Permasalahan Maksud dan Tujuan

3 lengkapnya penyusunan materi peraturan sehingga terdapat pasal yang satu inkonsisten dengan pasal yang lainnya; persyaratan perizinan yang berlebihantidak perlu; tarif retribusi pembuangan air buangan masih mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 1995 yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman; masa berlaku izin dan ketentuan herregistrasi atau perpanjangan menunjukkan inkonsistensi antara pengaturan dalam perda dan keputusan walikota, serta dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air pada tanggal 18 Maret 2004 yang menggantikan atau mencabut berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974.

1.2 Permasalahan

Ada tiga fenomena penting yang perlu dicermati dalam kaitan dengan pengelolaan sumberdaya air di Indonesia. Pertama, adalah permintaan terhadap air dari berbagai sector kehidupan cenderung semakin meningkat. Perkembangan permukiman di wilayah perkotaan, perkembangan industri, pertambangan, dan peningkatan permintaan terhadap energi listrik telah meningkatkan permintaan terhadap air. Peningkatan permintaan ini pada sejumlah daerah telah menimbulkan “kelangkaan” sehinggal timbul kompetisi dan konflik dalam pengaloksian terutama diantara penggunaan untuk pertanian sebagai sektor pengguna terbesar dengan sektor non pertanian. Kedua, penurunan kondisi sumberdaya air itu sendiri. Peningkatan permintaan dan terjadinya kelangkaan air diikuti pula oleh penurunan kondisi sumberdaya air dalam bentuk kerusakan daerah tengkapan dan pencemaran air sehingga terjadi kekeringan dimusim kemarau dan kebanjiran dimusim hujan. Ketiga, “krisis” pengelolaan yang ditandai oleh “ketidakmampuan” kerangka kebijakan, kerangka hukum, kerangka kelembagaan, dan kapasitas sumberdaya manusia, dalam menyikapi fenomena pertama dan kedua diatas. 4 Ketiga fenomena tersebut mengindikasikan semakin meningkatnya kompleksitas pengelolaan sumberdaya air sehingga diperlukan adanya keterpaduan dalam pengelolaan dan pembaharuan kebijakan. Dalam kaitan ini pemerintah Indonesia sudah melakukan upaya pembaharuan kebijakan pengelolaan sumberdaya air terutama dengan diundangkannya Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air dan dalam Era Otonomi Daerah dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk menganalisis kondisi eksisting penyelenggaraan pengairan dan retribusi pengairan di Kota Bandung, mengidentifikasi permasalahan dan kendala-kendala yang dialami selama ini dalam pelaksanaan kedua peraturan daerah terkait, serta merumuskan rancangan peraturan daerah perubahan kedua peraturan daerah yang sudah ada, termasuk rancangan peraturan walikota sebagai penjabaran dari rancangan peraturan daerah yang baru. Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah : 1. Mengidentifikasi kondisi eksisting penyelenggaraan pengairan dan retribusi pengairan di Kota Bandung, yang mencakup potensi, tantangan, dan pengelolaan yang selama ini diterapkan, baik dalam hal kebijakan maupun kelembagaan. 2. Mengidentifikasi isu-isu strategis yang terkait dengan penyelenggaraan pengairan dan retribusi pengairan di Kota Bandung, khususnya dikaitkan dengan perkembangan di masa mendatang, baik di level nasional, regional, maupun lokal. 3. Merumuskan naskah akademik sebagai bahan pertimbangan obyektif dalam merumuskan rancangan peraturan daerah dan rancangan peraturan walikota untuk mengubah Perda 62002 dan Perda 72002. 5

1.4 Manfaat