Kewarganegaraan

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

1. Landasan Filosofis 2. Landasan Yuridis

Pasal 37 ayat (2) UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) mewajibkan kurikulum pendidikan tinggi memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa.

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas tidak lagi mengenal adanya pendidikan Pancasila dan Kewiraan, yang ada hanyalah Pendidikan Kewarganegaraan. Penjelasan Pasal 37 ayat (2) UU No. 20 Tahun 2003 menegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Jika dikaitkan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, maka secara substansif Pendidikan Kewarganegaraan merupakan wahana untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan tujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


(2)

BAB II

BANGSA DAN NEGARA A. Bangsa

1. Pengertian Bangsa

Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal, keturunan, adat, bahasa dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. Bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah yaitu nusantara/Indonesia. 2. Hakikat Bangsa

Hakikat bangsa memiliki dua pengertian, yaitu secara sosiologis antropologis dan pengertian politis.

a. Bangsa dalam Arti Sosiologis Antropologis

Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama dan adat istiadat.

Mereka menjadi satu bangsa karena disatukan oleh kesamaan ras, budaya, keyakinan, bahasa dan sebagainya. Ikatan demikian disebut ikatan primordial.

Bangsa dalam arti sosiologis antropologis dikenal dengan istilah ethnic, suku atau suku bangsa.

b. Bangsa dalam Arti Politis

Bangsa dalam pengertian politik adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Jadi, mereka diikkat oleh kekuasaan politik, yaitu negara.


(3)

Bangsa dalam arti politik adalah bangsa yang sudah bernegara dan mengakui serta tunuk pada kekuasaan dari negara yang bersangkuta. Setelah merkea bernegara, terciptalah bangsa. Misalnya kemunculan bangsa indonesia (arti politis) setelah tercitanya negara indonesia.

Bangsa Indonesia dalam pengertian politis memiliki banyak bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis, misalnya suku bangsa Batak, Bali, Asmat dll.

c. Cultural Unity dan Political Unity

Bangsa pada dasarnya memiliki dua arti, yitu bangsa dalam pengertian kebudayaan (cultural unity) dan bangsa dalam pengertian politik (political unity). Cultural unity adalah bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis, sedangkan political unity adalah bangsa dalam pengertian politik kenegaraana.

Cultural unity terjadi karena masyarakat tersebut merupakan satu persekutuan hidup berdiri sendiri yang merasa satu kesatuan dalam hal ras, religi, bahasa, sejarah dan adapt istiadat.

Anggota sebuah political unity mengjadi satu bangsa dalam pengetian politik., berdiam di suatu daerah yang disebut satu wilayah yang sama, yang merupakan satu pemerintahan serta tunduk pada kekeuasaan tertinggi.

B. Negara

1. Pengertian Negara

Negara secara etimologis berasal dari bahasa latin, status atau statum yang berarti tegak atau berdiri. Negara berarati kedaulatan yang tegak dan tetap, atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.


(4)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, negara mempunyai dua pengertian berikut :

a. Negara adalah organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati rakyatnya.

b. Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai satu kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.

Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di mana terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat unsur-unsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintahan yang berdaulat serta pengakuan dari Negara lain.

Negara diartikan sebagai satu organisas dari satu kelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.

Pengertian Negara menurut pendapat para ahli :

a. Roger F. Soltau : negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.

b. George Jellineck : negara merupakan organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berbentuk republik yang telah diakui oleh dunia internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta


(5)

terdapat organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa.

Negara merupakan organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara tersebut. Indonesia memiliki UUD 194 yang merupakan cita-cita bangsa secara bersama-sama.

2. Unsur Negara

Hasil konvensi Montiviedo Tahun 1933 menyatakan negara sebagai pribadi hukum internasional seharusnya memiliki kualifikasi sebagai berikut :

a. Penduduk yang menetap b. wilayah tertentu

c. Suatu pemerintahan

d. Kemampuan untuk berhubungan dengan negara-negara lain.

