Penginderaan Jauh Sumberdaya dan Dinamika Laut dengan Teknologi Akustik untuk Pembangunan Benua Maritim Indonesia

ORASI ILMIAH GURU BESAR
DALAM RANGKA DIES NATALIS IPB KE-48

Penginderaan Jauh Sumberdaya dan
Dinamika Laut dengan Teknologi Akustik
untuk Pembangunan Benua Maritim
Indonesia

ORASIILMIAH
Guru Besar Tetap
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc.

Auditorium Sumardi Sastrakusumah
FPIK - Institut Pertanian Bogor
19 November 2011

Ucapan Selamat Datang
Yang terhormar.
Rektor IPB

Ketua dan Anggora Dewan Guru Besar IPB
Kerua dan Anggota Senar Akademik IPB
Para Wakil Rekror, Dekan, dan Pejabar Strukrural di lingkungan
IPB
Rekan-rekan SrafPengajar, Tenaga Akademik, Alumni, Mahasiswa,
dan Karyawan IPB
Keluarga dan hadirin sekalian yang saya muliakan

Assalamualaikum wr wb., selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita
semua.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT aras segala rahmat
dan karunia-:t'-:ya yang dilimpahkan kepada kita semlla sehingga kita
dapat berkllmplll pada acara Orasi I1miah dalam rangka Dies Natalis
IPB ke-48. Dalam Sllasana yang penuh khidmat ini perkenankan
say a sebagai Guru Besar Tetap pada Fakultas Perikanan dan IImu
Kelauran IPB menyampaikan Orasi I1miah yang berjudul:

Penginderaan Jauh Sumberdaya dan Dinamika Laut dengan

T eknologi Akustik untuk Pembangunan Benua Maritim

Indonesia.
Topik orasi ini merupakan wlljud kecintaan saya pada disiplin ilmll
akustik kelauran yang saya tekuni selama ini dan perhatian saya
terhadap perkembangan pembangunan benua maritim Indonesia.
Harapan saya mareri orasi ini dapat memperkaya perspektif kita

rerhadap pengembangan dan aplikasi ilmu akustik kelauran di
Indonesia dan dapar memberi manfaar bagi kemajuan pembangunan
benua maririm Indonesia. Kami menyampaikan terima kasih atas
kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada aeara Orasi Ilmiah hari ini.

liv I

dan aplikasi ilmu akusrik kelalltan di
セイゥ@

manfaat bagi kemajuan pembangllnan
Kami menyampaikan terima kasih atas
ara pada acara Orasi Ilmiah hari ini.


Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc .



DAFTARISI
Ucapan Selamat Datang.......................................................... iii
Foto Orator ........................................................................... v

Daftar lsi ........................................................................... vii
Pendahuluan............................................................................ 1
Kompleksitas dan Dinamib Bawah Air ................................ 1
Gclombang SlIara dan Instrurnen Akllstik ............................. 2
Aplikasi Teknologi Akustik Bawah Air .................................. 3

Persamaan Sonar .................................................................... 6

Bathymetry, Sedimen Dasar Laut, Terumbu
Karang, dan Vegetasi Bawah Air .............................................. 9
Kontur Dasar Laut .............................................................. 10
Identifikasi dan Klasifikasi Scdimen Dasar Laut ................. 12

Pengelompokan Benmk Perrumbuhan
"[erurnbll Karang ................................................................. 13
Detcksi dan Diskriminasi Vegetasi Bawah Air ..................... 14

Plankton dan lkan ................................................................ 17
Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi
Vertikal Plankton ................................................................ 17
Dcteksi Posisi Ibn Tunggal dan Lapisan Renang ................ 19
Idcntifikasi dan Klasifikasi .Tenis Kawanan Ibn ................... 20
Esti masi Kepadatan dan Sebaran I kan ................................. 21

Per
Arus Laut, Paras Laut, dan Gelombang Permukaan Laut ...... 24

Bumi kita ini sering disebut

Arus dan Profit Arus, Tranportasi Massa Air
pada Lintasan ARLIN DO ................................................... 25

ciri Lltama bumi, sekitar WPセ@


Penentuan Elevasi Paras Laut dan Pasang Suruc .................. 27

dapat dikatakan sebagai mir

Estimasi Spektrum Gelombang Permukaan Lauc ................. 28

dalam konstalasi geografi Ir:

