Perencanaan Tahapan Prioritas Strategi Berdasarkan Kebijakan Yang Ada di Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut Untuk Merealisasikan E-Government

(1)

Oleh

Irfan Nurul Hamdani 5710111052

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

vii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 6

1.6. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Mengidentifikasi dan Merencanakan Strategi ... 10

2.1.1 Definisi SWOT ... 11

2.1.2 Analisis Kekuatan dan Kelemahan ... 12

2.1.3 Analisis Peluang dan Ancaman ... 12

2.1.4 Matrik SWOT ... 12

2.2 Menyelaraskan Strategi dengan Kebijakan yang Ada ... 14

2.3 Mengevaluasi Strategi ... 15

2.4 Mengembangkan Strategi Dimasa Mendatang ... 15


(3)

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 27

3.1. Profile Perusahaan ... 27

3.1.1 Sejarah Bagian Informatika ... 27

3.1.2 Struktur Organisasi ... 27

3.1.3 Visi dan Misi Bupati Kabupaten Garut ... 28

3.1.4 Visi dan Misi Bagian Informatika ... 29

3.1.5 Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Setda Bagian Informatika ... 29

3.1.6 RPJMD Bagian Informatikan Kab. Garut... 32

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 35

3.3. Tahapan Penelitian ... 35

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1. Analisis SWOT ... 38

4.2. Matrik SWOT ... 40

4.3. Gap Analisis terhadap RPJMD ... 43

4.4. Strategi Generik ... 44

4.5. Memetakan Strategi Generik ke IT Balanced Scorecard ... 47

4.6. Menyusun Tahapan Prioritas Strategi Menggunakan AHP ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

5.1. Kesimpulan ... 55

5.2. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN


(4)

57

DAFTAR PUSTAKA

[1] Husein Umar. 2003. Strategic Management in Action. hlm. 31. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

[2] Hindri Asmoko. “Manajemen Strategis pada Pemerintah Daerah : Inovasi Menuju Birokrasi Profesional”.

[3] Bryson, J. dan W. Roering. 1987. Applying private-sector strategic management in the public sector. Dalam Handbook of Strategic Management, Jack Rabin, Gerald J. Milller, W. Bartley Hildreth. Dalam Hindri Asmoko. “Manajemen Strategis pada Pemerintah Daerah : Inovasi Menuju Birokrasi Profesional”.

[4] Pflaum, A. dan Delmont, T. 1987. External scanning : A tool for planners. Journal of the American Planning Association. Dalam Hindri Asmoko.

“Manajemen Strategis pada Pemerintah Daerah : Inovasi Menuju Birokrasi Profesional”.

[5] Komaruddin. 1990. “Manajemen Berdasarkan Sasaran”. Jakarta : Bumi Angkasa.

[6] Freddly Rangkuti. 1997. “Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus

Bisnis”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

[7] Yoki M. dan Falahah. & Galih Irianto S. 2011. “Penerapan Gap Analysis pada Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja

Karyawan (Studi Kasus PT.XYZ)”. Bandung : STMIK AMIK BANDUNG.

[8] Hoffman, Doug, dan Bateson.E.G. John. 2006. Service Marketing Concepts, Strategies, and Cases. Thompson, South-Western.

[9] Priscilla dan Marsha E. A. & Jefika L. G. 2011. “Evaluasi Efektifitas Penggunaan Software SAP ECC 6.0 Modul Material Management pada PT.

Garuda Indonesia”. Jakarta : Universitas Bina Nusantara.

[10] Bambang Hariadi. 2003. “Strategi Manajemen”. Jakarta : Bagumedia Publishing.


(5)

[11] Sri Nurhayati. 2007. “Peta Strategi Teknologi Informasi Berbasis IT Balanced Scorecard (Studi kasus : Divisi Teknologi Informasi Rumah Sakit

Mata Cicendo)”. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

[12] Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. 1996. The Balanced Scorecard : Translating Strategy into Action, Massachusetts, Harvard Business Reviw. Dalam Sri Nurhayati. 2007. “Peta Strategi Teknologi Informasi Berbasis IT Balanced Scorecard. (Studi kasus : Divisi Teknologi Informasi Rumah Sakit Mata Cicendo)”. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

[13] Maya S. dan Christina & Liesnawati. 2004. “Pengukuran Kinerja Divisi IT Menggunakan IT Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada PT. Noah

Arkindo)”. Jakarta : Universitas Bina Nusantara.

[14] Martinsons, M., R. Davison, and D. Tse. 1999. The Balanced Scorecard: A Foundation for the Strategic Management of Information Systems. Dalam Adi Sanjaya, David. 2011. Analisa Efektifitas Kinerja Departemen IT dengan Menggunakan Metode IT Balanced Scorecard pada VI8E Interactive PTE.LTD. Universitas Bina Nusantara Jakarta.

[15] Grembergen, Wim Van., & Haes, Steven De. (2009). Enterprise Governance of Information Technology, Achieving Strategic Alignment and Value. New York: Springer. Dalam Adi Sanjaya, David. 2011. Analisa Efektifitas Kinerja Departemen IT dengan Menggunakan Metode IT Balanced Scorecard pada VI8E Interactive PTE.LTD. Universitas Bina Nusantara Jakarta.

[16] Saaty, Thomas. 1991. “Pengambilan Keputusan bagi Para Pemimpin”.

Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo.

[17] Keyes, Jessica. .2005. Implementing The IT Balanced Scorecard: Aligning IT with Corporate Strategy. Boca Raton – FL: Auerbach Publication. Dalam Adi Sanjaya, David. 2011. Analisa Efektifitas Kinerja Departemen IT dengan Menggunakan Metode IT Balanced Scorecard pada VI8E Interactive PTE.LTD. Universitas Bina Nusantara Jakarta.


(6)

[18] LC. Leung, KC. Lam. 2006. Implementing The Balanced Scorecard Using The Anaytic Hierarchy Prosess & The Analytic Network Process, Journal of Operational Research Society. Dalam Adi Sanjaya, David. 2011. Analisa Efektifitas Kinerja Departemen IT dengan Menggunakan Metode IT Balanced Scorecard pada VI8E Interactive PTE.LTD. Universitas Bina Nusantara Jakarta.


(7)

iv

pertolongan, dan memohon ampunan hanya kepada Allah. Penulis juga berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan amalan. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, niscaya tidak akan ada yang dapat menyesatkanya dan barang siapa disesatkan-Nya, niscaya tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya. Penulis bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan penulis juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.

Amma ba’du,

Alhamdulillah dengan karunia Allah Subhannahu wa ta’ala yang telah

memberikan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat mengikuti dan menyelesaikan penulisan tesis yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Magister Sistem Informasi di Universitas Komputer Indonesia.

Akan tetapi penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat kekurangan, karena itu penulis terbuka untuk menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca, agar penulis dapat membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Walaupun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan tesis ini dengan sebaik mungkin, dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi diri penulis dan bagi pembaca khususnya dalam menggali wawasan tentang ilmu pengetahuan.

Selama penulis mengikuti pendidikan dan menyusun tesis ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, pengarahan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini. Untuk itu izinkanlah saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah Subhannahu wa Ta’ala, dengan rahmat dan karunia Nya tesis ini dapat terselesaikan.


(8)

v

perhatian dan doa sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

4. Khusus buat putri pertama penulis yang baru lahir semoga menjadi anak yang shalehah. Dan tesis ini penulis hadiahkan kepada putri tercinta yang telah menjadi obat dan penyemangat dalam penyusunan tesis ini.

5. Bapak Dr. Ir. Herman S. Soegoto, MBA. sebagai Direktur Fakultas Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia, yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Magister Sistem Informasi Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia dan telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis mengikuti pendidikan.

6. Bapak Dr. Ir. Yeffry Handoko Putra, M.T. sebagai pembimbing penulis yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, pengarahan, bantuan dan dorongan sejak awal penyusunan sampai selesainya tesis ini. Penulis ucapkan terima kasih.

7. Bapak Dr. Yusrilla Yeka Kerlooza dan Bapak Rio Yunanto, S.Kom., M.T. sebagai penguji sidang tesis ini, yang telah banyak memberikan pengarahan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini, terima kasih. 8. Semua staf pegawai Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut

yang telah memberikan waktu luang dan kesempatan untuk menggali informasi yang penulis butuhkan dalam menyusun tesis ini. Terutama Bapak Rianto yang telah meberikan waktu luangnya bagi penulis.

9. Seluruh Dosen Magister Sistem Informasi Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan.

10. Staf TU Magister Sistem Informasi, terima kasih atas kesabaran dan bantuan-bantuannya.


(9)

vi

12. Dan kepada seluruh pihak-pihak yang tidak bisa penulis tuliskan satu per satu.

Penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi kepala dan staf Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupatan Garut, semoga hasil penelitian ini dapat membantu dan diimplementasikan.

