Penggunaan VAL IT Framework 2.0 Untuk Mengukur Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Aplikasi Metatrader 4.0 (Online Trading) Pada Perusahaan Sekuritas Online

(1)

TRADING

) PADA PERUSAHAAN SEKURITAS ONLINE

TESIS

Rani Puspita Dhaniawaty 57.101.11.059

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

TRADING

) PADA PERUSAHAAN SEKURITAS ONLINE

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

Oleh :

Rani Puspita Dhaniawaty 57.101.11.059

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 4

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.4.Manfaat Penelitian ... 6

1.5.Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 7

1.6.Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Penelitian Terdahulu ... 9


(4)

vi

2.3.Perencanaan ... 11

2.4.Invetasi Teknologi Informasi ... 11

2.5.Manfaat Investasi Teknologi Informasi ... 11

2.6.Pengukuran Investasi Teknologi Informasi ... 12

2.7.Val IT Framework2.0 ... 13

2.7.1.Manfaat Implementasi Val IT Framework 2.0 ... 14

2.7.2.Istilah Penting Dalam Val IT Framework 2.0 (Key Term) ... 15

2.7.3.Prinsip Dasar Val IT Framework 2.0 ... 15

2.7.4.Domain dan Proses Val IT Framework 2.0 ... 16

2.7.5.Panduan Manajemen Val IT Framework 2.0 ... 20

2.7.6.Perbandingan antara Val IT dan COBIT ... 21

2.8.Konsep Business Case ... 22

2.8.1.Struktur Business Case ... 23

2.8.2.Komponen Business Case ... 24

2.8.3.Langkah-langkah Pengembangan Business Case ... 25

2.9.Maturity ModelVal IT Framework 2.0 ... 30

2.10.Aplikasi Metatrader 4.0 (Online Trading) ... 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Profil Perusahaan ... 35

3.1.1.Visi Perusahaan ... 36

3.1.2.Misi Perusahaan ... 36


(5)

vii

3.1.4.Struktur Organisasi ... 38

3.2.Metodologi Yang Digunakan ... 40

3.2.1.Perumusan Masalah ... 40

3.2.2.Studi Pustaka (Study Literature) ... 41

3.2.3.Analisis Penelitian ... 41

3.2.4.Usulan Penelitian ... 44

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1.Identifikasi Proses-Proses Val IT Framework 2.0 ... 47

4.1.1.Pengidentifikasian Value Governance (VG) ... 48

4.1.2.Pengidentifikasian Portfolio Management (PM) ... 49

4.1.3.Pengidentifikasian Investment Management (IM) ... 51

4.2.Analisis Perencanaan Investasi Menggunakan Konsep Business Case ... 53

4.3.Analisis Kematangan Proses-Proses Val IT Framework 2.0 ... 62

4.3.1.Analisis Kematangan Proses Value Governance (VG) ... 63

4.3.2. Analisis Kematangan Proses Portfolio Management (PM) ... 65

4.3.3. Analisis Kematangan Proses Investment Management (IM) ... 67

4.4.Usulan Perencanaan Investasi TI Dengan Menggunakan Val IT ... 69

4.4.1.Usulan Pelaksanaan Proses Value Governance (VG) ... 69

4.4.2.Usulan Pelaksanaan Proses Portfolio Management (PM) ... 71

4.4.3.Usulan Pelaksanaan Proses Investment Management (IM) ... 72

4.5.Usulan Perencanaan Investasi TI Berdasarkan Business Case ... 73


(6)

viii

4.6.1.Usulan Perbaikan Kematangan Value Governance (VG) ... 76

4.6.2.Usulan Perbaikan Kematangan Portfolio Management (PM) ... 78

4.6.3.Usulan Perbaikan Kematangan Investment Management (IM) ... 81

4.7.Usulan Pengambilan Keputusan Investasi Teknologi Informasi ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 85

5.2.Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(7)

87 Elex Media Komputindo. Jakarta.

[2] “Enterprise Value: Governance of IT Investments, The Val IT Framework 2.0

Extract”, IT Governance Institute, www.itgi.org.

[3] “Enterprise Value: Governance of IT Investments, The Business Case”, IT

Governance Institute, www.itgi.org.

[4] Ernie dan Kurniawan. 2005. Edisi Pertama Pengantar Manajemen. Prenada Media. Jakarta.

[5] Gainscope. 2013. Panduan Singkat Penggunaan Metatrader. Melalui

http://gainscope.com

[6] Galih Septanto. 2011. Penggunaan Kerangka Kerja Val IT Untuk Mengukur Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Studi Kasus PT.SCTV. E-Thesis

Online. Melalui http://library.binus.ac.id

[7] Henny, Ardhianto, Dwi dan Nikmah. 2011. Analisis Investasi Sistem Informasi Dengan Menggunakan Metode Information Economics (Studi Kasus : PT. Nasa). Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011).

Juni. ISSN : 1907-5022.

[8] Jeffrey L. Whitten. 2011. System Analysis & Design Method 5th Edition. McGrawhill.

[9] Jogiyanto H.M. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

[10] Vania dan Kridanto. 2012. Perancangan Manajemen Portofolio Investasi Pada Bidang Teknologi Informasi Perbankan Menggunakan Kerangka Kerja Val IT 2.0. Jurnal Sarjana Institut Teknologi Bandung Bidang Teknologi Elektro dan

Informatika. Volume I. Number 2.

[11] Wina Witanti dan Falafah. 2007. Val IT : Kerangka Kerja Evaluasi Invetasi Teknologi Informasi. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur senantiasa tercurahkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “PENGGUNAAN VAL IT FRAMEWORK 2.0 UNTUK MENGUKUR

PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI APLIKASI

METATRADER 4.0 (ONLINE TRADING) PADA PERUSAHAAN SEKURITAS

ONLINE” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister di Program Studi Magister Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia.

Dengan selesainya penyusunan tesis ini, maka penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua dan keluarga atas doa dan dukungan yang telah diberikan. 2. Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T., M.T. dan Imelda S.T., M.T. selaku Dosen

Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan tesis ini.

3. Dr. Eng. Ana Hadiana selaku Dosen Penguji.

4. Dekan, Sekretaris Dekan, Staf Pengajar serta Sekretariat Pascasarjana UNIKOM yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan tesis ini. 5. Kepala Cabang, Manajer, Staf IT, dan Seluruh Staf yang berkaitan dengan

penelitian di Perusahaan Sekuritas Online Cabang Bandung Asia Afrika yang telah memberikan izin dan bantuan selama pengerjaan tesis ini.


(9)

iv

6. Untuk rekan-rekan seperjuangan MSI-1 dan MSI-2 Program Studi Magister Sistem Informasi Fakultas Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) angkatan IV tahun 2012 yang saling memberikan bantuan, dukungan dan motivasi dalam mengerjakan tesis ini.

7. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih telah memberikan motivasi, semangat serta do’a yang tulus dan ikhlas sehingga membantu penulis dalam memperlancar proses penyusunan tesis ini.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat yang besar khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan dalam proses penyusunan tesis.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Maret 2014


(10)

Nama : Rani Puspita Dhaniawaty, S. Kom.

Alamat : Jl. Pasir Jati Raya VI Cilengkrang, Kabupaten Bandung

Telepon : 0227835573

e-mail : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

2007-2011 Strata 1 (S1)

Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

2005-2007 Sekolah Menengah Atas

SMAN 24 Bandung (Jurusan IPA)

2004-2005 Sekolah Menengah Atas

SMAN 2 Sumedang

2001-2004 Sekolah Menengah Pertama

SMPN 2 Sumedang

2000-2001 Sekolah Dasar

SDN Sukamaju Sumedang

1995-2000 Sekolah Dasar


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Peranan teknologi pada aktifitas manusia saat ini sangat besar, karena teknologi informasi pada saat ini sudah menjadi fasilitas utama dalam kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan perubahan dan keuntungan pada operasional dan manajerial suatu perusahaan. Dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat, menuntut setiap perusahaan untuk selalu berkembang dengan mengaplikasikan teknologi informasi terbaru pada perusahaannya. Dalam menerapkan teknologi informasi terbaru pada perusahaan dibutuhkan perencanaan investasi teknologi informasi, agar teknologi informasi yang diterapkan dapat memberikan manfaat yang maksimal. Investasi teknologi informasi merupakan suatu keputusan pengeluaran biaya untuk penerapan teknologi informasi yang diambil oleh perusahaan untuk meningkatkan dan menghasilkan manfaat dan nilai sesuai dengan yang diharapkan.

Perusahaan sekuritas online ini merupakan salah satu perusahaan sekuritas

online yang ada di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi

informasi pada perusahaan sekuritas online, maka perusahaan sekuritas online melakukan penerapan dengan menggunakan aplikasi teknologi informasi yang dapat membantu kinerja perusahaan, menjaga tingkat kepuasan nasabah dan memberikan pelayanan yang cepat, tepat, serta berkualitas kepada nasabah. Perusahaan sekuritas online ini mengharapkan investasi teknologi informasi yang


(12)

dilakukan dapat memberikan hasil dan manfaat sesuai dengan harapan perusahaan. Maka dari itu perusahaan sekuritas online ini menerapkan aplikasi metatrader 4.0 (online trading) yang bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik secara cepat dan tepat dalam melakukan transaksi nasabah, sehingga perusahaan akan mendapatkan manfaat finansial dan manfaat non-finansial sekaligus. Tetapi dalam penerapan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) perusahaan masih belum merasakan manfaat sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa proses operasional dan penggunaan perangkat pendukung operasional yang belum efisien dimana masih perlu untuk diminimalisasi ataupun dihilangkan dalam segi biaya, resiko dan penggunaan teknologi informasinya sehingga dapat mengurangi pengeluaran biaya untuk teknologi informasi perusahaan.