Kesimpulan dan Saran ........................................................... 29
Kesimpulan ......................................................................... 29
Saran .................................................................................. 30

sisanya daratan. Dengan ko

Indonesia yang luas ini rnem
Objek dan proses apa saja y,
Indonesia, pada kedalarnar:
bagaimana kondisinya dari w;


Referensi ................................................................................ 31
Ucapan Terima Kasih ............................................................ 37
Foto Keluarga Orator ............................................................ 41
Riwayat Hidup ...................................................................... 43

ke relung Iaut lainnya, masih セ@
Dalam naskah yang singkat
akustik bawah air, teknologi
untuk eksplorasi surnberdaya
mengamati dan mengkaji obj

ilustrasi hasil riset yang tel

pengembangan dan pemant

Indonesia ke depan juga dim

Kompleksitas dan Din

Kompleksitas objek dan p

bawah laut ditemui baik dal

Dalam kolom air, ada berag:
ultrananoplankton (::::

c:  i2
セ@

::l ­c;:, 
­0  ­.. 
..:£. 



'-

>,  :::

C'O


",np""'X ....' ' ' .. セN@

mike! tersuspensi, baik yang hidup maupun yang

-.;;



,.;

セ@

S

2l  U 

""v0...  « M::: セ@
oj:) 

Iaut untuk disimpan dalam sedimen.


adang lamun di perairan wilayah pesisir ini perlu

C'O

.-

c: 


gan memantau secara teratur perkembangannya.

bf)
V)

-p wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini

t':l

t':l


..:£. 

C'O

'-

::l
..0 

:::: 

C;

セ@
N") 
N") 

'-


""

..0 

E
t':l

r ..,
V

'";.,



«
Nセ@

セ@

>::::
t':l
0..  @セ
c:  ­c;:,
;::
,..,

2l 

セ@



U

::l




>::::

t':l

..:£.

セ@

as padang lamun terus berkurang dan diperkirakan

1151

...

E

.-

sekitar 2% per tahun (Deswati, et £11.

c: 

;:3
.;;;

embangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir

1141

セ@

v

i:::

セBL[@

HセuB@

""",;

セ@

'-

,.".

::s c:  .::
!4i 

....

""",; ..0
,.;
..... -0

i-L.l .;.:::: .;:: E
v

merupakan salah satu vegetasi bawah air, hidup di

セオイ。ョァ@

e

u
::: v0...

セ@

c...

セ[@

0

N

)

penting dilakukan.

n yang ada di

...c:

Ji

yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi

III

i:::

c:

, analysis, principal component analysis, dan lain-

lampu mengurangi pergerakan air dan menyokong

,.".

.....

kasi dengan menerapkan analisis pengelompokan

lit,

--

..:£.
::l

lasifikasi berdasarkan parameter £ 1 dan £2 ini tentu

Sifat

fisik

suara

dapat

digunakan

untuk

memetakan

dan

memanrau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
suara yang diperoleh berdasarkan karakreristik sinyal gema yang

Kuanri

dihamburbalikkan oleh lamun. Salah saru teknologi akusrik yang

laut, d

dikembangkan unruk pemetaan vegerasi bawah air adalah sonar

salah s;

(narrow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan

aplikasJ

dasar perairan, baik secara horizontal maupun vertikal, sehingga

dan kal

dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air (Komatsu, et al.

dengan

2003). Penentuan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air

kali dih

dapat dilakllkan berdasarkan benrllk gema (echo envelope). Jika

unruk

terdapar vegetasi, dapat ditentukan jarak al1tafa dasar perairan ke
aras rutupan vegerasi atau puncak vegetasi. Sebagian besar gema

2005).
al. (195

yang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal

melailli

dari penghamburbalik (blUk;cattering) dasar. Analisis lebih lanjur

Saeters(

dari gema dapat digunakal1 ul1tllk membedakan anrarspesies lamlll1

dan 01:

(Gambar 3.4) (Ole, et al. 2011).