Penulis,

Irfan Nurul Hamdani NPM. 5710111052


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat dan membuat masyarakat menuntut terbentuknya pemerintahan yang besih, transparan dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif, dimana masyarakat luas di seluruh wilayah Indonesia sudah menjangkau pemerintahan secara interaktif. Maka, pemerintah pusat dan daerah harus mampu membentuk dimensi baru ke dalam organisasi, sistem manajemen dan proses kerja yang lebih dinamis. Dengan demikian, perlu dikembangkan sistem dan proses kerja yang lebih lentur untuk memfasilitasi berbagai bentuk interaksi yang komplek dengan negara lain, masyarakat, dunia usaha dan masyarakat internasional.

Masyarakat, sektor swasta dan pemerintah mengharapkan pembangunan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia menjadi lebih terarah dan terintegrasi serta tidak tumpang tindih pengembangannya mulai dari tingkat kabupaten/ kota, provinsi maupun pemerintah pusat yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi, serta potensi pemanfaatannya secara luas dapat membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat yang disebut dengan e-government yang sudah direncanakan oleh pemerintah pusat supaya menjadi pemerintahan yang baik (good government).

Akan tetapi, di setiap instansi pemerintah sangat tergantung kepada tugas, fungsi dan wewenang yang diemban oleh setiap instansi. Hal ini akan membuat struktur data dan model bisnis yang mendasari model layanan dan arsitektur sistem informasi akan berbeda-beda di setiap instansi. Oleh karena itu, pemerintah pusat membuat sebuah kebijakan untuk acuan bagi setiap instansi pemerintah yang ingin menuju pemerintahan yang baik yaitu harus mengacu


(11)

kepada INPRES No.3 Tahun 2003 yang merupakan dasar bagi seluruh kebijakan detail teknis dalam mengembangkan e-government.

Di dalam INPRES No.3 Tahun 2003 tersebut disebutkan bahwa untuk mengembangkan e-government harus disesuaikan dengan kondisi yang ada disetiap instansi pemerintahan yang mencakup :

a. prioritas layanan elektronik yang akan diberikan; b. kondisi infrastruktur informasi yang dimiliki; c. kondisi kegiatan layanan saat ini;

d. kondisi anggaran dan sumber daya manusia yang dimiliki;

Jangka waktu penerapan e-government di setiap instansi pemerintah bervariasi sesuai dengan kondisi yang ada, tetapi tetap dalam kerangka rencana penerapan e-government secara nasional. Pemda Kab. Garut berusaha untuk menerapkan e-government ini, tetapi masih mendapatkan kendala jika mengacu kepada pentahapan pengembangan e-government secara nasional terutama pada anggaran yang dimiliki oleh Pemda Kab. Garut dan kondisi infrastruktur yang masih menjadi kendala, seperti belum adanya Data Center, jaringan internet yang terpusat dll.

Untuk mengatasi bagaimana e-government ini bisa diterapkan dengan kendala-kendala yang dimiliki oleh Pemda Kab. Garut. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah membuat suatu rencana strategi yang disesuaikan dengan kebijakan yang ada dan menyusunnya sedemikian pula, sehingga mendapatkan suatu rencana strategi yang dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi yang ada.

Tetapi dalam mengelola strategi pemerintahan daerah, harus sesuai dengan pasal 150 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menyebutkan beberapa hal diantaranya adalah :

a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) daerah untuk jangka waktu 20 tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah yang mengacu kepada RPJP nasional.


(12)

b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) daerah untuk jangka waktu 5 tahun merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJP daerah dengan memperhatikan RPJP nasional.

c. RPJM daerah memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

d. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan penjabaran dari RPJM daerah untuk jangka waktu 1 tahun, yang memuat rancangan kerja ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaanya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada rencana kerja pemerintah.

Dan mengacu kepada pasal 151 yang menjelaskan bahwa untuk membuat suatu rencana strategi yaitu harus :

a. Satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana strategi (Renstra-SKPD) memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada RPJM daerah dan bersifat indikatif,

b. Renstra-SKPD dirumuskan dalam bentuk rencana kerja satuan kerja perangkat daerah yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Berdasarkan aturan dalam undang-undang di atas, RPJP, RPJM dan RKPD menjadi acuan satuan kerja perangkat daerah untuk menyusun rencana strategi SKPD yang optimal. Rencana strategi ini memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Maka suatu metoda analisis yang diharapkan dapat menghasilkan suatu


(13)

rencana strategi yang optimal adalah menggunakan IT Balanced Scorecard dan Analitycal Hierarchy Process (AHP) yang nantinya diharapkan dapat memperoleh suatu usulan strategi untuk masa depan Pemda Kab. Garut serta dapat menyusun usulan strategi berdasarkan prioritas sehingga cocok, tepat, pas dan sesuai dengan visi misi organisasi dalam menerapkan e-government dan tugas pokok Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut antara lain adalah mengembangkan infrastruktur aplikasi, aplikasi dasar, aplikasi layanan kepemerintahan, aplikasi layanan publik, pengembangan sistem keamanan informasi, infrastuktur jaringan dll.

Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh Fred R. David bahwa cara menentukan strategi yang benar harus melakukan tiga tahapan kerangka kerja yaitu mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih strategi yang paling tepat, dengan matrik sebagai model analisisnya. Matrik yang dimaksud adalah External Factor Evaluation Matrix (EFE), Internal Factor Evaluation Matrix (IFE), Matrik SWOT, Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Dan pada penelitian ini mencoba menggunakan teknik yang diterapkan oleh Fred R. David tetapi dengan memodifikasinya.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka didapatkan permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini yaitu bagaimana menyusun dan mengusulkan tahapan prioritas strategi yang optimal untuk menerapkan e-government dengan kendala yang ada berupa anggaran dan infrastruktur, menggunakan IT Balanced Scorecard dan Analitycal Hierarchy Process (AHP) supaya efektif (time), efisien (budget) dan transparan (policy), dengan cara menganalisis disain strategi yang prioritas terlebih dahulu, disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan yang ada.


(14)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis disain strategi yang prioritas disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan yang ada, kemudian dipetakan kedalam IT Balanced Scorecard. 2. Menyusun dan mengusulkan tahapan prioritas strategi yang optimal untuk

merealisasikan e-government menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) berdasarkan hasil dari pemetaan IT Balanced Scorecard.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan mahasiswa, instansi yang dijadikan penelitian, univeristas maupun peneliti lain dapat mendapatkan manfaat yang terdapat dari hasil penelitian ini, adapun secara rinci manfaat yang diharapkan yaitu :

1. Memberikan usulan prioritas strategi yang optimal kepada Bagian

Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut.

2. Memberikan suatu gambaran strategi mana yang harus dilakukan pertama kali

dan selanjutnya atau disebut dengan tahapan prioritas strategi oleh Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut dengan kendala-kendala yang ada sampai tercapai tujuan yang diinginkan yaitu dapat menerapkan e-government untuk menuju good government dan terealisasinya tugas pokok Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut.

3. Bagi universitas dapat menjalin kerjasama yang baik dengan beberapa lembaga yang dapat menunjang kemajuan pendidikan dan untuk memenuhi kurikulum yang telah ditentukan.

4. Bagi mahasiswa dapat memahami dan menambah pengetahuan serta

wawasan bagaimana menyusun suatu rencana strategi bagi Pemerintah Daerah.


(15)

5. Bagi peneliti lain diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan pemahaman/ pemikiran kepada peneliti lain yang akan mengambil tesis dalam kajian yang sama, sekaligus sebagai referensi di dalam penulisan.

1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi

Dalam penelitian ini terdapat batasan masalah agar dalam penjelasannya tidak keluar dan menyimpang, lebih terarah dan dapat dipahami sesuai dengan yang diharapkan serta terorganisasi dengan baik. Adapun batasan masalahnya adalah :

1. Ruang lingkup penelitian dalam merancang tahapan prioritas rencana strategi yang bertujuan untuk menerapkan e-government ini dilakukan di Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut.

2. Metode yang digunakan untuk menganalisis disain strategi menggunakan analisis SWOT dan matrik SWOT karena sangat mudah dan sangat efisien untuk digunakan dalam melihat kondisi berbagai faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan, serta menemukan strategi yang tepat untuk pengembangan suatu organisasi.

3. IT Balanced Scorecard hanya digunakan untuk memetakan analisis disain strategi generik yang dihasilkan oleh matrik antara Strategi SO dengan hasil Gap Analisis terhadap RPJMD ke masing-masing perspektif, tanpa menghitung skor yang ada pada IT Balanced Scorecard, dan membuat disain hubungan sebab akibat dari setiap strategi yang telah dipetakan kedalam masing-masing perspektif, yang diharapkan dapat menghasilkan rancangan strategi dimasa datang dengan hubungan sebab akibat tersebut.

4. Metode AHP digunakan untuk mencari usulan tahapan prioritas strategi yang

optimal, berdasarkan hasil dari pemetaan dan hubungan sebab akibat IT Balanced Scorecard, dengan membuat bobot perbandingan dan tingkat kepentingan dari setiap strategi, tanpa dibuat dekomposisi masalah terlebih dahulu atau membuat struktur hirarki dari kriteria-kriteria yang mendukung.


(16)

5. Hasil dari penelitian ini hanya berupa usulan tahapan prioritas strategi yang optimal untuk merancang RPJMD lima tahun kedepan, tidak sampai usulan waktu implementasi rencana strateginya. Adapun RPJMD yang sedang dipakai hanya sebagai salah satu acuan dalam penelitian yang akan dilakukan.

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, pembahasan akan dibagi kedalam beberapa bab untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terstruktur. Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

a. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan yang ingin dicapai, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. b. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas hasil dari penelitian yang telah dikaji sebelumnya yang nantinya mendasari penyusunan laporan dalam penelitian yang akan dilakukan. Tujuan dari bab ini adalah memberikan dasar acuan secara ilmiah yang berguna dalam membentuk kerangka berpikir yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian.

c. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini merupakan jembatan yang menghubungkan kajian pustaka yang terdapat pada bab II dengan pelaksanaan penelitian atau analisis dan pembahasan yang terdapat pada bab IV. Diawali dengan melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penelitian dan membuat langkah-langkah penelitian dari awal sampai akhir dan disusun berdasarkan kondisi yang ada pada tempat penelitian didasari oleh kajian pustaka pada bab II. d. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan melakukan analisis dan pembahasan dari data yang telah dikumpulkan menggunakan langkah-langkah penelitian yang telah dibuat pada bab III untuk menjawab tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat memberikan kesimpulan dan saran.


(17)

e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dilakukan dua hal yaitu hasil analisis dan pembahasan akan digunakan untuk menarik kesimpulan dari seluruh rangkaian penelitian untuk menjawab tuntutan dari tujuan penelitian. Dan memberikan saran bagi tempat penelitian maupun bagi peneliti selanjutnya.


(18)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Perancangan suatu rencana strategi yang optimal menurut Fred R. David harus menentukan strategi dengan melakukan tiga tahapan kerangka kerja dan matrik sebagai model analisisnya. Perangkat atau alat yang berbentuk matrik itu telah sesuai dengan segala ukuran dan tipe organisasi perusahaan, sehingga alat tersebut dapat dipakai untuk membantu para ahli strategi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih strategi yang paling tepat. Matrik yang digunakan oleh Fred R. David salah satunya adalah Matrik SWOT dan Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) sebagai tool untuk mengambil suatu keputusan. [1].

Berdasarkan penelitian yang lain, yang telah dikaji oleh Hindri Asmoko [2] tentang masalah penerapan manajemen strategi dalam pengelolaan pemerintah daerah di Indonesia. Hindri merujuk kepada Berry dan Wechsler yang menjelaskan pengertian dari perencanaan strategi adalah suatu proses sistematis untuk mengelola organisasi dari sudut pandang kedepan dalam hubungan dengan lingkungan dan permintaan stakeholder, yang mencakup perumusan strategi, analisis kekuatan dan kelemahan, identifikasi stakeholder, implementasi tindakan strategi dan manajemen resiko.

Hindri Asmoko [2] berpendapat, untuk membuat model atau proses perencanaan strategi terdiri dari lima komponen yang saling berhubungan. Pertama, mengamati lingkungan dengan mengidentifikasi faktor budaya, demografi, ekonomi dan politik dan implikasinya terhadap organisasi. Kedua, menetapkan misi dan tujuan dengan mengidentifikasi masalah dan peluang untuk pelayanan atau pendekatan baru didasarkan pada pengamatan lingkungan. Ketiga, menganalisis kekuatan dan kelemahan internal dan eksternal serta sumber daya yang terbatas dari organisasi. Keempat, mengembangkan rencana tindakan dan menetapkan prioritas. Kelima, mengembangkan strategi implementasi dan memonitor implementasi.


(19)

Menurut Bryson, proses perumusan strategi pada organisasi sektor publik ditekankan pada pentingnya delapan langkah interaktif yaitu perjanjian awal diantara pembuatan keputusan, identifikasi mandat yang dihadapi organisasi pemerintah, klarifikasi misi dan nilai organisasi, identifikasi peluang eksternal dan ancaman yang dihadapi organisasi, identifikasi kekuatan internal dan kelemahan organisasi, identifikasi permasalah dari strategi, pengembangan strategi, dan gambaran organisasi di masa mendatang.

Bryson dan Roering [3] mengidentifikasi lima model yang dapat digunakan untuk merencanaan rencana strategi pada pemerintahan. Kelima model tersebut adalah Model kebijakan Harvard yang biasa disebut dengan analisis SWOT, Sistem perencanaan strategi, Manajemen stakeholder, Model manajemen portofolio, Manajemen resiko dari strategi.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dan sebagai acuan penelitian yang akan dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk merancang suatu tahapan prioritas rencana strategi yang optimal adalah dengan cara mengidentifikasi, merencanakan, menyelaraskan dengan kebijakan yang ada, mengevaluasi, mengembangan strategi di masa mendatang dan menyusun tahapan prioritas strategi yang paling tepat dan optimal.

2.1 Mengidentifikasi dan Merencanakan Strategi

Pada penelitian ini yang akan digunakan untuk mengidentifikasi dan merencanakan strategi berdasarkan faktor internal dan eksternal dari organisasi menggunakan metode analisis SWOT dan matrik SWOT, karena analisis SWOT dan matrik SWOT mengarahkan organisasi untuk mengembangkan strategi dalam membangun kekuatan, mengatasi kelemahan, menangkal ancaman dan mengeksploitasi peluang.

Model ini juga dapat dipakai dipemerintahan karena memiliki, pertama, pengamatan lingkungan eksternal. Menurut Pflaum dan Delmont [4] pengamatan lingkungan membutuhkan scanning, identifikasi kunci permasalahan dan trend,


(20)

analisis dan interpretasi pentingnya strategi, menciptakan produk bermanfaat untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Bagi pemerintah, pengamatan lingkungan ini bermanfaat dalam pembuatan kebijakan, perencanaan anggaran dan pengembangan sistem manajemen. Kedua, analisis politik. Jenis penilaian strategi ini membantu pemerintah untuk menetapkan tidak hanya sifat trend politik tetapi untuk menilai kekuatan dan relevansi dari kecenderungan yang ada pada politik. Sebagai pelaksana perumusan dan implementasi kebijakan, analisis SWOT ini akan menginformasikan waktu, bentuk, dan isi dari pilihan kebijakan pemerintah. Ketiga, perumusan dan implementasi kebijakan. Dengan menggunakan model ini, pemerintah dapat lebih mudah merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan. [2].

2.1.1 Definisi SWOT

Beberapa pendapat para ahli mengenai analisis SWOT antara lain :

1. George S. Ordione dari Eckerd College [5], berpendapat agar suatu perusahaan berfungsi efektif, manajemen memerlukan tiga langkah yang harus dipertimbangkan antara lain :

a. Sasaran strategi hendaknya dinyatakan mendahului keputusan anggaran. b. Sasaran strategi hendaknya mendefinisikan kekuatan, kelemahan

masalah, ancaman, resiko dan kesempatan.

c. Sasaran strategi hendaknya memperhatikan trend, misi dan mendefinisikan pilihan strategi yang mencakup akibat pilihan.

2. We Chow Hou dan Khai Lee Sheang [5] berpendapat‏ bahwa‏ :‏ ”Analisis‏ SWOT merupakan analisis perbandingan yang dilakukan perusahaan sebelum memulai‏merancang‏strategi‏perusahaan”.

3. Menurut Freddy Rangkuti [6], analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur – unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur – unsur eksternal, yaitu peluang dan ancaman.


(21)

2.1.2 Analisis Kekuatan dan Kelemahan

Analisis ini menitikberatkan pada bagian internal perusahaan. Pengidentifikasian terhadap kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam perusahaan harus dilakukan, karena dengan mengetahui setiap kekuatan dan kelemahan tersebut maka tingkat kekuatan persaingan perusahaan dapat diketahui.

Kekuatan merupakan dasar bagi pelaksanaan kegiatan perusahaan, sedangkan kelemahan muncul sebagai faktor yang membatasi serta mencegah manajeman untuk merealisasikan potensi yang sesungguhnya. Kelemahan ini kadang-kadang tidak disadari keberadaannya, oleh karena itu kelemahan bukan saja harus diidentifikasi tetapi harus diikuti oleh kesiapan pihak manajemen untuk menerima kenyataan bahwa perusahaannya memiliki kelemahan.