Oleh karena itu perusahaan ingin mengetahui apakah perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) yang dilakukan sebelumnya sudah memberikan manfaat yang maksimal bagi perusahaan atau belum dan perusahaan juga ingin mengetahui secara tepat mana manfaat yang terukur dan tidak terukur. Maka dari itu perusahaan perlu untuk mengukur perencanaan investasi teknologi informasi untuk melihat manfaat terukur dan tidak terukur, membutuhkan gambaran langkah-langkah secara jelas yang berkaitan dengan biaya, resiko dan manfaat dalam perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading).

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut perusahaan membutuhkan sebuah framework yang dapat memberikan gambaran mengenai langkah-langkah


(13)

proses perencanaan investasi teknologi informasi yang dapat membantu pimpinan perusahaan dan manajer teknologi informasi dalam memahami dan melaksanakan perannya untuk menentukan keputusan investasi teknologi informasi yang tepat dan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Fokus dari framework tersebut diharapkan dapat menjawab dan menjelaskan pertanyaan tentang apakah investasi teknologi informasi yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah suatu keputusan yang tepat, dapat memberikan kontribusi pada tujuan strategis perusahaan dengan melihat apakah investasi teknologi informasi tersebut selaras dengan visi perusahaan atau tidak, dan dapat menjelaskan tingkat pemahaman perusahaan tentang manfaat yang diharapkan, tingkat akuntabilitas perusahaan untuk dapat memberikan panduan dalam merealisasikan manfaat yang efektif dalam perusahaan. Framework yang paling mendekati dengan keinginan perusahaan sekuritas online tersebut adalah Val IT Framework 2.0.

Val IT Framework 2.0 merupakan suatu metode framework yang dapat

menggambarkan secara jelas mengenai manfaat investasi teknologi informasi bagi perusahaan. Penggunaan Val IT Framework 2.0 bertujuan untuk membantu perusahaan dalam mendapatkan manfaat yang sesuai dengan jumlah investasi yang dikeluarkan dan tingkat resiko yang diketahui sejak dini. Val IT Framework 2.0 merupakan konsep baru yang diluncurkan oleh Information Technology

Governance Institute (ITGI) sebagai sebuah framework yang dapat melengkapi

kerangka kerja tata kelola teknologi informasi yaitu COBIT. Didalam Val IT

Framework 2.0 terdapat tiga proses utama untuk mengukur manfaat investasi


(14)

dan Investment Management (IM). Dalam menerapkan Val IT Framework 2.0, langkah pertama yaitu perusahaan membangun sebuah business case sebagai alat bantu untuk merencanakan, mengukur dan memonitor investasi teknologi informasi, serta memberikan gambaran secara lengkap kepada pimpinan perusahaan atau manajer teknologi informasi mengenai manfaat suatu investasi teknologi informasi dan membantu dalam membuat keputusan yang tepat atas investasi teknologi informasi tersebut. Didalam business case tidak hanya menjelaskan mengenai asumsi saja tetapi menjabarkan hasil data daftar fakta, analisa keselarasan, manfaat finansial dan non-finansial, analisa resiko, optimasi resiko, dan dokumentasi business case perusahaan.

Penelitian ini akan membahas mengenai pengukuran perencanaan suatu investasi teknologi informasi pada perusahaan dengan menerapkan Val IT

Framework 2.0, sehingga dapat membantu perusahaan dalam memberikan

gambaran mengenai perencanaan investasi teknologi informasi yang tepat dan manfaat yang akan didapat oleh perusahaan. Dengan demikian judul penelitian ini

adalah “PENGGUNAAN VAL IT FRAMEWORK 2.0 UNTUK MENGUKUR

PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI APLIKASI METATRADER 4.0 (ONLINE TRADING) PADA PERUSAHAAN SEKURITAS ONLINE”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas, maka diperoleh beberapa identifikasi masalah yang ada pada penelitian ini adalah, sebagai berikut :


(15)

1. Perusahaan memerlukan panduan dalam mengukur perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) dengan menggunakan Val IT Framework 2.0 yang dapat memberikan manfaat sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.

2. Perusahaan memerlukan gambaran mengenai biaya, resiko dan manfaat dari perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading).

3. Perusahaan memerlukan langkah-langkah dalam melakukan perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading), sehingga perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) yang dilakukan oleh perusahaan tepat sasaran dan memberikan manfaat sesuai dengan yang diharapkan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dapat diperoleh dengan dilakukannya penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Menghasilkan panduan pengukuran perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) dengan menggunakan

Val IT Framework 2.0, business case dan maturity level yang dapat

menjelaskan manfaat mengenai perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) bagi perusahaan. 2. Menghasilkan business case untuk memberikan gambaran secara jelas


(16)

biaya, resiko dan manfaat dari perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) bagi perusahaan.

3. Menghasilkan usulan langkah-langkah dalam melakukan perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) bagi perusahaan sekuritas online, pada saat perusahaan akan mengambil suatu keputusan untuk melakukan perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading).

1.4. Manfaat Penelitian

Berikut ini beberapa manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Menghasilkan usulan perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) untuk memberikan gambaran perbaikan pada perencanaan investasi teknologi informasi selanjutnya.

2. Memberikan panduan kepada perusahaan dalam mengukur perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) yang memiliki potensial manfaat terbesar bagi bisnis perusahaan.

3. Memberikan langkah-langkah yang dapat membantu pimpinan perusahaan dan manajer teknologi informasi dalam menentukan atau mengambil keputusan mengenai investasi teknologi informasi.

4. Menjelaskan tingkat pemahaman perusahaan mengenai manfaat yang diharapkan, tingkat akuntabilitas yang efektif, dan menjelaskan apakah investasi teknologi informasi perusahaan sudah tepat atau belum.


(17)

5. Mengurangi dan menghentikan pengeluaran biaya serta resiko yang merugikan dan mengurangi manfaat yang diharapkan oleh perusahaan.

1.5. Pembatasan Masalah dan Asumsi

Adapun batasan-batasan masalah yang ada dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Proses pengukuran perencanaan investasi teknologi informasi hanya dilakukan pada penerapan dan penggunaan aplikasi metatrader 4.0

(online trading) di perusahaan sekuritas online.

2. Gambaran mengenai biaya, manfaat dan resiko investasi teknologi informasi hanya dilakukan pada aplikasi metatrader 4.0 (online trading) yang digunakan oleh perusahaan sekuritas online.

3. Proses peninjauan (langkah 8) pada analisa perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) dengan menggunakan konsep business case tidak dilakukan karena pada tahapan pelaksanaan perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) dengan menggunakan Val IT Framework 2.0 masih belum selesai dilakukan pada perusahaan sekuritas online.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam melakukan penyusunan tesis maka dibuat sistematika penulisan, sebagai berikut :


(18)

BAB I Pendahuluan

Berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Berisi uraian landasan teori dari berbagai literatur yang digunakan untuk melakukan analisa terhadap penelitian yang berkaitan dengan penelitian-penelitian terdahulu, pengukuran perencanaan investasi teknologi informasi, konsep Val IT

Framework 2.0, Business Case, Aplikasi Metatrader 4.0 (online trading) dan

berbagai teori pendukung lainnya.

BAB III Metodologi Penelitian

Berisi uraian objek penelitian mengenai visi, misi, tujuan perusahaan dan metodologi penelitian yang mengukur dan menilai penerapan investasi teknologi informasi sesuai dengan langkah yang terdapat pada Val IT Framework 2.0.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi uraian analisa dan usulan tentang pengukuran dari perencanaan investasi teknologi informasi yang dimulai dari identifikasi dan usulan proses Val IT

Framework 2.0, analisa dan usulan perencanaan investasi teknologi informasi

menggunakan business case, analisa dan usulan maturity levelVal IT Framework 2.0, dan usulan keputusan investasi teknologi informasi.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Berisi uraian kesimpulan hasil penelitian yang menjawab tujuan penelitian dan memberikan saran yang berkaitan dengan pengukuran perencanaan investasi teknologi informasi untuk penelitian selanjutnya.


(19)

9

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah bagaimana menerapkan dan mengukur investasi teknologi informasi dengan menggunakan Val IT

Framework 2.0, membuat business case dan melihat maturity level perusahaan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Vania dan Kridanto (2012) dengan judul perancangan manajemen portofolio investasi pada bidang teknologi informasi perbankan menggunakan kerangka kerja Val IT 2.0, dimana penelitian dilakukan pada Bank ABC yang merupakan salah satu bank swasta. Pendekatan dan analisa dilakukan dengan menggunakan Val IT Framework 2.0, business case,

maturity level dan berfokus pada pengelolaan kumpulan program investasi

teknologi informasi, mulai dari perencanaan SDM hingga evaluasi kinerja portofolio. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu business case yang berisi asumsi mengenai portofolio investasi aplikasi top up debit ABC pada m-banking, ATM Bersama dan usulan untuk meningkatkan kinerja sesuai dengan strategi Bank [10].

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Galih (2011) dengan judul penggunaan kerangka kerja Val IT untuk mengukur perencanaan investasi teknologi informasi, dimana penelitian dilakukan pada PT.SCTV. Pendekatan dan analisa dilakukan dengan menggunakan Val IT Framework 2.0 dan business case.


(20)

langkah yang dapat menghasilkan asumsi dan beberapa data untuk dijadikan pedoman dalam melakukan perencanaan investasi teknologi informasi [6].

Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan saat ini dengan judul pengukuran perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0

(online trading) pada perusahaan sekuritas online. Pendekatan dan analisa

dilakukan dengan menggunakan Val IT Framework 2.0 dimana terdapat business case yang dapat menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan perencanaan investasi teknologi informasi. Didalam business case penelitian ini tidak hanya menjelaskan mengenai asumsi saja tetapi menjabarkan hasil data daftar fakta, analisa keselarasan, manfaat finansial dan non-finansial, analisa resiko, optimasi resiko, dan dokumentasi business case. Kemudian untuk maturity level posisi perusahaan dengan harapan yang ingin dicapai oleh perusahaan digambarkan melalui representasi gambar dan dijelaskan secara rinci. Dan pada penelitian tesis ini menghasilkan dokumentasi dari busines case mengenai aplikasi metatrader 4.0.

2.2. Pengukuran

Pengukuran adalah suatu prosedur yang sistematis untuk memperoleh informasi data kuantitatif baik data yang dinyatakan dalam bentuk angka maupun uraian yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya terhadap atribut yang diukur dengan alat ukur yang baik dan prosedur pengukuran yang jelas dan benar. Hasil dari pengukuran dapat berupa informasi-informasi atau data yang dinyatakan dalam bentuk angka ataupun uraian yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu mutu dari informasi harus akurat.


(21)

2.3. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses manajemen untuk menetapkan sasaran dan tujuan organisasi dan menentukan cara terbaik untuk mencapainya [1]. Menurut Robbins dan Coulter mendefinisikan perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegritaskan dan mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi [4].

2.4. Investasi Teknologi Informasi

The investment decisions of allocating all types (i.e.,human,

monetary,physical) of resources to an MIS”. Dari definisi tersebut dapat

dijelaskan bahwa investasi teknologi informasi adalah suatu keputusan investasi dalam mengalokasikan semua jenis sumber daya (termasuk SDM, uang) untuk manajemen sistem informasi. Investasi teknologi informasi merupakan suatu keputusan yang diambil oleh perusahaan untuk meningkatkan sumber daya dari pengeluaran biaya yang nyata dari teknologi informasi dengan harapan manfaat dari pengeluaran tersebut dapat mencapai nilai dari apa yang diharapkan [7].

2.5. Manfaat Investasi Teknologi Informasi

Penerapan perencanaan investasi teknologi informasi dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Manfaat dari investasi teknologi informasi dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu [8] :


(22)

a. Manfaat terukur (tangible benefit)

Keuntungan yang dapat diperhitungkan oleh perusahaan secara fisik dan memiliki dokumentasi data real serta dapat dipertanggungjawabkan dengan mudah. Contoh manfaat terukur (tangible benefit) adalah keuntungan dari pengurangan biaya operasional.

b. Manfaat tidak terukur (intangible benefit)

Keuntungan yang didapat oleh perusahaan tetapi tidak dapat dihitung secara fisik dan umumnya perusahaan tidak memiliki data pasti. Contoh manfaat tidak terukur (intangible benefit) adalah kepuasan nasabah karena layanan dapat diberikan dengan lebih cepat dan akurat.

2.6. Pengukuran Investasi Teknologi Informasi

Pengukuran investasi teknologi sangat dibutuhkan untuk perusahaan yang ingin mempertahankan market share, menghindari kerugian, dan meningkatkan kualitas pelayanan. Beberapa masalah atau kesulitan yang dihadapi perusahaan pada saat menerapkan perencanaan investasi teknologi informasi yaitu masalah biaya, resiko, dan manfaat dari teknologi informasi. Kesulitan yang dihadapi perusahaan biasanya mengenai biaya yang berhubungan dengan investasi teknologi informasi yang bersifat terukur (tangible) terjadi diawal, sedangkan manfaat yang bersifat tidak terukur (intangible) terjadi diakhir atau beberapa waktu setelah implementasi, artinya biaya sudah pasti dikeluarkan sementara manfaatnya belum tentu dapat dihitung [11].


(23)

2.7. Val IT Framework 2.0

Val IT Framework2.0 diprakarsai oleh Information Technology Governance

Institute melalui pengalaman sekumpulan tim yang terdiri dari para praktisi,

akademisi, praktek beberapa metodologi dan penelitian yang digunakan untuk mengembangkan Val IT Framework. Val IT Framework 2.0 adalah sebuah kerangka tata kelola yang meliputi prinsip dan proses pendukung yang berhubungan dengan evaluasi dan seleksi investasi teknologi informasi dalam bisnis, melakukan realisasi dari manfaat dan memberikan nilai dari investasi [2]. Perkembangan Val IT Framework 2.0 ini melalui beberapa aktivitas penelitian, publikasi dan layanan pendukung. Berikut ini merupakan inisiatif Val IT, yaitu :

Gambar 2.1. Inisiatif Val IT Framework 2.0

Berdasarkan Gambar 2.1 diatas Val IT Framework 2.0 memberikan pedoman, proses dan dukungan praktis mengenai investasi teknologi informasi untuk membantu pimpinan dan manajer teknologi informasi dalam memahami dan melaksanakan perannya. Val IT Framework 2.0 memfokuskan pada keputusan investasi (are we doing the right things?) dan merealisasikan keuntungan (are we


(24)

Val IT Framework 2.0 membantu perusahaan dalam meningkatkan kemungkinan pemilihan investasi yang memiliki potensial tertinggi dalam menciptakan nilai, mengurangi resiko kegagalan dan perubahan yang berhubungan dengan biaya teknologi informasi, mengurangi kebocoran biaya dan nilai dengan membantu memastikan bahwa pembuat keputusan fokus pada apa yang seharusnya dilakukan dan mengambil keputusan yang benar pada investasi yang dapat menguntungkan, investasi yang merugikan, dan investasi yang

„tertidur‟, serta meningkatkan kepercayaan pimpinan perusahaan terhadap

penerapan investasi teknologi informasi.

2.7.1. Manfaat Implementasi Val IT Framework 2.0

Manfaat yang diperoleh dari implementasi Val IT Framework2.0,yaitu [11]: a. Meningkatkan pemahaman dan transparansi atas biaya, resiko, dan

manfaat bagi perusahaan yang dihasilkan dari keputusan pimpinan. b. Meningkatkan kemampuan memilih investasi teknologi informasi yang

memiliki potensial pengembalian manfaat atau profit terbesar.

c. Meningkatkan keberhasilan dalam menjalankan investasi yang dipilih sehingga investasi teknologi informasi tersebut dapat menghasilkan nilai bisnis dan manfaat sesuai yang diharapkan.

d. Mengurangi resiko kegagalan penerapan investasi teknologi informasi. e. Mengurangi biaya yang tidak perlu dengan mengambil tindakan untuk

menghentikan investasi teknologi informasi yang tidak menghasilkan profit yang diharapkan oleh perusahaan.


(25)

2.7.2. Istilah Penting Dalam Val IT Framework 2.0 (Key Term)

Pada konsep Val ITFramework 2.0 terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan investasi teknologi informasi, yaitu [2] :

a. Value yaitu hasil yang diharapkan dari investasi teknologi informasi yang

mendukung bisnis (hasil dapat berupa manfaat finansial, non-finansial atau kombinasi keduanya).

b. Portofolio yaitu program, proyek, layanan, aset yang dipilih, dikelola,

dan dimonitor untuk mengoptimalkan pengembalian nilai bisnis.

c. Programme yaitu sebuah kelompok terstruktur yang terdiri atas berbagai

proyek yang saling terkait, yang semuanya dianggap penting dan diperlukan untuk mencapai sasaran bisnis dan menghasilkan nilai.

d. Project yaitu sekumpulan aktivitas yang berfokus untuk menghasilkan

manfaat dari suatu bisnis berdasarkan anggaran yang sudah ditetapkan.

e. Implement yaitu sebuah penerapan investasi dari mulai perencanaan

hingga investasi tersebut dianggap tidak lagi digunakan (retirement).

2.7.3. Prinsip Dasar Val IT Framework 2.0

Val IT Framework 2.0 memiliki beberapa prinsip dasar yang akan berkaitan

dengan proses dan praktek Val IT, berikut ini prinsip-prinsip dasar Val IT [2] : a. Investasi teknologi informasi yang mendukung bisnis akan dikelola

sebagai portofolio investasi.

b. Investasi teknologi informasi yang mendukung bisnis akan meliputi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mencapai nilai bisnis.


(26)

c. Investasi teknologi informasi yang mendukung bisnis akan dikelola melalui siklus hidup ekonomi investasi perusahaan.

d. Praktek dalam penyampaian nilai akan mengenali bahwa ada beberapa kategori yang berbeda atas investasi yang harus dievaluasi dan dikelola dengan cara yang berbeda.

e. Praktek pada value delivery akan mendefinisikan dan memonitor pengukuran investasi teknologi informasi yang memberikan respon cepat terhadap perubahan yang terjadi.

f. Praktek pada value delivery akan mengikutsertakan semua pihak yang berkepentingan dan menetapkan akuntabilitas yang sesuai terhadap kapabilitas yang dihasilkan dan realisasi manfaat bisnisnya.

g. Praktek dalam penyampaian nilai akan dimonitor secara berkelanjutan, dievaluasi dan ditingkatkan.

