BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
Sistem pengaturan lampu lalulintas ini diharapkan akan dapat memberikan informasi kepadatan kendaraan pada suatu persimpangan jalan sehingga dapat
dijadikan tolak ukur untuk mengatur lalulintas berdasarkan jumlah kendaraan yang lewat.
3.1 Analisis
Pemahaman tentang sistem yang akan dirancang sangat diperlukan sebelum sebuah perangkat lunak dibangun, pembangunan perangkat lunak dimulai
dari tahap analisis yang dilanjutkan pada tahap perancangan. Simulasi pengaturan lampu lalulintas ini menggabungkan antara perangkat
keras yang berupa rangkaian elektronik dengan sebuah komputer. Cara kerja aplikasi ini adalah mengatur lama waktu lampu lalulintas menyala dengan
menerapkan logika fuzzy pada program. Dimana dua jalur merupakan jalur satu arah dan dua jalur merupakan jalur dua arah, setelah logika fuzzy diterapkan,
maka sensor pada perangkat alat elektronik akan membagiwaktu secara otomatis untuk menentukan lama nyala lampu berdasarkan jumlah kendaraan.Pembagian
waktu secara otomatis ini berdasarkan pembacaan sensor terhadap banyaknya kendaraan yang lewat pada masing-masing jalur. Cara kerja aplikasi ini juga dapat
dilakukan secara manual dengan memasukkan lama waktu pada setiap lampu lalulintas, dan melakukan proses interupsi, yaitu penghentian sementara pada jalur
yang sedang berjalan untuk melayani jalur yang di interupsi. Disini penulis mengambil contoh miniatur perempatan jalan dengan lampu lalulintas dan sensor
sederhana. Cara kerja sensor adalah dengan melakukan identifkasi kendaraan pada
ban depan kendaraan sampai dengan ban belakang kendaraan, jika kendaraan yang lewat menggunakan as roda lebih dari dua maka sensor akan
mengidentifikasi menjadi dua kendaraan yang lewat. Saat ini banyak pengaturan lampu lalulintas berdasarkan waktu tetap, yaitu
lama waktu yang sudah ditentukan pada setiap lampu lalulintas untuk menyala tanpa memperhatikan tingkat kepadatan lalulintas yang ada, sehingga masih
menimbulkan kemacetan pada perempatan jalan karena banyaknya jumlah kendaraan yang tidak sama di setiap jalurnya.
Dari permasalahan yang ada di dapatkan solusi untuk mengatasinya, yaitu dengan pengaturan lampu lalulintas secara otomatis berdasarkan jumlah
kendaraan yang lewat pada setiap jalur dari pembacaan sensor. Sebagai contoh jika panjangnya antrian kendaraan pada persimpangan sangat panjang, maka
lampu hijau akan menyala lebih lama.Jika panjang antrian kendaraan yang terdapat pada persimpangan A adalah normal maka lampu hijau akan menyala
dengan waktu yang lebih singkat.Jika panjang antrian kendaraan yang melewati persimpangan A sangat pendek, maka lampu hijau akan menyala sangat
singkat.pembacaan sensor bekerja dengan memakai metode fuzzy.
Power Supplay
Sensor
Rangkaian Elektronik
Lampu Lalulintas
Komputer
Gambar 3.1 Alur Kerja Aplikasi Pada gambar 3.1 alur kerja dari aplikasi pengaturan lampu lalulintas
berdasarkan logika fuzzy mengunakan Delphi 7.0, dimana power supplay yang menghasilkan arus listrik masuk ke dalam sebuah rangkaian elektronik, setelah
rangkaian elektronik mendapatkan arus listrik kemudian rangkaian tersebut siap untuk di kontrol oleh komputer. Setelah operator menjalankan aplikasi tersebut
dalam komputer, komputer mengirimkan sinyal digital ke rangkaian elektronik tersebut. Setelah rangkaian tersebut menerima sinyal dari komputer rangkaian itu
bekerja untuk menjalankan pengaturan lama waktu lampu lalulintas menyala sesuai jumlah kendaraan pada setiap jalur melalui pembacaan sensor setelah
memberikan keluaran pada lampu lalulintas dan memberikan masukan pada aplikasi komputer.
