Tinjauan Atas Prosedur Realisasi Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Indonesia Power UBP Saguling

(1)

“TINJAUAN ATAS

PROSEDUR REALISASI ANGGARAN

BIAYA OPERASIONAL PADA PT. INDONESIA POWER UBP

SAGULING

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Studi Akuntansi Strata Satu

Oleh : NAMA : Dewi Anggraeni NIM : 21110127

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

v

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Kerja Praktek ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 4

1.2.1 Maksud Kerja Praktek ... 4

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek ... 4

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 5

1.4 Metode Kerja Praktek ... 5

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 9

2.1 Sejarah Perusahaan ... 9

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 11

2.3 Uraian Tugas Perusahaan ... 12

2.4 Kegiatan Perusahaan ... 21

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK ... 24

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 24

3.1.1 Prosedur ... 24

3.1.1.1 Definisi Prosedur ... 25


(3)

vi

3.1.3 Pengertian Anggaran ... 26

3.1.4 Pengertian Biaya Operasional ... 27

3.1.5 Pengertian Anggaran Biaya Operasional ... 28

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 28

3.2.1 Prosedur Realisasi Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Indonesia Power UBP Saguling ... 28

3.2.1 Dokumen-dokumen yang digunakan Realisasi Anggaran Biaya Operasional ... 32

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 34

3.3.1 Analisis Prosedur Realiasi Anggaran Biaya Operasional ... 34

3.3.2 Analisis Dokumen – Dokumen yang digunakan Realisasi Anggaran Biaya Opersional ... 35

BABIV KESIMPULAN ... 36

4.1 Kesimpulan ... 36

4.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 39


(4)

38 BPPE Universitas Gajah Mada.

Azhar Sutanto. Prof. Dr. SE.,M.Bus.,Ak.2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya Bodnar.

Mulyadi (2000). Sistem Akuntansi. Yogyakarta: YKP.

Mulyadi (2001). Sistem Akuntansi Edisi 3. Yogyakarta: YKP.

Nafarin M, 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Soemarso, S.R. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.

www.google.com


(5)

40

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Dewi Anggraeni

Tempat/Tgl. Lahir : Bandung, 4 Agustus 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Status : Belum Kawin Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Cirata 6 No.98 Rt 03/07 Desa Mandalasari Kec. Cipatat Bandung Barat

Telepon : 085720000335

Email : Dewianggraeni43@ymail.com

PENDIDIKAN FORMAL

1998 – 2004 : SDN Rajamandala Kulon 1 2004 – 2007 : SMPN 1 Cipatat

2007 – 2010 : SMAN 1 Cimahi


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di PT. Indonesia Power UBP Saguling. Laporan kerja praktek yang berjudul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. INDONESIA POWER UBP SAGULING” ini penulis ajukan untuk melengkapi salah satu mata Kuliah Kerja Praktek.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat para pembimbing di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) maupun di PT. Indonesia Power UBP Saguling yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dukungan, serta pengarahan yang sangat bermanfaat bagi kelancaran dalam penyusunan laporan kerja praktek ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Surtikanti, SE., M. Si., Ak, selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.


(7)

iii

4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak, selaku Koordinator Kerja Praktek Universitas Komputer Indonesia.

5. Wati Aris Astuti, SE., M.Si, selaku Dosen Wali 4AK3 yang telah memberikan banyak dukungan dan saran kepada penulis.

6. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia 7. Pengelola Program Studi dan seluruh karyawan / karyawati Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

8. Bapa Joni Arifin selaku Pembimbing Perusahaan yang sudah banyak membantu penulis untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

9. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan limpahan kasih sayang kepada penulis serta dengan tiada hentinya telah memberikan dorongan baik secara moril maupun materil dan doanya yang selalu di berikan untuk penulis.

10.Untuk para temanku AK3 terimakasih atas semua saran, nasihat dan dukungan yang terbaik kepada penulis baik secara moril dan materil serta doanya yang tak kunjung henti.

11.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan semangat yang di berikan.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya bagi semua pihak tersebut di atas dan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.Dalam penulisan laporan kuliah kerja praktek ini, penulis menyadari masih jauh dari


(8)

iv

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembimbing dan para pembaca. Penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.

Atas segala kekurangannya, penulis mohon maaf sebesar-besarnya. .

Bandung, Desember 2013 Penulis

Dewi Anggraeni NIM. 21110127


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Sejalan dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya, perusahaan ingin mengembangkan usahanya untuk lebih maju lagi. Sehubungan dengan keinginan tersebut, maka kegiatan-kegiatan yang ada dalam perusahaan menjadi bertambah banyak, baik jenis maupun kegiatan kinerjanya. Kegiatan yang ada dalam perusahaan merupakan kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian perencanaan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya secara terpadu.

Anggaran merupakan suatu sistem yang dipergunakan sebagai alat perencanaan, peralisasian dan pengendalian dari seluruh kegiatan yang ada di perusahaan. Selain itu, anggaran sebagai alat pengendalian manajemen merupakan serangkaian tahapan yang di maksudkan dapat memastikan bahwa pengelolaan seluruh aspek kegiatan yang dilaksanakan oleh pusat-pusat pertanggungjawaban pada operasi dan pengelolaan yang efektif dan efisien pada akhirnya menggambarkan tercapainya tujuan perusahaan. (Nafarin, 2007)

PT Indonesia Power dalam menjalankan aktivitas perusahaannya memerlukan biaya-biaya yang berhubungan dengan usaha yang dijalankan. Agar kelangsungan perusahaan tetap terjaga, maka perusahaan menyusun anggaran biaya operasional


(10)

yang berperan aktif dalam meningkatan pendapatan perusahan. Oleh karena itu, anggaran biaya operasional merupakan alat bantu manajer yang bertanggungjawab dalam pengendalian biaya operasional.