2.7.4. Domain dan Proses Val IT Framework 2.0

Untuk melengkapi value management goal pada Val IT Framework 2.0

yang berfungsi untuk mewujudkan nilai dengan biaya yang terjangkau dan tingkat resiko yang memungkinkan adanya investasi teknologi informasi, maka prinsip-prinsip dasar Val IT Framework 2.0 perlu diterapkan kedalam tiga domain [2] :

a. Value Governance (VG)

Tujuan Value Governance (VG) adalah dapat mengoptimalkan nilai dari sebuah investasi berbasis teknologi informasi dengan cara menetapkan arahan strategis untuk keputusan investasi teknologi informasi,


(27)

membangun kerangka tatakelola, pemantauan dan pengontrolan dari manajemen nilai bagi keseluruhan perusahaan, mendefinisikan portofolio yang dibutuhkan untuk mendukung investasi baru dan menghasilkan layanan, aset dan sumber daya teknologi informasi, serta meningkatkan manfaat berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan. Proses-proses yang terdapat pada domain Value Governance (VG), sebagai berikut :

Tabel 2.1. Proses – Proses Pada Domain Value Governance

Deskripsi Proses Proses

Pembangunan keseluruhan kerangka ketatakelolaan termasuk mendefinisikan portfolio yang diperlukan untuk mengelola investasi dan

menghasilkan layanan TI, aset dan sumber daya.

Pengawasan keefektifan keseluruhan kerangka

ketatakelolaan dan mendukung proses serta merekomendasikan perbaikan yang tepat.

VG1. Memastikan sudah diinformasikan dan dilaksanakannya kepemimpinan VG2. Mendefinisikan dan

mengimplementasi proses-proses VG3. Mendefinisikan karakteristik portofolio

VG4. Keselarasan dan integrasi manajemen nilai dengan perencanaan keuangan institusi

VG5. Membangun pemantauan tata kelola yang efektif

VG6. Peningkatan praktek manajemen nilai yang terus menerus

b. Portfolio Management (PM)

Tujuan Portfolio Management (PM) adalah memastikan bahwa perusahaan aman dalam mengoptimalkan nilai investasi teknologi informasi dalam portofolionya dengan cara membangun dan mengelola sumber daya, mendefinisikan permulaan investasi teknologi informasi, memilih dan menolak investasi teknologi informasi baru, serta mengelola, mengoptimalkan, mengawasi dan melaporkan keseluruhan kinerja portofolio investasi teknologi informasi. Proses-proses yang terdapat pada domain Portfolio Management (PM), sebagai berikut :


(28)

Tabel 2.2. Proses – Proses Pada Domain Portfolio Management

Deskripsi Proses Proses

Pembangunan arah strategik untuk investasi, karakteristik yang diharapkan dari portofolio investasi dan mendesak sumber daya serta pendanaan didalam memutuskan portofolio yang harus dibuat. Pengevaluasian dan program

prioritas dalam mendesak sumber daya dan pendanaan, berdasarkan pada keselarasan dengan tujuan strategi, bisnis dan resiko, dan menempatkan program yang dipilih dalam portfolio yang aktif untuk dilaksanakan.

Pengawasan kinerja dari keseluruhan portofolio, memperbaikinya dalam merespon kinerja program atau perubahan prioritas bisnis.

PM1. Membangun arahan strategik dan menggabung target investasi PM2. Menentukan ketersediaan dan sumber dana

PM3. Mengelola ketersediaan sumber daya manusia

PM4. Mengevaluasi dan memilih program yang akan didanai PM5. Memonitor dan melaporkan kinerja portofolio investasi PM6. Mengoptimalkan kinerja portofolio investasi

c. Investment Management (IM)

Tujuan Investment Management (IM) adalah memastikan bahwa setiap investasi perusahaan sudah optimal dengan cara mengidentifikasi kebutuhan dan membangun pemahaman yang jelas dari kandidat program investasi, mendefinisikan setiap program dan dokumen serta menetapkan business case dan manfaat yang lengkap, menetapkan akuntanbilitas yang jelas untuk merealisasikan manfaat, serta memonitor dan melaporkan setiap kinerja program. Proses-proses yang terdapat pada domain Investment Management (IM), sebagai berikut :

Tabel 2.3. Proses – Proses Pada Domain Investment Management

Deskripsi Proses Proses

Mendefinisikan program potensial berdasarkan pada kebutuhan bisnis, menentukan apakah masih berfaedah jika diperhatikan kemudian, dan membangun business case untuk kandidat program investasi.

IM1. Membangun dan mengevaluasi program inisialisasi business case

IM2. Memahami program kandidat dan pilihan implementasi

IM3. Membangun perencanaan program


(29)

Meluncurkan dan mengelola pelaksanaan program yang aktif dan melaporkan kinerja dari manajemen portofolio.

Menggunakan layanan TI, aset, dan sumber daya untuk operasional portofolio TI yang tepat dan terus memonitor kontribusinya bagi nilai bisnis.

Penghentian program ketika terdapat persetujuan bahwa hasil bisnis yang diharapkan telah direalisasikan, atau ketika penghentian dipertimbangkan untuk alasan lain yang tepat. Memonitor kinerja dari layanan TI,

aset, sumber daya untuk menentukan apakah investasi tambahan

dibutuhkan untuk pemeliharaan atau penghentian layanan,aset atau sumber daya untuk mempertahankan atau meningkatkan kontribusinya pada nilai bisnis.

IM4. Membangun siklus hidup biaya dan manfaat

IM5. Membangun secara lengkap kandidat business case program IM6. Mengadakan dan mengelola program

IM7. Mengupdate portfolio

operasional Teknologi Informasi IM8. Memperbaharui business case

IM9. Pengawasan dan laporan program

IM10. Penghentian program

Proses pada key management harus mengikuti urutannya secara paralel dan

iteratif (dapat diulang beberapa kali ke tahap awal). Hubungan antara domain dan

proses Val IT dapat diilustrasikan pada Gambar 2.2. berikut ini :

Value Governance (VG)

Establishes the overall governance framework, including

defining the portfolios required to manage investments and resulting IT services, assets and

resources.

Monitors the effectiveness of the overall governance framework and supporting processes, and recommends improvements as appropriate.

Portfolio Management (PM)

Establishes the strategic direction for investments, the

desired characteristics of the investment portfolio, and the

resources and funding constraints within which portfolio decisions must be made.

Evaluates and priorities programmes within resource and funding constraints, based on their alignment

with strategic objectives, business worth and risk, and moves selected programmes into the active portfolio

for execution.

Investment Management (IM)

Monitors the performance of the overall portfolio, adjusting

the portfolio as necessary in response to programme performance or changing

business priotities.

Defines potential programmes based on business requirements,

determines whether they are worthy of further consideration, and develops and passes business

cases for candidate investment programmes to portfolio management for evaluation.

Launches and managed the execution of active programmes, and report on performance

to portfolio management.

Retires programmes when there is agreement that desired business value has

been realised, or when retirement is deemed appropriate for any other

reason.

Moves resulting IT services, assets and resources to the appropriate operational IT portfolio(s), and continoues

to monitor their contribution to business

value.

Monitors the performance of IT services, assets and resources to determine whether additional investments are required to maintain, enhance or retire the service, asset or resource

to sustain or increase their contribution to business

value.


(30)

2.7.5. Panduan Manajemen Val IT Framework 2.0

Val IT Framework 2.0 menyediakan panduan untuk membantu dalam

mengatur dan mengelola nilai perusahaan. Panduan manajemen untuk ketiga domain Val IT Framework 2.0 dapat dilihat dalam Tabel 2.4, berikut ini [2]:

Tabel 2.4. Panduan Manajemen Val IT Framework 2.0

Domain Value

Governance (VG) Portfolio Management (PM) Investment Management (IM) Tujuan Domain

Untuk memastikan bahwa praktek manajemen nilai ditanamkan dalam perusahaan, dan untuk mengotimalkan nilai

dari investasi TI.

Untuk memastikan bahwa perusahaan terjamin dalam mengoptimalkan portofolio dari

investasi teknologi informasinya.

Untuk memastikan bahwa investasi TI perusahaan

berkontribusi dalam mengoptimalkan nilai.

Masukan

 Strategi bisnis

 Kerangka tata kelola dan kontrol perusahaan  Pendekatan investasi

perusahaan

 Strategi bisnis

 Karakteristik portofolio dan kategori investasi

 Ketersediaan anggaran dan sumber daya

Business case yang lengkap

 Strategi bisnis

 Kebutuhan bisnis secara rinci dan lengkap

 Karakteristik dan gabungan portofolio

 Sumber daya yang tersedia

Keluaran

 Komitmen kepemimpinan  Kebutuhan tata kelola nilai

dengan peran, tanggung jawab dan akuntabilitasnya  Karakteristik portofolio dan

kategori investasi

 Program investasi yang disetujui

 Keseluruhan sudut pandang portofolio investasi  Pelaporan kinerja portofolio

Business case lengkap termasuk biaya dan manfaat  Perencanaan program

termasuk anggaran dan sumber daya

 Pelaporan kinerja program  Portofolio operasional TI

yang diperbaharui

Metrik Proses

 Level persetujuan

kepemimpinan pada prinsip tata kelola nilai

 Level perjanjian kepemimpinan

 Derajat implementasi dan ketaatan dalam proses manajemen nilai

 Level kepuasan kontribusi TI dalam nilai bisnis

 Persentase pengeluaran TI yang secara langsung berkaitan dengan strategi bisnis

 Persentase meningkatnya nilai portofolio

 Jumlah ide baru tiap kategori investasi dan persentase yang dikembangkan menjadi

business case yang lengkap  Kelengkapan dan kepatuhan

business case

 Persentase realisasi nilai yang diharapkan

Metrik Domain

Kematangan proses manajemen nilai

Persentase ramalan nilai optimal yang terjamin dalam

portofolio investasi TI perusahaan

Kontribusi setiap investasi TI dalam mengoptimalkan nilai

Dalam melaksanakan proses-proses Val IT yang terperinci maka panduan manajemen Val IT ini dapat mendefinisikan tujuan dan metrik pada setiap sub-proses untuk mendukung dan mengukur setiap domain Val IT, serta membangun hal-hal yang diperlukan dalam setiap proses sehingga dapat mengukur dan mencapai kinerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.


