6
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Salah satu program khusus KKN PPM Tematik Revolusi Mental Universitas Udayana adalah Program KK Dampingan. Program Pendampingan Keluarga PPK adalah program
pelaksanaan program KKN PPM di UniversitasUdayana. PPK termasuk dalam program pokok non-tema yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu.
Jumlah jam kerja efektif mahasiswa untuk kegiatan PPK adalah 90 jam. Maksud dan tujuan pelaksanaan PPK yaitu diharapkan mampu meningkatkan kepedulian
dan kemampuan mahasiswa menemukan, mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanaan program yang
inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga- lembaga yang ada didesa.
Sasaran PPK ini adalah Rumah Tangga Miskin RTM atau keluarga yang tergolong kedalam keluarga pra-sejahtera pra-KS ataukeluarga yang mengalami ketertinggalan. Selama
kurun waktu 5 minggu, mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh KK dampingan tersebut serta mencarikan solusi atas masalah yang dihadapi oleh KK
dampingan tersebut. Di Desa Gulingan, Kabupaten Badung yang terdiri dari 13 banjar dapat dikatakan masih
banyak terdapat keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra-sejahtera pra-KS atau keluarga yang mengalami ketertinggalan yang dapat menjadi sasaran program ini. Salah satu keluarga
kurang mampu dapat ikuti dan dampingi kegiatannya selama 5 minggu adalah keluarga Bapak I Made Jegeg yang bertempat tinggal di Br.Sedahan, Desa Gulingan. Adapun data dari KK
Dampingan ada pada table dibawah ini.
7
Tabel data KK Dampingan No
Nama Status
Umur thn
Pendidikan Pekerjaan
Ket.
1. I Made Jegeg
Kawin 67
Tamat SDSederajat
Serabutan Kepala
Keluarga 2.
Ni Putu Darti Kawin
61 Tamat
SDSederajat Ibu Rumah
Tangga Istri
I Made Jegeg adalah seorang Ayah yang berumur 67 tahun yang tinggal hanya bersama istri Ni Putu Darti yang berumur 61, di Banjar Sedahan, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi,
Kabupaten Badung. Keadaan di rumah Bapak I Made Jegeg cukup memprihatinkan dengan dua ruangan tidur dan kondisi dapur yang berbeda ruangan . Konstruksi rumah Bapak I Made Jegeg
hanyalah rumah sederhana dengan alas yang masih di plester dengan semen, dinding batako tanpa plester dan cat, serta beratap genteng. Untuk memperoleh air bersih Bapak I Made Jegeg
harus menimba air di sumur di pekarangannya. Keluarga ini memasak dengan tungku kayu bakar yang jauh dari layak serta masih menggunakan cara tradisional untuk memasak nasi yang
terbilang cukup lama dan susah.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1