Dalam anggaran, peran penting ada ditangan penyusunan anggaran biaya operasional, perencanaan, perealisasian dan pengendalian. Perencanaan dan pengendalian harus mampu menaksir biaya-biaya yang terkait dengan kegiatan operasional perusahaan. Hal ini disebabkan perencanaan dan pengendalian adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Perencanaan melihat ke masa depan yaitu menentukan tindakan- tindakan apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan biaya agar tidak terjadi pemborosan dalam melaksanakan kegiatan, terutama kegiatan pembelian bahan baku, sedangkan pengendalian melihat ke belakang yaitu menilai apa yang telah dihasilkan dan membandingkannya dengan rencana yang telah disusun.

Namun dalam hal pembelian bahan baku Indonesia power kurang baik dalam pemasokan bahan baku yang dianggap melakukan pemborosan. Badan pemeriksa keuangan (BPK) menilai PT. Indonseia Power (IP) melakukan pemborosan hingga Rp. 27,94 triliun, karena membeli minyak bumi lebih mahal dibanding gas untuk memenuhi enam pembangkit yang dioperasikan dengan minyak bumi dan gas.

“Hasil audit kinerja badan pengawas keuangaan (BPK), temuan BPK mengungkapkan PT. Indonesia Power kehilangan kesempatan melakukan penghematan biaya bahan bakar senilai Rp. 27,94 triliun”, seharusnya enam pembangkit listrik tersebut dapat menggunakan gas yang lebih murah dibandingkan


(11)

3

dengan minyak kata ketua BPK Hadi Purnomo dalam sidang paripurna penyerahan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan Semester II tahun anggaran 2012 kepada DPR di Jakarta,

Menurut auditor utama BPK Ilya Aviani mengatakan, “pemborosan tersebut terjadi karena PT IP tidak memiliki kontrak dengan pemasok gas yang menjamin adanya pasokan secara berkelanjutan”. Dengan demikian diperlukannya kontrak kerja dengan pemasok gas dan melakukan pengawasan yang benar-benar baik dan teliti dalam hal pemasokan gas tersebut.(Sumber: Antara News.com , Indonesia Power Lakukan Pemborosan 27,94 triliun)

Menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Effendi Simbolon menyatakan “Seharusnya pemerintah segera mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah itu untuk menghemat keuangan Negara dan meningkakan efesiensi pembangkit (Jakarta, Kompas.com , Indonesia Power Kekurangan Pasokan Gas).

Oleh karena itu perealisasian anggaran harus dilakukan sehemat dan seefesien mungkin sehingga dapat membantu manajer perusahaan dalam melaksanakan fungsinya sebagai perencana, pengendalian, perealisasian, dan pengawasan.

Realisasi anggaran yang baik adalah hasil perkiraan atau perencanaan tidak menyimpang, sesuai dengan penyusunan rencana kerja,dan akan mengarah kepada efektivitas dan efisiensi perusahaan. Efektivitas dan efisiensi merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai prestasi kerja dari suatu pusat pertanggungjawaban tertentu.


(12)

Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan peninjauan lebih jauh tentang aktivitas ekonomi khususnya penyusunan anggaran biaya, dengan judul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. INDONESIA POWER UBP SAGULING”.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Maksud dari Kerja Praktek ini adalah untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan realisasi anggaran biaya operasional pada PT Indonesia Power UBP Saguling.

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan dari Kerja Praktek adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur realisasi anggaran biaya operasional pada PT Indonesia Power UBP Saguling.

2. Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang digunakan dalam realisasi anggaran biaya operasional pada PT. Indonesia Power UBP Saguling.


(13)

5

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat yang pasti bagi semua pihak. Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis

Untuk mengetahui realisasi anggaran biaya operasional pada PT Indonesia Power UBP Saguling yang digunakan sebagai dasar penilaian pihak manajemen dalam kinerja di perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pemikiran atau informasi serta masukan positif bagi manajemen perusahaan yang berhubungan dengan Prosedur Realisasi Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Indonesia Power UBP Saguling dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan agar mampu meningkatkan kinerjanya.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi mahasiswa dan pihak lain yang membutuhkan informasi seputar realisasi anggaran biaya operasional di PT Indonesia Power.

1.4 Metode Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kerja praktek dengan mengunakan metode Block Release, yaitu suatu metode yang menjelaskan bahwa pelaksanaan kerja praktek


(14)

tersebut dilaksanakan dalam satu periode tertentu. Kerja praktek tersebut dilaksanakan selama 1 (satu) bulan dalam waktu 20 hari kerja yaitu dari hari senin sampai dengan hari jumat. Pelaksanaan disesuaikan dengan waktu kerja yang terdapat pada PT. Indonesia Power UPB Saguling.

Adapun teknik dari pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan adalah “Suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi dengan cara mengadakan pengamatan ke objek yang bersangkutan”.

a. Wawancara

Wawancara adalah “Alat pengumpul data berupa tanya jawab antara pihak unsur-unsur yang tampak dalam suatu objek penelitian.” Penulis meminta penjelasan secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait ke dalam penyusunan anggaran.

b. Observasi

Observasi adalah “Pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang tepat dalam suatu gejala pada objek penelitian.”

c. Dokumentasi

Pengumpulan, pemilihan dan pengelolaan bukti-bukti serta data-data yang berhubungan dengan judul melalui media atau buku-buku.


(15)

7

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Kerja praktek yang penulis lakukan adalah pada PT. Indonesia Power UPB Saguling yang berlokasi Jln.Komplek PLN Cioray,Tromol Pos No.7,Rajamandala Cimahi.Sedangkan waktu pelaksanaan kerja praktek dilakukan pada bulan Juli 2013 dari mulai 15 Juli sampai 15 Agustus. Adapun penjelasan jadwal pelaksanaan dan jadwal keseluruhan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jadwal Rencana Kerja dan Pelaksanaan

No Keterangan Bulan

Juli Agst Sept Okt Nov Des

1 Kerja Praktek 2 Observation 3 Wawancara 4 Penyusunan 5 Bimbingan 6 Penyerahan

Laporan

Selain rencana kerja dan jadwal pelaksanaanya, adapun kegiatan kerja prakteknya adalah sebagai berikut:


(16)

Tabel 1.2

Kegiatan Kerja Praktek

NO Aktifitas Hari Waktu

1 Aktivitas Kerja Praktek Senin-Jumat 07.00-16.00

2 Istirahat Senin-Jumat 12.00-13.00


(17)

9 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. Indonesia Power

Pada awal tahun 1990-an, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikkan. Langkah ke arah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I yang dipertegaskan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta. Kemudian, pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE) menerbitkan kerangka dasar kebijakan (sasaran dan kebijakan pengembangan sub sektor ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sector ketenagalistrikan. Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum menjadi Persero.