Berdasarkan konvensi tersebut maka unsur negara dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Unsur Konstitutif 1) Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berada dan bertempat tinggal di wilayah suatu negara

Menujrut Austin Ranney, penduduk suatu Negara dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

a) Warga Negara

Adalah mereka yang memiliki kedudukan resmi sebagai anggota penuh suatu negara. Mereka yang memberikan kesetiaannya kepada negara, menerima perlinduangan dari negara serta menikmati hak untuk ikut dalam proses politik serta mempunyai hubungan yang tidak terputus dengan negaranya meskipun


(6)

berada di luar negeri selama ia tidak memutus kewarganegaraannya.

b) Orang asing

Adalah warga negara lain yang dengan ijin pemerintah setempat menetap di negara yang bersangkutan. Mereka hanya mempunyai hubungan dengan negara sejauh ia masih bertempat tinggal di wilayah negara tersebut.

2) Wilayah tertentu

Wilayah adalah bagian tertentu dari permukaan bumi di mana penduduk suatu negara bertempat tinggal secara tetap.

Wilayah disebut juga daerah teritorial, yaitu di mana hukum negara itu berlaku.

Wilayah suatu negara dapat mencakup 3 hal, yaitu : a) Daratan teritorial

b) Laut teritorial c) Udara teritorial

Namun demikian tidak semua negara memiliki ketiganya, ada negara yang hanya memiliki daratan dan udara saja, negara tersebut berada di tengah-tengah benua sehingga tidak memiliki pantai.

Wilayah negara ada batasnya, pada umumnya ditentukan melalui traktat (treaty), yaitu perjanjian antara dua atau lebih negara yang saling berbatasan.

3) Pemerintahan yang berdaulat

Pemerintah adalah sekelompok manusia dan lembaga yang membuat dan melaksanakan atau menegakkan aturan-aturan bagi masyarakat tertentu.

Pemerintah suatu negara berdaulat ke dalam dan ke luar. Berdaulat ke dalam artinya berwibawa, berwenang


(7)

menentukan dan menegakkan hukum atas warga dan wilayah negaranya. Sedangkan berdaulat ke luar artinya mempunyai kedudukan yang sederajat dengan negara-ngara lain sehingga bebas dari campur tangan negara lain.

b. Unsur deklaratf

Kemampuan negara mengadakan hubungan dengan negara lain baru dimungkinkan jika suatu negara telah mendapat pengakuan dari negara lain. Unsur ini hanya menerangkan saja tentang negara, jadi tidak bersifat mutlak, artinya unsur ini tidak menentukan ada dan tidaknya negara.

Ada dua macam pengakuan suatu negara atas negara lain, yaitu :

1) Pengakuan de fancto

Adalah pengakuan atas fakta adanya negara. Diberikan berdasarkan kenyataan bahwa suatu komunitas politik telah terbentuk dan memenuhi ketiga unsur konsitutif negara, yaitu wilayah, rakyat dan pemerintah.

2) Pengakuan de jure

Adalah pengakuan bahwa kemerdekaan suatu negara itu sah menurut hukum internasional sehingga mendapat hak-hak dan kewajiban sebagai angota keluarga bangsa-bangsa sedunia.

c. Fungsi Negara Fungsi negara :

1) Mensejahterakan dan memakmurkan rakyat.

Negara yang sukses dan maju adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum dari sisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan.


(8)

Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan damai diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh masyarakat.

3) Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari Pertahanan dan keamanan

segala macam gangaguan dan ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar.

4) menegakkan keadilan

negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai tempat warganya meminta keadilan di segala bidang kehidupan.

Selain itu, secara umum, suatu negara adpaat juga dikatakan mempunyai empat fungsi utama bagi bangsanya, yaitu :

a. Fungsi pertahanan dan keamanan. b. Fungsi pengaturana dan ketertiban c. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran d. Fungsi keadilan menurut hak dan kewajiban.

d. Sifat Negara

Sebagai perwujudan kedaulatan yang dimilikinya, negara mempunyai sifat-sifat khusus yang hakiki menurut Miriam Budiarjo, setiap negara mempunyai sifat sebagai berikut:

a. Memaksa

negara mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara sah. Tujuannya adalah agar pengaturan perundang-undangan ditaati, ketertiban dalam masyarakat tercapai dan anarki (kekacauan) dalam masyarakat dapat dicegah. Paksaan sebaiknya dipakai seminimal mungkin.