(31)

2.7.6. Perbandingan Antara Val IT dan CobiT

Berikut ini perbandingan Val IT dan CobiT yang dilihat dari fokus tata kelola, fokus proses, dan fokus portofolio yang dapat membantu perusahaaan dalam memahami hubungan antara dua kerangka kerja [2].

Tabel 2.5. Perbandingan Antara Val IT dan CobiT

Comparison of Val IT with CobiT Governance

Focus

Process Focus

Portofolio Focus

Val IT

Enterprise governance of

Information Technology

Programme design and initiation, benefit

realization, and investment and ongoing

value management aspect of all processes

Manage the investment portfolio and provide the overall view of portfolio

performance

COBIT IT

Governance

IT solution delivery, IT operational implementasi and IT

service delivery

Manage the IT project portfolio in support of investment programmes, manage the IT service, asset and other resource portfolios, and provide information on the performance

of the IT service, asset and other resource portfolios

Fokus utama dari Val IT Framework 2.0 yaitu memberikan kerangka kerja untuk investasi dan nilai yang sedang berlangsung, serta manfaat yang akan direalisasikan terhadap perusahaan. Sedangkan pada CobiT Framework yaitu memberikan kerangka kerja untuk pelaksanaan aspek yang berkaitan dengan program teknologi informasi, termasuk solusi IT delivery, implementasi teknologi informasi dan operasional pelayanan teknologi informasi. Berikut ini merupakan urutan inisiatif dari Val IT dan CobiT :

Programme design and

initiation

IT solution delivery

IT operational implementation

Business changes

Business integration

IT service delivery

Business operation

Benefit realisation


(32)

2.8. Konsep Business Case

Dalam menerapkan Val IT Framework 2.0 perusahaan harus membangun

business case. Business case merupakan kumpulan asumsi atau pemahaman

tentang bagaimana suatu nilai diciptakan, bagaimana cara memastikan dan mendeskripsikan hasil bisnis yang akan diukur dalam mencapai manfaat yang diharapkan serta dapat memperkuat asumsi dan memberikan dukungan bagi pengambil keputusan dalam menetapkan investasi untuk selanjutnya [3]. Business case minimal harus memiliki beberapa hal berikut ini :

 Manfaat bisnis yang ditargetkan apakah selaras dengan strategi bisnis dalam fungsi bisnis perusahaan yang akan dipertanggungjawabkan.  Perubahan bisnis diperlukan untuk menciptakan nilai tambah, investasi

dapat mengubah atau menambah layanan dan infrastruktur teknologi informasi yang baru.

 Memperhatikan resiko yang terdapat pada perencanaan investasi teknologi informasi dan menentukan siapa yang akan bertanggung jawab untuk kesuksesan dalam menciptakan nilai yang optimal.

Business case harus dapat menjawab empat hal pertanyaan yang ada dalam

Val IT Framework 2.0, sebagai berikut :

a. Are we doing the right thing? Apa yang ditawarkan, untuk apa hasil

bisnisnya dan apakah keputusan investasi TI sudah benar?

b. Are we doing them the right way? Bagaimana proses ini dilakukan dan

apa yang memastikan bahwa program ini sesuai dengan kemampuan perusahaan saat ini dan masa datang?


(33)

c. Are we getting them done well? Apa rencana yang akan dibuat, sumber daya apa dan berapa dana yang dibutuhkan dalam melakukan proses ini?

d. Are we getting the benefit? Bagaimana manfaat, keuntungan dan nilai

yang akan didapatkan oleh perusahaan? The strategic question. Is the investment :

* In line with our vision

* Consistent with our business principles * Contributing to our strategic objectives * Providing optimal value, at affordable cost, at an acceptable level of risk

The architecture question. Is the investment :

* In line with our architecture

* Consistent with our architectural principles * Contributing to the population of our architecture

* In line with other initiatives

Are we doing the

right things?

Are we getting the

benefit?

Are we doing them

the right way?

Are we getting them done

well?

The value question. Do we have :

* A clear and shared understanding of the expected benefits

* Clear accountability for realising the benefits * Relevant metrics

* An effective benefits realisation process over the full economic life cycle of the investment

The delivery question. Do we have :

* Effective and disciplined management, delivery and change management processes * Competent and available technical and business resources to deliver :

- the required capabilities

- the organisational changes required to leverage the capabilities

Gambar 2.4. Keterkaitan Dimensi Pertanyaan Berkaitan Dengan Investasi Teknologi Informasi

Business case hanya fokus pada dua pertanyaan saja, yaitu mengenai

keputusan investasi (are we doing the right things?) dan merealisasikan keuntungan (are we getting the benefits?).

2.8.1. Struktur Business Case

Berikut ini beberapa hubungan yang harus diperhatikan oleh business case

dalam perencanaan investasi teknologi informasi [3]:

a. Sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan.

b. Sebuah kemampuan operasional, teknologi, layanan teknologi informasi yang mendukung dan kemampuan bisnis yang akan digunakan.

c. Value stakeholder yang diawali dengan sebuah pengembalian finansial


(34)

Terdapat tiga aliran aktifitas untuk menciptakan kemampuan teknis, kemampuan operasional dan kemampuan bisnis, seperti pada Gambar 2.5 :

Gambar 2.5. Aktivitas Yang Dapat Menciptakan Kemampuan

Business case harus dibangun dengan pendekatan top-down yang didasari

pada pemahaman yang jelas atas pencapaian bisnis yang diinginkan oleh perusahaan. Setelah investasi disetujui, maka investasi tersebut harus dimonitor secara terus menerus untuk mengetahui apakah hasil yang diharapkan dapat tercapai. Secara umum, proses membangun sebuah business case mengikuti siklus hidup sebuah proses yaitu build, implement, operate, dan retire.

2.8.2. Komponen Business Case

Komponen business case yang terdapat dalam aliran aktivitas diperlukan untuk mengevaluasi business case yang lengkap. Komponen tersebut didefinisikan sebagai berikut [3]:

a. Outcomes merupakan hasil yang jelas dan terukur, baik secara finansial

maupun non-finansial.

b. Initiatives merupakan aksi bisnis, proses bisnis, aksi orang, aksi


(35)

c. Contributions merupakan hasil yang terukur yang diharapkan dari sebuah hasil lanjutan pada inisiatif lain.

d. Assumptions merupakan dugaan akan kondisi yang diperlukan dalam

merealisasikan hasil. Asumsi akan penilaian resiko, biaya, manfaat dan keselarasan merupakan bagian utama proses business case.

2.8.3. Langkah – Langkah Pengembangan Business Case

Langkah-langkah pengembangan business case terdiri atas delapan langkah yang tergambar dalam Gambar 2.6, yaitu [3]:

Lembar Fakta

Keselarasan

Manfaat Finansial

Manfaat Non-Finansial

Resiko

Optimasi Resiko dan Pengembalian

Dokumentasi Pemeliharaan

Gambar 2.6. Langkah-Langkah Pembuatan Business Case

Langkah 1 : Membangun Daftar Fakta (Fact Sheet)

Daftar fakta (fact sheet) business case terdiri dari semua data yang diperlukan untuk menganalisa keselarasan strategi, manfaat finansial, non-finansial dan resiko dari sebuah proses perencanaan investasi teknologi informasi. Pada langkah ini meliputi beberapa tahapan yaitu untuk membangun, mengimplementasi, mengoperasikan dan menghentikan skenario terbaik dan terburuk untuk investasi berbasis teknologi informasi.


(36)

Langkah 2 : Analisa Keselarasan

Melakukan analisa keselarasan berarti memastikan efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya yang jarang digunakan. Terdapat dua jenis keselarasan yang relevan dalam konteks investasi teknologi informasi, yaitu :

1. Memastikan bahwa investasi berbasis teknologi informasi dioptimalkan untuk mendukung sasaran atau tujuan dari strategis bisnis.

2. Memastikan bahwa investasi berbasis teknologi informasi disesuaikan dengan target arsitektur perusahaan.

Keselarasan dengan objektif yang strategis

Keselarasan dari tujuan atau sasaran strategis perusahaan dapat melihat apakah kesempatan dapat ditingkatkan. Semua investasi berbasis teknologi informasi harus berkontribusi pada tujuan atau sasaran strategis perusahaan. Terdapat dua tipe kontribusi keselarasan, yaitu berkontribusi pada sasaran dan prioritas saat ini dari perusahaan dan berkontribusi untuk mencapai tujuan dimasa depan atau visi bisnis yang diharapkan.

Keselarasan dengan arsitektur perusahaan

Arsitektur perusahaan adalah cara melihat hubungan antara proses, orang dan teknologi yang bekerjasama untuk menciptakan layanan yang baik. Arsitektur diatur agar menjadi efisien dan efektif bagi bisnis perusahaan secara keseluruhan. Target arsitektur adalah blueprint yang mencerminkan apa yang diinginkan oleh perusahaan. Keselarasan dengan arsitektur perusahaan harus dapat mengevaluasi hal-hal yang tidak terduga dalam perubahan investasi teknologi informasi untuk mencapai target arsitektur.


(37)

Langkah 3 : Analisa Manfaat Finansial

Menyatakan manfaat dalam bentuk finansial adalah tujuan utama dalam membangun sebuah business case. Penilaian sebuah investasi bisnis teknologi informasi tidak berbeda dengan keputusan investasi individu. Berikut ini merupakan tahapan yang harus dilalui, yaitu :

1) Mengestimasi dan menghitung nilai untuk cashflow yang diharapkan. 2) Menilai resiko dan menentukan tingkat pengembalian yang dibutuhkan

(biaya atau resiko) untuk cashflow yang diharapkan.