Untuk menghubungkan rangkaian elektronik dengan komputer dibutuhkan sebuah media. Media itu adalah sebuah gerbang paralel port paralel atau gerbang
pencetak port printer, yang biasa digunakan untuk menghubungkan sebuah
Timer 1.1
Proses Set Timer
Secara Otomatis
Lampu Lalulintas
Sensor Set Timer
Start
Input Data komputer dengan pencetak printer.Pada aplikasi ini port paralel tidak sebagai
pencetak printer tapi merupakan media masukan input dan keluaran output dari komputer ke rangkaian elektronik dan sebaliknya.
3.2 Pemodelan Analisis
Berdasarkan analisis yang dibuat, maka selanjutnya saya menuangkan ke dalam bentuk yang mudah di mengerti.Pembuatan Diagram Alur Data Data Flow
Diagram untuk data yang bergantung kepada proses perancangan simulasi pengaturan lampu lalulintas berdasarkan logika fuzzy menggunakan Borland
Delphi 7.0, dan pembuatan Diagram Alur flowchart yang menggambarkan alur logika dari sistem yang dibuat.
3.2.1 Diagram Konteks
Hubungan antara aplikasi dengan lingkungan luar digambarkan pada diagram konteks berikut.
Gambar 3.2 Diagram Konteks Pada gambar diatas terdapat proses akses pengaturan lampu
lalulintas.Setelah operator memasukkan password untuk menjalankan aplikasi,
operator dapat memilih proses pengaturan apakah pengaturan otomatis, manual, melakukan proses interupsi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram level
satu. 3.2.2
Diagram Level Nol Diagram level nol merupakan penjelasan dari proses pengaturan lampu
lalulintas.Data perintah mengalir ke dalam proses interaksi dengan pengguna dan menghasilkan tiga jalur aksi, yaitu menjalankan aplikasi secara otomatis, secara
manual, dan melakukan interupsi pada jalur yang di inginkan. Aliran informasi pilihan proses pemilihan waktu secara otomatis akan
menuju ke sebuah perangkat keras yang nantinya sensor akan memberikan informasi kepadatan jalur untuk menentukan lama setiap lampu lalulintas untuk
menyala. Aliran proses pemilihan secara manual akan melakukan pengisian lama
waktu menyala kepada setiap masing-masing lampu lalulintas. Aliran proses pemilihan interupsi akan melakukan pemilihan jalur yang akan di
interupsi. Maka nyala lampu lalulintas pada jalur yang di interupsi akan berwarna hijau dan jalur yang lainnya akan berwarna merah sampai dengan interupsi
selesai. Keterangan di atas dapat di lihat dibawah ini.
Gambar 3.3 Diagram level nol 3.3
Pemodelan logika dengan Diagram Use Case Aplikasi pengaturan lampu lalulintas digunakan oleh operator untuk
melakukan tiga buah proses, yaitu proses pengaturan secara otomatis, manual, dan proses interupsi pada jalur yang di inginkan, pengaturan secara otomatis
merupakan proses utama dari simulasi ini.
Gambar34 Use Case Pengaturan Lampu Lalulintas Dari diagram use case di atas dapat dijelaskan lagi dari ilustrasi skenario
per use case sebagai berikut : 1
Nama use case : set timer secara otomatis Aktor
: timer Deskripsi :
Kegiatan untuk set timer secara otomatis pada aplikasin pengaturan lampu lalulintas, yaitu :
a Menjalankan aplikasi dan mengaktifkan pengaturan secara otomatis untuk
memberikan pengaturan lama waktu menyala pada setiap lampu lalulintas sesuai dengan masukan sensor.
b Skenario : Skenario untuk proses tersebut adalah sama, yaitu :
c Mengaktifkan pengaturan secara otomatis dan sensor akan bekerja membagi
total waktu lampu lalulintas menyala kesetiap jalur sesuai dengan jumlah kendaraan di setiap jalur.
Timer Set Timer
Otomatis
Interupsi Set Timer
Manual
Precondition kondisi awal : memilih pengaturan otomatis untuk mengaktifkan pengaturan secara otomatis.
Postcondition kondisi akhir : lampu akan menyala sesuai dengan pembacaan sensor.
2 Nama use case
: set timer secara manual Aktor
: timer Deskripsi :
Kegiatan untuk set timer secara manual pada aplikasi pengaturan lampu lalulintas, terdiri atas proses masukkan data yaitu :
a. Mengaktifkan pengaturan secara manual
b. Memasukan total waktu pada setiap lampu lalulintas.
