual Count Residual Count Memahami syariah

Tidak memahami syariah Agama

Total

Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Keperibadian


(3)

Lampiran SPSS

X

Agama * Psikologi Crosstabulation

17 11 0 28

.8 .9 -1.7

12 7 3 22

-.8 -.9 1.7

29 18 3 50

Count Residual Count Residual Count Memahami syariah

Tidak memahami syariah Agama

Total

Cukup setuju Setuju Sangat setuju Psikologi

Total

Fasilitas * Budaya Crosstabulation

6 8 2 16

-.4 -1.0 1.4

4 8 0 12

-.8 1.3 -.5

2 7 0 9

-1.6 2.0 -.4

5 4 0 9

1.4 -1.0 -.4

3 1 0 4

1.4 -1.2 -.2

20 28 2 50

Count Residual Count Residual Count Residual Count Residual Count Residual Count ATM

kartu Debit Phone Banking Pembayaran Zakat Otomatis Autodebet Fasilitas

Total

Cukup setuju Setuju Sangat setuju Budaya

Total

Fasilitas * Sosial Crosstabulation

0 8 8 0 16

-.6 .3 .6 -.3

0 7 4 1 12

-.5 1.2 -1.5 .8

1 3 5 0 9

.6 -1.3 .9 -.2

1 4 4 0 9

.6 -.3 -.1 -.2

0 2 2 0 4

-.2 .1 .2 -.1

2 24 23 1 50

Count Residual Count Residual Count Residual Count Residual Count Residual Count ATM

kartu Debit Phone Banking Pembayaran Zakat Otomatis Autodebet Fasilitas

Total

Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Sosial


(4)

Lampiran SPSS

XI

Fasilitas * Keperibadian Crosstabulation

1 8 6 1 16

-.3 -.3 .9 -.3

0 7 3 2 12

-1.0 .8 -.8 1.0

0 2 6 1 9

-.7 -2.7 3.1 .3

2 6 1 0 9

1.3 1.3 -1.9 -.7

1 3 0 0 4

.7 .9 -1.3 -.3

4 26 16 4 50

Count Residual Count Residual Count Residual Count Residual Count Residual Count ATM

kartu Debit Phone Banking Pembayaran Zakat Otomatis Autodebet Fasilitas

Total

Kurang setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju Keperibadian

Total

Fasilitas * Psikologi Crosstabulation

10 5 1 16

.7 -.8 .0

5 7 0 12

-2.0 2.7 -.7

3 6 0 9

-2.2 2.8 -.5

8 0 1 9

2.8 -3.2 .5

3 0 1 4

.7 -1.4 .8

29 18 3 50

Count Residual Count Residual Count Residual Count Residual Count Residual Count ATM

kartu Debit Phone Banking Pembayaran Zakat Otomatis Autodebet Fasilitas

Total

Cukup setuju Setuju Sangat setuju Psikologi


(5)

Lampiran SPSS

XII

T-Test

Paired Samples Statistics

3.6400 50 .56279 .07959

1.4400 50 .50143 .07091

3.4600 50 .61312 .08671

1.4400 50 .50143 .07091

3.4000 50 .75593 .10690

1.4400 50 .50143 .07091

3.4800 50 .61412 .08685

1.4400 50 .50143 .07091

Budaya Agama Pair

1

Sosial Agama Pair

2

Keperibadian Agama Pair

3

Psikologi Agama Pair

4

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Paired Samples Correlations

50 -.006 .968

50 .125 .388

50 -.043 .766

50 .162 .262

Budaya & Agama Pair 1

Sosial & Agama Pair 2

Keperibadian & Agama Pair 3

Psikologi & Agama Pair 4

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

2.20000 .75593 .10690 1.98517 2.41483 20.579 49 .000 2.02000 .74203 .10494 1.80912 2.23088 19.249 49 .000 1.96000 .92494 .13081 1.69714 2.22286 14.984 49 .000 2.04000 .72731 .10286 1.83330 2.24670 19.833 49 .000 Budaya - Agama

Pair 1

Sosial - Agama Pair 2

Keperibadian - Agama Pair 3

Psikologi - Agama Pair 4

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference Paired Differences


(6)

Lampiran SPSS

XIII

T-Test

Paired Samples Statistics

3.6400 50 .56279 .07959

2.4600 50 1.32803 .18781

3.4600 50 .61312 .08671

2.4600 50 1.32803 .18781

3.4000 50 .75593 .10690

2.4600 50 1.32803 .18781

3.4800 50 .61412 .08685

2.4600 50 1.32803 .18781

Budaya Fasilitas Pair

1

Sosial Fasilitas Pair

2

Keperibadian Fasilitas Pair

3

Psikologi Fasilitas Pair

4

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Paired Samples Correlations

50 -.238 .096

50 -.065 .655

50 -.268 .060

50 -.051 .725

Budaya & Fasilitas Pair 1

Sosial & Fasilitas Pair 2

Keperibadian & Fasilitas Pair 3

Psikologi & Fasilitas Pair 4

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

1.18000 1.56087 .22074 .73640 1.62360 5.346 49 .000 1.00000 1.49830 .21189 .57419 1.42581 4.719 49 .000 .94000 1.69525 .23974 .45821 1.42179 3.921 49 .000 1.02000 1.49134 .21091 .59617 1.44383 4.836 49 .000 Budaya - Fasilitas

Pair 1

Sosial - Fasilitas Pair 2

Keperibadian - Fasilitas Pair 3

Psikologi - Fasilitas Pair 4

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference Paired Differences


Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Untuk Menggunakan Jasa Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.

3 52 119

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMBEDAKAN NASABAH DAN NON-NASABAH DALAM MEMILIH TABUNGAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG JEMBER

0 4 19

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMBEDAKAN NASABAH DAN NON-NASABAH DALAM MEMILIH TABUNGAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG JEMBER

0 8 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NASABAH MENGGUNAKAN TABUNGAN RENCANA MANDIRI PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK CABANG LUMAJANG

0 3 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Bertransaksi di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank Syariah Mandiri Cabang Boyolali).

0 3 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Bertransaksi di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank Syariah Mandiri Cabang Boyolali).

0 3 16

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Menjadi Nasabah Penabung Bank Mandiri Cabang Surakarta Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Menjadi Nasabah Penabung Bank Mandiri Cabang Surakarta.

0 1 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK BANK MANDIRI SYARIAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Bank Mandiri Syariah Cabang Pembantu Universitas Airlangga).

0 0 104

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK BANK MANDIRI SYARIAH KOTA SURABAYA.

0 0 104

PENGARUH PERSEPSI NASABAH DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PRODUK TABUNGAN MUDHARABAH BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU CILEDUG Yeni Irawati

0 0 14