Setahun kemudian tepatnya tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa – Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PT PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait.


(18)

Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima, Manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi PT INDONESIA POWER. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai sejumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkitan-pembangkitan tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan beragam energi primer, seperti : air, batubara, panas bumi, dan sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit-pembangkit tersebut ada pula pembangkit paling tua di Indonesia, seperti : PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi.

PT. INDONESIA POWER merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar di Indonesia dengan delapan Unit Bisnis Pembangkitan utama di beberapa lokasi strategis di Pulau Jawa dan Pulau Bali serta satu Unit Bisnis yang bergerak dibidang jasa pemeliharaan yang disebut Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBJP).

Unit -Unit Bisnis Pembangkitan tersebut adalah : Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya, Priok, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak & Grati dan Bali serta Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.


(19)

11

PT. INDONESIA POWER membentuk anak perusahaan PT. COGINDO DAYA PERKASA (saham 99,9 % ) yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan manajemen energi dengan penerapan konsep cogeneration dan distributed generation, juga mempunyai saham 60 % di PT. ARTA DAYA COALINDO yang bergerak dibidang usaha perdagangan batu bara. Aktifitas kedua anak 9 perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang peningkatan pendapatan Perusahaan dimasa mendatang.

2.2 Struktur Organisasi PT.Indonesia Power UBP Saguling

Berdasarkan keputusan Direksi NO. 0072/K/010/IP/2001 PT. Indonesia Power UBP Saguling dibawah struktur organisasi PT. Indonesia Power. Dari struktur organisasi akan melahirkan suatu kerja sama dan loyalitas antara lain dalam struktur organisasi itu terdapat keterkaiatan secara moral maupun professional untuk mengefektifkan sumber daya yang ada di dalam organisasi tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan.

Uraian kedudukan, tugas pokok, tanggung jawab dan tata laksana Direktorat Keuangan yang ada pada PT. Indonesia Power UBP Saguling Kantor Pusat juga dijelaskan pada Direksi NO. 0072/K/010/IP/2001.

Organisasi di PT Indonesia Power cabang Saguling membawahi tiga belas bagian, diantaranya :


(20)

a. Managing Director

Managing Director merupakan Bagian tertinggi dalam struktur organisasi. Dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya Managing Director di bantu oleh :

b. General Manager c. Manager

d. Spesialis dan Enjinir e. Auditor

f. Manager Operasi dan Niaga g. Manager Pemeliharaan

h. Manager Pemeliharaan, Evaluasi, dan Enjiniring i. Manager Sistem dan SDM

j. Manager Keuangan k. Supervisor Anggaran l. Manager Humas

m. Manager Pengelolaan Lahan dan Waduk.

2.3 Uraian Tugas dan Deskripsi JabatanPT Indonesia Power UBP Saguling Suatu organisasi perusahaan dapat menjalankan kegiatan-kegiatannya apabila perusahaan tersebut memiliki tugas dan wewenang dalam pelaksanaan tugasnya


(21)

13

sesuai dengan bagian yang diemban sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat terlaksana dengan baik,efektif dan efesien.

Adapun tugas Pokok dan deskripsi jabatan masing-masing bagian pada perusahaan PT Indonesia Power adalah sebagai berikut :

1. Managing Director

Managing Director mempunyai tugas pokok yaitu :

a. Menyelenggarakan fungsi pengelolaan keuangan secara terpusat. b. Menyelenggarakan fungsi pendanaan.

c. Menyelenggarakan fungsi penganggaran. d. Memverifikasi pendapatan dan pelaporan kas.

e. Melakukan Pengawasan keuangan atas pendapatan dan rekening koran kas pendapatan perusahaan, pengawasan dan pembinaan pemeriksaan kas pusat dan daerah.

f. Serta mengintegrasikan, mengkosulidasikan unit organisasi dibawahnya. g. Bertanggungjawab atas pengupayaan sumber pendanaan perusahaan untuk

program rutin dan pengembangan bisnis perusahaan.

h. Mengkoordinasi dan mengevaluasi feasibility study, pengendalian dan pendistribusian dana.

2. General Manager

Fungsi General Manager adalah :


(22)

a. Menjamin dan memelihara suasana kerja yang baik.

b. Merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan-kegiatan departemen.

c. Melaporkan data serta kegiatan departemen.

d. Menandatangani dan mengecek dokumen-dokumen, laporan-laporan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

e. Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan.

3. Manager

Tugas Manager adalah :

a. Memimpin dan mengelola bidang masing-masing untuk mencapai target dan sasaran Unit Bisnis.

b. Melaksanakan program kerja operasional bidang masing-masing teknis operasional sesuai bidangnya dengan mengacu pada kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.

4. Spesialis dan Enjinir

Tugas Spesialis dan Enjinir adalah:

a. Berpartisipasi untuk analisis dan pemecahan masalah.

b. Merekomendasi pengambil alihan keputusan untuk permasalahan kesisteman dimana keahlian yang bersangkutan merupakan komponen sistem.

5. Auditor


(23)

15

a. Membantu manajemen dalam melaksanakan pengawasan dan audit internal unit bisnis.

b. Melaksanakan audit internal Unit Bisnis Pembangkitan sesuai dengan kaidah normatif audit dan mengacu pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direksi.

6. Manager Operasi dan Niaga

Tugas Manager Operasi dan Niaga adalah :

a. Mengkoordinasikan pengelolaan operasi dan niaga unit pembangkitan. b. Penyusunan rencana kegiatan operasional bidang operasi.

c. Pengembangan sistem dan prosedur operasi. d. Pengkoordinasian pelaksanaan operasi. e. Pengelolaan penjualan energi.

f. Pengendalian kompetensi bidang operasi pembangkit.