(9)

negara mempunyai monopoli untuk melakukan sesuatu, sesuai dengan tujuan bersama dari masyarkaat.

c. mencakup semua

peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali.

e. Teori Terbentuknya Negara

a. Teori Kontrak Sosial (Social contract)

Teori kontra sosial atau perjanjian masyarakat beranggapan bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat.

Penganut teori kontrak sosial antara lain adalah : 1) Thomas Hobbest

2) John Locke 3) J.J.Rousseau

b. Teori Ketuhanan

Naegara dibentuk oleh Tuhan dan pemimpin-pemimpin negara ditunjuk oleh tuhan. Raja dan pemimpin-pemimpin negara hanya bertanggung jawab pada Tuhan dan tidak pada siapapun.

c. Teori Kekuatan

Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah. Negara terbentuk dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok etnis yang lebih kuat atas kelompok etnis yang lebih lemah.

d. Teori Organis

Neara dianggap atau disamakan dengan makhluk hidup, manusia atau binatang. Individu yang merupakan komponen-komponen negara dianggap sebagai sel-sel dari makhluk hidup. Kehidupan korporal dari negara disamakan dengan tulang


(10)

belulang manusia, undang-undang sebagai urat syaraf, raja (kaisar) sebagai kepala dan para individu sebagai daging dari makhluk hidup tersebut.

f. Bentuk Negara

Secara umum bentuk egara ada dua macam, yaitu : a. Negara Kesatuan (Unitaris)

Merupakan bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satau pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah.

Dalam pelaksanaannya, negara kesatuan terbagi ke dalam dua

macam, yaitu :

1) Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi

Yakni sistem pemerintahan yang sleuruh persoalan yang berkaitan langsung dengan egara langsung diatur dan diurus oleh pemrintah pusat, sementara daerah-daerah tinggal melaksanakannya.

3) Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi

Yakni kepala daerah (sebagai kepala pemerintah daerah) diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi daerah).

b. Negara Serikat (Federasi)

Merupakan gabungan dari beberapa negara bagian. Negara-negara bagian tersebut pada awalnya merupakan Negara- negara-negara yang berdiri sendiri, merdeka dan berdaulat., setelah menggabungkan diri dengan negara serikat maka dengan sendirinya negara tersebut melepaskan sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada negara serikat. Penyerahan kekuasaan dari negara bagian kepada negara serikt tersebut disebut limitatif (sebuah demi sebuah) serta hanya kekuasaan yang disebut oleh negara bagian saja (delegated powers) yang menjadi kekuasaan negara serikat.


(11)

Kekuasaan asli dari negara serikat merupakan tugas negara bagian karena ia berhubungan langsung dengan rakyatnya. Sementara negara serikat bertugas untuk menjalankan hubunbgan luar negeri, pertahanan negaram keuangan dan urusan pos.

g. Bnetuk Pemerintahan

Bentuk pemerintahan adalah pengelompokkan negara berdasarkan cara pengisian jabatan kepala negaranya. Berdasarkan kriteria tersebut dikenal adanya dua bentuk pemerintahan, yaitu :

a. Kerajaan

Adalah negara yang jabatan kepala negaranya diisi melalui sistem pewarisan.

b. Republik

Adalah negara yang kepala negaranya diisi melalui cara-cara di luar sistem pewarisan, misalnya melalui proses pemilihan langsung oleh rakyatnya.

h. Sistem Pemerintahan

Secara umum dikenal dua macam sistem pemerintahan, yaitu : a. Sistem pemerintahan parlementer

Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antar lembaga negara yang secara formal memberikan peran utama kepada parlemen atau badan legislatif dalam menjalankan sistem pemerintahan. Kepala negara dan kepala pemerintahan tidak berada pada satu tangan. Kepala negara adalah raja atau presiden dan kepala pemerintahan adalah perdana menteri.

b. Sistem pemerintahan presidensial

Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antar lembaga negara melalui pemisahan (di Indonesia


(12)

disebut pembagian). Kepala negara dan kepala pemerintahan berada pada satu tangan yaitu presiden.

Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesua.

UUD 1945 tidak menyebutkan baha sistem pemerintahan negara Indonesia adalah sistem presidensial. Namun hal ini dapat dilihat berdasarkan ketentuan yang terdapat pada pasal-pasal dalam UUD 1945,

yaitu sebagai berikut :

1. Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 : Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.

2. Pasal 17 ayat (1) UUD 1945 : Presiden dibantu menteri negara.

3. Pasal 17 ayat (2) UUD 1945 : Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden

4. Pasal 17 ayat (3) UUD 1945 : Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

5. Pasal 17 ayat (4) UUD 1945 : Pembentukan, pengubahan dan pembubaran Kementerian Negara diatur dalam Undang-undang.

Kelima pasal di atas menunjukkan dianutnya prinsip pemerintahan presidensial di Indonesia, yaitu sebagai berikut :

1. Presiden berfungsi sebagai kepala negara (dari sebuah republik) dan sekaligus kepala pemerintahan. 2. Presiden adalah pihak yang harus menyusun kabinet. 3. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden. 4. Masa jabatan menteri sangat tergantung pada


(13)

Bab II Pasal 3:

Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.

Pasal 4:

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara

Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu (secara khusus : negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seorang warga negara berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.

Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewarganegaraan (citizenship). Di dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau warga kabupaten, dimana keduanya juga merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewargangaraan menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak (biasanya hak sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.

Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan (nationality). Yang membedakan adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga Negara (contoh : secara hukum merupakan


(14)

subyek suatu Negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hk berpartisipasi dalam politik). Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota bangsa suatu Negara.

Di bawah teori kontrak sosial, status kewarganegaraan memiliki implikasi hak dan kewajiban. Dalam filosofi ”kewarganegaraan aktif”, seorang warga negara disyaratkan untuk untuk menyumbangkan kemampuannya bagi perbaikan komunitas melalui partisipasi ekonomi, layanan publik, kerja sukarela dan berbagai kegiatan serupa untuk memperbaiki penghidupan masyarakatnya. Dari dasar pemikiran ini muncul mata pelajaran kewarganegaraan (civics) yang diberikan di sekolah-sekolah.

Kewarganegaraan Republik Indonesia

Setiap WNI adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga negara RI. Kepada orang ini akan diberikan KTP berdasarkan kabupaten, kota , atau Provinsi tempat ia didaftar sebagai penduduk atau warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan/NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan.

Kewarganegaraan RI diatur dalam UU No. 12 Tahun 2006 Tentanga Kewarganegaraan Republik Indonesia. menurut UU ini, orang yang menjadi WNI adalah :

1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.

2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI. 3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI

dan ibu WNA atau sebaliknya.

4. Anak yang lahir dari perlawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atay hukum negara


(15)

asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.

5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI.

6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.

7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI senahai anaknya dan pengakuanitu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.

8. Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

9. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah ngara RI selama ayah dan ibunya tidak diketahui.

10.anak yang lahir di wilayah negara RI apabila ayah dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya. 11.anak yang dilahirkan di luar wilayah Ri dari ayah dan ibu WNI yang

karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yan bersangkutan. 12.anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan

permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setian

BAB III

IDENTITAS NASIONAL

BAB IV


(16)

A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan 1. Warga Negara

2. Kewarganegaraan

B. Kedudukan Warga Negara dalam Negara C. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia


(1)

Kekuasaan asli dari negara serikat merupakan tugas negara bagian karena ia berhubungan langsung dengan rakyatnya. Sementara negara serikat bertugas untuk menjalankan hubunbgan luar negeri, pertahanan negaram keuangan dan urusan pos.

g. Bnetuk Pemerintahan

Bentuk pemerintahan adalah pengelompokkan negara berdasarkan cara pengisian jabatan kepala negaranya. Berdasarkan kriteria tersebut dikenal adanya dua bentuk pemerintahan, yaitu :

a. Kerajaan

Adalah negara yang jabatan kepala negaranya diisi melalui sistem pewarisan.

b. Republik

Adalah negara yang kepala negaranya diisi melalui cara-cara di luar sistem pewarisan, misalnya melalui proses pemilihan langsung oleh rakyatnya.