Exception Pengecualian : memasukkan waktu harus sesuai dengan
format yang ada bila tidak maka proses tidak akan berjalan. Skenario :
Skenario untuk proses set timer manual adalah sama, yaitu : a.
Mengaktifkan pengaturan secara manual, dan melakukan pengisian waktu pada setiap jalur.
b. Memasukan waktu sesuai format yang ada.
Postcondition kondisi akhir : lampu menyala sesuai dengan lama total waktu yang dimasukan.
3.4 Pemodelan menggunakan Logika Fuzzy
Beberapa istilah yang digunakan dalam pengendalian lampu lalulintas untuk sebaran kendaraan adalah :
a Tidak padat TP
b Kurang padat KP
c Cukup padat CP
d Padat P
e Sangat padat SP
Sedangkan untuk nyala lampu lalulintas adalah : a
Cepat C b
Agak cepat AC c
Sedang S d
Agak lama AL e
Lama L Sistem pengendalian fuzzy yang dirancang mempunyai dua masukan dan
satu keluaran.Masukan adalah jumlah kendaraan pada suatu jalur yang sedang diatur dan jumlah kendaraan pada jalur lain, dan keluaran berupa lama nyala
lampu hijau pada jalur yang sedang diatur.Penggunaan dua masukan dimaksudkan supaya sistem tidak hanya memperhatikan sebaran kendaraan pada jalur yang
sedang diatur saja, tetapi juga memperhitungkan kondisi jalur yang sedang menunggu.Pencuplikan dilakukan pada setiap putaran lewat sensor yang telah
dipasang.Satu putaran dianggap selesai apabila semua jalur telah mendapat pelayanan lampu.
Masukan berupa himpunan kepadatan kendaraan oleh logika fuzzy diubah menjadi fungsi keanggotaan masukan, dan fungsi keanggotaan keluaran lama
nyala lampu hijau .Bentuk fungsi keanggotaan dapat diatur sesuai dengan
distribusi data kendaraan. Kaidah-kaidah yang akan digunakan untuk mengatur lalulintas ditulis secara subjektif dalam fuzzy associative memory FAM.
Tabel 3.1 Fuzzy Associative memory untuk kepadatan lalulintas M1 TK
KP CP
P SP
M2 TP AC
AL S
AC C
KP S AL
S AC
C CP AL
AL S
AC AC
P L AL
S S
AC SP L
AL AL
S S
Masukan 1 adalah jumlah kendaraan pada jalur yang diatur
Masukan 2 adalah jumlah kendaraan pada jalur lain Kaidah-kaidah ini sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada mereka yang
berpengalaman dalam bidang yang akan dikendalikan terssebut, misalnya polisi lalulintas.
3.4.1 Grafik range pada logika fuzzy
Untuk menentukan lama nyala lampu hijau dan merah pada jalur satu dan jalur dua berdasarkan kepadatan kendaraan pada aplikasi pengaturan lampu
lalulintas berdasarkan logika fuzzy menggunakan Delphi 7.0, penulis membuat grafik sebagai berikut :
Gambar 1 Presentasi variabel A kendaraan 1 dan variabel A kendaraan 2
Gambar 2 Presentasi variabel Lampu
25 5
75 10
1 C
S A
A L
Lama nyala lampu hijau
Derajat Keanggotaa
n µjkx 25
5 75
10 1
T C
K P
S
Panjang antrian jml
kendaraan Derajat
Keanggotaa n µjkx
Crisp input
Fuzzyfikasi
Rule Evaluation
Deffuzzyfikasi
Crisp output 3.4.2
Tahapan logika fuzzy Untuk mencari hasil keluaran pada logika fuzzy di perlukan tahapan-
tahapan sebagai berikut :
Gambar 3.6 Tahapan Logika Fuzzy
3.5 Pemodelan logika dengan Diagram Alur
Alur logika dari aplikasi pengaturan lampu lalulintas ini dapat dilihat dari flowchart yang dibuat oleh penulis. Pemaparan dari flowchart dapat dilihat pada
gambar dibawah. Pada saat operator mengaktifkan aplikasi ini, maka operator akan mengisi
password yang sesuai, untuk dapat masuk pada program pengaturn lampu lalulintas. Pada program ini operator dapat memilih tiga proses pengaturan lampu
lalulintas, yang pertama adalah pengatruan secara otomatis berdasarkan banyak jumlah kendaraan yang lewat pada sensor dilakukan pada setiap putaran.Satu
putaran dianggap selesai apabila semua jalur telah mendapat layanan lalulintas. Yang kedua operator dapat melakukan pengaturan lampu lalulintas secara
manual, maka operator akan memberikan masukan lama waktu menyala hijau pada lampu lalulintas untuk melakukan pengaturan.
Yang ketiga adalah proses interupsi, yaitu proses untuk menghentikan sementara jalur yang sedang berjalan untuk melayani jalur yang lainnya.Fasilitas
ini digunakan untuk kebutuhan mendadak, misalnya untuk melayani mobil pemadam kebakaran, ambulance, atau rombongan presiden yang akan lewat.
Selama proses interupsi terjadi, jalur lainnya akan menerima warna lampu lalulintas menyala merah sampai interupsi itu selesai. Semua proses ini dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Mulai
Apakah Otomatis
Baca Sensor Kepadatan
Jalur 1,2 Ya
Proses Fuzzifikasi
Proses Evaluasi Kaidah
Proses defusikasi
Mengatur Lampu
Lalulintas
Selesai Tidak
Apakah Manual Tidak
Proses Interupsi Tidak
Tampilkan Panel Tombol
Proses Isi Tombol
Pengaturan Lampu Lalulintas
Ya Interupsi Jalur 1,2
Pengaturan Lampu
Lalulintas Ya
Inisialisai
Input Mode
Gambar 3.7 Diagram Alur Aplikasi Pengaturan Lampu Lalulintas
OPTION TUGAS AKHIR
PASSWORD MUKHMMAD BAGUS KURNIAWAN
0534010262 TEKNIK INFORMATIKA
SIMULASI PENGATURAN LAMPU LALULINTAS BERDASARKAN LOGIKA FUUZZY
MENGGUNAKAN DELPHI 7.0
3.6 Pemodelan Antarmuka
Pada aplikasi ini penulis melakukan perancangan antar muka yang berprinsip pada kemudahan pengguna user friendly , dimana operator diberikan kemudahan
untuk memahami dan menggunakan aplikasi ini. Penulis merancang beberapa antar muka pada aplikasi ini yaitu sebagai berikut :
Gambar 3.8 Antarmuka Login Aplikasi Pengaturan Lampu Lalulintas Antarmuka diatas merupakan proses login operator sebelum menjalankan
simulasi, pada proses ini password harus di isi untuk dapat mengakses aplikasi. Jika pengisian password salah maka akan keluar pesan dan untuk kembali mengisi
password, operator dapat menekan tombol undo, pada menu option hanya terdapat tombol keluar untuk membatalkan atau keluar dari aplikasi.
Gambar 3.9 Antarmuka aplikasi pengaturan lampu lalulintas Antarmuka diatas merupakan proses keseluruhan dari pengaturan waktu
lampu lalulintas secara otomatis, secara manual, maupun untuk memberikan interupsi pada jalur tertentu. Untuk memilih salah satu proses dapat menekan
tombol ”proses” di kiri atas pada tombol tersebut terdapat fasilitas untuk memilih proses pengaturan lampu lalulintas secara otomatis maupun secara manual.Pada
tombol interupsi di kiri atas terdapat fasilitas pemilihan jalur yang akan di interupsi apakah jalur satu atau jalur dua, semua proses yang akan dilakukan akan
di tampilkan pada kotak indikator dan parameter.
PENGATURAN LAMPU LLULINTAS
PARAMETER Controller
Manual Otomatis
Interupsi Kepadatan
Jalur Jalur
1 Kendmenit
Jalur 2 Kendmenit
Waktu Jalur
Jalur 1 Detik
Jalur 2 Detik
Sensor Count
Jalur 1
Jalur 2
Pada proses set timer secara manual, maka operator akan mengisi waktu dalam satuan detik pada jalur satu dan jalur dua, setelah lama waktu menyala
untuk lampu lalulintas akan menyala sesuai dengan waktu yang sudah di masukan.
Pada proses interupsi, operator dapat memilih jalur yang akan di interupsi, maka jika jalur satu yang di interupsi maka jalur dua akan menerima nyala lampu
lalulintas berwarna merah selama interupsi itu terjadi, begitu juga sebaliknya.
BAB IV IMPLEMENTASI