7. Manager Pemeliharaan

Tugas Manager Pemeliharaan adalah :

a. Mengkoordinasikan pengelolaan pemeliharaan unit pembangkitan. b. Penyusunan rencana kegiatan operasional bidang pemeliharaan. c. Pengembangan sitem dan prosedur kerja.

d. Pengelolaan sumberdaya untuk mengoptimalkan pemeliharaan pembangkit. e. Optimalisasi biaya pemeliharaan.


(24)

8. Manager Pemeliharaan, Evaluasi, dan Enjiniring

Tugas Manager Pemeliharaan, Evaluasi dan Enjiniring adalah:

a. Melaksanakan perencaan, evaluasi kinerja pembangkit, dan rekayasa enjiniring.

b. Penyusunan rencana kerja operasi pembangkit.

c. Penyusunan rencana kerja pemeliharaan kerja pembangkit.

d. Penyusunan rencana duga muka waduk/kolam tandon bulanan/tahunan. e. Penyusunan rencana kebutuhan suku cadang.

f. Pengelolaan kegiatan evaluasi dan pelaporan kinerja pembangkit.

g. Pembinaan inovasi dan rekayasa bidang teknik di lingkungan unit kerjanya. h. Pembinaan kompetensi enjinir.

9. Manager Sistem dan SDM

Tugas Manager Sistem dan SDM adalah :

a. Mengkoordinasikan pengelolaan sumberdaya manusia dan sistem Unit Bisnis Pembangkitan.

b. Pengembangan Organisasi. c. Pengembangan Karir. d. Pengembangan Kompetensi.

e. Perencanaan dan Pengadaan Pegawai. f. Administrasi Pegawai.


(25)

17

h. Pengelolaan Implementasi Budaya Perusahaan.

10. Manager Keuangan

Tugas Manager Keuangan adalah :

a. Mengkoordinasikan pengelolaan keuangan Unit Bisnis Pembangkitan. b. Penyusunan dan realisasi anggaran unit bisnis.

c. Pengelolaan Keuangan.

d. Pengembangan Sistem Administrasi Keuangan. e. Penyusunan Laporan Keuangan.

11. Supervisor Anggaran dan Staff

Tugas Supervisor Anggaran dan Staff adalah :

a. Melaksanakan pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja, mengelola keuangan dan akuntansiserta keselamatan kerja.

b. Menyelia dan mengkoordinasikan kegiatan pemenuhan dan ketersediaan anggaran untuk kelancaran kegiatan operasional unit bisnis pembangkit. c. Mengkoordinir administrasi penyusunan dan penggabungan Rencana Kerja

dan Anggaran Unit Bisnis.

d. Mengusulkan Rencana Kerja Sub Bagian Anggaran yang selaras dengan RKAP.

e. Mengusulkan SOP dan Instruksi Kerja (IK) baru Sub Bagian Anggaran dan penyempurnaannya jika ada, secara terus menerus untuk mencapai kinerja perusahaan berstandar internasional.


(26)

f. Menyedia kegiatan Sub Bagian Anggaran dalam rangka penerapan SOP dan IK.

g. Mengkoordinir entry data hasil pembahasan RKA ke aplikasi. h. Mengkoordinir proses pengalokasian Anggaran (PA).

i. Mengkoordinir sosialisasi kebijakan dan peraturan bidang Anggaran. j. Menyediakan informasi realisasi anggaran kepada user, sesuai kebutuhan. k. Mengkoordinir pembuatan Laporan penyerapan Realisasi Anggaran

Bulanan.

l. Melakukan analisa dan evaluasi atas Laporan penyerapan Anggaran dan Realisasi Bulanan.

m. Melakukan kegiatan pengarsipan/dokumentasi anggaran.

n. Memotivasi kegiatan inovasi Sub Bagian Anggaran untuk continuous improvement.

o. Melakukan pemanfaatan, optimalisasi dan usulan pengembangan sistem aplikasi terkait (Pro-ANG).

p. Melaksanakan kepatuhan terhadap kebijakan Mutu, Lingkungan, dan K3 (MLK3) Resiko, Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) serta sistem pengamanan informasi di area kerjanya.

q. Melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan bawahan (coaching, mentoring, counseling) yang meliputi peningkatan pengetahuan, kemampuan dan kemauan kerja bawahan serta pengaturan tugas-tugas,


(27)

19

usulan training dan penilaian kinerja masing-masing bawahan sesuai bidang tugasnya.

Sedangkan Staff Anggaran mempunyai tugas :

a. Menyusun dan melaksanakan program kerja Sub bagian Anggaran, melaksanakan tugas lain dari pimpinan.

b. Melaksanakan tata laksana anggaran Kepegawaian dan Administrasi yang meliputi entry data ke sistem dan pemantauan realisasi anggaran beserta pengelolaan administrasinya yang bertujuan untuk optimalisasi anggaran perusahaan dalam mendukung proses bisnis perusahaan.

c. Menjamin kegiatan operasional anggaran memenuhi sistem dan prosedur perusahaan yang berlaku dan mencapai efektivitas dan efisiensinya melalui penciptaan sistem dan prosedur yang optimal dan pemanfaatan teknologi informasi.

d. Menganalisis sistem prosedur dan kebijakan Anggaran. e. Menyusun rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran.

f. Menganalisis dan menyampaikan usulan sistem dan prosedur anggaran yang diperlukan untuk perbaikan proses pengelolaan anggaran unit bisnis.

g. Menganalisa kesesuaian Rencana Pengadaan barang & jasa dengan pagu anggaran, kegiatan, rencana alokasi anggaran & memberikan rekomendasi.


(28)

h. Melakukan verifikasi dokumen permohonan penerbitan pengalokasian anggaran (PA) dari bidang-bidang terkait untuk Anggaran Operasi non rutin.

i. Membuat Laporan penyerapan Realisasi Anggaran Bulanan.

j. Melakukan proses usulan revisi anggaran ke Kantor Pusat bila diperlukan. k. Membuat Laporan monitoring Anggaran pekerjaan dalam nilai valas

(termasuk pengaruh atas penggunaan valas) setiap bulan.