2.1.3 Analisis Peluang dan Ancaman

Peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor yang datang dari lingkungan eksternal perusahaan, dalam kenyataannya kita akan mengalami kesukaran untuk membedakan kekuatan dari peluang dan kelemahan dari ancaman. Kesukaran itu mungkin disebabkan batas antara perusahaan dan lingkungannya tidak selalu tajam dan ketara dengan jelas. Peluang menunjukan kondisi lingkungan yang kita harapkan mempunyai dampak yang menguntungkan bagi manajemen, sedangkan ancaman menunjukan kekuatan yang datang dari lingkungan eksternal yang menimbulkan kerugian bagi manajemen seperti merugikan dalam pelaksanaan program kerja, mencegah pencapaian sasaran atau merusak strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.1.4 Matrik SWOT

Matrik SWOT adalah sebuah kombinasi antara kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh dari analisis SWOT kemudian dianalisis kembali menggunakan matrik yang diharapkan dapat memperoleh alternatif-alternatif strategi bisnis. Alternatif strategi ini diperlukan untuk memformulasikan


(22)

strategi bisnis yang benar-benar sesuai dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Penjelasan untuk masing-masing alternatif strategi tersebut sebagai berikut :

Faktor Internal Faktor Eksternal

Daftar Kekuatan (Strength)

Daftar Kelemahan (Weaknesses) Daftar Peluang

(Opportunity) Strategi SO Strategi WO Daftar Ancaman

(Threaths) Strategi ST Strategi WT

Gambar 2‏.1 Matrik SWOT

1. Strategi Kekuatan Peluang

Strategi Kekuatan Peluang adalah strategi untuk memanfaatkan peluang dengan jalan mendayagunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Misalnya, bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan itu dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaannya dan kebutuhannya telah teridentifikasi pada analisis kesempatan. Kombinasi ini menghasilkan alternatif-alternatif strategi yang dapat digunakan untuk mencapai misi dan tujuan, serta menghadapi persaingan dimasa yang akan datang.

2. Strategi Kelemahan Peluang

Strategi Kelemahan Peluang adalah strategi yang memanfaatkan peluang atau kesempatan dengan tujuan mengatasi kelemahan yang dimiliki perusahaan. Misalnya, jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dimiliki oleh perusahaan. Salah satu strategi yang ditempuh adalah bekerja sama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tertentu. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.

3. Strategi Kekuatan Ancaman

Strategi Kekuatan Ancaman adalah strategi untuk mengatasi ancaman dengan jalan mendayagunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan, misalnya ancaman perang harga.


(23)

4. Strategi Kelemahan Ancaman

Strategi Kelemahan Ancaman adalah strategi untuk menghindari ancaman sekaligus melindungi kelemahan perusahaan. Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan internal, strategi yang umumnya dilakukan adalah‏ “keluar”‏ dari‏ situasi‏ yang‏ terjepit‏ tersebut.‏ Keputusan‏ yang‏ diambil‏ adalah‏“mencairkan”‏sumber‏daya‏yang‏terikat‏pada‏situasi‏yang‏mengancam‏ tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan suatu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman tersebut disuatu saat akan hilang.

2.2 Menyelaraskan Strategi dengan Kebijakan yang Ada

Yoki Muchsam, Falahah dan Galih Irianto Saputro [7] menyatakan bahwa gap analisis dapat membantu manajemen dalam mengevaluasi dan memutuskan tindakan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja yang ada, diselaraskan dengan kebijakan yang ada. Maka pada penelitian ini metode yang akan digunakan untuk menyelaraskan antara strategi dengan kebijakan yang ada menggunakan metode Gap Analisis.

Menurut Hoffman dan Bateson [8], gap analisis adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui mengenai kondisi aktual yang sedang berjalan di perusahaan tersebut, untuk kemudian dibandingkan dengan sumber daya perusahaan tersebut. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengetahui apakah suatu perusahaan sudah bergerak di proses bisnisnya secara optimal untuk memaksimalkan kinerja perusahaan tersebut atau tidak.

Tujuan utama gap analisis pada setiap proyek adalah untuk memastikan bahwa setiap proyek dieksekusi/ dilaksanakan berdasarkan metode yang efektif dan efisien. Analisis ini juga merekomendasikan perintah-perintah, seperti key issues dan tampilan yang membutuhkan penyesuaian kebijakan pada setiap proses bisnis untuk menjamin hasil yang sesuai dengan target. [9].


(24)

2.3 Mengevaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan rencana-rencana bisnis dan kinerjanya serta membandingkan informasi tersebut dengan standar yang telah ditentukan.

Peter Drucker menulis bahwa untuk hidup dan tumbuh, perusahaan haruslah beroperasi secara efisien (do things right) dan efektif (do the right thing). Untuk mengetahui tingkat keefisienan dan keefektifan suatu kinerja maka diperlukan suatu evaluasi terhadap hasil-hasil perusahaan yang merupakan akibat dari keputusan masa lampau.

Menurut Bambang Hariadi [10] berpendapat bahwa strategi adalah suatu proses yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan strategi, menjalankan strategi dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilai-nilai yang terbaik bagi seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi.

Bentuk dari strategi dapat bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lain, dari satu perusahaan ke perusahaan dan satu situasi ke situasi yang berbeda. Sehingga setiap organisasi mempunyai strategi sendiri yang berbeda dengan para pesaing. Namun ada sejumlah strategi yang umum dapat diterapkan pada berbagai bentuk organisasi. Strategi tersebut dikenal dengan strategi generik. Maka dari pernyataan tersebut pada penelitian ini akan mencoba mengevaluasi strategi yang telah didapatkan menjadi suatu strategi generik atau strategi umum yang mempunyai keunggulan dan terjamin sesuai dengan kebijakan yang ada dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan.

2.4 Mengembangkan Strategi Dimasa Mendatang

Pada tahapan pengembangan strategi dimasa mendatang menekankan pada identifikasi awal dan tanggapan cepat pada perubahan yang dapat mempengaruhi organisasi di masa depan. Aktivitas yang berhubungan dengan itu meliputi perhatian kontinyu pada daftar strategi, memonitor lingkungan, merancang


(25)

strategi dan memilih tindakan yang diambil dari organisasi untuk memecahkan masalah yang akan terjadi.

Maka pada penelitian ini akan mencoba menggunakan metode IT Balanced Scorecard yang memiliki keunggulan dalam hal mengukur kinerja suatu perusahaan untuk melakukan evaluasi yang memberikan gambaran menyeluruh dari suatu perusahaan dan menyesuaikan dengan bisnisnya. Begitu juga IT Balanced Scorecard memiliki konsep hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategi yang dihasilkan dalam perencanaan strategi dan memiliki perspektif orientasi di masa depan yang memiliki misi yaitu mengembangkan kesempatan-kesempatan yang ada untuk menjawab tantangan di masa depan.

2.4.1 IT Balanced Scorecard

Pada tahun 1997, Van Grembergen dan Van Bruggen menggunakan Balanced Scorecard pada Departemen Teknologi Informasi perusahaan yang kemudian dikenal dengan IT Balanced Scorecard. Karena Departemen Teknologi Informasi merupakan penyedia layanan internal maka perspektif yang digunakan harus dirubah dan disesuaikan. Disini terdapat perubahan perspektif antara Balanced Scorecard yang lama dengan IT Balanced Scorecard dengan melihat penggunanya adalah pegawai internal dan kontribusi mereka dinilai berdasarkan pandangan pihak manajemen maka mereka mengajukan perubahan seperti pada Gambar 2.2 di bawah ini menurut Van Grembergen dan Van Bruggen. [11].


(26)

Menurut Van Grembergen dan Van Bruggen IT BSC merupakan metode pengukuran kinerja divisi IT dalam suatu perusahaan untuk melakukan evaluasi yang memberikan gambaran menyeluruh dan sesuai dengan bisnis inti masing-masing. IT BSC memberikan para eksekutif sebuah kerangka kerja yang menyeluruh, dimana visi dan strategi bisnis perusahaan disesuaikan dengan visi dan strategi IT di dalamnya. Balanced scorecard harus dapat dikembangkan dari sarana proses eksekusi strategi ke implementasi sistem pengendalian manajemen dalam bentuk yang lebih operasional. Kaplan membangun IT BSC berdasarkan 3 dasar, yaitu:

1. Membuat hubungan sebab akibat

2. Melibatkan penggerak kinerja yang cukup 3. Berhubungan dengan ukuran keuangan. [12].

Berikut ini langkah-langkah untuk implementasi IT BSC secara efektif sebagai sebuah sistem strategi manajemen [13] :

1. Klarifikasi dan menterjemahkan visi dan strategi serta perhatian kepada hubungan sebab akibat dan penggerak kinerja.

2. Hubungan strategi antara tim dan tujuan individu dan menghubungakan kompensansi karyawan ke ukuran Balanced Scorecard.

