Dengan keberadaan SMSC kita dapat mengetahui status SMS, apakah sudah terkirim atau gagal terkirim.
Jika handphone tujuan dalam keadaan aktif dan berada dalam jangkauan, maka handphone tersebut mengirim konfirmasi ke SMSC bahwa
SMS telah diterima, sebaliknya jika handphone tujuan mati atau diluar jangkauan, maka SMS akan disimpan di SMSC sampai periode validitas
terpenuhi. Jika validitas terpenuhi, SMSC akan mengirimkan pesan ke handphone
pengirim bahwa SMS gagal dikirimkan. Dibalik tampilan menu messages pada sebuah ponsel sebenarnya
adalah AT Command yang bertugas mengirimmenerima data ke atau dari SMS-Centre. AT Command tiap-tiap SMS device bisa berbeda-beda, tetapi
pada dasarnya sama.
2.5.1.1 Hyper Terminal
Salah satu software yang dapat digunakan untuk mengetes AT Command adalah Windows HyperTerminal. HyperTerminal biasanya
telah tersedia bersama Windows Installer sehingga anda hanya perlu menambahkan software tersebut dari control panel AddRemove
Windows Component dan seterusnya. Setelah di-add, carilah iconnya pada menu Start Programs Accessories Communication
HyperTerminal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.3 Icon HyperTerminal
Setelah icon HyperTerminal diklik, akan muncul jendela sebagai berikut:
Gambar 2.4 HyperTerminal – New Connection
Setelah itu, pilih nama connection, misalnya KTP, dan pilihlah sebuah icon dari icon-icon yang tersedia.
Gambar 2.5 HyperTerminal – nama dan icon connection
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berikutnya akan muncul jendela tujuan connection tersebut, karena handphone yang akan digunakan adalah Siemens C60 dan
communication port-nya adalah serial port: COM9, seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.6 HyperTerminal – tujuan connection
Pada combo-box “Connect Using”, pilih portmodem yang terdaftar. Misalnya, jika SMS device anda terhubung dengan port COM9,
pilihlah COM9.
Gambar 2.7 HyperTerminal – Pilih portmodem
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Selanjutnya akan muncul jendela properties untuk connection tersebut.
Gambar 2.8 HyperTerminal – Connection Properties
Nilai properties yang harus diisi bergantung pada jenisalat komunikasi yang kita tuju. Jika properties ini tidak diset dengan benar,
komunikasi data tidak akan terjadi. Ukuran “bits per second” disebut juga “baud rate”.
Gambar 2.9 HyperTerminal – baud rate
2.5.1.2 AT Command untuk komunikasi port
AT Command sebenarnya hamper sama dengan perintah prompt pada DOS. Perintah-perintah yang dimasukkan ke port dimulai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dengan kata AT, lalu diikuti oleh karakter lainnya, yang memiliki fungsi- fungsi unik.
Contoh: ATE1 digunakan untuk menanyakan status port.
Gambar 2.10 AT Command – ATE1
Output “OK” akan tampak di layer jika kondisi port tersebut siap untuk berkomunikasi.
Gambar 2.11 AT Command – output respons
Perintah-perintah AT command biasanya disediakan oleh vendor alat komunikasi yang kita beli. Jika tidak ada, kita dapat men-
download-nya dari internet.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.5.1.3 AT Command untuk komunikasi dengan SMS-Centre