12. Manager Humas

Fungsi Manager Humas adalah :

a. Melaksankan pengelolaan humas dan pengembangan komunitas. b. Pengeloalaan kehumasan dan pengembangan komunitas.

c. Pengelolaan kesekretariatan dan rumah tangga. d. Pengelolaan fasilitas kerja.

e. Pengelolaan K3. f. Pengelolaan keamanan.

13. Manager Pengelolaan Lahan dan Waduk

Fungsi Manager Pengelolaan Lahan dan Waduk adalah :

a. Melaksanakan pengelolaan usaha pemanfaatan lahan dan pengelolaan operasional dan pemeliharaa waduk dan lingkungannya.

b. Penyusunan rencana kerja dan strategi pengelolaan lahan dan lingkungan waduk UBP Saguling.


(29)

21

c. Pengelolaan waduk Saguling.

d. Pengelolaan dan pemeliharaan tanah di lingkungan UBP Saguling untuk meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan.

e. Bekerjasama dengan instansi terkait dalam penanganan masalah lingkungan. f. Pembinaan dan pengembangan jejaring mitra kerja dengan pihak-pihak terkait/berkepentingan dengan tetap memperhatikan kepentingan perusahaan dalam jangka panjang.

g. Melakukan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program kerja pengelolaan waduk dan lahan UBP Saguling untuk pengembangan selanjutnya.

2.4 Aspek Kegiatan - kegiatan PT. Indonesia Power UBP Saguling

Kegiatan usaha PT. Indonesia Power UBP Saguling adalah menyediakan pelayanan bagi pemanfaatan umum dibidang ketenagalistrikan berdasarkan prinsip perusahaan. PT. Indonesia Power UBP Saguling bertujuan untuk meningkatkan kondisi social, ekonomi dan budaya komunitas setempat.

Kegiatan yang dilakukan PT. Indonesia Power UBP Saguling adalah: a. Pemeliharaan Waduk meliputi :

1. Pemantauan kebersihan perairan, kegiatan masyarakat di waduk dan sekitarnya.


(30)

3. Pemeliharaan/perapatan patok batas tanah milik PLN. 4. Pemasangan gulma air dan sampah.

5. Pemeliharaan trashboom sebagai penghalang sampai di daerah hulu. 6. Penghijauan disekeliling waduk.

7. Penelitian kualitas air. 8. Penelitian laju sedimentasi. b. Pengamanan Lahan meliputi :

1. Sosialisasi penataan, penertiban pemanfaatan lahan. 2. Inventarisasi/pendataan tanah yang digarap masyarakat. 3. Pembuatan perjanjian/kontrak pemanfaatan lahan. c. Pengolahan Lahan meliputi :

1. Agroforesty & care center 2. Pusat pembibitan

3. Agrosylvopastural 4. Komposting.

d. Pengolahan dan pemeliharaan Aset meliputi: 1. Kantor

2. Mesjid

3. Ruang serbaguna 4. Boat house 5. Penginapan


(31)

23

6. Welcome building.

e. Penyaluran Listrik meliputi :

Penyaluran listrik tersebut di salurkan melalui kantor ditribusi yang terletak di Jln Asia Afrika, Bandung, untuk di salurkan kembali kepada setiap rayon-rayonnya,dan dari rayon disalurkan ke masyarakat.


(32)

24 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Bidang pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanaan selama satu bulan yaitu penulis ditempatkan di bagian Anggaran PT. Indonesia Power UPB Saguling. Adapun pengertian akuntansi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu proses mengindetifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Akuntansi pada dasarnya berhubungan dengan perancangan suatu system pencatatan, menyiapkan laporan yang diterima dari data yang dicatat dan menafsirkan data yang dilaporkan.

3.1.1 Prosedur

Prosedur merupakan rangkaian langkah yang dilaksanaan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapai dapat tercapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah yang terperinci menurut waktu yang telah ditetapkan.


(33)

25

3.1.1.1 Definisi Prosedur

Menurut Mulyadi (2001:5) definisi prosedur adalah :

“Urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang.”

Sedangkan menurut Dr. Azhar Sutanto (2008), mengemukakan bahwa :

“Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktifitas. Sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien, serta dapat dengan mudan menyelesaikan suatu masalah serta terperinci menurut jangka waktu yang telah ditentukan.

3.1.2 Pengertian Realisasi

Menurut M.Dahlan Y.B (2003:978) mengatakan :

“Realisasi adalah Pelaksanaan sesuatu sehingga menjadi nyata.” Sedangkan menurut Ali Hasan (2008:239) :

“Realisasi adalah tindakan yang nyata atau adanya pergerakan atau perubahan dari rencana yang sudah dibuat atau sudah dikerjakan.”


(34)

Jadi dapat disimpulkan realisasi merupakan pelaksanaan sesuatu sehingga menjadi nyata atau adanya pergerakan atau perubahan dari rencana yang sudah dibuat.

3.1.3 Pengertian Anggaran

Anggaran perusahan yang juga sering disebut budget ini mempunyai definisi yang beranekaragam. Namun bila di amati dengan teliti, definisi ini mempunyai pengertian yang sama atau hampir sama untuk mendapatkan pengertian lebih jelas dan tepat mengenai anggaran. Dibawah ini penulis mengemukakan beberapa definisi anggaran yang dinyatakan oleh para ahli diantaranya adalah :

Menurut M Nafarin (2007:11) menyatakan bahwa :

“Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.”

Mulyadi (2001) menyatakan bahwa :

“Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu 1 tahun.”

Menurut Carter dan Usri (2004:13) :

“Anggaran (Budget) adalah pernyataan terkuantifikasi dan tertulis dari rencana.”


(35)

27

“Anggaran adalah rencana yang terorganisasi dan menyeluruh dinyatakan dalam unit moneter untuk operasi dan sumber daya suatu perusahaan selama periode tertentu dimasa yang akan datang.”

Jadi dapat disimpulkan anggaran merupakan rencana yang dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk masa yang akan datang dalam jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan uang.

3.1.4 Pengertian Biaya Operasional

Agar lebih mengefektifkan aktivitas perusahaan maka diperlukan pembebanan seluruh biaya yang diperlukan dalam aktivitas perusahaan tersebut, yang biasanya disebut biaya operasional.