(Smith
estimas

karakte

1983)'

tiruan (

(lCES

hasil ri!

akustik

Lapis
Verdi

Lapisal
Gambar 3.4. Sebaran nilai energi hamburbalik akustik (SY) dari
tiga spesies lamlln: Cymodocea rotundata (biru muda),
Enhalus aeoroides (merah) dan ThaltlSia hemprichii
(kuning) (Ole, et al. 2011)

adalah
oleh s
makro

I
'a dapat

digunakan

unwk

memetakan

dan

Plankton dan Ikan

:mbangan lamun dengan mengkaji hamburbalik
'oleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang

Kuantiflkasi dan karakterisasi biota laut (plankton, ikan, mammalia

.n oleh lamun. Salah saw reknologi akusrik yang

laut, dan lain-lain) dapat dilakllkan dengan berbagai metode,

lfIruk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar

salah sawnya adalah dengan metode akustik. Pengembangan dan

sonar) yang mampu menampilkan keadaan

aplikasi metode akustik llntllk deteksi, identifikasi, kuantifikasi,

)aik secara horizontal maupun vertikal, sehingga

dan karakterisasi biota laut relah dilakukan di awal abad 20 seiring

n densitas vegerasi bawah air {Komatsu, et ill.

dengan perkembangan instrumen akllstik. Deteksi ikan pertama

kedalaman dan keberadaan vegerasi bawah air

kali dilaporkan oleh Kimura (1929) dan citra akustik atau echogr(lm

berdasarkan benruk gema (echo envelope). Jika

untllk Cod diperoleh Sund (19.15) (Simmons dan Maclennan

i, dapat direntukan jarak antara dasar perairan ke

2005). Studi akustik rentang mamalia Iaut dilakukan oleh Schevil et

;etasi arau puncak vegetasi. Sebagian besar gema

ill. (1954). Teknik kuantifikasi biota Iaut secara akusrik berkembang

i vegetasi lebih tinggi dari aras genu yang berasal

melailli teknik pencacahan gema (echo-counting) (Midttun dan

[rbalik (backscattering) dasar. Analisis lebih lanjut

SaetersdaI1957), teknik integrasi gema (ec!Jo-integmtion) (Dragesund

digunakan untuk membedakan antarspesies lamun

dan Olse 19(5)' teknik pencacahan kawanan ikan (school-counting)

)Ie, et al. 201 1).

(Smith 1970), estimasi poplllasi plankton (Greenlaw 1979), dan

セ。ュ@

1I1

estimasi biomas ikan (Burczynski 1982). Demikian pula dengan
karakterisasi biota !aur, misalnya tingkah lakll ikan (Olsen, et (if.
1983), idenrifikasi spesies kawanan ikan dcngan jaringan saraf
tiruan (Harabolous dan Ceorgakarakos 1993)' klasiflkasi jejak gcma
(ICES 2000). Dalam bagian bcrikut ini diuraikan bebcrapa conroh
hasil riset yang terkait dengan perkembangan dan aplikasi teknologi
akustik di perairan Indonesia.

Lapisan Penghambur Laut Dalam dan Migrasi
Vertikal Plankton
lapisan Penghambur Laut Dalam (deep sea scattering layeriDSL)

:baran nilai energi hamburbalik akusrik (SV) dari
sa spesies lamlln: Cymodocea rotundattl (bim mudal,
'1halus tlcoroides (merah) dan !htdtuia hemprichii
uning) (Ole, et al. 201 1)

1161

adalah lapisan atau zona horizontal dalam kolom air yang dibentuk
oleh sekelompok organisme hidup yang umumnya terdiri dari
makroplankton (copepods) dan megaplankton (euphausiid, amphipod,

1171

,
chaetognath, dan beberapa larva ikan) yang menghamburkan

penghambur ini, se

gelom bang suara. Lapisan ini pen ring dalam perambaran suara dalam

mm, maka kecepata

air dan sisrem sonar. Lapisan penghambur laut dalam cenderung

dari panjang rubuh

bermigrasi secara verrikal terhadap intensitas cahaya.