3. Menghubungkan strategi ke alokasi sumber daya, menentukan jangkauan sasaran dan mengatur prioritas.

4. Feedback strategi, koleksi dan review data kinerja tentang strategi dan mendefinisikan strategi baru atau menyesuaikan strategi yang sudah ada.

2.4.2 Perspektif IT Balanced Scorecard

IT Balanced Scorecard menjadi tujuan dan ukuran strategi berdasarkan empat perspektif, yaitu :

1. Perspektif Kontribusi Perusahaan (Corporate Contribution)

Perspektif kontribusi perusahaan (corporate contribution) adalah perspektif yang mengevaluasi kinerja IT berdasarkan pandangan dari manajemen


(27)

eksekutif, para direktur dan shareholder. Pada perspektif ini, kita dapat memisahkan dua macam evaluasi IT, yaitu jangka pendek berupa evaluasi secara finansial dan jangka panjang yang berorientasi pada proyek dan fungsi IT itu sendiri. Pada perspektif ini menggambarkan kemampuan IT untuk memberikan nilai bisnis bagi perusahaan, dengan kata lain apa nilai balik yang didapat oleh perusahaan dari investasi IT.

2. Perspektif Orientasi Pengguna (User Orientation)

Perspektif orientasi pengguna (user orientation) adalah perspektif yang mengevaluasi kinerja IT berdasarkan cara pandang pengguna bisnis (pelanggan kita) dan lebih jauh lagi adalah pelanggan dari unit bisnis yang ada. Dalam perspektif ini perusahaan melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Selain itu perspektif ini juga memungkinkan perusahaan melakukan identifikasi dan pengukuran dimana secara eksplisit menetapkan proposisi nilai (faktor pendorong) yang akan perusahaan berikan kepada pelanggan dan sasaran pasar. Pada perspektif ini menggambarkan kemampuan IT untuk memberikan kepuasan atau memenuhi kebutuhan pengguna IT dalam perusahaan. Bagaimana pengguna memandang departemen IT.

3. Perspektif Keunggulan Operasional (Operational Excellence)

Perspektif ini adalah perspektif yang menilai kinerja IT berdasarkan cara pandang manajemen IT itu sendiri dan lebih jauh lagi adalah pihak yang berkaitan dengan audit dan pihak yang menetapkan aturan-aturan yang digunakan. Perspektif ini menggambarkan kemampuan IT dalam melakukan proses bisnis perusahaan untuk mendukung keberhasilan perusahaan. Kesempurnaan operasional ini sangat penting, karena dengan teknologi dan aplikasi yang canggih namun tanpa operasional yang baik, semua akan menjadi bernilai rendah atau bahkan tidak bernilai sama sekali bagi perusahaan. Seberapa efektif dan efisien proses IT.

4. Perspektif Orientasi Dimasa Depan (Future Orientation)

Perspektif ini adalah perspektif yang menilai kinerja IT berdasarkan cara pandang dari departemen itu sendiri, yaitu : pelaksanaan, para praktisi dan


(28)

propesional yang ada. Jika ketiga perspektif sebelumnya akan mengidentifikasi apa yang harus dikuasai perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang istimewa, maka perspektif terakhir ini akan menyiapkan infrastruktur perusahaan yang memungkinkan tujuan-tujuan dalam tiga perspektif lainnya supaya dapat dicapai. Perspektif ini menggambarkan kesiapan IT dalam perusahaan untuk menghadapi tantangan masa depan. Pengukuran pada perspektif ini mencakup kesiapan karyawan dalam mendukung IT di masa yang akan datang, mempelajari dan menyediakan portfolio aplikasi untuk masa yang akan datang, dan usaha menemukan teknologi baru. Seberapa baik posisi IT dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Gambar 2‏.3 Perspektif IT Balanced Scorecard [14]

Dari keempat perspektif yang merupakan hasil modifikasi dari Balanced Scorecard tradisional, dibentuk satu framework IT Balanced Scorecard yang mewakili keempat perspektif, dapat digambarkan dalam tabel framework IT Balanced Scorecard seperti pada tabel 2.1 di bawah ini.


(29)

Tabel 2‏.1 Framework IT Balanced Scorecard

Orientasi Pengguna Kontribusi Perusahaan

Pertanyaan

Bagaimana pandangan pengguna terhadap departemen IT?

Misi

Untuk menjadi penyedia aplikasi pilihan.

Sasaran

- Penyedia aplikasi pilihan. - Kerjasama dengan pengguna. - Kepuasan pengguna.

Pertanyaan

Bagaimana manajemen memandang divisi/ sistem IT?

Misi

Untuk mendapatkan kontribusi bisnis yang masuk akal terhadap investasi IT.

Sasaran

- Pengendalian biaya IT - Nilai bisnis proyek IT. - Nilai bisnis fungsi IT. Kesempurnaan Operasional Orientasi Masa Depan

Pertanyaan

Seberapa efektif dan efisien proses IT?

Misi

Secara efektif dan efisien memberikan produk dan layanan IT.

Sasaran

- Efisiensi pengembangan aplikasi. - Efisiensi operasional komputer. - Efisiensi fungsi help-desk.

Pertanyaan

Seberapa baik posisi IT dalam menghadapi tantangan masa depan?

Misi

Mengembangkan kesempatan untuk menjawab tantangan masa depan.

Sasaran

- Pelatihan dan pendidikan staff IT. - Keahlian staff IT.

- Penelitian terhadap perkembangan teknologi baru.

Martinsons dan kawan-kawan menjelaskan bahwa ada tiga kunci prinsip dari IT Balanced Scorecard, yaitu adanya hubungan sebab akibat, adanya cukup performance drivers, terhubung dengan pengukuran finansial. Scorecard yang baik adalah scorecard dengan perpaduan antara dua metriks, yaitu outcome measure dan performance driver. Adanya outcome measure tanpa performance drivers tidak mengkomunikasikan bagaimana mereka dapat diperoleh. Adanya performance drivers tanpa outcome measures akan menggiring perusahaan kepada investasi tanpa pengukuran sehingga tidak akan diketahui apakah investasi membawa hasil atau tidak. Berikut ini merupakan gambaran hubungan sebab-akibat dalam IT Balanced Scorecard yang mencakup seluruh perspektif.


(30)

Gambar 2‏.4 Hubungan Sebab Akibat IT Balanced Scorecard [15]

Selain Balanced Scorecard Bisnis atau Balanced Scorecard Perusahaan, Balanced Scorecard milik departemen IT atau IT Balanced Scorecard-pun perlu adanya hubungan sebab akibat antara satu sasaran strategi dengan sasaran strategi yang lain, untuk memastikan bahwa sasaran strategi yang dipilih tepat, dan juga mendukung sasaran, strategi, dan visi perusahaan khususnya departemen IT.

Hubungan sebab akibat ini sering disebut dengan performance driver dan outcome, performance driver sebagai item yang menyebabkan terjadinya sesuatu, sesuatu disini adalah outcome, atau hasil akibat dari adanya performance driver. Pada gambar diatas menjelaskan bahwa dengan adanya pelatihan staff yang semakin baik (perspektif orientasi masa depan) akan mendukung pengembangan sistem yang lebih baik lagi (perspektif kesempurnaan operasional) dimana akan menyebabkan kepuasan user meningkat (perspektif orientasi pengguna) yang akhirnya akan berdampak pada nilai bisnis dari perusahaan (perspektif kontribusi bisnis).

Gambaran sederhana mengenai hubungan sebab akibat antara sasaran strategi satu dengan yang lain baik dalam perspektif yang sama atau berbeda dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut ini yang merupakan gambaran hubungan sebab akibat jika digambarkan melalui algoritma atau pseudo-code.


(31)

IF

Keahlian staff di perusahaan meningkat (Perspektif Orientasi Masa Depan) THEN

Meningkatkan kualitas dari produk atau meningkatkan kualitas dari system yang dibangun (Perspektif kesempurnaan operasional)

THEN

Meningkatkan kepuasan user atau pengguna system (Perspektif orientasi pengguna) THEN

Meningkatkan dukungan terhadap bisnis (Perspektif Kontribusi Bisnis)

Gambar 2‏.5 Hubungan Sebab-Akibat dalam Algoritma

2.5 Menyusun Tahapan Prioritas Strategi yang Optimal

Saaty [16] mendefinisikan AHP adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perseorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Proses ini memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi. AHP juga menunjukkan bagaimana menghubungkan elemen-elemen dari bagian lain untuk memperoleh hasil gabungan. Prosesnya adalah mengidentifikasikan, memahami, dan menilai interaksi-interaksi dari suatu sistem sebagai satu keseluruhan.

Jessica Keyes [17] menyarankan untuk melakukan pembobotan yang baik ketika digabungkan dengan IT Balanced Scorecard yaitu menggunakan metode AHP. LC. Leung, KC. Lam dan D Cao [18] menuliskan dalam jurnalnya yang berhubungan dengan penerapan Balanced Scorecard, bahwa untuk penentuan bobot di Balanced Scorecard salah satunya menggunakan metode AHP.

Dari tinjauan pustaka tersebut maka pada penelitian ini akan mencoba melakukan berupa analisa menggunakan metode AHP yang telah dipaparkan oleh peneliti yang lain, dengan harapan dapat memperoleh tujuan yang ingin didapatkan berupa tahapan prioritas strategi yang paling tepat dan optimal untuk masa depan Pemda Kab. Garut.


(32)

2.5.1 Analitycal Hierarchy Process (AHP)

Analitycal Hierarchy Process (AHP) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 oleh Thomas Saaty. AHP merupakan suatu metode yang menggunakan perbandingan dari elemen-elemen (membandingkan satu dengan yang lain) untuk menentukan prioritas elemen berdasarkan perhitungan matematis. [17]. Dikembangkan sekitar tahun 1970 an, dan merupakan salah satu metode pembuat keputusan dengan menggunakan model matematis. AHP membantu dalam penentuan prioritas antara item yang satu dengan item lainnya dengan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing item. Dalam penyusunan prioritas menggunakan metode AHP, tahapannya adalah :

1. Dekomposisi Masalah

Pada tahap ini dilakukan definisi masalah dari suatu tujuan. Hal yang harus diperhatikan adalah adanya tujuan, setelah didefinisikan tujuan tersebut, selanjutnya adalah mendefinisikan kriteria-kriteria apa saja yang mendukung tujuan tersebut dapat tercapai.

Gambar 2‏.6 Analytical Hierarcy Process – Dekomposisi Masalah

2. Penilaian pembandingan antara masalah yang satu dengan yang lain

Setelah selesai pada tahap dekomposisi masalah, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memberikan nilai prioritas untuk masing-masing kriteria. Untuk melakukan hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner perbandingan berpasangan, yang akan membandingkan antara item satu dengan item yang lain, tujuannya adalah untuk menentukan prioritas


(33)

kepentingan antara item satu dengan lainnya. AHP menggunakan skala prioritas dalam perbandingan antara satu item dengan item lainnya. Berikut ini adalah skala prioritas yang digunakan pada metode AHP.

Tabel 2‏.2 Skala Banding Berpasangan

Intensitas / Tingkat Kepentingan

Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya (equal)

Kedua elemen memberikan kontribusi yang sama

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dibandingkan elemen lainnya (moderat)

Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya. 5 Elemen yang satu lebih penting

dibanding elemen lainnya (strong).

Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya. 7 Satu elemen jelas lebih mutlak

penting dibanding elemen lainnya (very strong)

Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek.

9 Satu elemen mutlak penting dibanding elemen lainnya

(extreme)

Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.

2,4,6,8 Nilai-nilai tengah (intermediate) antara dua penilaian yang berdekatan

Diperlukan kompromi antara dua pertimbangan

Kebalikannya Apabila telah diberikan angka kepada kriteria i dibandingkan kriteria j, maka angka yang diberikan kepada kriteria j dibandingkan kriteria i adalah kebalikan (resiproknya)

Contoh dari penggunaan kuesioner atau wawancara perbandingan berpasangan dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini.


(34)

Tabel 2.3 diatas membandingkan item 1 dan item 2, dari kedua item tersebut, manakah yang lebih memiliki prioritas. Dapat dilihat bahwa tanda silang ada di angka lima kolom sebelah kiri, ini berarti bahwa item 1 benar-benar lebih penting dari pada item 2 atau item 1 strongly more important than item 2. Setelah itu, dibuat matrik faktor pembobotan dengan cara membuat matrik ordo sebanyak jumlah item x jumlah item, kemudian nilai dari hasil perbandingan berpasangan dimasukkan kedalam tiap-tiap field. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.4 bagaimana contoh dari hasil perbandingan berpasangan pada tabel 2.3 dibuat menjadi matrik faktor permbobotan.

Tabel 2‏.4 Contoh Matrik Faktor Pembobotan

Kode Item 1 Item 2 Item 1 1 5 Item 2 1/5 1 Total 1,2 6

3. Matrik Normalisasi

Dari matrik yang dihasilkan pada matrik faktor pembobotan selanjutnya dibuat matrik normalisasi dengan cara membagi setiap nilai baris dan kolom dengan total nilai pada kolom yang bersangkutan. Contoh, baris item 1 dan kolom item 1 memiliki nilai 1 maka dibagi dengan total 1,2. Kemudian cari nilai vektor eigen, dengan cara membagi total baris dengan jumlah item baris. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5 di bawah ini , bagaimana membuat matrik normalisasi.

Tabel 2‏.5 Contoh Matrik Normalisasi

Kode Item 1 Item 2 Total Vektor Eigen Item 1 0,833 0,833 1,666 0,833 Item 2 0,167 0,167 0,334 0,167

4. Perhitungan Rasio Konsistensi

Rasio konsistensi berguna untuk melakukan validasi terhadap konsistensi jawaban dari kuesioner perbandingan berpasangan. Apakah jawaban


(35)

responden konsisten atau tidak. Rumus dari konsistensi rasio adalah sebagai berikut.

CR = CI / RI

Dimana CI adalah konsistensi indek dengan rumus sebagai berikut. CI = (λmax – n) / (n – 1)

Eigen maksimum (λmaks) didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian dari jumlah kolom dari faktor pembobotan dengan vektor eigen.

Contoh :

λmax = (1,2 x 0,833) + (6 x 0,167) =‏….

RI adalah Rasio Indek yang di dapat dengan melihat tabel Rasio Indek disesuaikan dengan jumlah item, misalkan jumlah itemnya adalah 7 maka nilai RI adalah 1,32. Konsistensi Rasio menunjukkan nilai konsisten apabila nilainya ada di bawah 10%, apabila nilai diatas 10% maka dapat dikatakan bahwa jawaban responden tidak konsisten dan harus dilakukan pengambilan ulang data.


(36)

27

Pada bab ini akan dibahas mengenai data yang dibutuhkan untuk penelitian, seperti visi misi perusahaan, tugas pokok perusahaan, struktur organisasi, serta waktu penelitian dan tahapan penelitian. Adapun profile perusahan yang akan dikaji adalah sebagai berikut.

3.1. Profile Perusahaan

3.1.1 Sejarah Bagian Informatika

Pada tahun 1985 humas mulai dibentuk sebagai suatu unit bagian dari setda karena sebelumnya merupakan sub. Bagian yang menyatu dengan keprotokolan, yang menginduk ke Bagian Umum Setda.

Pada tahun 2000 berubah menjadi kantor humas dan informatika. Tahun 2002 berubah kembali menjadi kantor informasi dan telematika, humas sendiri melebur menjadi sub. Bagian humas dan protokol pada bagian Umum Setda.

Pada tahun 2005 humas berdiri menjadi satu bagian dalam setda kab. Garut, hingga akhir tahun 2008. dan tahun 2009 berubah nama menjadi Bagian Informatika menurut Perda No. 22 Tahun 2008.

Humas Berubah menjadi Bagian Informatika karena sesuai Perda No. 22 Tahun 2008 untuk penyebarluasan informasi menggunakan Bag. Informatika yang didalamnya terdapat sub. Bagian Publikasi.

3.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang ada di Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini :


(37)

BUPATI/ WAKIL BUPATI

SEKRETARIS DAERAH

ASISTEN ADMINISTRASI UMUM

BAGIAN INFORMATIKA

SUB BAGIAN PEMBERDAYAAN DAN APLIKASI INFORMATIKA

SUB BAGIAN PUBLIKASI DAN DOKUMENTASI SUB BAGIAN SANDI DAN

TELEKOMUNIKASI

Gambar 3‏.1 Struktur Organisasi

3.1.3 Visi dan Misi Bupati Kabupaten Garut

Visi dan misi dari Bupati Kabupaten Garut adalah sebagai berikut : 1. Visi

Terwujudnya Garut yang Mandiri dalam Ekonomi, Adil dalam Budaya dan Demokratis dalam Politik menuju Ridho Alloh SWT.

2. Misi

a. Membangun Kualitas Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi berlandaskan nilai agama, social dan budaya sesuai kearifan lokal.

b. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis, agroindustri, kelautan dan pariwisata disertai pengembangan seni budaya daerah. c. Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik bersih dan

berkelanjutan.

d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastuktur wilayah sesuai dengan daya dukung lingkungan dan fungsi ruang.


(38)

3.1.4 Visi dan Misi Bagian Informatika

Visi dan misi Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut adalah sebagai berikut :

1. Visi

“Terciptanya Pelayanan Informasi Kabupaten Garut Yang Cepat, Akurat, Dan Berkualitas‏Berbasiskan‏Teknologi‏Informasi‏Yang‏Terintegrasi“

2. Misi

a. Meningkatkan penyusunan dan distribusi sajian informasi yang akurat, cepat dan bertanggungjawab.

b. Meningkatkan kerjasama penyebarluasan informasi dengan media massa dan lembaga lain.

c. Meningkatkan instrumen jaringan data dan menyebarluaskan informasi ke setiap pelosok daerah dan menyelenggarakan sandi.

d. Meningkatkan penyelenggaraan e-government dan pelayanan teknologi informasi untuk masyarakat.

3.1.5 Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Setda Kab. Garut Bagian Informatika

Tugas pokok, fungsi dan tata kerja Sekretariat Daerah Kab. Garut Bagian Informatika sesuai dengan Peraturan Bupati Garut Nomor 523 Tahun 2012 Pasal 39 adalah sebagai berikut :

(1) Bagian Informatika dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah melalui asisten administrasi umum, mempunyai tugas pokok pelayanan staf untuk perencanaan, perumusan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan serta fasilitasi, pembinaan teknis dan analisis


(39)

kebijakan umum lingkup Publikasi dan Dokumentasi, Pemberdayaan dan Aplikasi Informatika, serta Sandi dan Telekomunikasi.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Bagian Informatika mempunyai fungsi:

a. perencanaan, perumusan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan umum daerah dalam lingkup bagian Informatika yang meliputi Publikasi dan Dokumentasi, Pemberdayaan dan Aplikasi Informatika, serta Sandi dan Telekomunikasi;

b. penyelenggaraan koordinasi dalam pelaksanaan kebijakan umum lingkup bagian Informatika yang meliputi Publikasi dan Dokumentasi, Pemberdayaan dan Aplikasi Informatika, serta Sandi dan Telekomunikasi;

c. penyelenggaraan pelayanan staf melalui penyediaan serta pemutakhiran data dan informasi sebagai bahan sistem pendukung keputusan dan perumusan kebijakan umum lingkup Informatika; dan

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja bagian informatika.

(3) Uraian tugas Kepala Bagian Informatika sebagai berikut:

a. menyelenggarakan penyiapan bahan perencanaan, perumusan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kebijakan umum dalam lingkup bagian Informatika;

b. menyelenggarakan penyusunan rencana kerja administrasi keuangan dalam lingkup Publikasi dan Dokumentasi, Pemberdayaan dan Aplikasi Informatika, serta Sandi dan Telekomunikasi berdasarkan sasaran, kebijakan umum, strategi dan program kerja sekretariat daerah serta kondisi dinamis masyarakat;

c. menyelenggarakan fasilitasi, koordinasi, sinkronisasi dan integrasi dalam pelaksanaan urusan bagian Informatika yang meliputi Publikasi dan Dokumentasi, Pemberdayaan dan Aplikasi Informatika, serta Sandi dan Telekomunikasi;


(40)

d. menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi publikasi dan dokumentasi, pemberdayaan dan aplikasi informatika, sandi dan telekomunikasi; e. menyelenggarakan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah,

dalam pelaksanaan kegiatan publikasi dan dokumentasi, pemberdayaan dan aplikasi informatika, sandi dan telekomunikasi;

f. menyelenggarakan pengkajian dan evaluasi publikasi dan dokumentasi, pemberdayaan dan aplikasi informatika, sandi dan telekomunikasi, melalui harmonisasi dan sikronisasi, dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah;

g. menyelenggarakan fungsi pendukung bagi kelancaran pelaksanaan tugas pejabat pengelola informasi dan dokumentasi;

h. menyelenggarakan fungsi kehumasan sekretariat daerah;

i. menyelenggarakan pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang komunikasi dan informatika;

j. menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi publikasi dan dokumentasi, pemberdayaan dan aplikasi informatika, sandi dan telekomunikasi; k. menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja

dalam lingkup bagian Informatika;

l. menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain dan/atau lembaga/ organisasi terkait dalam lingkup tugasnya;

m. mendistribusikan tugas kepada staf sesuai dengan bidang tugasnya; n. memberi petunjuk kepada staf untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya; o. memeriksa hasil kerja staf dan menyelia kegiatan staf untuk mengetahui

kesesuaiannya dengan rencana kerja;

p. menyelia kegiatan staf di lingkungan bagian Informatika untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana kerja masing-masing Sub Bagian;

q. mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan tugas staf berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan;

r. mengevaluasi pelaksanaan tugas staf melalui penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan atau sasaran kerja pegawai (SKP)


(41)

untuk mengetahui prestasi kerjanya dan sebagai bahan pembinaan serta upaya tindak lanjut;

s. memeriksa konsep-konsep surat dinas yang diajukan oleh staf untuk memperoleh konsep surat dinas yang baik dan benar;

t. melaporkan pelaksanaan tugas baik secara lisan, tertulis, berkala maupun insidental kepada pimpinan;

u. memberikan saran dan pertimbangan kepada pimpinan menyangkut bidang pemerintahan umum; dan

v. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang tugasnya.

(4) Kepala Bagian informatika membawahkan: a. Subbagian publikasi dan dokumentasi.

b. Subbagian pemberdayaan dan aplikasi informatika; dan c. Subbagian sandi dan telekomunikasi.

3.1.6 RPJMD Bagian Informatikan Kab. Garut

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :


(42)

33 Tabel 3‏.1 RPJMD Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kab. Garut

Kebijakan Strategi Program Kerja Sasaran Program Indikator Kinerja Kondisi Target

Mengoptimalkan pendayagunaan teknologi

komunikasi dan informatika untuk mewujudkan e-government.

Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi dalam pengelolaan pemerintahan secara terpadu, efisien, dan transparan.

Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Komunikasi dan Informasi

Tersedia dan tersosialisasikannya Dokumen Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Komunikasi dan Informasi

Jumlah Dokumen Perencaan/ Kebijakan Komunikasi dan Informatika yang disusun/ disosialisasi

1 1

Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan Informatika

Tersedianya SDM Berkompetensi

Teknologi Komunikasi dan Informatika di lingkungan aparatur pelayanan

Kelompok sasaran SKPD Desa

Peningkatan

Pengolahan Data Elektronik dan Pelayanan Informasi berbasis teknologi informasi

Tersedianya aplikasi pengolah data elektronik dan website/ portal informasi resmi Pemkab Garut yang lengkap dan akurat

Layanan informasi Publikasi Integrasi

Tersedianya sarana pengolah data elektronik

Sarana PDE Software

Legal,

Hardware

Pendukung Pengembangan

Infrastruktur Jaringan Komunikasi dan Informatika

Tersedianya akses jaringan intranet dan internet

SKPD, Kecamatan 5 SKPD, 1 Kec.

5 SKPD, 6 Kec

Tersedia dan terpeliharanya

infrasturktur pusat pelayananan jaringan

Sarana dan Prasarana Network Operating Center (NOC)

Network Operating Center (NOC)


(43)

34

Pemberdayaan

Komunikasi dan Informatika untuk Masyarakat

Terwujudnya

pelayanan dan peningkatan

pendayagunaan

Komunikasi dan Informatika

Masyarakat

Jangkauan pelayanan/ pemberdayaan

3 Kec. 42 Kec.

Fasilitasi, Koordinasi dan Pengembangan Piranti Keras dan Lunak Sistem Informasi Daerah yang terintegrasi

Tersedianya aplikasi, konten dan perangkat pendukung sistem informasi daerah yang operasional dan terintegrasi

Jumlah implementasi sistem informasi

2 3

Tersedianya konten dan aplikasi subdomain internet di lingkup Pemkab Garut

Jumlah subdomain 3 4

Peningkatan

perangkat Persandian dan Telekomunikasi Daerah

Tersedianya perangkat faksimili

Jumlah faksimili 14 14

Tersedianya jaringan telepon PABX

Jumlah sambungan telepon PABX

1 1

Tersedianya sistem informasi faksimili

Terwujudnya sarana sistem informasi faksimili

1 1

Peningkatan SDM Persandian dan Telekomunikasi

Tersedianya SDM Sandi dan Telekomunikasi

Meningkatnya kualitas SDM sandi dan telekomunikasi


(44)

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 hingga Desember 2013. Adapun tempat penelitiannya dilakukan di Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut.

3.3. Tahapan Penelitian

Dari hasil observasi, pengumpulan data dan hasil kajian pustaka yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka disusunlah secara umum tahapan penelitian yang akan dilakukan, seperti dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini :


(45)

Secara umum tahapan-tahapan dari gambar di atas dapat diuraikan atau dijelaskan satu persatu sebagai berikut :

1. Pengkajian masalah pada penelitian ini akan dilakukan dengan cara melihat atau mengidentifikasi visi, misi dan RPJMD yang ada di Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, serta mencari informasi dengan cara wawancara kepada beberapa staf.

2. Melakukan analisis terhadap visi dan misi menggunakan analisis SWOT yaitu mencari faktor internal dan eksternal yang ada di Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut. Setelah itu, melakukan perencanaan dengan cara mengidentifikasi dari berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi menggunakan Matrik SWOT. Dari strategi-strategi yang dihasilkan oleh Matrik SWOT yang lebih diprioritaskan adalah Strategi SO. Karena, untuk membuat suatu perencanaan dibutuhkan kekuatan dan peluang yang dimiliki, akan tetapi untuk kelemahan dan ancaman harus ada realisasi dari perencanaan.

3. Melakukan gap analisis dengan cara memberikan level kode Sesuai (S) atau Tidak Sesuai (T) antara RPJMD dan visi, misi serta tugas pokok Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, dan mencari tingkat prioritas terhadap RPJMD dengan cara memberikan rangking High (H) dan Low (L) disesuaikan dengan tabel Rangking.

4. Melakukan evaluasi strategi dengan cara membuat matrik antara hasil gap analisis dan strategi SO, untuk mencari strategi generik atau strategi umum yang mempunyai keunggulan dan terjamin sesuai dengan kebijakan yang ada. Dimana, hasil dari gap analisis yang akan dibuat matrik adalah yang memiliki tingkat prioritas High dan levelnya Sesuai dengan visi, misi serta tugas pokok Bagian Informatika Sekretariat Kabupaten Garut.

5. Pada tahapan selanjutnya yaitu melakukan pemetaan strategi generik dengan empat perspektif tanpa menghitung skor yang ada pada IT Balanced Scorecard dan membuat disain hubungan sebab akibat dari setiap strateginya, yang diharapkan dapat menggambarkan strategi dimasa datang dengan hubungan sebab akibat tersebut. Dan konsep ini selaras dengan konsep dari


(46)

Martinsons bahwa dengan menggunakan hubungan sebab akibat antara satu sasaran strategi dengan sasaran strategi yang lain dapat memastikan bahwa sasaran strategi yang dipilih tepat dan juga mendukung sasaran, strategi dan visi misi.

6. Tahapan selanjutnya yaitu menyusun tahapan prioritas strategi yang optimal dan tepat supaya efektif, efisien dan transparan, menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) berdasarkan hasil dari pemetaan IT Balanced Scorecard dan disain hubungan sebab akibat, dengan membuat bobot perbandingan dan tingkat kepentingan dari setiap strategi tanpa dibuat dekomposisi masalah terlebih dahulu atau menyusun hirarki kriteria terlebih dahulu. Adapun metode yang digunakan untuk menentukan nilai prioritas dalam menyusun tahapan strategi, dengan cara wawancara kepada responden yang memiliki kewenangan dan berpengaruh terhadap terealisasinya e-government di Pemda Kab. Garut, menggunakan skala nilai perbandingan berpasangan berdasarkan bobot strategi.


(47)

Tempat Tanggal Lahir : Garut, 09 Oktober 1988

Alamat : Jalan Rancasalak, Kp. Cilageni, No.202, RT.01, RW.05 Desa Karangmulya, Kec. Kadungora

Kota / Kabupaten : Garut Kode Pos : 44153 Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Menikah Agama : Islam

No Handphone : 085624123433

E-mail : irfan_nurul@yahoo.com

1993 - 1999 : SDN Karangtengah 1 Garut 1999 - 2002 : SLTP PGRI Kadungora Garut 2002 - 2005 : SMAN 1 Leles Garut

2005 - 2009 : Teknik Informatika Program Studi S1, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung

2009- 2012 : PT. ARUN, Konsultan IT

2012- : UNIKOM, Dosen LB Teknik Informatika (Matakuliah Pemrograman Dasar, Pemrograman Lanjut, dan Aplikasi Teknologi Online)

RIWAYAT PENDIDIKAN


(48)

(49)

(1)

35

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 hingga Desember 2013. Adapun tempat penelitiannya dilakukan di Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut.

3.3. Tahapan Penelitian

Dari hasil observasi, pengumpulan data dan hasil kajian pustaka yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka disusunlah secara umum tahapan penelitian yang akan dilakukan, seperti dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini :


(2)

36

Secara umum tahapan-tahapan dari gambar di atas dapat diuraikan atau dijelaskan satu persatu sebagai berikut :

1. Pengkajian masalah pada penelitian ini akan dilakukan dengan cara melihat atau mengidentifikasi visi, misi dan RPJMD yang ada di Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, serta mencari informasi dengan cara wawancara kepada beberapa staf.

2. Melakukan analisis terhadap visi dan misi menggunakan analisis SWOT yaitu mencari faktor internal dan eksternal yang ada di Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut. Setelah itu, melakukan perencanaan dengan cara mengidentifikasi dari berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi menggunakan Matrik SWOT. Dari strategi-strategi yang dihasilkan oleh Matrik SWOT yang lebih diprioritaskan adalah Strategi SO. Karena, untuk membuat suatu perencanaan dibutuhkan kekuatan dan peluang yang dimiliki, akan tetapi untuk kelemahan dan ancaman harus ada realisasi dari perencanaan.

3. Melakukan gap analisis dengan cara memberikan level kode Sesuai (S) atau Tidak Sesuai (T) antara RPJMD dan visi, misi serta tugas pokok Bagian Informatika Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, dan mencari tingkat prioritas terhadap RPJMD dengan cara memberikan rangking High (H) dan Low (L) disesuaikan dengan tabel Rangking.

4. Melakukan evaluasi strategi dengan cara membuat matrik antara hasil gap analisis dan strategi SO, untuk mencari strategi generik atau strategi umum yang mempunyai keunggulan dan terjamin sesuai dengan kebijakan yang ada. Dimana, hasil dari gap analisis yang akan dibuat matrik adalah yang memiliki tingkat prioritas High dan levelnya Sesuai dengan visi, misi serta tugas pokok Bagian Informatika Sekretariat Kabupaten Garut.

5. Pada tahapan selanjutnya yaitu melakukan pemetaan strategi generik dengan empat perspektif tanpa menghitung skor yang ada pada IT Balanced Scorecard dan membuat disain hubungan sebab akibat dari setiap strateginya, yang diharapkan dapat menggambarkan strategi dimasa datang dengan hubungan sebab akibat tersebut. Dan konsep ini selaras dengan konsep dari


(3)

37

Martinsons bahwa dengan menggunakan hubungan sebab akibat antara satu sasaran strategi dengan sasaran strategi yang lain dapat memastikan bahwa sasaran strategi yang dipilih tepat dan juga mendukung sasaran, strategi dan visi misi.

6. Tahapan selanjutnya yaitu menyusun tahapan prioritas strategi yang optimal dan tepat supaya efektif, efisien dan transparan, menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) berdasarkan hasil dari pemetaan IT Balanced Scorecard dan disain hubungan sebab akibat, dengan membuat bobot perbandingan dan tingkat kepentingan dari setiap strategi tanpa dibuat dekomposisi masalah terlebih dahulu atau menyusun hirarki kriteria terlebih dahulu. Adapun metode yang digunakan untuk menentukan nilai prioritas dalam menyusun tahapan strategi, dengan cara wawancara kepada responden yang memiliki kewenangan dan berpengaruh terhadap terealisasinya e-government di Pemda Kab. Garut, menggunakan skala nilai perbandingan berpasangan berdasarkan bobot strategi.


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Irfan Nurul Hamdani

Tempat Tanggal Lahir : Garut, 09 Oktober 1988

Alamat : Jalan Rancasalak, Kp. Cilageni, No.202, RT.01, RW.05 Desa Karangmulya, Kec. Kadungora

Kota / Kabupaten : Garut

Kode Pos : 44153

Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Menikah

Agama : Islam

No Handphone : 085624123433

E-mail : irfan_nurul@yahoo.com

1993 - 1999 : SDN Karangtengah 1 Garut 1999 - 2002 : SLTP PGRI Kadungora Garut 2002 - 2005 : SMAN 1 Leles Garut

2005 - 2009 : Teknik Informatika Program Studi S1, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung

2009- 2012 : PT. ARUN, Konsultan IT

2012- : UNIKOM, Dosen LB Teknik Informatika (Matakuliah Pemrograman Dasar, Pemrograman Lanjut, dan Aplikasi Teknologi Online)

DATA PRIBADI

RIWAYAT PENDIDIKAN


(5)

(6)