Sedangkan menurut Ardiyos (2001:655)menyatakan bahwa :

“Biaya operasional adalah suatu beban yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka menunjang kegiatan operasional perusahaan. Biasanya mengacu pada beban penjualan dan beban administrasi dan umum dan tidak termasuk perhitungan harga pokok penjualan (cost good sold).”

Menurut Mulyadi (2000:84) mengemukakan bahwa :

“Biaya operasional sebagai biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa biaya operasional adalah biaya yang merupakan biaya gabungan dari seluruh biaya, seperti biaya penjualan, biaya


(36)

administrasi dan umum yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan akitivitasnya.

3.1.5 Anggaran Biaya Operasional

MenurutAdisaputro (2003:289)menyatakan bahwa :

“Anggaran biaya operasional adalah anggaran atau taksiran semua biaya yang dikeluarkan dan pada hakekatnya dianggap habis dalam masa tahun buku.” MenurutM Narafin (2007:15)menyatakan bahwa :

“Anggaran biaya operasional adalah anggaran yang bertujuan untuk menyusun laba rugi. Anggaran laba rugi adalah anggaran berupa daftar yang disusun seara sistematis atas pendapatan, beban, dan laba rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.”

Jadi dapat disimpulkan anggaran operasional merupakan rencana tentang seluruh kegiatan perusahaan. Umumnya tujuan akhir perusahaan adalah mendapat keuntungan.

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek

3.2.1 Prosedur Realisasi Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Indonesia Power UBP Saguling

1. Pengalokasian Anggaran

Ditetapkannya pengalokasian, apakah alokasi masuk ke partial atau kolektif. Penetapan alokasi anggaran untuk melaksanakan program kerja yang disetujui


(37)

29

dalam RKA. Sebelum PA di tetapkan , Rencana kerja dan pengadaan barang dan jasa belum boleh dimulai.

2. Pengajuan RKA

- Penetapan RKA-UB dilakukan setelah RKAP disahkan oleh RUPS.

- RKA-UB disampaikan kepada masing-masing GM-UB untuk selanjutnya diteruskan kepada UB dan BU secara rahasia dan terbatas.

3. Proses Penetapan PA-AO Partial

- BU menyusun schedule pelaksanaan untuk setiap rencana kerja operasi dan menyusun RAB/RPB/RPP untuk rencana kerja yang akan dilaksanakan.

- Usulan PA yang telah direkomendasikan oleh BIC disampaikan kepada BC ketika rencana kerja operasi akan dimulai.

- BC melakukan evaluasi atas usulan PA untuk memastikan bahwa usulan PA tersebut termasuk kedalam rencana kerja operasi yang disetujui dalam RKA dan nilainya mencukupi.

- Bila dokumen sudah lengkap, maka GM segera menetapkan PA nya. - PA disampaikan secara rahasia kepada BU dengan tembusan dari BIC, SPS

Keuangan dan UB.

4. Proses Pelaksanaan Rencana Kerja Operasi


(38)

- Dengan menyusun PAB/RPB/RPP untuk rencana kerja yang akan dilaksanakan dan dilanjutkan dengan proses pengadaan barang atau jasa, serta pelaksanaan kerja operasi secara keseluruhan mengikuti ketentuan perusahaan yang berlaku. - Total nilai pelaksanaan suatu rencana kerja operasi (nilai kegiatan dan semua

biaya lainnya) tidak boleh melebihi nilai anggaran yang ditetapkan dalam PA-AO.

5. Proses Dropping Tunai ke UB

Proses dropping dilakukan sesuai dengan kebijakan dropping tunai yang berlaku di perusahaan.

6. Proses Pembayaran

- PA-AO merupakan syarat mutlak pembayaran, tagihan yang disampaikan ke SPS Keuangan UB hendaknya mencantumkan nomor PA-AO. Apabila PA-AO belum ditetapkan maka proses pembayaran belum dapat dilakukan.

- Total nilai yang dibayarkan suatu kegiatan tidak boleh melebihi nilai saldo PA-AO yang tercantum.

- Proses pembayaran dilakukan sesuai dengan kebijakan pembayaran yang berlaku di perusahaan.

7. Monitoring

- BU melakukan monitoring secara menerus atas pelaksanaan rencana kerja operasi yang dilakukan, mulai dari proses pengadaan barang jasa, pelaksanaan kontrak, sampai dengan pelaksanaan kegiatan tersebut selesai, dan memastikan


(39)

31

bahwa setiap kegiatan yang dilakukan mempunyai anggaran yang masih mencukupi dalam PA-AO.

- BU menyampaikan hasil monitoring pelaksanaan anggaran operasi kepada UB untuk memastikan pelaksanaan anggaran tersebut telah sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan.

- BIC-UB menyampaikan hasil monitoring dan pengendalian terhadap pelaksanaan anggaran operasi secara keseluruhan.

8. Pelaporan

- BU menyampaikan rekapitulasi pelaksanaan anggaran operasi kepada UB, setiap tanggal berakhir terakhir bulan berjalan.

- UB menggabungkan semua laporan yang diterima dari semua BU dan menyampaikan kepada UB dengan tembusan selambat-lambatnya tanggal 3bulan berikutnya.

- UB menggabungkan semua laporan yang diterima dari semua BU dan menggabungkan sehingga menjadi laporan pelaksanaan AO-UB dan mengirimkannya via email kepada KP setelah disetujui GM, selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya.

- KP menggabungkan semua laporan pelaksanaan AO yang diterima dari semua UB, dan direkonsiliasi dengan laporan yang diterima dari BIC-KP, serta melakukan konsolidasi untuk selanjutnya disamaikan kepada DIRKEU, selambat-lambatnya 8 bulan berikutnya.


(40)

- KP selanjutnya menyiapkan laporan pelaksanaan AO konsolidasi untuk kebutuhan manajemen sesuai dengan aturan yang berlaku,setiap saat dibutuhkan.

9. Tindak Lanjut

- UB menindaklanjuti hasil monitoring dan pelaporan sebagai bentuk pengendalian terhadap pelaksanaan anggaran operasi UB.

- KP member umpan balik terhadap pelaksanaan anggaran operasi UB sebagai bentuk pengendalian anggaran operasi secara korporat.

3.2.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam Realisasi Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Indonesia Power UBP Saguling

Dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan anggaran operasi di unit bisnis dan kantor pusat terdiri dari dokumen utama dan dokumen pendukung.

Dokumen utama adalah dokumen yang penetapan dan penyusunannya merupakan kewenangan dari direktorat keuangan divisi anggaran.

Sedangkan dokumen pendukung adalah dokumen sebagai alat bantu daam proses persetujuan dan penetapan dokumen utama. Dokumen-Dokumen tersebut seperti :

a. RKA (Rencana Kerja Anggaran)

Rencana kerja anggaran merupakan langkah awal program kerja yang telah disusun dan dapat dijadikan tolak ukur pelaksanaan program kerja dapat


(41)

33

dilaksanakan dengan baik. Rencana kerja anggaran memuat pencapaian hasil kerja dari pelaksanaan alokasi biaya yang di tetapkan.

b. PA-AO Kolektif dan partial (pengadaan barang dan jasa)

PA-AO merupakan dokumen yang harus dijaga kerahasiaannya dan digunakan untuk internal. Karena itu pendistribusiannya harus dilakukan secara rahasia dan terbatas. Artinya hnya pihak-pihak terkait dalm perusahaan yang boleh mengetahui.

c. Laporan Monitoring

Monitoring merupakan cara untuk memastikan bahwa anggaran operasi dapat terlaksana sesuai dengan rencana kerja anggaran (RKA) yang telah ditetapkan. Monitoring ini dilakukan secara berkelanjutan selama satu tahun kedepan.

d. RAB/RPP

RAB/RPP merupakan Dokumen yang dibuat sebagai dokumen penagihan sejumlah yang tertera di rencana kerja anggaran (RKA).

e. Dokumen sejenis pengadaan barang dan jasa yang berlaku di perusahaan Dokumen tersebut merupakan dokumen yang dibuat untuk menyatakan bahwa Kantor pusat telah melakukan pencairan atau droping tunai kepada Unit Bisnis sesuai yang tertera di rencana kerja anggaran atau sesuai yang telah di ACC oleh kantor pusat.


(42)

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Analisis Prosedur Realisasi Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Indonesia Power UBP Saguling

Menurut analisis penulis, dalam realisasi anggaran biaya operasional PT. Indonesia Power UBP Saguling setiap triwulan akan menerbitkan anggaran tunai (AT) yang merupakan rencana alokasi rinci dari suatu anggaran. Anggaran biaya operasional diterbitkan atas dasar penetapan anggaran biaya operasional ketempat anggaran tunai.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa realisasi anggaran biaya operasional pada PT. Indonesia Power UBP Saguling sudah melakukan kegiatan operasional berdasarkan anggaran biaya yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat. Anggaran biaya operasional pada PT. Indonesia Power UBP Saguling sudah berperan sebagai alat pengendalian biaya operasional untuk menghindari pemakaian biaya yang berlebihan dan juga pengendalian suatu kegiatan agar seminimal mungkin tidak menyimpang dari anggaran yang telah dibuat, tetapi pada PT Indonesia Power masih sering mengalami pembengkakan biaya yang disebabkan oleh kegiatan mendadak atau penambahan kegiatan perusahaan, yang mengakibatkan harus dibuatkan lagi surat pengajuan realokasi kembali kepada kantor pusat. Kemudian disamping itu setiap bagian harus bertanggung jawab mengenai pelaksanaan anggaran biaya operasional agar selalu cermat dan teliti mengenai biaya yang dikeluarkan sehingga tidak menyimpang dari tujuan perusahaan.


(43)

35

3.3.2 Analisis Dokumen yang digunakan PT. Indonesia Power UBP Saguling Dokumen-dokumen yang digunakan dalam realisasi anggaran pada PT Indonesia Power yaitu Rencana Kerja Anggaran (RKA), Pengadaan barang dan jasa (PA-AO) kolektif, Pengadaan barang dan jasa yang lebih dari dua puluh lima juta (PA-AO) partial, Laporan monitoring, Rencana Anggaran Biaya (RAB/RPP), Bukti Kwitansi atau dokumen sejenis pengadaan barang dan jasa yang berlaku di perusahaan.

Berdasarkan analisis penulis, dokumen-dokumen tersebut diatas sudah cukup memadai meskipun masih memiliki beberapa kekurangan, hal ini dapat dilihat dari beberapa hal sebagai beerikut :

a. Dokumen yang digunakan dalam pengadaan barang dan jasa (PA-AO) kolektif pada dokumen tersebut dipergunakan dalam intern perusahaan dan pada dokumen Rencana kerja anggaran hanya dicetak satu lembar.

b. Dokumen yang digunakan dalam rencana kerja anggaran tidak ada otorisasi dari pihak berkepentingan (user) yang membuatnya, sehingga sulit untuk dipertanggungjawabkan dalam penggunaannya.

c. Isi dari seluruh dokumen peealisasian anggaran tersebut mudah dipahami oleh pihak yang mendapatkan tembusan dokumen dan berkepentingan didalamnya.


(44)

36 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Indonesia Power UBP Saguling mengenai Realisasi Anggaran Biaya Operasional pada perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam realisasi anggaran biaya operasional PT. Indonesia Power UBP Saguling sudah baik dan memenuhi aturan-aturan yang telah di tetapkan oleh kantor pusat, namun masih sering terjadi pemborosan biaya operasional, sehingga sering terjadi juga kekurangan dana yang mengharuskan kantor cabang melakukan realokasi pengajuan dana kembali kepada kantor pusat.

2. Dalam dokumen yang digunakan dengan realisasi anggaran biaya operasional PT. Indonesia Power UBP Saguling sudah baik, yang terdiri dari dokumen utama dan dokumen pendukung. Tetapi untuk Rencana Kerja Anggaran (RKA) intern masih dilakukan pencetakan satu lembar saja dan belum adanya otorisasi pada dokumen Rencana Kerja Anggaran (RKA).


(45)

37

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Indonesia Power UBP Saguling penulis mencoba mengemukakan saran yang berhubungan dengan realisasi anggaran biaya operasional bahwa:

1. Dalam prosedur realisasi anggaran biaya operasional PT. Indonesia Power UBP Saguling diharapkan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya dan lebih mampu lagi meminimalisir pemborosan anggaran biaya anggaran biaya operasional PT. Indonesia Power UBP Saguling dengan cara melakukan kegiatan monitoring setiap melakukan kegiatan,tidak hanya memonitoring jika diminta berita acara saja.

2. Dalam dokumen yang digunakan dengan realisasi anggaran biaya operasional PT. Indonesia Power UBP Saguling diharapkan juga bisa ditingkatkan menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya,terutama pada pencetakan RKA pengadaan barang dan jasa dilakukan pencetakan rangkap dua untuk menjadi dokumen atau bukti jika suatu saat diperlukan dan diadakannya otorisasi RKA agar aman dan dapat dipertanggungjawabkan dalam penggunaanya.


(46)

i

OPERASIONAL PADA PT. INDONESIA POWER UBP SAGULING

Oleh :

Dewi Anggraeni / 21110127 Bandung, Desember 2013

Mengetahui,

Pembimbing Akademis Pembimbing Teknis

Dr. Surtikanti SE.,M.Si., Ak Joni Arifin

NIP.4127.34.03.007 NIP.7393381k3

Disetujui,

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Surtikanti SE.,M.Si., Ak NIP:4127.34.03.007


(47)

(48)

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, Desember 2013

Penulis, Perusahaan.

Dewi Anggraeni Joni Arifin NIM. 21110127 NIP. 7393381k3

Mengetahui, Pembimbing

Dr. Surtikanti,SE.,M.Si.,Ak NIP : 4127.34.03.007

Catatan :

Kecuali Bab I dan Bab III untuk tidak dionlinekan, dengan alasan data perusahaan yang bersifat konfidensial.


(1)

35

3.3.2 Analisis Dokumen yang digunakan PT. Indonesia Power UBP Saguling Dokumen-dokumen yang digunakan dalam realisasi anggaran pada PT Indonesia Power yaitu Rencana Kerja Anggaran (RKA), Pengadaan barang dan jasa (PA-AO) kolektif, Pengadaan barang dan jasa yang lebih dari dua puluh lima juta (PA-AO) partial, Laporan monitoring, Rencana Anggaran Biaya (RAB/RPP), Bukti Kwitansi atau dokumen sejenis pengadaan barang dan jasa yang berlaku di perusahaan.

Berdasarkan analisis penulis, dokumen-dokumen tersebut diatas sudah cukup memadai meskipun masih memiliki beberapa kekurangan, hal ini dapat dilihat dari beberapa hal sebagai beerikut :

a. Dokumen yang digunakan dalam pengadaan barang dan jasa (PA-AO) kolektif pada dokumen tersebut dipergunakan dalam intern perusahaan dan pada dokumen Rencana kerja anggaran hanya dicetak satu lembar.

b. Dokumen yang digunakan dalam rencana kerja anggaran tidak ada otorisasi dari pihak berkepentingan (user) yang membuatnya, sehingga sulit untuk dipertanggungjawabkan dalam penggunaannya.

c. Isi dari seluruh dokumen peealisasian anggaran tersebut mudah dipahami oleh pihak yang mendapatkan tembusan dokumen dan berkepentingan didalamnya.


(2)

36 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Indonesia Power UBP Saguling mengenai Realisasi Anggaran Biaya Operasional pada perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam realisasi anggaran biaya operasional PT. Indonesia Power UBP Saguling sudah baik dan memenuhi aturan-aturan yang telah di tetapkan oleh kantor pusat, namun masih sering terjadi pemborosan biaya operasional, sehingga sering terjadi juga kekurangan dana yang mengharuskan kantor cabang melakukan realokasi pengajuan dana kembali kepada kantor pusat.

2. Dalam dokumen yang digunakan dengan realisasi anggaran biaya operasional PT. Indonesia Power UBP Saguling sudah baik, yang terdiri dari dokumen utama dan dokumen pendukung. Tetapi untuk Rencana Kerja Anggaran (RKA) intern masih dilakukan pencetakan satu lembar saja dan belum adanya otorisasi pada dokumen Rencana Kerja Anggaran (RKA).


(3)

37

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Indonesia Power UBP Saguling penulis mencoba mengemukakan saran yang berhubungan dengan realisasi anggaran biaya operasional bahwa:

1. Dalam prosedur realisasi anggaran biaya operasional PT. Indonesia Power UBP Saguling diharapkan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya dan lebih mampu lagi meminimalisir pemborosan anggaran biaya anggaran biaya operasional PT. Indonesia Power UBP Saguling dengan cara melakukan kegiatan monitoring setiap melakukan kegiatan,tidak hanya memonitoring jika diminta berita acara saja.

2. Dalam dokumen yang digunakan dengan realisasi anggaran biaya operasional PT. Indonesia Power UBP Saguling diharapkan juga bisa ditingkatkan menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya,terutama pada pencetakan RKA pengadaan barang dan jasa dilakukan pencetakan rangkap dua untuk menjadi dokumen atau bukti jika suatu saat diperlukan dan diadakannya otorisasi RKA agar aman dan dapat dipertanggungjawabkan dalam penggunaanya.


(4)

i

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK

TINJAUAN ATAS PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. INDONESIA POWER UBP SAGULING

Oleh :

Dewi Anggraeni / 21110127 Bandung, Desember 2013

Mengetahui,

Pembimbing Akademis Pembimbing Teknis

Dr. Surtikanti SE.,M.Si., Ak Joni Arifin

NIP.4127.34.03.007 NIP.7393381k3

Disetujui,

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Surtikanti SE.,M.Si., Ak NIP:4127.34.03.007


(5)

(6)

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, Desember 2013

Penulis, Perusahaan.

Dewi Anggraeni Joni Arifin NIM. 21110127 NIP. 7393381k3

Mengetahui, Pembimbing

Dr. Surtikanti,SE.,M.Si.,Ak NIP : 4127.34.03.007

Catatan :

Kecuali Bab I dan Bab III untuk tidak dionlinekan, dengan alasan data perusahaan yang bersifat konfidensial.