Deteksi Posisi II
Lapisan Renang
T eknologi instrumel
pesar dalam 30 tahur
dari sistem berkas ge

beam), dan terakhil
Jalll

o

(aJ

Perkembangan trans

:

0'

2

4

6
Bulan

8

10

(b)

Gambar 4.1. (a) Migrasi diurnallapisan penghambur laut dalam dan
(b) Variabiliras bulan an rara-rata keceparan migrasi
pada saar matahari terbit dan tenggelam

posisi dan oriemasi
demikian, kecepatar.
dengan akurat pula.
dikelompokkan dala;
Gambar 4.2. Jika sur

teratur dari waktu k
Migrasi vertikal DSL dapat dideteksi dan dipantau melallli intensitas

yang ada di perairan

suara gema (echo intensity) yang diterima oleh instrumen akllsrik,

Demikian pula dengd

misalnya dengan Acowtic Doppler Current Profiler (ADCP). Pada

dapat dipahami lebih

Gambar 4.1 dirunjukkan conroh hasil deteksi dan pemantau DSL
di Selar Lombok menggunakan ADCP 75 kHz yang dipasang pada
untaian mooring laut dalam dan anal isis dara intensiras suara gema
yang direrima ADCP yang dilakukan dari Januari 2004 sampai Juni
2005 dengan interval pengukuran 30 menie Hasi! pengamaran
menunjukkan adanya po!a migrasi verrikal DSL, dari kedalaman
sekitar 250 m ke 175 m, dan bergerak relatiflebih cepat saar marahari
rerbir dan rerbenam. Kecepatan migasi verrikal ini bervariasi dari
bulan ke bulan dengan rata-rata sekitar 1 cm/detik. Jika diamati
bahwa ukuran organisme penghambur yang dominan di Iapisan

beberapa larva ikan) yang menghamburkan

penghamhur ini, seperti Copepoda and Euphllusiid adalah sekitar 1

oapisan ini pentingdalam perambatan suara dalam

mOl, maka kecepatan migrasi vertikal tersebut adalah sekitar 10 kali

tar. Lapisan penghambur lalH dalam cenderung

dari panjang rubllh organisme terscbm.

rertikal terhadap imensitas cahaya.

A

\."..

I

.' 1\ /;
\. セ rf\:KJi//..
Vi

セ@

vi V
.

2

Deteksi Posisi Ikan Tunggal dan
Lapisan Renang

.

468
Bulan

Teknologi instrllmemasi akustik mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam 30 tahun terakhir, khllsusnya perkembangan transduser
dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam), ke dwi (duIlI-

beam), dan terakhir ke berbs gelombang tcrbagi (split-beam).
Perkembangan transdllser yang terakhir ini mampu mendeteksi

10

12

(b)

.igrasi diurnal Iapisan penghambur laut dalam dan
fariabilitas bulanan rata-rata kecepatan migrasi
saat matahari terhit dan tcnggelam

posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat. Dengan
demikian, kecepatan dan lapisan renang ibn dapat dihitung
dengan akurat pula. Conwh hasil dereksi dan agregasi ibn yang
dikelompokkan dalarn lapisan-lapisan renang ditunjukkan pada
Gamhar 4.2. Jib survei seperti ini dilakukan beberapa kali secara
teratur dari waktu ke waktu, dapat diprediksi kebcradaan ikan

SL dapat didcteksi dan dipantau melalui intensitas

intensity) yang diterima olch instrumen akustik,
Acoustic Doppler Current Projiler (ADCP). Pada

yang ada di perairan tersebut secara keruangan mauplln temporal.
Demikian pula dengan perilaku ikan yang ada di perairan tersebut
dapat dipahami lebih baik.

Ijukkan comoh hasil deteksi dan pemantau DSL

nenggunakan ADCP

kHz yang dipasang pada

aut dalam dan analisis data imensitas suara gema

ep yang dilakukan dari Januari 2004 sampai J uni

:rval pengukuran 30 menit. Hasil pengamatan

.nya pola migrasi vcrtikal DSL dari k