3) Menentukan dan membandingkan biaya perencanan investasi teknologi informasi untuk mengetahui apakah perencanaan investasi teknologi informasi sudah cukup baik. Jika perencanaan investasi teknologi informasi baik dan NPVnya positif maka layak dikerjakan.

Langkah 4 : Analisa Manfaat Non-Finansial

Manfaat non-finansial sering diabaikan dalam business case atau kontribusinya dihilangkan karena sulitnya untuk menyatakan manfaat tersebut dalam bentuk manfaat finansial. Berdasarkan keuntungan non-finansial, perusahaan perlu mengembangkan pengertian tentang nilai untuk perusahaan dan bagaimana nilai diciptakan seperti menunjukkan bagaimana keuntungan ini dapat berkontribusi dalam menciptakan nilai. Saat tidak ada kontribusi yang jelas dari hasil keuangan, pembuatan keputusan dapat didasarkan pada tingkat penyesuaian strategi. Keuntungan non-finansial dan model analisa dipilih utuk memfasilitasi suatu identifikasi dari sebuah indikator yang dapat dipantau yang dapat memberikan kontrol terhadap realisasi keuntungan perusahaan.


(38)

Langkah 5 : Analisa Resiko

Pada langkah analisa resiko ini memerlukan suatu pendekatan terstruktur yang dapat direkomendasikan kedalam suatu rencana manajemen resiko yang terintegrasi dengan business case. Analisa dan evaluasi resiko dilakukan untuk mengetahui sejak awal resiko apa saja yang akan dihadapi oleh perusahaan, apakah resiko yang dapat berdampak besar sehingga perlu diminimalisasi atau dihilangkan serta resiko yang berdampak kecil bahkan tidak mempengaruhi operasional perusahaan sehingga resiko tersebut diabaikan saja oleh perusahaan.

Langkah 6 : Mengoptimasi Resiko dan Pengembalian

Keputusan dan penilaian dari suatu perencanaan investasi teknologi informasi perusahaan yaitu keselarasan strategis, keuntungan finansial, keuntungan non-finansial dan resiko dikombinasikan untuk mengoptimasi resiko dan pengembalian. Pada Tabel 2.6 merupakan matrik keputusan optimasi resiko dan pengembalian yang menyediakan suatu matrik keputusan yang diusulkan untuk penilaian mengenai hasil analisa data fakta dari perencanaan investasi teknologi informasi perusahaan.

Tabel 2.6. Matrik Keputusan Optimasi Resiko dan Pengembalian

Hasil Analisa Data Daftar Fakta Keputusan Pada Level Program Individual

Resiko Yang Dihitung

Layak Diterima (Langkah 5)

Apakah Target Finansial Terpenuhi ? (Langkah 3)

Manfaat Non-Finansial Yang Jelas ? (Langkah

4)

Keselarasan Strategik ? (Langkah 2)

N - - - Ditolak.

Y Y - Y Dimasukan dalam prioritas

portofolio.

Y Y - Y

Dimasukan dalam prioritas portofolio jika hambatannya melebihi nilai resiko yang diterima.


(39)

Y Y - N

Ditolak karena manfaat kurang dapat direalisasikan dalam waktu singkat tanpa adanya dampak negatif dari keselarasan strategi dengan investasi.

Y N Y Y

Dimasukan dalam prioritas portofolio jika nilai dari manfaat non-finansial yang dipertimbangkan berharga (pada kondisi minimum) untuk memenuhi target finansial. Kualifikasi dari manfaat non-finansial harus dilakukan sebaik mungkin.

Y N Y N Ditolak.

Y N N Y Ditolak.

Langkah 7 : Mendokumentasikan Business Case

Pada langkah ini, dilakukan pendokumentasian dari mulai analisa keselarasan, analisa manfaat finansial, analisa manfaat non-finansial, analisa resiko serta analisa optimasi resiko dan pengembalian sebagai dasar dalam perencanaan investasi teknologi informasi perusahaan. Contoh format lengkap

business case dapat dilihat pada lampiran C.

Langkah 8 : Peninjauan Business Case

Business case adalah alat operasional yang harus secara terus menerus

diperbaharui sepanjang perjalanan bisnis dari investasi teknologi informasi, yang berfungsi untuk mendukung pelaksanaan perencanaan investasi teknologi informasi yang berkelanjutan. Langkah ini dilaksanakan ketika keuntungan perusahaan berubah, resiko berubah, dan persiapan peninjauan ulang. Peninjauan

business case penerapan investasi teknologi informasi didukung untuk proses

pembelajaran dari kesuksesan dan kegagalan serta jika dilakukan secara terus menerus maka dapat meningkatkan kualitas dari portofolio perusahaan itu sendiri dan proses peninjauan business case pengelolaannya harus selalu aktif.


(40)

2.9. Maturity Model Val IT Framework 2.0

Maturity Model bertujuan untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan

kapabilitasnya agar mampu secara konsisten menghantarkan produk atau jasa kepada pelanggan, dan melihat sejauh mana efektifitas sebuah perusahaan dalam menciptakan nilai dengan dilakukannya perbandingan benchmarking. Berikut ini

maturity model yang terdiri dari level 0 hingga level 5, dari mulai manajemen

proses yang belum optimal sampai manajemen proses optimal [2].

Tabel 2.7. Maturity Level Pada Tiga Domain Val IT Framework 2.0

Level Domain Val IT Keterangan

0 (Non-Existent)

Value Governance (VG)

Perusahaan melihat fungsi TI sebagai supplier dan biaya yang harus diminimalkan. Ada komunikasi yang terbatas antara bisnis dan fungsi TI.

Portfolio Management (PM)

Tidak ada kesadaran bahwa memungkinkan investasi TI harus dikelola sebagai portofolio.

Investment Management (IM)

Tidak ada pengakuan perusahaan atas kebutuhan strategis untuk fokus terhadap manfaat danmembangun hubungan yang jelas antara investasi TI dan manfaat bisnis yang diharapkan.

1 (Initial)

Value Governance (VG)

Adanya peningkatan komunikasi TI dan fungsi bisnis untuk menunjukkan keuntungan atas investasi TI. Akuntabilitas tidak didefinisikan sesuai kemampuan teknis. Business case

didefinisikan berdasarkan proyek dan sering tidak lengkap.

Portfolio Management (PM)

Beberapa fungsi bisnis menerapkan portofolio pada perusahaan. Tanggung jawab dan akuntabilitas perusahaan untuk mengelola portofolio tidak didefinisikan. Fungsi TI bertanggung jawab untuk penggunaan sumber daya TI.

Investment Management (IM)

Ada beberapa pengakuan dari kebutuhan untuk meningkatkan tata kelola investasi TI tetapi perusahaan masih fokus pada biaya TI. TI memegang peranan dalam biaya dan keterlibatan bisnis dalam manajemen investasi. Metrik mengenai keuangan mungkin ada, yang berkaitan dengan solusi IT delivery.

2 (Repeatable)

Value Governance (VG)

Adanya peningkatan kesadaran akan kebutuhan tata kelola investasi TI yang lebih formal. Business case dan laporan status investasi diperlukan untuk sebagian besar investasi, dan terdapat beberapa laporan terbatas mengenai manfaat investasi. Fungsi bisnis dan TI bekerja lebih kolaboratif pada kebutuhan pengembalian invetasi TI.

Portfolio Management (PM)

Adanya peningkatan kesadaran akan kebutuhan untuk mengelola investasi TI sebagai portofolio perusahaan.

Business case perlu dievaluasi terutama pada finansial. TI dan manajemen bisnis yang terlibat dalam mengevaluasi dan memilih program, tetapi tanggung jawab dan akuntabilitas belum jelas didalam perusahaan.

Investment Management (IM)

Adanya peningkatan kesadaran akan kebutuhan dalam mengambil bisnis dan melihat nilai investasi TI. Business case


(41)

yang diperlukan untuk beberapa investasi, tetapi masih tidak jelas. Adanya peningkatan keterlibatan bisnis dalam mendefinisikan program investasi TI, meskipun tanggung jawab dan akuntabilitas belum jelas.

3 (Defined)

Value Governance (VG)

Adanya pemahaman mengenai kebutuhan perusahaan dalam memilih dan melaksanakan investasi baru, memberikan layanan TI yang efisien, dan menjamin optimalnya alokasi sumber daya TI. Ditetapkannya akuntabilitas untuk pelaksanaan investasi dan manfaat realisasi investasi TI.

Portfolio Management (PM)

Adanya pemahaman mengenai manajemen portofolio pada perusahaan. Business case dibutuhkan dalam semua investasi TI. Ditetapkannya akuntabilitas untuk pengembangan business case dan pemilihan investasi.

Investment Management (IM)

Adanya pemahaman mengenai kebutuhan untuk mengelola investasi TI, dan perusahaan semakin sadar akan pentingnya pengelolaan perubahan perusahaan. Ditetapkannya akuntabilitas untuk pengembangan business case perusahaan untuk semua program, dan termasuk high level financial, manfaat non-finansial, biaya dan resiko.

4 (Managed)

Value Governance (VG)

Dewan eksekutif berkomitmen untuk mengoptimalkan investasi TI dan layanan bisnis. Business case ditinjau, diperbaharui dan dievaluasi untuk siklus hidup investasi TI. Proses yang terjadi pada investasi TI yaitu dapat mendukung pengambilan keputusan investasi TI dan nilai bisnis untuk memastikan bahwa alokasi sumber daya sudah konsisten.

Portfolio Management (PM)

Dewan eksekutif berkomitmen penuh untuk manajemen portofolio dan secara teratur meninjau kinerja manajemen portofolio. Peranan akuntabilitas investasi TI diterapkan secara konsisten dan terintegrasi dengan model tata kelola perusahaan. Business case dikembangkan dan dipertahankan untuk semua program. Sistem manajemen portofolio sudah tersedia dan sudah banyak digunakan diperusahaan.

Investment Management (IM)

Dewan eksekutif dan manajemen berkomitmen penuh atas manajemen investasi. Adanya tanggung jawab pada akuntabilitas yang jelas bagi semua pemegang keputusan.

Business case yang komprehensif dan lengkap, termasuk program dan manfaat rencana realisasi yang akan diperbarui secara teratur terhadap perusahaan.

5 (Optimised)

Value Governance (VG)

Bisnis dan TI berfungsi untuk terus mengoptimalkan dan melaporkan portofolio investasi TI, serta jasa yang dihasilkan, aset, dan sumber daya lainnya. Proses investasi TI terus ditingkatkan. Terdapat alat yang membantu dalam menyediakan laporan yang bersifat komprehensif.

Portfolio Management (PM)

Praktek manajemen portofolio adalah bagian dari budaya perusahaan. Portofolio terus dimonitor dan disesuaikan untuk mengoptimalkan nilainya. Keahlian dalam mengelola dan melaporkan investasi secara keseluruhan dan kinerja portofolio tersedia untuk mendukung pengambilan keputusan.

Investment Management (IM)

Dewan eksekutif dan manajemen proaktif dalam mengatur dan meninjau kinerja program perusahaan. Keuntungan finansial, non-finansial, biaya dan resiko program investasi TI terus dipantau dan disesuaikan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan selama siklus hidup ekonomi perusahaan terpenuhi. Proses investasi TI perusahaan harus terus ditingkatkan.


(42)

Untuk dapat menilai tingkat kematangan proses Val IT secara spesifik maka tingkat kematangan akan dipetakan kedalam enam atribut, yaitu awareness and

communication (AC), responsibility and accountability (RA), goal setting and

measurement (GM), police, standard and prosedure (PSP), skill and expertise

(SE), dan tools and automation (TA). Penilaian maturity level proses Val IT yang dipetakan dalam 6 atribut dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, kuesioner, dan observasi hasil yang didapatkan akan dilakukan penyesuaian data yang dihasilkan dengan enam atribut maturity level. Maturity level proses Val IT

yang spesifik dalam enam atribut dapat dilihat pada lampiran D.

2.10. Aplikasi Metatrader 4.0 (Online Trading)

Aplikasi Metatrader 4.0 (online trading) adalah aplikasi yang digunakan untuk melakukan trading online baik itu forex, saham dan komoditi, tetapi aplikasi ini lebih umum digunakan untuk melakukan transaksi forex. Aplikasi Metatrader 4.0 (online trading) dapat dijalankan pada PC (Operating System

Windows) untuk mempermudah pengoperasiannya, Laptop, dan Smartphone

(Blackberry, Iphone, dan Android). Aplikasi Metatrader 4.0 (online trading)

mempunyai fasilitas hemat bandwidth sehingga meskipun koneksi internet kita minim, aplikasi ini dapat tetap berjalan dengan lancar. Disamping itu kelebihan aplikasi ini yaitu dapat dijalankan secara bersamaan pada layar yang berbeda ataupun multi windows (multi account dan dapat double login), bersifat fleksibel, mudah digunakan (user friendly), memiliki harga yang real time, melakukan


(43)

Gambar 2.7. Layar Utama Aplikasi Metatrader 4.0

Berikut ini merupakan tampilan layar utama pada Aplikasi MetaTrader 4.0 (online trading), yaitu :

a. Layar Market Watch (Ctrl M) berguna untuk melihat harga pasar. Pada layar ini user dapat mengatur kolom seperti menambahkan kolom time,

high/low, symbols, spesifikasi detail dari masing-masing mata uang

(Symbols – Properties), dan mengeluarkan layar grafik chart baru.

b. Layar Navigator (Ctrl N) yaitu layar yang terletak dibawah layar market

watch yang berisi mengenai tentang data account dan script/EA user.

c. Layar Chart yaitu layar yang berisi grafik pergerakan mata uang.

d. Layar Terminal (Ctrl T) yaitu yang terletak di bagian paling bawah dimana memiliki beberapa menu seperti :

[1] Journal adalah menu untuk informasi perjalanan sistem.

[2] Mailbox adalah menu untuk membaca pesan penting administrator.


(44)

[4] Alerts adalah menu untuk memberikan bunyi alarm kepada user bila menyentuh posisi harga yang user set sebelumnya.

[5] News adalah menu untuk berita market (harus ada aktifkan dulu di menu Options lalu Server (Ctrl O)).

[6] Trade adalah untuk melihat posisi order dan account trade user.

[7] Signal bar status server (gambar disamping menandakan

koneksi internet user bagus dan aplikasi metatrader berjalan baik). Layar-layar tersebut dapat user resize besar kecilnya, dapat disembunyikan sesuai dengan keperluan anda dengan cara click+drag lalu dipindahkan dan sebagainya. Anda juga bisa memunculkannya kembali dengan menekan menu

View” diatas. Untuk melihat full screen grafik chart user dapat menekan F11. Pada penerapan aplikasi metatrader 4.0 (online trading) terdapat arsitektur yang perlu diketahui oleh perusahaan. Sehingga perusahaan perlu menyelaraskan keselarasan dari arsitektur perusahaan dengan arsitektur platform aplikasi metatrader 4.0 (online trading).


(45)

47

4.1. Identifikasi Proses-Proses Val IT Framework 2.0

Proses analisis perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) dilakukan pada perusahaan sekuritas online dengan mengidentifikasi proses Val IT menggunakan kuesioner yang dapat menjelaskan sudah diterapkan atau belum proses Val IT tersebut pada perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) perusahaan. Kuesioner diberikan kepada 12 responden perusahaan sekuritas online, seperti yang tercantum pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Data Responden Per Unit

No Unit Organisasi Jumlah

Responden

1 Kepala Cabang 1

2 Manajer dan Staff Bagian IT 6

3 Manajer dan Staff Bagian Pemasaran 5

Total 12

Penilaian kuesioner dilakukan dengan melihat persentase jawaban Ya atau Tidak, jika hasil jawaban Ya lebih besar dari 50% maka proses Val IT tersebut sudah dilakukan didalam perusahaan, tetapi jika jawaban Ya kurang dari 50% maka proses Val IT tersebut belum dilakukan didalam perusahaan. Sedangkan penilaian pada performa dilakukan dengan menggunakan skala likert dan hasil penilaiannya dapat diambil sebagai kesimpulan dan langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan untuk pelaksanaan perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) perusahaan.


(46)

4.1.1. Pengidentifikasian Value Governance (VG)

Tujuan identifikasi proses Value Governance (VG) adalah untuk dapat mengoptimalkan nilai dan manfaat dari sebuah investasi teknologi informasi perusahaan. Berdasarkan Tabel 4.2 hasil identifikasi proses Value Governance

(VG), hasil data kuesioner menunjukkan 64% responden menyatakan Ya dengan performa Cukup. Hasil identifikasi lebih lengkap terdapat pada lampiran B.

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa beberapa proses Value

Governance (VG) sudah dilakukan oleh perusahaan, tetapi proses yang sudah

dilakukan tersebut masih dikatakan cukup oleh responden. Hal tersebut dikarenakan portofolio pendefinisian manfaat investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) masih belum lengkap, belum ditetapkannya bobot resiko pada setiap kategori investasi, masih direncanakannya pembelajaran dari proses investasi sebelumnya, sehingga manfaat yang didapatkan dari investasi teknologi informasi perusahaan belum optimal dan belum sesuai dengan harapan perusahaan.

Tabel 4.2. Hasil Pengidentifikasian Proses Value Governance (VG)

No Proses VAL IT Hasil Analisis

VG 1

Memastikan sudah diinformasikan dan dilaksanakannya

kepemimpinan.

Proses VG 1 sudah dilakukan oleh perusahaan dengan baik. Karena perusahaan dan pimpinan sudah mengetahui seberapa penting dan dampak teknologi informasi dalam menunjang bisnisnya, selalu dilakukan diskusi rutin antar pimpinan dan manajer TI dalam pembuatan laporan.

VG 2

Mendefinisikan dan mengimplementasikan

proses

Proses VG 2 sudah dilakukan oleh perusahaan dengan cukup. Karena perusahaan sudah melakukan dokumentasi perencanaan investasi TI aplikasi metatrader 4.0 dan menetapkan peran dan tanggung jawab yang berhubungan dengan investasi TI, bisnis, aset, SDM, serta layanan kepada seluruh bagian perusahaan. Tetapi dalam portofolio perusahaan masih belum merasakan manfaat sesuai dengan yang diharapkan.

VG 3 Mendefinisikan karakteristik portofolio

Proses VG 3 belum dilakukan pada beberapa sub-proses, karena perusahaan belum menetapkan bobot resiko untuk setiap kategori investasi TI aplikasi metatrader 4.0.


(47)

Kemudian sebagian sub proses sudah dilakukan dengan cukup, karena perusahaan sudah memiliki portofolio investasi TI aplikasi metatrader 4.0, melakukan pengkategorian investasi TI portofolio, serta sudah mengkomunikasikan dan membuat evaluasi untuk setiap kategori investasi dalam portofolio.