h. Sistem Pemerintahan

Secara umum dikenal dua macam sistem pemerintahan, yaitu : a. Sistem pemerintahan parlementer

Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antar lembaga negara yang secara formal memberikan peran utama kepada parlemen atau badan legislatif dalam menjalankan sistem pemerintahan. Kepala negara dan kepala pemerintahan tidak berada pada satu tangan. Kepala negara adalah raja atau presiden dan kepala pemerintahan adalah perdana menteri.

b. Sistem pemerintahan presidensial

Adalah sistem atau keseluruhan prinsip penataan hubungan kerja antar lembaga negara melalui pemisahan (di Indonesia


(2)

disebut pembagian). Kepala negara dan kepala pemerintahan berada pada satu tangan yaitu presiden.

Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesua.

UUD 1945 tidak menyebutkan baha sistem pemerintahan negara Indonesia adalah sistem presidensial. Namun hal ini dapat dilihat berdasarkan ketentuan yang terdapat pada pasal-pasal dalam UUD 1945,

yaitu sebagai berikut :

1. Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 : Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.

2. Pasal 17 ayat (1) UUD 1945 : Presiden dibantu menteri negara.

3. Pasal 17 ayat (2) UUD 1945 : Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden

4. Pasal 17 ayat (3) UUD 1945 : Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

5. Pasal 17 ayat (4) UUD 1945 : Pembentukan, pengubahan dan pembubaran Kementerian Negara diatur dalam Undang-undang.

Kelima pasal di atas menunjukkan dianutnya prinsip pemerintahan presidensial di Indonesia, yaitu sebagai berikut :

1. Presiden berfungsi sebagai kepala negara (dari sebuah republik) dan sekaligus kepala pemerintahan. 2. Presiden adalah pihak yang harus menyusun kabinet. 3. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden. 4. Masa jabatan menteri sangat tergantung pada


(3)

Bab II Pasal 3:

Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.

Pasal 4:

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara

Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu (secara khusus : negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seorang warga negara berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.

Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewarganegaraan (citizenship). Di dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau warga kabupaten, dimana keduanya juga merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewargangaraan menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak (biasanya hak sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.

Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan (nationality). Yang membedakan adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga Negara (contoh : secara hukum merupakan


(4)

subyek suatu Negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hk berpartisipasi dalam politik). Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota bangsa suatu Negara.

Di bawah teori kontrak sosial, status kewarganegaraan memiliki implikasi hak dan kewajiban. Dalam filosofi ”kewarganegaraan aktif”, seorang warga negara disyaratkan untuk untuk menyumbangkan kemampuannya bagi perbaikan komunitas melalui partisipasi ekonomi, layanan publik, kerja sukarela dan berbagai kegiatan serupa untuk memperbaiki penghidupan masyarakatnya. Dari dasar pemikiran ini muncul mata pelajaran kewarganegaraan (civics) yang diberikan di sekolah-sekolah.

Kewarganegaraan Republik Indonesia

Setiap WNI adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga negara RI. Kepada orang ini akan diberikan KTP berdasarkan kabupaten, kota , atau Provinsi tempat ia didaftar sebagai penduduk atau warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan/NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan.

Kewarganegaraan RI diatur dalam UU No. 12 Tahun 2006 Tentanga Kewarganegaraan Republik Indonesia. menurut UU ini, orang yang menjadi WNI adalah :

1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.

2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI. 3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI

dan ibu WNA atau sebaliknya.

4. Anak yang lahir dari perlawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atay hukum negara


(5)

asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.

5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI.

6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.

7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI senahai anaknya dan pengakuanitu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.

8. Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

9. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah ngara RI selama ayah dan ibunya tidak diketahui.

10.anak yang lahir di wilayah negara RI apabila ayah dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya. 11.anak yang dilahirkan di luar wilayah Ri dari ayah dan ibu WNI yang

karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yan bersangkutan. 12.anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan

permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setian

BAB III

IDENTITAS NASIONAL

BAB IV


(6)

A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan 1. Warga Negara

2. Kewarganegaraan

B. Kedudukan Warga Negara dalam Negara C. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia