Implementasi Val It Framework Untuk Pengukuran Perencanaan Tata Kelola Investasi Teknologi Informasi (Studi Kasus: Universitas Pendidikan Indonesia)

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi informasi pada saat ini, para pemangku kepentingan di dalam perusahaan maupun organisasi mengharuskan semua jajaran di dalamnya untuk menggunakan teknologi informasi ini yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau mempercepat pekerjaan sehingga efektif dan efisien. Teknologi informasi juga digunakan untuk meningkatkan nilai bisnis sehingga investasi yang dilakukan oleh pelaku bisnis dapat memberi dukungan yang terbaik bagi tujuan strategis dan realisasi bisnis (Lulu, 2013:99). Hal ini berakibat pada pentingnya para pemangku kepentingan untuk memperkirakan investasi teknologi seberapa besar manfaat bagi perusahaan apabila menerapkan teknologi informasi ini. Investasi IT dapat mendatangkan manfaat terhitung dan tidak terhitung, manfaat terhitung mungkin dapat diperkirakan seberapa besar manfaatnya, tetapi belum semuanya dapat diperhitungkan dengan akurat (Witanti , 2007:31).

Val IT Framework adalah salah satu framework dari beberapa tools penilaian investasi IT yang tersedia dan dapat digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai manfaat investasi teknologi informasi pada suatu organisasi. Val IT dikeluarkan oleh Information Technology Governance Institute (ITGI). Val IT framework dipersembahkan untuk perusahaan yang akan mengoptimalkan investasi


(2)

IT, kerangka kerja yang utama dari Val IT ini adalah untuk membawa suatu penilaian Investasi IT secara luas (Popović, 2010:221). Untuk dapat menerapkan kerangka kerja ini maka perusahaan harus menentukan Business Case terlebih dahulu dikarenakan itu akan diterapkan pada proyek investasi IT tertentu, yang nantinya akan menjadi alat bantu untuk merencanakan, mengukur, dan memantau investasi IT. Business Case ini akan memberikan gambaran untuk pemangku kepentingan dalam membuat keputusan mengenai investasi IT (Witanti, 2007:35).

Direktorat Akademik UPI sebagai bagian dari institusi pendidikan mengharapkan dapat melakukan suatu perencanaan investasi IT yang akan mendapatkan hasil dan manfaat yang maksimal. Oleh karena itu Direktorat Akademik UPI harus melihat apa yang akan dilakukan dalam investasi IT. Atas dasar inilah penelitian dilakukan untuk menilai perencanaan investasi IT pada Direktorat Akademik UPI sehingga dapat menentukan keputusan yang terbaik untuk investasi IT-nya.

1.2Identifikasi Masalah

Masalah utama yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana menerapkan proses (Value Governace, Portfolio Management, dan Investment Management) Val IT Framework untuk menilai Investasi IT pada Direktorat Akademik UPI?

2. Bagaimana membuat Business Case untuk memberikan gambaran atas manfaat Investasi IT dalam membantu pihak manajemen dalam membuat keputusan atas investasi IT tersebut?


(3)

3. Bagaimana membuat usulan dan rekomendasi Investasi IT bagi Direktorat Akademik UPI?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini yaitu:

1. Mengidentifikasikan proses Val IT dan Business Case untuk memberikan gambaran yang jelas tentang manfaat yang diperoleh dari penerapan teknologi informasi sebagai aset.

2. Menggambarkan dan merancang proses (Value Governance, Portfolio Management, dan Investment Management) Val IT Framework sebagai aset teknologi informasi melalui aset teknologi informasi.

3. Menghasilkan suatu portofolio atau langkah-langkah yang terbaik bagi pihak Direktorat Akademik UPI pada saat akan mengambil keputusan untuk merencanakan Investasi IT.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi investasi IT di bidang pendidikan serta salah satu bahan acuan penelitian dibidang analisis investasi IT.


(4)

2. Manfaat Praktis

Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik mengenai analisis investasi IT dengan menggunakan Val IT. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, penulis berharap manfaat hasil penelitian dapat diterima sebagai kontribusi untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya tata kelola investasi IT yang dapat mendatangkan keuntungan finansial dan non-finansial.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah

1. Penelitian ini menggunakan pengembangan kerangka kerja Val IT Framework 2.0 2008 yang dikeluarkan oleh IT Governace Institute semua proses dalam Val IT dilakukan dalam penelitian ini.

2. Pembuatan Business Case pada Direktorat Akademik UPI dengan studi kasus Investasi Sistem Informasi Akademik untuk proses kelancaran akademik.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tesis ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi, dan sistematika penulisan.


(5)

Bab II Tinjauan Pustaka

Berisi uraian tentang studi literatur yang berkaitan dengan penilaian kelayakan perencanaan investasi teknologi informasi dengan memakai VAL IT Framework untuk mendukung penulisan dan pemecahan masalah dalam tesis ini.

Bab III Metodologi Penelitian

Berisi mengenai gambaran umum perusahaan meliputi sejarah, visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan, standarisasi aplikasi teknologi informasi, manajemen perusahaan, pendekatan penelitian meliput kajian penelitian, perencanaan kuesioner, penjelasan uji validitas serta reabilitas dari kuesioner. Bab IV Analisis Identifikasi Val IT dan Business Case

Berisi tentang uraian identifikasi proses (Value Governace, Portfolio Management, dan Investment Management) Val IT framework, analisis Business Case, tingkat maturity serta rekomendasi peningkatan maturity level, serta hasil yang diperoleh.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang uraian tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang berkaitan dengan penilaian kelayakan persencanaan teknologi informasi. 


(6)

2.1 Nilai (Value)

Nilai dalam bahasa Yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu yang memiliki suatu yang berkualitas sehingga merupakan sesuatu yang didambakan orang dan nilai tidak selalu berkaitan dengan harga. Sedangkan harga bermakna hal yang selalu terkait dengan nilai tukar barang terhadap uang.

Nilai (value) merupakan sebuah konsep yang bersifat kompleks, spesifik pada sebuah konteks dan dinamis. Nilai memiliki makna yang berbeda untuk setiap jenis organisasi. Untuk organisasi yang berorientasi pada keuntungan finansial, nilai cenderung dipandang dari segi keuangan dan dapat berupa peningkatan profit yang dihasilkan dari investasi. Sedangkan untuk organisasi non-profit, termasuk sektor publik, nilai lebih bersifat kompleks dan seringkali dilihat dari segi nonfinansial.

2.2 Perencanaan

Dalam ilmu manajemen dijelaskan bahwa salah satu fungsi pokok manajemen adalah perencanaan. Perencanaan merupakan fungsi pokok manajemen yang pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam melakukan aktivitas perusahaan sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi perusahaan adalah dengan membuat perencanaan.


(7)

“Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.” (Erly Suandy (2001:2)

2.3 Pengertian Investasi

Investasi sering juga disebut penanaman modal atau pembentukan modal. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal atau perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Jadi sebuah pengeluaran dapat dikatakan sebagai investasi jika ditujukan untuk meningkatkan kemampuan produksi. Investasi merupakan hal yang penting dalam perekonomian.

Menurut Jack Clark Francis mengatakan bahwa investasi adalah Penanaman modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang.

Sedangkan investasi adalah:

“Komitmen satu dollar dalam satu periode tertentu, akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan datang dengan: (1) waktu dana tersebut akan digunakan, (2) tingkat inflasi yang terjadi, (3) ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang”.( Frank Reilly,2003:5)

Berdasarkan definisi-definisi investasi di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu bentuk pengorbanan kekayaan di masa sekarang untuk mendapatkan keuntungan di masa depan dengan tingkat resiko tertentu.


(8)

2.4 Investasi Informasi Teknologi

Informasi Teknologi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, dan memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang dapat digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan, serta merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Sedangkan pendapat lain menerangkan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video (Williams’s dan Sawyer, 2003).

Seorang ahli teknologi mengemukakan tentang teknologi informasi merupakan hal yang tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Martin,1999).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi tidak hanya sebatas pada kecanggihan teknologi komputer tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Secara umum informasi teknologi adalah gabungan dari teknologi komputer dan teknologi informasi.

Melakukan investasi informasi teknologi dengan cara melakukan pembelian peralatan teknologi informasi dapat memberikan keuntungan antara lain tangible benefit dan ingtangible benefit.Tangible benefit yaitu keuntungan yang dapat diperhitungkan atau diperkirakan dengan nyata berdasarkan riset dan data data


(9)

relevan, sedangkan ingtangible benefit keuntungan yang tidak dapat diperkirakan seutuhnya dan tidak mempunyai data-data yang relevan (Yanti, 2008:66).

2.5 Kerangka Kerja Val IT Framework 2.0

Val IT diprakasai oleh Information Technologi Governance Institute (ITGI) melalui masukan–masukan dari para pimpinan, praktisi, sekumpulan tim yang tergabung pada komunitas IT. Val IT menyedikan sebuah pelayanan, penelitian, publikasi dan pendukung-pendukung untuk membantu organisasi dalam melakukan penilaian investasi IT, yang bertujuan untuk membantu mereka untuk merealisasikan secara optimal investasi IT yang diterapkan pada organisasinya (Latulipe,2007:2).

Gambar 2.1

Inisiatif Val IT Framework (ITGI, 2008:6)

Berdasarkan gambar 2.1 Val IT memberikan pedoman proses-proses dan dukungan praktis untuk membantu pimpinan dan manajemen eksekutif dalam memahami dan melaksanakan peran yang sesuai dalam merencanakan investasi teknologi informasi. Organisasi dapat menggunakan prinsip-prinsip, proses-proses, dan hal-hal praktis yang terdapat di Val IT untuk memperoleh manfaat strategik dan


(10)

Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan kerangka kerja Val IT Framework menurut (Winanti, 2007; I-33) adalah:

1. Meningkatkan pemahaman dan transparansi atas biaya, resiko, dan manfaat yang dihasilkan dari keputusan manajamen yang dilandasi oleh informasi yang memadai.

2. Meningkatkan kemampuan memilih investasi yang memiliki potensial pengembalian manfaat terbesar.

3. Meningkatkan kecenderungan keberhasilan dalam menjalankan investasi yang dipilih sehingga investasi tersebut dapat menghasilkan manfaat sesuai yang diharapkan.

4. Mengurangi biaya dengan hanya mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan dan segera mengambil tindakan korektif atau menghentikan investasi yang tidak menghasilkan potensi manfaat yang diharapkan. 5. Mengurangi resiko kegagalan, khususnya kegagalan yang beresiko tinggi. 6. Mengurangi ‘kejutan’ yang berhubungan dengan biaya dan delivery IT,

sehingga dapat meningkatkan nilai bisnis, mengurangi biaya yang tidak perlu dan meningkatkan kepercayaan terhadap IT secara keseluruhan. 2.5.1 Prinsip-Prinsip Val IT

Prinsip-prinsip Val IT menurut(ITGI, 2008:11) adalah sebagai berikut: 1. Investasi-investasi IT akan dikelola sebagai portofolio investasi.

2. Investasi-investasi IT akan meliputi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mencapai nilai bisnis.


(11)

3. Investasi-investasi IT akan dikelola melalui seluruh siklus hidup ekonomi investasi tersebut.

4. Kaidah pemberian nilai akan menunjukkan adanya perbedaan katagori investasi yang akan dievaluasi dan dikelola secara berbeda.

5. Kaidah pemberian nilai akan menjelaskan dan memonitor matrik utama dan akan memberikan respon yang cepat terhadap segala perubahan atau penyimpangan.

6. Kaidah pemberian nilai akan melibatkan seluruh stakeholder dan memberikan akuntabilitas yang tepat bagi penyampaian kapabilitas serta realisasi dari keuntungan bisnis.

7. Kaidah pemberian nilai akan di pantau, di evaluasi dan ditingkatkan secara berkelanjutan.

2.5.2 Proses–Proses Val IT Framework

Gambar 2.2


(12)

Dari gambar 2.2 menjelaskan bahwa domain dan proses Val IT Framework 2.0, proses adalah kumpulan aktivitas yang dilakukan sesuai dengan praktek manajemen berinteraksi. Proses mengambil masukan dari satu atau lebih banyak sumber (termasuk proses lainnya), memanipulasi masukan, memanfaatkan sumber daya sesuai dengan kebijakan, dan menghasilkan output (termasuk output ke proses lainnya). Proses harus memiliki alasan bisnis yang jelas untuk, pemilik akuntabel, peran yang jelas dan tanggung jawab yang ada sekitar pelaksanaan setiap proses, dan sarana untuk melakukan dan mengukur kinerja

Untuk memperoleh pengembalian investasi, dasar dari Val IT diterapkan oleh stakeholder melalui proses–proses berikut (ITGI, 2008:12):

1. Value Governance (VG)

Sasaran Value Governance adalah mengoptimalkan nilai dari sebuah investasi berbasis IT dengan cara.

a. Menetapkan kerangka tata kelola pengelolaan nilai terintegrasi sepenuhnya dengan tata kelola perusahaan.

b. Memberikan arahan strategis untuk menentukan keputusan investasi c. Menentukan karakteristik portofolio yang diperlukan untuk mendukung investasi dan layanan IT, asset dan sumber daya lainnya. d. Meningkatkan nilai manajemen secara terus menerus, berdasarkan

pembelajaran proses investasi IT yang didapat. Proses–proses Value Governace terdiri dari 6 proses antara lain:

1. VG1 Establish informed and committed leadership, yaitu menetapkan pemberitahuan informasi tentang Investasi IT dan komitmen pimpinan.


(13)

2. VG2 Define and implement processes, yaitu mendefinisikan kebutuhan proses investasi IT dan mengimplementasikan proses-proses.

3. VG3 Define portfolio characteristics, yaitu mendefinisikan karakteristik portofolio investasi IT.

4. VG4 Align and integrate value management with enterprise financial planning, yaitu meluruskan dan mengintegrasikan nilai manajemen dengan perencanaan keuangan organisasi.

5. VG5 Establish effective governance monitoring, yaitu mengidentifikasi kunci dari tujuan proses nilai manajemen untuk diawasi secara efektif dan dilaporkan.

6. VG6 Continuously improve value management practices, yaitu meningkatkan secara berkala tentang proses nilai manajemen.

2. Portfolio Management (PM)

Sasaran Portfolio Management (PM) adalah untuk memastikan bahwa semua portofolio investasi IT selaras dan memberikan kontribusi optimal terhadap sasaran strategis organisasi dengan cara:

a. Penerapan dan mengelola profil sumber daya. b. Pendefinisian awal investasi.

c. Mengevaluasi, prioritasi dan memilih, menunda atau menolak investasi baru.

d. Pengelolaan portofolio secara menyeluruh.


(14)

Proses-proses Portfolio Management (PM) terdiri dari 6 proses antara lain: 1. PM1 Establish strategic direction and target investment mix, yaitu

menentukan arah tujuan strategis, dan target invertasi.

2. PM2 Determine the availability and sources of funds, yaitu menentukan ketersediaan dan sumber dana untuk investasi IT.

3. PM3 Manage the availability of human resources, yaitu mengelola ketersediaan sumber daya manusia.

4. PM4 Evaluate and select programmes to fund, yaitu mengevaluasi dan memilih program untuk didanai.

5. PM5 Monitor and report on investment portfolio performance, yaitu memantau dan melaporkan protofolio investasi.

6. PM6 Optimise investment portfolio performance, yaitu mengoptimalkan kinerja portofolio investasi.

3. Investment Management (IM)

Sasaran Investment Management memastikan program investasi berbasis IT sebuah organisasi menghasilkan nilai optimal dengan biaya yang terjangkau dan tingkat resiko yang dapat diterima dengan cara:

a. Identifikasi kebutuhan bisnis.

b. Membangun pemahaman yang jelas atas kandidat program investasi. c. Pelaksanaan analisis alternativ untuk melaksanakan program.

d. Mendefinisikan program dan mendokumentasikan sebuah Business Case secara rinci termasuk menguraikan secara jelas dan terinci


(15)

termasuk detail manfaatnya pemberian tanggung jawab dan portofolio yang jelas.

e. Menetapkan akuntabilitas yang jelas dan kepemilikan, termasuk untuk merealisasikan keuntungan.

f. Pengelolaan program melalui siklus hidup ekonomi yang penuh. g. Memantau dan melaporkan kinerja program.

Proses–proses Investment Management terdiri dari 10 proses antara lain:

1. IM1 Develop and evaluate the initial programme concept Business Case, yaitu mengembangkan dan mengevaluasi konsep program permasalahan bisnis.

2. IM2 Understand the candidate programme and implementation options, yaitu memahami kandidat program dan memilih implementasi program. 3. IM3 Develop the programme plan, yaitu mengembangkan rencana program. 4. IM4 Develop full life-cycle costs and benefits, yaitu mengembangkan biaya

siklus hidup dan manfaat yang dapat dicapai.

5. IM5 Develop the detailed candidate programme Business Case, yaitu mengembangkan program Business Case yang terperinci.

6. IM6 Launch and manage the programme, yaitu melaksanakan dan mengelola program.

7. IM7 Update operational IT portfolios, yaitu melakukan pembaharuan operasional portofolio IT.

8. IM8 Update the Business Case, yaitu melakukan pembaharuan Business Case.


(16)

9. IM9 Monitor and report on the programme, yaitu memantau dan melaporkan kinerja program.

10.IM10 Retire the programme, yaitu tahap akhir program.

Proses–proses diatas merupakan proses yang utama dalam Val IT Framework oleh karena itu Value Governance, Portfolio Management danInvestment Management mempunyai Detailed Key Management Practices yang meliputi proses-proses yang lebih detail, hal itu dijelaskan pada lampiran.

2.5.3 Maturity Model Val IT

Model kematangan proses Val IT membedakan tingkat kematangan menjadi 6 skala kematangan sebagai berikut ini:

1. Level 0 (Non-Existent): Proses belum dikenali secara utuh. Organisasi belum mengenal adanya isu atau permasalahan yang harus diselesaikan. 2. Level 1 (Initial): Organisasi telah mengenal isu atau masalah yang ada dan

perlu diarahkan. Tidak ada proses standarisasi, tetapi sekurang-kurangnya ada pendekatan khusus (ad hoc) yang cenderung diterapkan pada individu atau dasar kasus demi kasus. Pendekatan terhadap keseluruhan manajemen tidak terorganisir.

3. Level 2 (Repeatable): Proses telah berkembang pada tahap di mana prosedur yang sama diikuti oleh orang yang berbeda dalam menjalankan tugas yang sama, tetapi tidak ada pelatihan formal atau prosedur komunikasi standar. Tanggung jawab diserahkan kepada setiap individu. Kepercayaan terhadap pengetahuan individu sangat tinggi sehingga seringkali terjadi kesalahan.


(17)

4. Level 3 (Defined): Prosedur telah distandarisasi, didokumentasikan dan dikomunikasikan melalui pelatihan, tetapi implementasinya masih bergantung pada individu dalam hal ketaatan terhadap prosedur. Prosedur dikembangkan sebagai bentuk formalisasi dari praktek yang ada.

5. Level 4 (Managed): Proses telah memungkinkan untuk memantau dan mengukur ketaatan pada prosedur sehingga dengan mudah diambil tindakan apabila proses yang ada tidak berjalan secara efektif. Perbaikan proses dilakukan secara kontinyu dan memberikan best practices. Otomatisasi dan peralatan yang digunakan masih terbatas.

6. Level 5 (Optimized): proses telah di seleksi pada tingkat best practices berdasarkan hasil perbaikan yang terus menerus dan pengukuran model maturity dengan organisasi lain. IT digunakan secara terintegrasi untuk mengotomatisasi arus kerja, menyediakan alat untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas dan membuat perusahaan mudah untuk beradaptasi.

Analisis tingkat Maturity Proses Val IT dilakukan apabila telah terpenuhinya perhitungan proses dari survei dan kuisioner, dikarenakan tingkatan level dari kematangan proses Val IT dapat digunakan untuk menilai proses Val IT apakah sangat baikatautidak ada proses yang dijalankan.

Cara melakukan perhitungan tingkat maturity dilakukan dengan dalam bentuk indeks dengan rumus:

Indeks ∑ ………(2.1)

Keterangan:


(18)

Responden

∑ ฀(Pertanyaan Kuesioner) = Jumlah Pertanyaan Kuesioner Sumber:

Rumus dan tabel index maturity Oleh: Agus Prasetyo Utomo dan Novita Mariana, Fakultas teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang, 2011.

Sedangkan skala pembuatan indeks bagi pemetaan ketingkat model maturity terdapat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Maturity Scale

Sumber: Skala maturityfigure 2.1The Val IT Framework 2.0 (2008:31) Untuk lebih lanjut mengenai skala pembuatan indeks maturity dapat dilihat dari tabel 2.1.

Tabel 2.1 Skala pembulatan indeks

Skala Pembulatan Tingkat Model Maturity 5,00 5 - Dioptimalisasi

4,00 – 4,99 4 - Diatur 3,00 – 3,99 3 - Ditetapkan 2,00 – 2,99 2 - Dapat diulang 1,00 – 1,99 1 - Inisialisasi 0,00 – 0,99 0 - Tidak Ada


(19)

2.5.4 Panduan Manajemen Val IT

Val IT menyediakan panduan manajemen untuk membantu dalam mengatur dan mengelola proses manajemen di lingkungannya. Panduan manajemen untuk tata kelola Val IT merujuk pada 3 domainnya yaitu Value Governance, Portfolio Management, dan Investmen Mnagement dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini : Tabel 2.2 Panduan Manajemen Val IT

Domain Tujuan Domain Input Output

Value Governance (VG) Memastikan bahwa proses manajemen nilai dilaksanakan pada perusahaan, dan digunakan untuk mengoptimalisasi investasi TI dalam siklus ekonominya

1. Strategi bisnis 2. Kerangka tata kelola,

kontrol dan

monitoringperusahaan 3. Pendekatan investasi

perusahaan

1. Komitmen pimpinan 2. Kebutuhan tata

kelola nilai dengan peran dan tanggung jawab dan akuntabilitasnya 3. Karakteristik portofolio Portfolio Management (PM) Memastikan bahwa perusahaan terjamin dalam mengoptimalkan portofolio dari investasi TI nya

1. Strategi Bisnis 2. Karakteristik

portofolio dan katagori investasi 3. Ketersediaan

anggaran dan sumber daya

4. Business Case yang rinci dan lengkap

1. Program investasi yang disetujui 2. Sudut pandang

portofolio investasi TI 3. Pelaporan kinerja portofolio Investment Management (IM) Memastikan bahwa investasi TI perusahaan

berkontribusi dalam

mengoptimalkan niai

1. Strategi Bisnis 2. Kebutuhan bisnis

secara rinci dan lengkap

3. Karakteristik dan gabungan portofolio 4. Sumber daya yang

tersedia

1.Busines Case yang lengkap 2. Perencanaan program 3. Pelaporan kinerja program 4. Portofolio operasional IT yang diperbaharui


(20)

2.6 Konsep Business Case

Untuk dapat menerapkan kerangka kerja Val IT, institusi harus menerapkan Business Case. Business Case merupakan sebuah pedoman yang menjelaskan delapan langkah dalam mengembangkan Business Case yang efektif. Business Case adalah salah satu alat yang berharga dalam manajemen yang menjadi pedoman pembuatan value bisnis. Melalui Business Case, kita dapat mengevaluasi seberapa besar penciptaan nilai atas satu proposal bisnis. Business Case merupakan alat bantu operasional yang harus selalu diperbaharui secara kontinyu selama siklus hidup ekonomis investasi berlangsung dan digunakan untuk mendukung implementasi dan ekseskusi sebuah program, termasuk juga realisasi manfaat program tersebut. Business Case harus dapat menjawab pertanyaan pada empat area yang menjadi landasan pertimbangan investasi yaitu (ITGI Business Case, 2008:11):

1. Are we doing the right things? Apa yang ditawarkan, dampak bisnis dan bagaimana proyek dalam program berkontribusi?

2. Are we doing the right way? Seberapa baik proses tersebut berlangsung, dan apa yang akan dilakukan untuk menjamin bahwa semua investasi tersebut akan sesuai dengan kapasitas saat ini dan dimasa mendatang?

3. Are we getting them done well? Apa rencana pelaksanaannya, sumberdaya, serta dana apa yang diperlukan?

4. Are we getting the benefits? Bagaimana manfaatnya dapat dirasakan? Apa nilai program tersebut?


(21)

2.6.1 Struktur Business Case

Business Case untuk investasi IT mempertimbangkan hubungan sebab akibat, berikut struktur dari Business Case (ITGI Business Case, 2008:12):

1. Sumber daya yang dibutuhkan untuk pengembangan program investasi IT. 2. Sebuah teknologi/layanan yang mendukung pengembangan investasi IT. 3. Sebuah kemampuan operasional yang mendukung dalam pengembangan

investasi IT.

4. Sebuah kemampuan bisnis yang akan digunakan untuk mengembangkan investasi IT.

5. Value Stakeholder, yang akan diwakili sebuah pengembalian finansial sesuai resiko atau pengembalian total stakeholder.

Business Case harus dikembangkan secara Top-Down dimulai dengan pemahaman yang jelas tentang pencapaian hasil bisnis yang diinginkan oleh perusahaan. Setelah investasi disetujui, pengiriman kemampuan investasi ini harus di pantau dan di kontrol melalui siklus hidup ekonomi yang penuh dari investasi. 2.6.2 Komponen Business Case

Komponen-komponen tersebut bersama-sama membangun dasar untuk model analisis sebagai berikut (ITGI Business Case, 2008:12):

a. Outcomes

Hasil yang jelas dan terukur, termasuk hasil antara (intermediate/leading), yaitu hasil-hasil yang diperlukan tetapi tidak cukup untuk mencapai manfaat akhir, dan hasil akhir (lagging) yang merupakan manfaat akhir yang harus diwujudkan. Manfaat ini dapat berupa keuangan maupun non keuangan.


(22)

b. Initiatives

Bisnis, proses bisnis, orang (people), teknologi dan organisasi dari kegiatan proyek (termasuk proses membangun, implementasi, pengoperasian dan penghentian / retire) yang berkontribusi terhadap satu atau beberapa hasil. c. Contributions

Kontribusi yang terukur yang diharapkan dari inisiatif atau hasil antara ke inisiatif atau hasil antara lainnya.

d. Assumptions

Hipotesis yang berhubungan dengan kondisi yang diperlukan untuk mewujudkan hasil atau inisiatif, dimana program organisasi tidak terlalu banyak bisa mengawasi kondisi tersebut. Penilaian atas resiko (risk assessment), yang dinyatakan dengan asumsi dan berbagai batasan lainnya seperti pertimbangan biaya, manfaat dan keselarasan, merupakan bagian utama pada proses Business Case.

2.6.3 Langkah-Langkah Pengembangan Business Case (ada penjelasan)

Gambar 2.4 Step of Business Case


(23)

Penjelasan dari gambar 2.4 bahwa Pengembangan Business Case terdiri dari delapan langkah sebagai berikut (ITGI Business Case, 2008:13):

1. Membuat lembar fakta dengan data yang relevan dan melakukan analisis data yang meliputi hal-hal berikut :

Lembar fakta berisi semua data yang diperlukan untuk menganalisis keselarasan strategis, keuangan dan non-keuangan, dan resiko dari program dikumpulkan untuk membuat Business Case.

2. Analisis Keselarasan

Analisis keselarasan merupakan sarana untuk menjamin penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien. Ada dua jenis keselarasan yang relevan dalam konteks investasi IT:

a. Kepastian investasi yang berhubungan dengan IT mendukung sasaran strategi bisnis.

b. Kepastian investasi yang berhubungan dengan IT disesuaikan dengan target arsitektur perusahaan.

3. Analisis Keuntungan Finansial.

Mengekspresikan keuntungan secara finansial adalah tujuan utama dari membangun Business Case dan harus dicapai sebisa mungkin. Sponsor bisnis memberikan penilaian tentang investasi IT tidak seperti keputusan individu.

Langkahnya adalah:


(24)

b. Menilai resiko dan menentukan tingkat pengembalian modal untuk mengurangi pengeluaran yang diharapkan.

c. Dikalkulasinya nilai saat ini dari arus kas yang diharapkan.

d. Penentuan biaya proyek dan perbandingan dengan apa yang sepadan dengan proyek itu.

4. Analisis Keuntungan Nonfinansial

Berdasarkan keuntungan nonfinansial, organisasi perlu mengembangkan pengertian yang eksplisit tentang nilai untuk organisasi dan bagaimana nilai diciptakan seperti menunjukkan bagaimana keuntungan ini dapat berkontribusi dalam menciptakan nilai.

5. Analisis Resiko

Penilaian resiko menjadi proses menganalisis dan mengevaluasi resiko yang dikenali kepada pencapaian hasil dari proses program. Terdapat 2 (dua) aspek resiko antara lain:

a. Delivery Risk: Resiko yang tidak mengirimkan kemampuan bisnis, proses bisnis, manusia, teknologi, dan proyek organisasi yang diperlukan

b. Benefits Risk: Resiko mengenai manfaat yang diharapkan tapi tidak diperoleh.

6. Optimasi Resiko dan Pengembalian

Keputusan meneruskan suatu investasi IT dengan melihat keseluruhan dari keselarasan normalisasi, keuntungan finansial dan nonfinansial, dan nilai resiko untuk Business Case individu. Penilaian dari


(25)

suatu program individu yang terperinci sebagai berikut: keselarasan strategi, keuntungan finansial, keuntungan nonfinansial, dan resiko dikombinasikan untuk menilai suatu resiko, serta profil dari program.

Gambar 2.5 adalah alat yang digunakan dalam melakukan penilaian dan optimasi hasil atau resiko berupa matriks keputusan berikut ini:

Gambar 2.5 Decision Matrix of Business Case Sumber: The Val IT – Business Case (ITGI, 2006:22)


(26)

7. Dokumentasi Business Case

Pencatatan secara terstruktur atas hasil-hasil dari tahap sebelumnya yang dokumentasi Business Case, dan hasil akhir yang selalu diperbaharui. Langkah ini dimulai dari Langkah 2 (dua) sampai dengan 6 (enam) dan didokumentasikan sebagai dasar perencanaan Investasi IT.

8. Melakukan Perbaharuan dan Mempertahankan Business Case

Suatu Business Case adalah alat operasional yang harus secara terus menerus diperbaharui sepanjangn perjalanan bisnis dari suatu investasi, dan digunakan untuk mendukung implementasi serta pelaksanaan program yang berkelanjutan termasuk realisasi keuntungan.

2.7 Penelitian Deskriptif

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian.

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011) penelitian desktiptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual.

Sukmadinata (2006) berpendapat bahwa metode penelitian deskriptif adalah sebuah metode yang berusaha mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung.


(27)

Dari kedua pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa metode penelitian deskriptif adalah sebuah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu fenomena, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskripsi dalam bentuk survey. Metode ini menekankan lebih pada penentuan informasi tentang variable daripada informasi tentang individu dan bermaksud mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, penyebaran angket dan studi kepustakaan. Sedangkan alat penelitiannya adalah mencatat hasil observasi, melakukan analisis angket tanggapan karyawan, dan melakukan colecting data kepustakaan (buku, teks, dokumentasi, file, jurnal, artikel dimedia massa cetak).

2.7.1 Pengujian Data Penelitian

Dalam suatu penelitian data mempunyai kedudukan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Valid atau tidaknya data sangat menentukan bermutu atau tidaknya data tersebut. Hal ini tergantung instrumen yang digunakan, yakni memenuhi asas validitas dan reliabilitas.

2.7.2 Pengujian Validitas Data Penelitian

Validitas tes digunakan untuk mengukur suatu alat evaluasi apakah valid (absah atau sahih) atau tidak untuk mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi.


(28)

Untuk mencari koefisien validitas setiap butir soal adalah dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson (Suherman, 2003:120)

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ ………..(2.2)

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = banyak subjek (testi)

= skor yang diperoleh dari tes = skor total

Kriteria tingkat validitas yang digunakan yaitu (Suherman, 2003:113): Tabel 2.3 Kriteria Tingkat Validitas

Nilai Keterangan

0,90 < Rxy < 1,00 Sangat tinggi 0,70 < Rxy < 0,90 Tinggi 0,40 < Rxy < 0700 Sedang 0,20 < Rxy < 0,40 Rendah 0,00 < Rxy < 0,20 Sangat rendah Rxy < 0,00 Tidak Valid

Pengujian validitas instrument menggunakan bantuan program komputer dengan paket program SPSS Versi 20.0.

2.7.3 Pengujian Reliabilitas Data Penelitian

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji penafsiran responden mengenai butir-butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian yang ditunjukkan dengan kekonsistenan jawaban yang diberikan.


(29)

Koefisien reliabilitas menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi, dinotasikan dengan . Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan Rumus Alpha, yaitu sebagai berikut (Suherman, 2003:155)

………..(2.3)

Keterangan:

= koefisien reliabilitas = banyak butir soal

∑ = jumlah varians skor setiap soal = varians skor total

Kriteria koefisien reliabilitas menurut Guilford (Ruseffendi, 2005:160) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas

Nilai Keterangan

, Sangat rendah

, ,4 Rendah

,4 ,7 Sedang

,7 ,9 Tinggi ,9 , Sangat tinggi


(30)

2.8 Penelitian terkait

Berikut ini adalah penelitian–penelitian yang terkait dan telah dipergunakan untuk tujuan mengukur investasi teknologi informasi menggunakan Val IT Framework, di tampilkan dalam tabel 2.5.

Tabel 2.5 Penelitian terkait dalam penggunaan Val IT Framework

No. Peneliti Judul Penelitian Keterangan

1. De Haes,

2011 Analyzing IT Value Management at KLM

Through the Lens of Val IT

Metode : Kerangka Kerja Val IT

Hasil : Menerapkan kerangka kerja Val IT pada perusahaan KLM dengan mengukur kinerja dari CIO officer, serta dapat memfokuskan diri untuk memanajemen investasi IT

2. Darma, 2004 The Impact of Information Technology Investment on the Hospitality Industri

Metode : Theoretical framework dengan menggabungkan IT Investment dan Hotel Performance sehingga dapat mengetahui seberapa besar manfaat IT Investmen dalam industri perhotelan.

Hasil : Menghasilkan suatu model tentang dampaknya IT Investment dalam industri perhotelan

3. Hendarti,dk,

2011 Analisis Investasi Sistem Informasi Dengan Menggunakan Metode Information Economics (Studi Kasus, PT. NASA)

Metode : Evaluasi Investasi TIdengan menggunakan Metode Information Economics

Hasil : Peningkatan Pendapatan atau permintaan pemesanan pada PT. NASA tidak terjadi peningkatan karena produksi tidak dipengaruhi oleh IT karena I hanya digunakan untuk system informasi manajemen dan administrasi yang tidak berpengaruh langsung terhadap kemampuan berproduksi maupun peningkatan Penjualan

4. The European Parliament (EP)

Val IT di the European Parliament: Meningkatkan IT Governance dan Perencanaan Proses pada Organisasi Pemerintah

Metode : Kerangka kerja VAL IT

Hasil : Menerapkan perencanaan TI multi-tahunan, memprioritaskan investasi TI dan permintaan pekerjaan mengikuti kriteria yang solid, transparan, obyektif dan diterima secara luas, yang sejalan dengan baik strategi TI dan dengan tujuan umum parlemen jangka panjang.


(31)

No. Peneliti Judul Penelitian Keterangan 5. Suharsono,

2008 Penggunaan IT Framework VAL untuk menilai perencanaan Investasi Teknologi Informasi (Studi Kasus : Universitas Sangga Buana YPKP Bandung

Metode : Penilaian perencanaan investasi teknologi informasi untuk investasi laboratorium komputer pada Fakultas Teknik

Hasil : Tingkat kematangan investasi teknologi informasi

6. Ginting, Surendro, 2012 Perancangan Manajemen Portofolio Investasi pada Bidang Teknologi Informasi Perbankan Menggunakan Kerangka Kerja Val IT

Metode : Kerangka kerja Val IT pada proses Portofolio Management, berfokus pada pengelolaan kumpulan program investasi TI, mulai dari perencanaan sumber daya manusia hingga evaluasi kinerja portofolio Bank ABC Hasil : Tingkat kematangan terhadap atribut awareness and communication (AC), responsibility and accountability (RA),goal setting and measurement (GM), policies,

standard and procedure (PSP), skill and expertise (SE), dan tools and automation (TA) dimana sebagian besar berada pada indeks 3

7. Komalasari,

2013 Penggunaan Framework Val IT Dalam Mengukur Nilai Investasi Teknologi Informasi (Studi Kasus : Pt Best Stamp Indonesia Kantor Pusat Bandung)

Metode : Kerangka Kerja Val IT

Hasil : Tingkat Kematangan Investasi Teknologi Informasi

Dari penelitian–penelitian investasi teknologi diatas dapat disimpulkan bahwa investasi teknologi sangat diperlukan oleh perusahaan/organisasi dikarenakan investasi teknologi ini dapat menghasilkan suatu keuntungan finansial maupun keuntungan dari segi manajemennya. Pada prakteknya investasi teknologi ini apabila tidak di gunakan sebaik-baiknya maka perusahaan/organisasi tidak dapat


(32)

mencapai keuntungan yang telah ditetapkan sebelumnya. Investasi teknologi ini tidak hanya dari segi pengadaan hardware dan software saja tetapi investasi teknologi mencakup jaringan, aplikasi, sumber daya manusia, dan lainnya.

Perbedaan Penelitian ini dengan yang sebelumnya adalah :

1. Versi Framework Val IT yang digunakan versi 2.0 sedangkan yang sebelumnya menggunakan Versi 1.0.

2. Semua aplikasi yang ada di akademik UPI ikut dimasukan dalam proses penelitian.


(33)

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1Profil Direktorat Akademik UPI

Direktorat Akademik adalah unit pelaksana pembantu Pimpinan Universitas yang bertugas menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengembangan dan layanan akademik, serta pendidikan profesi dan jasa keprofesian. Secara keseluruhan Direktorat Akademik bertugas melayani administrasi akademik, menyusun kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan serta layanan profesi dan sertifikasi.

3.2Visi, Misi dan Tujuan Direktorat Akademik UPI

Direktorat Akademik UPI bertekad memberikan jasa layanan administrasi akademik serta layanan pendidikan profesi dan jasa keprofesian yang memenuhi persyaratan pelanggan dan bermutu untuk mencapai kepuasan pelanggan sesuai dengan visi misi.

VISI : Pelopor dan unggul dalam layanan administrasi akademik serta layanan pendidikan profesi dan jasa keprofesian.

MISI :

 Penyelenggaraan proses layanan administrasi akademik serta layanan pendidikan profesi dan jasa keprofesian yang berkualitas,

 Pengelolaan layanan administrasi akademik serta layanan pendidikan profesi dan jasa keprofesian secara otonom, transparan dan akuntabel, dan


(34)

 Pengembangan manajemen layanan administrasi akademik serta layanan pendidikan profesi dan jasa keprofesian secara berkelanjutan.

3.3Sasaran Strategis Direktorat Akademik UPI

Tugas Pokok Direktorat Akademik adalah menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengembangan dan layanan akademik, serta pendidikan profesi dan jasa keprofesian. Direktorat Akademik berada di bawah Koordinasi Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Dalam struktur organisasi kelembagaannya Direktorat Akademik dipimpin oleh seorang Direktur, dan 3 Kepala Divisi.

Untuk mencapai visi tersebut Direktorat Akademik UPI menerapkan Sistem Manajemen Mutu sesuai ISO 9001 : 2008, dan menetapkan Kebijakan Mutu sebagai berikut :

1. Selalu berupaya memberikan layanan prima dalam bidang administrasi akademik serta layanan pendidikan profesi dan jasa keprofesian.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana.

3. Melakukan perbaikan terus menerus terhadap proses, pelayanan dan efektivitas penerapan Sistem Manajemen Mutu.

3.4Sistem Informasi Sebagai Strategi

Pengelolaan jaringan ICT dan pengembangan manajemen sistem informasi UPI berada di bawah koordinasi Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pada kurun waktu 2006-2010, telah dilakukan upaya peningkatan bandwidth yang sangat signifikan dari 11,5 Mbps pada tahun 2007 menjadi 55 Mbps pada tahun


(35)

2010. Selain itu dilakukan penambahan server jaringan, penambahan hotspot, koneksi ke jaringan pendidikan nasional (jardiknas) untuk teleconference, serta peningkatan jaringan fiber optic untuk koneksi internet ke delapan gedung baru. Peningkatan fasilitas ini telah berdampak pada kemudahan dan kecepatan akses internet untuk mendukung kegiatan manajemen universitas dan pembelajaran. Sebagian penyebaran informasi sudah dilakukan melalui website dan e-mail. Dampaknya mulai nampak, yaitu dosen dan mahasiswa sudah mulai memanfaatkan internet untuk mencari referensi kuliah dan penelitian. Implementasi program e-learning oleh beberapa unit/prodi diharapkan jadi model pengembangan e-learning yang dapat diikuti oleh unit-unit lainnya. Peningkatan kualitas pengelolaan internet telah membawa UPI pada peringkat webometrics yang baik yaitu pada posisi ke-4 di Indonesia dan 2035 di dunia.

Pengembangan konten pembelajaran elektronik dan multimedia interaktif melalui program Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (P3AI) serta hasil penelitian dosen dan mahasiswa telah memperkaya referensi yang dapat dimanfaatkan untuk konten perkuliahan elektronik. Sementara itu,

melalui program Indonesia-Managing Higher Education for Relevance and

Efficiency (I-MHERE), pada tahun 2009 telah dikembangkan empat sistem informasi terintegrasi yang meliputi Sistem Informasi Akademik dan Kemahasiswaan (SIA), Sistem Informasi Keuangan (SIKU), Sistem Informasi Aset dan Fasilitas (SIASEF), dan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISUDAMA). Tahun 2010, seluruh program ini mulai diimplementasikan. Untuk SIKU sudah terjadi integrasi antara sistem anggaran (penyusunan RKAT) dengan


(36)

sistem akunting. Dalam waktu dekat sistem monitoring juga akan terintegrasi. Keempat sistem tersebut diharapkan menjadi alat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen universitas.

Saat ini tercatat mahasiswa UPI sebanyak 35.000 mahasiswa pada posisi semester genap 2014/2015.

Sistem Aplikasi yang ada di UPI : 1. Sistem Informasi akademik (sia)

aplikasi pendukung : - sistem pendaftaran online - sistem jadwal kuliah - sistem krs online

- sistem input nilai (sindo) - sistem cuti kuliah - sistem wisudawan - dll.

2. Sistem Informasi Keuangan (siku)

3. Sistem Informasi aset dan fasilitas (siasep)


(37)

Gambar 3.1 Sistem aplikasi akademik UPI

Dalam lima tahun terakhir, UPI telah merevitalisasi SIA (Sistem Informasi Akademik) dan mengembangkan tiga sistem informasi lain yaitu SIKU (Sistem Informasi Keuangan), SIASEF (Sistem Informasi Aset dan Fasilitas), dan SISUDAMA (Sistem Informasi Sumber Daya Manusia). Keempat sistem tersebut dirancang sebagai sistem yang terintegrasi. Revitalisasi SIA telah berjalan sejak tahun 2007. Tiga sistem informasi lainnya baru selesai dikembangkan yaitu, sistem manajemen SKPL (spesifikasi kebutuhan perangkat lunak), dan dalam proses bidding pembuatan software. Untuk SISUDAMA dikembangkan pula dengan


(38)

Saat ini di Direktorat Akademik sedang dikembangkan sistem penerimaan mahasiswa baru online yang merupakan fasiltas yang baru dari aplikasi SIA, yang secara bertahap mulai diimplementasikan. Ini dilakukan mengingat tuntutan manajemen akademik. Di samping itu, pengembangan sistem informasi manajemen UPI yang terintegrasi masih berlangsung. Idealnya, sistem informasi yang dikembangkan di Direktorat Akademik sejalan dengan kebijakan Teknologi Informasi dan komunikasi dan cetak biru sistem informasi dan komunikasi UPI. Hal ini penting agar sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan ke dalam sistem informasi manajemen UPI.

Direktorat Akademik dan hampir seluruh Program Studi di lingkungan UPI telah memiliki fasilitas untuk dapat mengakses dan memanfaatkan ICT, baik untuk kepentingan manajemen maupun perkuliahan (e-learning). Di Direktorat Akademik juga memiliki sejumlah tenaga teknis yang berlatar belakang teknologi informasi. Selama ini mereka ditugaskan dalam kegiatan pembuatan aplikasi program untuk membantu kegiatan di Direktorat Akademik dan kegiatan lain yang relevan.

3.5Struktur Organisasi Direktorat Akademik UPI

Penjabaran struktur organisasi Direktorat Akademik upi disajikan pada gambar berikut:


(39)

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Direktorat AkademikUPI (Borang Direktorat AkademikUPI 2013)


(40)

3.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskripsi dalam bentuk survey. Metode ini menekankan lebih pada penentuan informasi tentang variable daripada informasi tentang individu dan bermaksud mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, penyebaran angket dan studi kepustakaan. Sedangkan instrumen (alat) penelitiannya adalah mencatat hasil observasi, melakukan analisis angket tanggapan karyawan, dan melakukan colecting data kepustakaan (buku, teks, dokumentasi, file, jurnal, artikel dimedia massa cetak).


(41)

Tahap 1  Studi Pustaka

Tahap 2  Identifikasi Masalah

Tahap 3  Perancangan dan  Pengumpulan Data

Wawancara  Kuesioner 

Tahap 4  Kajian dan Analisis

Identifikasi Proses   Value Governance 

Identifikasi Proses   Portofolio Management 

Identifikasi Proses   Investment Management 

Analisis Business case Analisis Tingkat Maturity 

Proses Val IT

Input : Penelitian tentang Investasi TI

Metode : Studi pustaka, Wawancara, Kuisioner  Output : Research Question, Tujuan dan manfaat  penelitian, Lingkup penelitian  

Input : Research Question, pemetaan kondisi sekarang  Tools : kerangka kerja Val IT, maturity model,  Business Case  Output : Tata kelola Val IT di institusi, tingkat kematangan  proses val IT, matrik usulan  berdasarkan maturity model 

Input : Research Question,  hasil pengkajian 

Proses : merumuskan  Rekomendasi 


(42)

Adapun penjelasan dari langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap 1 Perumusan masalah

Pada tahap ini meliputi : a. Studi Pustaka

Mempelajari bahan penelitian sebelumnya, literatur, standar dan prosedur yang mendukung topik penelitian. Studi pustaka ini dilakukan melalui buku referensi, internet, jurnal, dan sumber-sumber lainnya yang relevan

b. Identifikasi Masalah

Mempelajari masalah-masalah yang terjadi di Direktorat Akademik Universitas Indonesia dan sudah dijelaskan pada Bab 1.

c. Perancangan dan Pengumpulan Data

Merancang suatu kuisioner dan wawancara sangatlah penting dalam suatu penelitian karena keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh bagaimana rancangan kuisioner itu dibuat dan skema wawancara yang baik. Tujuan dari wawancara dan kuisioner ini untuk memperoleh informasi yang akurat dari responden dan relevan dengan tujuan penelitian.

Pelaksanaan analisis perencanaan investasi TI yang ada di Direktorat Akademik dilakukan dengan pengidentifikasian terlebih dahulu terhadap proses-proses Val IT berdasarkan hasil survei kuisioner. Pertanyaan kuisioner menjelaskan setiap proses Val IT yang dilakukan oleh pihak Direktorat Akademik berdasarkan jawaban Ya atau Tidak dan dihitung presentasenya.


(43)

Berdasarkan presentase jawaban Ya dan presentase Jawaban Tidak tersebut diambil kesimpulan apakah proses tersebut sudah dilakukan atau belum. Jika jawaban Ya lebih besar dari 50 % dinyatakan proses Val IT tersebut sudah dilakukan. Jika ada proses-proses yang belum dilakukan maka dapat diusulkan beberapa kegiatan yang harus dilakukan pada setiap proses. Jika sudah dilakukan maka performa yang memiliki skor yang paling tinggi dari pernyataan (5) Sangat Baik, (4) Baik, (3) Cukup, (2) Kurang, (1) Ragu-ragu, (0) Tidak sama sekali.

2. Tahap 2 Kajian dan Analisis

Pengkajian dan analisis dilakukan dengan cara mengolah hasil kuisioner yang sudah dilakukan di Direktorat Akademik terkait pengelolaan investasi TI terhadap kerangka kerja Val IT. Pengolahan data ini dilakukan dengan cara:

a. Proses Val IT

a) Identifikasi Value Governance b) Identifikasi Portfolio Management

c) Investment Management

Semua proses Val IT diatas sudah dijelaskan di Bab 2 b. Analisis Business Case

Berdasarkan proses-proses identifikasi dengan Val IT diatas maka hasil nya harus

dibuat Business Case yang dapat menggambarkan sebuah perencanaan investasi

teknologi informasi. Business Case dibuat berdasarkan hasil survei dan wawancara di Direktorat Akademik untuk menghasilkan perencanaan investasi teknologi informasi, pada kasus penelitian ini difokuskan untuk menilai investasi teknologi informasi tentang


(44)

Sistem Informasi Akademik Direktorat Akademik. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian 2.6 tentang langkah-langkah untuk membuat Business Case.

c. Analisis Tingkat Maturity Proses Val IT

Model kematangan (maturity model) digunakan sebagai alat untuk melakukan benchmarking dan self assessment oleh manajemen teknologi informasi secara lebih efisien. Model kematangan untuk pengelolaan dan kontrol pada proses teknologi informasi didasarkan pada metoda evaluasi perusahaan atau organisasi, sehingga dapat mengevaluasi sendiri, mulai dari level 0 (non-existent) hingga level 5 (optimised). d. Usulan Pelaksanaan Proses Val IT

Berdasarkan peingidentifkasian proses-proses Val IT di Direktorat Akademik UPI dan analisis Business Case, maka akan diusulkan beberapa hal yang harus dilakukan oleh pihak Direktorat Akademik dalam melaksanakan proses-proses Val IT tersebut dan usulan program perencanaan investasi teknologi informasi berdasarkan hasil analisis Business Case.


(45)

4.1 Pengujian Data Penelitian 4.1.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Populasi juga berarti kumpulan atau agregasi dari seluruh elemen atau individu-individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu riset (Sumarsono, 2005).

Pada penelitian ini sampel tidak digunakan sedangkan peneliti menggunakan seluruh populasi sebanyak 33 orang yang diambil dari berbagai macam unit/bagian seperti pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Responden di Direktorat Akademik UPI

No Level Management atau Unit kerja Jumlah Responden

1 Manajemen Tingkat Tinggi (Direktur, Kepala Divisi Layanan

Akademik, Kepala Divisi RMB, Kepala Divisi P2JK) 4

2 Manajemen Tingkat Menengah (Kasi Kerumahtanggaan, Kasi

Pendidikan Profesi, Kasi Jasa Keprofesian) 3

3 Satuan Kendali Mutu 2

4 Staf Direktorat Akademik 24

4.1.2 Pengujian Validitas Data Penelitian

Pengujian data ini dimaksudkan untuk mempertimbangkan metode Val IT yang berorientasi kepada data-data tanggapan responden yang diperlukan untuk


(46)

menguji validitas dan reliabilitas data-data yang diperoleh melalui angket penelitian.

Pengujian data ini menggunakan metode yang telah disampaikan sebelumnya dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson, Pengujian validitas instrument menggunakan bantuan program komputer dengan paket program SPSS Versi 20.0.

Tabel 4.2, 4.3 dan 4.4 adalah hasil dari pengujian validitas dengan responden 33 orang yang berasal dari Direktorat Akademik UPI untuk menguji apakah instrument itu valid atau tidak.

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Value Governance Proses

Value Governance

Pearson

Correlation Keterangan

VG.1 No. 1 . 626** Valid

VG.1 No. 2 .656** Valid

VG.1 No. 3 .805** Valid

VG.1 No. 4 .568** Valid

VG.1 No. 5 .680** Valid

VG.2 No. 6 .656** Valid

VG.2 No. 7 .456* Valid

VG.2 No. 8 .695** Valid

VG.2 No. 9 .696** Valid

VG.2 No. 10 .634* Valid

VG.2 No. 11 .669** Valid

VG.3 No. 12 .682** Valid

VG.3 No. 13 .568* Valid

VG.3 No. 14 .552* Valid

VG.3 No. 15 .562* Valid

VG.3 No. 16 .361 Tidak Valid

VG.4 No. 17 .699** Valid


(47)

Proses Value Governance

Pearson

Correlation Keterangan

VG.4 No. 19 .286 Tidak Valid

VG.4 No. 20 .594* Valid

VG.5 No. 21 .628** Valid

VG.5 No. 22 .669** Valid

VG.5 No. 23 .624** Valid

VG.5 No. 24 .696** Valid

VG.6 No. 25 .600* Valid

Sumber: Output spss 20.0 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Portfolio Management

Proses Portfolio Management

Pearson

Correlation Keterangan

PM.1 No. 1 .774** Valid

PM.1 No. 2 .757** Valid

PM.1 No. 3 .779* Valid

PM.1 No. 4 .771* Valid

PM.2 No. 5 .345 Tidak Valid

PM.3 No. 7 .758** Valid

PM.3 No. 7 .791** Valid

PM.3 No. 8 .718** Valid

PM.3 No. 9 .417** Valid

PM.3 No. 10 .350 Tidak Valid

PM.3 No. 11 .743** Valid

PM.3 No. 12 .572* Valid

PM.3 No. 13 .735** Valid

PM.3 No. 14 .712** Valid

PM.3 No. 15 .742** Valid

PM.4 No. 17 .298 Tidak Valid

PM.4 No. 17 .778** Valid

PM.4 No. 18 .703** Valid

PM.4 No. 19 .787** Valid

PM.4 No. 20 .817** Valid

PM.5 No. 21 .728** Valid

PM.6 No. 22 .715** Valid

PM.6 No. 23 .510* Valid


(48)

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Investment Management Proses Investment

Management Correlation Keterangan Pearson

IM.1 No. 1 .442* Valid

IM.1 No. 2 .474* Valid

IM.1 No. 3 .712** Valid

IM.2 No. 4 .734** Valid

IM.2 No. 5 .477* Valid

IM.3 No. 7 .724** Valid

IM.4 No. 7 .711** Valid

IM.4 No. 8 .798** Valid

IM.4 No. 9 .744** Valid

IM.5 No. 10 .724** Valid

IM.5 No. 11 .714** Valid

IM.5 No. 12 .414* Valid

IM.6 No. 13 .702** Valid

IM.6 No. 14 .724** Valid

IM.6 No. 15 .789* Valid

IM.7 No. 17 .424* Valid

IM.8 No. 17 .724** Valid

IM.9 No. 18 .727** Valid

IM.9 No. 19 .443* Valid

IM.9 No. 20 .407* Valid

IM.10 No. 21 .737* Valid

Sumber: Output sps

Berdasarkan tabel 4.2, 4.3 dan 4.4, Value Governance, Portfolio Management, dan Investment Management dapat menjadi acuan untuk pengolahan data selanjutnya. Proses dari tabel tersebut mempunyai hasil positif (Valid) atau negatif (Tidak Valid). Proses-proses yang tidak valid tidak dapat digunakan untuk pengolahan data selanjutnya.

Berdasarkan hasil pengujian, semua pertanyaan dari proses-proses tersebut yang bernilai < 0.3 maka proses tersebut tidak digunakan dalam pengolahan


(49)

selanjutnya, sedangkan proses-proses yang nilainya > 0.3 dapat digunakan dalam pengolahan selanjutnya.

4.1.3 Pengujian Reliabilitas Data Penelitian

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji penafsiran responden mengenai butir-butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian yang ditunjukkan dengan kekonsistenan jawaban yang diberikan. Dalam hal ini responden yang diujikan sebanyak 15 orang, pengujian ini menggunakan Aplikasi Program SPSS Versi 20.0 yang menghasilkan nilai r alpha seperti yang terlihat pada tabel 4.5 sampai tabel 4.7.

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Value Governance Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.754 27

Sumber: Output Scale Reliability Analysis

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Portfolio Management Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.868 24

Sumber: Output Scale Reliability Analysis

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Investment Management Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.668 22


(50)

Setelah data yang diperoleh valid maka dilanjutkan dengan uji realibilitas. Kriterianya, instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh > 0,60 (Imam Ghozali, 2002). Pada pengujian reliabilitas dengan ukuran sampel sebanyak 15 responden percobaan, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha 0.754 untuk Value Governance, 0.868 untuk Portfolio Management dan 0.668 Investment Management yang berarti lebih tinggi dari persyaratan yang harus dilalui yaitu > 0,6 maka hasil data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya. Hal ini berarti pengukuran dengan pengumpulan data yang dilakukan dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. 4.2. Identifikasi Proses Val IT

Pelaksanaan analisis Val IT di Direktorat Akademik UPI ini terlebih dahulu dilakukan dengan mengidentifikasi proses-proses Val IT berdasarkan hasil survey kuesioner ada atau tidaknya proses tersebut. Identifikasi proses-proses Val IT telah dilakukan dengan menyebarkan 33 (Tiga Puluh Tiga) kuesioner.

4.2.1 Identifikasi Value Governance

Tujuan dan sasaran Value Governance (VG) adalah untuk dapat mengoptimalkan nilai dari sebuah investasi berbasis IT. Proses pengidentifikasian di Direktorat Akademik UPI berdasarkan analisis dari pengumpulan data yang dilakukan berada di rata-rata level 4 (managed) atau baik. Berikut adalah hasil identifikasi kuesioner untuk proses Value Governance.


(51)

Tabel 4.8 Identifikasi VG.1 No

Proses Val IT

VG.1 Menetapkan pemberitahuan informasi tentang Investasi IT dan komitmen pimpinan

Indeks Eksistensi Performa

1 Apakah semua pimpinan di Direktorat Akademik

UPI sudah paham tentang Investasi teknologi? 4.2 Ya Level 4

2 Apakah aturan atau tata cara pelaporan yang terkait

dengan IT sudah dilakukan secara efektif? 4.2 Ya Level 4

3 Apakah sudah membentuk forum kepemimpinan

tentang investasi IT beserta tanggung jawabnya? 4.2 Ya Level 4

4 Apakah ada pemahaman yang jelas tentang nilai

investasi IT? 4.3 Ya Level 4

5 Apakah kepastian keselarasan dan integrasi strategi

institusi dan strategi IT dikomunikasikan secara rutin?

4.3 Ya Level 4

Total 4.2 Level 4 (Managed)

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pimpinan yang berada di institusi Direktorat Akademik UPI dapat memahami tentang apa yang dimaksud dengan investasi teknologi, disamping itu kondisi-kondisi tentang tata cara pelaporan, pembentukan forum kepemimpinan dan keselarasan integrasi IT yang berada di Direktorat Akademik UPI ditanggapi secara positif.

Tabel 4.9 Identifikasi VG.2 No

Proses Val IT

VG.2 Mendefinisikan kebutuhan proses investasi IT dan mengimplementasikan

proses-proses

Indeks Eksistensi Performa

6 Apakah sudah ditentukan kerangka kerja tata kelola investasi IT secara konsisten? 4.2 Ya Level 4


(52)

No

Proses Val IT

VG.2 Mendefinisikan kebutuhan proses investasi IT dan mengimplementasikan

proses-proses

Indeks Eksistensi Performa

8 Apakah prioritas investasi IT sudah dilakukan dalam kerangka keseluruhan perencanaan di Direktorat Akademik UPI?

4.4 Ya Level 4

9

Apakah telah dilakukannya pendefinisian, pengimplementasian yang secara konsisten dari tujuan yang strategis pada Direktorat Akademik UPI?

4.0 Ya Level 4

10

Apakah telah dilakukan pendefinisian, pengimplementasian, dan komunikasi atas peran, tanggungjawab dan akuntanbilitas bagi semua personel di Direktorat Akademik UPI tentang strategi bisnis tentang Investasi IT?

3.7 Ya Level 3

11 Apakah telah terdapat struktur organisasi yang telah memiliki koordinasi dan komunikasi secara jelas?

3.8 Ya Level 3

Total 4.0 Level 4 (Managed)

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa institusi Direktorat Akademik UPI dapat mendefinisikan kebutuhan proses investasi IT dan mengimplementasikan proses-proses investasi IT ini dengan baik serta mendapatkan respon positif dari berbagai lapisan manajemen di Direktorat Akademik UPI ini. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam proses pengimplementasian Sistem Informasi akademik ini telah terpenuhi dan struktur organisasi dibentuk untuk mendukung proses tersebut. Proses mendefinisikan kebutuhan proses investasi IT dan mengimplementasikan proses tersebut telah terdefinisi secara jelas oleh pimpinan Direktorat Akademik UPI sehingga pimpinan dapat membentuk strategi investasi IT dan menentukan kerangka kerja dalam aplikasi Sistem Informasi Akademik ini. Dengan pembagian


(53)

peran serta tanggung jawab yang dijabarkan dalam SOP (Standar Operating Procedure) dapat memudahkan pengembangan SIA di Direktorat Akademik UPI ini.

Tabel 4.10 Identifikasi VG.3 No

Proses Val IT VG.3 Mendefinisikan karakteristik portofolio investasi IT

Indeks Eksistensi Performa

12 Apakah Direktorat Akademik UPI telah memiliki portofolio investasi IT dan dikelola dengan sesuai prosesnya?

4.2 Ya Level 4

13 Apakah telah dilakukan pengelompokan atau pengkategorian investasi ITdalam portofolionya?

4.0 Ya Level 4

14 Apakah sudah dibuat dan dikomunikasikan kriteria evaluasi untuk setiap kategori yang dilakukan?

4.2 Ya Level 4

15 Apakah telah ditetapkan bobot untuk setiap kriteria yang dilakukan? 4.4 Ya Level 4

16 Apakah telah didefinisikan persyaratan awal dan detail untuk setiap kategori yang dilakukan?

4.6 Ya Level 4

Total 4.3 Level 4 (Managed)

Tabel 4.10 mendefinisikan portofolio investasi IT direspon positif oleh para pimpinan, indikator pendefinisian karakteristik portofolio investasi IT ini dimulai dengan perencanaan portofolio investasi, pengelompokkan investasi dalam portofolio serta komunikasi dan evaluasi portofolio sesama pemangku kepentingan di Direktorat Akademik UPI dan menyusun bobot kriteria dari portofolio investasi ini sampai pendefinisian detail katagori yang akan dilakukan untuk mengembangkan SIA Direktorat Akademik UPI dengan berdasarkan


(54)

ketentuan-ketentuan yang berlaku sehingga tidak menyebabkan tidak berjalannya proses tersebut.

Tabel 4.11 Identifikasi VG.4 No

Proses Val IT

VG.4 Meluruskan dan mengintegrasikan nilai manajemen dengan perencanaan keuangan organisasi

Indeks Eksistensi Performa

17 Apakah telah dilakukan pembuatan anggaran secara keseluruhan tentang Investasi IT? 3.8 Ya Level 3 18 Apakah dilakukan analisis dampak anggaran yang dikeluarkan bagi Direktorat Akademik

UPI dengan pelaksanaan sebenarnya?

3.8 Ya Level 3

19 Apakah perubahan anggaran dilakukan dengan prioritas investasi IT? 3.8 Ya Level 3

20 Apakah perencanaan investasi dilakukan dengan melihat perencanaan investasi IT yang telah ada sebelumnya?

4.0 Ya Level 4

Total 3.8 Level 3 (Defined)

Tabel 4.11 Menunjukkan eksistensi dan performa yang cukup pada aspek meluruskan dan mengintegrasikan nilai manajemen dengan perencanaan keuangan organisasi, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pembuatan anggaran tentang pengembangan investasi IT terutama pengembangan SIA Direktorat Akademik UPI harus dibuat karena keuntungan dari SIA ini dapat dirasakan oleh semua civitas akademik UPI. b. Analisis dampak anggaran diperlukan untuk merealisasikan anggaran ini


(55)

c. Perubahan anggaran diperlukan apabila terjadi perubahan mendasar tentang pengembangan SIA, maka dalam hal ini perubahan anggaran diperlukan untuk mendukung pengembangan SIA.

d. Menganalisis perencanaan anggaran tahun lalu dapat menjadikan penyusunan anggaran saat ini dapat teralokasikan dengan sangat baik. Tabel 4.12 Identifikasi VG.5

No

Proses Val IT

VG.5 Mengidentifikasi kunci dari tujuan proses nilai manajemen untuk diawasi secara efektif dan

dilaporkan. Indeks Eksistensi Performa

21 Apakah ada metrik antara aktivitas dan ukuran kinerja yang telah disetujui oleh pimpinan Direktorat Akademik UPI?

3.5 Ya Level 3

22 Apakah proses pengumpulan data untuk pengawasan tata kelola dilakukan secara tepat dan efektif? 3.9 Ya Level 3 23 Apakah telah didefinisikan teknik dan metoda pelaporan yang dapat memberikan gambaran bagi

UPI?

3.7 Ya Level 3

24 Apakah telah dilakukan indentifikasi dan pengawasan atas aksi-aksi yang dilakukan manajemen/pelaksana? 3.8 Ya Level 3

Total 3.7 Level 3 (Defined)

Tabel 4.12 Menunjukkan bahwa eksistensi pada mengidentifikasi kunci dari tujuan proses nilai manajemen untuk diawasi secara efektif dan pelaporannya dapat diterima dengan baik. Dapat diidentifikasi bahwa mengidentifikasi kunci dari tujuan proses nilai manajemen diawasi secara efektif dan dilaporkan secara rutin dan baik. Dalam hal ini proses dari pengumpulan data untuk melakukan


(56)

pengawasan sangatlah penting karena merupakan elemen kunci dari proses nilai manajemen, sedangkan teknik dan metoda pelaporan yang digunakan sudah memenuhi kriteria yang diinginkan oleh pimpinan serta dilakukan dengan digitalisasi pelaporan.

Tabel 4.13 Identifikasi VG.6

No

Proses Val IT

VG.6 Meningkatkan secara berkala tentang proses

nilai manajemen. Indeks Eksistensi Performa

25 Apakah telah dilakukan peningkatan manajemen nilai dari proses pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya?

3.5 Ya Level 3

Total 3.5 Level 3 (Defined)

Tabel 4.13 mengidentifikasi tanggapan responden sebagai performa cukup terhadap peningkatan manajemen nilai dari proses pembelajaran yang dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa peningkatan manajemen nilai dari proses pembelajaran sangatlah belum mencukupi oleh karena itu peningkatan manajemen nilai perlu dilakukan secara periodik.

4.2.2 Identifikasi Portfolio Management

Sasaran Portfolio Management (PM) adalah untuk memastikan bahwa semua portofolio investasi IT selaras dan memberikan kontribusi optimal terhadap sasaran strategis organisasi. Indikator Portfolio Management (PM) sebagian besar berada pada performa yang cukup atau level 3 (Defined). Berikut adalah hasil dari identifikasi Portfolio Management (PM).


(57)

Tabel 4.14 Identifikasi PM.1

No

Proses Val IT

PM.1 Menentukan arah tujuan strategis, dan

target invertasi. Indeks Eksistensi Performa

27 Apakah telah dilakukan keselarasan antara strategi bisnis dan peran IT di Direktorat Akademik UPI? 4.2 Ya Level 4 27 Apakah terdapat pemahaman yang sama tentang peran IT dan fungsi IT dan apakah hal ini telah

dikomunikasikan secara menyeluruh?

4.1 Ya Level 4

28 Apakah alokasi pendanaan investasi IT telah selaras dengan arah strategis Direktorat Akademik UPI? 4.5 Ya Level 4 29 Apakah strategi dan tujuan bisnis sudah diterjemahkan dalam strategi dan tujuan IT? 4.3 Ya Level 4

Total 4.3 Level 4 (Managed)

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa aspek penentuan arah tujuan strategis, dan target investasi dalam mengaplikasikan tujuan dari pengembangan SIA dengan performa baik. Untuk menentukan arah tujuan strategis, dan target invertasi diperlukan suatu keselarasan antara strategi bisnis dan peran IT, keselarasan tersebut dimanfaatkan betul oleh pimpinan Direktorat Akademik UPI untuk mengembangkan SIA. Pemahaman tentang peran IT dan fungsinya juga tidak dapat dihindarkan dari pengembangan SIA ini karena pemahaman sangat penting bagi penyusunan SIA serta alokasi-alokasi anggaran yang akan digunakan untuk proses pengembangan SIA ini.


(58)

Tabel 4.15 Identifikasi PM.2 No

Proses Val IT

PM.2 Menentukan ketersediaan dan sumber dana untuk investasi IT.

Indeks Eksistensi Performa

30 Apakah telah ditetapkan prosedur pendanaan investasi? 4.2 Ya Level 4

Total 4.2 Level 4 (Managed)

Tabel 4.15 menunjukan bahwa dalam penetapan prosedur anggaran investasi untuk menentukan ketersediaan dan sumber daya untuk investasi IT direspon dengan baik oleh responden karena prosedur itu sudah dilakukan berdasarkan SOP anggaran yang dituangkan kepada RKAT.

Tabel 4.16 Identifikasi PM.3

No

Proses Val IT

PM.3 Mengelola ketersediaan sumber daya

manusia. Indeks Eksistensi Performa

31 Apakah sudah ada perhatian tentang ketersediaan kompetensi sumber daya manusia di Direktorat Akademik UPI?

3.8 Ya Level 3

32 Apakah dilakukan analisis kebutuhan SDM untuk bisnis institusi saat ini dan masa depan? 4.2 Ya Level 4

33 Apakah terdapat strategi untuk mengatasi kekurangan ataupun kelebihan SDM? 4.2 Ya Level 4

34 Apakah sudah dilakukannya perencanaan SDM bilamana terjadi perubahan tujuan Strategis di Direktorat Akademik UPI?

4.0 Ya Level 4

35

Apakah pengalokasian SDM sudah dilakukan untuk menyesuaikan dengan proses-proses tujuan bisnis di Direktorat Akademik UPI dalam bentuk pengawasan dan perbaikan?


(59)

No

Proses Val IT

PM.3 Mengelola ketersediaan sumber daya

manusia. Indeks Eksistensi Performa

36 Apakah sudah ada perhatian tentang ketersediaan sumber daya manusia untuk fungsi IT di institusi? 2.8 Ya Level 2 37 Apakah dilakukan analisis kebutuhan SDM untuk tim IT pada saat ini dan masa depan di Direktorat

Akademik UPI?

3.0 Ya Level 3

38 Apakah terdapat strategi untuk mengatasi kekurangan ataupun kelebihan SDM IT? 2.9 Ya Level 3

39 Apakah telah dilakukan perencanaan SDM bilamana terjadi perubahan program investasi IT oleh Direktorat Akademik UPI?

3.3 Ya Level 3

40 Apakah dilakukan pengawasan, perbaikan dan penentapan ulang proses pengalokasian SDM untuk fungsi IT?

3.2 Ya Level 3

Total 3.5 Level 3 (Defined)

Tabel 4.16 tentang aspek pengelolaan ketersediaan sumber daya manusia dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Analisis kebutuhan SDM untuk bisinis pada Direktorat Akademik UPI ini sangat diperlukan karena dalam pengembangan SIA ini diperlukan SDM yang berkompetensi supaya SIA ini dapat dilakukan sebaik-baiknya. b. Aspek kebutuhan SDM tidak hanya untuk bisnis semata, tetapi SDM dalam

bidang IT juga harus diperhatikan bahwa SDM IT lebih penting dikarenakan SDM IT merupakan SDM yang dapat mengelola, memelihara SIA ini. c. Kebutuhan SDM terpenuhi Direktorat Akademik UPI dapat merancang


(60)

d. Ketersediaan SDM dalam tujuan strategis Direktorat Akademik UPI ini harus direncanakan dalam suatu rancangan yang dibuat untuk memenuhi sasaran yang telah ditetapkan, misalnya rancangan analisis kekurangan dan kelebihan SDM.

e. Perencanaan ketersediaan SDM yang diperlukan untuk pengembangan SIA ini harus diperhatikan secara rutin serta harus dilakukan penyesuaian dengan tugas pokok SDM nya tersebut dalam proses-proses bisnis Direktorat Akademik UPI.

f. Pengawasan, perbaikan dan penetapan ulang proses pengalokasian SDM untuk fungsi IT dapat dilakukan oleh pihak manajemen supaya pengembangan SIA ini mempunyai manfaat bagi Direktorat Akademik UPI. Tabel 4.17 Identifikasi PM.4

No

Proses Val IT

PM.4 Mengevaluasi dan memilih program untuk didanai

Indeks Eksistensi Performa

41 Apakah dilakukan evaluasi dan penilaian pada Business Case program investasi IT? 3.0 Ya Level 3

42 Apakah dilakukan analisis dampak investasi terhadap portfolio institusi secara keseluruhan? 3.2 Ya Level 3 43 Apakah alasan keputusan investasi yang dilakukan dikomunikasikan kepada pihak UPI atau pemberi dana? 3.1 Ya Level 3 44 Apakah telah ditentukan ambang batas dan alokasi dana untuk setiap program yang telah dipilih? 3.4 Ya Level 3 45 Apakah telah ditetapkan target bisnis, anggaran IT untuk menggambarkan pengeluaran yang dilakukan dan

manfaat bisnis yang dapat direalisasikan oleh program?

3.3 Ya Level 3


(1)

DAFTAR PUSTAKA

IT Governance Institute, Enterprise Value: Governance of IT Investments, the Val IT Framework 2.0 Extract, IT Governance Institute, The United States Of America, 2008

IT Governance Institute, Enterprise Value: Governance Of IT Investments, The Business Case, IT Governance Institute, The United States Of America, 2006

Francis, Jack C., Investment: Analysis and Management, 5th Edition, Mcgraw-Hill Inc.,

Singapore, 1991

Haag, Keen P, Information Technology, Tomorrow’s Advantage Today, McGraw-Hill,

1996

Kozina, Melita, Dražen Popović, VAL IT Framework And ICT Benefits, Proceedings of the

21st Central European Conference on Information and Intelligent Systems, 2010

Reilly, Frank, Brown, Keith C., Investment Analysis and Portfolio Management, 7th

Edition, Thomson South-Western Inc., US, 2003

Martin, E. Managing Information Technology What Managers Need to Know (3rd Ed.).

New Jersey: Pearson Education International.1999

Schniederjans, Marc J., Jamie L. Hamaker, Ashlyn M. Schniederjans, Information Technology Investment: Decision-Making Methodology, World Scientific Pub Co Inc,

2004

Williams, Sawyer, Brian K, Stacey C. Using Information Technology Practical Introduction to Computers & Communications. McGraw Hill, New York, USA, 2003

Latulipe - Rob Singh, Val IT: From the Vantage Point of The COBIT 4.0, Pentagon Model

For IT Governance, 2007

Dewi Lulu, Yohana, Analisa teori IT Governance Menggunakan COBIT 5, Jurnal Teknik Elektro Dan Komputer Vol. I, No. I, April 2013,

Ferdinand, Augusty. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen.

Semarang: FE UNDIP, 2002

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2002

Russefendi. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan & Bidang non-Eksata Lainnya, Bandung, Tarsito, 2005

Suandy, Erly, Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Penerbit: Salemba Empat, Jakarta, 2003 Sugiyono, Statistik penelitian untuk riset, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2011


(2)

107   

Suherman, Erman, et.al. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003

Sukmadinata. , Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung. 2006 Sumarsono, Sony, Metode Riset Sumber Daya Manusia, Jember: Graha Ilmu 2005 Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. CV. Rajawali Pers, Jakarta, 2004

Witanti, Wina , Falahah, Val It: Kerangka Kerja Evaluasi Investasi Teknologi Informasi, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007), Yogyakarta, 2007 Yanti, Keputusan Investasi Teknologi Informasi, Binus Journal Vol.1 No.1 April 2008: 65-72. 


(3)

IMPLEMENTASI

VAL IT FRAMEWORK

UNTUK PENGUKURAN

PERENCANAAN TATA KELOLA INVESTASI

TEKNOLOGI INFORMASI

(STUDI KASUS : DIREKTORAT AKADEMIK

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

OLEH

ENJANG YUSUP ALI

57.101.13.004

TESIS

Untuk memehuni salah satu syarat

memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

Telah disetujui oleh Pembimbing pada tanggal seperti tertera di bawah ini Bandung, Juli 2015

Menyetujui,

Dr. Eng. Ana Hadiana Pembimbing


(4)

iii 

 

Pernyataan

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Enjang Yusup Ali

NPM : 57.101.13.004

Judul Tesis :

IMPLEMENTASI VAL IT

FRAMEWORK

UNTUK PENGUKURAN

PERENCANAAN TATA KELOLA INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI

(STUDI KASUS : DIREKTORAT AKADEMIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN

INDONESIA

)

Dengan ini menyakan bahwa tesis yang diserahan kepada program studi Magister

Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia, merupakan gagasan, rumusan

dan penelitian sendiri yang tidak dibuat melanggar ketentuan plagiarism dan

otoplagiarisme. Saya memahami tentang adanya larangan tersebut dan jika

dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh serta sanksi lainnya yang berlaku di Universitas Komputer

Indonesia.

Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak

manapun.

Bandung, Juli 2015

Yang membuat pernyataan,

(Enjang Yusup Ali)

NPM : 57.101.13.004


(5)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang,

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, Rasul terpercaya, pemimpin orang-orang utama. Dan juga, semoga tercurah atas keluarga beliau serta para sahabatnya.

Atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, yang berjudul

“IMPLEMENTASI VAL IT FRAMEWORK UNTUK PENGUKURAN TATA KELOLA INVESTASI

TEKNOLOGI INFORMASI (STUDI KASUS : DIREKTORAT AKADEMIK UPI)”. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Magister pada program studi sistem informasi di UNIKOM.

Pada kesempatan ini penulis ingin ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, serta dukungan moril maupun materil kepada penulis dari awal hingga terwujudnya tugas akhir ini, yaitu kepada:

1. Dr. Eng. Ana Hadiana sebagai Promotor yang telah memberikan masukan-masukan tentang tesis ini.

2. Dr. Ir. Yeffry Handoko Putra, M.T sebagai Ketua prodi Magister Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia.

3. Jakaria, S.Kom sebagai Kasi Kerumahtanggaan Direktorat Akademik UPI. 4. Pimpinan dan Staf Direktorat Keuangan UPI.

5. Ibu, Istri, kakak dan seluruh saudara penulis yang telah memberikan do’a dan dorongannya untuk menyelesaikan tesis ini.

6. Teman-teman Magister Sistem Informasi Angkatan VI, Pak Bagja, Agil, Kang Cucu, i Ketut, , Kang Tiyo, Kang Awan, Pak Afif, Pak Fahmi, Pak Kiki, Pak Petrus, Pak Freddy, Teh Tiza, Ona, Kang Yudi dan Rina.

7. Staff UNIKOM yang telah memberikan informasi dan membantu penulis dalam beraktifitas di kampus ini.


(6)

maaf atas segala kekurangan. Penulis mengharapkan saran yang membangun dari para pembaca. Harapan penulis semoga tesis ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat sebagai bahan perbandingan suatu penelitian selanjutnya.

Bandung, Juli 2015

Penulis