VG 4

Keselarasan integrasi manajemen nilai dan

manfaat dengan perencanaan keuangan

perusahaan

Proses VG 4 sudah dilakukan oleh perusahaan dengan cukup. Karena perusahaan sudah melakukan pembuatan anggaran investasi aplikasi metatrader 4.0, melakukan analisis terhadap dampak anggaran investasi TI aplikasi metatrader 4.0, tetapi dalam proses melakukan dan melihat perencanaan investasi TI aplikasi metatrader 4.0 sebagai proses pembelajaran masih direncanakan.

VG 5

Membangun pengawasan tata kelola

yang efektif

Proses VG 5 sudah dilakukan oleh perusahaan dengan cukup.Karena perusahaan sudah melakukan pendekatan dan pengambilan informasi untuk mengawasi perusahaan dengan menggunakan metode pelaporan invetasi yang memberikan gambaran mengenai manfaat perusahaan, tetapi gambaran dari manfaat tersebut masih belum dijabarkan secara jelas apakah manfaat tersebut masuk kedalam manfaat terukur (tangible) atau masuk kedalam manfaat tidak terukur (intangible) dalam pelaporannya. Sedangkan keinginan dari pimpinan yaitu dapat memahami manfaat apa saja yang dapat mendukung bisnis perusahaan dari suatu pelaporan manfaat investasi TI yang lengkap.

VG 6

Peningkatan praktek manajemen nilai yang

terus menerus

Proses VG 6 sudah dilakukan oleh perusahaan dengan cukup. Karena perusahaan sudah melakukan identifikasi dalam proses pembelajaran investasi TI aplikasi metatrader 4.0 yang telah dilakukan sebelumnya, tetapi dalam proses pelaksanaannya masih belum optimal dan manfaat belum sesuai dengan harapan perusahaan.

4.1.2. Pengidentifikasian Portofolio Management (PM)

Tujuan identifikasi proses Portfolio Management (PM) adalah untuk memastikan bahwa keseluruhan portofolio investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) perusahaan sudah selaras dan mengkontribusikan nilai atau manfaat yang optimal bagi sasaran strategi perusahaan. Berdasarkan Tabel 4.3 hasil identifikasi proses Portfolio Management (PM), hasil data kuesioner menunjukkan 68% responden menyatakan Ya dengan performa Cukup. Hasil identifikasi lebih lengkap terdapat pada lampiran B.

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa beberapa proses


(48)

sudah dilakukan tersebut masih dikatakan cukup oleh responden. Hal tersebut dikarenakan pada proses menetapkan target bisnis, prediksi, anggaran dan kontrol pengeluaran yang dikeluarkan serta manfaat bisnis yang dapat direalisasikan masih belum optimal dalam pelaksanaannya, karena masih belum jelasnya penjabaran dalam portofolio perusahaan. Pada proses evaluasi serta penilaian

business case investasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) untuk melihat

manfaat yang dihasilkan masih belum dilakukan oleh perusahaan, karena business case masih belum diterapkan diperusahaan, sehingga proses kontribusi nilai atau manfaat masih belum optimal bagi sasaran strategi perusahaan.

Tabel 4.3. Hasil Pengidentifikasian Proses Portofolio Management (PM)

No Proses VAL IT Hasil Analisis

PM 1

Membangun arahan strategik dan menggabung target

investasi

Proses PM 1 sudah dilakukan oleh perusahaan dengan baik. Karena perusahaan sudah melakukan keselarasan antara strategi bisnis dan peran TI, sudah mengidentifikasi peluang TI dalam mempengaruhi dan mendukung strategi bisnis perusahaan, dan perusahaan sudah menghubungkan strategi dan tujuan bisnis kedalam strategi dan tujuan TI.

PM 2

Menentukan ketersediaan dan

sumber dana

Proses PM 2 sudah dilakukan oleh perusahaan dengan baik. Karena perusahaan sudah menetapkan pendanaan investasi aplikasi metatrader 4.0.

PM 3 Mengelola ketersediaan sumber daya manusia

Proses PM 3 sudah dilakukan oleh perusahaan dengan baik. Karena perusahaan sudah membuat dan memelihara ketersediaan SDM untuk bisnis perusahaan, sudah dilakukan analisis kebutuhan SDM untuk bisnis perusahaan saat ini dan masa depan, sudah membuat strategi dalam mengatasi kekurangan ataupun kelebihan SDM untuk bisnis perusahaan, dan perusahaan sudah melakukan perencanaan SDM apabila terjadi perubahan bisnis perusahaan.

PM 4

Mengevaluasi dan memilih investasi aplikasi metatrader 4.0

Proses PM 4 sudah dilakukan oleh perusahaan dengan cukup. Karena perusahaan sudah melakukan analisis resiko atau dampak penerapan investasi aplikasi metatrader 4.0 terhadap portfolio perusahaan, sudah menentukan alokasi dana untuk setiap investasi aplikasi metatrader 4.0. Tetapi pada proses menetapkan target bisnis, prediksi, anggaran dan kontrol yang sesuai dengan pengeluaran yang dikeluarkan serta manfaat bisnis yang dapat direalisasikan masih belum optimal dalam pelaksanaannya, karena masih belum jelasnya penjabaran dalam portofolio perusahaan. Dan pada proses evaluasi serta penilaian business case

investasi aplikasi metatrader 4.0 untuk melihat manfaat yang dihasilkan masih belum dilakukan oleh perusahaan.


(1)

4.7. Usulan Pengambilan Keputusan Investasi Teknologi Informasi

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses investasi teknologi informasi yang dilakukan masih belum maksimal dalam memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan. Oleh karena itu diusulkan tahapan pengambilan keputusan investasi teknologi informasi, sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi bisnis perusahaan. Berikut ini merupakan langkah pengambilan keputusan perencanaan investasi teknologi informasi:

Mengidentifikasi Proses – Proses Val IT

1

Menetapkan Keputusan Investasi TI Melakukan Analisis Maturity Level Melakukan analisis Business Case 3

2

4

Gambar 4.4. Usulan Langkah Pengambilan Keputusan

Langkah-langkah perencanaan investasi teknologi informasi pada Gambar 4.4 dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pada langkah pertama identifikasi proses Val IT Framework 2.0, hasil yang didapatkan yaitu semua proses Val IT harus dilakukan agar mendapat pengembalian berupa manfaat dari suatu investasi teknologi informasi, karena proses Val IT berisi mengenai gambaran untuk melaksanakan beberapa hal yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan perencanaan investasi teknologi informasi.

2. Pada langkah kedua dilakukan analisis business case, hasil yang didapatkan pada langkah ini yaitu blueprint dari pendokumentasian business case yang berisi mengenai perencanaan investasi teknologi


(2)

84

informasi yang dilakukan dengan melihat dari analisis keselarasan, analisis keuntungan nonfinansial, analisis risiko, sehingga didapatkan hasil bahwa perencanaan investasi teknologi informasi yang berkaitan dengan aplikasi metatrader 4.0 (online trading) ini dapat dilakukan dengan berfokus pada keuntungan non-finansial.

3. Pada langkah ketiga analisis tingkat kematangan, hasil yang didapatkan yaitu tingkat kematangan perusahaan dalam mengotimalkan manfaat yang diharapkan oleh perusahaan. Pada pelaksanaan proses Val IT Framework 2.0 ini masih berada pada level 1, sehingga perlu ditingkatkan dalam hal standarisasi proses, dan organisisr pendekatan manajemen dalam mencapai manfaat sesuai dengan harapan perusahaan. 4. Pada langkah terakhir keputusan perencanaan investasi teknologi

informasi yang dilakukan oleh pimpinan dan manajer TI, menghasilkan diskusi mengenai perencanaan investasi teknologi informasi dengan melihat langkah identifikasi proses Val IT Framework 2.0, business case dan maturity level. Keputusan akhir apakah perencanaan investasi tersebut akan diimplementasikan atau tidak berada ditangan pimpinan.


(3)

85

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan identifikasi perencanaan investasi teknologi informasi dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Dengan adanya panduan business case dan maturity level yang dihasilkan dari analisis dan identifikasi dapat memberikan panduan mengenai pengukuran dalam perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) dan mengetahui manfaat optimal yang akan diterima atau diharapkan perusahaan.

2. Dengan adanya business case perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) dapat membantu perusahaan dalam menggambarkan manfaat yang diharapkan, meminimalisasi biaya, dan mengurangi resiko yang merugikan perusahaan secara jelas kepada pimpinan dan manajer teknologi informasi.

3. Dengan adanya langkah-langkah dalam melakukan perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) dengan menggunakan Val IT Framework 2.0 dapat membantu pimpinan perusahaan dan manajer dalam mengambil keputusan perencanaan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading).


(4)

86

5.2. Saran

Beberapa saran yang dipertimbangkan dalam penerapan investasi teknologi informasi aplikasi metatrader 4.0 (online trading) ini antara lain, yaitu :

1. Untuk perusahaan sekuritas online ini hendaknya melakukan penerapan langkah-langkah perencanaan investasi teknologi informasi tidak hanya pada aplikasi metatrader 4.0 (online trading) tetapi menerapkan kepada keseluruhan investasi teknologi informasi perusahaan.

2. Untuk perusahaan sekuritas online ini hendaknya memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan proses Val IT Framework 2.0 hingga mencapai level yang diinginkan dengan menerapkan usulan maturity level proses Val IT Framework 2.0 untuk meningkatkan pemahaman perusahaan akan investasi teknologi informasi dan mengurangi kegagalan pelaksanaan investasi teknologi informasi.

3. Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan pengukuran perencanaan investasi teknologi informasi perusahaan dengan memetakan biaya, manfaat dan resiko secara keseluruhan.

4. Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan proses peninjauan (langkah 8) dalam pembuatan business case yang dapat bermanfaat sebagai pembelajaran perusahaan dalam melakukan perencanaan investasi teknologi informasi.


(5)

(6)